Analisa Kasus Kodak
Analisa Kasus Kodak
Latar Belakang
Setiap perusahaan senantiasa harus dapat memprediksi perubahan- perubahan
yang terjadi dalam lingkungan sehingga perusahaan dapat mengantisipasi dan
dapat menyesuaikan diri di masa mendatang. Perubahan- perubahan yang terjadi
dalam lingkungan dapat berwujud perkembangan teknologi, perubahan kondisi
sosial ekonomi dan politik, perubahan kualitas dan sikap karyawan, semakin
pentingnya tanggung jawab sosial organisasi dan sebagainya. Pengelolaan
perubahan secara efektif tidak hanya diperlukan bagi kelangsungan hidup
perusahaan tapi juga sebagai tantangan pengembangan.
Di era globalisasi ini, tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi masa
kini berkembang sangat pesat mengikuti perkembangan zaman. Hal ini dapat
dibuktikan dengan banyaknya inovasi-inovasi yang telah diciptakan didunia ini.
Dari sesuatu yang sederhana, hingga sesuatu yang menghebohkan dunia.
Kemajuan teknologi memang sangat penting untuk memenuhi keperluan
kehidupan manusia zaman sekarang. Karena teknologi adalah salah satu
penunjang kemajuan manusia. Di banyak belahan masyarakat, teknologi telah
membantu memperbaiki ekonomi, sistem sosial, dan lain-lain.
Salah satu contoh perkembangan teknologi adalah terciptanya berbagai inovasi
kamera digital. Kamera merupakan salah satu penemuan penting bagi umat
manusia. Karena hanya dengan bidikan kamera, manusia dapat merekam dan
mengabadikan berbagai kenangan. Sehingga tidak mengherankan bila manusia
selalu menginginkan inovasi-inovasi pembaharuan teknologi digital agar semakin
canggih.
Eastman Kodak Corporation atau dikenal dengan sebutan Kodak, dulu
merupakan salah satu perusahaan peralatan fotografi terkemuka di dunia.
Didirikan sekitar 130 tahun yang lalu, perusahaan Amerika itu pernah menjadi
pemimpin industri peralatan fotografi. Bahkan Kodak juga yang memperkenalkan
teknologi kamera digital kepada dunia.
Namun, teknologi itulah yang lambat laun menghantam bisnis Kodak, yang
selama dekade 1980an hingga 1990an sudah merasa nyaman sebagai pemain
nomor satu industri fotografi. Konsumen kini sudah meninggalkan pemakaian
film yang menjadi bisnis inti Kodak dan sejumlah kompetitor telah
mengembangkan produk kamera digital. Apalagi saat ini telah muncul teknologi
ponsel pintar, yang dilengkapi dengan kamera beresolusi tinggi.
Menurut kantor berita Reuters, Kodak mengajukan perlindungan pailit ke
Pengadilan di Kota New York. Di Amerika Serikat, perusahaan yang jatuh
bangkrut berhak mengajukan perlindungan pailit ke pengadilan, sesuai peraturan
agar tidak sampai dilikuidasi.
Pendahuluan
Eastman Kodak Company merupakan sebuah perusahaan multinasional yang
berbasis di Rochester, New York. Didirikan oleh George Eastman dan Henry
Strong. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam produk kamera, fotografi,
pencetak, dan lain-lain.
Pada tahun 1888, Kodak dilahirkan sebagai brand. Kamera portabel pertama
diperkenalkan dan menandai kelahiran fotografi snapshot. Kodak kemudian
dikenal dengan slogan “you press the button we do the rest” (kamu tekan
tombolnya kami lakukan sisanya). Pada tahun 1892, nama perusahaan berubah
menjadi Eastman Kodak Company of Newyork. Pada saat itu, produk Kodak telah
mencapai distribusi di luar Amerika Serikat, terutama di Perancis, Jerman, dan
Italia dengan kantor pusat di London dan sebuah pabrik di luar London.
Dengan visi membawa fotografi ke lebih banyak orang dengan harga serendah
mungkin, Kodak mengembangkan folding pocket camera pada tahun 1898. Ini
adalah ayah dari kamera rol film modern. Kemudian Kodak mengeluarkan
kodakolor film, kamera, proyektor dan menjualnya dengan harga terjangkau. Pada
tahun 1963, Kodak memperkenalkan kamera instamatic. Ini revolusi fotografi
amatir dan menjadi hits besar karena ini terjangkau dan mudah digunakan.
Selanjutnya Kodak mulai mempelajari potensi komputer dan membuat terobosan
besar di tahun 1975, saat salah satu insinyur yaitu Steve Sasson, menemukan
kamera digital.
