Anda di halaman 1dari 91

LAPORAN K4SUS

ASUHAN KEPERAWATA N KELUARGA PADA KELUARGA


TN. Y DI WILIYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG
EMAS KABUPATEN TANAH DATAR

Oleh :

2014901066

Pembimbing Akademik

ncisca, MNep)
(Ns. Lydia Mardison, M.Kes)

PROGRAM STUDI PROFESI


NERS UNIYERSITAS FORT DE
KOCK TAHUN 2021

Dipindai dengan CamScanner


A. Pengkajian Keluarga

1. Data Umum

a. Nama KK (inisial) : Tn. Y

b. Alamat : Jorong Saruaso Utara

c. Pekerjaan : Tani

d. Pendidikan : SMP

e. Komposisi Keluarga

Tabel 3.1 Komposisi Anggota Keluarga

Hub Status Imunisasi


No Nama JK dg Umur Pddk Ket
KK BCG Polio DPT Hepatitis Cmpk
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3

1. Ny. J P Istri 44 Th SMP - - - - - - - - - - - -

2. An. R L Anak 23 Th SMA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Skema 3.1 Genogram

Tn. Y
Ny.R

An. R
Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Hubungan Suami/Istri

: Tinggal Serumah

: Meninggal

: Klien

f. Tipe Keluarga

Tipe keluarga Tn. Y adalah keluarga tradisional yaitu

keluarga inti yang terdiri dari suami Tn. Y, istri Ny. J

dan anak An. R.

g. Suku Bangsa

Suku bangsa Tn. Y, Ny. J dan An. R merupakan suku

Minang, bahasa yang digunakan sehari-hari adalah

bahasa Minang. Ny. J mengatakan tidak ada budaya

khusus terkait kesehatan yang berhubungan dengan

suku bangsanya.

h. Agama

Tn. Y, Ny. J dan An. R memeluk agama islam. Tn. Y,

Ny. J dan An. R melaksanakan shalat 5 waktu dirumah

dan jarang melakukan shalat berjamaah dirumah

maupun dimesjid, mereka lebih sering shalat sendiri-

sendiri. Ny. J mengatakan bahwa dirinya juga

mengikuti pengajian di kampungnya.


i. Status Sosial Ekonomi Keluarga

Kebutuhan sehari-hari keluarga Tn. Y dipenuhi oleh

Tn. Y dan Ny. J dengan bertani dan mendapat bantuan

dari dana desa. Pengeluaran perbulannya ± Rp.

1.500.000 untuk belanja bahan makanan, tagihan listrik

dan keperluan lainnya serta pembayaran listrik dan

pdam. Biaya kuliah An. R ditanggung orang tuanya

dan mendapat bantuan dari Baznas pendidikan setiap

tahun.

j. Aktivitas Rekreasi Keluarga

Keluarga Tn. Y jarang melakukan rekreasi, hanya saat

lebaran saja. Ny. J mengatakan keluarganya biasa

mengisi waktu luang dengan membersihkan halaman

rumah, berkumpul sambil menonton televisi.

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini

Tahap VI : keluarga yang melepaskan anak usia

dewasa muda (mencakup anak pertama sampai terakhir

yang meninggalkan rumah).

Tugasnya :

1) Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan

anggota keluarga baru yang didapatkan melalui

perkawinan anak-anak

2) Melanjutkan untuk memperbaharui dan


menyesuaikan kembali hubungan perkawinan.

3) Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan

dan suami maupun istri.

b. Tugas Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi

Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

yaitu memperluas siklus keluarga karena anak belum

menikah. Selain itu, membantu orang tua lanjut usia

dan sakit-sakitan dan suami maupun istri juga belum

terpebuhi karena An. R masih kuliah dan masih

tanggungan keluarga dan Tn. Y dan Ny. J masih

bekerja memenuhi kebutuhan sehari-hari.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti

Pada saat melakukan pengkajian, Ny. J mengatakan

suaminya tidak mengalami sakit apapun atau riawayat

penyakit apapun, sedangkan Ny. J sendiri memiliki

riwayat penyakit hipertensi ± 1 tahun yang lalu. Ny. J

mengatakan jika tekanan darahnya naik kepala pusing,

terasa sakit dan menjalar sampai ke punggung dengan

skala 4, kaki dan tangan kesemutan, sulit beraktivitas.

Ny. J mengatakan masih mengkonsumsi makanan yang

mengandung banyak garam, berlemak dan bersantan.

Sedangkan, untuk riawayat kesehatan An. R tidak

memiliki sakit apapun, hanya pernah terkena maag saat

SMP, namun sekarang sudah tidak mengalaminya lagi.


d. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya

Ny. J mengatakan memiliki riwayat penyakit keturunan

dari ibunya yaitu hipertensi. Sedangkan, Tn. Y tidak

memiliki riwayat penyakit keturunan apapun.

3. Pengkajian Lingkungan

a. Karakteristik Rumah

Rumah yang di huni keluarga Tn. Y merupakan

peninggalan orang tua yang sudah direnovasi kembali,

berukuran 4x4 m2 terdiri dari ruang tamu, ruang

keluarga, 2 kamar tidur, dapur, kamar mandi dan WC.

Jarak septictank dengan sumber air minum lebih dari

10 meter, kondisi WC bersih dengan model WC

Jongkok. Lantai terbuat dari beton, rumah permanen,

sirkulasi udara diperoleh dari ventilasi dengan ukuran

20cm x 40cm. Untuk sarana penerangan keluarga Tn.

Y menggunakan listrik. Keluarga mempunyai halaman

rumah yang luas yang ditanami bunga. Pengelolaan

sampah keluarga dengan cara dibakar. Kebersihan

rumah baik, air minum sehari-hari diperoleh dari

PDAM dengan kondisi air bersih yang biasa digunakan

untuk mandi dan mencuci.


Skema 3.2
Denah Rumah

6 5 4

3 1

Keterangan :

1. Ruang tamu

2. Ruang keluarga

3. Kamar tidur

4. Kamar tidur

5. Dapur

6. WC/kamar mandi

b. Karakteristik Tetangga Dan Komunitas

Keluarga Tn. Y tinggal di lingkungan yang

berpenduduk padat, mayoritas penduduknya bersuku

Minang, tetangganya ada yang petani, wiraswasta dan

lainnya. Tetangganya akrab dengan keluarga Tn. Y dan

saling tolong menolong bila kesusahan, saat covid-19

penduduk di sekitar rumah keluarga Tn. Y banyak

melakukan aktivitas dirumah untuk pemutusan rantai

penularan covid-19.
c. Mobilitas Geografis Keluarga

Keluarga Tn. Y sudah lama tinggal di rumah tersebut

dimana rumah tersebut merupakan peninggalan orang

tua. Rumah keluarga Tn. Y jaraknya 50 meter dari jalan

raya, jenis kendaraan yang digunakan biasanya sepeda

motor.

d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Dengan Komunitas

Didalam masyarakat Ny. J mengikuti perkumpulan

bersama masyarakat, keluarga Tn. Y juga mengikuti

pengajian di lingkungannya disamping bersosialisasi

keluarga juga melakukan pekerjaan rumah, An. R juga

aktif dalam karang taruna di lingkungannya.

e. Sistem Pendukung Keluarga

Keluarga Tn. Y memiliki kartu BPJS dan keluarga

menggunakan fasilitas kesehatan yaitu Puskesmas.

4. Struktur Keluarga

a. Pola Komunikasi Keluarga

Pola komunikasi yang digunakan komunikasi dua arah

(feedback), tiap keluarga berusaha mengungkapkan

pendapatnya masing masing, apabila terdapat masalah

dilakukan musyawarah untuk menyelesaikan masalah

tersebut.
b. Struktur Kekuatan Keluarga

Keluarga selalu menyelesaikan masalah dengan

musyawarah, semua anggota keluarga berperan sesuai

perannya masing-masing, dan apabila masalah tidak

teratasi, maka keputusan ada di tangan Tn. Y.

c. Struktur Peran (Formal Dan Informal)

Formal :

1) Tn. Y sebagai kepala keluarga, pelindung, dan

pemberi rasa aman pada keluarga.

2) Ny. Y berperan sebagai ibu dan pendidik.

3) An. R berperan sebagai anak yang harus belajar

dan patuh pada orangtuanya.

Informal :

Setiap anggota keluarga selalu memiliki peran sebagai

pendorong bagi yang lain.

d. Nilai atau Norma Keluarga

Keluarga menerapkan nilai-nilai agama pada setiap

anggota keluarga seperti sholat, mengaji, berpuasa.

5. Fungsi Keluarga

a. Fungsi Afektif

Keluarga Tn. Y saling mendukung, memelihara

keharmonisan antar anggota keluarga, saling

menyayangi dan menghormati.


b. Fungsi Sosialisasi

Seluruh anggota keluarga Tn. Y dapat bersosialisasi

dengan baik dan akrab. Selain itu, sosialisasi dengan

tetangga maupun masyarakat yang ada di wilayah

tempat tinggal juga terjalin baik.

c. Fungsi Perawatan Keluarga

1) Praktik Diit Keluarga

Ny. J mengatakan makananya di masak sendiri, keluarga Tn. Y

tidak membatasi porsi makan dan juga tidak memiliki pantangan

makan. Keluarga Tn. Y tidak bisa mengontrol makanannya, ia

masih mengonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak

dan makanan bersantan. Tidak ada anggota keluarga memiliki

alergi makanan.

2) Kebiasaan Tidur Dan Istirahat

Tn. Y dan Ny. J mengatakan tidur setelah isya dan bangun

sekitar pukul 04.30 WIB. Sedangkan An. R mengatakan ia tidur

setelah belajar sekitar pukul 22.00 WIB dan bangun sekitar

pukul 05.00 WIB. Keluarga Tn. Y mengatakan tidak ada

masalah dengan pola tidur.

3) Latihan Aktivitas Fisik dan Rekreasi

Ny. J mengatakan jarang melakukan olahraga secara rutin, tidak

ada waktu khusus untuk berolahraga begitupun Tn. Y dan An.

R. Keluarga Tn. Y melakukan kegiatan rekreasi ketika lebaran,

disaat covid-19 ini keluarga Tn. Y lebih banyak aktivitas


dirumah.

4) Kebiasaan Penggunaan Obat-Obatan Penenang

Keluarga Tn. Y mengatakan dalam keluarga tidak ada anggota

keluarga yang mengkonsumsi minuman keras ataupun obat

penenang lainnya.

5) Peran Keluarga Dalam Praktik Perawatan Diri

Keluarga Tn. Y mengatakan melakukan perawatan diri secara

mandiri dan tampak mulai menerapkan perilaku hidup bersih

dan sehat terutama saat covid-19. Keluarga Tn. Y mencuci

tangan dan memakai masker saat keluar rumah.

6) Praktik Perawatan Gigi

Keluarga Tn. Y selalu menyikat gigi secara teratur 2 kali sehari

yaitu pagi dan malam sebelum tidur.

7) Pelayanan Perawatan Gawat Darurat

Jika ada anggota keluarga yang sakit dan dalam keadaan darurat

keluarga Tn. Y membawa ke pelayanan kesehatan terdekat

seperti puskesmas.

8) Sumber Pembiayaan :

Keluarga Tn. Y mengatakan semua pembiayaan berasal dari Tn.

Y dan Ny. J serta dari BPJS.

6. Stres dan Koping Keluarga

a. Stresor Jangka Pendek Dan Panjang

1) Pendek : Stresor jangka pendek yang dipikir

keluarga saat ini yaitu memikirkan agar penyakit


Ny. J dapat sembuh.

2) Panjang : Ny. J Mengatakan jika banyak fikiran

kepalanya sering pusing dan khawatir tekanan

darahnya meningkat. Ny. J mengatakan sangat

ingin sembuh dari penyakit yang dideritanya. Ny. J

mengatakan kurang mengetahui bagaimana cara

merawat hipertensi tersebut dan ingin mengetahui

perawatannya.

b. Kemampuan Keluarga Dalam Merespon Terhadap

Situasi Dan Stresor

Keluarga Tn. Y selalu melakukan musyawarah dalam

menyelesaikan masalah baik dalam lingkungan

keluarga atau masyarakat. Untuk stressor, keluarga

mengupayakan untuk tidak adanya masalah, keluarga

Tn. Y mengupayakan pengobatan, pencegahan, dan

perawatan kesehatan untuk Ny. J serta anggota

keluarga lainnya. Ny. J mengatakan dengan kondisi

covid-19 ini keluarga lebih memilih banyak aktivitas di

rumah dan mengikuti himbauan dari pemerintah.

c. Strategi Koping Konstruktif Yang Digunakan

Keluarga Tn. Y menggunakan koping yang adaptif

dalam keluarga dengan bersikap terbuka terhadap

semua masalah yang ada di keluarga. Dalam hal

penyelesaian masalah keluarga menyelesaikan dengan


cara bermusyawarah dan berdiskusi bersama anggota

keluarga yang lainnya agar masalah tersebut

terselesaikan.

d. Strategi Adaptasi Disfungsional

Keluarga Tn. Y mengatakan bahwa ketika ada masalah

dalam keluarga, Ny. J akan merasa pusing, sakit

kepala, dan susah tidur. Namun ketika Ny. J meminum

obat rutin tersebut semuanya kembali membaik. Semua

masalah yang dihadapi diselesaikan dengan cara

musyawarah secara bersama-sama dengan seluruh

anggota keluarga.

7. Pemeriksaan Fisik

Tabel 3.2 Pemeriksaan Fisik

No Pemeriksaan Tn. Y Ny. J An. R


1 Vital Sign TD : 120/80 mmHg TD : 160/90 mmHg TD : 120/70 mmHg
Nadi : 88 x/i Nadi : 90 x/i Nadi : 70 x/i
Suhu : 36,8 °C Suhu : 36,7 °C Suhu : 36,6 °C
RR : 19 x/i RR : 18 x/i RR : 17 x/i
BB : 61 Kg BB : 50 Kg BB : 55 Kg
2 Kepala Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi :
Rambut merata, Rambut terdistribusi Rambut merata, tidak
beruban, kulit kepala merata, tidak beruban, beruban, kulit kepala
bersih, kepala simetris kulit kepala bersih, bersih, kepala simetris
Palpasi : kepala simetris Palpasi :
Benjolan(-), lesi(-), Palpasi : Benjolan(-), lesi(-),
nyeri(-) Benjolan(-), lesi(-), nyeri(-)
nyeri (+)
3 Mata Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi :
Konjungtiva unanemis, Konjungtiva unanemis, Konjungtiva unanemis,
sclera anikterik, pupil sclera anikterik, sclera anikterik, pupil
+/+ pupil+/+ +/+
4 Hidung Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi :
Mukosa lembab, Mukosa lembab, Mukosa lembab,
pengeluaran cairan pengeluaran cairan pengeluaran cairan
atau lendir (-) atau lendir (-) atau lendir (-)
pembengkakan (-) pembengkakan (-) pembengkakan (-)
Palpasi : Palpasi : Palpasi :
Benjolan (-) lesi (-) Benjolan (-) lesi (-) Benjolan (-) lesi (-)
nyeri (-) nyeri (-) nyeri (-)
5 Telinga Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi :
Simetris, Simetris, Simetris,
pembengkakan (-) pembengkakan (-) pembengkakan (-)
pengeluaran cairan (-) pengeluaran cairan (-) pengeluaran cairan (-)
serumen (+) serumen (+) serumen (+)
berdengung (-) berdengung (-) berdengung (-)
Palpasi : Palpasi : Palpasi :
Benjolan (-) lesi (-) Benjolan (-) lesi (-) Benjolan (-) lesi (-)
nyeri (-) nyeri (-) nyeri (-)
6 Mulut dan Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi :
gigi Simetris, mukosa Simetris, mukosa Simetris, mukosa
lembab, lembab, lembab,
pembengkakan (-), gigi pembengkakan (-), gigi pembengkakan (-), gigi
bersih lengkap dan tidak bersih
Palpasi : berlubang Palpasi :
Benjolan (-) lesi (-) Palpasi : Benjolan (-) lesi (-)
nyeri (-) Benjolan (-) lesi (-) nyeri (-)
nyeri (-)
7 Leher Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi :
Simetris, Simetris, Simetris,
pembengkakan pembengkakan pembengkakan
kelenjer tiroid (-), jvp kelenjer tiroid (-), jvp kelenjer tiroid (-), jvp
(-) (-) (-)
Palpasi : Palpasi : Palpasi :
Benjolan (-) lesi (-) Benjolan (-) lesi (-) Benjolan (-) lesi (-)
nyeri (-) nyeri (-) nyeri (-)
8 Dada Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi :
Dada simetris, Dada simetris, Dada simetris,
pelebaran batas pelebaran batas jantung pelebaran batas jantung
jantung (-) (-) (-)
Palpasi : Palpasi : Palpasi :
Benjolan (-) lesi (-) Benjolan (-) lesi (-) Benjolan (-) lesi (-)
nyeri (-) nyeri (-) nyeri (-)
Perkusi : Perkusi : Perkusi :
Redup pada area Redup pada area Redup pada area
jantung jantung jantung
9 Jantung Auskultasi : Auskultasi : Auskultasi :
Bunyi normal S1 dan Bunyi normal S1 dan Bunyi normal S1 dan
S2, tidak ada bunyi S2, tidak ada bunyi S2, tidak ada bunyi
jantung tambahan, jantung tambahan, jantung tambahan,
murmur (-) gallop (-) murmur (-) gallop (-) murmur (-) gallop (-)
10 Paru-paru Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi :
Dada simetris, tidak Dada simetris, tidak Dada simetris, tidak
menggunakan otot menggunakan otot menggunakan otot
bantu nafas bantu nafas bantu nafas
Palpasi : Palpasi : Palpasi :
Ekspansi dinding dada Ekspansi dinding dada Ekspansi dinding dada
simetris, benjolan (-) simetris, benjolan (-) simetris, benjolan (-)
lesi (-) nyeri (-) lesi (-) nyeri (-) lesi (-) nyeri (-)
Perkusi : Perkusi : Perkusi :
Sonor pada area paru- Sonor pada area paru- Sonor pada area paru-
paru paru paru
Auskultasi : Auskultasi : Auskultasi :
Bunyi nafas vesikuler, Bunyi nafas vesikuler, Bunyi nafas vesikuler,
wheezing (-/-) wheezing (-/-) wheezing (-/-)
11 Ekstremitas Ekstremitas lengkap Ekstremitas lengkap Ekstremitas lengkap
kekuatan otot : kekuatan otot : kekuatan otot :
5555 5555 5555 5555 5555 5555
5555 5555 5555 5555 5555 5555
Palpasi : Benjolan (-) Palpasi : Benjolan (-) Palpasi : Benjolan (-)
Perkusi : Perkusi : Perkusi :
Reflex patella (++/++) Reflex patella (++/++) Reflex patella (++/++)
12 Kulit Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi :
Warna sawo matang, Warna sawo matang, Warna sawo matang,
lesi (-), turgor kulit lesi (-), turgor kulit lesi (-), turgor kulit
lembab lembab lembab
8. Harapan Keluarga

