STATISTIKA INDUSTRI
QUALITY CONTROL
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 9 :
1. Putri Indriyani 2070031060
2. Edi Sutisna 1970031150
3. Denny Setiawan 2070031048
4. Bayu Aji Nugroho 2070031050
5. Amjad Ghufroon Marwanca 1970031059
6. Marsela Dwi Parlina M 2070031061
7. Heru Adi Prasetyo 2070031057
8. Muhammad Nurkholiq A 2070031056
9. Denta Izha Mahendra 2070031133
LABORATORIUM
STATISTIKA INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
JAKARTA
2021
i
LEMBAR
PENGESAHAN
Setelah diperiksa secara seksama dan telah menyelesaikan dengan baik maka
laporan modul 3 “Quality Control” memenuhi syarat untuk laporan praktikum
Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi yang telah di ACC dan dapat dikumpulkan
dan dinilai.
Tiara Ramadhandika
NIM 1970031070
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..3
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………...………………………….6
1. 1 Maksud dan Tujuan………………………………………………………………6
iii
3.2.6 Membuat Diagram QC Tools…………………………………………………20
3.2.6.1 Diagram Histogram…………………………………………………………20
3.2.6.2 Diagram Pareto……………………………………………………………...20
3.2.6.3 Diagram Scatter……………………………………………………………..21
3.2.6.4 Diagram Control Charts…………………………………………………….21
3.2.6.5 Diagram Fishbone…………………………………………………………..22
3.2.7 Membuat Tabel X Dan R……………………………………………………..22
3.2.8 Menghitung Nilai X dan R……………………………………………………23
3.2.9 Menghitung Average Dan Range……………………………………………..23
3.2.10 Mencari Peta X………………………………………………………………24
3.2.11 Mencari Peta R………………………………………………………………24
3.2.12.1 Membuat Diagram QC Tools………………..…………………………….25
3.2.12.1 Diagram Histogram………………………………………………………..25
3.2.12.2 Diagram Pareto…………………………………………………………….26
3.2.12.3 Diagram Scatter……………………………………………………………26
3.2.12.4 Diagram Control Charts…………………………………………………...27
3.2.12.5 Diagram Fishbone…………………………………………………………27
BAB IV ANALISIS………………………………………………………………..28
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………...29
BAB VI DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………30
BAB VII LAMPIRAN…………………………………………………………….31
iv
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga penyusun bisa menyelesaikan
Laporan Praktikum Statistika Industri ini. Adapun tujuan disusunnya laporan
ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Statistika
Industri.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu
tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
terkait bidang yang ditekuni kami. Kami juga mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami sangat menyadari bahwa laporan ini masihlah jauh dari
sempurna. Untuk itu, kami selaku tim penyusun menerima dengan terbuka
semua kritik dan saran yang membangun agar laporan ini bisa tersusun lebih
baik lagi. Kami berharap semoga laporan ini bermanfaat untuk kita semua.
Kelompok 9
v
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Maksud dan Tujuan
a. Maksud
1) Mampu Memahami Quality Control
2) Mampu Memahami Diagram QC Tools
b. Tujuan
1) Mengetahui cara pengambilan sampel yang tepat dengan berbagai metode
yang ada.
2) Mengetahui fungsi dari Quality Control atau Pengendalian Kualitas.
3) Mengaplikasikan studi kasus ke dalam software Microsoft Excel.
4) Mengaplikasikan Tools tools pada Quality Control dengan data atribut dan
data variabel.
vi
1.3 Perumusan Masalah
Tahir (2011:19), Rumusan masalah adalah rumusan persoalan yang perlu
dipecahkan atau pertanyaan yang perlu dijawab dengan penelitian. Perumusan
masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup
masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah.
Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang umumnya disusun dalam bentuk
kalimat tanya, pertanyaan – pertanyaan tersebut akan menjadi arah kemana penelitian
akan dibawa, dan apa saja yang ingin dikaji / dicari tahu oleh si peneliti.
