MAKALAH
Perencanaan Karangan
Disusun Oleh:
Kelompok 3
Septa Adi Laksono ( 1360100127)
Muh Destian Syahputra ( 1360100133)
Melani Sugianto ( 1360100126)
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyusun makalah ini tepat
pada waktunya. Makalah ini membahas hubungan antropologi dan sosiologi.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu,
penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang
setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penyusun
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Penyusun,
Kelompok 3
DAFTAR ISI
Judul Makalah
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
3.1 Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
2) Penulisan:
a. Menulis keseluruhan naskah secara konseptual, disertai kutipan atau data yang
diperlukan;
b. Penulisan tersebut mencakup:
1. Bagian pelengkap pendahuluan seperti halaman judul, abstrak, kata pengantar,
daftar isi, daftar gambar, daftar tabel.
2. Bagian naskah utama terdiri dari pendahuluan, bahasan utama, dan kesimpulan
dan saran.
Pemilihan topik untuk karangan ilmiah, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
a. Bermanfaat untuk perkembangan ilmiah atau profesi penulis;
b. Menarik untuk ditulis dan dibaca;
c. Dikuasai dengan baik;
d. Bersifat terbatas dalam artian tidak terlalu luas;
e. Didukung data yang relevan;
b. Judul Karangan
Judul karangan pada dasarnya adalah perincian atau jabaran dari topik atau judul merupakan
nama yang diberikan untuk bahasan atau karangan, judul berfungsi sebagai slogan promosi
untuk menarik minat pembaca dan sebagai gambaran isi karangan. Judul lebih spesifik dan
sering menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas.
Syarat Judul yang Baik:
a. Sesuai dengan topik;
b. Sesuai dengan isi karangan;
c. Berbentuk frasa bukan kalimat;
d. Singkat;
e. Jelas;
f. Menarik minat pembaca;
c. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ialah gambaran atau perencanaan menyeluruh yang akan mengarahkan
penulis dalam melakukan tindakan menyelesaikan tugasnya. Dengan mengetahui tujuan,
penulis akan dapat menentukan bahan tulisan, organisasi karangan, dan sudut pandang. Ada
dua cara menyatakan tujuan penulisan, yaitu:
Tesis
Tesis adalah rumusan singkat yang mengandung tema dasar dari sebuah karangan bila ada
sebuah tema karangan yang dominan. Tesis sama dengan sebuah kalimat utama dalam
paragraf. Oleh sebab itu, tesis tidak diperkenankan lebih dari satu kalimat. Dengan kalimat
tesis, penulis dapat menentukan bahan yang akan menjadi tulisan. Tesis digunakan jika
penulis ingin mengembangkan gagasan yang berupa tema seluruh tulisan.
Ciri-ciri tesis yang baik:
(1). berisi gabungan rumusan topik;
(2). penekanan topik sebagai suatu pengungkapan pikiran;
(3). pembatasan dan ketetapan rumusan;
(4). berupa kalimat lengkap terdapat subjek dan predikat (objek);
(5). menggunakan kata khusus dan denotatif (lugas);
(6). berupa pernyataan positif – bukan kalimat tanya, bukan kalimat seru,
dan bukan kalimat negatif;
(7). dapat mengarahkan, mengembangkan, dan mengendalikan penulisan;
dan
(8). dapat diukur dan dibuktikan kebenarannya;
Contoh dari perumusan tema, tujuan karangan, kalimat tesis, dan rumusan judul:
Tema : Meningkatkan penjualan sepatu buatan dalam negeri
Tujuan : Untuk menunjukkan bahwa sepatu buatan dalam negeri dapat diupayakan agar
lebih diminati oleh konsumen.
Tesis : Sepatu buatan dalam negeri dapat ditingkatkan penjualannya dengan menambah
daya saing agar lebih diminati konsumen
Judul : Sepatu Lokal, Kenapa Tidak?
Pengungkapan maksud
Pengungkapan maksud dilakukan tidak bermaksud untuk mengembangkan ide sentral. Jika
tulisan tidak mengembangkan gagasan tema maka tulisan dalam bentuk pernyataan.
d. Bahan penulisan
Yang dimaksud dengan bahan penulisan ialah semua informasi yang digunakan untuk
mencapai tujuan penulisan. Informasi itu, mungkin merupakan teori, contoh-contoh,
rincian atau detail, perbandingan, sejarah kasus, fakta, hubungan sebab akibat, pengujian
dan pembuktian, angka-angka, kutipan, gagasan dan sebagainya.
