Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGIPELAKSANAAN PADA

PASIEN DEFISIT PERAWATAN DIRI


( Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Jiwa Lapangan Di Ruangan
Puntadewa)

Dosen Pembimbing Klinik : Endick Setyawan, SST

Dosen Pembimbing : Ns.Mariyati.,M.Kep., Sp.Kep.J

Disusun Oleh:

Dini Listianingsih

PROGRAM STUDI PROFESI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS TEKNOLOGI BISNIS DAN KEPERAWATAN

UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG

2021/2022

1
DAFTAR ISI

BAB I..........................................................................................................................................4
Latar Belakang........................................................................................................................4
Tujuan Penulisan.....................................................................................................................5
C. Manfaat...............................................................................................................................5
1. Bagi Penulis..................................................................................................................5
2. Bagi Institusi................................................................................................................6
BAB II ......................................................................................................................................7
Definisi defisit perawatan diri.................................................................................................7
Klasifikasi perawatan diri........................................................................................................7
Etiologi....................................................................................................................................8
Faktor predisposisi...............................................................................................................8
Faktor presipitasi.................................................................................................................8
Rentang Respon defisit perawatan diri....................................................................................8
Mekanisme Koping.................................................................................................................9
Tanda dan Gejala.....................................................................................................................9
Penatalaksanaan Medis.........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................11
Bibliography..............................................................................................................................16

BAB I
2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kesehatan secara umum
serta merupakan dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia. Kesehatan jiwa
membuat perkembangan fisik, intelektual dan emosional seseorang berkembang optimal
selaras dengan perkembangan orang lian (UU No 36, 2009)
Menurut undang-undang no. 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa, kesehatan jiwa
adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual,
dan ocial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi
tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk
komunitasnya.Gangguan jiwa bisa dikategorikan menjadi dua.Yakni gangguan jiwa berat
seperti skizofrenia dan retardasi mental.Sedangkan yang ringan sedang seperti emosional,
depresi, dan cemas. Tentunya ini merupakan gangguan jiwa yang akan membebani
masyarakat sepanjang hidup penderita, ditandai dengan disorganisasi pikiran, perasaan
dan perilaku deficit perawatan diri.
Orem mendefinisikan perawatan diri sebagai kegiatan-kegiatan yaitu individu
memulai dan melaksanakannya untuk diri sendiri, dalam hal mempertahankan kehidupan,
kesehatan dan kesejahteraan ()rem, 1991). Orem menyatakan bahwa upaya perawatan diri
dilakukan untuk memenuhi tiga macam kebutuhan perawatan diri: universal,
perkemangan, dan deviasi kesehatan.Orem (1991) menyatakan bahwa masalah deficit
perawatan diri terjadi apabila seseorang tidak mampu merawat dirinya sendiri atau
bergantung pada orang lain (anggota keluarga yang lain). Deficit perawatan diri terjadi
apabila kebutuhan perawatan diri yang terapeutik (total aktivitas keseluruhan yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan universal, perkembangan, dan deviasi kesehatan)
melampaui kemampuan self-care (kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri).
(Susanti 2010)
Tanda dan gejala pada pasien yang mengalami deficit perawatan diri biasanya
menolak melakukan perawatan diri, tampak tidak mampu mandi/ mengenakan pakaian/
makan/ ke toilet/ berhias secara mandiri dan minat melakukan perawatan diri kurang.
[ CITATION Tim17 \l 1033 ]
Dampak dari deficit perawatan diri secara fisik yaitu: gangguan integritas kulit,
gangguan membrane mukosa mulut, serta gangguan fisik pada kuku, juga berdampak
pada masalah psikososial seperti gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai
dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri, dan gangguan interaksi ocial. Lebih

