SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (Strata 1)
Pada Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen
Universitas Baturaja
Oleh:
MADE MASTRA
13 11 102
MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BATURAJA
2018
2
3
4
5
6
7
Motto :
Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang disertai
dengan doa, karena sesungguhnya nasib seseorang manusia tidak akan berubah
dengan sendirinya tanpa berusaha.
Untuk orang terkasih yang selalu menemaniku saat senang maupun duka sampai
kumemperoleh Gelar Sarjana Strata I
(Christin Siregar)
Serta Almamaterku.
8
ABSTRAK
Berdasarkan hasil analisis data oleh peneliti dan pembahasan yang telah dilakukan
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Hasil analisis uji t yaitu menunjukkan
bahwa t hitung > t tabel, pada penelitian ini nilai t hitung sebesar 32,356 sedangkan nilai t
tabel sebesar 1,990 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya kualitas pelayanan
berpengaruh terhadap kepuasan pasien diruang rawat inap Pada Klinik HTM II Batumarta.
Hasil Koefisien Determinasi atau R Square sebesar 0,930 maka besarnya pengaruh kualitas
pelayanan terhadap kepuasan pasien sebesar 93% sedangkan sisanya 7% divariasikan
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini seperti
pemilihan produk, kualitas pelayanan atau jasa, emosi, harga dan biaya (Sukarti, 2014:22).
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
yang melimpah, penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Kualitas
Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Diruang Rawat Inap Pada Klinik HTM (Haji
Teguh Mariono) II Batumarta”. Demi memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi di Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja.
Selama penyusunan skripsi ini penulis banyak menerima petunjuk, saran, motivasi,
dukungan dan do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Bambang Sulistyo, M.Pd selaku Rektor Univeritas Baturaja.
2. Ibu Lisa Hermawati, S.Pd.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja
3. Ibu Rosmala Dewi, S.E.,M.Si selaku Ketua Program Studi Manajeman Fakultas
Ekonomi Universitas Baturaja
4. Ibu Novie Al-Muhariah, S.E.,M.Si selaku Dosen Pembimbing II sekaligus
Pembimbing Akademik yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk
membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Ervin Mardalena, S.E.,M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan
waktu dan pikiran untuk membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Ibu Mardiah Kenamon, S.E.,M.Si selaku Penguji II yang telah memberikan bimbingan,
kritik dan saran dalam proses penyelesaian skripsi.
7. Ibu Novegya Ratih P, S.E.,M.Si Selaku penguji I yang telah memberikan bimbingan
dan saran untuk membimbing dalam proses penyelesaian skripsi ini.
8. Segenap dosen, Staff dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja yang telah
banyak memberikan bantuan dan kemudahan kepada penulis dalam melancarkan
penyelesaian skripsi ini.
9. Klinik HTM II Batumarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melakukan penelitian di Klinik HTM II Batumarta.
11
10. Kedua orang tuaku, yang telah sabarnya mendidik penulis, yang selalu mendoakan,
yang segala kemampuannya selalu mengupayakan membantu penulis hingga menjadi
seperti sekarang dan saudara-saudaraku yang teleh memberikan motivasi dalam
menyelesaikan kuliah skripsi ini.
11. Teman-teman seperjuangan ekonomi manajemen dan pembangunan tahun 2013 yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih untuk kebersamaan dan
kekompakan serta do’a kalian selama ini, semoga kita semua sukses.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang akan digunakan demi perbaikan dimasa yang
akan datang. Besar harapan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Baturaja, 20 Januari 2018
Penulis,
Made Mastra
12
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 7
1.3 Tujuan Penelitian 7
1.4 Manfaat Penelitian 7
6.1 Kesimpulan 61
6.2 Saran 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
15
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
mereka. Salah satu kebutuhan tersebut diantaranya adalah kebutuhan akan pelayanan
kesehatan, karena kesehatan merupakan salah satu kebutuhan hidup yang sangat penting
dalam menunjang aktifitas sehari-hari. Jika seseorang tidak sehat maka aktifitas sehari-hari
mereka akan terganggu sehingga tidak dapat menjalankan aktifitas dengan baik. Semakin
meningkatnya kondisi sosial ekonomi masyarakat, maka berpengaruh juga dengan pola
pikir masyarakat yang semakin kritis terhadap hal-hal yang sangat fatal terutama dalam hal
kesehatan. Masyarakat mulai menyadari bahwa kesehatan menjadi sesuatu yang sangat
penting karena manusia atau masyarakat tidak akan bisa hidup layak jika tidak terpenuhi
kebutuhan kesehatannya.
Masyarakat juga sekarang sudah mulai menyadari betapa berharganya kesehatan bagi
hidup mereka karena mengetahui betapa mahalnya biaya perawatan kesehatan yang
seringkali sulit dijangkau. Apalagi sekarang banyak bermunculan jenis penyakit baru yang
terhadap pentingnya arti kesehatan maka jasa pelayanan kesehatan menjadi sangat
1
19
masyarakat yang semakin tinggi terhadap pentingnya kesehatan merupakan salah satu
alasan bahwa kebutuhan akan prasarana kesehatan juga semakin meningkat, selain itu
masyarakat juga akan semakin pandai dalam memilih jasa penyedia layanan kesehatan
yang terbaik dan sesuai dengan apa yang mereka inginkan dan butuhkan.
yang dapat memberikan kepuasan konsumen, sehingga dalam jangka panjang perusahaan
layanan dan memuaskan pelanggan merupakan salah satu hal yang menjadi tujuan bagi
setiap perusahaan baik perusahaan jasa. Jasa/layanan (service) adalah semua tindakan atau
kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada intinya tidak
berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun. Pada perusahaan jasa, pelayanan
merupakan strategi perusahaan untuk merebut pangsa pasar dalam menghadapi persaingan
dengan memberikan pelayanan yang terbaik dan berkualitas, pelanggan akan merasa
mendapat kepuasan dan dihargai sehingga tetap merasa senang untuk menjadi pelanggan
perusahaan.