Bahan pustaka
Berasal dari buku-buku yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas. Ada du macam
bahan pustaka yang harus penulis kumpulkan. Yang pertama, bahan-bahan sumber yang
bersifat teori. Ini biasanya digunakan untuk mencari definisi, pengertian, atau terminologi
dan lain-lain dari bahan penelitian. Yang kedua, bahan sumber asli yang berasal dari
seorang tokoh. Ini biasanya digunakan untuk studi tokoh atau pendapat seorang tokoh.
Wawancara
Wawancara (interview) adalah salah satu cara mengumpulkan data dengan mengajukan
pertanyaan kepada seorang yang dianggap berkompeten (berotoritas) tentang yang ditulis.
Wawancara biasanya digunakan untuk mendapatkan data secara lisan. Alat bantu yang
digunakan adalah alat perekam semacam tape recorder dan kamera video. Alat tersebut
digunakan untuk memudahkan penyalinan kedalam bentuk tulis.
Angket
Angket (quesioner) adalah pertanyaan yang digunakan untuk menjaring pendapat (opini)
orang tentang sesuatu. Jawaban pertanyaan sudah disediakan. Responden tinggal melingkari
atau menyilangnya.
e. Kerangka Karangan
Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang mengandung ketentuan bagaimana
kita menyusun karangan itu. Kerangka karangan merupakan rencana penulisan akan bersifat
konseptual, menyeluruh, terarah, dan bersasaran bagi target pembacanya.
Yang mempengaruhi kerangka karangan ini ialah tujuan dan bahan penulisan. Menyusun
kerangka pada hakikatnya membagi topik ke dalam subtopik dan selanjutnya ke dalam sub-
subtopik yang lebih kecil.
Fungsi Kerangka Karangan:
a. Memperlihatkan pokok bahasan, sub-sub bahasan karangan, dan memberi
kemungkinan perluasan bahasan tersebut sehingga memungkinkan penulisan
menciptakan suasana kreatif sesuai dengan variasi yang diinginkan;
b. Mencegah pembahasaan keluar dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik
judul, masalah, tujuan, dan kalimat tesis;
c. Memudahkan penulis menyusun secara menyeluruh;
d. Mencegah ketidaklengkapan bahasan;
f. Penyuntingan (Revisi)
Tahap revisi ini bertujuan untuk memeriksa kembali tulisan yang telah jadi ataupun
memperbaiki berbagai kesalahan dan kekurangan dalam karya tulis. Yang direvisi dari
karangan yang telah dibuat meliputi:
a) Penyuntingan Naskah (data), data baru yang ditemukan memungkinkan untuk
dilakukan penambahan ataupun penggantian data.
b) Penyuntingan Materi (pendapat baru), seringkali setelah menulis karangan penulis
menemukan ide dan pendapat baru yang lebih baik dari pendapat lama sehingga perlu
dilakukan revisi.
c) Penyuntingan Bahasa (ketikan), dalam penulisan karangan hendaknya melakukan
pengeditan ulang terhadap bahan yang akan disajikan karena bahan tersebut harus
sesuai dengan bahasa diksi, alinea dan kalimat. Contohnya: Penulisan kutipan yang
benar, penulisan kata serapan yang sesuai EYD.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan isi makalah di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Perencanaan karangan adalah semua tahap persiapan penulisan dari awal mengarang
sampai terbentuk sebuah karangan.
2. Tahap pembuatan perencanaan karangan ialah tahap prapenulisan, tahap penulisan
dan tahap penyuntingan (revisi).
3. Tahap prapenulisan merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis.
4. Tahap penulisan merupakan tahapan untuk menulis keseluruhan naskah secara
konseptual, disertai kutipan atau data yang diperlukan.
5. Tahap penyuntingan (revisi) yaitu tahapan yang terdiri atas penyuntingan naskah,
penyuntingan materi, dan penyuntingan bahasa.
6. Untuk menyusun karangan yang baik perlu diperhatikan dalam memilih judul, topik,
tujuan penulisan, bahan penulisan, dan penyusunan kerangka karangan.
7. Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang mengandung ketentuan
bagaimana kita menyusun karangan itu.
8. Tahap revisi ini bertujuan untuk memeriksa kembali tulisan yang telah jadi ataupun
memperbaiki berbagai kesalahan dan kekurangan dalam karya tulis.
DAFTAR PUSTAKA
Rahardi, R. Kunjana. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Erlangga, 2009.
Abdul Gani, Ramlan dan Mahmudah Fitriyah. Pembinaan Bahasa Indonesia. Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2007.
Agus, Dwi. Kerangka Karangan, http://rayapost.com diakses pada 31 Maret 2014 pukul
14.26 WIB
Sahara, Siti. Perencanaan Karangan. http://perismatikilmu.blogspot.com diakses pada 1
April 2014 pukul 12.13 WIB