3
jauh lagi masalah tersebut bisa menularkan berbagai macam penyakit kepada penghuni
lain dan juga tenaga kesehatan. (Sasmita and - 2012)
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka penulit tertarik
mengangkat kasus tentang penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan deficit
perawatan diri di Ruang Dahlia Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kalimantan Barat 2021.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran umum tentang defisit perawatan diri
2. Tujuan Khusus
Berdasarkan tujuan umum dapat dibuat tujuan khusus sebagai berikut :
a. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian keperawatan pada pasien dengan
gangguan deficit perawatan diri
b. Mampu mendeskripsikan rumusan diagnose keperawatan pada pasien dengan
gangguan deficit perawatan diri
c. Mampu mendeskripsikan rencana keperawatan pada pasien dengan gangguan
deficit perawatan diri
d. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan pada pasien dengan gangguan
deficit perawatan diri
e. Mampu mendeskripsikan evaluasi pada pasien dengan gangguan deficit
perawatan diri
C. Manfaat

1. Bagi Penulis
Dari keseluruhan asuhan keperawatan ini di gunakan untuk memperluas
pengetahuan dan keilmuan dari perawatan pasien defisit perawatan diri dan
merupakan implementasi dari materi yang telah diajarkan selama pembelajaran
mahasiswa

2. Bagi Institusi
Untuk laporan kasus ini dapat digunakan sebagai referensi bagi mahasiswa Prodi
S1 Ilmu Keperawatan Universitas Widya Husada Semarang khususnya dalam
pengelolaan pasien defisit perawatan diri

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi defisit perawatan diri


Perawatan diri adalah perawatan sendiri yang dilakukan setiap orang dan
ditentukan oleh nilia-nilai praktek individu, seperti: hygiene tubuh secara umum,
mandi, eliminasi, dan berhias. [ CITATION Lil21 \l 1033 ]Personal hygiene atau
memelihara kebersihan diri.Personal hygiene diambil dari bahasa yunani yaitu
personal yang mempunyai arti perorangan dan hygiene yang mempunyai arti
sehat.Personal hygiene merupakan kegiatan untuk memelihara kebersihan diri bukan
hanya membersihkan diri, tetapi juga menggosok gigi dan kebersihan mulut, keramas
untuk menjaga kebersihan rambut, kebersihan pakaian, dan kebersihan kaki, kuku,
telinga, mata dan hidung.(Optimization, Development, and Hebei 2021)
Perawatan diri atau kebersihan diri (personal hygiene) merupakan perawatan diri
sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kedekatan baik secara fisik maupun
psikologis. Pemenuhan perawatan diri dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya ;
budaya, nilai sosial pada individu atau keluarga, pengetahuan tentang perawatan diri,
serta persepsi terhadap perawatan diri. [ CITATION Luc191 \l 1033 ] . Deficit perawatan
diri merupakan tuntutan dari diri untuk melakukan perawatan, namun agen perawatan
diri tidak dapat melaksanakan perawatan diri sesuai dengan permintaan..[ CITATION
Deb20 \l 1033 ] . Deficit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, toileting, makan). Dampak dari deficit
perawatan diri secara fisik yaitu: gangguan integritas kulit, gangguan membrane
mukosa mulut, serta gangguan fisik pada kuku, juga berdampak pada masalah
psikososial seperti gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan
mencintai, kebutuhan harga diri, aktialisasi diri, dan ganggan interaksi sosial. (Sasmita
and - 2012)

B. Klasifikasi perawatan diri


Personal Hygiene Menurut Nanda-I 2012, klasifikasi perawatan diri terdiri dari :
1.Defisit Perawatan Diri : Mandi Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan mandiberaktivitas perawatan diri untuk diri sendiri.
2.Defisit Perawatan Diri : Berpakaian Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas berpakaian dan berias untuk diri sendiri.