Faktor manusia sebagai pemberi bentuk pelayanan terhadap publik dalam organisasi
Kualitas didefinisikan sebagai kemampuan produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan
pelanggan (Wibowo, 2016: 113). Dokter, perawat dan tenaga penunjang medis serta non
medis yang bertugas dirumah sakit harus memahami cara melayani konsumennya dengan
20
baik terutama kepada pasien dan keluarga pasien, karena pasien dan keluarga pasien adalah
Kemampuan rumah sakit, puskesmas, klinik dan lain-lain dalam memenuhi kebutuhan
pasien dapat diukur dari tingkat kepuasan pasien. Pada umumnya pasien yang merasa tidak
puas akan mengajukan komplain pada pihak rumah sakit. Komplain yang tidak segera
kesehatan dirumah sakit tersebut. Kepuasan konsumen telah menjadi konsep sentral dalam
wacana bisnis dan manajemen. Konsumen umumnya bertindak sebagai pemakai barang-
barang dan jasa-jasa konsumsi adalah rumah tangga keluarga (Reksoprayitno, 2011:143).
Klinik HTM (Haji Teguh Mariono) II Batumarta merupakan klinik sebagai jasa
juga Klinik HTM I yang berada di Belitang desa Gumawang. Klinik HTM II Batumarta
adalah salah satu klinik yang memberikan pelayanan rawat inap. Rawat inap adalah suatu
proses peratan terhadap pasien yang karena alasan atau sakit tertentu pasien harus di
inapkan dalam suatu ruangan guna mendapatkan perawatan dan pengontrolan dari dokter
Untuk melaksanakan pelayanan khususnya terhadap pasien rawat inap, Klinik HTM II
1. Pasien dijemput dari teras depan unit gawat darurat (UGD) oleh petugas atau
perawat.
2. Pasien ditempatkan diruang pelayanan sesuai dengn kasus penyakit dan tingkat
kegawatan.
3. Bila ada keluarga pasien, maka keluarga pasien dianjurkan untuk mendaftar di
kebagian pendaftaran.
6. Perawat mencatat semua tindakan dan pengobatan serta perubahan kondisi pasien.
a) Pasien dipulangkan
c) Pasien di rujuk
d) Pasien meninggal
8. Setelah selesai, semua hasil kegiatan dicatat dalam buku regristrasi pasien
UGD/rawat inap.
a) Nafas dan fungsi pernafasan, oksigenisasi, tekanan darah, nasi dan suhu
b) Fungsi sirkulasi dan jantung, tanda pendarahan, perfusi perifer dan hasil
laboraturium.
3. Hasil observasi dicatat dan dilaporkan kedokter jaga guna diputuskan tindakan
selanjutnya.
Klinik HTM II Batumarta memiliki alasan yang kuat mengapa harus senantiasa
meningkatkan mutu pelayanannya tehadap pasien khususnya pasien rawat inap. Karena
hasil observasi diketahui bahwa terjadi penurunan jumlah pelanggan setiap tahunnya yang
menginap di Klinik HTM II Batumarta dari tahun 2013 sampai tahun 2016. Penurunan ini
terjadi selain karena adanya klinik dan puskesmas yang berada diwilayah Batumarta,
penurunan jumlah pelanggan yang berdatangan diduga disebabkan karena pelayanan yang
perusahaan sebaiknya menciptakan suatu cara untuk menciptakan pelanggan yang lebih
850
800
750
700
650
600
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Gambar 1.1
Grafik Jumlah Pelanggan
Berdasarkan kurva tersebut diketahui bahwa penurunan jumlah pelanggan terjadi mulai
dari tahun 2013 sampai tahun 2016. Dimana tahun 2013 jumlah pelanggan sebanyak 800
orang, pada tahun 2014 jumlah pelanggan sebanyak 755 orang, pada tahun 2015 jumlah
pelanggan sebanyak 720 sedangkan tahun 2016 jumlah pelanggan hanya sebanyak 670
orang. Apabila pada setiap tahunnya terus terjadi penurunan jumlah pelanggan, maka hal
ini dapat mempengaruhi kualitas pelayanan pada Klinik HTM II Batumarta. Bedasarkan
latar belakang permasalahan tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Diruang Rawat
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah Untuk
Mengetahui Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu Dapat Mengetahui Pengaruh
Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Diruang Rawat Inap Pada Klinik HTM II
Baturaja.
25
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut (Ike, 2008:3), manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses
sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat.
Menurut (Husein, 2001:3) manajemen sumber daya manusia adalah sebagai suatu
Menurut (Sunyoto, 2012:1), sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang
penting dalam suatu organisasi atau perusahaan, disamping faktor lain seperti aktiva dan
modal. Oleh karena itu, sumber daya manusia harus dikelola dengan baik untuk
meningkatkan efektivitas dan efesiensi organisasi, sebagai salah satu fungsi dalam
daya manusia merupakan bagian dari manajemen keorganisasian yang memfokuskan diri
pada unsur sumber daya manusia dan tugas manajemen sumber daya manusia untuk
8
26
mengelola unsur manusia secara baik agar diperoleh tenaga kerja yang puas akan
pekerjaannya, sehingga dapat bekerja secara maksimal dalam mencapai tujuan perusahaan.
kebutuhan pelanggan atau dengan kata lain mampu melebihi harapan dari pelanggan.
Kualitas pelayanan yang baik sering dikatakan sebagai salah satu faktor penting dalam
keberhasilan suatu bisnis, yang menyatakan bahwa kualitas jasa mempunyai pengaruh yang
pelanggannya.
