Oleh Kelompok 6 :
2. D.0002 Ketidakmampua a. Fisoilogis Tidak ada a. Frekuaensi a. Lelah a. Auskultasi suara a. Cedera kepala
Gangguan n beradaptasi b. Hipersekresi nafas b. Kuatir mesin inspirasi menurun b. Coronary artery bypass
penyapihan dengan c. Ketidakcukupan meningkat rusak b. Warna kulit graft (CABG)
ventilator pengurangan energi c. Fokus meningkat abnormal (mis: c. Gagal napas
bantuan d. Hambatan upaya b. Penggunaan otot pada pernapasan pucat, sianosis) d. Cardiac arrest
ventilator nafas (mis: nyeri bantu napas d. Gelisah c. Napas paradoks e. Transplantasi jantung
mekanik yang saat bernafas, c. Upaya napas abdominal f. Displasia
dapat kelemahan otot megap- d. Diaforesis bronkopulmonal
memperlama pernafasan, efek megap(gasping) e. Ekspresi wajah takut
proses sedasi) d. Upaya napas dan f. Tekanan darah
penyapihan e. Psikologis bantuan meningkat
f. Kecemasan ventilator tidak g. Frekuensi nadi
g. Perasaan tidak sinkron meningkat
berdaya e. Napas dangkal h. Kesadaran menurun
h. Kurang terpapar f. Agitasi
informasi tentang g. Nilai gas darah
proses penyapihan arteri abnormal
i. Penurunan
motivasi
j. Situasional
k. Ketidakadekuatan
dukungan social
l. Ketidaktepatan
kecepatan proses
penyapihan
m. Riwayat kegagalan
berulang dalam
upaya penyapihan
n. Riwayat
ketergantungan
ventilator>4 hari
D.0003 Kelebihan atau a. Ketidakseimbanga a. Dispnea a. PCO2 a. Pusing a. Sianosis a. Penyakit paru obstruksi
Gangguan kekurangan n ventilasi- perfusi meningkat/menur b. Penglihatan b. Diaforesis kronis(PPOK)
pertukaran oksigenasi b. Perubahan un kabur c. Gelisah b. Gagal jantung kongestif
gas dan/atau membrane b. PO2 menurun d. Napas cuping c. Asma
eliminasi alveolus-kapiler c. Takikardia hidung d. Pneumonia
karbondioksida d. PH arteri e. Pola napas abnormal e. Tuberkolosis paru
pada membrane meningkat/menur (cepat/lambat,regula f. ‘Penyakit membrane
alveolus-kapiler un r/ireguler, hialin
e. Bunyi nafas dalam/dangkal) g. Asfiksia
tambahan f. Warna kulit h. Persistent pulmonary
abnormal hypertension of
(mis:pucat, newborn (PPHN)
kebiruan) i. Prematuritas
g. Kesadaran menurun j. Infeksi saluran napas
D 004 Penurunan a. Gangguan a. Dispnea a. Penggunaan otot a. Tidak tersedia a. Gelisah a. penyakit paru obstruktif
Gangguan cadangan energi metabolism bantu napas b. takikardia kronis(PPOK)
ventilasi yang b. Kelelahan otot meningkat b. Asma
spontan mengakibatkan pernapasan b. Volume tidal c. Cedera kepala
individu tidak menurun d. Gagal napas
mampu c. PCO2 meningkat e. Bedah jantung
bernapas secara d. PO2 menurun f. Adult respiratory
adekuat e. SaO2 menurun distress syndrome
(ARDS)
g. Persistent pulmonary
hypertension of
newborn (PPHN)
h. Prematuritas
i. Infeksi saluran napas
D.0005 Inspirasi a. Depresi pusat a. Dispnea a. Penggunaan a. Ortopnea a. Pernafasan pursed- a. Depresi system saraf
dan/atau pernafasan otot bantu lip pusat
Pola nafas ekspirasi yang b. Hambatan upaya b. Pernapasan cuping b. Cedera kepala
pernafasan
tidak efektif tidak nafas(mis:nyeri hidung c. Trauma thorax
memberikan saat bernafas, b. Fase ekspirasi c. Diameter thoraks d. Gullian barre syndrome
ventilasi adekuat kelemahan otot memanjang anterior-posterior e. Mutiple sclerosis
pernafasan) c. Pola napas meningkat f. Myasthenia gravis
c. Deformitas dinding abnormal (mis: d. Ventilasi semenit g. Stroke
dada takipnea, menurun h. Kuadriplegia
d. Deformitas tulang bradypnea, e. Tekanan ekspirasi i. Intoksikasi alkohol
dada hiperventilasi, menurun
e. Gangguan kussmaul, f. Tekanan inspirasi
neuromuskular cheyne-stokes) menurun
f. Gangguan g. Ekskursi dada
neurologis(mis:ele berubah
ktroensefalogram(
EEG) positif,
cedera kepala,
gangguan kejang)
g. Imaturitas
neurologis
h. Penurunan energi
i. Obesitas
j. Posisi tubuh yang
menghambat
ekspansi paru
k. Sindrom
hipoventilasi
l. Kerusakan inervasi
diagframa(kerusak
an saraf C5 ke
atas)
m. Cedera pada
medulla spinalis
n. Efek agen
farmakologis
o. Kecemasan
DIAGNOSA GANGGUAN SISTEM SIRKULASI
Tanda Minor Kondisi Klinis
Diagnosa Tanda Mayor
No Definisi Etiologi Terkait
Keperawatan
Subjektif Objektif Subjektif Objektif
D.000 Gangguan Ketidakmampuan a. Penurunan fungsi (tidak tersedia) a. Frekuensi nadi (tidak tersedia) a. Gambaran EKG a. Henti jantung
7 sirkulasi untuk ventrikel < 50 x / menit menunjukan b. Bradikardi
spontan mempertahankan b. Abnormalitas atau >150 aritmia letal c. Takikardi
sirkulasi yang kelistrikan jantung kali /menit misalnya ventrikel d. Sindrom
adekuat untuk c. Abnormalitas struktur b. Frekuensi fibrilasi (VF), coroner akut
menunjang jantung pernafasan ventrikel takikardi e. Gagal jantung
kehidupan. meningkat yaitu (VT), PEA f. Kardiomiopati
< 6 kali b. Saturasi oksigen < g. Miokarditis
permenit atau > 85% h. Disaritmia
30 kali / menit c. Tidak ada i. Trauma
c. Tekanan darah produksi urin j. Perdarahan
sistolik <60 dalam 6 jam (mis.
mmHg atau > d. Suhu tubuh <34,5 Perdarahan
200 mmHg derajat celcius gastroinstestina,
d. Kesadaran e. Gambaran EKG rupture aorta,
menurun menunjukan perdarahan
aritmia mayor intracranial)
( mis: AV blok, k. Keracunan
takiaritmia / l. Overdosis
bradiaritmia, SVT, m. Tenggelam
VES n. Emboli paru
f. ETCO2
<35mmHg.
