Makalah Rematik KLP 7
Makalah Rematik KLP 7
OLEH
KELOMPOK VII
UNIVERSITAS PANCASAKTI
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu saya hantarkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya kepada saya, sehingga
kepada kelompo VII bisa menyelesaikan tugas makalah dengan judul
“REMATIK (RHEUMATOID ARTHRITIS)”.
PENDAHULUAN
4. Bagaimana patofisiologi rheumatoid arthritis?
5. Jelaskan pathway rheumatoid arthritis?
7. Bagaimana prognosis rheumatoid arthritis?
10.Bagaimana penatalaksanaan rheumatoid arthritis?
C. TUJUAN
1. Menjelaskan pengertian rheumatoid arthritis.
2. Menjelaskan etiologi rheumatoid arthritis
5. Menjelaskan pathway rheumatoid arthritis.
6. Menjelaskan komplikasi rheumatoid arthritis.
7. Menjelaskan prognosis rheumatoid arthritis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang berarti
sendi. Kedua, itis yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti radang
sendi. Sedangkan rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit autoimun dimana
persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan, sehingga
terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan
bagian dalam sendi (Gordon, 2002). Engram (1998) mengatakan bahwa,
rheumatoid arthritis adalah penyakit jaringan penyambung sistemik dan kronis
dikarakteristikkan oleh inflamasi dari membran sinovial dari sendi diartroidial.
B. ETIOLOGI
Ketika penyakit ini aktif gejala dapat termasuk kelelahan, kehilangan energi,
kurangnya nafsu makan, demam kelas rendah, nyeri otot dan
sendi serta kekakuan otot dan kekauan sendi biasanya paling sering di pagi hari.
Disamping itu juga manifestasi klinis rheumatoid arthritis sangat bervariasi dan
biasanya mencerminkan stadium serta beratnya penyakit. Rasa nyeri,
pembengkakan, panas, eritema dan gangguan fungsi merupakan gambaran klinis
yang klasik untuk rheumatoid arthritis (Smeltzer & Bare, 2002). Gejala sistemik
dari rheumatoid arthritis adalah mudah capek, lemah, lesu, takikardi, berat badan
menurun, anemia (Long, 1996).
D. PATOFISIOLOGI
E. KOMPLIKASI
1. Osteoporosis
2. Gangguan jantung
3. Gangguan paru
F. PROGNOSIS
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Tes faktor reumatoid positif, antinuclear antibody (ANA), posotif bermakna pada
sebagian penderita.
2. LED naik pada penyakit aktif : Umumnya meningkat pesat ( 80 – 100 mm/h)
mungkin kembali normal sewaktu gejala – gejala meningkat; anemia; albumin
serum rendah dan fosfatase alkali meningkat.
3. Rontgen menunjukkan erosi terutama pada sendi – sendi tangan, kaki dan
pergelangan pada stadium dini; kemudian, pada tiap sendi.
4. Kelainan destruktif yang progresif pada sendi dan disorganisasi pada penyakit
yang berat.
b. Khasiat/ Indikasi
Obat ini sering digunakan untuk segala macam nyeri juga pada migrain dan
encok. Lagipula secara parenteral sangat efektif untuk
menanggulangi nyeri kolik hebat (kandung kemih dan kandung empedu).
2. Martindale 35th edition : ebook
Diklofenak, derivate asam fenil asetat, adalah AINS. Digunakan dalam bentuk
garam natrium untuk menghilangkan nyeri dan inflamasi dalam berbagai kondisi,
musculoskeletal dan kerusakan tulang sendi seperti rheumatoid arthritis,
osteoarthritis, da ankylosin spendytis; kerusakan jaringang sinyoid nartis dan
tendonisitis; kerusakan jaringan lunak sepertin sprains dan strics; dan kondisi
nyeri lainnya seperti kolik ginjal, asam urat akut, dysmenorrheal.
3. American Hospital Formulary Service Drug Information 2004 : e-book
a. Inflamasi
Natrium diklofenak dan kalium diklofenak digunakan sebagai antiinflamasi dan
analgesic pada pengobatan gejala akut dan kronik rheumatoid, dan osteoarthritis.
b. Arthritis rheumatoid dan osteoarthritis
Ketika digunakan untuk pengobatan gejala arthritis rheumatoid, diklofenak dapat
menghilangkan nyeri dan kekakuan,menghilangkan pembengkakan. Dalam
mengobati gejala osteoarthritis, diklofenak menghilangkan nyeri dan kekakuan,
dan aktivitas fungsional, meningkatkan fungsi lutut.
4. Data Obat Indonesia : 350
Pengobatan akut dan kronis gejala-gejala rheumatoid arthritis,osteoarthritis, dan
ankylosing sponditis.