Menurut (Triwibowo, 2013:32) kualitas adalah upaya yang dilakukan penyedia jasa
pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan pemakai jasa. Sedangkan Kualitas (quality)
adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang tergantung pada
2008:143).
kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada intinya tidak
2013:34) pelayanan adalah suatu perbuatan dimana seseorang atau suatu kelompok
menawarkan pada kelompok atau orang lain sesuatu yang pada dasarnya tidak berwujud.
menurut (Kotler, 2002:83) definisi kualitas pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan
yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak
totalitas dari bentuk karakteristik barang dan jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk
Masyarakat (HUMAS), bidang layanan informasi dan bidang-bidang lain yang tugasnya
pelayanan lisan berhasil sesuai dengan yang diharapkan, ada syarat-syarat yang harus
jika ia menjadi petugas pada stand barang-barang hasil industri mobil, maka ia harus
besar.
b. Mampu memberikan penjelasan dengan lancar, singkat tetapi cukup jelas sehingga
d. Meski dalam keadaan “sepi” tidak “ngobrol” dan bercanda dengan teman, karena
menimbulkan kesan tidak disiplin dan melalaikan tugas. Tamu menjadi segan untuk
e. Tidak melayani orang-orang yang ingin sekedar “ngobrol” dengan cara yang sopan.
Pelayanan melalui tulisan merupakan bentuk layanan yang paling menonjol dalam
pelaksanaan tugas. Tidak hanya dari segi jumlah tetapi juga dari segi peranannya. Apalagi
kalau diingat bahwa sistem pelayanan pada abad informasi ini, menggunakan sistem
pelayanan jarak jauh dalam bentuk tulisan. Pada dasarnya pelayanan melalui tulisan cukup
efisien terutama bagi layanan jarak jauh karena faktor biaya. Agar pelayanan dalam bentuk
tulisan dapat memuaskan pihak yang dilayani, satu hal yang harus diperhatikan ialah faktor
29
a. Pelayanan berupa petunjuk yang berbentuk tulisan atau gambar sket/tanda, informasi
dan yang sejenis ditujukan pada orang-orang yang berkepentingan, agar memudahkan
b. Pelayanan berupa reaksi berbentuk tulisan, tertulis atas permohonan, laporan, keluhan,
Pada umumnya pelayanan dalam bentuk perbuatan 70-80% dilakukan oleh petugas-
petugas tingkat menengah dan bawah. Karena itu faktor keahlian dan keterampilan petugas
Dalam kenyataan sehari-hari jenis pelayanan ini memang tidak terhindar dari layanan
lisan, jadi antara pelayanan perbuatan dan pelayanan lisan sering bergabung. Hal ini
disebabkan karena hubungan lisan paling banyak dilakukan dalam hubungan pelayanan
secara umum (kecuali yang khusus dilakukan melalui hubungan tulis, karena faktor jarak).
Jadi, tujuan utama orang yang berkepentingan ialah mendapatkan pelayanan dalam bentuk
perbuatan atau hasil perbuatan, bukan sekedar penjelasan dan kesanggupan secara lisan.
Faktor kecepatan dalam pelayanan menjadi dambaan setiap orang, disertai dengan kualitas
hasil yang memadai. Mengenai faktor kecepatan, hal ini dapat dilakukan apabila prinsip
30
“pekerjaan yang dapat ditangani sekarang, sekarang dikerjakan, tidak ditunda nanti atau
esok hari” dipegang teguh. Sifat gemar menunda pekerjaan adalah sifat yang harus dibuang
jauh, karena sifat itu dapat menjadi hambatan bagi kemajuan dan kepercayaan. Selanjutnya,
sehubungan dengan faktor kualitas hasil pekerjaan, perlu diperhatikan tiga hal penting
seperti berikut:
a. Adanya kesungguhan dalam melakukan pekerjaan dengan motif mulia, yaitu ikhlas
b. Adanya keterampilan khusus untuk menangani pekerjaan. Untuk itu pekerja harus
memiliki keterampilan yang disyaratkan atau jika belum memiliki harus terlebih
c. Disiplin dalam hal waktu, prosedur dan metode yang telah ditentukan.
berikut:
1. Intangibility (tidak berwujud), yaitu suatu pelayanan mempunyai sifat tidak berwujud,
tidak dapat dirasakan atau di nikmati, tidak dapat dilihat, didengar, dan dicium sebelum
di beli oleh konsumen, : pasien dalam suatu rumah sakit akan merasakan bagaimana
pelayanan keperawatan yang di terima nya setelah menjadi pasien rumah sakit tersebut.
31
2. Inseparibility (tidak dapat di pisahkan), yaitu pelayanan yang di hasilkan dan dirasakan
pada waktu bersamaan dan apabila di kehendaki oleh seseorang untuk di serahkan
kepada pihak lainnya, akan tetapi merupakan bagian dari pelayanan tersebut, dengan
kata lain, pelayanan dapat di produksi dan di konsumsi atau dirasakan secara
bersamaan.
4. Perishability (tidak tahan lama), dimana pelayanan itu merupakan komoditas yang
dari pelayanan dengan membuat batasan batasan untuk jenis pelayanan sebagai berikut:
1. Pelayanan itu di berikan dengan berdasarkan basis peralatan (equipment based) atau
basis orang (people based) dimana pelayanan berbasis orang berbeda dari segi
4. Pelayanan yang di bedakan atas tujuan nya, yaitu laba atau nirlaba (profit or non profit)
dan kepemilikan nya, yaitu swasta publik ( private or public).
32
2014:210):
dengan penampilan dan cara berpakaian yang bersih dan rapi, lengkap dengan identitas
menghormati pasien.
kecepatan petugas dalam memberikan pelayanan. Hal ini juga menyangkut keteepatan
waktu dari pelayanan, ketanggapa petugas atau karyawan dibuktikan dengan waktu
3. Kompetensi, kualitas pelayanan diukur dari tenaga kesehatan yang bermakna memiliki
tenaga kesehatan dibuktikan dengan latar belakang pendidikan, pelatihan yang pernah
penyedia jasa.