D.000 Penurunan Ketidakadekuatan a. Perubahan irama a. Perubahan a. Perubahan a. Perubahan a. Perubahan preload a. Gagal jantung
8 Curah Jantung jantung mempoma jantung irama jantung irama jantung preload b. Murmur jantung kongestif.
darah untuk b. Perubahan frekuensi b. Palpitasi b. Bradikardi / b. (tidak tersedia) c. BB bertambah b. Sindrom koroner
memenuhikenutuha jantung c. Perubahan takikardi c. Perubahan d. Penurunan tekanan akut.
n metabolisme c. Perubahan preload c. Gambaran EKG afterload arteri pulmonalis c. Stenosis mitral.
tubuh kontraktilitas d. Lelah aritmia atau ggn d. (tidak tersedia) e. Perubahan d. Regurgitasi
d. Perubahan pre load e. Perubahan after konduksi e. Perubahan afterload mitral.
e. Perubahan after load load d. Perubahan pre kontraktilitas f. Pulmonary e. Stenosis aorta.
f. Dispnea load jantung Vesikuler Resisten f. Regurgitasi
g. Perubahan e. Edema f. (tidak tersedia) meningkat atau aorta.
kontraktilitas f. Distensi vena g. Perilaku / menurun (PVR) g. Stenosis
h. PND jugularis emosional g. Sistemic Vesikuler pulmonal.
(Paroxymal g. CVP meningkat h. Cemas Resisten h. Regurgitasi
i. ,dyspnea) h. Hepatomegali i. Sedih meningkat atau trikuspidal.
j. Ortopnea i. Perubahan after menurun i. Stenosis
k. batuk load h. Perubahan pulmonal.
j. Tekanan darah kontraktilitas j. REgurgitasi
meningkat / i. Cardiac Index pulmonal.
menurun menurun k. Aritmia.
k. Nadi perifer j. Left Venrikuler l. Penyakit jantung
teraba lemah Stroke Work bawaan.
l. CRT > 3 detik menurun
m. Oliguria k. Stroke volume
n. Warna kulit index menurun
pucat / sianosis.
o. Perubahan l. Perilaku /
kontraktilitas emosional
p. Terdengar suara
jantung S3 atau m. (tidak tersedia)
S4
q. Ejection fraction
(EF) menurun
D.009 Perfusi perifer Penurunan sirkulasi a. Hiperglikemi (tidak tersedia) a. Pengisian a. Parastesia a. Edema a. Tromboflebitis.
Tidak Efektif darah pada level b. Penurunan kapiler > 3 detik b. Nyeri b. Penyembuhan luka b. Diabetes
kapiler yang dapat konsentrasi Hb b. Nadi perifer ekstermitas lambat melitus.
mengganggu c. Kekurangan volume menurun / tidak c. Anemia.
metabolism tubuh. cairan teraba d. Gagal Jantung
d. Penurunan aliran c. Akral teraba kongenital.
arteri dingin e. Kelainan jantung
e. Kurang terpapar d. Turgor kulit kongenital/
informasi tentang menurun f. Thrombosis
faktor pemberat arteri.
f. Kurang aktivitas fisik. g. Varises.
h. Trombosis vena
dalam.
i. Sindrom
kompartemen.
SDKI, Inkontinensia Perubahan 1. Tidak mampu 1. Tidak 1. Feses keluar Tidak tersedia 1. Bau feses 1. Spina bifida
Hal 98 Fekal kebiasaan buang mengontrol saraf mampu sedikit-sedikit 2. Kulit 2. Atresia ani
D.0041 air besar dari pola motoric bawah mengontrol dan sering perianal 3. Penyakit
normal yang 2. Penurunan tonus pengeluaran feces
ditandai dengan otot 2. Tidak mampu kemerahan Hirschsprung
pengeluaran feces 3. Gangguan kognitif menunda
secara involunter 4. Penyalahgunaan defekasi
(tidak disadari) lakstif
5. Pasca operasi
6. Kehilangan fungsi
pengendalian
sfingter rectum
7. Ketidakmampuan
mencapai kamar
mandi
8. Diare kronis
9. Stress berlebihan
SDKI, Inkontinensia Pengeluaran urine 1. Neuropati arkus 1. Keluarnya urin (tidak tersedia) 1. Berkemih tanpa (tidak tersedia) 1. Cedera kepala
Hal 100 Urine tidak terkendali refleks konstan tanpa sadar 2. Trauma
berlanjut dan terus menerus 2. Disfungsi distensi 2. Tidak sadar 3. Tumor
D.0042 tanpa distensi atau neurologis 2. Nokturia lebih inkotinesia urin 4. Infeksi medula
perasaan penuh 3. Kerusakan refleks dari 2 x spinalis
pada kandung kontraksi detrusor sepanjang tidur 5. Fistula saluran
kemih 4. Trauma kemih
5. Kerusakan Medula
spinalis
6. Kelainan anatomis
SDKI, Inkontinesia Kehilangan urin 1. Blok spinter 1. Residu volume 1. Kandung kemih (tidak tersedia) 1. Residu urin 1. Cedera kepala
Hal 0043 Urin Berlebih yang tidak 2. Kerusakan atau urine setelah distensi ( Bukan 100ml atau lebih 2. Neuropati alkoholik
D.0102 terkendali akibat ketidakadekuatan berkemih atau berhubungan dengan 3. Penyakit Parkinson
overdistensi jalur aferen keluhan kebocoran penyebab reversible 4. Penyakit
kandung kemih 3. Obstruksi jalan sedikit urin akut) atau kandung dimielinsasi
keluar urin( mis, 2. Nokturia kemih distensi 5. Sklerosis multipel
impaksi fekal, efek dengan sering, 6. Stroke
agen sedikit berkemih 7. Demensia progresif
farmakologis) atau dribbing 8. Depresi
4. Ketidakadekuatan
detrusor( mis, pada
kondisi stress atau
tidak nyaman,
deconditioned
voiding)
SDKI, Inkontinesia Pengeluaran urin 1. Ketidak mampuan 1. Mengompol (tidak tersedia) 1. Mengompol (tidak tersedia) 1. Asma
Hal 104 Urin tidak terkendali atau penurunan sebelum mencapai diwaktu pagi hari 2. Alergi
D.0044 Fungsional karena kesulitan mengenali tanda- atau selama usaha 2. mampu 3. Penyakit neurologi :
dan tidak mampu tanda berkemih memcapai toilet mengosongkan cedera/tumor/infeksi
mencapai toilet 2. Penurunan tonus kandung kemih medula spinalis
pada waktu yang kandung kemih lengkap 4. Cedera kepala
