Kebijakan Kurikulum Paradigma Baru...
Kebijakan Kurikulum Paradigma Baru...
DAN TEKNOLOGI
KEBIJAKAN KURIKULUM
PARADIGMA BARU
(KURIKULUM PROTOTIPE)
10 Desember 2021
Benang Merah Pengembangan Kurikulum
Setidaknya 52 industri seperti: United Tractors, Telkom, Asosiasi Senior Living Indonesia (ASLI), Indonesian
Hotel General Manager Association (IHGMA), L'Oreal, Indonesian Fashion Chamber (IFC) dst, termasuk
dari rumah vokasi (forum komunikasi resmi Kemendikbudristek bersama industri untuk mendukung
penyusunan kebijakan pendidikan vokasi) yang terlibat aktif dalam aspek-aspek penting kurikulum SMK,
seperti: Capaian Pembelajaran, Evaluasi, Spektrum Keahlian dan Bahan Ajar
2
Kurikulum SMK disesuaikan agar SMK dimampukan untuk dapat menyusun pembelajaran yang selaras
dengan kebutuhan dunia kerja
- Pengembangan soft skills turut menjadi - Struktur lebih sederhana dengan dua
fokus agar pelajar dibekali dengan sikap, kelompok mata pelajaran, yaitu umum dan
karakter dan keterampilan yang utuh dalam kejuruan.
menghadapi dunia kerja.
- Persentase kelompok kejuruan meningkat ke
- Praktek Kerja Lapangan (PKL) menjadi mata
pelajaran wajib minimal 6 bulan (1 semester) 70%, persentase kelompok umum menjadi
dan disusun bersama mitra dunia kerja. 30%.
- SMK dapat menentukan dan - Pelajar dapat memilih mata pelajaran di luar
mengorganisasi konsentrasi keahliannya program keahliannya.
untuk disesuaikan dengan mitra dunia kerjanya. - Pembelajaran berbasis projek diterapkan
dengan mengintegrasikan mata pelajaran terkait.
4
Karakteristik Utama Kurikulum Prototipe
1 Pengembangan
Karakter
2 Fokus pada
Materi Esensial
Pelajar mampu bersikap menjadi penyimak yang baik. Pelajar mampu memahami pesan lisan
Menyimak dan informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan), dan instruksi lisan yang
berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.
Pelajar mampu bersikap menjadi pembaca dan pemirsa yang baik. Pelajar mampu memahami
Membaca & informasi dari bacaan dan tayangan yang dipirsa tentang diri dan lingkungan, narasi imajinatif,
Memirsa dan puisi anak. Pelajar mampu menambah kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan
yang dipirsa dengan bantuan ilustrasi.
Capaian pembelajaran dalam bentuk
KI KD sangat banyak dan terpisah- Pelajar mampu melafalkan teks dengan tepat, berbicara dengan santun, menggunakan volume
dan intonasi yang tepat sesuai konteks. Pelajar mampu bertanya tentang sesuatu, menjawab,
pisah. dan menanggapi komentar orang lain (teman, guru, dan orang dewasa) dengan baik dan santun
Berbicara &
dalam suatu percakapan. Pelajar mampu mengungkapkan gagasan secara lisan dengan
Mempresentasikan bantuan gambar dan/atau ilustrasi. Pelajar mampu menceritakan kembali suatu informasi yang
dibaca atau didengar; dan menceritakan kembali teks narasi yang dibacakan atau dibaca dengan
topik diri dan lingkungan.
Pelajar mampu bersikap dalam menulis di atas kertas dan/atau melalui media digital. Pelajar
mampu menulis deskripsi dengan beberapa kalimat tunggal, menulis rekon tentang pengalaman
Menulis diri, menulis kembali narasi berdasarkan fiksi yang dibaca atau didengar, menulis prosedur
tentang kehidupan sehari-hari, dan menulis eksposisi tentang kehidupan sehari-hari. Pelajar
mengembangkan tulisan tangan yang semakin baik.
