Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MANAJEMEN MUTU TERPADU

DI BIDANG WIRAUSAHA KULINER

Dosen Pembimbing : Iga Aju Nitya Dharmani S.E., M.M

Disusun oleh:
Nama : Ade Riani
NIM : 01114087
Prodi : Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA
TAHUN AJARAN 2014/2015

Kata Pengantar
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah mata kuliah Pengantar Manajemen.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pengantar Manajemen di
program studi Ekonomi pada Universitas Narotama Surabaya. Makalah ini mengenai
keseluruhan proses mananjemen tentang mutu pelayanan, mutu diri, dan mutu produk.
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini agar para pembaca paham mengenai Manajemen Mutu
Terpadu (MMT).
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Ibu Iga Aju Nitya Dharmani SE,.MM. selaku dosen pembimbing mata kuliah Pengantar
Manajemen dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan
selama penulisan makalah ini. Tak lupa, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada orang
tua yang telah memberikan dukungan moril dan biaya.
Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan makalah
ini, maka dari itu penulis mengharapkan kiritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, Januari 2015


Penulis

Daftar Isi
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar Gambar iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah hal 1

1.2 Tujuan hal 3

1.3 Rumusan Masalah hal 3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen Mutu Terpadu (MMT)
Dalam Penerapan Wirausaha hal 4
2.2 Profil Usaha Warung Desa hal 7
2.3 Operasional Usaha hal 7
2.4 Mutu Produk Makanan dan Jasa hal 8
2.5 Cara-Cara Meraih Kesuksesan Dalam Wirausaha Kuliner hal 8

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan hal 10
3.2 Saran hal 10

Daftar Pustaka

Daftar Gambar
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pemenuhan kebutuhan dan keinginan serta nilai kualitas jasa sangat ditentukan oleh
tingkat kepentingan maupun kepuasan pelanggan sebagai pemakainya. Pelayanan yang
kurang memuaskan akan menyebabkan berkurangnya konsumen atau bahkan hilang karena
konsumen berpindah ke jasa layanan lain. Hal ini merupakan tantangan besar bagi
perusahaan dalam membangun citra perusahaan yang tidak hanya mampu membuat dan
membangun tapi juga dapat memberikan pelayanan yang memuaskan. Oleh sebab itu
perusahaan perlu mengetahui perilaku pelanggan dalam membeli, menggunakan dan
mengevaluasi jasa dalam rangka pemenuhan dan pemuasan kebutuhan.
Usaha kuliner itu sendiri memiliki tantangan untuk tetap mempertahankan usahanya
antara lain bagaimana menjaga kualitas pelayanan agar dapat bersaing dengan produk serupa
dan juga produk pengganti lainnya yang saat ini semakin banyak bermunculan. Salah satu
faktor yang harus diperhatikan dalam menjaga kualitas pelayanan yaitu dengan memberikan
pelayanan yang memuaskan, sesuai dengan atau melebihi harapan pelanggan. Sehingga
dirasakan sangat penting untuk mengetahui pelayanan yang diharapkan oleh pelanggan.
Bila ditinjau dari sudut pandang perusahaan, salah satu cara yang efektif dalam
melakukan diferensiasi adalah melalui jasa atau pelayanan yang diberikan. Hal ini membawa
perubahan yang cukup mendasar dalam bisnis utama suatu perusahaan. Sebagai contoh,
semakin banyaknya bisnis utama restoran bergeser dari sekedar menyediakan segala macam
makanan untuk dijual, menjadi usaha melayani dan memuaskan rasa lapar pelanggan dengan
disertai usaha menyediakan suasana yang kondusif bagi pelanggan untuk menikmati
hidangan. Bahkan tidak jarang pula di restoran disajikan pula hiburan musik.