5
3.Defisit Perawatan Diri : Makan Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas makan sendiri.
4.Defisit Perawatan Diri : Eliminasi Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas eliminasi sendiri.(Nanda, 2012)
C. Etiologi
Deficit perawatan diri dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, antara lain:
D. Faktor predisposisi
Menurut Depkes (2000, dalam Dermawan, 2013), penyebab defisit perawatan diri
adalah :
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan
diri.
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
E. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi deficit perawatan diri adalah kurangnya atau menurunnya
motivasi, kerusakan kognisi, atau perseptual, cemas, lelah atau lemah yang dialami
individu tidak peduli dengan perawatan dirinya.(Ilmiah 2020)

F. Rentang Respon defisit perawatan diri


Menurut Dermawan (2013), adapun rentang respon defisit perawatan diri sebagai
berikut :
Adaptif Maladaptif

Pola perawatan diri Kadang perawatan diri Tidak melakukan perawatan diri
seimbang kadang tidak pada saat stress

6
Gambar 2.1 Rentang Respon

a. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu
untuk berprilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang,
klien masih melakukan perawatan diri.
b. Kadang perawatan diri kadang tidak: saat klien mendapatkan stresor kadang –
kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya,
c. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak
bisa melakukan perawatan saat stresor.
G. Mekanisme Koping
Mekanisme koping pada pasien dengan defisit perawatan diri adalah sebagai berikut:
a. Regresi, menghindari stress, kecemasan dan menampilkan perilaku kembali,
seperti pada perilaku perkembangan anak atau berhubungan dengan masalah
proses informasi dan upaya untuk mengulangi ansietas. [ CITATION Der13 \l 1033 ]
b. Penyangkalan ( Denial ), melindungi diri terhadap kenyataan yang tak
menyenangkan dengan menolak menghadapi hal itu, yang sering dilakukan dengan
cara melarikan diri seperti menjadi “sakit” atau kesibukan lain serta tidak berani
melihat dan mengakui kenyataan yang menakutkan [ CITATION Yus15 \l 1033 ]
c. Menarik diri, reaksi yang ditampilkan dapat berupa reaksi fisik maupun psikologis,
reaksi fisk yaitu individu pergi atau lari menghindar sumber stresor, misalnya:
menjauhi, sumber infeksi, gas beracun dan lain-lain. Reaksi psikologis individu
menunjukkan perilaku apatis, mengisolasi diri, tidak berminat, sering disertai rasa
takut dan bermusuhan [ CITATION Der13 \l 1033 ]
d. Intelektualisasi, suatu bentuk penyekatan emosional karena beban emosi dalam
suatu keadaan yang menyakitkan, diputuskan, atau diubah (distorsi) misalnya rasa
sedih karena kematian orang dekat, maka mengatakan “sudah nasibnya” atau
“sekarang ia sudah tidak menderita lagi”(HASRA HARTINA 2017)
H. Tanda dan Gejala
a. Gejala fisik
Akan terlihat dan dirasakan dimana badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit
kotor, kuku panjang dan kotor, gigi kotor di sertai mulut baud an penampilan tidak
rapid an wangi.
b. Gejala psikologi
Pasien akan terlihat malas tidak ada inisiatif, menarik diri isolasi diri, merasa
tidak berdaya, rendah diri dan merasa dirinya hina.
7
c. Gejala sosial
Dimana interaksi kurang, kegiatan kurang, tidak mampu berperilaku sesuai
dengan norma, cara makan tidak teratur, tidak pernah merawat diri sendiri, BAB
dan BAK sembarang tempat, gosok gigi mandi tidak mampu mandiri.
Gejala yang timbul pada pasien tersebut akan berdampak pada kesehatannya
karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan denganbaik dan gangguan fisik
yang sering terjadi gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut,
infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku. Serta dampak
psikososialnya masalah sosial yang berhubungan dengan kebutuhan personal
hygiene gangguan kebutuhan aman nyaman, dan kebutuhan cinta mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan pada intoleransi sosial.(Ilmiah
2020)
I. Penatalaksanaan Medis
Tindakan keperawatan dengan melakukan perawatan pada kulit yang mengalamli
atau berisiko terjadi kerusakan jaringan lebih lanjut, khususnya pada daerah yang
mengalami tekanan (tonjolan) dengan tujuan mencegah dan mengatasi terjadinya luka
decubitus akibat tekanan lama dan tidak hilang. Tindakan keperawatan rambut pada
pasien dengan cara mencuci dan menyisir rambut. Tujuannya adalah membersihkan
kuman yang ada pada kulit kepala, menambah rasa nyaman, membasmi kutu atau
ketombe yang melekat pada kulit, dan memperlancar system peredaran darah di bawah
kulit.
Tindakan keperawatan gigi pada pasien dengan cara membersihkan dan menyikat
gigi pada pasien dengan cara membersihkan dan menyikat gigi dan mulut secara
teratur. Tujuan perawatan ini mencegah infeksi pada mulut akibat kerusakan pada
daerah gigi dan mulut, membantu menambah nafsu makan, dan menjaga kebersihan
gigi dan mulut.Tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku
secara sendiri adalah membantu memotong dan membersihkan kuku.Tujuannya adalah
menjaga kebersihan kuku dan mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat garukan
dari kuku.[ CITATION Abd16 \l 1033 ]

J. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas

8
Biasanya identitas terdiri dari: nama klien, umur, jenis kelamin, alamat, agama,
pekerjaan, tanggal masuk, alasan masuk, nomor rekam medik, keluarga yang dapat
dihubungi.
b. Alasan Masuk
Biasanya apa yang menyebabkan pasien atau keluarga datang, atau dirawat dirumah
sakit. Biasanya masalah yang di alami pasien yaitu senang menyendiri, tidak mau
banyak berbicara dengan orang lain, terlihat murung, penampilan acak-acakan, tidak
peduli dengan diri sendiri dan mulai mengganggu orang lain.
c. Faktor predisposisi
Pada pasien yang mengalami defisit perawatan diri ditemukan adanya faktor herediter
mengalami gangguan jiwa, adanya penyakit fisik dan mental yang diderita pasien
sehingga menyebabkan pasien tidak mampu melakukan perawatan diri.Ditemukan
adanya faktor perkembangan dimana keluarga terlalu melindungi dan memanjakan
pasien sehingga perkembangan inisiatif terganggu, menurunnya kemampuan realitas
sehingga menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri serta didapatkan kurangnya dukungan dan situasi lingkungan yang mempengaruhi
kemampuan dalam perawatan diri.
d. Faktor presipitasi
e. Pemerisaan fisik
Biasanya pada pemeriksaan fisik dilakukan pemeriksaan tandatanda vital (TTV),
pemeriksaan secara keseluruhan tubuh yaitu pemeriksaan head to toe yang biasanya
penampilan klien yang kotor dan acak-acakan.
f. Psikososial
1) Genogram
Biasanya menggambarkan pasien dengan anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa, dilihat dari pola komunikasi, pengambilan keputusan dan pola
asuh.
2) Konsep diri
a) Citra tubuh
Biasanya persepsi pasien tentang tubuhnya, bagian tubuh yang disukai,
reaksi pasien terhadap bagian tubuh yang disukai dan tidak disukai.
b) Identitas diri
Biasanya dikaji status dan posisi pasien sebelum pasien dirawat, kepuasan
pasien terhadap status dan posisinya, kepuasan pasien sebagai laki-laki atau

