Anda di halaman 1dari 15

STRES KERJA DAN

PENDEKATAN METODE STUDI


EPIDEMIOLOGI

RAHMI KURNIA GUSTIN, SKM, M.KES


DEFENISI

 Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang


disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan,
proses maupun lingkungan kerja. Dengan
demikian Penyakit Akibat Kerja merupakan
penyakit yang artifisial atau man made disease.

 Penyakit Akibat Kerja – Occupational Disease


adalah penyakit yang mempunyai penyebab
yang spesifik atau asosiasi yang kuat dengan
pekerjaan, yang pada umumnya terdiri dari
satu agen penyebab yang sudah diakui.
 Penyakit yang Berhubungan dengan
Pekerjaan – Work Related Disease adalah
penyakit yang mempunyai beberapa
agen penyebab, dimana faktor pekerjaan
memegang peranan bersama dengan
faktor risiko lainnya dalam
berkembangnya penyakit yang
mempunyai etiologi kompleks.

 Penyakit yang Mengenai Populasi Kerja


– Disease of Fecting Working Populations
adalah penyakit yang terjadi pada
populasi pekerja tanpa adanya agen
penyebab ditempat kerja, namun dapat
diperberat oleh kondisi pekerjaan yang
buruk bagi kesehatan
PAJANAN BERBAHAYA
1. Debu , gas , atau asap
2. Suara / kebisingan ( noise )
3. Bahan toksik ( racun )
4. Getaran ( vibration )
5. Radiasi
6. Infeksi kuman atau dingin
yang ekstrem
7. Tekanan udara tinggi atau
rendah yang ekstrem
MENURUT KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 1993
TERTANGGAL 27 FEBRUARI 1993, PENYAKIT YANG TIMBUL
AKIBAT HUBUNGAN KERJA

adalah penyakit yang disebabkan oleh


pekerjaan atau lingkungan kerja
 pasal 1. Keputusan Presiden tersebut
melampirkan Daftar Penyakit yang
diantaranya yang berkaitan dengan
pulmonologi termasuk pneumokoniosis
dan silikotuberkulosis, penyakit paru dan
saluran nafas akibat debu logam keras,
penyakit paru dan saluran nafas akibat
debu kapas, vals, henep dan sisal
(bissinosis), asma akibat kerja, dan
alveolitis alergika.
 Pasal 2 Keputusan Presiden tersebut
menyatakan bahwa mereka yang menderita
penyakit yang timbul karena hubungan
kerja berhak memperoleh jaminan
kecelakaan kerja.
 Keputusan Presiden tersebut merujuk
kepada Undang-Undang RI No 3 tahun 1992
tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, yang
pasal 1 nya menyatakan bahwa kecelakaan
kerja adalah kecelakaan yang terjadi
berhubung dengan hubungan kerja,
termasuk penyakit yg timbul karena hub
kerja, demikian pula kecelakaan yang
terjadi dalam perjalanan berangkat dari
rumah menuju tempat kerja, dan pulang
kerumah melalui jalan yg biasa atau wajar
dilalui.
KLASIFIKASI PENYAKIT AKIBAT KERJA

Dalam melakukan tugasnya di perusahaan seseorang


atau sekelompok pekerja berisiko mendapatkan
kecelakaan atau penyakit akibat kerja.
WHO membedakan empat kategori Penyakit Akibat
Kerja, yaitu:

1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya


Pneumoconiosis.
2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan,
misalnya Karsinoma Bronkhogenik.
3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab di
antara faktor-faktor penyebab lainnya, misalnya Bronkhitis
khronis.
4. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang
sudah ada sebelumnya, misalnya asma.
PENGERTIAN STRES AKIBAT KERJA KERJA

 Menurut Handoko (2008:200), stres kerja adalah


suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi proses
berpikir, emosi, dan kondisi seseorang, hasilnya stres yang
terlalu berlebihan dapat mengancam kemampuan seseorang
untuk menghadapi lingkungan dan pada akhirnya akan
mengganggu pelaksanaan tugas-tugasnya.