Analisis mengenai tingkat kepuasan pelanggan ini nantinya dapat dijadikan sebagai dasar
untuk menentukan strategi dan program pemasaran yang relevan pada situasi dan kondisi saat
ini. Konsep strategi yang baik membutuhkan perumusan masalah yang berlandaskan kepada
wawasan yang lebih luas.
Manajemen pemasaran mengenal konsep bauran pemasaran (Marketing Mix) sebagai
variabel-variabel keputusan yang dapat dikendalikan oleh manajemen untuk mencapai tujuan
perusahaan. Di dalam konsep bauran pemasaran (Marketing Mix) terdapat 7 variabel yaitu,
produk (product), harga (price), promosi (promotion) dan tempat (place), proses
(process),personil (personil), dan fasilitas fisik (physical facility). Analisis tingkat kepuasan
pelanggan memberikan landasan yang baik untuk memahami dan memanfaatkan lebih efektif
lagi konsep dan metode-metode pemasaran produk bagi strategi dan program pemasaran.
Strategi dan program pemasaran diperlukan untuk mengatasi permasalahan pemasaran yang
kompleks melalui pendekatan terhadap sistem nyata di dalam perusahaan.

1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk bagaimana pengembangan terori dan memahami
lebih dalam mengenai manajemen mutu terpadu dalam bidang wirausaha kuliner khusunya
pada Warung Desa di Jl. Manyar Kertoarjo 13 Surabaya.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka masalah pokok
yang diangkat dalam makalah ini adalah:
1. Pengertian Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dan bagaimana penerapannya dalam
wirausaha.
2. Profil usaha kuliner Warung Desa.
3. Opersional usaha.
4. Mutu produk makan dan jasa layanan.
5. Cara-cara meraih kesuksesan dalam wirausaha kuliner.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen Mutu Terpadu Dalam Bidang Wirausaha.
TQM adalah pendekatan manajemen pada suatu organisasi, berfokus pada kualitas
dan didasarkan atas partisipasi dari keseluruhan sumber daya manusia dan ditujukan pada
kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan dan memberikan manfaat pada
anggota organisasi (sumber daya manusianya) dan masyarakat TQM juga diterjemahkan
sebagai pendekatan berorientasi pelanggan yang memperkenalkan perubahan manajemen
yang sistematik dan perbaikan terus menerus terhadap proses, produk, dan pelayanan suatu
organisasi. Proses TQM memiliki input yang spesifik (keinginan, kebutuhan, dan harapan
pelanggan), mentransformasi (memproses) input dalam organisasi untuk memproduksi
barang atau jasa yang pada gilirannya memberikan kepuasan kepada pelanggan (output).
Tujuan utama Total Quality Management adalah perbaikan mutu pelayanan secara terus-
menerus.Dengan demikian, juga Quality Management sendiri yang harus dilaksanakan secara
terus-menerus. Sejak tahun 1950-an pola pikir mengenai mutu terpadu atau TQM sudah
muncul di daratan Amerika dan Jepang dan akhirnya Koji Kobayashi, salah satu CEO of
NEC, diklaim sebagai orang pertama yang mempopulerkan TQM, yang dia lakukan pada saat
memberikan pidato pada pemberian penghargaan Deming prize di tahun. Banyak perusahaan
Jepang yang memperoleh sukses global karena memasarkan produk yang sangat bermutu.
Perusahaan/organisasi yang ingin mengikuti perlombaan/ bersaing untuk meraih laba/manfaat
tidak ada jalan lain kecuali harus menerapkan Total QualityManagement.

Konsep Total Quality Management

Konsep TQM ini memerlukan komitmen semua anggota organisasi terhadap


perbaikan seluruh aspek manajemen organisasi. Pada dasarnya, konsep Total Quality
Management mengandung tiga unsur yaitu :
1. Strategi nilai pelanggan
Nilai pelanggan adalah manfaat yang dapat diperoleh pelanggan atas penggunaan barang atau
jasa yang dihasilkan perusahaan dan pengorbanan pelanggan untuk memperolehnya. Strategi
ini merupakan perencanaan bisnis untuk memberikan nilai bagi pelanggan termasuk
karakteristik produk, cara penyampaian, pelayanan, dan sebagainya.
2. Sistem organisasional
Sistem organisasional berfokus pada penyediaan nilai bagi pelanggan. Sistem ini mencakup
tenaga kerja, material, mesin/teknologi proses, metode operasi dan pelaksanaan kerja, aliran
proses kerja, arus informasi, dan pembuatan keputusan.
3. Perbaikan kualitas berkelanjutan
Perbaikan kualitas diperlukan untuk menghadapi lingkungan eksternal yang selalu berubah,
terutama perubahan selera pelanggan. Konsep ini menuntut adanya komitmen untuk
melakukan pengujian kualitas produk secara kontinu. Dengan perbaikan kualitas produk
secara kontinu, akan dapat memuaskan pelanggan.