Harapan yang diinginkan keluarga Tn. Y yaitu

menginginkan agar anggota keluarganya tidak ada yang

sakit-sakitan dan keluarga berharap anggota keluarga dapat

memelihara kesehatan.
B. Diagnosa Keperawatan Keluarga

1. Data Fokus

Tabel 3.3 Data Fokus

Data Subjektif Data Objektif


- Keluarga Tn. Y mengatakan - Vital Sign
ingin mengetahui lebih jauh cara - TD : 160/90 mmHg
perawatan kesehatan dengan - Nadi : 90 x/i
hipertensi.
- Suhu : 36,7 °C
- Ny. J mengatakan kurang
mengetahui bagaimana cara - RR : 18 x/i
merawat hipertensi. - BB : 50 Kg
- Ny. J mengatakan saat tekanan - Skala nyeri 4
darahnya naik kepala pusing, - Ny. J tampak gelisah
terasa sakit dan menjalar sampai - Keluarga Tn. Y tampak
ke punggung, kaki dan tangan masih kurang memahami
kesemutan, sulit beraktivitas. tentang penyakit yang
- Ny. J mengatakan pergi ke diderita
puskesmas apabila sakit saja - Keluarga Tn. Y tampak
- Ny. J mengatakan mempunyai menunjukkan minat untuk
riwayat hipertensi yang dia dapat meningkatkan kesehatan
dari ibunya keluarganya dengan bertanya
- Ny. J mengatakan memiliki tentang perilaku hidup bersih
riwayat hipertensi ± 1 tahun yang dan sehat serta perawatan
lalu - Keluarga tampak antusias
- Ny. J mengatakan tidak mampu dengan pembahasan
melakukan aktivitas yang berat mengenai peningkatan
- Ny. J mengatakan ia sering kesehatannya
mengalami pusing - Keluarga Tn. Y tampak
- Keluarga Tn. Y mengatakan berupaya mengatasi masalah
masih mengkosumsi makanan yang sedang dihadapi
yang mengandung lemak dan dengan mencari informasi
bersantan ketetangga sebagai bantuan
- Keluarga Tn. Y mengatakan akan - Keluarga masih bingung
mengupayakan pengobatan, dengan perawatan hipertensi
pencegahan, dan perawatan dengan raut wajah / kening
kesehatan keluarga. yang mengkerut dan pada
- Keluarga Tn. Y mengatakan saat ditanya keluarga hanya
sudah mengurangi makanan yang diam
mengandung banyak garam - Keluarganya jarang
- Keluarga Tn. Y jarang memeriksakan kesehatan ke
melakukan kegiatan olahraga dan pelayanan kesehatan, hanya
kegiatan lainnya yang dapat ketika sakit saja ke
meningkatkan status kesehatan pelayanan kesehatan
- Keluarga Tn. Y mengatakan - Ny. J tampak meminum obat
pengelolaan sampah dengan cara rutin hipertensi
dibakar - Tugas kesehatan keluarga
- Ny. J mengatakan ia berharap yang belum terpenuhi
agar penyakitnya dapat sembuh seperti berperilaku hidup
dengan segera. bersih dan sehat.
- Keluarga mengatakan akan - Tampak adanya bekas
menerapkan perilaku hidup sehat: pembakaran sampah di
mencuci tangan dengan sabun, halaman rumah
memakai masker, dan menjaga
jarak

2. Analisa Data

Tabel 3.4 Analisa Data

No Analisa Data Masalah


1. DS : Pemeliharaan
- Ny. J mengatakan memiliki riwayat Kesehatan Tidak
hipertensi ± 1 tahun yang lalu Efektif (D.0117)
- Ny. J mengatakan saat tekanan
darahnya naik kepala pusing, terasa
sakit dan menjalar sampai ke
punggung, kaki dan tangan kesemutan,
sulit beraktivitas.
- Ny. J mengatakan tidak mampu
melakukan aktivitas yang berat
- Ny. J mengatakan ia sering mengalami
pusing
- Ny. J mengatakan kurang mengetahui
bagaimana cara merawat hipertensi
- Ny. J mengatakan pergi ke puskesmas
apabila sakit saja

DO :
- Ny. J tampak gelisah
- Keluarga Tn. Y tampak masih kurang
memahami tentang penyakit yang
diderita
- Skala nyeri 4
- TD : 160/90 mmHg
- Nadi : 90 x/i
- Suhu : 36,7 °C
- RR : 18 x/i
- BB : 50 Kg
2 DS : Perilaku Kesehatan
- Keluarga Tn. Y mengatakan masih Cenderung Beresiko
mengkonsumsi makanan yang (D.0099)
mengandung lemak, bersantan dan
makanan yang mengadum banyak
garam
- Keluarga Tn. Y jarang melakukan
kegiatan olahraga dan kegiatan lainnya
yang dapat meningkatkan status
kesehatan
- Keluarga Tn. Y mengatakan
pengelolaan sampah dengan cara
dibakar
DO :
- Tampak adanya bekas pembakaran
sampah di halaman rumah
- Keluarga masih bingung dengan
perawatan hipertensi dengan raut
wajah/kening yang mengkerut dan
pada saat ditanya keluarga hanya diam
- Keluarganya jarang memeriksakan
kesehatan ke pelayanan kesehatan,
hanya ketika sakit saja ke pelayanan
kesehatan
- Tugas kesehatan keluarga yang belum
terpenuhi seperti berperilaku hidup
bersih dan sehat.

3 DS : Kesiapan
- Keluarga Tn. Y mengatakan akan Peningkatan Koping
mengupayakan pengobatan, Keluarga
pencegahan, dan perawatan kesehatan (D.0090)
keluarga.
- Ny. J mengatakan ia berharap agar
penyakitnya dapat sembuh dengan
segera.
- Keluarga mengatakan akan
menerapkan perilaku hidup sehat:
mencuci tangan dengan sabun,
memakai masker, dan menjaga jarak.
DO :
- Keluarga Tn. Y tampak menunjukkan
minat untuk meningkatkan kesehatan
keluarganya dengan bertanya tentang
perilaku hidup bersih dan sehat serta
perawatan.
- Keluarga tampak antusias dengan
pembahasan mengenai peningkatan
kesehatannya
- Keluarga Tn. Y tampak berupaya
mengatasi masalah yang sedang
dihadapi dengan mencari informasi
sebagai bantuan
4 DS: Kesiapan peningkatan
- Keluarga Tn. Y mengatakan akan pengertahuan tentang
mengupayakan pengobatan, hipertensi (D.0113)
pencegahan, dan perawatan kesehatan
keluarga.
- Ny. J mengatakan ia berharap agar
penyakitnya dapat sembuh dengan
segera.
- Ny. J mengatakan pergi ke puskesmas
apabila sakit saja
- Keluarga Tn. Y mengatakan sudah
mulai mengurangi makanan yang
mengandung banyak garam
- Keluarga Tn. Y mengatakan masih
mengkosumsi makanan yang
mengandung lemak dan bersantan

DO:
- Keluarga tampak antusias dengan
pembahasan mengenai peningkatan
kesehatannya
- Keluarga Tn. Y tampak berupaya
mengatasi masalah yang sedang
dihadapi dengan mencari informasi
sebagai bantuan
- Keluarga Tn. Y tampak sudah mulai
mengurangi makanan yang
mengandung banyak garam

5 DS: Ketidakpatuhan
- Ny. J mengatakan saat tekanan (D.0114)
darahnya naik kepala pusing, terasa
sakit dan menjalar sampai ke
punggung, kaki dan tangan
kesemutan, sulit beraktivitas.
- Ny. J mengatakan tidak mampu
melakukan aktivitas yang berat
- Ny. J mengatakan ia sering
mengalami pusing
- Ny. J mengatakan pergi ke puskesmas
apabila sakit saja
- Keluarga Tn. Y mengatakan masih
mengkosumsi makanan yang
mengandung lemak dan bersantan
DO:
- Keluarganya jarang memeriksakan
kesehatan ke pelayanan kesehatan,
hanya ketika sakit saja ke pelayanan
kesehatan.
- Keluarga Tn. Y tampak masih
mengkosumsi makanan yang
mengandung lemak dan bersantan
- Skala nyeri 4
- TD : 160/90 mmHg
62

3. Skoring

Tabel 3.5
Skor Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif

No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran


1 Sifat Masalah : Keluarga kurang
Skala : mampu
 Tidak/ Kurang sehat/Aktual (3) 3 1 3/3 x 1 memelihara
 Ancaman Kesehatan/Resiko (2) =1 kesehatan
 Keadaan Sejahtera/Potensial (1)

2 Kemungkinan Masalah dapat Masalah dapat


diubah diubah sebagian
Skala : dengan
 Mudah (2) 2 2 2/2 x 2 keinginan
 Sebagian (1) =2 keluarga untuk
 Tidak Dapat (0) mencapai
kesehatan yang
baik
3 Potensial Masalah untuk Dicegah Keinginan
Skala : keluarga untuk
 Tinggi (3) 3 1 3/3 x 1 mencari tahu
 Cukup (2) =1 cara
 Rendah (1) pemeliharaan
kesehatan agar
terhindar dari
penyakit cukup
baik
4 Menonjolnya Masalah Keluarga
Skala : menyadari
 Masalah berat, harus 2 1 2/2 x 1 masalah dan
segera ditangani (2) =1 menangani
 Ada masalah tetapi agar masalah
tidak perlu ditangani kesehatan
(1) dapat teratasi
 Masalah tidak dirasakan (0)
Jumlah 10 5
Tabel 3.6
Skor Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko

No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran


1 Sifat Masalah : Keluarga kurang
Skala : mampu
 Tidak/ Kurang sehat/Aktual (3) 3 1 3/3 x 1 menjalankan
 Ancaman Kesehatan/Resiko (2) =1 perilaku hidup
 Keadaan Sejahtera/Potensial (1) sehat
2 Kemungkinan Masalah dapat diubah Masalah dapat
Skala : diubah sebagian
 Mudah (2) 1 2 1/2 x 2 dengan
 Sebagian (1) =1 keinginan
 Tidak Dapat (0) keluarga untuk
mencapai
kesehatan yang
baik
3 Potensial Masalah untuk Dicegah Keinginan
Skala : keluarga untuk
 Tinggi (3) 2 1 2/3 x 1 mencari tahu
 Cukup (2) = 2/3 perilaku hidup
 Rendah (1) sehat untuk
terhindar dari
penyakit cukup
baik
4 Menonjolnya Masalah Keluarga
Skala : 2 1 2/2 x 1 menyadari
 Masalah berat, harus =1 masalah dan
segera ditangani (2) menangani
 Ada masalah tetapi agar masalah
tidak perlu ditangani kesehatan
(1) dapat teratasi
 Masalah tidak dirasakan (0)
Jumlah 8 3 2/3
Tabel 3.7
Skor Kesiapan Peningkakan Koping Keluarga

No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran


1 Sifat Masalah :
Skala : Adanya
 Tidak/ Kurang sehat/Aktual (3) ancaman
 Ancaman Kesehatan/Resiko (2) 1 1/3 × 1 1/3 kesehatan tetapi
 Keadaan Sejahtera/Potensial (1) tidak perlu
ditangani
segera
2 Kemungkinan Masalah dapat diubah Membawa
Skala : keluarga ke
 Mudah (2) pelayanan
 Sebagian (1) 2 1/2 × 2 1 kesehatan untuk
 Tidak Dapat (0) mendapatkan
pengobatan dan
perawatan
3 Potensial Masalah untuk Dicegah Pencegahan
Skala : bisa dilakukan
 Tinggi (3) 1 2/3 × 1 2/3 dengan menjaga
 Cukup (2) pola hidup dan
 Rendah (1) pola makan

4 Menonjolnya Masalah
Skala : Keluarga bisa
 Masalah berat, harus menerima
segera ditangani (2) 1 1/2 × 1 1 keadaan saat ini
 Ada masalah tetapi meskipun
tidak perlu ditangani belum stabil
(1)
 Masalah tidak dirasakan (0)
Total skor 5 3
Tabel 3.8
Skor Kesiapan peningkatan pengertahuan tentang hipertensi

No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran


1 Sifat Masalah : Adanya
Skala : ancaman
 Tidak/ Kurang sehat/Aktual (3) kesehatan tetapi
 Ancaman Kesehatan/Resiko (2) 1 1/3 × 1 1/3 tidak perlu
 Keadaan Sejahtera/Potensial (1) ditangani
segera

2 Kemungkinan Masalah dapat diubah Melakukan


Skala : pendidikan
 Mudah (2) kesehatan
 Sebagian (1) 2 1/2 × 2 1 mengetanai
 Tidak Dapat (0) hipertensi
3 Potensial Masalah untuk Dicegah Pencegahan
Skala : bisa dilakukan
 Tinggi (3) 1 2/3 × 1 2/3 dengan
 Cukup (2) mendapatkan
 Rendah (1) informasi dari
tenaga
kesehatan dan
anak nya akan
tetapi tidak
terlalu sering.
4 Menonjolnya Masalah
Skala : Keluarga bisa
 Masalah berat, harus menerima
segera ditangani (2) 1 1/2 × 1 1 keadaan saat ini
 Ada masalah tetapi meskipun
tidak perlu ditangani belum stabil
(1)
 Masalah tidak dirasakan (0)
Total skor 5 3
Tabel 3.9
Skor Ketidakpatuhan

No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran


1 Sifat Masalah : Adanya
Skala : ancaman
 Tidak/ Kurang sehat/Aktual (3) kesehatan tetapi
 Ancaman Kesehatan/Resiko (2) 1 1/3 × 1 1/3 tidak perlu
 Keadaan Sejahtera/Potensial (1) ditangani
segera
2 Kemungkinan Masalah dapat diubah Melakukan
Skala : pendidikan
 Mudah (2) kesehatan
 Sebagian (1) 2 1/2 × 2 1 mengetanai
 Tidak Dapat (0) hipertensi
3 Potensial Masalah untuk Dicegah Pencegahan
Skala : bisa dilakukan
 Tinggi (3) 1 2/3 × 1 2/3 dengan
 Cukup (2) mendapatkan
 Rendah (1) informasi dari
tenaga
kesehatan dan
anak nya akan
tetapi tidak
terlalu sering.
4 Menonjolnya Masalah
Skala : Keluarga tidak
 Masalah berat, harus merasa adanya
segera ditangani (2) 1 0/2 × 1 0 masalah
 Ada masalah tetapi
tidak perlu ditangani
(1)
 Masalah tidak dirasakan (0)
Total skor 5 2

4. Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga

a. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif

b. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko

c. Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga


C. Intervensi Keperawatan

Tabel 3.8 Intervensi Keperawatan

Data SDKI SLKI SIKI

Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi


DS : D.0117 Pemeliharaan Keluarga mampu Keluarga mampu
- Ny. J mengatakan memiliki kesehatan tidak mengenal masalah : mengenal masalah :
riwayat hipertensi ± 1 tahun efektif L.12111 Tingkat pengetahuan: I.12444 Edukasi: proses
yang lalu Kemampuan penyakit
- Ny. J mengatakan saat menjelaskan tentang
tekanan darahnya naik kepala Hipertensi.
pusing, terasa sakit dan
menjalar sampai ke Keluarga mampu Keluarga mampu
punggung, kaki dan tangan memutuskan: memutuskan:
kesemutan, sulit beraktivitas. L.12104 Manajemen kesehatan: I.12525 Pelibatan keluarga
- Ny. J mengatakan tidak Menerapkan program
mampu melakukan aktivitas perawatan.
yang berat Keluarga mampu Keluarga mampu
- Ny. J mengatakan ia sering merawat: merawat:
mengalami pusing L.12110 Tingkat kepatuhan: I.12442 Edukasi prosedur
- Ny. J mengatakan kurang Perilaku mengikuti tindakan
mengetahui bagaimana cara program “Pemberian rebusan
merawat hipertensi perawatan/pengobatan seledri (Mariyona, 2020)
- Ny. J mengatakan pergi ke “Terapi Akupresur
puskesmas apabila sakit saja (Sukmadi, 2021)”
“Teknik relaksasi
DO : meditasi Murrotal Al-
qur’an (Heni, 2021)”
- Ny. J tampak gelisah Keluarga mampu Keluarga mampu
- Keluarga Tn. Y tampak masih memodifikasi memodifikasi
kurang memahami tentang lingkungan: lingkungan :
penyakit yang diderita L.12107 Perilaku kesehatan: I.12463 Manajemen perilaku
- Skala nyeri 4 Pencapaian
- TD : 160/90 mmHg pengendali
- Nadi : 90 x/i kesehatan
- Suhu : 36,7 °C Keluarga mampu Keluarga mampu
- RR : 18 x/i memanfaatkan fasilitas memanfaatkan fasilitas
- BB : 50 Kg kesehatan: kesehatan :
L.12106 Pemeliharaan kesehatan: I.12473 Rujukan
Perilaku mencari bantuan
DS : D.0099 Perilaku Keluarga mampu I.12439 Keluarga mampu
- Keluarga Tn. Y mengatakan kesehatan mengenal masalah: mengenal masalah:
masih mengkonsumsi cenderung L.12105 Manajemen kesehatan Edukasi pola perilaku
makanan yang mengandung beresiko keluarga: kesehatan
lemak, bersantan dan Kemampuan
makanan yang mengadum menjelaskan masalah
banyak garam kesehatan yang dialami
- Keluarga Tn. Y jarang Keluarga mampu Keluarga mampu
melakukan kegiatan olahraga memutuskan: memutuskan:
dan kegiatan lainnya yang L.12106 Pemeliharaan kesehatan: I.09267 Dukungan pengambilan
dapat meningkatkan status Menunjukan minat keputusan
kesehatan meningkatkan perilaku
- Keluarga Tn. Y mengatakan sehat
pengelolaan sampah dengan
cara dibakar Keluarga mampu Keluarga mampu
merawat: merawat:
L.12107 Perilaku kesehatan: I.12463 Manajemen perilaku:
DO : Kemampuan melakukan Hidup bersih dan sehat
- Tampak adanya bekas tindakan pencegahan serta berolahraga
pembakaran sampah di masalah kesehatan.
halaman rumah Keluarga mampu Keluarga mampu
- Keluarga masih bingung memodifikasi memodifikasi
dengan perawatan hipertensi lingkungan: lingkungan :
dengan raut wajah/kening L.12107 Perilaku kesehatan: I.12439 Edukasi pola perilaku
yang mengkerut dan pada saat Pencapaian kesehatan
ditanya keluarga hanya diam pengendalian kesehatan
- Keluarganya jarang Keluarga mampu Keluarga mampu
memeriksakan kesehatan ke memanfaatkan fasilitas memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan, hanya kesehatan: kesehatan :
ketika sakit saja ke pelayanan L.12106 Pemeliharaan kesehatan: I.12360 Bimbingan sistem
kesehatan Perilaku mencari kesehatan
- Tugas kesehatan keluarga bantuan.
yang belum terpenuhi seperti
berperilaku hidup bersih dan
sehat.
DS : D.0090 Kesiapan Keluarga mampu Keluarga mampu
- Keluarga Tn. Y mengatakan peningkatan mengenal masalah : mengenal masalah :
akan mengupayakan koping L.09088 Status koping keluarga: I.12435 Edukasi Perilaku Upaya
pengobatan, pencegahan, dan keluarga “Ketepaparan Kesehatan tentang
perawatan kesehatan informasi” Covid 19
keluarga.
- Ny. J mengatakan ia berharap
agar penyakitnya dapat Keluarga mampu Keluarga mampu
sembuh dengan segera. memutuskan: memutuskan:
- Keluarga mengatakan L.09074 Ketahanan keluarga: I.09267 Dukungan
akan menerapkan perilaku “Dukungan kemandirian Pengambilan keputusan
antar anggota keluarga”
hidup sehat: mencuci tangan Keluarga mampu Keluarga mampu
dengan sabun, memakai merawat: merawat:
masker, dan menjaga jarak. L.09088 Status koping keluarga: I.12435 Edukasi Perilaku Upaya
akan menerapkan perilaku “Ketepaparan Kesehatan
hidup sehat: mencuci tangan informasi” : mengajarkan cuci
dengan sabun, memakai tangan, etika batuk, dan
masker, dan menjaga jarak. cara menggunakan
DO : masker yang benar.
- Keluarga Tn. Y tampak
menunjukkan minat untuk Keluarga mampu Keluarga mampu
meningkatkan kesehatan memodifikasi memodifikasi
keluarganya dengan bertanya lingkungan: lingkungan :
tentang perilaku hidup bersih L.13114 Fungsi keluarga: I.13477 Dukungan keluarga
dan sehat serta perawatan. Pemenuhan kebutuhan merencanakan
- Keluarga tampak antusias anggota keluarga perawatan
dengan pembahasan Keluarga mampu Keluarga mampu
mengenai peningkatan memanfaatkan fasilitas memanfaatkan fasilitas
kesehatannya kesehatan: kesehatan :
- Keluarga Tn. Y tampak L.09074 Ketahanan keluarga: I.12360 Bimbingan sistem
berupaya mengatasi masalah Memanfaatkan tenaga kesehatan
yang sedang dihadapi dengan kesehatan untuk
mencari informasi sebagai mendapatkan bantuan
bantuan
C. Implementasi (Catatan Perkembangan)