 Menurut Sasono (2004:47), stres kerja bisa


dipahami sebagai keadaan dimana seseorang menghadapi
tugas atau pekerjaan yang tidak bisa atau belum bisa
dijangkau oleh kemampuannya. Jika kemampuan seseorang
baru sampai angka 5 (lima) tetapi menghadapi pekerjaan
yang menuntut kemampuan dengan angka 9 (sembilan), maka
sangat mungkin sekali orang itu akan terkena stres kerja.
PENYEBAB STRES KERJA

Menurut Hasibuan (2012:204) faktor-faktor penyebab


stres karyawan, antara lain sebagai berikut:

1. Beban kerja yang sulit dan berlebihan.


2. Tekanan dan sikap pemimpin yang kurang adil
dan wajar.
3. Waktu dan peralatan kerja yang kurang
memadai.
4. Konflik antara pribadi dengan pimpinan atau
kelompok kerja.
5. Balas jasa yang terlalu rendah.
6. Masalah-masalah keluarga seperti anak, istri,
mertua, dan lain-lain.
FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN

1. Selain mempengaruhi desain struktur sebuah


perusahaan, ketidakpastian lingkungan juga
mempengaruhi tingkat stres para karyawan
dalam perusahaan. Perubahan dalam siklus
bisnis menciptakan ketidakpastian ekonomi.
2. Ketidakpastian politik juga merupakan
pemicu stres diantara karyawan.
3. Perubahan teknologi adalah faktor lingkungan
ketiga yang dapat menyebabkan stres, karena
inovasi-inovasi baru yang dapat membuat
bentuk inovasi teknologi lain yang serupa
merupakan ancaman bagi banyak orang dan
membuat mereka stres.
FAKTOR-FAKTOR PERUSAHAAN
1. Tuntutan tugas merupakan faktor yang terkait
dengan pekerjaan seseorang, meliputi: desain
pekerjaan individual (otonomi, keragaman tugas,
tingkat otomatisasi), kondisi kerja dan tata letak
fisik pekerjaan.
2. Tuntutan peran adalah beban peran yang berlebihan
dialami ketika karyawan diharapkan melakukan
lebih banyak daripada waktu yang ada. Ambiguitas
peran manakala ekspektasi peran tidak dipahami
secara jelas dan karyawan tidak yakin apa yang
harus ia lakukan.
3. Tuntutan antarpribadi yaitu tekanan yang
diciptakan oleh karyawan lain, tidak adanya
dukungan dari kolega dan hubungan antarpribadi
yang buruk dapat menyebabkan stres.
FAKTOR-FAKTOR PRIBADI

Faktor-faktor pribadi ini terutama


menyangkut masalah keluarga,
masalah ekonomi pribadi serta
kepribadian dan karakter yang
melekat dalam diri seseorang.
Berbagai kesulitan dalam hidup
perkawinan, retaknya hubungan
dan kesulitan masalah disiplin
dengan anak-anak merupakan
masalah hubungan yang
menciptakan stres bagi karyawan
yang lalu terbawa sampai ketempat
kerja.
DAMPAK DAN AKIBAT YANG
DITIMBULKAN DARI STRES KERJA:

1. Subjektif, berupa kekhawatiran atau


ketakutan, agresi, apatis, rasa bosan,
depresi, keletihan, frustrasi, kehilangan
kendali emosi, penghargaan diri yang
rendah, gugup, kesepian.
2. Perilaku, berupa mudah mendapat
kecelakaan, kecanduan alkohol,
penyalahgunaan obat, luapan emosional,
makan atau merokok secara berlebihan,
perilaku impulsif, tertawa gugup.
3. Kognitif, berupa ketidakmampuan untuk
membuat keputusan yang masuk akal,
daya konsentrasi rendah, kurang
perhatian, sangat sensitif terhadap kritik,
hambatan mental.
4. Fisiologis, berupa kandungan
glukosa darah meningkat, denyut
jantung dan tekanan darah
meningkat, mulut kering,
berkeringat, bola mata melebar,
panas, dan dingin.

5. Organisasi, berupa angka


absensi, omset, produktivitas
rendah, terasing, dari mitra kerja,
komitmen organisasi dan loyalitas
berkurang.
THANK YOU…

Anda mungkin juga menyukai