tepat. 3. Hambatan 5. Sklerosis multipel
mobilisasi 6. Dimielinisasi saraf
4. Faktor psikologis: 7. Neuropati
penurunan diabetikum
perhatian pada 8. Neuropati alkohol
tanda-tanda 9. Striktura uretra/leher
keinginan kandung kemih
berkemih( depresi, 10. Pembesaran prostat
bingung, delirium) 11. Pembengkakan
5. Hambatan periental
lingkungan (toilet
jauh, tempat tidur
terlalu tinggi,
lingkungan baru)
6. Kehilangan
sensorik dan
motoric (pada
Geriatri)
7. Gangguan
penglihatan
SDKI, Inkontinesia Pengeluaran urin 1. Kerusakan 1. Tidak 1. Volume residu (tidak tersedia) (tidak tersedia) 1. Cedera/tumor/infeks
Hal 106 Urin Refleks yang tidak konduksi implus mengalami sensasi urin meningkat i medula spinalis
D.0045 terkendali pada diatas arkus berkemih 2. Cyistitis
saat volume refleks 2. Dribbling 3. Pembedahan
kandung kemih 2. Kerusakan 3. sering BAK pelvis
tertentu tercapai Jaringan (mis, 4. Hesitancy 4. Sklerosis
terapi radiasi) 5. Nokturia multipel
6. Enuresis 5. Kanker kandung
kemih atau pelvis
6. Penyakit
Parkinson
7. Demensia
SDKI, Inkontinesia Kebocoran urin 1. Kelemahan 1. Mengeluh keluar Tidak tersedia 1. pengeluaran urin 1. Overdistensi 1. Obesitas
Hal 108 Urin Stres mendadak dan intrinsic spinkter urin < 50 ml saat tidak tuntas abdomen 2. Kehamilan/melahirk
D.0046 tidak dapat uretra tekanan abdominal 2. Urgensi miksi an
dikendalikan 2. Perubahan meningkat ( mis, 3. Frekuensi 3. Menopose
karena aktifitas degenerasi/non saat berdiri, bersin, berkemih 4. Infeksi saluran
yang meningkat degenerasi otot tertawa, berlari meningkat kemih
tekanan intra pelvis atau mengangkat 5. Operasi abdomen
abdominal. 3. Kekurangan benda berat) 6. Operasi prostat
estrogen 7. Penyakit Alzheimer
4. Peningkatan 8. Cedera medula
tekanan
itrabdomen spinalis
5. Kelemahan otot
pelvis
SDKI, Inkoninensia Keluar urin tidak 1. Iritasi reseptor 1. Keinginan Tidak tersedia Tidak tersedia Tidak tersedia 1. Riwayat
Hal 110 Urin Urgensi terkendali sesaat kontraksi kandung berkemih yang penyakit peradangan
D.0047 setelah keinginan kemih kuat disertai pelvis dan/atau
yang kuat untuk 2. Penurunan dengan vagina
berkemih(kebelet) kapasitas kandung inkontinensia 2. Riwayat
kemih penurunan kateter
3. Hiperaktvitas urin
detrusor dengan 3. Infeksi
kerusakan kandungan kemih
kontraktilitas dan/atau uretra
kandung kemih 4. Gangguan
4. Efek agen neurogenik/tumor/in
farmakologi(mis, feksi
dieuretik) 5. Penyakit
Parkinson
6. Neuropati
diabetikum
7. Operasi
abdomen
SDKI, Kesiapan Pola fungsi sistem - 1. mengungkapkan 1. Jumlah urin Tidak tersedia 1. Asupan 1. Cedera medula
Hal 112 peningkatan perkemihan yang keinginan untuk normal cairan cukup spinalis
D.0048 eliminasi urin cukup untuk meingkatkan 2. Karakteristik 2. Sklerosis multiple
memenuhi eliminasi urin urin normal 3. Kehamilan
kebutuhan 4. Trauma pelvis
eliminasi yang 5. Pembedahan
dapat ditingkatkan abdomen
6. Penyakit prostat
SDKI, Konstipasi Penurunan Fisiologis 1. Defekasi kurang 1. Feses keras 1. Mengejan 1. Distensi 1. Lesi/cedera pada
Hal 113 defekasi normal 1. Penurunan daro 2x seminggu 2. Peristaltik saat defekasi abdomen medula spinalis
D.0049 yang motilitas 2. pengeluaran usus menurun 2. Kelemahan 2. Spina bifida
disertaipengeluara gastrointestinal feses lama dan sulit umum 3. Stroke
n feses sulit dan 2. Ketidakcukupa 3. Teraba massa 4. Sklerosis multipel
tidak tuntas serta n diet pada rektal 5. Penyakit parkinson
feses kering dan 3. Ketidakcukupa 6. Demensia
banyak n asupan serat 7. Hiperparatiroidism
4. Ketidakcukupa e
n asupan cairan 8. Hipoparatiroidisme
5. Ketidakcukupa 9. Ketidakseimbanga
n pertumbuhan n elektrolit
gigi 10. Hemoroid
6. Aganglionik(m 11. Obesitas
is, penyakit 12. Pasca operasi
hisprung) obstruksi bowel
7. Kelemahan 13. Kehamilan
otot abdomen 14. Pembesaran prostat
15. Abses rektal
Psikologis 16. Fisura anorektal
1. Konfusi 17. Striktura anorektal
2. Depresi 18. Prolaps rektal
3. Gangguan 19. Ulkus rektal
emosional 20. Rektokel
21. Tumor
Situsional 22. Penyakit
1. Perubahan Hircsprung
kebiasaan 23. Impaksi feses
makanan( mis, jenis
makanan, jadwal
makan)
2. Ketidakadekuatan
toileting
3. Aktifitas fisik
harian kurang dari
yang dianjurkan
4. penyalahgunaan
laksatif
5. Efek agen
farmakologis
6. ketidakteraturan
kebiasaan defekasi
7. kebiasaan menahan
dorongan defekasi
8. perubahan
lingkungan
SDKI, Retensi Urine Pengosongan 1. Peningkatan sensai penuh pada 1. Disturia/anuria Dribbling 1. Inkontinesia 1. Benigna prostat
Hal 115 kandung kemih tekanan uretra kandung kemih 2. Distensi kandung berlebih hiperplasia
D.0050 yang tidak 2. Kerusakan kemih 2. Residu urin 2. Pembengkakan
lengkap. arkus refleks 150 ml atau perineal
3. Blok spingter lebih 3. Cedera medula
4. Disfungsi spinalis
neurologis( mis, 4. Rektokel
trauma, penyakit 5. Tumor di saluran
saraf) kemih
5. Efek agen
farmakologis( mis,
atropine,
belladonna,
psikotropik,
antihistamin,
opiate)
SDKI, Risiko Beresiko 1. Efek samping obat , Tidak tersedia Tidak tersedia Tidak tersedia Tidak tersedia 1. Infeksi/tumor/ba