1.4 Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian dari identifikasi masalah di atas, penelitian ini dibatasi pada:
1. Mencari batas kendali atas
2. Mencari batas kendali bawah
1.5 Sistematika Pembahasan
mulai
Pengumpulan data
Tidak
Data
cukup
ya
Pengolahan data
Penyajian data
analisis
kesimpulan
BAB II
selesai
vii
LANDASAN TEORI
1. Definisi Kualitas.
Kualitas merupakan salah satu aktor utama yang menentukan pemilihan
produk bagi pelanggan. Kepuasan pelanggan akan tercapai apabila kualitas
produk yang diberikan sesuai dengan kebutuhannya. Berikut ini beberapa
penjabaran mengenai pengertian kualitas :
Definisi kualitas menurut para ahli (Munjiati M., 2015) :
Deming (1992) mendefinisikan kualitas sebagai perbaikan terusmenerus. Ia
mendasarkan pada peralatan statistik, dengan proses bottom-up. Deming
(1992) tidak memasukkan biaya ketidakpuasan pelanggan, karena menurutnya
biaya ini tidak dapat diukur. Strategi Deming adalah dengan melihat proses
untuk mengurangi variasi dimana perbaikan kualitas akan mengurangi biaya.
Ia memiliki kepercayaan yang tinggi pada pemberdayaan pekerja untuk
memecahkan masalah, memberikan kepada manajemen peralatan yang tepat
B. Menurut Juran dalam Schonberger dan Knod (1997), kualitas adalah fitness
for use / kesesuaian penggunaan. Beberapa alat yang dapat digunakan untuk
pemecahan masalah adalah statistical process control (SPC). Ia berorientasi
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Juran memperkenalkan quality trilogy
yang terdiri dari :
1) Quality planning / perencanaan kualitas. Perencanaan kualitas merupakan
proses untuk merencanakan kualitas sesuai dengan tujuan. Dalam proses ini
pelanggan diidentifikasikan dan produk yang sesuai dengan kebutuhan
pelanggan dikembangkan.
2) Quality control / kontrol kualitas. Kontrol kualitas merupakan proses
mencapai tujuan selama operasi. Kontrol kualitas meliputi lima tahap:
a) Menentukan apa yang seharusnya dikontrol.
b) Menentukan unit-unit pengukuran.
c) Menetapkan standar kinerja.
viii
d) Mengukur kinerja.
e) Evaluasi dengan membandingkan antara kinerja sebenarnya dengan standar
kinerja.
3) Quality improvement / perbaikan kualitas, untuk mencapai tingkat kinerja
yang lebih tinggi.
C. Menurut Taguchi (1987) kualitas adalah loss to society, yang maksudnya
adalah apabila terjadi penyimpangan dari target, hal ini merupakan fungsi
berkurangnya kualitas. Pada sisi lain, berkurangnya kualitas tersebut akan
menimbulkan biaya. Strategi Taguchi (1987) memfokuskan pada peningkatan
efisiensi untuk perbaikan dan pertimbangan biaya, khususnya pada industri
jasa.
D. Crosby (1979) mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian dengan
persyaratan. Ia melakukan pendekatan pada transformasi budaya 12 kualitas.
Setiap orang yang ada dalam organisasi dilibatkan dalam proses dengan
menekankan pada kesesuaian dengan persyaratan individual. Proses ini
berlangsung secara top down. Konsep zero defect atau tingkat kesalahan nol
merupakan tujuan dari kualitas. Konsep ini mengarahkan pada tingkat
kesalahan produk sekecil mungkin, bahkan sampai tidak terdapat kesalahan.
E. Kotler (1997) mendefinisikan kualitas sebagai keseluruhan ciri dan
karakteristik produk atau jasa yang mendukung kemampuan untuk
memuaskan kebutuhan.
ix
semangat tim, dan juga suatu hubungan yang berkualitas
x
dengan spesifikasi teknis yang berlaku
xi
5. Pengertian Pengendalian Kualitas.
Menurut Sofyan Assauri (dalam Hayu Kartika, 2013) pengendalian dan
pengawasan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar kegiatan
produksi dan operasi yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang direncanakan
dan apabila terjadi penyimpangan, maka penyimpangan tersebut dapat
dikoreksi sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai. Menurut Bakhtiar dkk
(2013) pengendalian kualitas dapat diartikan sebagai “kegiatan yang
dilakukan untuk memantau aktivitas dan memastikan kinerja sebenarnya”.