33
6. Komunikasi berarti menjaga agar tiap pelanggan mendapat informasi sesuai dengan
7. Kredibilitas menyangkut dapat dipercaya, kejujuran penyedia jasa. Hal ini bermakna
9. Kelengkapan fasilitas pelayanan dan penampilan lingkungan fisik dari suatu jasa.
berikut:
1. Reliabilitas (Reliability)
dengan janji yang ditawarkan. Penilaian kualitas pelayanan dilihat dari kemampuan
rumah sakit yang berkaitan dengan ketepatan waktu pelayanan, waktu mengurus
2. Jaminan (Assurance)
Tampilan/Bukti Fisik (Tangiables), adalah wujud kenyataan secara fisik yang meliputi
penampilan dan kelengkapan fasilitas fisik seperti ruang perawatan, gedung dan
ruangan front office yang nyaman, tersedianya tempat parkir, keberhasilan, kerapian
4. Empati (Emphati)
Empati (Emphati), yaitu perhatian secara individual yang di berikan rumah sakit
untuk berkomunikasi perhatian yang tinggi dari petugas, kemudahan dalam mencapai
dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, yang
Teori konsumen mengenal dua macam pendekatan, yaitu pendekatan guna kardinal
atau cardinal utility approach dan pendekatan guna ordinal atau ordinal utility approach.
Pendekatan guna kardinal menggunakan asumsi bahwa guna atau kepuasan seseorang tidak
hanya dapat diperbandingkan, akan tetapi juga dapat diukur. Oleh karena menurut
kenyataan kepuasan seseorang tidak dapat diukur maka asumsi tersebut dengan sendirinya
dapat dikatakan tidak realistik. Inilah yang biasanya ditinjolkan sebagai kelemahan dari
teori konsumen yang menggunakan pendekatan guna cardinal, yang terkenal pula dengan
sebutan teori konsumen dengan pendekatan guna marginal klasik atau classical marginal
utility approach. Sebaliknya, teori konsumen yang menggunakan pendekatan guna ordinal
menggunakan asumsi yang lebih realistic. Dengan menggunakan konsepsi kurva tak acuh
teori konsumen yang menggunakan pendekatan guna ordinal tersebut tidak lagi perlu
menggunakan asumsi bahwa kepuasan atau guna seseorang dapat diukur, sebaliknya
dengan dipergunakannya konsepsi kurva tak acuh, masih dapat dipenuhi (Reksoprayitno,
2011:144).
yang dihitung dari jumlah relatif pelanggan atau persentase total pelanggan yang dianggap
pengalaman pelanggan setelah mengkonsumsi atau menggunakan suatu produk atau jasa.
Kepuasan adalah hasil respon dari penilaian pelanggan bahwa produk atau jasa pelayanan
telah memberikan tingkat kenikmatan dimana tingkat pemenuhan ini bisa lebih atau kurang.
dan jasa-jasa konsumsi pada umumnya adalah rumah tangga keluarga. Dalam
konsumen tersebut. Dengan demikian kiranya mudah dipahami mengapa para pemikir
atau satisfaction.
Dapat disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan adalah suatu perasaan didalam diri
pelanggan terhadap apa yang telah diperoleh dan dirasakan ketika mereka menerima
pelayanan.
keseluruhan sikap yang ditunjukkan pelanggan atas barang dan jasa setelah mereka
yang disebabkan oleh seleksi pembelian khusus dan pengalaman menggunakan atau
37
mengkonsumsi barang atau jasa tersebut. Kepuasan pelanggan adalah suatu kondisi dimana
kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan terhadap sebuah produk dan jasa sesuai atau
tepenuhi dengan penampilan dari produk dan jasa. Pelanggan yang puas akan menikmati
jasa tersebut secara terus menerus, mendorong pelanggan untuk loyal terhadap produk dan
Kajian tingkat kepuasan terhadap suatu produk (barang atau jasa) dalam bentuk
penelitian dapat diterapkan langsung pada atribut produk atau dimensi tertentu yang
menjadi fokus kajian. Dimensi kualitas dapat dipilah menjadi kualitas pelayanan dan
kualitas produk. Setiap dimensi terdiri dari subdimensi yang dapat dijadikan dasar pijakan
sepuluh prinsip kepuasan pelanggan yang harus diperhatikan untuk merebut hati mereka
menuai laba.
adalah kunci.
38
pendorong, kepuasan dimulai dari pabrik, dimensi kualitas produk dan dimensi kualitas
pelayanan.
7. Garansi kepada pelanggan adalah lompatan yang besar dalam kepuasan konsumen atau
pelanggan.
9. Peran karyawan sangat penting dalam upaya memuaskan konsumen atau pelanggan.
antara lain:
1. Kualitas Produk, yaitu pelanggan akan merasa puas bila hasil mereka menunjukkan
2. Kualitas Pelayanan atau Jasa, yaitu pelanggan akan merasa puas bila mereka
mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan apa yang mereka harapkan.
3. Emosi, yaitu pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang
lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk atau jasa tertentu yang
cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Kepuasan yang diperoleh
bukan karena kualitas dari produk atau jasa tetapi sosial (self esteem) yang membuat
4. Harga, yaitu produk atau jasa yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan
harga yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada pelanggan.
5. Biaya, yaitu pelanggan yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu
membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa yang cenderung puas
saran, pendapat dan keluhan mereka. Media yang digunakan bisa berupa kotak saran
40
yang diletakkan di tempat-tempat strategis (yang mudah dijangkau atau yang sering
dilewati pelanggan), kartu komentar (yang bisa diisi langsung maupun yang bisa
dikirim via pos kepada perusahaan), saluran telepon khusus bebas pulsa dan lain-lain.
Informasi-informasi yang diperoleh melalui metode ini dapat memberikan ide-ide baru
bereaksi dengan tanggap dan cepat untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul.
Akan tetapi, karena metode ini bersifat pasif, maka sulit mendapatkan gambaran
yang tidak puas akan menyampaikan keluhannya, bisa saja mereka langsung beralih
pemasok dan tidak akan membeli produk perusahaan tersebut lagi. Upaya
mendapatkan saran yang bagus dari pelanggan juga sulit diwujudkan dengan metode
ini. Terlebih lagi bila perusahaan tidak memberikan timbal balik dan tindak lanjut yang
memadai kepada mereka yang telah bersusah payah berpikir (menyumbangkan ide)
kepada perusahaan.