Hal 117 Inkontinensia mengalami kopi, alkohol tu saluran kemih
D.0051 Urin Urgensi pengeluaran urin 2. Hiperrefleks dan/atau ginjal
yang tidak destrussor 2. Gangguan
terkendali 3. Gangguan system sistem saraf pusat
saraf pusat
4. Kerusakan
kontraksi kandung
kemih : relaksasi
spingter tidak
terkendali
5. Ketidakefektipan
kebiasaan berkemih
6. Kapasitas kandung
kemih kecil
SDKI, Risiko Beresiko Fisiologis Tidak tersedia Tidak tersedia Tidak tersedia Tidak tersedia 1. Lesi/cedera pada
Hal 118 Konstipasi mengalami 1. Penuruna medula spinalis
D.0052 penurunan mortilitas 2. Spina bifida
frekuensi normal gastrointenstinal 3. Stroke
defekasi disertai 2. Pertumbuhan 4. Sklerosis multipel
kesulitan dan gigi tidak adekuat 5. Penyakit Parkinson
pengeluaran feses 3. Ketidakcukupa 6. Demensia
tidak lengkap n diet 7. Hiperparatiroidisme
4. Ketidakcukupa 8. Hipoparatiroidisme
n asupan serat
5. Ketidakcukupa
n asupan cairan
6. Angalionik(mi
s, penyakit
hisprung)
7. Kelemahan
otot abdomen
Psikologis
1. konfusi
2. depresi
3. gangguan
emosional
Situsional
1. Perubahan
kebiasaan
makanan( mis, jenis
makanan, jadwal
makan)
2. Ketidakadekuatan
toileting
3. Aktifitas fisik
harian kurang dari
yang dianjurkan
4. penyalahgunaan
laksatif
5. Efek agen
farmakologis
6. ketidakteraturan
kebiasaan defekasi
7. kebiasaan menahan
dorongan defekasi
8. perubahan
lingkungan
DIAGNOSA AKTIFITAS DAN ISTIRAHAT
SDKI Gangguan Keterbatasan 1. Kerusakan integritas struktur 1. Mengeluh sulit 1. Kekuatan otot 1. Nyeri sendi 1. Sendi kaku 1. Stroke
hal Mobilitas dalam gerakan tulang menggerakkan menurun bergerak 2. Gerakan tidak 2. Cidera medulla
124 Fisik fisik dari satu 2. Perubahan metabolism ekstermitas 2. Rentang gerak 2. Enggan terkoordinasi spinalis
atau lebih 3. Ketidakbugaran fisik (ROM) melakukan 3. Gerakan terbatas 3. Trauna
D.005 ekstermitas 4. Penurunan kendali otot menurun pergerakan 4. Fisik lemah 4. Fraktur osteoarthritis
4 secara mandiri 5. Penurunan massa otot 3. Merasa cemas 5. Ostemalasia
6. Penurunan kekuatan otot saat bergerak 6. Keganasan
7. Keterlambatan
perkembangan
8. Kekuatan sendi
9. Kontraktur
10. Malnutrisi
11. Gangguan muskuloskeletal
12. Gangguan neuromuscular
13. Indeks masa tubuh diatas
persentil ke-75 sesuai usia
14. Efek agen farmakologis
15. Program pembatasan gerak
16. Nyeri
17. Kurang terpapar informasi
tentang aktivitas fisik
18. Kecemasan
19. Gangguan kognitif
20. Keengganan melakukan
pergerakan
21. Gangguan sensoripersepsi
SDKI Gangguan Gangguan 1. Hambatan lingkungan (mis. 1. Mengeluh sulit Tidak tersedia 1. Mengeluh Tidak tersedia 1. Nyeri/kolik
Hal Pola Tidur kualitas dan Kelembaban sekitar, suhu tidur kemampuan 2. Hipertiroidisme
126 kuantitas waktu lingkungan, pencahayaan, 2. Mengeluh sering beraktivitas 3. Kecemasan
D.005 tidur akibat kebisingan, bau tidak sedap, terjaga menurun 4. Penyakit paru
5 faktor eksternal jadwal pemantauan/ 3. Mengeluh tidak obstruksi kronis
pemeriksaan/tindakan) puas tidur 5. Kehamilan
2. Kurang control tidur 4. Mengeluh pola 6. Periode pasca partum
3. Kurang privasi tidur berubah 7. Periode pasca operasi
4. Restraint fisik 5. Mengeluh
5. Ketiadaan teman tidur istirahat tidak
6. Tidak familiar dengan cukup
peralatan tidur
SDKI Intoleransi Ketidakcukupan 1. Ketidakseimbangan antara 1. Mengeluh lelah 1. Frekuensi 1. Dipsnea 1. Tekanan darah 1. Anemia
Hal Aktivitas energy untuk suplai dan kebutuhan oksigen jantung saat/setelah berubah > 20% 2. Gagal jantung
128 melakukan 2. Tirah baring meningkat > istirahat dari kondisi kongestif
aktivitas sehari- 3. Kelemahan 20% dari 2. Merasa tidak istirahat 3. Penyakit jantung
D.005 hari 4. Imobilitas kondisi istirahat nyaman setelah 2. Gambaran EKG koroner
6 5. Gaya hidup monoton beraktivitas menunjukkan 4. Penyakit katup
3. Merasa lemah aritmia jantung
saat/setelah 5. Aritmia
aktivitas 6. Penyakit paru
3. Gambaran EKG obstruksi kronik
menunjukkan (PPOK)
iskemia 7. Gangguan metabolik
4. Sianosis 8. Gangguan
muskuloskeletal
SDKI Keletihan Penurunan 1. Gangguan tidur 1. Merasa energy 1. Tidak mampu 1. Merasa bersalah 1. Kebutuhan 1. Anemia
Hal kapasitas kerja 2. Gaya hidup monoton tidak pulih mempertahanka akibat tidak istirahat 2. Kanker
130 fisik dan mental 3. Kondisi fisiologis (mis. walaupun n aktivitas rutin mampu meningkat 3. Hipotiroidisme/hipert
yang tidak pulih Penyakit kronis, penyakit sudah tidur 2. Tampak lesu menjalankan iroidisme
D.005 dengan istirahat termal, amenia, malnutrisi, 2. Merasa kurang tanggung jawab 4. AIDS
7 kehamilan) tenaga 2. Libido menurun 5. Depresi
4. Program 3. Mengeluh lelah 6. Menopause
perawatan/pengobatan
jangka panjang
5. Peristiwa hidup negative
6. Stress berlebihan
7. Depresi
SDKI Gangguan Ketidak 1. Ketidakadekuatan Melaporkan Tidak mampu Tidak mampu Tidak tersedia 1. Stroke
HAL memori mampuan stimulasi pernah melakukan melakukan 2. Cedera kepala
140 mengingat intelektual mengalami kemampuan yang kemampuan 3. Kejang