9
perempuan , keunikan yang dimiliki sesuai dengan jenis kelamin dan
posisinnya.
c) Peran diri
Biasanya meliputi tugas atau peran pasien dalam keluarga/ pekerjaan/
kelompok/ masyarakat, kemampuan pasien dalam melaksanakan fungsi
atau perannya, perubahan yang terjadi saat pasien sakit dan dirawat,
bagaimana perasaan pasien akibat perubahan tersebut.
d) Ideal diri
Biasanya berisi harapan pasien terhadap kedaan tubuh yang ideal, posisi,
tugas, peran dalam keluarga, pekerjaan atau sekolah, harapan pasien
terhadap lingkungan sekitar, serta harapan pasien terhadap penyakitnya.
e) Harga diri
Biasanya mengkaji tentang hubungan pasien dengan orang lain sesuai
dengan kondisi, dampak pada pasien berubungan dengan orang lain, fungsi
peran tidak sesuai harapan, penilaian pasien terhadap pandangan atau
penghargaan orang lain.
f) Hubungan sosial
Biasanya hubungan pasien dengan orang lain sangat terganggu karena
penampilan pasien yang kotor sehingga orang sekitar menghindari pasien.
Adanya hambatan dalam behubungan dengan orang lain, minat berinteraksi
dengan orang lain.
g) Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Biasanya nilai dan keyakinan terhadap agama pasien terganggu karna
tidak menghirauan lagi dirinya.
b. Kegiatan ibadah
Biasanya kegiatan ibadah pasien tidak dilakukan ketika pasien
menglami gangguan jiwa.
h) Status mental
a. Penampilan
Biasanya penampilan pasien sangat tidak rapi, tidak tahu cara
berpakaian, dan penggunaan pakaian tidak sesuai.
b. Cara bicara/pembicaraan
Biasanya cara bicara pasien lambat, gagap, sering terhenti/bloking,
apatisserta tidak mampu memulai pembicaraan.
10
c. Aktivitas motoric
Biasanya klien tampak lesu, gelisah, tremor dan kompulsif.
d. Alam perasaan
Biasanya keadaan pasien tampak sedih, putus asa, merasa tidak
berdaya, rendah diri dan merasa dihina.
e. Afek
Biasanya afek pasien tampak datar, tumpul, emosi pasien berubah-
ubah, kesepian, apatis, depresi/sedih dan cemas.
f. Interaksi selama wawancara
Biasanya respon pasien saat wawancara tidak kooperatif, mudah
tersinggung, kontak kurang serta curiga yang menunjukan sikap atau
peran tidak percaya kepada pewawancara atau orang lain.
g. Persepsi
Biasanya pasien berhalusinasi tentang ketakutan terhadap hal-hal
kebersihan diri baik halusinasi pendengaran, penglihatan serta
halusinasi perabaan yang membuat pasien tidak mau membersihkan
diri dan pasien mengalami depersonalisasi.
h. Proses pikir
Biasanya bentuk pikir pasien otistik, dereistik, sirkumtansial, kadang
tangensial, kehilangan asosiasi, pembicaraan meloncat dari topik satu
ke topik lainnya dan kadang pembicaraan berhenti tiba-tiba.
i) Kebutuhan pasien pulang
a. Makan
Biasanya pasien kurang makan, cara makan pasien terganggu serta
pasien tidak memiliki kemampuan menyiapkan dan membersihkan alat
makan
b. Berpakaian
Biasanya pasien tidak mau mengganti pakaian, tidak bisa menggunakan
pakaian yang sesuai dan tidak bisa berdandan
c. Mandi
Biasanya pasien jarang mandi, tidak tahu cara mandi, tidak gosok gigi,
tidak mencuci rambut, tidak menggunting kuku, tubuh pasien tampak
kusam dan bdan pasien mengeluarkan aroma bau
d. BAB/BAK

11
Biasanya pasien BAB/BAK tidak pada tempatnya seperti di tempat
tidur dan pasien tidak bisa membersihkan WC setelah BAB/BAK.
e. Istirahat
Biasanya istirahat pasien terganggu dan tidak melakukan aktivitas
apapun setelah bangun tidur.
f. Penggunaan obat
Apabila pasien mendapat obat, biasanya pasien minum obat tidak
teratur.
g. Aktivitas dalam rumah
Biasanya pasien tidak mampu melakukan semua aktivitas di dalam
maupun diluar rumah karena pasien selalu merasa malas.
j) Mekanisme koping
a. Adaptif
Biasanya pasien tidak mau berbicara dengan orang lain, tidak bisa
menyelesikan masalah yang ada, pasien tidak mampu berolahraga
karena pasien selalu malas.
b. Maladaptive
Biasanya pasien bereaksi sangat lambat atau kadang berlebihan, pasien
tidak mau bekerja sama sekali, selalu menghindari orang lain.
c. Masalah psikososial dan lingkungan
Biasanya pasien mengalami masalah psikososial seperti berinteraksi
dengan orang lain dan lingkungan. Biasanya disebabkan oleh
kurangnya dukungan dari keluarga, pendidikan yang kurang, masalah
dengan sosial ekonomi dan pelayanan kesehatan.
d. Pengetahuan
Biasanya pasien defisit perawatan diri terkadang mengalami gangguan
kognitif sehingga tidak mampu mengambil keputusan.
k) Sumber koping
Sumber koping merupakan suatu evaluasi terhadap pilihan koping dan
strategi seseorang. Individu dapat mengatasi stress dan ansietas dengan
menggunakan sumber koping yang ada di lingkungannya. Sumber koping
tersebut dijadikan sebagai modal untuk menyelesaikan masalah.Dukungan
sosial dan keyakinan budaya dapat membantu seorang mengintegrasikan
pengalaman yang menimbulkan stressdan mengadopsi strategi koping yang
efektif.
12
2.Diagnosa Keperawatan (SDKI)

Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien dengan deficit perawatan diri adalah
sebagai berikut:
a. Deficit perawatan diri (D.0109) Berhubungan dengan tidak mampu melakukan
atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri ditandai dengan gangguan psikologis
atau psikotik
b. Harga diri rendah situasional (D.0087) Berhubungan dengan evaluasi atau
perasaan negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan klien sebagai respon
terhadap situasi saat ini ditandai dengan perubahan pada citra tubuh
c. Isolasi sosial (D.0121) Berhubungan dengan ketidakmampuan untuk membina
hubungan yang erat, hangat, terbuka dan interdependen dengan orang lain

13
DAFTAR PUSTAKA

Bibliography
Abdul Muhith, S. S. (2016). Pendidikan Keperawatan Gerontik. In S. S. Abdul Muhith,
Pendidikan Keperawatan Gerontik (pp. 228-229). yogyakarta: Penerbit Andi.

Dermawan, D. d. (2013). Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan. In D. d. Dermawan, Konsep


dan Kerangka Kerja Asuhan. yogyakarta: Gosyan Publishing.

Lilik Pranata, N. A. (2021). MANAJEMEN KEPERAWATAN “Kualitas Pelayanan


Keperawatan”. In N. A. Lilik Pranata, MANAJEMEN KEPERAWATAN “Kualitas
Pelayanan Keperawatan” (p. 51). koto baru: LPP Balai Insan Cendekia.

Lucia Ani Kristanti, S. M. (2019). KAPASITAS ORANG TUA TERHADAP PERSONAL


HYGIENE ANAK AUTIS. In S. M. Lucia Ani Kristanti, KAPASITAS ORANG TUA
TERHADAP PERSONAL HYGIENE ANAK AUTIS (p. 10). Ponorogo: Uwais Inspirasi
Indonesia.

PPNI, T. p. (2017). standar diagnosa keperawatan indonesia. In T. p. PPNI, standar diagnosa


keperawatan indonesia (p. 240). jakarta selatan: dewan pengurus pusat persatuan
perawat nasional indonesia.

Yusuf, A. d. (2015). Buku Ajar Kesehatan Jiwa. In A. d. Yusuf, Buku Ajar Kesehatan Jiwa.
Jakarta: Salemba Medika.

HASRA HARTINA. 2017. “Нской Организации По Разделу «Эпидемиологическая


БезопасностьNo Title.” Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Bayi Dengan Caput
Succedaneum Di Rsud Syekh Yusuf Gowa Tahun 4: 9–15.
Ilmiah, Karya Tulis. 2020. “Program Studi Diploma Iii Keperawatan Universitas Bhakti
Kencana Bandung 2020.”
Sasmita, Heppi, and Asterina -. 2012. “Pengaruh Metode Token Economy Terhadap Aktifitas
Perawatan Diri Pada Pasien Defisit Perawatan Diri.” NERS Jurnal Keperawatan 8(1):
24.
Susanti, Herni. 2010. “Defisit Perawatan Diri Pada Klien Skizofrenia: Aplikasi Teori
Keperawatan Orem.” Jurnal Keperawatan Indonesia 13(2): 87–97.