2. Ghost Shopping
Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan adalah
dengan mempekerjakan beberapa orang (ghost shoper) untuk berperan atau bersikap
Selain itu para ghost shoper juga dapat mengamati cara perusahaan dan pesaingnya
setiap keluhan. Ada baiknya para manajer perusahaan terjun langsung menjadi ghost
Perusahaan sebaiknya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti membeli atau
yang telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya
interview saja yang perlu, tetapi pemantauan customer loss rate juga penting, dimana
pelanggan.
penelitian survai, baik dengan survai melalui pos, telepon, maupun wawancara pribadi.
Dengan melalui survai, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik
(feedback) secara langsung dari pelanggan dan juga memberikan tanda (signal) positif
layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun dan
perawat dalam memberikan pelayanan serta bersikap ramah dan selalu siap menolong.
sakit.
b. Daya Tanggap, berkenan dengan kesediaan dan kemampuan perawat untuk membantu
akan diberikan dan kemudian memberikan pelayanan secara cepat. Dalam hal ini
perawat cepat tanggap terhadap masalah yang timbul atas keluhan yang disampaikan
oleh pasien.
perawat dan perawat bisa menciptakan rasa aman bagi pasien. Jaminan juga berarti
bahwa perawat selalu bersifat sopan dan menguasai pengetahuan dan keterampilan
yang dibutuhkan untuk menangani setiap pertanyaan apa masalah pasien. Perawat juga
d. Empati, berarti perawat memahami masalah pasien dan bertindak demi kepentingan
pasien, serta memberikan perhatian personal kepada pasien dan memiliki jam operasi
yang nyaman.
e. Berwujud, berkenan dengan daya tarik fisik, perlengkapan, dan kerapian. Kebersihan
serta penampilan perawat. Salah satu kemungkinan hubungan yang banyak disepakati
kualitas pelayanan.
masa lalu, berita dari mulut ke mulut dan iklan. Pelanggan membandingkan jasa anggapan
dengan jasa yang diharapkan. Jika jasa anggapan berada dibawah jasa yang diharapkan,
maka pelanggan akan kecewa. Sebaliknya, jika jasa anggapan berada diatas jasa yang
diharapkan maka pelanggan akan puas. Pelanggan akan sangat puas bila mendapatkan
senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja atau hasil yang
perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja dibawah harapan,
maka pelanggan akan kecewa. Bila kinerja sesuai harapan, maka pelanggan akan puas.
terhadap pelayanan yang didapatkan. Semua keluhan pelanggan adalah karunia bagi yang
pemberi jasa bila ditangani dengan baik. Perusahaan yang mendorong pelanggan yang
kecewa untuk mengajukan keluhan telah mencapai pendapatan yang lebih tinggi dan laba
yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang tidak mempunyai pendekatan sistematis
untuk mengatasi kegagalan jasa. Menerapkan perilaku peran ekstra dan mempromosikan
daya tarik dan citra perusahaan kepada konsumen, serta mengambil inisiatif dan terlibat
dalam perlaku hati-hati ketika menghadapi pelanggan, bisa menjadi aset penting dalam
menangani keluhan. Dengan menangani keluhan dari pelanggan secara lebih efisien dapat
Menurut (Kotler, 2008:58) perusahaan jasa yang bagus mereka mengetahui bahwa
sikap karyawan yang positif akan mendorong kesetiaan pelanggan yang lebih kuat.
Mempertahankan pelanggan agar tetap bertahan dalam menerima jasa pelayanan juga dapat
kontak pelanggan ketika mereka memiliki dorongan dari dalam untuk, memanjakan
Kesesuaian harapan pasien dengan apa yang di rasakannya, sudah di pastikan pasien
tersebut akan merasa puas. Bila yang di rasakan pasien tidak sesuai dengan harapannya,
sudah dapat di pastikan pula pasien tidak puas. Kepuasan pasien dapat diketahui setelah
sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Terhadap Kepuasan Konsumen Pada PDAM Kabupaten OKU”. Alat analisis yang dipakai
dalam penelitian yaitu analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian disimpulkan
konstanta bernilai positif sebesar 3,276. Hal ini menunjukkan jika kualitas layanan (X)
tidak dilakukan, maka tingkat kepuasan konsumen hanya sebesar 3,276%. Koefisien regresi
variabel kualitas layanan (X) sebesar 0,887 dan bernilai positif artinya jika kualitas layanan
meningkat sebesar 1% maka tingkat kepuasan konsumen akan meningkat. Variabel kualitas
layanan terhadap variabel kepuasan konsumen sebesar 86,20% atau variasi variabel
46
independen (kualitas layanan) yang digunakan dalam model mampu menjelaskan sebesar
Sukarti (2014), “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada PT.
Telkomsel Baturaja”. Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis
kuantitatif dan analisis regresi sederhana. Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas
pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan, hal ini ditunjukkan dengan melihat
uji t-hitung 21,181 > t-table 1,98552 artinya ada pengaruh kualitas pelayanan terhadap
Pt. Telkomsel Baturaja dipengaruhi oleh variabel kualitas pelayanan, dengan nilai 73,2%
sedangkan sisanya 26,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam
penelitian ini.
Terhadap Kepuasan Nasabah (Study kasus pada bank Syariah Mandiri Cabang Way
Kanan)” alat analisis yang digunakan yaitu regresi linier sederhana. Hasil penelitian
analisis uji-t yaitu menunjukkan bahwa thitung > ttable, pada penelitian ini kualitas pelayanan
sebesar 27,146 > 1,989 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada pengaruh positif
antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan nasabah. Hal ini menunjukkan dengan kualitas
pelayanan yang baik akan menimbulkan kepuasan nasabah dan akan berdampak positif
47
bagi Bank Syariah Mandiri Cabang Way Kanan. Dan besaran kontribusi atau sumbangan
kualitas pelayanan terhadap kepuasan nasabah dilihat dari hasil koefisien determinasi (R-
square) sebesar 0,900, maka besarnya kontribusi antara kualitas pelayanan terhadap
kepuasan nasabah sebesar 90%. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain seperti
2.4 Hipotesis
Menurut (Arikunto, 2010:64) hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis
dalam penelitian ini adalah “Diduga Ada Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
Pasien Di Ruang Rawat Inap Pada Klinik HTM (Haji Teguh Mariono) II Batumarta”.