D.0062 beberapa 2. Gangguan pengalaman dipelajari yang dipelajari 4. Penyakit Alzheimer
informasi atau sirkulasi ke otak lupa sebelumnya sebelumnya 5. Depresi
perilaku 3. Gangguan volume Tidak mampu 6. Intoksikasi alkohol
cairan dan / atau mempelajari 7. Penyalahgunaan zat
elektrolit keterampilan
4. Proses penuaan baru
5. Hipoksia Tidak mampu
6. Gangguan mengingat
neurologis (Mis. informasi
EEG positif, factual
cidera kepala, Tidak mampu
gangguan kejang) mengingat
7. Feel agen perilaku tertentu
farmakoligis yang pernah
8. Penyalahgunaan dilakukan
zat Tidak mampu
9. Faktor fisikologis mengingat
(Mis. Kecemasan, peristiwa
defresi,stress
erlebihan,
berduka,
gangguan tidur)
10. Distraksi
lingkungan
SDKI, Gangguan Fungsi 1. Gangguan Mengeluh sulit Batuk sebelum Tidak tersedia Oral 1. Stroke
HAL menelan menelan serebrofaskuker menelan menelan Bolus masuk 2. Distrofi
142 upnormal 2. Gangguan saraf Batuk setelah terlalu cepat muskuler
akibat deficit kranialis makan atau minum Refluks nasal 3. Poliomielitis
D.0063 struktur atau 3. Paralisis cerebral Tersedak Tidak mampu 4. Cerebral palsy
fungsi oral, 4. Akalasia Makanan tertinggal membersihkan 5. Penyakit
faring atau 5. Abnormalitas di rongga mulut rongga mulut Prkinson
esofagus laring Makanan jatuh 6. Guillain Barre
6. Abnormalitas dari mulut Syndrome
orofaring Makanan 7. Myastenia
7. Anomali jalan terdorong keluar gravis
nafas atas dari mulut 8. Amyotropic
8. Defek anatomik Sulit mengunyah lateral sclerosis
kongenital 9. Neoplasma otak
Muntah sebelum
9. Defek laring 10. Paralisis pita
menelan
10. Defek nasal suara
Bolus terbentuk
11. Defek rongga 11. Kerusakan saraf
lama
nasofaring Waktu makan kranialis V, VII,
12. Defek trakea lama IX, XI
13. Refluk Porsi makanan 12. Esofagitis
gastroesopagus tidak habis
14. Obstruksi Fase oral
mekanis abnormal
15. Prematurutas Mengiler
Faring :
Muntah
Posisi kepala
kurang elevasi
Menelan
berulang-ulang
Esofagus :
Hemetemesis
Gelisah
Regurgitasi
Odinofagia
Bruksisme
SDKI, Konfusi akut Gangguan 1.Deleruim Kurang motivasi Fluktuasi fungsi Salah persepsi Halusinasi 1. Cedera kepala
HAL kesadaran. 2. demensia untuk koknitif gelisah 2. Stroke
145 Perhatian, 3. fluktuasi siklus memulai/menyel Fluktuasi tingkat 3. Penyakit Alzheimer
D.0064 kognitif dan tidur bangun esaikan perilaku kesadaran 4. Penyalahgunaan zat
versepsi 4. usia lebih dari 60 berorientasi Fluktuasi aktivitas 5. Demensia
reversible tahun tujuan psikomotor 6. Delerium
berlangsung 5. enyalahgunaan zat Kurang motivasi
tiba tiba dan untk
singkat meulai/menyeles
aikan perilaku
terarah.
SDKI, Konfusi kronis gangguan 1. Cidra otak Kurang Fungsi kognitif Salah persepsi Gangguan otak 1. Cedera kepala
HAL kesadaran, (misalnya motivasi untuk berubah progresif organik 2. Tumor otak
147 perhatian , kerusakan memulai/menyel Memori jangka 3. Stroke
D.0065 kognitif dan cerebrovaskuler, esaikan perilaku pendek dan atau 4. Penyakit Alzheimer
versepsi yang penyakit berorientasi panjang berubah 5. Penyalahgunaan zat
ireversibel neurologis , tujuan Interpretasi 6. Demensia multi
berlangsung trauma dan tumor Kurang motivasi berubah infark
lama dan atau 2. Psikosis korsakoff untk Fungsi social
progresif 3. Demensia multi meulai/menyeles terganggu
infark aikan perilaku Respon terhadap
terarah. stimulus berubah
SDKI, Penurunan Gangguan 1. Lesi menempati Tekanan darah Tidak tersedia Gelisah 1. Cedera kepala
HAL kapasitas mekanisme ruang (mis . space- Sakit kepala meningkat dengan Agitasi 2. Iskemik serebral
149 adaptif dinamika occupaying lesion- tekanan nadi (pulse Muntah (tanpa 3. Tumor serebral
intracranial intracranial akibat tumor, abses) pressure) disertai mual) 4. Hidrosefalus
D.0066 dalam 2. Gagguan meningkat Tampak 5. Hematoma
melakukan metabolisme (mis. Bradikardia lesu/lemah kranial
konpensasi Akibat Pola nafas ireguler Fungsi kognitif 6. Pembentukan
terhadap hiponatremia, Tingkat kesadaran terganggu arteriovenous
stimulus yang ensefalopati menurun Tekanan 7. Edema
dapat uremikum, Respon pupil Intrakranial (TIK) vasegenik atau
menurunkan ensofalopati melambat atau > 20 mmHg sitotoksik serebral
kapasitas hepatikum, tidak sama 8. Hiperemia
Papiledema
intrakranial ketoasidosis Refleks neurologis 9. Obstruksi aliran
Postur
diabetic, septikemia) terganggu vena
3. Edema serebral deserebrasi
(mis. Akibat cidera (ektensi)
kepala [hematoma Kondisi Klinis
epidural, hematoma Terkait
subdural, hematoma Cedera kepala
sub arachnoid, Iskemik serebral
hematoma Tumor serebral
instraserebral], strok Hidrosefalus
iskemik, strok Hematoma
hemoragik, kranial
hipoksia, Pembentukan
ensopalopati arteriovenous
iskemik, pasca Edema vasogenik
operasi) atau sitotoksik
4. Peningkatan tekanan serebral
fena (mis. Akibat
Hipereremia
thrombosis sinus
Obstruksi aliran
vena serebral, gagal
vena
jantug, thrombosis/
obstruksi vena
jugularis atau vena
kava suoerior)
5. Obstroksi cairan
serebro spinalis
(mis. hidrosepalus)
6. Hipertensi
intracranial
idiopatik.