Prinsip-prinsip Total Quality Management:

Menurut Hensler dan Brunell (1993), ada empat prinsip utama dalam TQM yakni:
a. Kepuasan pelanggan, konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas. Kualitas tidak lagi
hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu, tetapi kualitas tersebut
ditentukan oleh pelanggan. Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala
aspek, termasuk didalamnya harga, keamanan dan ketepatan waktu. Kualitas yang dihasilkan
suatu perusahaan sama dengan nilai (value) yang diberikan dalam rangka meningkatkan
kualitas hidup para pelanggan.
b. Respek terhadap setiap orang, setiap karyawan dipandangsebgai individu yang
memiliki talenta dan kereativitas tersendiri danunik. Dengan demikian karyawan merupakan
sumber dayaorganisasi yang paling bernilai. Sehingga setiap orang dalamorganisasi
diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untukterlibat dan berpartisipasi dalam tim
pengambil keputusan.
c. Manajemen berdasarkan fakta, setiap keputusan harusberdasarkan data, bukan sekedar
pada perasaan (feeling). Konseppokoknya adalah 1). Prioritisasi (prioritization) yakni suatu
konsepbahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek padasaat yang bersamaan,
mengingat keterbatasan sumber daya yangada.oleh karena itu dengan menggunakan data
maka manajemendan tim dalam organisasi dapat memfokuskan usahanya padasituasi tertentu
yang vital. 2). Variasi (variation) variabilitas kinerjamanusia. Data statistik dapat
memberikan gambaran mengenaivariabilitas yang merupakan bagian yang wajar dari setiap
sistemorganisasi. Dengan demikian manajemen dapat memprediksi hasildari setiap keputusan
dan tindakan yang dilakukan.
d. Perbaikan berkesinambungan, setiap perusahaan perlu melakukanproses secara sistematis
dalam melaksanakan perbaikanberkesinambungan. Konsep yang berlaku disini adalah
sikluPDCA(plan-do-chek-act) yang terdiri dari langkah-langkahperencanaan, pelaksanaan
rencana, pemeriksaan hasilpelaksanaan rencana, dan tindakan korektif terhadap hasil
yangdiperoleh.

Manfaat Total Quality Managemen

Total Quality Management memberikan jaminan bagi pelanggan, bahwa organisasi


mempunyai tanggung jawab tentang kualitas dan mampu menyediakan produk dan jasa yang
sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan mereka.
Sebuah Organisasi yang memahami mengapa mereka memperkenalkan Total
QualityManagementdapat menerapkan suatu system yang fleksibel yang cocok bagi mereka
sendiri dan menyadari manfaat serta keefektifan yang dihasilkan oleh
Total Quality Management.

2.2 Profil Usaha Warung Desa


Warung Desa berada di daerah Jl. Manyar Kertoarjo 13. Awal buka usaha Warung
Desa ini tahun 2009 bulan Desember.

2.3 Operasional Usaha.


Kemampuan diri:
Pintar memasak, lebih baik lagi ahli memasak. Namun, untuk menjadi pengusaha restoran
tidak harus menjadi ahli memasak dulu, tetapi yang terpenting adalah mampu mengelola
usaha itu, tenaga ahli yang bisa memasak bisa direkrut.
Sarana:
- Meja kursi
- Peralatan makan
- Peralatan masak
- Kipas angin
- Etalase dan sebagainya.
Prasarana:
- Tempat yang strategis
- Tenaga ahli (juru masak) dan tenaga pembantu
- Modal usaha
- Izin usaha

2.4 Mutu Produk Makan dan Jasa.


1. Rasa makan yang enak
2. Higienis
3. Ukuran porsi makan yang sesuai
4. Pilihan menu masakan
5. Kecepatan pelayanan
6. Keramahan pelayan
7. Kenyamanan dan keamanan lingkungan
8. Harga yang sesuai