48
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah pasien yang berada Diruang Rawat Inap
Pada Klinik HTM (Haji Teguh Mariono) II Batumarta. Fokus penelitiannya hanya pada
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap pada Klinik
3.2.1 Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah
sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpulan data. Data yang
a. Observasi
b. Kuisioner
31
49
c. Angket/Quesioner
Angket merupakan kumpulan pertanyaan yang telah disusun sedemikian rupa sehingga
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder. Menurut (Hasan,
2004:19) Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti
dari sumber-sumber yang telah ada. Seperti data yang diperoleh dari perpustakaan atau
laporan-laporan peneliti terdahulu. Data sekunder yang dipergunakan peneliti adalah data-
data penelitian yang diperoleh dan mempunyai hubungan dengan permasalahan yang akan
pengumpulan data yang selanjutnya dianalisis untuk menjawab hipotesis yang diajukan.
Menurut (Umar, 2011:49) angket atau kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data
3.3.1 Populasi
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah pasien diruang rawat inap
pada Klinik HTM II Batumarta dari bulan Januari sampai dengan bulan November 2017
3.3.2 Sampel
Menurut (Arikunto, 2006:131), “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
hasil penelitian sampel. Sampel yang digunakan adalah pasien yang rawat inap dengan
acak). Simple Random Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan peneliti
mencampur subjek-subjek didalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama, dengan
demikian peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh
kesempatan (change) dipilih menjadi sampel. Menurut Sugiyono yang dikutip dari (Juliver,
2011:18) untuk menentukan jumlah responden dalam penelitian digunakan rumus Slovin:
n= N
1 + Ne2 ............................................................................................................(3.1)
51
Dimana:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
Dalam penelitian, nilai kritis yang digunakan adalah 10% karena dengan nilai ini
akan diperoleh jumlah contoh yang cukup dalam penelitian dan sudah merupakan standar
yang cocok untuk penelitian sosial. Sehingga diperoleh nilai contoh (n) yang digunakan
adalah:
Validitas dan keandalan suatu hasil penelitian tergantung pada alat ukur digunakan
dan data yang diperoleh. Jika alat ukur yang digunakan itu tidak valid dan tidak handal
maka hasilnnya tidak menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Untuk itu diperlukan
1. Uji Validitas
Menurut (Priyatno, 2011:42), Uji validitas digunakan untuk mengukur ketepatan suatu
item dalam kuisioner atau skala, apakah item-item pada kuisioner tersebut sudah tepat
dalam mengukur apa yang diukur atau bisa melakukan penilaian langsung dengan metode
2. Jika rhitung < rtabel maka angket tersebut adalah tidak valid
2. Uji Reliabilitas
Menurut (Priyatno, 2011:69) uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsisten alat
ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika
pengukuran tersebut diulang. Alat ukur yang reliabel akan memberikan hasil pengukuran
yang relatif sama apabila dilakukan pengulangan atas penggunaan alat ukur tersebut dan
Pada penelitian ini perhitungan reliabilitas menggunakan rumus cronbach’s alpha yang
dikemukakan oleh (Umar, 2011:170). Setelah nilai koefisien reliabilitas diperoleh, maka
perlu ditetapkan suatu nilai koefisien reliabilitas paling kecil yang dianggap reliabel.
Menurut (Priyatno, 2011:69), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik sedangkan 0,7
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif. Analisis
yang bersifat kuantitatif adalah alat yang menggunakan model perhitungan dalam
analisis regresi. Menurut (Umar, 2011:114) analisis regresi sederhana digunakan untuk
pada penelitian ini analisa regresi digunakan untuk mengetahui Kepuasan Kerja (X)
terhadap Kinerja Pegawai (Y). Dalam penelitian ini akan dilakukan beberapa tahapan
Sebelum dilakukan analisis regresi linear sederhana tahap awal yang dilakukan
adalah menstransformasi data yang diolah berdasarkan hasil dari kuisioner yang berasal dari
jawaban responden. Jawaban dari responden diberi skor/nilai berdasarkan skala likert.
orang/kejadian biasanya skala likert disediakan lima pilihan skala dengan format seperti:
sangat setuju, setuju, cukup, kurang setuju dan sangat tidak setuju. Pendapat responden
Data dari jawaban responden adalah bersifat ordinal, syarat untuk bisa
menggunakan analisis regresi adalah yang paling minimal skala dari data tersebut harus
dinaikkan menjadi skala interval, melalui Methode Of Succesive Interval (MSI). Skala
interval menentukan perbedaan dalam variabel, karena itu skala interval lebih kuat
Transformasi tingkat pengukuran dari skala ordinal ke skala interval dilakukan dengan
langkah berikut:
2. Untuk setiap item tersebut, tentukan berapa orang responden yang mendapat skor 1, 2,
7. Tentukan nilai interval (scale value) untuk setiap skor jawaban sebagai berikut:
Dimana :
Sesuai dengan nilai skala ordinal ke interval, yaitu scala value (SV) yang nilainya terkecil
Y = a + bX + e ......................................................................................................(3.2)
56
Keterangan:
a = konstannta
b = koefisien Regresi
X = Kualitas Pelayanan
Y = Kepuasan Pasien
e = error term
koefisien regresi linier akan menunjukkan dan menguji signifikasi pengaruh antara variabel
X terhadap variabel Y.
apakah variabel independen (X) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y).