xii
dengan bagan kendali P untuk data atribut cacat. Penggunaan bagan kendali P
terhadap jumlah cacat adalah sebagai berikut:
1. Menentukan ukuran contoh (k)
2. Menghitung nilai rata-rata produk yang cacat 𝑝 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑐𝑎𝑐𝑎𝑡
(𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑚𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖 𝑠𝑦𝑎𝑟𝑎𝑡) 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 (𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙)
3. Menghitung nilai simpangan baku 𝑆𝑃 = 𝑝 (1 − 𝑝 ) 𝑘
4. Menghitung batas-batas kontrol
𝐶𝐿 = 𝑝
𝑈𝐶𝐿 = 𝑝 + 3𝑆𝑃
𝐿𝐶𝐿 = 𝑝 − 3𝑆𝑃
5. Membuat bagan kendali individual dengan cara memplotkan data
individual dan dilakukan pengamatan terhadap data tersebut.
Diagram Pareto
Diagram Pareto adalah alat yang digunakan untuk membandingkan berbagai
kategori kejadian yang disusun menurut ukurannya, dari yang paling besar
disebelah kiri ke yang paling kecil disebelah kanan. Susunan tersebut akan
membantu menentukan pentingnya atau prioritas kategori kejadian-kejadian
atau sebab-sebab kejadian yang dikaji. Diagram pareto dalam penelitian ini
digunakan untuk mengetahui cacat yang ada dan cacat yang sering terjadi
pada kopi biji khususnya pada proses sortasi gelondong, pulping, washing,
dan hulling sehingga dapat memusatkan perhatian pada faktor-faktor yang
mempunyai dampak terbesar terhadap terjadinya cacat tersebut.
Diagram Sebab Akibat
Diagram sebab akibat digunakan untuk menganalisa persoalan dan
faktorfaktor yang menyebabkan penyimpangan mutu (cacat) pada kopi biji.
Langkah-langkah untuk membuat diagram sebab akibat adalah sebagai
berikut:
1. mengidentifikasi masalah serta dibuat sebagai pengaruh tulang punggung,
2. mengidentifikasi kategori - kategori penyebab umum yang mungkin terjadi,
3.selanjutnya menambahkan cabang-cabang atau tulang-tulang pendukung
xiii
kepada diagram yang menunjukan penyebab khusus.
Diagram Histogram
Histogram merupakan tampilan bentuk grafis untuk menunjukkan distribusi
data secara visual atau seberapa sering suatu nilai yang berbeda itu terjadi
dalam suatu kumpulan data. Manfaat dari penggunaan Histogram adalah
untuk memberikan informasi mengenai variasi dalam proses dan membantu
manajemen dalam membuat keputusan dalam upaya peningkatan proses yang
berkesimbungan (Continous Process Improvement).
Diagram Control Chart
Control chart (Peta Kendali) merupakan salah satu dari alat dari QC 7 tools
yang berbentuk grafik dan dipergunakan untuk memonitor/memantau
stabilitas dari suatu proses serta mempelajari perubahan proses dari waktu ke
waktu. Control Chart ini memiliki Upper Line (garis atas) untuk Upper
Control Limit (Batas Kontrol tertinggi), Lower Line (garis bawah) untuk
Lower control limit (Batas control terendah) dan Central Line (garis tengah)
untuk Rata-rata (Average).
Diagram Tebar
Scatter Diagram adalah alat yang berfungsi untuk melakukan pengujian
terhadap seberapa kuatnya hubungan antara 2 variabel serta menentukan jenis
hubungannya. Hubungan tersebut dapat berupa hubungan Positif, hubungan
Negatif ataupun tidak ada hubungan sama sekali. Bentuk dari Scatter Diagram
adalah gambaran grafis yang terdiri dari sekumpulan titik-titik dari nilai
sepasang variabel (Variabel X dan Variabel Y). Dalam Bahasa Indonesia,
Scatter Diagram disebut juga dengan Diagram Tebar.
