Memang pada dasarnya gagasan utama buku ini adalah menyajikan beragam aliran yang
ada pada Hermeneutika, baik tokoh dan pemikirannya dikupas tuntas oleh penulis, tapi juga
gambaran kontekstualnya yang disuguhkan dengan bahasa yang ringan bagi awam tentang
hermeneutika khususnya. sehingga ketika membaca buku ini, pembaca seolah dibawa untuk
mengikuti alur pemikiran yang dibawa oleh penulis.
1
ini menunjukkan sebuah keluasan dan keluwesan seorang ahli dalam bidangnya yang mana tetap
dan selalu dapat berkolaborasi dengan siapapun, tentunya sifat seperti ini akan sangat
mempengaruhi dalam pemikiran penulisan buku ini.
Bila dilihat dari tulisannya, penulis adalah seorang yang sangat detail, sangat peduli dan
sangat memotivasi. Buku ini disusun secara runtut, narasi yang digunakan sangat mudah difahami
dan dicerna oleh pembaca. Lebih-lebih ketika buku ini mengupas tentang pemikiran para tokoh
hermeneutika. Penulis mencantumkan ide pokok-ide pokok setiap tokohnya, sehingga pembaca
tidak kesulitan lagi untuk menyimpulkan dan menganalisis kembali perbedaan dalam hal kelebihan
dan kekurangannya. Buku ini sangat membantu mahasiswa untuk lebih mendalamai sebuah teks dan
fenomena-fenomena yang kerap kali muncul ditengah-tengah kehidupan mereka. Pemilihan judul
“Hermeneutika; menggali makna teks” adalah kata kunci sangat sangat strategis untuk menarik
minat pembaca bahwa buku ini sangat mendalam dalam mengupas dan mengantarkan pada konsep
pemahaman baru tentang hermeneutika.
Di dalam buku ini, penulis membagi menjadi sepuluh bab yang di awali oleh pendahuluan
dan diakhiri dengan penutup. Jangan dilupakan, bahwa buku ini juga diberi pengantar oleh ahli, yang
menurut peresensi sangat penting dibaca terlebih dahulu sebelum membaca isi dari buku ini. Dalam
menghadirkan masing-masing bab, penulis membagi lagi dalam beberapa subtema, hal tersebut
bertujuan untuk membatasi bahasan dalam setiap bab yang dikaji oleh penulis. Pembagian bab dan
sub tema bahasan pada buku tersebut terlihat sebagai mana di bawah ini :
1. BAB 1: Pendahuluan
Pada bab pendahuluan ini, penulis fokus pada pengenalan awal tentang hermeneutika,
kebutuhan, metodologis dan sejarahnya. Bab satu menjadi empat sub tema bahasan;
Interpretasi sebagai kebutuhan kodrati manusia, Hermenutika sebagai tawaran
metodologis, Perkembangan konseptualisasi hermeneutika, dan Sejarah hermeneutika.
2
Habermas, Paul Ricoeur, Jacques Derrida, Rafael Capurro. Disetiap awal pembahasan
pemikiran para tokoh, penulis mencantumkan bibliografi para tookohnya dalam bentuk
tabel. Begitu pula di akhir pembahasan para tokoh, penulis selalu menyimpulan ide
pokok dari setiap tokohnya dalam bentuk tabel, sehingga hal ini sangat mempermudah
para pembaca buku untuk memahaminya.
4. BAB 4: Persepektif dan Penerapan Hermeneutika
Pada bab empat, penulis membaginya menjadi tiga bagian; Hermeneutika sebagai
perspektif dan pendekatan, penerapan hermeneutika, dan lingkungan hermeneutika.
Setelah mengetahui beragam aliran hermeneutika, penulis rupa-rupanya sangat jeli,
bagaimana tatacara menerapkan hermeneutika, kapan, dimana dan lingkaran
hermeneutika itu digunakan.
3
melalui kebijakan-kebijakan yang ditetapkan. Setiap ganti kepemimpinan, mereka selalu
ingin memperbaiki pemimpin sebelumnya, namun, hal tersebut kadang tidak sesuai
harapan. Kadang menurut pemerintah baik, tetapi ditengah-tengah masyarakat malah
menimbulkan kegaduhan. Hal itu tidak lain dikarenakan kurangnya komunikasi antara
pemimpin dan masyarakatnya.
8. BAB 8: Revolusi Industri dan Hermeneutika Digital
Pada bab delapan, penulis membaginya menjadi dua sub bahasan; Revolusi Industri dan
Hermeneutika Digital. Pada kesimpulannya, pemanfatan tekhnologi tidak berarti
mengubah makna dan tugas esensial hermeneutika sebagai metode memahami teks
secara filosofis. Dengan artian bahwa, tugas dan fungsi hermenutika tidak akan tergusur
karena adanya refolusi industri.