Selama bertahun-tahun Eastman Kodak lebih lanjut memberikan kontribusi
terhadap perkembangan fotografi. Selama abad ke-20, Kodak memegang peranan
yang dominan dan menjadi pioner dalam perkembangan fotografi film, bahkan
pada tahun 1976 menguasai 90% market di Amerika Serikat. Saat itu Kodak
terkenal dengan tagline-nya “Kodak Moment”.
Namun memasuki abad ke-21, perusahaan ini mulai mengalami kemunduran
dan pada 19 Januari 2012, perusahaan ini resmi mengajukan permohonan
mendapat perlindungan kepailitan. Ini berawal, sejak ditemukannya teknologi
digital fotografi, fotografi film mulai ditinggalkan dan berdampak terhadap
merosotnya kinerja Kodak.
Penjabaran Kasus
Kasus bangkrutnya perusahaan fotografi Eastman Kodak Corporation memang
sudah menjadi rahasia umum. Berita ini sudah mulai menyebar diseluruh media
selama awal tahun 2012 lalu. Perusahaan Eastman Corporation atau yang biasa
dikenal dengan sebutan Kodak, dulu dikenal sebagai salah satu perusahaan
peralatan fotografi terkemuka di dunia. Kini, Kodak jatuh bangkrut setelah gagal
beradaptasi dengan kemajuan teknologi di tengah populernya kamera digital dan
ponsel pintar berfitur kamera.
Menurut kantor berita Reuters, Kodak mengajukan perlindungan pailit ke
pengadilan di Kota New York pada 19 Januari 2012. Di Amerika Serikat,
perusahaan yang jatuh bangkrut berhak mengajukan perlindungan pailit ke
pengadilan, sesuai peraturan yang berlaku agar tidak sampai dilikuidasi.
Selanjutnya pengadilan akan menentukan apakah perusahaan yang bangkrut ini,
sesuai kesepakatan dengan pihak-pihak kreditur, bisa diselamatkan melalui
penjualan aset atau restrukturisasi korporat. Dewan Direktur dan seluruh tim
senior manajemen yakin bahwa itu merupakan langkah yang benar untuk masa
depan Kodak. Untuk bertahan, Kodak mengungkapkan telah mendapat pinjaman
berjangka 18 bulan dari Citigroup sebesar US$ 950 juta.
Didirikan 130 tahun lalu, perusahaan Amerika itu pernah merajai industri
peralatan fotografi seperti penjualan kamera dan film. Bahkan Kodak pula yang
memperkenalkan teknologi kamera digital. Namun, tanpa disadari teknologi itulah
yang lambat laun menghantam bisnis Kodak, yang selama dekade 1980an hingga
1990an sudah merasa nyaman sebagai pemain nomor satu industri fotografi.
Konsumen kini sudah meninggalkan pemakaian film yang menjadi bisnis inti
Kodak dan sejumlah kompetitor mengembangkan produk kamera digital. Apalagi
kini muncul teknologi ponsel pintar, yang dilengkapi dengan kamera beresolusi
tinggi.
Menurut sejumlah pengamat, perusahaan pelopor fotografi tersebut tak
sanggup melawan arus digital yang semakin berkembang setiap tahun. Tidak
seperti IBM dan Xerox Corp, yang sukses menciptakan arus pendapatan baru saat
bisnis mereka menurun. Mereka menilai kesalahan Kodak membuang proyek-
proyek baru terlalu cepat yang menyebarkan investasi digital terlalu luas, dan puas
pada penilaian Rochester, New York, yang memberhentikan perusahaan untuk
dapat berinovasi pada teknologi lain. Kodak tak pernah mengembangkan
kehadiran teknologi baru di pusat-pusat dunia.
Sejak 1888, George Eastman menciptakan sebuah mesin yang menangkap
gambar pada pelat kaca besar. Tak puas dengan terobosan itu, dia melanjutkan
untuk mengembangkan film rol dan kemudian kamera Brownie. Selanjutnya pada
tahun 1960, Kodak mulai mempelajari potensi komputer dan membuat terobosan
besar di tahun 1975 yaitu saat salah satu insinyur, Steve Sasson, menemukan
kamera digital.
Namun, Kodak tak segera peka terhadap potensi pasar tersebut dan tak fokus
pada high-end kamera bagi ceruk pasar. Para eksekutif juga takut mengorbankan
penjualan film yang merupakan produk inti mereka.
Bahkan seorang profesor yang menulis sejarah Kodak dari University of
Missouri berpendapat bahwa George Eastman wafat dengan menyisakan pengaruh
yang membuat Kodak tetap berada di tempat dan tidak mengembangkan
produknya, tapi itu tidak memungkinkan orang untuk bergerak maju.
Selain itu, penyebab kebangkrutan Kodak karena perusahaan tersebut
melewatkan peluang bisnis. Di Consumer Electronics Show di Las Vegas tahunan
pada 2011 lalu, Perez dan Kodak memperkenalkan dua kamera baru yang diyakini
bisa terhubung secara nirkabel dengan printer dan posting foto ke Facebook.