Diagram Startifikasi
Yang dimaksud dengan Stratifikasi dalam Manajemen Mutu adalah
Pembagian dan Pengelompokan data ke kategori-kategori yang lebih kecil dan
mempunyai karakteristik yang sama. Tujuan dari penggunaan Stratifikasi ini
adalah untuk mengidentifikasikan faktor-faktor penyebab pada suatu
permasalahan.
xiv
Pengawasan kualitas menentukan komponen-komponen mana yang rusak dan
menjaga agar bahan-bahan untuk produksi mendatang jangan sampai rusak.
pengawasan kualitas produk adalah suatu usaha managemen untuk melihat
dan memperbaiki kualitas dengan efektif dan efisien dalam mencapai tujuan.
Salah satu pengawasan dan pengendalian kualitas dapat dilakukan dengan
menggunakan metode statistika. Metode statistika yang biasa digunakan
dalam pengendalian kualitas adalah metode statistika pengendali kualitas
(Statistical Process Control) dan biasa disebut dengan Statistic Quality
Control (SQC). SQC merupakan salah satu tools dalam pengendalian kualitas.
adapun beberapa tools yang digunakan dalam pengendalian kualitas sering
dikenal dengan nama seven tools yang meliputi check sheet, diagram pareto,
cause-effect diagram, scatter diagram, histogram, stratification, dan control
diagram (peta kendali).
Peta kendali merupakan alat untuk menguraikan secara persis apakah yang
dimaksudkan dengan pengendalian statistik, dan terutama digunakan untuk
pengendalian kualitas secara on-line (Montgomery, 2002: 159). Kegunaan
paling penting peta kendali adalah untuk memperbaiki proses. Peta kendali,
berdasarkan jenis karakteristik kualitas produk yang hendak dikendalikan,
dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
a) Peta kendali variabel
Peta kendali variabel digunakan untuk karakteristik kualitas berjenis variabel,
yaitu karakteristik kualitas yang diukur pada skala numerik. Contoh
karakteristik jenis ini mencakup dimensi seperti panjang atau lebar, suhu, dan
volume.
b) Peta kendali atribut
Peta kendali atribut memerlukan penentuan apakah sebuah part cacat atau
tidak atau berapakah banyaknya cacat yang terdapat di dalam sampel.
Beberapa peta kendali jenis ini adalah peta kendali p, peta kendali c.
xv
BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
3.1 Tabel Pengamatan
3.1.1 Pengamatan Data Atribut
No Baik Defect Keterangan
1 4 1 Bengkok
2 3 2 Bengkok
3 3 2 Beda tinggi
4 5 0 -
5 5 0 -
6 2 3 Bengkok
7 2 3 Bengkok
8 3 2 Beda tinggi
9 5 0 -
10 4 1 Beda tinggi
11 5 0 -
12 1 4 Bengkok
13 2 3 Bengkok
14 5 0 -
15 5 0 -
16 4 0 -
17 4 1 Beda tinggi
18 3 2 Beda tinggi
19 4 1 Bengkok
20 5 0 -
21 5 0 -
22 2 3 Bengkok
23 5 0 -
24 3 2 Bengkok
25 3 2 Beda tinggi
26 4 1 Bengkok
27 2 3 Beda tinggi
28 2 3 Beda tinggi
29 3 2 Bengkok
30 5 0 -
31 4 1 Bengkok
32 5 0 -
33 3 2 Bengkok
34 4 1 Bengkok
35 2 3 Beda tinggi
xvi
3.1.2 Pengamatan Data Variabel
NO DATA NO DATA
1 29 26 30
2 31 27 34
3 30 28 31
4 35 29 29
5 32 30 33
6 36 31 35
7 39 32 34
8 37 33 38
9 37 34 32
10 35 35 39
11 36 36 36
12 38 37 32
13 35 38 30
14 31 39 33
15 29 40 31
16 31 41 29
17 35 42 34
18 36 43 36
19 32 44 33
20 33 45 29
21 35 46 36
22 37 47 30
23 39 48 31
24 35 49 35
25 35 50 30
xvii
3.2 Pengolahan Data
3.2.1 Tabel Peta P
xviii