b. Dasar pengambilan keputusan menentukan tabel dengan tingkat keyakinan 95%, df= n-
1) Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya berpengaruh
2) Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak berpengaruh
Pada tingkat kepercayaan 95% dan taraf signifikan 5% dengan menggunakan t tabel = t
Ho
Gambar 3.1
Uji t Tingkat Keyakinan 95% untuk dua sisi
rumus (Riduwan dan Sunarto, 2007:81). Untuk mendapatkan nilai koefisien determinasi
R = r2 x 100% ...........................................................................................(3.3)
58
Dimana :
R = Determinasi
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang terbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
penelitian untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:38). Dari permasalahan yang diteliti, terdapat dua
variabel yang menjadi pokok permasalahan yang akan dianalisis dalam penelitian ini, yaitu:
59
Tabel 3.1
BAB IV
Klinik HTM merupakan Klinik Swasta yang berdiri pada Tahun 2011 dengan
kepanjangan H (Haji) T (Teguh) M (Mariono). Terdapat dua cabang yaitu HTM I beralamat
di Jl. Raya Rasuan Gumawang, Tebing Sari Mulya, Belitang Madang Raya, Kabupaten
Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan. sedangkan HTM II di Batumarta dengan
Kepemimpinan Hj. Teguh Mariono yang memiliki dua orang anak yaitu Dr. Rudi Isnawan
sebagai Penanggung Jawab Pada Klinik HTM II Batumarta dan Dr. Herli Sunawan sebagai
Visi: Menjadi Klinik kesehatan yang prima dan menjadi kepercayaan masyarakat
Misi:
masyarakat.
43
61
bidangnya masing-masing.
d. Menciptakan suasana kerja yang dilandasi oleh rasa kekeluargaan antar Dokter
Keluarganya.
memudahkan pelaksanaa eksekutif pimpinan yang efektif. Oleh karena itu struktur
organisasi merupakan alat bagi pimpinan untuk mengatur para pekerja dalam melaksanakan
PIMPINAN H.T.M
H. SUMARYONO
BALAI PENGOBATAN c
PENANGGUNGJAWAB RUMAH BERSALIN
B B B P P P BENDAHARA PERLENGKAPAN
Gambar 4.1
STRUKTUR KLINIK H.T.M TULUS AYU
KECAMATAN BELITANG MADANG RAYA OKU TIMUR
63
BAB V
Tabel 5.1
Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
jumlah responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 39 orang atau 48,15% , sedangkan
responden perempuan sebanyak 42 orang atau 51,85% dari jumlah seluruh responden
sebanyak 81 orang, dilihat dari kuesioner yang telah disebar ke pasien yang rawat inap pada
Klinik HTM (Haji Teguh Mariono) II Batumarta yang menggunakan kartu BPJS (Badan
46
64
Karakteristik Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin
48%
52% Perempuan
Laki-laki
Gambar 5.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
67
Karakteristik responden yang didasarkan pada usia dalam penelitian ini dapat dilihat
Tabel 5.2
Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
responden yang berusia 20-40 tahun sebanyak 36 orang atau 44,44% dan sisanya berusia
44%
Gambar 5.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
68
1. Uji Validitas
Uji validitas yang sudah dilakukan dengan bantuan program SPSS didapat nilai
diketahui r tabel = 0,218 dengan demikian untuk mengetahui valid/tidaknya item-item pada
- Jika r hitung > r tabel, maka butiran atau variabel tersebut valid
- Jika r hitung < r tabel, maka butiran atau variabel tersebut tidak valid
Tabel 5.3
Hasil Uji Validitas
hitung) didapat r hitung > r tabel, maka keseluruhan item atau butir variabel kualitas
pelayanan secara keseluruhan valid dan dapat digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian.
Uji validitas yang sudah dilakukan dengan bantuan program SPSS didapat nilai
diketahui r tabel = 0,218 dengan demikian untuk mengetahui valid/tidaknya item-item pada
kepuasan pelanggan (pasien) dapat dilakukan dengan cara pada variabel kualitas pelayanan.
Tabel 5.4
Hasil Uji Validitas
Item pernyataan r-hitung r-tabel Keterangan
hitung) didapat r hitung > r tabel, maka keseluruhan item atau butir variabel kepuasan
pelanggan (pasien) secara keseluruhan valid dan dapat digunakan sebagai alat ukur dalam
penelitian.
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran data dapat
memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran pada subjek sama
atau dengan kata lain untuk menunjukkan adanya kesesuaian antara sesuatu yang diukur
dengan jenis alat ukur yang dipakai. Dalam penelitian ini untuk menentukan kuesioner
Dalam perhitungan uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16
dan hasil dapat dilihat pada tabel 5.5. Berikut disajikan uji reliabilitas dengan bantuan
Tabel 5.5
Hasil Uji Reliabilitas
Berdasarkan tabel 5.5 diatas dapat diketahui bahwa nilai Cronbach’s Alpha untuk
sebesar 0,921. Hal ini berarti bahwa seluruh butir pernyataan dari semua variabel dapat
1. Transformasi Data
Data dari jawaban responden adalah bersifat ordinal, syarat untuk bisa menggunakan
analisis regresi adalah minimal skala dari data tersebut harus dinaikkan menjadi skala
perbedaan, urutan dan kesamaan besaran perbedaan dalam variabel, karena itu skala
interval lebih kuat dibandingkan skala nominal dan skala ordinal (Sekaran, 2006:19).
72
independen yaitu kualitas pelayanan. Analisis regresi dilakukan dengan bantuan program
statistik SPSS, berdasarkan data interval didapatkan hasil analisis regresi sebagai berikut:
Tabel 5.6
Hasil Estimasi Regresi
Berdasarkan pada tabel 5.6 diatas didapat persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 1,801 + 0,957X + e
Dari persamaan diatas didapat nilai konstanta bernilai positif, sebesar 1,801 menyatakan
bahwa apabila kualitas pelayanan tidak ada atau sama dengan nol maka kepuasan
pelanggan sebesar nilai konstanta yaitu 1,801. Sedangkan nilai koefisien regresi sebesar
0,957 nilai ini berpengaruh positif yang menunjukkan jika variabel kualitas pelayanan naik
sebesar 1 kali satuan maka kepuasan pelanggan naik sebesar 0,957 dengan asumsi variabel
Berdasarkan hasil estimasi regresi pada tabel 5.6 dapat dilakukan uji t untuk menguji
signifikasi dan variabel kualitas pelayanan (X) terhadap variabel kepuasan pelanggan (Y),
hipotesisnya:
Pada tabel 5.6 dapat dilihat hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 16, hasil
perhitungan memperlihatkan t hitung sebesar 32,356 sedangkan t tabel sebesar 1,990 (df =
n-k-1 = 81-1-1 = 79). Dengan demikian t hitung > t tabel atau 32,356 > 1,990. Maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Artinya kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan pasien
diruang rawat inap pada Klinik HTM (Haji Teguh Mariono) II Batumarta.