SDKI, Resiko Beresiko 1. Hiperglikemia Tidak tersedia Tidak tersedia Tidak tersedia Tidak tersedia 1. Diabetes melitus
HAL disfungsi mengalami 2. Obstruksi vaskuler 2. Obstruksi vaskuler
151 neurovaskuler gangguan 3. Fraktur 3. Fraktur
perifer sirkulasi, 4. Imobilisasi 4. Pembedahan
D.0067 sensasi dan 5. Penekanan ortopedi
pergerakan mekanis (Mis. 5. Trauma
pada Torniket, gips, 6. Luka bakar
ekstermitas. balutan, restraint)
6. Pembedahan
ortopedi
7. Trauma
8. Luka bakar
Kondisi Klinis
Terkait
Diabetes mellitus
Obstruksi
vaskuler
Fraktur
Pembedahan
ortopedi
Trauma
Luka bakar
SDKI, Resiko konfusi Beresiko 1. Usia di tas 60 tahun Tidak tersedia Tidak tersedia Tidak tersedia Tidak tersedia 1. Cedera kepala
HAL akut menggalami 2. Perubahan fungsi 2. Stroke
152 gangguan komitif 3. Penyakit Alzheimer
D.0068 kesadaran, 3. Perubahan siklus 4. Penyalahgunaan zat
perhatian, tidur –bangun 5. Demensi
kognisi dan 4. Dehidrasi
persepsi yang 5. Dimensia
repersibel dan 6. Riwayat strok
terjadi dalam 7. Gangguan fungsi
periode waktu metabolic (mis.
singkat Azotemia,
penurunan
hemoglobin,
ketidakseimbangan
elektrolit,
peningkatan
nitrogen urea dalam
[BUN]/ kreatini)
8. Gangguan mobilitas
9. Penggunaan
restraint yang tidak
tepat
10. Inspeksi
11. Malnutrisi
12. Nyeri
13. Efek agen
farmakologis
14. Deprivasi sensori
15. Penyalahgunaan
zat
Kondisi Klinis
No Diagnosa Tanda Mayor Tanda Minor
Terkait
Keperawatan Definisi Etiologi
Subjektif Objektif Subjektif Objektif
1. Nausea Perasaan tidak a. Gangguan biomimia a. Mengeluh mual. - a. Merasa asam di a. Saliva 1. Meningitis
(D.0076) nyaman pada (misal : uremia, b. Merasa ingin mulut. meningkat. 2. Labirinitis
bagian belakang ketoasidosis diabetik). muntah. b. Sensasi b. Pucat. 3. Uremia
tenggorok atau b. Gangguan pada c. Tidak berminat panas/dingin. c. Diaphoresis. 4. Ketoasidosis
lambung yang esofagus. makan. c. Sering menelan. d. Takikardia. diabetic
dapat c. Distensi lambung. Pupil dilatasi. 5. Ulkus peptikum
mengakibatkan d. Iritasi lambung. 6. Penyakit
muntah. e. Gangguan pankreas. esofagus
f. Peregangan kapsul 7. Tumor
limpa. intraabdomen
g. Tumor terlokalisasi 8. Penyakit meniere
(misal : neuroma 9. Neuroma akustik
akustik, tumor otak 10. Tumor otak
primer atau sekunder, 11. Kanker
metastasis tulang di 12. Glaucoma
dasar tengkorak).
h. Peningkatan tekanan
intraabdominal (misal
: keganasan
intraabdomen).
i. Peningkatan tekanan
intrakranial.
j. Peningkatan tekanan
intraorbital (misal :
glaukoma).
k. Mabuk perjalanan.
l. Kehamilan.
m. Aroma tidak
sedap.
n. Rasa
makanan/minuman
yang tidak enak.
o. Stimulus penglihatan
tidak menyenangkan.
p. Faktor psikologis
(misal : kecemasan,
ketakutan, stress).
q. Efek agen
farmakologis.
r. Efek toksin.
2. Nyeri akut Pengalaman a. Agen pencedera a. Mengeluh a. Tampak - a. Tekanan darah a. Kondisi
(D.0077) sensorik atau fisiologis (misal : nyeri meningkat pembedahan
meringis.
emosional yang inflamasi, iskemia, b. Polanafas b. Cidera traumatis
berkaitan dengan neoplasma). b. Bersikap berubah c. Infeksi
kerusakan b. Agen pencedera c. Nafsumakan d. Sindrom coroner
protektif (misal
jaringan aktual kimiawi (misal : berubah akut
atau fungsional, terbakar, bahan kimia : waspada, d. Proses e. Glaukoma
dengan onset iritan). berpikiran
posisi
mendadak atau c. Agen pencedera fisik keganggu
lambat dan (misal : abses, menghindar e. Menarik diri
berintensitas amputasi, terbakar, f. Berfokus pada
nyeri).
ringan hingga terpotong mengangkat diri sendiri
berat yang berat, prosedur c. Gelisah. g. Diaphoresis
berlangsung operasi, trauma,
d. Frekuensi nadi
kurang dari 3 latihan fisik
bulan. berlebihan). meningkat.
e. Sulit tidur.