Tabel 3.8 Catatan Perkembangan


Diagnosa 1. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif

Hari/tanggal Jam Implementasi Evaluasi Paraf


Jumat, 22-10- 14.00 WIB Setelah dilakukan interaksi selama 1 x 45 S:
2021 menit diharapkan keluarga mampu Keluarga Tn. Y mengatakan sudah mulai
mengenal masalah kesehatan keluarga dan mengerti dengan penyakit hipertensi dan
keluarga dapat memutuskan untuk juga cara perawatannya.
meningkatkan atau memperbaiki kesehatan
keluarga. O:
TUK 1 : Edukasi proses penyakit. Keluarga Tn. Y tampak sudah paham dengan
1. Mengidentifikasi kesiapan dan penkes yang diberikan, hal ini terbukti
kemampuan menerima informasi. dengan keluarga dapat mengulangi kembali
2. Menyediakan materi dan media tentang penyakit hipertensi dan juga
pendidikan kesehatan tentang perawatannya.
“Hipertensi”
3. Menjelaskan pengertian hipertensi A:
4. Menjelaskan penyebab hipertensi Keluarga dapat mengenal masalah
5. Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi Hipertensi.
6. Menjelaskan pengobatan atau
penatalaksanaan hipertensi P:
7. Memberikan kesempatan kepada Intervensi dilanjutkan ke TUK 2
keluarga untuk bertanya dan mengulang
kembali apa saja yang telah dijelaskan.
TUK 2: Pelibatan Keluarga S:
1. Mengidentifikasi kesiapan keluarga Keluarga mengatakan akan terlibat
untuk terlibat dalam perawatan perawatan hipertensi pada Ny. J
2. Menganjurkan keluarga terlibat dalam
perawatan O:
3. Memfasilitasi keluarga membuat Keluarga tampak mengerti dan berpatisipasi
keputusan dalam pengambilan keputusan

A:
Keluarga dapat memutuskan untuk
memperbaiki kesehatan keluarga teratasi

P:
Intervensi dilanjutkan ke TUK 3
Sabtu, 23-10- 16.00 WIB Setelah dilakukan pertemuan 1 x 40 menit S :
2021 keluarga dapat merawat anggota keluarga Keluarga mengatakan sudah sedikit paham
dengan masalah hipertensi. dengan cara perawatan hipertensi dan akan
TUK 3 : Edukasi prosedur tindakan mengusahakan untuk menerapkannya dalam
Terapi komplementer : Rebusan seledri, kehidupan sehari-hari.
Akupresur dan Murattal Al-quran.
1. Mengidentifikasi kesiapan dan O :
kemampuan keluarga menerima - Keluarga mampu mendemonstrasikan
informasi langkah-langkah apa yang telah
2. Menjadwalkan pendkes sesuai diajarkan
kesepakatan. - Ny. J mengkonsumsi rebusan seledri,
3. Menjelaskan pada keluarga tujuan dan melakukan akupresur dan murattal Al-
manfaat perawatan pada penderita quran
hipertensi dengan obat tradisional - TTV Ny. J sebelum meminum rebusan
“rebusan seledri” seledri TD: 150/90 mmHg.
4. Menjelaskan langkah-langkah
perawatan dengan pemberian rebusan A :
seledri Keluarga dapat merawat hipertensi teratasi
- Siapkan 100 gram seledri sebagian
- 2 gelas air (400 ml).
- Rebus sampai mendidik (±15 P:
menit) hingga menjadi 1 gelas (200 Intervensi pemberian rebusan seledri dan
ml). murattal Al-quran dilanjutkan
- Setelah dingin, bagi untuk 2 kali
minum, pagi ½ gelas (50 ml) dan
malam hari ½ gelas (50 ml).
- Lakukan selama 5 hari.
Minggu, 24- 20.00 WIB Setelah dilakukan pertemuan via telepon S:
10-2021 1x15 menit keluarga dapat merawat anggota - Ny. J mengatakan telah minum rebusan
keluarga dengan masalah hipertensi. seledri pukul 07.30 WIB setelah sarapan
TUK 3 : dan 20.00 WIB setelah makan malam.
Terapi komplementer : Rebusan seledri, - Ny. J mampu menyebutkan cara
Murattal Al-quran. pembuatan rebusan seledri.
- Ny. J mengatakan melakukan terapi
relaksasi meditasi murattal Alqur’an
setelah isya.

O : Terlaksana

A:
Keluarga dapat merawat hipertensi teratasi
sebagian

P:
Intervensi pemberian rebusan seledri dan
murattal Al-quran dilanjutkan
Senin, 25-10- 19.30 WIB Setelah dilakukan pertemuan via telepon S:
2021 1x15 menit keluarga dapat merawat anggota - Ny. J mengatakan telah minum rebusan
keluarga dengan masalah hipertensi. seledri pukul 07.00 WIB setelah sarapan
TUK 3 : dan 19.00 WIB setelah makan malam.
Terapi komplementer : Rebusan seledri, dan - Ny. J mengatakan melakukan terapi
Murattal Al-quran. relaksasi meditasi murattal Alqur’an
setelah isya.

O : Terlaksana

A:
Keluarga dapat merawat hipertensi teratasi
sebagian

P:
Intervensi pemberian rebusan seledri dan
murattal Al-quran dilanjutkan
Selasa, 26-10- 19.30 WIB Setelah dilakukan pertemuan via telepon S :
2021 1x15 menit keluarga dapat merawat anggota - Ny. J mengatakan telah minum rebusan
keluarga dengan masalah hipertensi. seledri pukul 07.10 WIB setelah sarapan
TUK 3 : dan 19.15 WIB setelah makan malam.
Terapi komplementer : Rebusan seledri, dan - Ny. J mengatakan melakukan terapi
Murattal Al-quran. relaksasi meditasi murattal Alqur’an
setelah isya.

O : Terlaksana

A:
Keluarga dapat merawat hipertensi teratasi
sebagian

P:
Intervensi pemberian rebusan seledri dan
murattal Al-quran dilanjutkan
Rabu, 27-10- 16.00 WIB TUK 3 : S:
2021 Terapi komplementer : Rebusan seledri, dan - Ny. J mengatakan mengkonsumsi
Murattal Al-quran. rebusan seledri serta menerapkan teknik
relaksasi meditasi murattal Al-quran
- Ny. J mengatakan tidak merasakan
pusing
- Ny. J mengatakan sudah mampu
melakukan aktivitas ringan

O:
- Ny. J tampak membersihkan rumah
- TD : 130/80 mmHg
A:
Pemeliharaan kesehatan tidak efektif teratasi

P:
Tugas keperawatan keluarga merawat
anggota keluarga untuk meningkatkan atau
memperbaiki kesehatan dihentikan karena
keluarga sudah mandiri
Jum’at, 29-10- 16.00 WIB Setelah dilakukan pertemuan 1 x 30 menit S:
2021 keluarga dapat memodifikasi lingkungan Keluarga mengatakan memodifikasi
yang sesuai dengan masalah kesehatan lingkungan dengan melakukan relaksasi
keluarga. meditasi murattal Al-quran.
TUK 4:
Mampu Memodifikasi Lingkungan O:
Manajemen Perilaku Keluarga dapat menyebutkan dan tampak
1. Mengidentifikasi harapan keluarga sudah mulai memodifikasi lingkungan
untuk mengendalikan perilaku sekitarnya
2. Menciptakan dan mempertahankan
lingkungan dan kegiatan perawatan A:
konsisten Keluarga dapat memodifikasi lingkungan
3. Menginformasikan keluarga bahwa yang sesuai teratasi sebagian
keluarga sebagai dasar pembentukan
kognitif P:
Intervensi dilanjutkan
TUK 5: S:
Mampu Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan Keluarga mengatakan bahwa fasilitas
Rujukan kesehatan yang akan di kunjungi adalah
1. Mengidentifikasi indikasi rujukan puskesmas, karena puskesmas tersebut
2. Memberikan kesempatan pasien dan merupakan tempat yang paling dekat
keluarga untuk bertanya dan melayani kesehatan anggota keluarga.
mendapatkan jawaban terkait rujukan
(tujuan dan waktu rujukan) O:
a. Puskesmas (setiap hari senin – Keluarga memilih fasilitas kesehatan
kamis pukul 07.30 s/d 14.30 WIB, terdekat yaitu puskesmas
jumat pukul 07.30 s/d 11.30 WIB,
dan sabtu pukul 07.30 s/d 13.00 A:
WIB ) Keluarga dapat memanfaatkan fasilitas
b. Bidan Pustu/Poskesri (setiap hari kesehatan teratasi
24 jam)
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur P:
rujukan Intervensi di hentikan
Tabel 3.8 Catatan Perkembangan
Diagnosa 2. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko

Hari/tanggal Jam Implementasi Evaluasi Paraf


Sabtu, 30-10- 15.00 WIB Setelah dilakukan interaksi selama 1 x 45 S:
2021 menit diharapkan keluarga mampu - Keluarga mengatakan paham dengan
memperbaiki kesehatan keluarga. perilaku hidup yang bersih dan sehat
TUK 1-5 : dan akan berusaha memperbaiki agar
Edukasi pola perilaku kebersihan kesehatan keluarganya terjaga
1. Mengidentifikasi kemampuan - Keluarga mengatakan akan berusaha
menjaga kebersihan diri dan menciptakan perilaku hidup bersih dan
lingkungan sehat : tidak membakar sampah dan
2. Menyediakan materi dan media mengurangi konsumsi garam serta
pendidikan kesehatan tentang makan makanan berlemak
“Perilaku hidup bersih dan sehat” - Keluarga mengatakan akan berusaha
3. Memberikan kesempatan bertanya menerapkan terapi minuman herbal
4. Mengajarkan cara kebersihan diri dan sebagai tindakan agar tidak semakin
lingkungan parah dan anggota lain tidak beresiko
Dukungan pengambilan keputusan terkena hipertensi
1. Mengidentifikasi persepsi mengenai - Keluarga mengatakan akan berusaha
masalah menciptakan lingkungan yang baik
2. Memfasilitasi pengambilan keputusan untuk menjaga kesehatan keluarga
3. Memberikan informasi yang diminta - Keluarga mengatakan bahwa fasilitas
Manajemen perilaku kesehatan yang akan di kunjungi adalah
1. Mengidentifikasi harapan keluarga puskesmas, karena puskesmas tersebut
untuk mengendalikan perilaku yang terdekat
2. Menciptakan dan mempertahankan
lingkungan dan kegiatan perawatan O:
konsisten setiap pertemuan - Keluarga tampak mulai menerapkan
3. Menginformasikan keluarga bahwa perilaku hidup bersih dan sehat
keluarga sebagai dasar pembentukan - Keluarga bisa mendemonstrasikan cara
kognitif pembuatan rebusan seledri
Edukasi pola perilaku kebersihan - Keluarga tampak sudah mulai
1. Mengidentifikasi kemampuan memodifikasi lingkungan sekitarnya
menjaga kebersihan diri dan walaupun belum sempurna
lingkungan - Tampak tidak ada lagi bekas
2. Mempraktikan bersama keluarga cara pembakaran sampah
menjaga kebersihan diri dan - Keluarga memilih fasilitas kesehatan
lingkungan terdekat yaitu puskesmas
3. Mengajarkan cara menjaga kebersihan
diri dan lingkungan A:
Bimbingan sistem kesehatan Masalah teratasi
1. Mengidentfifikasi masalah kesehatan
keluarga P:
2. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan Intervensi dihentikan
kesehatan

Tabel 3.9 Catatan Perkembangan


Diagnosa 3. Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga

Hari/tanggal Jam Implementasi Evaluasi Paraf


Minggu, 31- 15.00 WIB Setelah dilakukan interaksi selama 1 x 50 S:
10-2021 menit diharapkan keluarga mampu - Keluarga mengatakan sudah sedikit
meningkatkan kesiapan koping keluarga. paham mengenai Covid-19
TUK 1-5 : - Keluarga mengatakan akan
Edukasi Perilaku Upaya Kesehatan mengingatkan anggota keluarganya
1. Mengidentifikasi kesiapan dan untuk segera ke Fasilitas kesehatan
kemampuan menerima informasi apabila mengalami tanda- gejala
2. Menyediakan materi dan media seperti Covid-19
pendidikan kesehatan tentang - Keluarga mengatakan sudah paham
 Covid-19 dengan cara mencuci tangan, etika
3. Mengajarkan cara pemeliharaan batuk, dan penggunaan masker yang
kesehatan benar.
Dukungan pengambilan keputusan
1. Mengidentifikasi persepsi mengenai O:
masalah - Keluarga tampak mulai berusaha
2. Memfasilitasi pengambilan keputusan mencegah Covid-19 (tampak
3. Memberikan informasi yang diminta memakai masker jika keluar rumah)
Edukasi Perilaku Upaya Kesehatan - Keluarga tampak memakai masker
1. Mengidentifikasi kesiapan dan saat keluar rumah dan mencuci
kemampuan menerima informasi tangan.
2. Menyediakan materi dan media - Keluarga memilih fasilitas kesehatan
pendidikan kesehatan tentang terdekat yaitu puskesmas
 Mencuci tangan yang benar
 Etika batuk A:
 Cara memakai masker yang benar Tujuan tercapai
lingkungan
3. Mengajarkan cara pemeliharaan P:
kesehatan Intervensi dihentikan
Dukungan Keluarga Merencanakan
Perawatan
1. Mengidentifikasi kebutuhan keluarga
tentang kesehatan
2. Menciptakan perubahan lingkungan
rumah secara optimal
3. Menginformasikan fasilitas
kesehatan yang ada dilingkungan
keluarga
Bimbingan sistem kesehatan
1. Mengidentfifikasi masalah kesehatan
keluarga
2. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan
kesehatan
PRE PLANNING I
KUNJUNGAN KELUARGA BINAAN

A. LATAR BELAKANG
Proses keperawatan keluarga merupakan unit aspek penting dalam asuhan
keperawatan. Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat dan
keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan cara asuhan
yang diperlukan anggota keluarga yang sakit.
Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga langkah awal
menggunakan pendekatan proses bersilaturahmi dan membina hubungan
saling percaya serta melakukan kontrak waktu pada hari jum’at, 15 Oktober
2021 pukul 14.00 WIB untuk melakukan pengkajian keperawatan keluarga
dalam menentukan masalah kesehatan atau masalah di dalam keluarga yang
mungkin terjadi pada keluarga Tn. Y, sebelum dilakukan pengkajian sebagai
langkah awal diperlukan adanya interaksi untuk membina hubungan saling
percaya antar mahasiswa dengan keluarga dalam proses pengkajian.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan interaksi selama 45 menit diharapkan keluarga mampu
membina hubungan dan kerja sama yang baik serta mampu membina
hubungan saling percaya dengan mahasiswa dalam proses pengkajian
yang akan dilakukan dan mau terbuka terkait dengan penyakit atau
masalah kesehatan serta masalah lain yang timbul pada keluarga.

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pengkajian diharapkan keluarga Tn. Y mampu
memberikan dan menyebutkan :
a. Data umum keluarga
b. Data Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
c. Data lingkungan
d. Data struktur keluarga
e. Data fungsi keluarga
f. Data stress dan koping keluarga
g. Pemeriksaan fisik
h. Data harapan keluarga

C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik : Pengkajian Keperawatan Keluarga
2. Metode : Tanya jawab
3. Media dan alat : Format Pengkajian dan Alat Tulis
4. Hari/Tanggal : Jum’at, 15 Oktober 2021
5. Jam : 14.00 s/d selesai
6. Setting Tempat :

Keterangan :
: Mahasiswa
: Ny. J
: Tn. Y
: An. R

D. KEGIATAN
No Tahap Kegiatan Waktu
1. Pembukaan  Mengucapkan salam 5 menit
 Orientasi/ memperkenalkan diri
 Menyampaikan maksud dan tujuan
 Kontrak waktu pengkajian
2. Pelaksanaan  Mengkaji sesuai format pengkajian keluarga: 30 menit
- Data umum keluarga
- Riwayat dan tahap perkembangan
keluarga
- Data lingkungan
- Data struktur keluarga
- Data fungsi keluarga
- Data stress dan koping keluarga
- Data harapan keluarga
- Pemeriksaan Fisik
3. Penutup  Menyimpulkan hasil pengkajian 10 menit
 Melakukan kontrak untuk pertemuan
selanjutnya
 Menutup pertemuan dan mengucapkan
salam

E. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Tersedianya pedoman wawancara
b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai rencana
c. Setting tempat sesuai mencakup persiapan keluarga, persiapan
tempat, persiapan mahasiswa

2. Evaluasi Proses
a. Keluarga Tn. Y menyambut ramah terhadap mahasiswa
b. Audien berpartisipasi dalam kegiatan
c. Audien tidak meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung
d. Audien dapat berperan aktif dalam menjawab pertanyaan yang
diajukan
e. Audien mengikuti kegiatan dengan tertib dan kooperatif

3. Evaluasi Hasil
a. Keluarga mengikuti pengkajian sampai selesai
b. Keluarga menjawab pertanyaan dari mahasiswa dengan terbuka
c. Data keluarga dapat terkaji sesuai format pengkajian keluarga
PRE PLANNING II
KUNJUNGAN KELUARGA BINAAN

A. LATAR BELAKANG
Pada pertemuan sebelumnya mahasiswa telah membina hubungan saling
percaya, melakukan pengkajian dan didapatkan beberapa daftar masalah untuk
keluarga Tn. Y serta kontrak waktu pada hari minggu, 17 Oktober 2021 pukul
15.00 WIB untuk melakukan diskusi dalam perumusan daftar masalah dan
menentukan prioritas masalah keperawatan yang dialami keluarga Tn. Y.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan interaksi selama 30 menit diharapkan keluarga Tn. Y
mengetahui masalah kesehatan serta dapat menentukan prioritas masalah
keluarga.