3 Fleksibilitas Perancangan
Kurikulum Sekolah dan
Penyusunan Rencana
Pembelajaran
Fase A
(Usia 6-8, umumnya kelas 1-2 SD)
Pelajar memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan kepada
teman sebaya dan orang dewasa tentang diri dan lingkungan sekitarnya. Pelajar mampu memahami dan
menyampaikan pesan; mengekspresikan perasaan dan gagasan; berpartisipasi dalam percakapan dan
diskusi secara santun. pelajar mampu meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui berbagai kegiatan
berbahasa dan bersastra dengan topik yang beragam.
Pelajar mampu bersikap menjadi penyimak yang baik. Pelajar mampu memahami pesan lisan
Menyimak dan informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan), dan instruksi lisan yang
berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Pelajar mampu bersikap menjadi pembaca dan pemirsa yang baik. Pelajar mampu memahami
Membaca & informasi dari bacaan dan tayangan yang dipirsa tentang diri dan lingkungan, narasi imajinatif,
Memirsa dan puisi anak. Pelajar mampu menambah kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan
Mata Pelajaran: yang dipirsa dengan bantuan ilustrasi.
Bahasa Indonesia Pelajar mampu melafalkan teks dengan tepat, berbicara dengan santun, menggunakan volume
Fase A (Kelas 1 dan 2) dan intonasi yang tepat sesuai konteks. Pelajar mampu bertanya tentang sesuatu, menjawab,
dan menanggapi komentar orang lain (teman, guru, dan orang dewasa) dengan baik dan santun
Berbicara &
dalam suatu percakapan. Pelajar mampu mengungkapkan gagasan secara lisan dengan
Mempresentasikan bantuan gambar dan/atau ilustrasi. Pelajar mampu menceritakan kembali suatu informasi yang
dibaca atau didengar; dan menceritakan kembali teks narasi yang dibacakan atau dibaca dengan
topik diri dan lingkungan.
Pelajar mampu bersikap dalam menulis di atas kertas dan/atau melalui media digital. Pelajar
mampu menulis deskripsi dengan beberapa kalimat tunggal, menulis rekon tentang pengalaman
Menulis diri, menulis kembali narasi berdasarkan fiksi yang dibaca atau didengar, menulis prosedur
tentang kehidupan sehari-hari, dan menulis eksposisi tentang kehidupan sehari-hari. Pelajar
mengembangkan tulisan tangan yang semakin baik.
terbagi menjadi dua yang ditujukan untuk mencapai profil Pelajar Pancasila
kegiatan utama, yaitu Kegiatan projek penguatan profil Pelajar Pancasila tersebut tidak
berbasis mata pelajaran. Jam pelajaran untuk setiap mapel
kegiatan rutin di kelas dialihkan karena: 1) tidak ada penambahan jp untuk siswa (jp yang
ada saat ini sudah cukup panjang), dan 2) diasumsikan bahwa
(intrakurikuler) dan kompetensi esensial* dari seluruh mata pelajaran akan dipelajari
juga melalui projek.
kegiatan projek
*Kompetensi esensial dikenal juga dengan general capabilities, transversal skills,
atau transferable skills yang dipelajari melalui disiplin ilmu namun tidak melekat
pada suatu ilmu pengetahuan sehingga dapat digunakan di berbagai konteks
termasuk kehidupan sehari-hari dan dunia kerja
Fleksibel dan berpusat pada siswa
Projek penguatan profil ● Projek dilakukan 2-3 kali dalam satu tahun sesuai jenjang,
jangka waktu masing-masing projek tidak harus sama
Pelajar Pancasila adalah ● Tidak perlu ada jadwal kegiatan belajar, karena siswa dapat
melakukan penelitian, pengerjaan karya, dsb. sesuai
kegiatan yang fleksibel, kebutuhan mereka. Hal ini mendorong self-regulated
learning
tidak rutin/terstruktur,
Kontekstual
dan lebih berpusat pada
● Pemerintah Pusat hanya menentukan tema yang dapat
siswa dipilih oleh satuan pendidikan
● Satuan pendidikan mengembangkan topik yang lebih
spesifik dari tema tersebut, sesuai dengan tahap capaian
pembelajaran siswa
KementerianPendidikan,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Kebudayaan, Riset,
Riset, dandan Teknologi 19
Teknologi
Implikasi Perubahan dan Mitigasinya
21