4. Gangguan rasa perasaan kurang a. Gejala penyakit. a. Mengeluh a. Gelisah. a. Mengeluh sulit a. Menunjukkan a. Penyakit kronis
nyaman senang, lega dan b. Kurang pengendalian tidak nyaman. b. Keganasan
tidur. gejala distress.
(D.0074) sempurna dalam situasional/lingkunga b. Tidak mampu b. Tampak c. Distress
dimensi fisik, n. psikologis
rileks. merintih/menan
psikospiritual, c. Ketidakadekuatan d. kehamilan
lingkungan dan sumber daya (misal : c. Mengeluh gis.
sosial. dukungan finansial,
kedinginan/kepa c. Pola eliminasi
sosial, dan
pengetahuan). nasan. berubah.
d. Kurangnya privasi.
d. Merasa gatal. d. Iritabilitas.
e. Gangguan stimulus
lingkungan. e. Mengeluh mual. Postur tubuh
f. Efek samping terapi berubah.
Mengeluh lelah
(misal : medikasi,
radiasi, kemoterapi).
g. Gangguan adaptasi
kehamilan.
DIAGNOSA INTEGRITAS EGO
Kondisi Klinis
No Diagnosa Tanda Mayor Tanda Minor
Terkait
Keperawatan Definisi Etiologi
Subjektif Objektif Subjektif Objektif
D.0080 Kondisi emosi a. Krisis situasional. a. Merasa a. Tampak a. Mengeluh a. Frekuensi napas a. PenyakitKronis.
Ansietas dan pengalaman b. Kebutuhan tidak bingung. gelisah. pusing. meningkat. b. Penyakit akut
subyektif terhadap terpenuhi. b. Merasa b. Tampak b. Anoreksia. b. Frekuensi nadi c. Hospitalisasi
objek yang tidak c. Krisis maturasional. khawatir tegang. c. Palpitasi. meningkat. d. Rencana opersai
jelas dan spesifik d. Ancaman terhadap dengan akibat. c. Sulit tidur d. Merasa tidak c. Tekanan darah e. Kondisi diagnosis
akibat antisipasi konsep diri. c. Sulit berdaya. meningkat. penyakit belum
bahaya yang e. Ancaman terhadap berkonsenstrasi d. Diaforesis. jelas
memungkinkan kematian. . e. Tremos. f. Penyakit
individu f. Kekhawatiran f. Muka tampak neurologis
melakukan mengalami pucat. g. Tahap tumbuh
tindakan untuk kegagalan. g. Suara bergetar. kembang
menghadapi g. Disfungsi sistem h. Kontak mata
ancaman. keluarga. buruk.
h. Hubungan orang tua- i. Sering
anak tidak berkemih.
memuaskan. j. Berorientasi
i. Faktor keturunan pada masa lalu.
(temperamen mudah
teragitasi sejak lahir)
j. Penyalahgunaan zat.
k. Terpapar bahaya
lingkungan (mis.
toksin, polutan, dan
lain-lain).
l. Kurang terpapar
informasi.
D.0081 Respon a. Kematian keluarga a. Merasa a. Menangis. a. Mimpi buruk a. Marah. a. Kematian anggota
Berduka psikososial yang atau orang yang bersedih. b. Pola tidur atau pola mimpi b. Tamapk panik. keluarga atau
ditunjukan oleh berarti. b. Merasa berubah. berubah. c. Fungsi imunitas orang terdekat.
klien akibat b. Antisipasi kematian bersalah atau c. Tidak mampu b. Merasa tidak terganggu. b. Amputasi.
kehilangan keluarga atau orang menyalahkan berkonsentrasi. berguna. c. Cedera medula
(orang, objek, yang berarti. orang lain. c. Fobia. spinalis.
fungsi, status, c. Kehilangan (objek, c. Tidak d. Kondisi
bagian tubuh atau pekerjaan, fungsi, menerima kehilangan
hubungan). status, bagian tubuh, kehilangan. perinatal.
hubungan sosial). d. Merasa tidak e. Penyakit terminal
d. Antisisipasi ada harapan. (mis. kanker).
kehilanagan (objek, f. Putus hubungan
pekerjaan, fungsi kerja
status, bagian tubuh,
hubungan sosial).
D.0082 Distres Gangguan pada a. Menjelang ajal. a. Mempertanyak a. Tidak mampu a. Menyatakan a. Menolak a. Penyakit kronis
Spiritual keyakinan atau b. Kondisi penyakit an beribadah hidupnya berinteraksi (mis. rheumatoid,
sistem nilai kronis. makna/tujuan b. Marah pada tidak/kurang dengan orang sklerosis
berupa kesulitan c. Kematian orang hidupnya tuhan tenang terdekat/pemimp multipel).
merasakan makna terdekat. b. Menyatakan b. Mengeluh tidak in spiritual. b. Penyakit terminal
dan tujuan hidup d. Perubahan pola hidupnya dapat menerima b. Tidak mampu (mis. kanker).
melalui hubungan hidup. terasa (kurang pasrah). berkreativitas c. Retardasi mental.
dengan diri, orang e. Kesepian. tidak/kurang c. Merasa bersalah. (mis. menyanyi, d. Kehiangan bagian
lain, lingkungan f. Pengasingan diri. bermakna d. Merasa terasing. mendengarkan tubuh.
atau tuhan. g. Pengasian sosial. c. Merasa e. Menytakan telah musik, menulis). e. Sudden infant
h. Gangguan sosio- menderita/tida diabaikan c. Koping tidak death syndrome
kultural. k berdaya efektif. (SIDS).
i. Peningkatan d. Tidak berminat f. Kelahiran mati,
ketergantungan pada pada kematian janin,
orang lain. alam/teratur keguguran.
j. Kejadian hidup yang spititual. g. Kemandulan.
tidak diharapkan. h. Gangguan
psikiatrik.