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pemeriksaan diharapkan keluarga Tn. Y:
a. Mengetahui masalah kesehatan
b. Menentukan prioritas masalah keperawatan

C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik : Perumusan dan Prioritas Masalah
2. Metode : Diskusi
3. Media dan alat : Format Pengkajian dan Alat Tulis
4. Hari/Tanggal : Sabtu, 17-10-2021
5. Jam : 15.00 s/d selesai
6. Setting Tempat :
Keterangan :
: Mahasiswa
: Ny. J
: Tn. Y
: An. R

D. KEGIATAN
No Tahap Kegiatan Waktu
1. Pembukaan  Mengucapkan salam 5 menit
 Menyampaikan maksud dan tujuan
 Kontrak waktu pengkajian
2. Pelaksanaan  Menjelaskan daftar masalah yang didapat dalam 15 menit
pengkajian
 Memberikan kesempatan keluarga untuk
bertanya
 Mendiskusikan dan menentukan skoring
3. Penutup  Menyimpulkan hasil skoring 10 menit
 Melakukan kontrak untuk pertemuan
selanjutnya
 Menutup pertemuan dan mengucapkan salam

E. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai rencana
b. Kontrak waktu tempat dan topic telah disepakati
c. Setting tempat sesuai mencakup persiapan keluarga, persiapan
tempat, persiapan mahasiswa

2. Evaluasi Proses
a. Audien berpartisipasi dalam kegiatan
b. Audien tidak meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung
c. Audien dapat berperan aktif dalam berdiskusi
d. Audien mengikuti kegiatan kooperatif

3. Evaluasi Hasil
a. Keluarga mengerti tentang diagnosa yang ditegakkan
b. Keluarga mengerti pentingnya pelaksanaan diagnosa sesuai tingkat
kebutuhan Ny. J
PRE PLANNING III
KUNJUNGAN KELUARGA BINAAN

A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang tidak menular yang
menjadi masalah kesehatan penting di seluruh dunia karena prevalensinya
yang tinggi dan terus menerus meningkat. Hipertensi juga menjadi faktor
resiko ketiga terbesar penyebab kematian dini (Rohimah & Kurniasih, 2015).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi juga diartikan sebagai suatu peningkatan
abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus
lebih dari satu periode (Udjianti, 2011).

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 45 menit, diharapkan
keluarga Tn. Y dapat mengetahui tentang hipertensi serta dapat
mengambil keputusan yang tepat untuk keperawatan keluarga Tn. Y
dengan hipertensi.

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pertemuan diharapkan keluarga Tn. Y mampu:
a. Menyebutkan pengertian hipertensi
b. Menyebutkan penyebab hipertensi
c. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
d. Menyebutkan akibat lanjut hipertensi
e. Menyebutkan perawatan hipertensi
f. Mengambil keputusan yang tepat untuk keperawatan Ny. J dengan
hipertensi

C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik : Mengenal penyakit hipertensi dan mengambil
keputusan untuk merawat
2. Metode : Diskusi
3. Media dan alat : Lembar balik dan leaflet
4. Hari/Tanggal : Jumat, 22-10-2021
5. Jam : 15.00 s/d selesai
6. Setting Tempat :

Keterangan :
: Mahasiswa
: Ny. J
: Tn. Y
: An. R

D. KEGIATAN
No Tahap Kegiatan Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Audiens Waktu
1 Pembukaan  Mengucapkan salam  Menjawab salam 5 menit
 Menanyakan perasaan  Menjawab pertanyaan
anggota keluarga saat
itu
 Menjelaskan tujuan  Mendengar dan
kunjungan meperhatikan
 Membuat kontrak  Menyetujui kontrak
waktu
dan tempat
2 Pelaksanaan  Mereview kegiatan  Menjawab 35 menit
sebelumnya pertanyaan
TUK 1 :
 Mengkaji  Mendengarkan
pengetahuan keluarga
tentang pengertian
hipertensi
 Menjelaskan
pengertian hipertensi
Hipertensi adalah
suatu peningkatan
tekanan
darah lebih dari
140/90 mmHg
 Meminta keluarga  Memperhatikan dan
untuk mengulang berpendapat
pengertian hipertensi
 Mendiskusikan
dengan keluarga
tentang penyebab
hipertensi
 Meminta keluarga
untuk menyebutkan
penyebab hipertensi
 Meminta kembali
menjelaskan tanda
dan gejala hipertensi
 Promkes tentang  Mendengarkan
hipertensi
TUK 2 :
 Membantu keluarga  Memperhatikan dan
untuk mengklarifikasi berpendapat
nilai dan harapan
yang mungkin akan
membantu dalam
membuat pilihan yang
penting
 Membantu keluarga
untuk
mengidentifikasi
keuntungan dan
kerugian setiap
alternative pilihan
 Memfasilitasi  Memutuskan
pengambilan
keputusan
3 Penutup  Mengevaluasi atau  Menjawab 5 menit
menanyakan kembali pertanyaan
perasaan audien
 Menutup kegiatan
 Mengucapkan salam  Menjawab salam
E. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Tempat dan alat sesuai rencana
b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai rencana
c. Setting tempat sesuai, mencakup persiapan keluarga, persiapan
tempat, persiapan mahasiswa

2. Evaluasi Proses
a. Audien berpartisipasi dalam kegiatan
b. Audien tidak meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung
c. Audien dapat berperan aktif dalam menjawab pertanyaan yang
diajukan
d. Audien mengikuti kegiatan dengan tertib dan kooperatif

3. Evaluasi Hasil
a. Audien mengerti dengan penjelasan yang sudah disampaikan
b. Keluarga dapat mengerti bagaimana pengambilan keputusan dengan
melakukan perawatan mandiri di rumah
PRE PLANNING IV
KUNJUNGAN KELUARGA BINAAN

A. LATAR BELAKANG
Pada pertemuan sebelumnya telah dilaksanakan implementasi TUK 1
dan TUK 2 yaitu masalah hipertensi pada Ny. J dan memutuskan untuk
merawat tekanan darah tinggi (hipertensi).
Pada pertemuan ini mahasiswa melaksanakan implementasi TUK 3
dengan masalah “ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan” yaitu mampu
merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi dengan pengobatan
tradisional/komplementer mengunakan seledri.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Keluarga dapat merawat Ny. J yang mengalami hipertensi.

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pertemuan diharapkan keluarga Tn. Y mampu:
a. Menyebutkan dan mendemonstrasikan cara perawatan hipertensi
b. Mengatasi masalah tekanan darah Ny. J

C. RENCANA KEGIATAN
1. Topic : Perawatan hipertensi dengan obat tradisional
menggunakan seledri
2. Metode : Diskusi
3. Media dan alat : SOP rebusan seledri
4. Hari/Tanggal : Sabtu, 23-10-2021
5. Jam : 16.00 s/d selesai
6. Setting Tempat :
Keterangan :

: Mahasiswa
: Ny. J
: Tn. Y
: An. R

D. KEGIATAN
No Tahap Kegiatan Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Audiens Waktu
1 Pembukaan  Mengucapkan salam  Menjawab salam 5 menit
 Menanyakan perasaan  Menjawab
anggota keluarga saat itu pertanyaan
 Menjelaskan tujuan  Mendengar dan
kunjungan meperhatikan
 Membuat kontrak waktu  Menyetujui kontrak
dan tempat
2 Pelaksanaan  Mereview kegiatan  Menjawab 30 menit
sebelumnya pertanyaan
TUK 3
 Menjelaskan pada  Mendengarkan
keluarga tentang cara
perawatan pada
penderita hipertensi obat
tradisional “rebusan
seledri”
 Menjelaskan manfaat  Mendengarkan
rebusan seledri untuk
penderita hipertensi
 Mendemontrasikan cara  Melakukan kegiatan
pembuatan rebusan
seledri
3 Penutup  Mengevaluasi perasaan  Menjawab 5 menit
audien pertanyaan
 Menutup kegiatan
 Mengucapkan salam  Menjawab salam
E. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Tempat dan alat sesuai rencana
b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai rencana
c. Setting tempat tidak sesuai, dimana An. R tidak mengikuti kegiatan
dikarenakan ada kegiatan di luar rumah.

2. Evaluasi Proses
a. Audien berpartisipasi dalam kegiatan
b. Audien dapat berperan seta aktif dalam kegiatan
c. Audien mengikuti kegiatan dengan tertib dan kooperatif

3. Evaluasi Hasil
a. Audien mengerti dengan penjelasan yang sudah disampaikan serta
mampu mendemonstrasikan kembali pembuatan jus wortel
b. Tekanan Darah Ny. J sebelum melakukan tindakan (150/90 mmHg)
c. Pertemuan ini merupakan hari pertama Ny. J mengonsumsi jus
wortel
PRE PLANNING V
KUNJUNGAN KELUARGA BINAAN

A. LATAR BELAKANG
Pada pertemuan sebelumnya telah dilaksanakan implementasi TUK 3
yaitu merawat tekanan darah tinggi (hipertensi) yang diderita Ny. J. Langkah
selanjutnya mahasiswa akan melaksanakan implementasi TUK 4 dan TUK 5
dengan masalah “ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan” yaitu mampu
memodifikasi lingkungan, serta memanfaatkan fasilitas kesehatan.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Keluarga Tn. Y dapat memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang tersedia.

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pertemuan diharapkan keluarga Tn. Y mampu:
a. Memodifikasi lingkungan yang sesuai untuk masalah kesehatan Ny. J
b. Menjelaskan fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi

C. PENATALAKSANAAN KEGIATAN
1. Topic : Memodifikasi lingkungan dan pemanfaatan
fasilitas kesehatan
2. Metode : Diskusi
3. Media dan alat : Materi
4. Hari/Tanggal : Jum’at, 29-10-2021
5. Jam : 16.00 s/d selesai
6. Setting Tempat :

Keterangan :
: Mahasiswa
: Ny. J
: Tn. Y
: An. R

D. KEGIATAN
No Tahap Kegiatan Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Audiens Waktu
1 Pembukaan  Mengucapkan salam  Menjawab salam 5 menit
 Menanyakan perasaan  Menjawab
anggota keluarga saat pertanyaan
itu
 Menjelaskan tujuan  Mendengar dan
kunjungan meperhatikan
 Membuat kontrak  Menyetujui kontrak
waktu dan tempat
2 Pelaksanaan  Mereview kegiatan  20 menit
sebelumnya

TUK 4 :
 Menggali pengetahuan  Mendengarkan dan
keluarga tentang menjawab pertanyaan
lingkungan yang sesuai
untuk penderita
hipertensi
 Memberikan
reinforcemen positif
 Menjelaskan tentang
lingkungan yang baik
untuk hipertensi
 Memberitahu pada Ny.  Mendengarkan dan
J untuk memodifikasi berpendapat
lingkungan yang baik
untuk penderita
hipertensi.

TUK 5
 Menggali pengetahuan  Mendengarkan
tentang tempat
pelayanan kesehatan,
manfaat dan jadwal
kunjungan
 Memberikan
reinfocemen positif
 Mendiskusikan dengan
 Memutuskan
keluarga tentang
fasilitas kesehatan
yang tersedia untuk
penderita hipertensi.
 Momotivasi keluarga  Mendengarkan
untuk memanfaatkan
fasilitas kesehatan jika
ada anggota keluarga
yang sakit.
3 Penutup  Mengevaluasi atau  Menjawab 5 menit
menanyakan kembali pertanyaan
perasaan audien
 Menutup kegiatan
 Mengucapkan salam  Menjawab salam

E. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Tempat dan alat sesuai rencana
b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai rencana
c. Setting tempat tidak sesuai, dimana An. R tidak mengikuti kegiatan
dikarenakan ada kegiatan di luar rumah.

2. Evaluasi Proses
a. Audien berpartisipasi dalam kegiatan
b. Audien dapat berperan seta aktif dalam menjawab pertanyaan yang
diajukan
c. Audien mengikuti kegiatan dengan tertib dan kooperatif

3. Evaluasi Hasil
a. Audien mengerti dengan penjelasan yang sudah disampaikan
b. Audien memodifikasi lingkungan dengan melakukan relaksasi
meditasi murattal Al-quran
PRE PLANNING VI
KUNJUNGAN KELUARGA BINAAN

A. LATAR BELAKANG
Perilaku kesehatan merupakan keadaan seseorang dalam melakukan
sesuatu seperti bertindak, bersikap, berpikir, dan memberikan umpan balik
atau respon pada suatu hal dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Perilaku kesehatan cenderung berisiko merupakan hambatan kemampuan
dalam mengubah gaya hidup/perilaku untuk memperbaiki status keseshatan.
Pada asuhan keperawatan keluarga Tn. Y didapat beberapa masalah,
salah satunya “perilaku kesehatan cenderung berisiko” yang ditandai dengan
Keluarga Tn. Y masih mengkosumsi makanan yang mengandung lemak,
bersantan dan makanan yang mengadum banyak garam, keluarga Tn. Y
jarang melakukan kegiatan olahraga serta kegiatan lainnya yang dapat
meningkatkan status kesehatan.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 45 menit, diharapkan
keluarga Tn. Y dapat mengetahui tentang perilaku kesehatan yang benar
untuk meningkatkan status kesehatan keluarga.

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pertemuan diharapkan keluarga Tn. Y mampu:
a. Meminimalkan perilaku kesehatan cenderung berisiko
b. Meciptakan perilaku hidup bersih dan sehat

C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik : Menciptakan perilaku hidup bersih dan sehat
2. Metode : Diskusi
3. Media dan alat : -
4. Hari/Tanggal : Sabtu, 30-10-2021
5. Jam : 15.00 s/d selesai
6. Setting Tempat :

Keterangan :
: Mahasiswa
: Ny. J
: Tn. Y
: An. R

D. KEGIATAN
No Tahap Kegiatan Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Audiens Waktu
1 Pembukaan  Mengucapkan salam  Menjawab salam 5 menit
 Menanyakan perasaan  Menjawab
anggota keluarga saat pertanyaan
itu
 Menjelaskan tujuan  Mendengar dan
kunjungan meperhatikan
 Membuat kontrak  Menyetujui kontrak
waktu
 dan tempat
2 Pelaksanaan  Mereview kegiatan  Menjawab 35 menit
sebelumnya pertanyaan
 Memberikan
reinforcemen positif
 Mengali pengetahuan
keluarga tentang
peilaku hidup bersih
dan sehat
 Menjelaskan tentang  Mendengarkan
perilaku hidup bersih
 dan sehat
3 Penutup  Mengevaluasi atau  Menjawab 5 menit
menanyakan kembali pertanyaan
perasaan audien
 Menutup kegiatan
 Mengucapkan salam  Menjawab salam

E. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Tempat dan alat sesuai rencana
b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai rencana
c. Setting tempat sesuai rencana

2. Evaluasi Proses
a. Audien berpartisipasi dalam kegiatan
b. Audien tidak meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung
c. Audien dapat berperan aktif dalam menjawab pertanyaan yang
diajukan
d. Audien mengikuti kegiatan dengan tertib dan kooperatif

3. Evaluasi Hasil
a. Audien mengerti dengan penjelasan yang sudah disampaikan
PRE PLANNING VII
KUNJUNGAN KELUARGA BINAAN

A. LATAR BELAKANG
Pandemi covid-19 tidak hanya berdampak terhadap kesehatan
masyarakat, keadaan ini sangat berdampak pada koping individu maupun
keluarga yang menyebabkan stress yang memicu terjadinya penurunan derajat
kesehatan. Dengan terjadinya pandemi Covid-19 saat ini, perlu adanya
strategi kesiapan meningkatkan koping keluarga guna mempertahankan status
kesehatan keluarga.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 50 menit, diharapkan
keluarga Tn. Y dapat mengetahui tentang kesiapan meningkatkan koping
keluarga

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pertemuan diharapkan keluarga Tn. Y mampu:
a. Mengatasi stressor keluarga yang berlebihan
b. Meningkatkan koping keluarga

C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik : Meningkatkan koping keluarga
2. Metode : Diskusi
3. Media dan alat : Lembar balik
4. Hari/Tanggal : Minggu, 31-10-2021
5. Jam : 15.00 s/d selesai
6. Setting Tempat :

Keterangan :

: Mahasiswa
: Ny. J
: Tn. Y
: An. R

D. KEGIATAN
No Tahap Kegiatan Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Audiens Waktu
1 Pembukaan  Mengucapkan salam  Menjawab salam 5 menit
 Menanyakan perasaan  Menjawab pertanyaan
anggota keluarga saat itu
 Menjelaskan tujuan  Mendengar dan
kunjungan meperhatikan
 Membuat kontrak waktu  Menyetujui kontrak
dan tempat
2 Pelaksanaan  Mereview kegiatan  Menjawab pertanyaan 40 menit
sebelumnya
 Memberikan
reinforcemen positif
 Mengali pengetahuan
keluarga tentang stessor
saat ini “ covid- 19”
 Menjelaskan tentang  Mendengarkan
covid-19
 Menjelaskan cara
pencegahan covid-19
tentang cara mencuci
tangan, etika batuk, dan
cara memakai masker
yang benar.
3 Penutup  Mengevaluasi atau  Menjawab pertanyaan 5 menit
menanyakan kembali
perasaan audien
 Menutup kegiatan
 Mengucapkan salam  Menjawab salam

E. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Tempat dan alat sesuai rencana
b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai rencana
c. Setting tempat sesuai rencana

2. Evaluasi Proses
a. Audien berpartisipasi dalam kegiatan
b. Audien tidak meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung
c. Audien dapat berperan aktif dalam menjawab pertanyaan yang
diajukan
d. Audien mengikuti kegiatan dengan tertib dan kooperatif

3. Evaluasi Hasil
a. Audien mengerti dengan penjelasan yang sudah disampaikan
A. PENGERTIAN C. TANDA DAN GEJALA

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah 1. Sakit kepala


didalam arteri. Dikatakan darah tinggi jika 2. Pusing
tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau 3. Lemas
tekanan diastolik mencapai 90 mmHg. 4. Sesak nafas
5. Kesemutan
6. Kelelahan
7. Rasa berat di tengkuk

B. PENYEBAB
OLEH :
1. Stress
FITRIANI, S.Kep
2014901066 2. Obesitas (Kegemukan)
3. Rokok
4. Alkohol
5. Genetik
Jadi................
6. Jenis kelamin dan usiaperiksakan diri anda jika terdapat tanda dan gejala seperti diatas yan
Segeralah

UNIVERSITAS FORT DE
KOCK BUKITTINGGI
TA.
2021/2022
D. AKIBAT LANJUT HIPERTENSI 7. Istirahat 4. Setelah dingin, bagi untuk 2 kali
1. Penyakit Jantung : Gagal Jantung minum, pagi ½ gelas (50 ml) dan
malam hari ½ gelas (50 ml).
5. Lakukan selama 5 hari.

8. Hidup tenang
2. Penyakit Ginjal : Gagal Ginjal
3. Otak : Serangan Stroke
F. PENGOBATAN TRADISIONAL
4. Kerusakan Pada Mata H. KONSUMSI GARAM PERHARI
UNTUK HIPERTENSI
ADALAH
E. PERAWATAN HIPERTENSI 1. Buah Ketimun
- Hipertensi ringan : ½ sendok teh per
2. Buah Belimbing hari
1. Memeriksakan tekanan darah secara
3. Daun Seledri - Hipertensi sedang : ¼ sendok teh per
teratur hari
4. Bawang putih
2. Menjaga berat badan dalam rentang - Hipertensi berat : tanpa garam
5. Pario
normal
6. Wortel
3. Mengatur pola makan antara lain
dengan mengonsumsi makanan
berserat, rendah lemak dan mengurangi G. CARA MEMBUAT OBAT

garam TRADISIONAL DARI REBUSAN

4. Menghentikan kebiasaan merokok dan SELEDRI

minum minuman beralkohol 1. Siapkan 100 gram seledri

5. Tidur secara tratur 2. 2 gelas air (400 ml).

6. Mengurangi stres dengan melakukan 3. Rebus sampai mendidik (±15 menit)

rekreasi hingga menjadi 1 gelas (200 ml).