Ho ditolak Ho Ditolak
Daerah menerima Ho
-1,664 0 1,664 32,356
Gambar 5.3
Interval Keyakinan 95% Untuk Uji Dua Sisi
74
Berdasarkan hasil uji hipotesis diatas, maka hipotesis yang menyatakan bahwa ada
pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan (pasien) terbukti atau diterima,
hal ini berarti semakin baik pelayanan yang diberikan maka akan semakin meningkatkan
Pada perhitungan regresi dapat dilihat output model summary disajikan sebagai berikut:
Tabel 5.7
Model Summary
yaitu kualitas pelayanan terhadap variabel dependen kepuasan pelanggan, hasil analisis
yang ditunjukkan pada tabel 5.7 bahwa koefisien determinasi yaitu sebesar 0,930 atau 93%.
Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan pada Klinik HTM II Batumarta
sisanya sebesar 7% divariasikan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini
75
seperti: pemilihan produk, kualitas pelayanan atau jasa, emosi, harga dan biaya (Sukarti,
2014:22).
5.4 Pembahasan
tersebut berdasarkan pada hasil uji-t perhitungan memperlihatkan t hitung sebesar 32,356
sedangkan t tabel sebesar 1,990 (df = n-k-1 = 81-1-1 = 79). Dengan demikian thitung > ttabel
atau 32,356 > 1,990. Maka Ho ditolak dan Ha diterima, jadi kualitas pelayanan
berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pasien diruang rawat inap pada Klinik
HTM II Batumarta.
pada Klinik HTM II Batumarta dipengaruhi oleh kualitas pelayanan sebesar 0,930 atau
93% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Seperti: pemilihan produk, kualitas pelayanan atau jasa, emosi, harga dan biaya.
menurut (Kotler, 2002:83) definisi kualitas pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan
yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak
Dari penjelasan mengenai pengertian kualitas pelayanan yang telah disebutkan diatas
maka dapat di simpulkan bahwa kualitas pelayanan merupakan totalitas dari bentuk
kebutuhan pelanggan.
Pada Klinik HTM II Batumarta, salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan adalah kualitas pelayanan. Pelanggan membentuk pengetahuan jasa dari banyak
sumber, seperti pengalaman masa lalu, berita dari mulut ke mulut dan iklan. Pelanggan
membandingkan jasa anggapan dengan jasa yang diharapkan. Jika jasa anggapan berada
dibawah jasa yang diharapkan, maka pelanggan akan kecewa. Sebaliknya, jika jasa
anggapan berada diatas jasa yang diharapkan maka pelanggan akan puas. Pelanggan akan
Sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sukarti (2014), yang
menyatakan bahwa ada pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan Pada
PT. Telkomsel Baturaja. Hasil analisis yang diperoleh adalah Koefisien determinasi (R 2)
sebesar 0,732 atau 73,2% sedangkan sisanya 26,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
kepuasan nasabah pada Bank Syariah Mandiri Cabang Way Kanan. Hasil analisis yang
diperoleh adalah koefisien determinasi (R-square) sebesar 0,900 atau 90%. Menunjukkan
bahwa kepuasan nasabah dipengaruhi oleh kualitas pelayanan sebesar 90% sedangkan 10%
sisanya dipengaruhi oleh variabel lain seperti citra perusahaan dan promosi.
78
BAB VI
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab V diatas, maka dapat ditarik
pelayanan terhadap kepuasan pasien diruang rawat inap pada Klinik HTM II
Batumarta, dilihat dari t hitung sebesar 32,356 sedangkan t tabel sebesar 1,990 maka t
sebesar 0,930 atau 93%. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan pada Klinik
sebesar 93% sedangkan sisanya sebesar 7% divariasikan oleh variabel lain yang tidak
termasuk dalam penelitian ini seperti: pemilihan produk, kualitas pelayanan atau jasa,
61
79
6.2 Saran
pelanggan akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai
dengan apa yang mereka harapkan dan selalu melakukan pemberian harga yang mudah
yang membangun bagi perkembangan Klinik HTM II Batumarta agar pelayanan dan
harga yang diberikan oleh Klinik HTM II Batumarta dapat sesuai dengan keinginan
pelanggan yang pada akhirnya agar dapat tercipta kepuasan pelanggan melalui kontak
layanan maupun kotak suara pelanggan yang telah disediakan oleh Klinik HTM II
Batumarta.
80
DAFTAR PUSTAKA
Hasan, I. 2004. Analisis Dana Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.
Ike, Kusdyah Rahmawati. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: ANDI.
Kuncoro, Mudrajat. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi Edisi Tiga. Jakarta:
Erlangga.
Kotler, Philip dan Armstrong. 2002. Manajemen Pemasaran Edisi Millenium. Jakarta: PT.
Prenhallindo.
Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2008. Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Priyatno, Duwi. 2011. Buku Saku Analisis Statistika Data SPSS. Yogyakarta: Mediakom.
Priyanto, Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta: Mediakom.
Prasetyo, Sabda. 2013. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada
PDAM Kabupaten OKU. Ekonomi: Universitas Baturaja.
Riduwan dan Sunarto. 2007. Statistika Untuk Penelitian Pendidikan Sosial, Komunikasi,
Ekonomi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sunyoto, Danang. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: CAPS (Center
for Academic Publishing Service).
Sukarti. 2014. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada PT.
Telkomsel Baturaja. Ekonomi: Universitas Baturaja.
Umar, Hussein. 2011. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi Kedua.
Jakarta: Rajawali Pers.