14
SISTEMATIKA LAPORAN KASUS KELOLAAN
FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
(RUMAH SAKIT JIWA)

RUANG RAWAT : Puntadewa TANGGAL DIRAWAT :


I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn.S Tanggal pengkajian : 28 Desember 2021
Umur : 26 Tahun RM NO :
Informan :
II. ALASAN MASUK
Bingung, Susah tidur

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernahkah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ? Ya  Tidak
2. Pengobatan sebelumnya. Berhasil Kurang berhasil Tidak berhasil
Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia
Aniaya fisik - - -
Aniaya seksual - - -
Penolakan - - -
Kekerasan dalam keluarga - - -
Tindakan Kriminal - - -
Jelaskan No.1, 2, 3 :

3. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa? Ya Tidak


Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan/perawatan
-------------------------- ----------------------- ------------------------------
-------------------------- ----------------------- ------------------------------
4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Pasien mengatakan pernah mengalami kesalah pahaman dengan temannya

IV. FAKTOR PRESIPITASI


1. Apakah klien putus obat (tidak minum obat? Berapa lama? Pasien mengatakan tidak pernah
15
2. Apakah klien mengkonsumsi NAPZA? Pasien mengatakan tidak pernah
3. Apakah klien mengalami peristiwa atau kejadian yang tidak menyenangkan dalam 6 (enam)
bulan terakhir?
-Pasien mengatakan temannya pernah membully pasien
V. FISIK
Tanda Vital : TD:123/84 N: 86 S: 37,1 P:30
Ukur : TB: 158.0 BB :48Kg
Keluhan Fisik : Ya  Tidak
Jelaskan : -
Masalah Keperawatan :-

VI. PSIKOSOSIAL
1. Genogram (Tiga generasi)
Jelaskan : --------------------------------------------------------------------
2. Konsep Diri
Ganbaran diri : Pasien mengatakan dia malu karena dianggap gila
Identitas diri : Pasien mengatakan dia menyadari rencana tuhan lebih baik dan apa yg
terjadi sekarang pasien yakin bahwa sampai sekarang orang tuanya masih
menganggap dia sebagai anak
Peran : Pasien mengatakan saya sudah 6 hari disini dan saya tidak bisa melakukan
Melakukan pekerjaan saat dirumah ,seperti saat bekerja dulu
Ideal diri :Pasien mengatakan dia ingin menjadi anak yang bisa berguna bagi kelua
Harga diri : Pasien mengatakan dia sudah melakukan yg terbaik bagi keluarganya tapi
Tetap saja dianggap salah
Masalah Keperawatan : --------------------------------------------------------------------
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti: Kedua Orang Tua dan kakak perempuanya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat :
c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain : Sering salah paham dengan orang lain
Masalah Keperawatan : --------------------------------------------------------------------
4. Spiritual
Nilai dan keyakinan : Percaya adanya tuhan
Kegiatan Ibadah : Sholat 5 waktu
Masalah Keperawatan : -------------------------------------------------------------

VII. STATUS MENTAL


1. Penampilan
Tidak rapi  Penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak

16
tidak sesuai seperti biasanya
Jelaskan : -------------------------------------------------------------------------------------
Masalah Keperawatan : --------------------------------------------------------------------
2. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap Inkoheren
Apatis Lambat Membisu Tidak mampu
memulai pembicaraan
Jelaskan : -------------------------------------------------------------------------------------
Masalah Keperawatan : --------------------------------------------------------------------
3. Aktifitas motorik
Lesu Tegang Gelisah Agitasi
Tik Grimasen Tremor Kompulsif
Jelaskan : -------------------------------------------------------------------------------------
Masalah Keperawatan : --------------------------------------------------------------------
4. Alam perasaan
Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira berlebih
Jelaskan : -------------------------------------------------------------------------------------
Masalah Keperawatan : --------------------------------------------------------------------
5. Afek
Datar  Tumpul Labil Tidak Labil
Jelaskan : -------------------------------------------------------------------------------------
Masalah Keperawatan : --------------------------------------------------------------------
6. Interaksi selama wawancara
Bermusuhan Tidak Kooperatif Mudah tersinggung
Kontak mata (-) Defensif Curiga
Jelaskan : -------------------------------------------------------------------------------------
Masalah Keperawatan : --------------------------------------------------------------------
7. Persepsi
Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecap Penghidu
Jelaskan : -------------------------------------------------------------------------------------
Masalah Keperawatan : --------------------------------------------------------------------
8. Proses Pikir
Sirkumtansial Tangensial Kehilangan asosiasi
Fligh of ideas Blocking Pengulangan pembicaraan/
Persevarasi
Jelaskan : -------------------------------------------------------------------------------------
Masalah Keperawatan : --------------------------------------------------------------------

17
9. Isi Pikir
Obsesi Fobia Hipokondria
Depersonalisasi Ide yang terkait Pikiran magis
Waham
Agama Somatik Kebesaran Curiga
Nihilistik Sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir
Jelaskan : -------------------------------------------------------------------------------------
Masalah Keperawatan : --------------------------------------------------------------------
10.Tingkat Kesadaran
Bingung Sedasi Stupor
Disorientasi:
Waktu Tempat Orang
Jelaskan : -------------------------------------------------------------------------------------
Masalah Keperawatan : --------------------------------------------------------------------
11.Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya ingat jangka pendek

Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi


Jelaskan : -------------------------------------------------------------------------------------
Masalah Keperawatan : --------------------------------------------------------------------
12.Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Mudah beralih Tidak mampu konsentrasi Tidak mampu
Berhitung sederhana
Jelaskan : -------------------------------------------------------------------------------------
Masalah Keperawatan : --------------------------------------------------------------------
13.Kemampuan Penilaian
Gangguan ringan Gangguan bermakna
Jelaskan : -----------------------------------------------------------------------------------
Masalah Keperawatan : -------------------------------------------------------------------

14.Daya Tilik Diri


Mengingkari penyakit yang diderita Menyalahkan hal-hal diluar
.......................................................................................dirinya
Jelaskan : -----------------------------------------------------------------------------------
Masalah Keperawatan : -------------------------------------------------------------------

VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan

18
Bantuan minimal bantuan total
2. BAB/BAK
Bantuan minimal bantuan total
Jelaskan : ---------------------------------------------------------------------------------
Masalah Keperawatan : -----------------------------------------------------------------
3. Mandi
Bantuan minimal bantuan total

4. Berpakaian/berhias
Bantuan minimal bantuan total
5. Istirahat tidur
Tidur siang lama : ----------------------- s/d ----------------------------------
Tidur malam lama : ----------------------- s/d --------------------------------
Kegiatan sebelum / susudah tidur
6. Penggunaan Obat
Bantuan minimal bantuan total
7. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan lanjutan Ya Tidak
Perawatan pendukung Ya Tidak
8. Kegiatan didalam rumah
Mempersiapkan makan Ya Tidak
Menjaga kerapian rumha Ya Tidak
Mencuci pakaian Ya Tidak
Pengaturan keuangan Ya Tidak
9. Kegiatan diluar rumah
Mempersiapkan makan Ya Tidak
Menjaga kerapian rumha Ya Tidak
Mencuci pakaian Ya Tidak

IX. MEKANISME KOPING


Adaptif Maladaftif
Bicara dengan orang lain Minum alcohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebih
Tehnik relaksasi Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif Menghindar
Olah raga Mencederai diri
Lainnya…………………… Lainnya ………………

19
Masalah Keperawatan : ----------------------------------------------------------------------

X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik ------------------------------------
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik -------------------------------
Masalah dengan pendidikan, spesifik -----------------------------------------------
Masalah dengan pekerjaan, spesifik-------------------------------------------------
Masalah dengan perumahan, spesifik -----------------------------------------------
Masalah ekonomi, spesifik -----------------------------------------------------------
Masalah dengan pelayanan kesehatan, ----------------------------------------------
Masalah lainnya, spesifik -------------------------------------------------------------

XI. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


Penyakit jiwa Sistem pendukung
Faktor presipitasi Penyakir fisik
Koping Obat-obatan
Lainnya:-----------------------------------------------------------------------
Masalah keperawatan: --------------------------------------------------------------------

20

Anda mungkin juga menyukai