Penurunan Tekanan Darah Penderita
Hipertensi dengan Pemberian Air
Rebusan Seledri (Apium graveolens L)

Kartika Mariyona1
MIKIA:
1
Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat,
Indonesia Mimbar Ilmiah Kesehatan Ibu dan Anak
kartikamaryona3@gmail.com (Maternal And Neonatal Health Journal)

Abstrak
World Health Organization menyatakan tekanan darah tinggi merupakan penyebab penyakit dan
kematian paling penting yang dapat dicegah di seluruh dunia. Upaya pencegahan hipertensi dapat
dilakukan secara farmakologis dan non farmakologis. Pengobatan non farmakologis dengan cara
memanfaatkan tumbuhan alami, salah satunya seledri. Seledri memiliki kandungan zat astrigen dan
flavanoid yang berperan sebagai diuretik untuk menurunkan tekanan darah. Tujuan penelitian ini
mengetahui pengaruh pemberian rebusan seledri terhadap penurunan tekanan darah pada penderita
hipertensi. Jenis penelitian Quasi Eksperiment dengan metode pendekatan pretest–posttest kepada 20
orang yang dipilih secara purposive sample. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok kontrol dan
intervensi. Kelompok intervensi diberikan rebusan seledri sebanyak 200 cc selama 5 hari. Analisis
data menggunakan rerata tekanan darah sebelum dan sesudah dengan t-test. Hasil penelitian
menunjukkan rerata tekanan darah sebelum 148/91 mmHg dan rerata sesudah 147/88 mmHg. Selain
itu, terdapat pengaruh pemberian rebusan seledri terhadap penurunan tekanan darah (p value 0,001 p
pada sistole dan <0,001 pada diastole). Kandungan ekstrak heksana, methanol dan etanol dapat
membantu menurunkan tekanan darah. Penderita hipertensi dapat mengkonsumsi rebusan seledri
untuk menetralisir tekanan darah.
Kata kunci: Rebusan Daun Seledri, Tekanan Darah

Abstract
The World Health Organization states high blood pressure is the most important cause of illness and
death that can be prevented worldwide. Efforts to prevent hypertension can be done
pharmacologically and non-pharmacologically. Non-pharmacological treatment by utilizing natural
plants, one of which is celery. Celery contains astrigents and flavonoids which act as diuretics to
reduce blood pressure. The purpose of this study was to determine the effect of celery stew on blood
pressure reduction in patients with hypertension. This type of research is Quasi Experiment with the
method of pretest-posttest approach to 20 people selected by purposive sample. Subjects were divided
into 2 groups, control and intervention groups. The intervention group was given 200 cc of celery stew
for 5 days. Data analysis used mean blood pressure before and after using t-test. The results showed
mean blood pressure before 148/91 mmHg and mean after 147/88 mmHg. In addition, there was an
effect of celery stew on blood pressure reduction (p value 0.001 p in systole and <0.001 in diastole).
The hexane, methanol and ethanol extracts can help lower blood pressure. People with hypertension
can consume celery stew to neutralize blood pressure.
Keywords: Celery Leaf Stew, Blood Pressure

PENDAHULUAN
World Health Organization (WHO) ini merupakan pembunuh nomor satu di
menyatakan tekanan darah tinggi dunia. Penyakit ini banyak terdapat di
merupakan penyebab penyakit dan negara maju, seiring dengan perkembangan
kematian paling penting yang dapat dicegah zaman dan perubahan pola dan gaya hidup.
di seluruh dunia. Penyakit hipertensi saat Hampir 1 milyar orang di seluruh dunia
memiliki tekanan darah tinggi. Di tahun

Publisher: Ocean Learning Center (OLC), www.mikiajournal.com 1


MIKIA Maternal and Neonatal Health Journal | Mei – 2020 | Volume 4, Nomor 1 | Hal: 1 – 6

2020 sekitar 1,56 miliar orang dewasa akan


terdapat dalam seledri mempunyai efek
hidup dengan hipertensi. Hipertensi
yang lembut pada sistem syaraf pusat dan
membunuh hampir 8 miliyar orang setiap
berfungsi sebagai penurun tekanan darah.
tahun di dunia dan hampir 1,5 juta orang
Kandungan isinya bersifat sedatif, dan
setiap tahunnya di kawasan Asia Timur-
anticonvulsant action (Hariana, 2006).
Selatan (WHO, 2002). Sekitar sepertiga
Hasil penelitian oleh Muzakar, Nuryanto
dari orang dewasa di Asia Timur-Selatan
(2012) menunjukkan rerata penurunan
menderita hipertensi. Persentase penderita
tekanan darah sistolik setelah diberikan air
hipertensi di Provinsi Sumatra Barat
rebusan seledri adalah 20,32 mmHg dan
sebanyak 31,2%, sedangkan data nasional
7,09 mmHg untuk tekanan diastolik
mencapai 31,7% (Dinas Kesehatan
(Muzakar, 2012).
Kabupaten Agam, 2011).
Penelitian ini bertujuan untuk
Hipertensi merupakan gejala
mengetahui pengaruh pemberian air
peningkatan tekanan darah yang
rebusan seledri (Apium Graveolens L)
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi
terhadap tekanan darah penderita
yang dibawa oleh darah terhambat sampai
hipertensi.
ke jaringan tubuh yang membutuhkan
(Khasanah, 2012). Riwayat penyakit
METODE PENELITIAN
hipertensi yang bersamaan dengan pola
Penelitian ini merupakan penelitian
hidup tidak sehat seperti mengkonsumsi
Quasy Experiment dengan desain penelitian
tembakau, konsumsi tinggi lemak, kurang
pretest–postest. Penelitian dilakukan di
serat, konsumsi garam berlebih, kurang
wilayah kerja Puskesmas IV Koto Pada
olahraga, alkoholis, obesitas, gula darah
tanggal 4 Maret sampai 9 Maret 2018.
tinggi, lemak darah tinggi dan stress, akan
Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak
memperberat resiko komplikasi seperti,
20 orang yang dipilih secara purposive
mengakibatkan payah jantung, infark
sample. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok,
miokardium, stroke, gagal ginjal,
yaitu kelompok kontrol dan kelompok
komplikasi kehamilan bahkan tak jarang
perlakuan. Kelompok kontrol tidak
dapat menyebabkan kematian mendadak
diberikan rebusan daun seledri, sedangkan
(Pactrik, 2002).
kelompok intervensi diberikan rebusan daun
Seledri merupakan herbal tegak,
seledri 2 kali sehari sebanyak 100cc selama
tahunan, dan memiliki tinggi sekitar 25–
5 hari. Air rebusan seledri dibuat dengan
100 cm. Batang seledri bersegi dan beralur
cara 100 gram saledri ditambahkan 2 gelas
membujur, dengan bunga berjumlah
air (400cc) dan direbus sampai mendidih
banyak, kecil, dan berwarna putih atau
(±15 menit) hingga menjadi 200cc. Setelah
putih kehijauan (Arisandi & Andriyani,
dingin, bagi untuk 2 kali minum, pagi 100
2011).
cc dan malam hari 100 cc.
Kandungan kimia tanaman ini antara lain
Tekanan darah responden diukur
1,5-3% minyak terbang (yang berisi 60-
sebelum mengkonsumsi air rebusan dan
70% limonene, pthalides), flavo–glukoside
diukur 24 jam setelah 1 kali siklus
(apin) apigenin, kolin, lipase, asparagin, zat
pemberian air rebusan daun seledri.
pahit, vitamin A, vitamin B, vitamin C,
Pengukuran dilakukan pagi hari pukul
coumarins, furano coumarins (bergapten),
07.00 WIB pada saat responden belum
dan flavonoids. Minyak terbang yang
Kartika Mariyona | Penurunan Tekanan Darah Penderita Hipertensi dengan Pemberian Air Rebusan Seledri (Apium graveolens L)

mengkonsumsi apapun dan belum Tabel 3 menunjukkan rerata tekanan


melakukan aktifitas fisik berat. Alat yang darah sistolik pada kelompok kontrol
digunakan untuk mengukur tekanan darah adalah 150,44 mmHg dan sesudah
adalah spycnomanometer dan stetoskop. perlakukan 150,66 mmHg. Rerata tekanan
Data tekanan darah dicatat menggunakan darah diastolik pada kelompok kontrol
lembar observasi untuk setiap responden. adalah 102,00 mmHg dan sesudah
Analisis data yang digunakan dalam perlakukan 102,40 mmHg.
penelitian ini adalah t-test dengan tingkat
signifikasi 0,05. Tabel 3 Perbedaan Rerata Tekanan
Darah Kelompok Intervensi
HASIL PENELITIAN Variabel Mean SD t p value
Tabel 1 Rerata Tekanan Darah Sistolik 5,11 0,001
Kelompok Intervensi Sebelum Perlakuan 148,46 5,05
Min- Sesudah Perlakuan 147,30 5,33
Variabel Mean SD 95% CI Diastolik 8,06 <0,001
Maks
Sistolik Sebelum Perlakuan 91,42 4,89
Sebelum 148,46 5,06 140,80 – 144,84– Sesudah Perlakuan 88,92 5,11
Perlakuan 156,00 152,08
143,48–
Sesudah 147,30 5,34 138,80 – Tabel 3 menunjukkan ada perbedaan
151,12Perlakuan 155,20
Diastolik yang signifikan pada kelompok intervensi
Sebelum 91,42 4,89 82,60– 87,92– antara tekanan darah sistolik sebelum dan
94,92
Perlakuan 97,40 sesudah perlakuan (p value 0,001) dan pada
Sesudah 88,92 5,12 80,80– 85,26–
Perlakuan 95,40 92,58 tekanan diastolik sebelum dan sesudah
perlakuan (p value <0,001)
Tabel 2 menunjukkan rerata tekanan
darah sistolik sebelum diberikan air rebusan Tabel 4 Perbedaan Rerata Tekanan
seledri adalah 148,46 mmHg dan sesudah Darah Kelompok Kontrol
perlakukan 147,30 mmHg. Rerata tekanan Variabel Mean SD t p value
darah diastolik sebelum diberikan air Sistolik -1,94 0,084
Sebelum Perlakuan 150,44 6,06
rebusan seledri adalah 91,42 mmHg dan 150,66 5,90
Sesudah Perlakuan
sesudah perlakukan 88,92 mmHg. Diastolik -6,12 0,555
Sebelum Perlakuan 102,00 5,22
Tabel 2 Rerata Tekanan Darah Sesudah Perlakuan 102,40 5,12
Kelompok Kontrol
Min- Tabel 4 menunjukkan ada perbedaan
Variabel Mean SD 95% CI
Maks
yang signifikan pada kelompok kontrol
Sistolik
Sebelum 150,44 6.06 141,00- 146,11- antara tekanan darah sistolik sebelum dan
Perlakuan 15800 154,77 sesudah perlakuan (p value 0,084) dan pada
Sesudah 150,66 5.90 141,00- 146,44- tekanan diastolik sebelum dan sesudah
Perlakuan 158,00 154,88
perlakuan (p value 0,555)
Diastolik
Sebelum 102,00 5,22 94,00- 98,26-
Perlakuan 112,00 105.74
Sesudah 102,40 5.12 94,00- 98,73-
Perlakuan 114,00 106,07
MIKIA Maternal and Neonatal Health Journal | Mei – 2020 | Volume 4, Nomor 1 | Hal: 1 – 6

DISKUSI sistolik dan p value <0,035 pada tekanan


Hasil pnelitian yang dilakukan terhadap diastolik.
10 orang penderita hipertensi didapatkan Pada penelitian Kartika Dewi (2010)
rerata tekanan darah sebelum dilakukan menunjukkan bahwa pemberian ekstrak dari
ekperimen pada kelompok intervensi adalah etanol seledri menghasilkan penurunan
148/91 mmHg dan sesudah 147.30/88.92 tekanan darah. Penelitian dilakukan pada
mmHg dan pada kelompok kontrol populasi pria umur dewasa dengan usia 18-
didapatkan rata sebelum 150.44/102.00 23 tahun. Subjek penelitian meminum
mmHg dan sesudah 150.66/102.40 mmHg. ekstrak etanol seledri dalam bentuk kapsul
Hal ini menunjukkan secara deskriptif sebanyak sekali sehari selama satu minggu
terdapat perbedaan pada pengukuran dengan dosis 1 x 550 mg yang setara 5,5
pertama dengan kedua. Hal ini didukung gram seledri kering. Hasil penelitian ini
dengan hasil uji statistik menunjukkan ada menunjukkan bahwa terjadi penurunan
pengaruh pemberian air rebusan seledri tekanan darah sistolik sebesar 5,7% (6,62
terhadap penurunan tekanan darah. mmHg), sedangkan tekanan darah diastolik
Dalam seledri terdapat ekstrak heksana, mengalami penurunan sebesar 5,95% (4,59
methanol dan etanol untuk membantu mmHg). Hal ini membuktikan bahwa
menurunkan tekanan darah. Penurunan ekstrak etanol seledri dapat berefek
tekanan darah dipengaruhi oleh kandungan menurunkan tekanan darah, walaupun
senyawa antigen flavonoid sebagai penurunan tekanan darah diastolik lebih
deuretik, sehingga zat senyawa ini dapat rendah daripada tekanan darah sistolik.
menurunkan retensi natrium ginjal. Penelitian serupa juga dilakukan oleh
Pengeluaran natrium akan diikuti dengan Hassanpour dkk (2013), dengan
pengeluaran air, sehingga akan meningkat menggunakan sampel tikus putih jantan
produksi urin. Pengeluaran cairan dalam strain wistar. Penelitian ini dilakukan
sirkulasi akan menurunkan tahanan perifer, dengan memberikan ekstrak hexanic dari 50
sehingga dengan sendirinya tekanan darah gram biji seledri yang dilarutkan pada 250
akan turun. ml pelarut etanol. Ekstrak hexanic ini
Hal ini sesuai dengan penelitian kemudian disuntikkan setiap hari sebanyak
sebelumnya oleh Zulhafni (2012) yang 300 mg/ kgBB selama 7 minggu. Setelah
melakukan penelitian pemberian intervensi melakukan pemberian intervensi pada strain
air rebusan seledri pada populasi pre tikus, didapatkan data yang menunjukkan
hipertensi. Hasil penelitian menunjukkan pemberian 300 mg/ kgBB ekstrak hexanic
penurunan tekanan darah sistolik sebesar dapat menurunkan tekanan darah sebanyak
90% dengan p value 0,001 dan diastolik 38 mmHg. Berdasarkan penelitian ini dapat
100% dengan p value <0,001. diketahui bahwa ekstrak biji seledri
Penelitian yang dilakukan oleh memiliki sifat antihipertensi. Hal ini
Rahmawati (2010) pada 40 subjek ibu disebabkan oleh kandungan aktif dari 3-n-
rumah tangga berusia 40-60 tahun di butylphthalide yang dapat dianggap sebagai
Semarang yang menderita hipertensi agen antihipertensi dalam pengobatan
menunjukkan setelah meminum jus seledri kronis hipertensi.
terjadi penurunan tekanan darah yang Hipertensi adalah gejala peningkatan
bermakna p value <0,001 untuk tekanan tekanan darah yang mengakibatkan suplai
oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah
Kartika Mariyona | Penurunan Tekanan Darah Penderita Hipertensi dengan Pemberian Air Rebusan Seledri (Apium graveolens L)

terhambat sampai ke jaringan tubuh yang DAFTAR PUSTAKA


membutuhkan (Khasanah, 2012). Para ahli Adib, M. 2014. Ragam penyakit
memberikan klasifikasi tekanan darah yang mematikan. Buku Biru : Jogjakarta
berbeda-beda, namun seseorang dikatakan Arisandi, Yohana dan Andriani, Yovita .
menderita tekanan darah tinggi jika 2011. Khasiat Berbagai Tanaman
tensinya di atas 140/90 mmHg. Menurut untuk Pengobatan. Jakarta: Eska Media
WHO, tekanan darah dianggap normal bila Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar
kurang dari 135/85 mmHg, dikatakan Keperawatan Medikal Bedah edisi 8.
hipertensi bila lebih dari 140/90 mmHg, ECG: Jakarta
dan di antara nilai tersebut digolongkan Casey & Benson. 2006. Menurunkan
normal-tinggi. Tekanan darah di antara Tekanan Darah. Jakarta: PT Buana Ilmu
normotensi dan hipertensi disebut Populer.
Boderline Hypertension (Khasanah, 2012). Didin. 2012. Makanan Untuk Penderita
Berdasarkan asumsi peneliti, penelitian Hipertensi. melalui http;//www./jus-
ini membuktikan bahwa seledri dapat seledri-untuk-hipertensi.htm.
menurunkan tekanan darah, karena ada Dinas Kesehatan Kabupaten Agam. 2011.
perbedaan yang signifikan antara sebelum Profil Kesehatan Kabupaten Agam.
dan sesudah pemberian air rebusan seledri. Hariana, Arif. 2006. Tubuhan Obat da
Pemanfaatan tanaman alami bagi penderita Khasiatnya. Penebar Swadaya : Jakarta
hipertensi tidak dapat memberikan Hidayat, Azis. 2009. Metode Penelitian
pengaruh langsung, sehingga penderita Keperawatan Dan Teknik Analisa Data.
hipertensi perlu memahami tentang waktu Salemba Medika : Jakarta
dan cara yang benar dalam pemanfaatanya Hassanpour M, Mohsen I, Seyed AM.
obat, seperti daun seledri untuk penurunan Antihypertensive effect of celery seed on
tekanan darah. rat blood pressure in chronic
Pada penelitian ini terdapat banyak administration. Journal Of Medicinal
variabel perancu seperti makanan lain yang Food. 2013; 6: 558–563.
dapat meningkatkan atau menurunkan Kartika Dewi. Efek Ekstrak Etanol Seledri
tekanan darah, yang tidak diteliti. (Apium graveolens) Terhadap Tekanan
Darah Pria Dewasa. Jurnal Medika
PENUTUP Planta. 2010.
Pemberian rebusan daun seledri (Apium Khasanah, Nur. 2012. Waspadai Beragam
graveolens L) berpengaruh terhadap Penyakit Degeneratif Akibat Pola
penurunan tekanan darah penderita Makan. Yogjakarta: Laksana.
hipertensi. Dalam seledri terdapat ekstrak Puspitorini, Myra. 2009. Hipertensi Cara
heksana, methanol dan etanol untuk Mudah Mengatasi Tekanan Darah
membantu menurunkan tekanan darah. Tinggi. (Cetakan 3). Yogyakarta: Image
Penurunan tekanan darah dipengaruhi oleh Press.
kandungan senyawa antigen flavonoid Muzakar, & Nuryanto. 2012. Pengaruh
sebagai deuretik sehingga zat senyawa ini Pemberian Air Rebusan Seledri
dapat menurunkan retensi natrium ginjal. Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Penderita
Hipertensi. Jurnal Pembangunan
Manusia.
MIKIA Maternal and Neonatal Health Journal | Mei – 2020 | Volume 4, Nomor 1 | Hal: 1 – 6

Notoadmojo. 2010. Metode Penelitian


Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Pactrik. 2002. Hipertensi. Jakarta: Salemba
Medika
Rahmawati Upik Pengaruh Konsumsijus
Seledri (Apium Graveolens L)Terhadap
Penurunan Tekanan Darahpada
Penderita Hipertensi 2010
World Health Organization. World Health
Organization Report 2000. Genewa:
2002.
World Health Organization. 2011.
Hipertenssion Fact Sheet 2011. France:
World Health Organization.
Zulhafni F. Pengaruh Rebusan Seledri
Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Pada Pasien Pra Hipertensi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Padang Pasir Kota
Padang Tahun 2012. (online), Fakultas
Keperawatan Universitas Andalas.
Jurnal Kesehatan
https://jurkes.polije.ac.id Vol. 9 No. 2 Agustus 2021 Hal 109-114
P-ISSN : 2354-5852 | E-ISSN 2579-5783 https://doi.org/10.25047/j-kes. v9i2