2.5 Cara-cara meraih kesuksesan dalam wirausaha kuliner.


8 hal yang harus diperhatikan untuk membuka usaha makanan:

1. Modal awal usaha


Modal awal usaha dapat dari modal sendiri, meminjam di koperasi, mencari rekanan yang
bisa diajak kerjasama.
2. Menentukan lokasi usaha
Pilih lokasi yang strategis seperti kawasan perkantoran, sekolah, kampus, pasar atau mal,
perumahan atau tempat wisata.
3. Sediakan menu andalan
Pilih yang sesuai dengan target pasar / konsumen.
4. Pilihlah pasar
Menyesuaikan jenis usaha dengan target pasar merupakan salah satu kunci menjalankan
usaha makanan dan minuman. Walaupun menawarkan harga murah meriah, tapi tidak sesuai
selera konsumen akan menimbulkan kendala bagi usaha.
5. Sumber daya manusia / tenaga kerja
Karyawan dapat dibagi kedalam kelompok tukang masak, pelayan dan kasir. Tapi bila usaha
tergolong kecil, 1 orang juga cukup untuk mempermudah pekerjaan.

6. Pemasok bahan baku


Mempunyai pemasok tetap yamg dapat memasok semua bahan baku produksinya setiap hari
sangat dianjurkan guna kelancaran proses produksi.
7. Perizinan usaha
Untuk kenyamanan usaha, anda perlu mengurus izin usaha di instansi pemerintah atau pihak
berwenang setempat. Mengurus izin ini perlu dilakukan untuk menghindari masalah
perizinan yang mungkin timbul dikemudian hari.
8. Promosi
Promosi dari mulut ke mulut masih menjadi pilihan utama dalam usaha makanan. Pelayanan
yang memuaskan akan membuat pelanggan merekomendasikan usaha makanan anda ke
teman atau relasinya sehingga usaha anda akan cepat dikenal. Selain itu, promosi dapat
dilakukan melalui media spanduk, papan nama, pamflet atau leaflet.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulannya yaitu memang saat ini usaha makan sedang banyak digemari oleh para
usahawan, ada yang membuja usaha makanan dari sekedar hobi memasak hingga akhirnya
untuk membuka sebuah usaha rumah makan ataupun warung makan. Banyak sekali berbagai
macam makanan seperti makanan khas(makanan tradisional) ataupun makan yang meniru
seperti makanan dari negara lain. Makanan khas seperti makanan khas jawa timur, makanan
khas padang, makanan khas papua dan masih banyak lagi. Usaha warung makan adalah
bisnis/usaha yang menjanjikan, karena itu dengan menjadi seorang pengusaha warung
makan/rumah makan bisa meraih keuntungan yang sangat banyak.

3.2 Saran
Berwirausaha/berbisnis apapun harus mempunyai kreatifitas yang tinggi, sehingga para
konsumen tidak bosan atau jenuh untuk memakan atau memakai produk yang kita buat.
Dalam berwirausaha warung makan harus mempunyai konsep atau ide untuk menarik para
konsumen, sehingga banyak konsumen yang datang ke warung makan itu sendiri, kita juga
harus memperhatikan lokasi tempat usaha, sebaiknya lokasi usaha harus strategis sehingga
banyak konsumen yang berdatangan, dan juga kita haeus mengingat bahwa pembeli adalah
raja sehingga kita harus ramah pada setiap konsumen atau pembeli yang berdatangan.
Saya harap bagi para wirausaha makanan harus mempunyai sikap yang jujur, tidak menipu
para konsumen, contohnya saja dengan mencampurkan bahan-bahan pengawet pada makan
ataupun minuman yang dijual. Dengan semakin modernnya jaman orang semakin banyak
memilih cara instan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih walaupun dengan cara yang
tidak septutnya dilakukan Dan bagi para konsumen juga harap baerhati-hati dalam membeli
makan.

Daftar Pustaka

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19414/4/Chapter%20II.pdf
http://www.scribd.com/doc/8982088/Bab-I

Anda mungkin juga menyukai