Anda di halaman 1dari 2

ETIKA DAN KODE ETIK WASIT

“Jangan tanyakan apa yang bulutangkis bisa berikan untukmu, tetapi tanyakan apa yang dapat
kau berikan untuk bulutangkis.” Inilah falsafah yang harus dianut seorang Wasit bulutangkis.
Pada saat ini pekerjaan sebagai seorang wasit bulutangkis adalah pekerjaan kehormatan
(honourary job) yang lebih banyak bersifat sukarela ( volounteer ), bukan pekerjaan yang bersifat profesi
atau pekerjaan berpenghasilan tetapi yang dapat menunjang kehidupan kita. Hal ini disebabkan
bulutangkis belum menjadi olahraga besar seperti sepak bola atau tennis. Oleh karena itu adalah menjadi
tugas kita bersama untuk membasarkan olahraga yang kita cintai ini.
Kode etik wasit merupakan hal yang sangat penting yang menjadi pegangan seorang wasit dalam
menjalankan tugasnya. Seorang Wasit dalam menjalankan tugasnya harus :

1. Sikap ( Attitude )
Seorang wasit harus menpunyai sikap yang baik dan terpuji dalam menghadapi pihak pihak
yang terkait dalam kejuaraan . tidak boleh bersikap sombong atau arogan .harus mau
melayani pihak pihak yang membutuhkan dengan rendah hati.
2. Berpengetahuan yang cukup
Seorang wasit harus mempunyai pengetahuan dan pengertian yang cukup tentang peraturan
permainan bulutangkis dan peraturan pertandingan.
3. Adil ( Fair )
Disini seorang wasit harus dapat mengimplementasikan segala peraturan sebagai mana
mestinya. Oleh karena itu dia harus dapat bersikap netral.
4. Netral ( Neutral )
Netral berarti tidak memihak kepada siapapun dan berdiri diatas semua pihak, tanpa melihat
asal dari si pemain ( klub, cabang, daerah, negara )
5. Realistis ( Realistic )
Seorang wasit harus realistis, segala keputusan harus berdasarkan peraturan dan fakta yang
ada.
6. Kontrol ( Control )
Seorang wasit harus dapat mengontrol jalannya pertandingan dengan baik. Dia harus
mengerti dan menguasai manajemen lapangan
7. Sabar ( Patient )
Seorang wasit harus bisa menangani sesuatu persoalan yang terjadi dilapangan dengan
mempergunakan rasionya, bukan emosinya. Harus dapat mengendalikan situasi yang
memanas dilapangan tanpa terbawa emosi.
8. Tegas ( Firm )
Seorang wasit harus dapat bersikap tegas, tanpa ragu – ragu dalam mengambil suatu
keputusan.
9. Tidak boleh sewenang-wenang ( abuse his power )
Seorang wasit tidak boleh berbuat sewenang-wenang dalam mengambil suatu keputusan,
segala sesuatu sudah ada koridornya, dalam hal ini peraturan yang berlaku.
10. Tepat Waktu
Seorang wasit harus tiba ketempat pertandingan tepat waktu. Harus diperhitungkan adanya
briefing Wasit sebelum pertandingan dimulai.
11. Akurat
Keputusan yang dibuat oleh seorang wasit haruslah akurat, oleh sebab itu dalam menjalankan
tugasnya diperlukan mata yang jeli dan konsentrasi yang tinggi untuk menghindari protes
pemain.
12. Komunikasi ( Communication )
Seorang wasit harus bisa dan pandai berkomunikasi dengan berbagai pihak :
- Pihak penyelenggara
- Team manager / Pelatih.
- Pemain.
- Media
- Petugas lapangan lainnya ( wasit,hakim garis,dokter,match control,dsb
13. Penjaga dan Penegak Peraturan ( Uphold the Regulation )
Seorang wasit harus menjadi penjaga dan penegak peraturan.
14. Hadiah dari penyelenggara ( Gift from Organiser )
Seorang wasit dilarang menerima hadiah dari penyelenggara yang dapat mempengaruhi
keputusannya.
15. Tekanan ( Pressure )
Seorang wasit tidak boleh terpengaruh oleh suatu tekanan dari pihak manapun dalam
mengambil keputusan yang adil.
Harus disadari sepenuhnya oleh wasit, bahwa pertandingan ( the games ) adalah untuk
pemain, bukan untuk petugas lapangan ( termasuk wasit)

Anda mungkin juga menyukai