Terapi Akupresur Menurunkan Tekanan Darah Pasien Hipertensi


Arfiyan Sukmadi1, La Ode Alifariki1, Ida Mardhiah Arfini Kasman A1, Heriviyatno J Siagian2
Departemen Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Halu Oleo, Indonesia1
Departemen Keperawatan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sembilanbelas November, Kolaka, Indonesia
Email:

Abstract
The high prevalence of hypertension is a problem for public health status, so hypertensive
patients need to get safe treatment from side effects of medication, because treatment must
be carried out in the long term. In this study, researchers conducted acupressure therapy
to reach lower blood pressure in hypertensive patients. This study used a quasi-
experimental with one group pre and post-test design. The sample in this study involved 15
hypertensive patients where hypertension drugs were still consumed. The results of this
study showed that after being given acupressure therapy, systolic blood pressure
decreased by 15people and diastolic pressure decreased by 12 people and increased by 3
people. Before being given therapy, the mean systolic blood pressure was 164.02 mmHg
and after acupressure therapy it decreased to 141.44 mmHg, and the mean diastolic
pressure before therapy was 91.49 mmHg and decreased after therapy to 86.71mmHg. The
results of the paired t test showed that diastolic blood pressure (p value = 0.000) and
diastolic blood pressure (p value = 0.000), meaning that there was an effect of
acupressure therapy on lowering blood pressure. Acupressure therapy is effective
forlowering blood pressure, so it is hoped that this modality therapy can also be
implemented in government health care facilities by health workers, especially nurses in
order to reduce the side effects of medical treatment.
Keywords: Acupressure, Diastolic, Systolic, Blood Pressure

109
Publisher : Politeknik Negeri Jember
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Arfiyan Sukmadi1, La Ode Alifariki1, Ida Mardhiah Arfini Kasman A1,
Heriviyatno J Siagian2

1. Pendahuluan yang tinggi dari orang-orang dengan tekanan


Seseorang yang berisiko mengalami darah tinggi atau tidak terkontrol. Diperlukan
masalah kesehatan dan dikatakan menderita strategi baru yang berpusat pada pasien untuk
penyakit hipertensi apabila setelah dilakukan mendukung orang yang mengelola kondisi
beberapa kali pengukuran tekanan darah nilai mereka (Solano López, 2018). Tekanan darah
seseorang tetap tinggi dan nilai tekanan darah sentral telah mendapatkan perhatian dalam
sistolik (tekanan darah saat jantung pengelolaan hipertensi (Cheng et al., 2020).
menguncup) ≥140 mmHg sedangkan Akupresur lebih banyak dimaksudkan
diastolik (tekanan darah saat jantung untuk penyegaran tubuh (Aminuddin et al,
mengembang) 2020). Penelitian Adam, (2014), yang
≥90 mmHg (Alifariki, 2015), (Perez and mengungkapkan bahwa rangsangan
Chang, 2014). Hipertensi dibagi menjadi dua akupresur dapat menstimulasi sel mast untuk
berdasarkan penyebabnya yakni hipertensi melepaskan histamine sebagai mediator
primer atau essential dan hipertensi sekunder vasodilatasi pembuluh darah, sehingga
(Junaidi et al, 2013). terjadinya peningkatan sirkulasi darah yang
Saat ini hipertensi masih merupakan menjadikan tubuh lebih relaksasi dan pada
masalah yang cukup penting dalam akhirnya dapat menurunkan tekanan darah
pelayanan kesehatan (Akinlua et al., 2018), (Sari et al., 2019). Akupresur dapat
hal ini dikarenakan angka prevalensi menstimulasi saraf-saraf di superfisial kulit
hipertensi yang cukup tinggi di Indonesia yang kemudian diteruskan ke otak di bagian
maupun di beberapa negara yang ada di dunia hipotalamus. Sistem saraf desenden
(Kurnianto et al., 2020). World Health melepaskan opiat endogen seperti hormon
Organization (2015) menyebutkan bahwa endorphin. Pengeluaran hormon endorphin
penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi mengakibatkan meningkatnya kadar hormon
telah membunuh penduduk dunia sekitar 9,4 endorphin di dalam tubuh yang akan
juta setiap tahun. Jumlah pasien hipertensi meningkatkan produksi kerja hormon
terus meningkat seiring dengan jumlah dopamin. Peningkatan hormon dopamin
penduduk yang semakin bertambah (Egan et mengakibatkan terjadinya peningkatan
al., 2019). Pada tahun 2025 mendatang, aktivitas sistem saraf parasimpatis. Sistem
diproyeksikan sekitar 29% penduduk di dunia saraf parasimpatis berfungsi mengontrol
menderita hipertensi (Bertalina and Muliani, aktivitas yang berlangsung dan bekerja pada
2016). Prevalensi hipertensi terutama di saat tubuh rileks, sehingga penderita
Negara-negara berkembang termasuk hipertensi mempersepsikan sentuhan sebagai
Indonesia yang didapat melalui pengukuran stimulus respon relaksasi dan menyebabkan
tekanan darah pada umur kurang lebih 18 penurunan tekanan darah (Aminuddin et al,
tahun sebesar 8,4%. Di Indonesia kasus 2020).
penderita penyakit hipertensi memiliki Metode pengobatan ini masih kurang
prevalensi tertinggi terdapat di Sulawesi popular di masyarakat terutama di Indonesia
Utara yaitu 13,2%, sedangkan pravelensi yang sebagian besar masyarakat lebih
kejadian hipertensi terendah berada di Papua memilih pengobatan medis dibanding
yaitu 4,4% dan Bali menduduki peringkat pengobatan tradisional. Hasil Riskesdas 2018
kesembilan (Kementerian Kesehatan, 2018). menunjukkan anggota rumah tangga
Masalah yang umumnya muncul pada mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan
pasien hipertensi dapat menyebabkan 31,4% dan melakukan upaya sendiri 12,9%.
penurunan curah jantung, nyeri, ansietas dan Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk
bisa menyebabkan banyak komplikasi melihat pengaruh terapi akupressure terhadap
penyakit (Oparil el al, 2016). Oleh karena itu, penurunan tekanan darah pasien hipertensi.
sedapat mungkin pasien hipertensi harus Output riset ini diharapkan dapat
mendapatkan penanganan maksimal sehingga menyediakan data dasarterkait efek terapi
penderita terhindar dari terjadinya akupresursecara umum pada sistemtubuh dan
komplikasi. Terlepas dari kemajuan dalam penurunan tekanan darah secara khusus.
pencegahan dan pengobatan hipertensi, ada
persentase
110
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 9 No. 2 Agustus 2021
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Arfiyan Sukmadi1, La Ode Alifariki1, Ida Mardhiah Arfini Kasman A1,
Heriviyatno J Siagian2

Komisi Etik Penelitian Kesehatan Politeknik


2. Metode Kesehatan Kemenkes Semarang Nomor :
Jenis penelitian menggunakan quasi 110/KEPK/Poltekkes-Smg/EC/2016.
eksperiment dengan one group pre dan post
test design. 2.2 Metode Analisis Data
Setelah pengumpulan data tekanan
2.1 Metode Pengumpulan Data darah, selanjutnya data diolah dan dianalisis
Sampel dalam penelitian ini menggunakan uji paired t-test, pada batas
melibatkan pasien hipertensi sebanyak 15 kemaknaan alfa 0,05.
orang yang ditentukan secara purposive
sampling dengan penghitungan besar sampel 3. Hasil dan Pembahasan
menggunakan rumus sampel minimal untuk Distribusi karakteristik responden
penelitian numerik analitik yang memenuhi dapat disajikan dalam tabel 1. Tabel 1
kriteria inklusi seperti menderita penyakit menunjukkan bahwa semua subjek penelitian
hipertensi, tidak mengalami cemas sedang- berusia antara 60-74 tahun sebanyak 100%
berat, rutin mengkonsumsi obat anti dan dominan berjenis kelamin pria sebanyak
hipertensi, IMT normal, usia elderly (60- 66,7%.
74tahun), bersedia menjadi responden,
sedangkan kriteria ekslusi adalah pasien yang Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden
kurus, pasien hamil muda. Variabel Penelitian Variabel
penurunan tekanan darah pasien hipertensi Klasifikasi Usia n %
Middle age 49 - 59 0 0,0
diukur menggunakan tensi meter digital,
sedangkan variabel terapi akupresur lderly 60 -74 15 100
Old 75 - 90 0 0,0
dilakukan sesuai SOP dengan ketentuan Very Old > 90 0 0,0
setiap pasien diberi terapi 1 kali, setiap Jenis Kelamin
pelaksanaan terapi dilakukan selama ± 15 Pria 10 66,7
menit, pasien dianjurkan makan terlebih Perempuan 5 33,3
dahulu sebelum terapi dan tidak boleh terlalu
kenyang. Distribusi tekanan darah, rata-rata
Daerah yang menjadi titik akupresure tekanan darah, dan uji pengaruh terapi
adalah 4 jari di atas malleoulus internus, area akupresur terhadap tekanan darah responden
proximal pertemuan tulang-tulang metatarsal dapat disajikan dalam tabel 2. Pada tabel 2
Idan metatarsal II, 3 jari di atas pergelangan menunjukkan bahwa 100% responden setelah
tangan, pada lipat siku, 2 jari dari batas diberi terapi akupressur, tekanan darah
rambut belakang pada sebuah lekukan, 2 jari sistolik mengalami penurunan sedangkan
dibelakang prominensia ilaryngeus dan di tekanan darah diastolik meningkat 20% dan
depan arteri carotis. Pemeriksaan tekanan 80% mengalami penurunan.
darah dilakukan peneliti 10 menit setelah
terapi.Ijin penelitian ini telah dikeluarkan
oleh

Tabel 2. Distribusi Tekanan Darah, Rata-Rata Tekanan Darah, dan Uji Pengaruh Terapi Akupresur
Terhadap Tekanan Darah Responden Sebelum dan Setelah diberikan Terapi Akupresur
Meningkat Tetap Turun Sebelum terapi Setelah terapi Beda
Tekanan p-
Mean
darah Value
N % N % N % Mean SD Min - Max Mean SD Min - Max Pre-Post

Sistolik 0 0,0 0 0,0 15 100,00 164,02 13,89 135,00 - 141,44 9,77 130,33 - 162,00 13,98 0,000
183,00

Diastolik 3 20,00 0 0,0 12 80,00 91,49 8,17 78,67 - 102,67 86,71 6,07 75,33 - 97,67 4,78 0,000
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Arfiyan Sukmadi1, La Ode Alifariki1, Ida Mardhiah Arfini Kasman A1,
Heriviyatno J Siagian2

Rata rata tekanan darah sistolik (volume sekuncup) dan mengakibatkan


sebelum terapi akupresur lebih tinggi penurunan curah jantung dan peningkatan
dibanding setelah terapi, begitupula standar tahanan perifer (Brunner and Suddarth,
deviasi setelah terapi lebih tinggi dengan 2015). Penuruan tekanan darah
nilai minimum dan maksimum tekanan darah tersebut diyakini oleh peneliti
lebih tinggi terapi. Pada mean tekanan darah sebagai pengaruh dari intervensi yang
diastolik, lebih tinggi sebelum terapi dilakukan. Akupresur adalah cara pengobatan
begitupula standar deviasinya, nilai minimal yang berasal dari Cina (Tradisional Chinese
dan nilai maksimalnya. Medicine) yang biasa disebut dengan pijat
Nilai beda mean tekanan darah sistolik akupunktur yaitu metode pemijatan
sebesar 13,98 dengan nilai p value 0,000, pada titik-titik akupunktur
(acupoint) ditubuh manusia tanpa
artinya bahwa ada pengaruh pemberian terapi
menggunakan jarum (Sukanta, 2008).
akupresur terhadap tekanan darah sistolik Peneliti meyakini bahwa ketika terapi
pasien hipertensi dan nilai nilai beda mean akupresur diberikan menyebabkan penurunan
tekanan darah diastolik sebesar 4,78 dengan stres pada responden, peredaran darah
nilai p-value 0,000, artinya bahwa ada menjadi lancar dan responden menjadi rileks
pengaruh pemberian terapi akupresur sehingga tekanan darah berangsur-angsur
terhadap tekanan darah diastolik pasien menjadi turun. Asumsi peneliti tersebut
hipertensi. didukung oleh teoribahwa akupresur dapat
Pada penelitian ini ditemukan bahwa menstimulasi saraf-saraf di superficial kulit
tekanan darah sistolik dan diastolikcenderung yang kemudian diteruskan ke otak di bagian
menurun setelah responden mendapatkan hipotalamus. Sistem saraf desenden
terapi akupresur yang dilakukan oleh peneliti melepaskan opiat endogen seperti hormon
dengan cara menekan beberapa titik endorphin (Potter and Perry, 2010).
akupresur pada tubuh pasien hipertensi. Pengeluaran hormon endorphin
Setelah dilakukan terapi kemudian peneliti mengakibatkan meningkatnya kadar hormon
menemukan fakta lain selain penurunan endorphin di dalam tubuh yang akan
tekanan darah seperti ketenangan, dan meningkatkan produksi kerja hormon
nyenyak tidur juga dilaporkan oleh dominan dopamin. Peningkatan hormon dopamin
responden. mengakibatkan terjadinya peningkatan
Memberikan stimulus pada titik aktivitas sistem saraf parasimpatis. Sistem
akupuntur akan menstimulasi sel saraf saraf parasimpatis berfungsi mengontrol
sensorik disekitar titik akupresur selanjutnya aktivitas yang berlangsung dan bekerja pada
diteruskan ke medula spinalis, mesensefalon saat tubuh rileks, sehingga penderita
dan komplek pituitari hipothalamus yang hipertensi mempersepsikan sentuhan sebagai
ketiganya diaktifkan untuk melepaskan stimulus respon relaksasi dan menyebabkan
hormon endorphin yang dapat memberikan penurunan tekanan darah (Afrila et al, 2015).
rasa tenang dan nyaman (Saputra, K., Penelitian ini juga sejalan dengan
Sudirman, 2009). penelitian yang dilakukan oleh (Widodo el al,
Perubahan struktural dan fungsional 2014) yang berjudul pengaruh terapi
pada sistem pembuluh perifer bertanggung akupresur pada pasien hipertensi di klinik
jawab pada perubahan tekanan darah yang synergi mind healt Surakarta. Hasil penelitian
terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh
meliputi ateriosklerosis, hilangnya elastisitas terapi akupresur terhadap penurunan tekanan
jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi darah pasien hipertensi. Penelitian lain yang
otot polos pembuluh darah, yang pada
dilakukan oleh (Afrila et al, 2015) dengan
gilirannya menurunkan kemampuan distensi
dan daya regang pembuluh darah. Akibatnya judul efektivitas kombinasi terapi slow stroke
aorta dan arteri besar berkurang back massage dan akupresur terhadap
kemampuannya dalam mengakomodasi penurunan tekanan darah pada penderita
volume darah yang dipompa oleh jantung hipertensi (Afrila et al, 2015). Hasil
penelitian
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Arfiyan Sukmadi1, La Ode Alifariki1, Ida Mardhiah Arfini Kasman A1,
Heriviyatno J Siagian2

tersebut menunjukkan bahwa terdapat 10.33490/jkm.v6i1.119.


pengaruh yang signifikan antara pemberian
terapi slow stroke back massage dan Bertalina, B. and Muliani, M. (2016)
akupresur terhadap penurunan tekanan darah ‘Hubungan Pola Makan, Asupan
pada penderita hipertensi Makanan dan Obesitas Sentral dengan
Hipertensi di Puskesmas Rajabasa
4. Simpulan dan Saran Indah Bandar Lampung’, Jurnal
4.1 Simpulan Kesehatan, 7(1), p. 34. doi:
Terapi akupresur efektif dalam 10.26630/jk.v7i1.116.
menurunkan tekanan darah dibuktikan
dengan perbedaan mean artery pressure Brunner and Suddarth (2015) Buku Ajar
sebelum dan sesudah terapi sebesar 13,98 Keperawatan Medikal Bedah. 12th
untuk sistolik dan 4,78 untuk diastolik edn. EGC.Jakarta.
dengan p-value = 0,000.
Cheng, H.-M. et al. (2020) ‘Asian
4.2 Saran management of hypertension: Current
Sangat diharapkan bahwa terapi status, home blood pressure, and
modalitas ini dapat diimplementasikan pula specific concerns in Taiwan’, The
di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah Journal of Clinical Hypertension,
oleh petugas kesehatan khususnya perawat 22(3), pp. 511–514. doi:
dalam rangka mengurangi efek samping https://doi.org/10.1111/jch.13747.
pengobatan medis.
Egan, B. et al. (2019) ‘The global burden of
Daftar Pustaka hypertension exceeds 1.4 billion
Afrila, N., Dewi, A. P. and Erwin (2015) people: should a systolic blood
‘Efektifitas Kombinasi Terapi Slow pressure target below 130 become the
Stroke Back Massage dan Akupresur universal standard?’, Journal of
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Hypertension, Publish Ah, p. 1. doi:
Pada Penderita Hipertensi’, JOM, 2(2). 10.1097/HJH.0000000000002021.
Akinlua, J. T. et al. (2018) ‘Beliefs about Kementerian Kesehatan (2018) Profil
hypertension among primary health Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes
care workers and clients in Nigeria: A RI.
qualitative study’, PLOS ONE, 13(12),
p. e0209334. Available at: Kementerian Kesehatan. (2018). Laporan
https://doi.org/10.1371/journal.pone.02 Nasional Riset Kesehatan Dasar 2018.
09334. Jakarta: Depkes RI.
Alifariki, L. O. (2015) ‘Analisis Faktor Kurnianto, A. et al. (2020) ‘Prevalence of
Determinan Proksi Kejadian Hypertension and Its Associated
Hipertensi di Poliklinik Interna BLUD Factors among Indonesian
RSU Provinsi Sulawesi Tenggara’, Adolescents’, International Journal of
Medula, 3(1), pp. 214–223. Hypertension, 2020. doi:
10.1155/2020/4262034.
Aminuddin, A., Sudarman, Y. and Syakib,
M. (2020) ‘Penurunan Tekanan Darah Perez, V. and Chang, E. T. (2014) ‘Sodium-
Penderita Hipertensi Setelah Diberikan to-potassium ratio and blood pressure,
Terapi Akupresur’, Jurnal Kesehatan hypertension, and related factors’,
Manarang, 6(1), p. 57. doi: Advances in nutrition, 5(6), pp. 712–

113
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 9 No. 1 April 2021
Jurnal Kesehatan
Author(s) : Arfiyan Sukmadi1, La Ode Alifariki1, Ida Mardhiah Arfini Kasman A1,
Heriviyatno J Siagian2

741.

Potter, P. A. and Perry, A. G. (2010)


Fundamental Keperawatan, Buku 3.
Jakarta: Salemba Medika.

Saputra, K., Sudirman, S. (2009) Akupunktur


Untuk Nyeri Dengan Pendekatan
Neurosain. Jakarta: SAGE
Publications.

Sari, L. T. et al. (2019) ‘Pengaruh Acuyoga


Terhadap Penurunan Hipertensi Pada
Lansia’, Jurnal Penelitian Kesehatan,
Jilid 6, pp. 69–77.

Solano López, A. L. (2018) ‘Effectiveness of


the Mindfulness-Based Stress
Reduction Program on Blood Pressure:
A Systematic Review of Literature’,
Worldviews on Evidence-Based
Nursing, 15(5), pp. 344–352. doi:
https://doi.org/10.1111/wvn.12319.