D.0083 Perubahan a. Perubahan a. Mengungkapkan a. Kehilangan a. Tidak mau a. Menyembunyika a. Mastektomi
Gagguan Citra presepsi tentang struktur/bentuk tubuh kekacauan/kehil bagian tubuh mengungkapkan n/menunjukan b. Amputasi
Tubuh penampilan, (mis. amputasi, angan bagian b. Fungsi/struktur kecacatan/kehila bagian tubuh c. Jerawat
struktur dan trauma, luka bakar, tubuh tubuh ngan bagian secara d. Parut atau luka
fungsi fisik obesitas, jerawat) berubah/hilang tubuh berlebihan bakar yang
individu b. Perubahan fungsi b. Mengungkapkan b. Menghindari terlihat
tubuh (mis. proses perasaan negatif melihat dan/atau e. Obesitas
penyaakit, kehamilan, tentang menyentuh f. Hiperpigmentasi
kelumpuhan) perubahan tubuh bagian tubuh pada kehamilan
c. Perubahan fungsi c. Mengungkapkan c. Fokus g. Gangguan
kognitif kekhawatiran berlebihan psikiatrik
d. Ketidaksesuain pada perubahan tubuh h. Program terapi
budaya, keyakinan penolakan/reaksi d. Respon neoplasma
atau sistem nilai orang lain nonverbal pada i. Alopecia
e. Transisi d. Mengungkapkan perubahan dan chemically
perkembangan perubahan gaya presepsi tubuh induced
f. Gangguan psikososial hidup e. Fokus pada
g. Efek penampilan dan
tindakan/pengobatan kekuatan masa
(mis. pembedahan, lalu
kemoterapi, terapi f. Hubungan sosial
radiasi) berubah
D.0085 Perubahan 1. Gangguan 1. Mendengar 1. Distorsi sensori 1. Menyatakan 1. Menyendiri 1. Glaukoma
Gangguan presepsi stimulasi penglihatan suara bisikan 2. Respons tidak kesal 2. Melamun 2. Katarak
Persepsi baik internal 2. Gangguan atau melihat sesuai 3. Konsentrasi buruk 3. Gangguan refraksi
Sensori maupun eksternal pendengaran bayangan 3. Bersikap 4. Disorientasi (miopia, hiperopia,
yang disertai 3. Gangguan 2. Merasakan seolah melihat, waktu, tempat, astigmastisma,
dengan respon penghiduan sesuatu melalui mendengar, orang atau situasi presbipio)
yang berkurang, 4. Gangguan perabaan indera mengecap, 5. Curiga 4. Trauma okuler
berlebihan atau 5. Hipoksia serebral perabaan, meraba, atau 6. melihat ke satu 5. Trauma pada saraf
terdistrosi 6. Penyalahgunaan zat penciuman, mencium arah kranalis II, III, IV
7. Usia lanjut perabaan, atau 7. Mondar-mandir akibat stroke,
8. Pemajanan toksin pengecapan sesuatu 8. Bicara sendir aneurisma
lingkungan intrakranial,
trauma/tumor otak)
6. Infeksi okuler
7. Presnikusis
8. Malfungsi alat
bantu dengar
9. Delerium
10. Demensia
11. Gangguan
amnestik
12. penyakit
terminal
13. Gangguan
psikotik
D.0086 Harga Evaluasi atau 1. Terpapar situasi 1. Menilai 1. Enggan 1. Merasa sulit 1. Kontak mata 1. Cedera traumatis
Diri Rendah perasaan negatif traumatis diri negatif mencoba hal konsentrasi kurang 2. Pembedahan
Kronis terhadap diri 2. Kegagalan berulang (mis.tidak baru 2. Sulit tidur 2. Lesu dan tidak 3. Kehamilan
sendiri atau 3. Kurangnya berrguna, tidak 2. Berjalan 3. Mengungkapkan bergairah 4. Stroke
kemampuan klien pengakuan dari tertolong) menunduk keputusaan 3. Bebicara pelan 5. Penyalahgunaan
seperti tidak tidak orang lain 2. Merasa 3. Postur tubuh dan lirih zat
berarti, tidak 4. Ketidakefektifan malu/bersalah menunduk 4. Pasif 6. Demensia
berharga, tidak mengatasi masalah 3. Merasa tidak 5. Perilaku tidak 7. Penyakit kronis
berdaya yang kehilangan mampu asersif 8. Pengalaman tidak
berlangsung 5. Gangguan psikatri melakukan 6. Mencari meyenangkan
dalam waktu lama 6. Penguatan negatif apapun penguatan
dan terus menerus berulang 4. Meremehkan secara
7. Ketidaksesuaian kemampuan berlebihan
budaya mengatassi 7. Bergantung
masalah pada pendapat
5. Merasa tidak orang lain
memiliki 8. Sulit membuat
kelebihan atau keputusan
kemampuan
posistif
6. Melebih-
lebihkan
penilaian
negatif tentang
diri sendiri
7. Menolak
penilaian
positif tentang
diri sendiri
D.0087 Harga Evaluasi atau 1. Perubahan pada citra 1. Menilai diri 1. Berbicara 1. Sulit 1. Kontak 1. Cedera traumatis
Diri Rendah perasaan negatif tubuh negatif (mis. pelan dan lirih berkonsentrasi mata kurang 2. Pembedahan
Situasional terhadap diri 2. Perubahan peran tidak berguna, 2. Menolak 2. Lesu dan tidak 3. Kehamilan
sendiri atau sosial tidak tertolong) berinteraksi bergairah 4. Kondisi baru
kemampuan klien 3. Ketidakadekuatan 2. Merasa dengan orang 3. Pasif terdiagnosis
sebagai respon pemahaman malu/bersalah lain 4. Tidak mampu (mis.diabetes
terhadap situasi 4. Perilaku tidak 3. Melebih- 3. Berjalan membuat melitus)
saat ini. konsisten dengan lebihkan menunduk keputusan 5. Stroke
nilai penilaian 4. Postur tubuh 6. Penyalahgunaan
5. Kegagalan hidup negatif tentang menunduk zat
berulang diri sendiri 7. Demensia
6. Riwayat kehilangan 4. Melebih- 8. Pengalaman tidak
7. Riwayat penolakan lebihkan menyenangkan
8. Transisi penilaian
perkembangan positif tentang
diri sendiri
D.0088 Kondisi individu 1. Stres jangka panjang 1. Mengungkapk 1. Berprilaku 1. Sulit tidur 1. Afek datar 1. Penyakit kronis
Keputusasaan yang memandang 2. Penurunan kondisi an pasif 2. Selera makan kurang inisiatif 2. Penyakit terminal
adanya fisiologis keputusasaan menurun 2. Meninggalkan 3. Penyakit yang
keterbatasan atau 3. Kehilangan lawan bicara tidak dapat
tidak tersedianya kepercayaan pada 3. Meninggalkan disembuhkan
alternatif kekuatan spiritual lawan bicara
pmecahan pada 4. Kehilangan 4. Kurang terlibat
masalah yang kepercayaan pada dalam aktivitas
dihadapi. nilai-nilai penting perawatan
5. Pembatasan aktivitas 5. Mengangkat
jangka panjang bahu sebagai
6. Pengasingan respon pada
lawan bicara