3.2.2 Menghitung Proporsi Cacat
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝐷𝑒𝑓𝑒𝑐𝑡
Proporsi defect =
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
= 0.2
3.2.3 Menentukan Persentase Nilai OK
∑ 𝑈𝐾 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙− ∑𝐷𝑒𝑓𝑒𝑐𝑡
𝑋 100%
∑𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒
175−45
𝑋 100%
175
= 72.57 %
∑ 𝐷𝑒𝑓𝑒𝑐𝑡
P̅ = ∑ 𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
45
= 175
= 0.26
√P̅(1−P̅)
Batas Kendali Atas (UCL) = P̅ + 3 𝑛
√P̅(1−P̅)
UCL = P̅ + 3 𝑛
√0.26(1−0.26
= 0.26 + 3 5
= 0.26 + 3 x 0.196
= 0.26 + 0.588
= 0.848
xix
3.2.5 Menghitung Batas Kendali Bawah Pada Peta P
√P̅ (1−P̅)
LCL = P̅ + 3 𝑛
√0.26(1−0.26
= 0.26 – 3 5
= 0.26 – 3 x 0.196
= 0.26 – 0.588
= - 0.328
=0
DIAGRAM HISTOGRAM
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
Bengkok Bengkok Beda - - Bengkok Bengkok Beda - Beda
tinggi tinggi tinggi
1 2 2 0 0 3 3 2 0 1
4 3 3 5 5 2 2 3 5 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
xx
3.2.6.2 Diagram Pareto
DIAGRAM SCATTER
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 2 4 6 8 10 12
xxi
3.2.6.4 Diagram Control Charts
Machine Method
Pergantian Part
Tidak Teratur
Prosedur
Tidak bekerja
tidak urut
secara baik
Kurang Terawat
Cacat
Bintik
Hitam
Kebersihan
departemen
produksi kurang
Material
bersih
tidak
Penempatan Bersih
Alat Habis Pakai tidak Peralatan
langsung dipakai Jauh
xxii
3.2.7 Membuat Tabel Data Variabel X R
Observasi Hasil Pengamatan 𝑋̅ R
1 X1 X2 X3 X4 X5 31,4 6
2 29 31 30 35 32 36,8 4
3 36 39 37 37 35 33,8 9
4 31 35 36 32 35 33,4 5
5 35 37 39 35 35 36,2 4
6 30 34 31 29 33 31,4 5
7 35 34 38 32 31 35,6 7
8 36 32 30 33 31 32,4 6
9 29 34 36 33 29 31,2 7
10 36 30 31 35 30 32,4 6
𝑋1
𝑋̿ = ∑ 𝑛1
333
= 50
= 6,66
R = X1 max – X1 min
= 39 – 29
= 10
= 33,56
xxiii
𝑅
R=∑
𝑛
59
= 10
= 5,9
UCL = 𝑋̿ + ( A2 + 𝑅̅ )
= 33,56 + ( 0,577 + 5,9 )
= 40,037
LCL = 𝑋̿ – ( A2 + 𝑅̅ )
= 33,56 – ( 0,577 + 5,9 )
= 27,083
UCL = D4 x 𝑅̅
= 2,114 x 5,9
= 12,4726
LCL = D3 x 𝑅̅
= 0 x 5,9 = 0
xxiv
3.2.12 Membuat Diagram QC Tools
3.2.12.1 Diagram Histogram
38
DIAGRAM HISTOGRAM
37
36
35
34
33
32
31
30
29
28
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
31.4 36.8 33.8 33.4 36.2 31.4 35.6 32.4 31.2 32.4
xxv
3.2.12.3 Diagram Scatter
DIAGRAM SCATTER
38
37
36
35
34
33
32
31
30
0 2 4 6 8 10 12
xxvi
3.2.13.5 Diagram Fishbone
LINGKUNGAN MATERIAL
JARAK MESIN
BERDEKATAN
RUANGAN BAHAN
BISING CACAT
TIDAK MENGGUNAKAN
EARPLUG
PEMOTO
NGAN
KURANG
KOMPONEN PELATIHAN
MESIN RUSAK
PROSES
PEMOTONGAN
LAMA
MANUSIA
KURANG
PERAWATAN
RUTIN
MESIN
METODE
xxvii
BAB VI
ANALISIS
Pada bab ini menjelaskan tentang statistika industri pada sendok untuk
mengetahui produk bengkok,beda tinggi,dan baik.Di buktikan dengan membuat
hitungan Proporsi Defect,membuat table data data P dan data X R, dan menentuka
nilai OK dan menghitung Batas Kendala Atas dab Batas Kendali Bawah dan di
buktikan dengan di buat diagram QC Tools.Dan pada peraktikum kali ini di gunakan
5 diagram dari QC Tools dan memberikan saran perbaikan untuk melakukan
pengurangan jumlah defet atau cacat produk untuk menghasilkan barang yang lebih
baik lagi dan mengurangi kecacatan pada produk.