Sukanta, O. P. (2008) Pijat Akupresur untuk


Kesehatan. Jakarta

Suzanne Oparil, Maria Czarina Acelajado,


George L. Bakris, Dan R. Berlowitz,
R., Cífková, Anna F. Dominiczak,
Guido Grassi, Jens Jordan, Neil R.
Poulter, A. and Rodgers, and P. K. W.
(2016) ‘Hypertension’, Physiology &
behavior, 176(1), pp. 100–106. doi:
10.1038/nrdp.2018.14.Hypertension.

Widodo, D. S., Hurhayati, Y. and Fitriani, R.


N. (2014) ‘Pengaruh Terapi Akupresur
pada Pasien Hipertensi di Klinik
Synergy Mind Health Surakarta’,
Stikes Kususma Husada.

114
Publisher : Politeknik Negeri Jember Vol. 9 No. 2 Agustus 2021
E-Journal
STIKES YPIB Majalengka
Vol. 9, No. 1, 2021 Page. 41-54 p-ISSN: 2338-5138 |
e-ISSN: 2338-5138

Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’An Surah Ar- Rahman


terhadap Penurunan Tekanan Darah
pada Penderita Hipertensi

Heni1, Annisa Nur Syifaa2


1
Dosen Prodi pendidikan Profesi Ners STIKes YPIB Majalengka
2
Mahasiswa S1 Keperawatan STIKes YPIB Majalengka

ABSTRAK

Hipertensi adalah keadaan seseorang yang mengalami peningkatan tekanan darah diatas
normal yaitu sama dengan atau lebih dari 140/90 mmHg. Upaya untuk menangani
hipertensi dapat dilakukan dengan cara non farmakologis yaitu dengan terapi murottal Al-
Qur’an surah Ar-Rahman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi
murottal Al- Qur’an surah Ar-Rahman terhadap penurunan tekanan darah pada penderita
hipertensi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Maja Tahun 2020. Jenis penelitian
kuantitatif dengan rancangan quasi experiment melalui pendekatan one group pretest-
posttest design. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 15 orang penderita hipertensi di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Maja pada tanggal 29 Juni – 1 Juli 2020. Analisis data
univariat menggunakan distribusi tendensi sentral, uji normalitas dan analisis bivariat
dengan uji wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah pada
penderita hipertensi sebelum pemberian terapi murottal Al-Qur’an surah Ar-Rahman
sebesar 152.00 mmHg untuk sistolik dan 100.00 mmHg diastolik sedangkan sesudah
perlakuan sebesar 140.67 mmHg untuk sistolik dan 88.00 mmHg diastolik. Hasil uji
statistik didapatkan nilai ρ value 0,000< 0,05 untuk sistolik sedangkan diastoliknya
mendapatkan nilai ρ value 0,001 <0,05, maka dapat disimpulkan Ho ditolak yang berarti
ada pengaruh terapi murottal Al-Qur’an surah Ar-Rahman terhadap penurunan tekanan
darah pada penderita hipertensi. Petugas kesehatan agar memberikan asuhan kepada
penderita hipertensi dengan penanganan non farmakologis yaitu dengan terapi murottal
Al-Qur’an surah Ar-Rahman dan memotivasinya untuk melakukan kontrol tekanan darah
secara teratur. Bagi para penderita hipertensi juga perlu mengetahui bagaimana cara
melakukan terapi murottal Al-Qur’an surah Ar- Rahman yang benar agar dapat
menurunkan tekanan darah dengan berkonsultasi kepada tenaga kesehatan atau membaca
literatur.

Kata Kunci : Hipertensi, Murottal Al-Qur’an, Tekanan darah

ABSTRACT

Hypertension is a condition in which a person has an increase in blood pressure above


normal, which is equal to or more than 140/90 mmHg. Efforts to deal with hypertension can
be done in a non-pharmacological way, namely by using the Murottal Al-Qur'an surah

Corresponding author:
Heni
STIKes YPIB Majalengka
Jl. Gerakan Koperasi no.003, Majalengka Wetan, Majalengka
heniediani@yahoo.com

41
E-Journal
STIKES YPIB Majalengka
Vol. 9, No. 1, 2021 Page. 41-54 p-ISSN: 2338-5138 |
e-ISSN: 2338-5138

Ar-Rahman therapy. This study aims to determine the effect of murottal Al-Qur'an surah
Ar- Rahman therapy on reducing blood pressure in hypertensive patients in the UPTD
Puskesmas Maja 2020 work area.This type of quantitative research is a quasi-
experimental design using a one group pretest-posttest design approach. The sample in
this study were 15 people with hypertension in the work area of the UPTD Puskesmas
Maja on June 29 - July 1 2020.The data analysis used two tehcniques; univariate analysis
with central tendency distribution, and bivariate analysis with using the Wilcoxon test.
The results show that the average blood pressure in patients with hypertension before
giving Murottal Al-Qur'an surah Ar-Rahman therapy was 152.00 mmHg for systolic and
100.00 mmHg diastolic, while after the treatments was 140.67 mmHg for systolic and
88.00 mmHg for diastolic. The results of statistical tests obtained a value of ρ value 0.000
<0.05 for systolic while the diastolic got a value of ρ value 0.001 <0.05. It can be
concluded that Ho is rejected, which means that there is an effect of murottal therapy of
Al-Qur'an surah Ar-Rahman reducing blood pressure in people with hypertension.The
medics should provide alternative care for hypertensive patients with non-
pharmacological treatment, namely by using murottal Al-Qur'an surah Ar-Rahman
therapy and motivate them to control blood pressure regularly. In the other hands
patients with hypertension also need to know how to enhance the benefit of murottal Al-
Qur'an surah Al-Rahman therapy in order to reduce blood pressure by consulting with
health providers or reading literature.

Keywords: Hypertension, Murottal Al-Qur'an, Blood Pressure

PENDAHULUAN
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah diatas normal yang ditunjukkan oleh angka sistolik dan diastolik pada pemeriksaan
tekanan darah. Penyakit hipertensi dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita
tidak mengetahui mengidap hipertensi sebelum melakukan pengukuran tekanan darah
(Herlambang, 2013). Data Global Status Report on Noncommunicable Disesase 2018 dari
WHO melaporkan bahwa 27 persen negara berkembang memiliki penderita hipertensi,
sedangkan negara maju hanya memiliki 18 persen penderita hipertensi (WHO, 2018).
Hipertensi di Indonesia merupakan kasus yang cukup tinggi dari tahun ke tahunnya,
sehingga sampai saat ini hipertensi menjadi masalah utama di Indonesia. Angka kejadiaan
hipertensi di Indonesia pada tahun 2019 sebesar 63.309.620 jiwa atau 25,8% dari total
populasi. Penyakit hipertensi di Indonesia juga termasuk kedalam kelompok penyakit
sepuluh besar dengan angka kematian yang cukup tinggi yaitu sebesar 427.218 kematian
(Kementrian Kesehatan RI, 2019). Sedangkan Prevalensi hipertensi di Provinsi Jawa Barat
mengalami kenaikan pada tahun 2017 sebesar 33%, pada tahun 2018 prevalensi hipertensi
meningkat menjadi 34,1% dan pada tahun 2019 prevalensi hipertensi masih terus meningkat
menjadi 34,5 % (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2019).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka tahun 2019 terjadi 57.746
(75%) kasus hipertensi yang tersebar di 32 Puskesmas Kabupaten Majalengka. UPTD
Puskesmas Maja memiliki prevalensi hipertensi kedua tertinggi yaitu sebanyak 8.790 (15%)
E-Journal
STIKES YPIB Majalengka
Vol. 9, No. 1, 2021 Page. 41-54 p-ISSN: 2338-5138 |
e-ISSN: 2338-5138

kasus terdiri dari 2.944 laki-laki dan 5.846 perempuan.


Berdasakan data yang diperoleh dari UPTD Puskesmas Maja pada tahun 2019
cakupan kunjungan penderita hipertensi 10.790 orang dengan total penduduk di wilayah
kecamatan Maja tahun 2019 yaitu 49.787 orang. Sehingga dapat dikatakan angka kejadian
hipertensi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Maja tahun 2019 ini cukup tinggi. UPTD
Puskesmas Maja menjadi puskesmas dengan prevalensi kasus hipertensi tertinggi ke dua
selama dua tahun terakhir, hal ini berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Majalengka pada tahun 2018 dan 2019.
Bila hipertensi tidak ditangani secara benar dan berkepanjangan dapat mengakibatkan
stroke, serangan jantung dan penyebab utama gagal ginjal kronik. Penatalaksanaan
hipertensi yang tepatdiperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi, secara garis besar
dibagi menjadi dua bagian yaitu farmakologis dan non farmakologis. Pada penatalaksanaan
farmakologis hipertensi ada beberapa macam pengobatan yang wajib dikonsumsi yaitu
Angiotensin Converting Enzym (ACE), beta blocker, direct renin inhibitor, dll. Sedangkan
Terapi hipertensi secara nonfarmakologis merupakan terapi yang tidak menggunakan obat
atau senyawa yang dalam kerjanya mempengaruhi tekanan darah pasien (Triyanto, 2014).
Dalam kondisi patologis hipertensi memerlukan penanganan atau terapi. terapi
relaksasi sebagai terapi non farmakologissalah satunya dengan cara mendengarkanayat suci
Al-Qur’an. Mendengarkan ayat suci Al-Qur’an (murottal) sangat baik untuk kesehatan
dapat digunakan sebagaiperawatan koplementer karena dapat meningkatkan perasaan rileks
(Yuniarsih, 2017). Menurut Ernawati dan Sagiran (2013) Rangsangan saraf otonom yang
terkendali akan menyebabkan sekresi epinefrin dan nonepinefrin oleh medulla adrenal
menjadi terkendali pula, terkendalinya hormone epinefrin dan nonepinefrin akan
menghambatpembentukan angiotensin yang selanjutnya dapat menurunkan tekanan darah.
Terapi religi dapat mempercepat penyembuhan, hal ini telah dibuktikan oleh berbagai ahli
seperti yang telah dilakukan Ahmad Al-Qhadi, direktur utama IslamicMedicine Institute
for Education and Research di Florida, Amerika Serikat. Dalam konferensi tahunan ke
XVII Ikatan Dokter Amerika, wilayah Missuori AS, Ahmad Al-Qadhi melakukan
presentasi tentang hasil penelitiannya dengan tema pengaruh Al-Qur’an pada manusia
dalamperspektif fisiologi dan psikologi. Hasil penelitian tersebut menunjukan hasil positif
bahwa mendengarkan ayat suci Al-Qur’an memiliki pengaruh yang signifikan dalam
menurunkan ketegangan urat saraf reflektif dan hasil ini tercatat dan terukur secara
kuantitatif dan kualitatif oleh sebuah alat berbasis komputer (Remolda, 2017).
Surah Al-Qur’an yang digunakan dalam penelitian ini adalah surah Ar- Rahman
yang memiliki arti Yang Maha Pemurah merupakan surah ke 55 di dalam Al-Qur’an
terdiri dari 78 ayat. Banyak yang mengatakan bahwa surah ini merupakan surah kasih
E-Journal
STIKES YPIB Majalengka
Vol. 9, No. 1, 2021 Page. 41-54 p-ISSN: 2338-5138 |
e-ISSN: 2338-5138

sayang yang mempunyai karakter ayat pendek sehingga ayat ini nyaman didengarkan dan
dinikmati yang akan menimbulkan efek relaksasi oleh pendengar atau orang awam.
Bentuk gaya bahasa pada surat ini terdapat 31 ayat yang diulang-ulang, pengulangan ayat
tersebut berguna untuk menekankan keyakinan yangsangat kuat (Wirakhmi, 2016).
Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 2 Maret 2020 dengan metode wawancara
ke 5 orang yang menderita hipertensi di UPTD Puskesmas Maja, mereka mengatakan
bahwa upaya yang dilakukannya untuk mengatasi hipertensi pada ke empat orang
diantaranya adalah hanya dengan mengkonsumsi obatantihipertensi, sedangkan satu orang
lainnya tidak mengkonsumsi obat antihipertensi. Lima orang penderitahipertensi yang telah
di wawancara tersebutmengatakan belum pernah ada yang melakukan metode menurunkan
tekanan darah dengan terapi murottal Al-Qur’an surah Ar-Rahman.
Berdasarkan pada uraian diatas maka dengan ini peneliti tertarik untuk mengetahui
lebih lanjut tentang “Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’an Surah Ar- Rahman Terhadap
Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Maja Tahun 2020”.

METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penderita hipertensi di wilayah kerja
UPTD Puskesmas MajaKabupaten Majalengka Tahun 2020sebanyak 8.790 orang.

Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Non Probability
Sampling yaitu dengan Purposive Sampling. Menurut Sugiyono (2012) untuk
penelitian eksperimen yang sederhana, maka jumlah sampel kelompoknya antara 10-
20 responden. Maka dari itu peneliti mengambil sampel sebanyak
15 orang sebagai responden bedasarkan pada kriteria inklusi dan eksklusi yang
ditetapkan, yaitu :
Kriteria inklusi :
1) Penderita hipertensi dengan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg
2) Penderita hipertensi yang sedang tidak menjalani terapi obat anti hipertensi
3) Bersedia menjadi responden
4) Beragama islam
5) Kooperatif dan dapat berkomunikasi dengan baik
E-Journal
STIKES YPIB Majalengka
Vol. 9, No. 1, 2021 Page. 41-54 p-ISSN: 2338-5138 |
e-ISSN: 2338-5138

6) Tidak mengalami gangguanpendengaran


7) Tidak dalam keadaan sakit saatpenelitian dilakukan
8) Tidak ada komplikasi berat
Kriteria eksklusi :
Dengan komplikasi berat seperti stroke, ginjal, dan sebagainya.

Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan berasal dari data primer.Pengumpulan
data dilakukan dengan cara mengukur langsung tekanan darah responden penderita
hipertensi pada sebelum dan sesudah pemberian terapi Murottal Al-Qur’an surah Ar-
Rahman,namun berkaitan dengan masa pandemi COVID-19 (Corona Virus Disease) yang
sedang terjadi di Indonesia ini termasuk di Majalengka, untuk pencegahan penularannya,
maka dari itu dalam pengambilan dan pengumpulan data penelitian ini, peneliti tetap
memperhatikan protokol kesehatan pencegahan COVID-19, yaitu dengan menerapkan
social distancing dengan membatasi jarak saat berinteraksi, membatasi jumlah orang yang
berkumpul saat pengambilan data, memakai masker dan menganjurkannya pada responden,
menyiapkan hand sanitizer untuk membersihkan tangan baik sebelum atau sesudah
melakukan pengambilan data. Sebelum dilakukan pengambilan data, peneliti menemui
koordinator PTM untuk menentukan responden penderita hipertensi diwilayah kerja UPTD
Puskesmas Maja yang masuk pada kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan.
Setelah responden bersedia menjadi objek penelitian kemudian dilakukan pemeriksaan
tekanan darah pretest lalu hasil pemeriksaannya dicatat di lembar master tabel pretest,
kemudian responden diberikan terapi Murottal Al- Qur’an surah Ar-Rahman selama 11
menit 19 detik lalu dicatat di lembar checklist setelah itu dilakukan pemeriksaan tekanan
darah postest dan dicatat di lembar master tabel postest, dilakukan selama 3 hari berturut-
turut.

Analisa Data
Analisis univariat
Dalam penelitian ini analisis univariat dilakukan untuk menghasilkan “Gambaran
Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Pretest dan Posttest dengan Intervensi Terapi
Murottal Al-Qur’an Surah Ar-Rahman di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Maja
Kabupaten Majalengka Tahun 2020”. Bentuk penyajian data denganmenggunakan tendensi
sentral.

Analisis bivariat
E-Journal
STIKES YPIB Majalengka
Vol. 9, No. 1, 2021 Page. 41-54 p-ISSN: 2338-5138 |
e-ISSN: 2338-5138

Analisis bivariat padapenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi


Murotal Al-Qur’an surah Ar-Rahman terhadaptekanan darah pada penderita hipertensi di
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Maja. Uji normalitas menggunakan uji Saphiro Wilk
dengan uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah Wilcoxon Signed
Rank Test.

Analisis Univariat
Gambaran Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Pretest dan Posttest dengan
Intervensi Terapi Murottal Al-Qur’an Surah Ar-Rahman

Tabel 1
Gambaran Tekanan Darah Sistolik pada Penderita Hipertensi Pretest dan Posttest dengan
Intervensi Terapi Murottal Al-Qur’an Surah Ar-Rahman di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Maja Kabupaten Majalengka Tahun 2020
Minimal-
No Variabel Mean Median SD Maksimal
1. TD Sistolik Pre 152,00 150,00 10,823 140-170
2. TD Sistolik Post 140,67 140,00 11,629 120-160

Berdasarkan tabel 1, menunjukkan bahwa tekanan darah sistolikpada responden


penderita hipertensi sebelum mendengarkan terapi murottal Al-Qur’an surah Ar-Rahman
diperoleh rata-rata sebesar 152.00mmHg dengan nilai median 150.00mmHg dan standar
deviasinya sebesar 10.823 mmHg. Tekanan darah paling rendah adalah 140 mmHg dan
paling tinggi adalah 170 mmHg. Adapun tekanan darah sistolikpada responden penderita
hipertensi setelah mendengarkan terapi murottal Al-Qur’an surah Ar-Rahmandiperoleh rata-
rata sebesar140.67 mmHg dengan nilai median 140.00 mmHgdan standar deviasinya
sebesar11.629mmHg. Tekanan darah paling rendah adalah120mmHg dan paling tinggi
adalah 160 mmHg.

Tabel 2
Gambaran Tekanan Darah Diastolik pada Penderita Hipertensi Pretest dan Posttest dengan
Intervensi Terapi Murottal Al-Qur’an Surah Ar-Rahman di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Maja Kabupaten Majalengka Tahun 2020
No Variabel Mean Median SD Minimal- Maksimal
1. TD Diastolik Pre 100,00 100,00 9,258 90-120
E-Journal
STIKES YPIB Majalengka
Vol. 9, No. 1, 2021 Page. 41-54 p-ISSN: 2338-5138 |
e-ISSN: 2338-5138

2. TD Diastolik Post 88,00 90,00 8,619 80-110

Berdasarkan tabel 2, menunjukkan bahwa tekanan darah diastolikpada responden


penderita hipertensi sebelum mendengarkan terapi murottal Al-Qur’an surah Ar-Rahman
diperoleh rata-rata sebesar 100,00 mmHg dengan nilai median 100,00 mmHg dan standar
deviasinya sebesar 9,258 mmHg. Tekanan darah paling rendah adalah 90 mmHg dan paling
tinggi adalah 120 mmHg. Adapun tekanan darah diastolikpada responden penderita
hipertensi setelah mendengarkan terapi murottal Al-Qur’an surah Ar-Rahman diperoleh rata-
rata sebesar 88,00 mmHg dengan nilai median 90.00 mmHg dan standar deviasinya sebesar
8,619 mmHg. Tekanan darah paling rendah adalah80mmHg dan paling tinggi adalah 110
mmHg.