5. Farmakologi dan Terapi : 217
Beberapa AINS di bawah ini (diklofenak) umumnya bersifat antiinflamasi,
analgesic, dan antipiretik. Obat ini hanya digunakan untuk terapi penyakit
inflamasi sendi seperti arthritis rheumatoid, osteoarthritis, sponditi ankilosa, dan
penyakit pira.
c. Mekanisme Kerja
1. Farmakologi dan Terapi : 207
Golongan obat ini menghambat enzim siklooksigenase sehingga konceksi asam
arachidonat menjadi PGG2 terganggu.
2. Obat-Obat Penting Edisi V : 311
Cara kerja NSAID untuk sebagian besar berdasarkan hambatan sitesis
prostaglandin di mana kedua jenis siklooksigenase diblokir.
3. American Hospital Formulary Service Drug Information 2004 : ebook
Diklofenak memiliki aksi farmakologis secara dengan AINS yang lain.
Kebanyakan aksinya berdasarkan penghambatan sintesis prostaglandin.
4. Data Obat Indonesia : 950
Natrium diklofenak adalah golongan obat nonsteroid, dengan aktivitas
antiinflamasi analgesia dan antipiretik. diklofenak dengan jalan menghambat
enzim siklooksigenase sehingga pembentukan prostaglandin terhambat.
d. Efek Samping
1. Data Obat Indonesia : 351
Nyeri, sakit kepala, pusing.
2. Farmakologi dan Terapi: 218
Efek samping yang lazim adalah mual dan peningkatan enzim transaminasi.
3. Martindale 35th edition : ebook
Nyeri, adakalanya, kerusakan jaringan pada daerah yang diinjeksikan ketika
diklofenak diberi intramuscular.
e. Kontraindikasi
f. Dosis
1. Martindale 35th Edition : ebook
2.Metotreksat
Saat ini MTX dianggap sebagai obat DMARD pilihan oleh banyak
rematologis untukmengatasi AR. MTX bekerja dengan menghambat produksi
sitokin (cytokines), menghambat biosintesis purin, dan mungkin menstimulasi
pelepasan adenosin, yang semuanya dapat mengarah pada kerja antiinflamasi.
Obat ini memiliki onset yang agak cepat, hasil dapat dilihat kurang lebih 2-3
minggu setelah dimulainya terapi. Obat bisa diberikan secara i.m., s.c., atau p.o.
Efek samping atau gejala toksisitas MTX adalah gangguan gastrointestinal,
hematologi, pulmonar, dan hepatik. Test terhadap fungsi liver perlu dilakukan
untuk memantau penggunaan obat ini. MTX dikontraindikasikan untuk kehamilan
dan menyusui, gangguan liver kronis, defisiensi imun, leukopenia,
trombositopenia, gangguan darah, serta pasien yang kreatin klirens-nya kurang
dari 40 mL/min. Karena MTX adalah antagonis asam folat, maka ia juga dapat
menyebabkan defisiensi asam folat. Untuk itu suplementasi asam folat diperlukan
untuk mengurangi efek samping. (Schuna, 2005).
3.Leflunomid
4.Hidroksiklorokuin
Obat ini dikenal sebagai antimalaria, tetapi juga dapat menekan sistem
imun, sehingga seringkali digunakan pada penyakit gangguan imun. Kelebihan
obat ini adalah ia tidak toksis terhadap hepar atau renal. Toksisitasnya bersifat
jangka pendek, meliputi : gangguan gastrointestinal seperti mual, muntah atau
diare.
F. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Memberikan Pendidikan
2. Istirahat
Sangat penting karena Rematoid Artritis biasanya disertai rasa lelah yang
hebat. Oleh karena itu, pasien harus membagi waktu istirahat dan beraktivitas.
3. Latihan Fisik
4. Termotrafi
Lakukan kompres panas pada sendi – sendi yang sakit dan bengkak mungkin
dapat mengurangi nyeri.
5. Gizi
Adapun syarat – syarat diet atritis reumatoid adalah protein cukup, lemak
sedang, cukup vitamin dan mineral, cairan disesuaikan dengan urine yang
dikeluarkan setiap hari. Rata – rata asupan cairan yang dianjurkan adalah 2 – 2 ½
L/hari, karbohidrat dapat diberikan lebih banyak yaitu 65 – 75% dari kebutuhan
energi total.
1. Pengkajian
Sistem Muskuloskeletal
a. Inspeksi :
- Perhatian keadaan sendi-sendi pada leher, spina servikal, spina torakal, lumbai,
bahu siku, pergelangan, tangan dan jari tangan, pinggul, lutut, ekstermitas
bawah dan panggul
.b. Palpasi :
- Adanya nyeri sendi padadaerah yang disertai kemerahan / bengkak.
Ringan : 0 – 3
Sedang : 3 – 7
Berat : 7 – 10
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut kronis berhubungan dengan distensi jaringan akibat akumulasi cairan/
proses inflamasi/ destruksi sendi.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Sebaiknya kita menjaga aktivitas, pola tidur, diet dan yang lainnya agar
seimbang, untuk menghindari AR menyerang pada sistem imun kita.
DAFTAR PUSTAKA