Observasi pada peraktikum statistik dapat di ketahui bahwa batas kendali atas
dari peta P adalah 0.26 dan pada batas kendali bawah peta P adalah 0 kemudian pada
peraktikum ini menghitung batas kendali atas dan batas kendali bawah pada peta X
dan R pada batas kendali atas peta X adalah 40.037 dan pada batas kendali bawah
peta X adalah 27.083, kemudian untuk peta R batas kendali atas adalah 12.4726 dan
pada batas kendali bawah peta R adalah 0. Kemudian setelah mengetahui batas
kendali atas dan batas kendali bawah kita menentukan diagaram kecacatan dari hasil
pengamatan peraktikum statistik.
xxviii
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dapat disimpulkan bahwa penyebab penyimpangan kualitas pada produk yang cacat
diantaranya bengkok, beda tinggi, dan baik. Penyimpangan pada produk setelah di
analisis menggunakan alat bantu QC Tools dan didapat banyak faktor yang dapat
menyebabkan ke cacatan pada produk tersebut seperti dari factor manusiannya sendiri
kemudian mesin pembuatannya. Untuk mengendalikan kualitas produk tersebut,
maka harus dilakukan usulan perbaikan guna mencegah timbulnya kegagalan yang
disebabkan oleh 4 faktor penyebab produk cacat yaitu: manusia,material,mesin,dan
proses
Meminimalkan proses perbaikan data cacat produk dengan memperbaiki bila
masih ada yang diperbaiki seperti pada produk yang bengkok untuk di lakukan
perbaikan agar produk bisa di produksi kembali. Memberikan pelatihan khusus
kepada karyawan guna meminimalisi jenis cacat produk yang kemungkinan sering
terjadi yaitu untuk jenis kerusakan yang disebabkan oleh cacat produk bengkok, beda
tinggi . Memberikan masukan usulan menyeluruh mulai dari perbaikan kualitas
karyawan, dengan member pelatihan kerja, untuk material melakukan pemeriksaan
bahan baku yang lebih teliti ,untuk mesin melakukan perawatan mesin yang lebih
konsisten , dan untuk metode kerja melakukan pelatihan yang lebih lengkap dari
perusahaan.
xxix
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Anis,M,. Dan Widyaningrum, R. (2013). Penggunaan metode new seven tools untuk
pengrndalian kualitas produk . Jurnal Teknik Industry, Universitas
muhammadiyah Surakarta
Nasiti, H (2014) “Analisis Pengendalian Kualitas Produk Denagn Metode Statistik
Quality Control “ Jurnal Teknik Industri, 01. (04), 1-12.
Htani, La (2008), Manajemen Pengendalian Mutu Produksi Roti Melalui Pendekatan
Statistical Quality Control (SQC). Jurusan Manajemen FEU.
Adani. M. Robith (2021). Mengenal Tugas Dan Fungsi Seorang Quality Control
Dalam Bisnis. Blog Sekawan Media.
Rusdianto. A .Setiawan (2009), Penerapan Statistic Quality Control (SQC) Pada
Pengolahan Kopi Robusta Cara Semi Basah. Fakulta Teknologi Pertanian.
Tampubolon, MP (2004). Manajemen Operasional. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Irvan, Hanum Z dan Ruknimi (2006), Pengendalian Mutu Produk Dengan Metode
Statistik, Sistem Teknik Industri 7 (1): 109-117.
Mahesa, Yusuf (2020), Pengertian Quality Control (Pengendalian Mutu), Dan
Metode Quality Control, Blog Belajar Ekonomi .
Supranto, J, Statistik Teori dan Aplikasi, Jilid 1, Penerbit Erlangga, 2000.
BAB VII
xxx
LAMPIRAN
xxxi