Namun beberapa pengulas gadget mengatakan kamera baru tidak bisa terhubung
ke web tanpa membonceng pada smartphone atau koneksi Wi-Fi. Analis
mengatakan Kodak bisa menjadi sebuah kelompok media sosial jika telah berhasil
meyakinkan konsumen untuk menggunakan layanan online untuk menyimpan,
berbagi, dan mengedit foto-foto mereka. Tapi sebaliknya, Kodak terlalu berfokus
pada perangkat dan kalah dalam pertempuran online untuk jaringan sosial seperti
Facebook.
Dalam beberapa tahun terakhir, pendapatan Kodak pun terus menurun tajam.
Dulu mempekerjakan lebih dari 60.000 orang di mancanegara, Kodak kini hanya
memiliki sekitar 7.000 pekerja. Nilai pasarnya pun kini tenggelam hingga di
bawah US$ 150 juta dari sebelumnya, sekitar 15 tahun lalu, senilai US$ 31 miliar.
Dalam beberapa tahun terakhir, pimpinan perusahaan gagal memulihkan
keuntungan tahunan. Kas yang terus terkuras membuat Kodak kesulitan
memenuhi kewajibannya terhadap karyawan dan pensiunannya.
Kemudian Pemimpin Kodak, Antonio Perez mengajukan perlindungan
kebangkrutan lewat proses pailit, yang akan memungkinkan Kodak untuk terus
bekerja memaksimalkan aset teknologinya. Manajemen Kodak sempat
menyatakan akan fokus ke industri percetakan dan produk konsumen lain.
Perusahaan yang berusia lebih dari 130 tahun itu mengaku telah mendapatkan
pinjaman dari Citigroup senilai US$ 950 juta, untuk kurun waktu 18 bulan.
Pinjaman dan perlindungan pailit AS memberi kesempatan kepada Kodak untuk
menemukan pembeli 1.100 paten teknologi produk fotografinya. Hal ini menjadi
kunci untuk dapat terus merestrukturisasi dan membayar ribuan karyawannya.
Latar Belakang
Nokia adalah perusahaan asal Finlandia yang sempat menjadi perusahaan
telekomunikasi terbesar di Finlandia dan dunia. Pada tahun 1865, Fredrik Idestam
mendirikan perusahaan penggilingan kayu yang bernama Nokia, kata Nokia
sendiri diambil dari nama sebuah komunitas yang tinggal di Finlandia Selatan.
Kemudian pada sekitar tahun 1950, Nokia mulai membangun divisi elektronik
karena Nokia memandang bahwa industri elektronik menjanjikan masa depan
yang cerah, pendirian divisi ini adalah awal mula terjunnya Nokia ke dalam
industri telekomunikasi. Walaupun pada awalnya Nokia bukanlah perusahaan
telekomunikasi, Nokia berhasil menghasilkan produk-produk telekomunikasi
yang dapat diterima oleh pasar, mulai dari produk telefon genggam sampai
perangkat telekomunikasi lainnya seperti HLR, MSC, BSC, RNC dan lain-lain.
Kesuksesan Nokia tidak diperoleh dengan instan, melainkan melalui proses trial
& error yang panjang, Nokia melakukan kesalahan dan belajar dari kesalahan-
kesalahan mereka sehingga Nokia mampu menghasilkan inovasi-inovasi yang
berhasil membuat mereka merajai pasar telefon genggam selama 14 tahun
sebelum tahtanya direbut oleh Samsung. Dalam Pada era kejayaannya, Nokia
banyak mengeluarkan produk telefon genggam dengan model-model yang baru
dalam waktu yang tidak terlalu jauh & langsung diserap dengan baik oleh pasar.
Gambar 1.1 Pergerakan Saham Nokia
Sayangnya era kejayaan Nokia saat ini sudah mulai memudar, sebagaimana
ditunjukkan oleh gambar 1.1 saham Nokia semakin turun, berbeda dengan
S&P500, Nasdaq dan Dow Jones. Bila dibandingkan dengan Q2 2011 lalu, market
share Nokia pada Q2 2012 ini mengalami penurunan di semua negara. Nokia juga
melakukan pengurangan pegawai dan penutupan kantor dan pabriknya termasuk
pabrik Nokia yang terletak di Finlandia, jadi saat ini tidak ada lagi produk Nokia
yang dibuat di Finland, negara asal Nokia.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam tulisan ini adalah :
1. Temukan 10 fakta yang menyebabkan perusahaan besar seperti Nokia
dapat mengalami kesulitan besar seperti ini (5 faktor eksternal dan 5 faktor
internal),
2. Diskusikan strategi yang dijalankan dan temukan 3 penyebab yang paling
dominan, menurut Anda, yang menjadi penyebab utama kesulitan ini.
3. Berapa besar kontribusi Nokia terhadap perekonomian Finlandia dan apa
strategi Nokia ke depan.
4. Apakah ada perusahaan lain yang akan menyusul. Sebutkan data, fakta,
dan analisisnya.
Dasar Teori
1. Teori Inovasi
Nokia adalah perusahaan yang kaya akan inovasi dan berada di industri
telekomunikasi yang haus akan inovasi. Teori inovasi yang berhubungan denga
kasus Nokia adalah distruptive innovation dan innovation dilema yang
diutarakan oleh Clayton M. Christensen, seorang ahli di bidang inovasi bisnis.
Distruptive innovation adalah sebuah inovasi yang membantu munculnya
pasar baru, namun inovasi ini mengganggu pasar yang sudah ada, mengganti
teknologi yang sudah ada sebelumnya. Dalam kata lain distruptive
innovation memberikan kemajuan akan suatu layanan atau produk dengan cara
yang tidak diduga oleh pasar.
Clayton M. Christensen, seorang ahli di bidang inovasi bisnis, mengatakan
bahwa “distruptive innovation dapat merusak kesuksesan perusahaan
incumbent yang sudah memiliki respon yang baik terhadap kebutuhan
pelanggan dan didukung oleh riset yang baik.” Perusahaan incombent terkesan
terlambat menghadari distruptive innovation, mereka seolah-olah tidak
menduga bahwa ada inovasi baru yang berhasil mengalahkan layanan atau
produk yang sudah mereka kembangkan secara bertahap, hal itulah yang
disebut innovator dilema. Innovator dilema terjadi ketika suatu perusahaan
ragu dalam mengembangkan inovasi baru yang radikal karena perusahaan
tersebut masih menikmati keuntungan dari inovasi yang telah mereka lahirkan
di masa lampau, selain itu mereka juga khawatir bahwa bila mereka
menghasilkan inovasi baru yang radikal, maka inovasi tersebut akan
menghantam produk yang saat ini dianggap mampu memberikan keuntungan.
2. Teori Manajemen Strategis
Manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan
dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-
keputusan lintas fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai
tujuannya. Manajeman strategis berfokus pada usaha untuk mengintegrasikan
manajeman pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan
pengembangan serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan
organisasional. Terdapat 3 tahapan dalam manajemen strategis, yaitu
perumusan, penerapan dan penilaian strategi. Ketiganya sangat penting
perananya dalam mengantarkan perusahaan menuju tujuan yang ingin dicapai.
Perumusan strategi mencakup pengembangan visi dan misi, identifikasi
ancaman dan peluang eksternal suatu organisasi, kesadaran akan kekuatan dan
kelemahan internal, penetapan tujuan jangka panjang, pencarian strategi-
strategi alternatif dan pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan
Pada tahap perumusan strategi, terdapat faktor eksternal dan internal yang
akan mempengaruhi langkah-langkah berikutnya. Kekuatan/kelemahan
internal, ditambah dengan peluang/ancaman eksternal dan pernyataan visi misi
yang jelas, memberikan landasan untuk menetapkan tujuan dan strategi. Oleh
karena itu setiap perusahaan yang ingin mencapai semua tujuannya wajib
melakukan audit internal dan audit eksternal.
Audit eksternal menekankan pada identifikasi dan evaluasi tren dan kejadian
yang berada diluar kendali perusahaan, seperti meningkatnya persaingan luar
negeri, pergeseran populasi, semakin meningkatnya persentase masyarakat
berusia tua, ketakutan konsumen untuk bepergian, dan fluktuasi pasar saham.
Audit eksternal mengungkapkan peluang dan ancaman utama yang dihadapi
perusahaan sehingga manajer dapat memformulasi strategi untuk mengambil
keuntungan dari peluang dan menghindari atau mengurangi dampak ancaman.
Tujuan audit eksternal adalah untuk mengembangkan daftar yang terbatas
tentang peluang yang dapat memberi manfaat dan ancaman yang harus
dihindari.
Pada dasarnya hal-hal yang mempengaruhi audit internal adalah
mmanajemen, pemasaran, keuangan, penelitian, pengembangan, operasional.
Kekuatan/kelemahan internal setiap bidang bisnis adalah berbeda sebab
keadaan setiap internal perusahaan tidaklah sama antara yang satu dengan yang
lainnya.
Gambar 3.6 Total Pajak Nokia dari Total Pendapatan Pajak Finlandia
DAFTAR PUSTAKA
Christensen, Clayton. The Innovator’s Dilemma: When New Technologies Cause
Great Firm to Fail. Harvard Business School Press
http://newmawarsari.blogspot.co.id/2016/05/bangkrutnya-perusahaan-easment-
kodak.html