Analisis Bivariat
Pengaruh terapi murottal Al-Qur’an Surah Ar-Rahman terhadap penurunan tekanan
darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Maja tahun 2020
Sebelum dilakukan uji hipotesis, untuk mengetahui pengaruh terapi murottal Al-
Qur’an surah Ar-Rahman terhadap penurunan tekanan darah pada penderita
hipertensidilakukan uji t berpasangan, namun sebelum dilakukan uji data, data harus
memenuhi syarat berdistribusi normal sehingga data harus diuji normalitas terlebih dahulu.
Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Saphiro Wilk karena jumlah sampel < 50
dengan keputusan ujinya yaitu data berdistribusi normal jika  value > 0,05 dan data
berdistribusi tidak normal jika value < 0,05. Adapun hasil uji normalitasnya sebagai mana
terlihat pada tabel 4.3 :
Tabel 3
Uji Normalitas Data
Shapiro-Wilk
Variabel Statistic df Sig.
Pre Test Sistolik 0,867 15 0,030
Post Test Sistolik 0,931 15 0,278
Pre Test Diastolik 0,862 15 0,026
Post Test Diastolik 0,790 15 0,003

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan Saphiro Wilk test, menunjukkan bahwa data
tekanan darah sistolik sebelum perlakuan diperoleh  value = 0,030, data tekanan darah
sistolik sesudah perlakuan diperoleh  value = 0,278. Adapun data tekanan darah diastolik
sebelum perlakuan diperoleh  value = 0,026 dengan data tekanan darah diastoliksesudah
perlakuan diperoleh value = 0,003. Hal ini berarti data tekanan darah sebelum dan sesudah
perlakuan menghasilan  value< 0,05 yang artinya data berdistribusi tidak normal. Karena
E-Journal
STIKES YPIB Majalengka
Vol. 9, No. 1, 2021 Page. 41-54 p-ISSN: 2338-5138 |
e-ISSN: 2338-5138

data berdistribusi tidak normal maka analisis yang digunakan adalah uji Wilcoxon dan
hasilnya sebagai berikut:

Tabel 4
Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’anSurah Ar-Rahman terhadap Tekanan Darah pada
Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Maja Kabupaten Majalengka Tahun
2020
 Value (Asymp.
Variabel Rank Z Sig. 2-tailed)
Post Test Sistolik – Pre Test Negative Ranks : 14 -3,494 0,000
Sistolik Positive Ranks :0
Ties :1
Total : 15
Post Test Diastolik – Pre Negative Ranks : 14 -3,448 0,001
Test Diastolik Positive Ranks : 0
Ties : 1
Total : 15

Dari tabel Test Statistik Wilcoxon Signed Rank Test yang telah dilakukan, diketahui
nilai  value 0,000 < 0,05 untuk tekanan darah sistolik yang berarti terdapat perbedaan
signifikan pada tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah perlakuan. Sedangkan nilai
value 0,001 <0,05 untuk tekanan darah diastolik yang berarti terdapat perbedaan signifikan
pada tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah perlakuan.
Berdasarkan hasil tersebutdapat diambil kesimpulan bahwa tolak Ho dan terima Ha,
dengan demikian maka terdapatpengaruh terapi murottal Al-Qur’an surah Ar-Rahman
terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Maja
Kabupaten Majalengka Tahun 2020.

PEMBAHASAN
Gambaran Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Pretest dan Posttest dengan
Intervensi Terapi Murottal Al-Qur’an Surah Ar- Rahman di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Maja Kabupaten Majalengka Tahun 2020
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah pada
penderita hipertensi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Maja Kabupaten Majalengka Tahun
2020 sebelum mendengarkan terapi murottal Al-Qur’an surah Ar-Rahman diperoleh 152.00
mmHg untuk sistolik dan 100.00 mmHg untukdiastolik, sedangkan sesudahmendengarkan
terapi murottal Al-Qur’an surah Ar-Rahman diperoleh rata-rata sebesar 140.67 mmHg untuk
sistolik dan 88.00 mmHg untuk diastolik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata responden tidak mengetahui tentang
apa hipertensi itudan bagaiamana cara pengobatan ataupengendalian hipertensi yang tepat,
E-Journal
STIKES YPIB Majalengka
Vol. 9, No. 1, 2021 Page. 41-54 p-ISSN: 2338-5138 |
e-ISSN: 2338-5138

hal ini dikarekan kebanyakan dari responden memiliki tingkat pendidikan terakhir SD atau
SMP. Tingkat pendidikan secara tidak langsung dapat mempengaruhi tekanan darah
seseorang karena hal ini berkaitan dengan gaya hidup, sehingga semakin tinggi pendidikan
seseorang akan semakin banyak pula pengetahuannya dan akan mendorong dirinya untuk
memperbaiki perilaku yang lebih baik dalam mengontrol hipertensi serta meningkatkan
kepatuhan dalam pengobatannya.
Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang umumnya tekanan darah
bertambah secara perlahan dengan bertambahnyausia, resiko untuk menderitahipertensi pada
populasi berusia lebih dari 55 tahun. Hipertensi ini pada dasarnya memiliki sifat yang
cenderung tidak stabil dan sulit untuk di kontrol. Penatalaksanaan hipertensi yang tepat
diperlukan untuk mencegah komplikasi yang akan terjadi (Triyanto, 2014).
Hal ini sejalan dengan teori bahwa terapi murottal Al-Qur’an termasuk pada salah
satu perawataan non farmakologis yang dapat menimbulkan efek relaksasi dan ketenangan
jiwa karena irama yang konstan, teratur, dan tidak ada perubahan yang mendadak serta
nadanya rendah. Terapi ini juga dapatmenurunkan tekanan darah padapenderita hipertensi,
dipilih karena terapi murottal Al-Qur’an dapat dilakukan secara mandiri, relatif lebihmudah
dilakukan daripada terapi non farmakologis lainnya, tidak membutuhkan waktu yang lama
untuk terapi dan tidak memiliki efek samping apapun yang dapat berdampak buruk bagi
penderita hipertensi (Suwardianto, 2016).
Hasil penelitian ini lebih rendahdibanding dengan hasil penelitian Ernawati (2013) di
Rumah Sakit Nur Hidayah Yogyakarta menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah sistolik
dan diastolik sebelum diberi perlakuan 161.38 mmHg dan 90.97 mmHg setelah perlakuan
mengalami penurunan rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik menjadi 148.88 mmHg
dan 86.70 mmHg. Juga lebih rendah dari hasil penelitian Mulyadi (2017) di panti sosial Kubu
Raya dengan rata-rata tingkat tekanandarah sistolik sebelum 161.50 mmHg menjadi 148.00
mmHg setelah perlakuan, dengan rata- rata diastolik sebelum perlakuan sebesar 97.25
mmHg menjadi 91.00 mmHg setelah perlakuan.
Masih tingginya kasus hipertensi, maka upaya petugas kesehatan yaitu memberikan
asuhan kepada penderita hipertensi dengan memberikan informasi dan penyuluhan tentang
cara menurunkan hipertensi pada penderita hipertensi untuk selalu mengontrol tekanan darah
secara teratur, baik secara mandiri maupun berkunjung kepada petugas kesehatan,
meningkatkan pola hidup sehat dengan cara berolahraga serta menjaga konsumsi makanan
agar tidak memicu kenaikan tekanan darah, ataupun dengan menggunakan salah satu terapi
non farmakologis murottal Al-Qur’an surah Ar-Rahman yang dapat dilakukan sebanyak 1
kali dalamsehari selama 3 hari berturut-turut.
E-Journal
STIKES YPIB Majalengka
Vol. 9, No. 1, 2021 Page. 41-54 p-ISSN: 2338-5138 |
e-ISSN: 2338-5138

Pengaruh Terapi Murottal Al- Qur’an Surah Ar-Rahman terhadap Penurunan


Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Maja
Tahun 2020
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh terapi murottal
Al-Qur’an surah Ar-Rahman terhadap penurunan tekanan darah padapenderita hipertensi di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Maja Tahun 2020. Hasil penelitian ini juga menujukkan
bahwa selisih rata-rata tekanan darah sistolik maupun diastolik berbeda setelah diberikan
terapi murottal Al- Qur’an surah Ar-Rahman dengan nilai selisihnya 11.33 mmHg untuk
sistolik dan 12 mmHg untuk diastolik, yang berarti penurunan tekanan darah baik tekanan
darah sistolik ataupun diastolik mengalami penurunan bermakna dengan value Sistolik =
0,000 dan value Diastolik = 0,001. Berdasarkan hasil penelitian rata-rata dari responden
tidak mengetahui tentang adanya salah satuterapi alternatif non-farmakologis dari hipertensi
berupa terapi murottal Al-Qur’an dengan surah Ar-Rahman yang dapat membantu
menurunkan tekanan darah, hal ini berkaitan erat dengan rendahnya tingkat pendidikan dan
pengetahuan responden.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori bahwa murottal Al- Qur’an memiliki efek
positif dalam tubuh sehingga hal ini akan mengaktivasi korteks sensori pada neurokorteks
kemudian akan beruntun ke sistem limbik, hipotalamus dan sistem saraf otonom. Saraf
vestibulokoklear akan membawa impuls suara melalui telinga yang akan diteruskan ke
otakkemudian dilanjutkan ke saraf vagus yang mengatur regulasi kecepatan jantung (Oken,
2014). Mendengarkan murottal Al-Qur’an akan memberikanefek vasodilatasi sehingga akan
mempengaruhi cardiac volume ataumengalami penurnan tekanan darah (Alkahel,2011).
Salah satu metode relaksasi yang dapat diaplikasikan yaitupemberian terapi murottal
Al-Qur’an surah Ar-Rahman ±15 menit. Mekanisme murottal Al-Qur’an surah Ar-Rahman
dalam tubuh yaitu surah Ar-Rahman memiliki karakteristik mendayu-dayu yang akan
mengaktifkan gelombang positif sebagai terapi relaksasi. Hal ini akan menstimulasi adanya
relaktivitas yang dihasilkan oleh murottal Al- Qur’an. Saat otak diberikan stimulus berupa
suara, dan suara berbanding lurus dengan frekuensi natural sel maka, sel akan beresonansi
kemudian dapat aktif memberikan sinyal ke kelenjar dalam tubuh mengeluarkan hormon
endorphin, kondisi inilah yang akan membuat tubuh menjadi rileks (Andry, 2018).
Hasil penelitian ini didukung hasil penelitian sebelumnya yaitu hasil penelitian
Irmachatshalihah (2019) di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo tentang murottal Al-
Qur’an surah Ar-Rahman dapat berpengaruh sebagai terapi membantu menurunkan tekanan
darah dimana hasilnya menunjukkan penurunan yang signifikan setelah diberikan terapi
tersebut, baik pada tekanan darah sistolik maupun diastolik, dimana  value Sistolik = 0,000
E-Journal
STIKES YPIB Majalengka
Vol. 9, No. 1, 2021 Page. 41-54 p-ISSN: 2338-5138 |
e-ISSN: 2338-5138

dan  value Diastolik = 0,000 dengan selisih penurunan tekanan darah sistolik maupun
diastolik sebelum dan setelah perlakuan yaitu 24 mmHg dan 23.15 mmHg. Juga sejalan
dengan hasil penelitian Mulyadi (2017) di panti sosial Kubu Raya menunjukkan bahwa ada
pengaruh terapi murottal terhadap penurunan tekanan darah penderita hipertensi. Demikian
juga dengan hasil penelitian Ernawati (2013) di Rumah Sakit Nur Hidayah Yogyakarta
menunjukkan bahwa ada pengaruh terapi murottal Al-Qur’an surah Ar-Rahman terhadap
perubahantekanan darah pada pasien hipertensi.
Terbukti pada penelitian ini bahwa murottal Al-Qur’an dapat menurunkan
tekanan darah sehingga mampu mencegah terjadinyakomplikasi akibat hipertensi. Maka dari
itu berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi kepada petugas
kesehatan untuk memberikan asuhan atau intervensi keperawatan dengan terapi
murottal Al-Qur’an surah Ar-Rahman pada pasien yang mengalami hipertensi untuk
membantu menurunkan tekanan darah yang dialami pasien tersebut.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pada bab sebelumnya makadapat diambil
kesimpulan sebagai berikut: 1) Rata-rata tekanan darah pada penderita hipertensi di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Maja Kabupaten Majalengka Tahun 2020 sebelum
mendengarkan terapi murottal Al- Qur’an surah Ar-Rahman diperoleh 152.00
mmHg untuk sistolik dan 100.00 mmHg untuk diastolik, sedangkan sesudah
mendengarkan terapi murottal Al-Qur’an surah Ar- Rahman diperoleh rata-rata
sebesa 140.67 mmHg untuk sistolik dan 88.00 mmHg untuk diastolik. 2) Terdapat
pengaruh terapi murottal Al-Qur’an surah Ar-Rahman terhadap penurunan tekanan
darah padapenderita hipertensi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Maja Tahun 2020
dengan selisih rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik 11.33 mmHg dan 12
mmHg serta value Sistolik = 0,000 dan value Diastolik = 0,001

DAFTAR PUSTAKA
Achiriyati, D. (2017). Pengaruh terapi murottal A-Qur’an terhadap kualitas tidur lansia di
Unit Rehabilitasi Sosial Dewanata Cilacap. The Soedirmal Journal of Nursing,
11(3), 170-171.

Agus, R. (2011). Buku ajarmetodologi penelitian. Jakarta: EGC

Annisa, T. (2017). Pengaruhmendengarkan dan membaca Al- Quran terhadap penurunan


tekanan darah pada lansiahipertensi di Panti Sosial Tresna Werdha Mabaji Gowa.
E-Journal
STIKES YPIB Majalengka
Vol. 9, No. 1, 2021 Page. 41-54 p-ISSN: 2338-5138 |
e-ISSN: 2338-5138

Skripsi. Makassar: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin


Makassar

Ardiansyah. (2012). Medikal Bedah untuk mahasiswa. Yogyakarta: DIVA Press.

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Awad. (2010). The miracle of Qu’an. http://www.islamichouse.com

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2018). Riset Kesehatan Dasar


(RISKESDAS) 2018. Laporan Nasional 2018.2020. https://doi.org/1

Benson, H., & Anggie, C. (2012). Panduan Harvard Medical School:Menurunkan tekanan
darah. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer

Depkes RI. (2015). Hipertensi faktor risiko utama penyakit kardiovaskular.


http://www.depkes.go.id

Depkes RI. (2018). Pharmaceuical care untuk penyakit hipertensi.


http://binfar.depkes.go.id

Depkes RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar2018. http://www.depkes.go.id/

Dinkes Majalengka. (2019). Laporan penyakit tidak menular Dinas Kesehatan Kabupaten
Majalengka2019. Laporan Nasional 2019

Dwi, N., Ikit, N.W., & Purnawan, I. (2019). Differences between Ar Rahman Murotal
therapy and progressive muscle relaxation in decreasing blood pressure in
patients with hypertension at Rw 3 Sumampir. Advances in Health Sciences
Research, 20.

Elzaky. (2014). Buku saku terapi baca Al- Qur’an: Mengerti rahasia kesehatan dalam
membaca dan menyimak kitab suci. Jakarta: Zaman

Erlina & Raharjo, S.B. (2016). Terapi murottal surat Ar-Rahman terhadap Perubahan
tekanan darah pasien hipertensi di RSUDZA Banda Aceh. Jurnal Ilmiah
Fakultas Keperawatan, 1(1), 3-6.

Ernawati. (2013). Pengaruh mendengarkan murottal Q.S Ar–Rahman terhadap pola


tekanan darah pada pasien hipertensi di Rumah Sakit Nur Hidayah Yogyakarta.
Universitas MuhammadiyahYogyakarta (KTI).

Irmachatshalihah, R., & Yuni, A. (2019). Pengaruh terapi murottal terhadap penurunan
tekanan darah pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas BandarHarjo
Semarang. Naskah tidak di publikasikan, Program Studi Ilmu Keperawatan,
Universitas Muhammadiyah Semarang.

Julianto., Dzulqaidah., & Salsabilah. (2014). Pengaruh mendengarkan murottal Al-Qur’an


terhadap peningkatan kemampuankonsentrasi. Jurnal Ilmiah Psikologi, 1(2) 4-6.

Juwita, S., Norwati, D., & Mujahid, B. (2016). The effect of listening to Al-Quran
recitation among uncontrolled hypertensive patient attending primary care clinic
E-Journal
STIKES YPIB Majalengka
Vol. 9, No. 1, 2021 Page. 41-54 p-ISSN: 2338-5138 |
e-ISSN: 2338-5138

Hospital University Sains Malaysia. Journal of the Academy of Family Phsicians


of Malaysa and Family Medicine Specialist Association, 11(1).

Kaheel A. (2013). Sembuhkan sakitmudengan Al-Qur’an. Yogyakarta: Laras Media Prima

Laras, P., & Yessi, H. (2016). Pengaruh teknik relaksasi benson dan murottal Al-Qur’an
Terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi Primer. Jurnal OnlineMahasiswa,
10(2).

Mahjoob, M., Nejati, J., & Hosseini, A. (2016). The Effect of Holy Quran Voice on Mental
Health. Journal of Religion and Health, 38–42. https://doi.org/10.1007/s10943-
014-9821-7

Nayef, E.G., & Wahab, M.N.A. (2018). The effect of recitation Quran on the human
emotions. International Journal of Academic Research in Business and Social
Sciences, 8(2), 50–70.

Notoatmodjo, S. (2015). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurgiwiati, E. (2015). Terapi alternatif dan komplementer dalam bidang keperawatan.


Bogor: Penerbit IN MEDIA

Priharyanti, W., Nur Aini, D., & Astuti, S.P. (2018). Pengaruh terapi murottal terhadap
tekanandarah pada pasien hipertensi di Ruang Cempaka RSUD dr.H. Soewondo.
Jurnal Keperawatan, 3(2), 2-4.

Raharjeng, & Tuminah. (2015). Prevalensi hipertensi dan determainnya di Indonesia.


Jakarta: MajalahKedokteran Indonesia.

Sani, A. (2013). Hypertension currentperspective. Jakarta: Medya Crea.

Shanty, M. (2011). Silent killer diseases. Jogjakarta: Javalitera.

Sugiyono. (2012). Statistika untukpenelitian. Bandung : Alfabeta.

Sukron. (2018). Perbedaan efektivitas terapi musik klasik dan terapi murotal terhadap
tingkat kecemasan pasien pre operasi bedah mayor. Jurnal Ilmiah Multi Science
Kesehatan, 9(1), 2-5.

Susilawati, A. (2019). Pengaruh terapi murottal Al-Qur’an Surah Ar- Rahman terhadap
penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di PTSW Budi Luhur
Kota Jambi. Jurnal Akademika Baiturrahim, 8(2) 146-149.

Triyana, H.P., Mulyadi, A., & Fahdi, F.K. (2017). Terapi murottal terhadap perubahan
tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Panti Sosial Rehabilitasi Lanjut
Usia Mulia Dharma Kabupaten Kubu Raya. Jurnal Kedokteran Universitas
Tanjungpura Pontianak, 1(1), 2-6.

Wahyuni, T. (2018). Pola makan dan jenis kelamin dan hubungan pengetahuan terhadap
kejadian hipertensi di Kalurahan Sambung Macan Sragen. Jurnal IlmuKesehatan,
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta, 16(1) 76-79.
E-Journal
STIKES YPIB Majalengka
Vol. 9, No. 1, 2021 Page. 41-54 p-ISSN: 2338-5138 |
e-ISSN: 2338-5138

Widiastuti, A. (2018). Terapi dzikir dan murottal untuk mengurangi kecemasan pada pra
eklampsia ringan. Jurnal LINK. 14(2), 98-105.

Wirakhmi, I. N., Utami, T., & Purnawan, I. (2018). Comparison of listening mozart music
with murotal al- quran on the pain of hypertension patients. Jurnal Keperawatan
Soedirman, 13(3), 100-106.

Wuryaningsih, Emi, W. (2017). Murottal Al-Quran therapy to increase sleep quality in


nursing students.UNEJ e-Procedding, 7–14.

WHO. (2018). Global status report onnoncommunicable diseases.


https://www.who.int/nmh/publications/ncd profiles-2018/en/

Yudistiro, Rahardian, E. (2017). Pengaruh suara terhadap tekanan darah penderita


hipertensi di Posyandu Lansia Sedap Malam Padukuhan Gandok Sleman D. I
Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai