Anda di halaman 1dari 25

RUNTUHNYA EASTMENT KODAK CORPORATION

Latar Belakang
Setiap perusahaan senantiasa harus dapat memprediksi perubahan- perubahan
yang terjadi dalam lingkungan sehingga perusahaan dapat mengantisipasi dan
dapat menyesuaikan diri di masa mendatang. Perubahan- perubahan yang terjadi
dalam lingkungan dapat berwujud perkembangan teknologi, perubahan kondisi
sosial ekonomi dan politik, perubahan kualitas dan sikap karyawan, semakin
pentingnya tanggung jawab sosial organisasi dan sebagainya. Pengelolaan
perubahan secara efektif tidak hanya diperlukan bagi kelangsungan hidup
perusahaan tapi juga sebagai tantangan pengembangan.
Di era globalisasi ini, tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi masa
kini berkembang sangat pesat mengikuti perkembangan zaman. Hal ini dapat
dibuktikan dengan banyaknya inovasi-inovasi yang telah diciptakan didunia ini.
Dari sesuatu yang sederhana, hingga sesuatu yang menghebohkan dunia.
Kemajuan teknologi memang sangat penting untuk memenuhi keperluan
kehidupan manusia zaman sekarang. Karena teknologi adalah salah satu
penunjang kemajuan manusia. Di banyak belahan masyarakat, teknologi telah
membantu memperbaiki ekonomi, sistem sosial, dan lain-lain.
Salah satu contoh perkembangan teknologi adalah terciptanya berbagai inovasi
kamera digital. Kamera merupakan salah satu penemuan penting bagi umat
manusia. Karena hanya dengan bidikan kamera, manusia dapat merekam dan
mengabadikan berbagai kenangan. Sehingga tidak mengherankan bila manusia
selalu menginginkan inovasi-inovasi pembaharuan teknologi digital agar semakin
canggih.
Eastman Kodak Corporation atau dikenal dengan sebutan Kodak, dulu
merupakan salah satu perusahaan peralatan fotografi terkemuka di dunia.
Didirikan sekitar 130 tahun yang lalu, perusahaan Amerika itu pernah menjadi
pemimpin industri peralatan fotografi. Bahkan Kodak juga yang memperkenalkan
teknologi kamera digital kepada dunia.
Namun, teknologi itulah yang lambat laun menghantam bisnis Kodak, yang
selama dekade 1980an hingga 1990an sudah merasa nyaman sebagai pemain
nomor satu industri fotografi. Konsumen kini sudah meninggalkan pemakaian
film yang menjadi bisnis inti Kodak dan sejumlah kompetitor telah
mengembangkan produk kamera digital. Apalagi saat ini telah muncul teknologi
ponsel pintar, yang dilengkapi dengan kamera beresolusi tinggi.
Menurut kantor berita Reuters, Kodak mengajukan perlindungan pailit ke
Pengadilan di Kota New York. Di Amerika Serikat, perusahaan yang jatuh
bangkrut berhak mengajukan perlindungan pailit ke pengadilan, sesuai peraturan
agar tidak sampai dilikuidasi.

Pendahuluan
Eastman Kodak Company merupakan sebuah perusahaan multinasional yang
berbasis di Rochester, New York. Didirikan oleh George Eastman dan Henry
Strong. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam produk kamera, fotografi,
pencetak, dan lain-lain.
Pada tahun 1888, Kodak dilahirkan sebagai brand. Kamera portabel pertama
diperkenalkan dan menandai kelahiran fotografi snapshot. Kodak kemudian
dikenal dengan slogan “you press the button we do the rest” (kamu tekan
tombolnya kami lakukan sisanya). Pada tahun 1892, nama perusahaan berubah
menjadi Eastman Kodak Company of Newyork. Pada saat itu, produk Kodak telah
mencapai distribusi di luar Amerika Serikat, terutama di Perancis, Jerman, dan
Italia dengan kantor pusat di London dan sebuah pabrik di luar London.
Dengan visi membawa fotografi ke lebih banyak orang dengan harga serendah
mungkin, Kodak mengembangkan folding pocket camera pada tahun 1898. Ini
adalah ayah dari kamera rol film modern. Kemudian Kodak mengeluarkan
kodakolor film, kamera, proyektor dan menjualnya dengan harga terjangkau. Pada
tahun 1963, Kodak memperkenalkan kamera instamatic. Ini revolusi fotografi
amatir dan menjadi hits besar karena ini terjangkau dan mudah digunakan.
Selanjutnya Kodak mulai mempelajari potensi komputer dan membuat terobosan
besar di tahun 1975, saat salah satu insinyur yaitu Steve Sasson, menemukan
kamera digital.
Selama bertahun-tahun Eastman Kodak lebih lanjut memberikan kontribusi
terhadap perkembangan fotografi. Selama abad ke-20, Kodak memegang peranan
yang dominan dan menjadi pioner dalam perkembangan fotografi film, bahkan
pada tahun 1976 menguasai 90% market di Amerika Serikat. Saat itu Kodak
terkenal dengan tagline-nya “Kodak Moment”.
Namun memasuki abad ke-21, perusahaan ini mulai mengalami kemunduran
dan pada 19 Januari 2012, perusahaan ini resmi mengajukan permohonan
mendapat perlindungan kepailitan. Ini berawal, sejak ditemukannya teknologi
digital fotografi, fotografi film mulai ditinggalkan dan berdampak terhadap
merosotnya kinerja Kodak.

Penjabaran Kasus
Kasus bangkrutnya perusahaan fotografi Eastman Kodak Corporation memang
sudah menjadi rahasia umum. Berita ini sudah mulai menyebar diseluruh media
selama awal tahun 2012 lalu. Perusahaan Eastman Corporation atau yang biasa
dikenal dengan sebutan Kodak, dulu dikenal sebagai salah satu perusahaan
peralatan fotografi terkemuka di dunia. Kini, Kodak jatuh bangkrut setelah gagal
beradaptasi dengan kemajuan teknologi di tengah populernya kamera digital dan
ponsel pintar berfitur kamera.
Menurut kantor berita Reuters, Kodak mengajukan perlindungan pailit ke
pengadilan di Kota New York pada 19 Januari 2012. Di Amerika Serikat,
perusahaan yang jatuh bangkrut berhak mengajukan perlindungan pailit ke
pengadilan, sesuai peraturan yang berlaku agar tidak sampai dilikuidasi.
Selanjutnya pengadilan akan menentukan apakah perusahaan yang bangkrut ini,
sesuai kesepakatan dengan pihak-pihak kreditur, bisa diselamatkan melalui
penjualan aset atau restrukturisasi korporat. Dewan Direktur dan seluruh tim
senior manajemen yakin bahwa itu merupakan langkah yang benar untuk masa
depan Kodak. Untuk bertahan, Kodak mengungkapkan telah mendapat pinjaman
berjangka 18 bulan dari Citigroup sebesar US$ 950 juta.
Didirikan 130 tahun lalu, perusahaan Amerika itu pernah merajai industri
peralatan fotografi seperti penjualan kamera dan film. Bahkan Kodak pula yang
memperkenalkan teknologi kamera digital. Namun, tanpa disadari teknologi itulah
yang lambat laun menghantam bisnis Kodak, yang selama dekade 1980an hingga
1990an sudah merasa nyaman sebagai pemain nomor satu industri fotografi.
Konsumen kini sudah meninggalkan pemakaian film yang menjadi bisnis inti
Kodak dan sejumlah kompetitor mengembangkan produk kamera digital. Apalagi
kini muncul teknologi ponsel pintar, yang dilengkapi dengan kamera beresolusi
tinggi.
Menurut sejumlah pengamat, perusahaan pelopor fotografi tersebut tak
sanggup melawan arus digital yang semakin berkembang setiap tahun. Tidak
seperti IBM dan Xerox Corp, yang sukses menciptakan arus pendapatan baru saat
bisnis mereka menurun. Mereka menilai kesalahan Kodak membuang proyek-
proyek baru terlalu cepat yang menyebarkan investasi digital terlalu luas, dan puas
pada penilaian Rochester, New York, yang memberhentikan perusahaan untuk
dapat berinovasi pada teknologi lain. Kodak tak pernah mengembangkan
kehadiran teknologi baru di pusat-pusat dunia.
Sejak 1888, George Eastman menciptakan sebuah mesin yang menangkap
gambar pada pelat kaca besar. Tak puas dengan terobosan itu, dia melanjutkan
untuk mengembangkan film rol dan kemudian kamera Brownie. Selanjutnya pada
tahun 1960, Kodak mulai mempelajari potensi komputer dan membuat terobosan
besar di tahun 1975 yaitu saat salah satu insinyur, Steve Sasson, menemukan
kamera digital.
Namun, Kodak tak segera peka terhadap potensi pasar tersebut dan tak fokus
pada high-end kamera bagi ceruk pasar. Para eksekutif juga takut mengorbankan
penjualan film yang merupakan produk inti mereka.
Bahkan seorang profesor yang menulis sejarah Kodak dari University of
Missouri berpendapat bahwa George Eastman wafat dengan menyisakan pengaruh
yang membuat Kodak tetap berada di tempat dan tidak mengembangkan
produknya, tapi itu tidak memungkinkan orang untuk bergerak maju.
Selain itu, penyebab kebangkrutan Kodak karena perusahaan tersebut
melewatkan peluang bisnis. Di Consumer Electronics Show di Las Vegas tahunan
pada 2011 lalu, Perez dan Kodak memperkenalkan dua kamera baru yang diyakini
bisa terhubung secara nirkabel dengan printer dan posting foto ke Facebook.
Namun beberapa pengulas gadget mengatakan kamera baru tidak bisa terhubung
ke web tanpa membonceng pada smartphone atau koneksi Wi-Fi. Analis
mengatakan Kodak bisa menjadi sebuah kelompok media sosial jika telah berhasil
meyakinkan konsumen untuk menggunakan layanan online untuk menyimpan,
berbagi, dan mengedit foto-foto mereka. Tapi sebaliknya, Kodak terlalu berfokus
pada perangkat dan kalah dalam pertempuran online untuk jaringan sosial seperti
Facebook.
Dalam beberapa tahun terakhir, pendapatan Kodak pun terus menurun tajam.
Dulu mempekerjakan lebih dari 60.000 orang di mancanegara, Kodak kini hanya
memiliki sekitar 7.000 pekerja. Nilai pasarnya pun kini tenggelam hingga di
bawah US$ 150 juta dari sebelumnya, sekitar 15 tahun lalu, senilai US$ 31 miliar.
Dalam beberapa tahun terakhir, pimpinan perusahaan gagal memulihkan
keuntungan tahunan. Kas yang terus terkuras membuat Kodak kesulitan
memenuhi kewajibannya terhadap karyawan dan pensiunannya.
Kemudian Pemimpin Kodak, Antonio Perez mengajukan perlindungan
kebangkrutan lewat proses pailit, yang akan memungkinkan Kodak untuk terus
bekerja memaksimalkan aset teknologinya. Manajemen Kodak sempat
menyatakan akan fokus ke industri percetakan dan produk konsumen lain.
Perusahaan yang berusia lebih dari 130 tahun itu mengaku telah mendapatkan
pinjaman dari Citigroup senilai US$ 950 juta, untuk kurun waktu 18 bulan.
Pinjaman dan perlindungan pailit AS memberi kesempatan kepada Kodak untuk
menemukan pembeli 1.100 paten teknologi produk fotografinya. Hal ini menjadi
kunci untuk dapat terus merestrukturisasi dan membayar ribuan karyawannya.

Analisis Penyebab Bangkrutnya Perusahaan Kodak East Corporation.


 Perusahaan ini terlalu puas dengan apa yang diraih pada masa kejayaannya
yaitu abad ke 20 sehingga membuat Kodak berdiam diri dan tidak
mengembangkan potensi produknya. "Status quo membunuh Kodak”. Berdiam
diri di era yang terus bergerak tak akan membuat perusahaan berjalan dengan
baik. Baik perusahaan besar maupun kecil harus tetap bergerak maju beberapa
langkah kedepan, begitupun dengan perusahaan Kodak. Akibatnya perusahaan
ini terlambat mengantisipasi trend kamera digital yang sekarang sedang
berkembang di pasar sehingga berada dalam kondisi sesulit ini.
Dia tidak dapat menganalisis keberhasilan atau kegagalan dari dikeluarkannya
suatu sistem atau produk baru. Ini terbukti dengan biarpun perusahaan ini
mencoba mengeluarkan produk kamera digital namun produk ini tidak
booming dipasaran karena dinilai masih kurang memenuhi permintaan atau
selera konsumen yang selalu berubah mengikuti perkembangan teknologi.
 Dari awal pendiriannya Kodak selalu memperhatikan kualitas pada tiap produk
yang dihasilkannya. Kualitas yang ditawarkan mencakup kinerja produk yang
baik, layanan terhadap konsumen, tanggung jawab terhadap kecacatan atau
kerusakan produk yang dihasilkan, kesesuaian dengan standar-standar yang
telah ditetapkan, daya tahan, dan estetika bentuk produk.
Pada abad ke-20, Kodak menjadi satu-satunya perusahaan dimana banyak
orang mempercayakan kenangan yang berharga bagi mereka untuk diabadikan
dengan produk fotografi Kodak. Hal itu disebabkan karena Kodak menawarkan
kualitas gambar yang baik untuk setiap hasil bidikan kamera filmnya. Kodak
juga bertanggung jawab dengan memberikan garansi untuk setiap produknya
selama batas waktu tertentu. Selain itu, produk Kodak juga memiliki daya
tahan yang cukup kuat dan tahan lama.
Namun mempertahankan saja tidak cukup. Setiap perusahaan seharusnya dapat
memperbaharui kualitasnya agar lebih baik sesuai dengan kemajuan teknologi.
Melihat keadaan Kodak yang tidak dapat beradaptasi dengan perkembangan
teknologi digital saat ini, maka kualitas pun sudah tidak dapat diandalkan lagi
sebagai competitive advantage perusahaan. Kualitas produk para pesaing
seperti Nikon atau Canon sudah jauh diatas Kodak. Kini biarpun Kodak telah
mengeluarkan kamera digital namun kinerja produk Kodak masih terbatas dan
kualitas gambar yang dihasilkannya belum dapat menyamai atau bahkan
melampaui para pesaing.
 Di dalam lingkungan industri, setiap perusahaan seharusnya selalu
menyesuaikan diri dengan perkembangan yang sedang terjadi dipasar agar
tidak ketinggalan teknologi dengan perusahaan pesaing lainnya. Perusahaan
harus mengikuti trend yang sedang digandrungi oleh masyarakat agar dapat
menarik perhatian konsumen dan meningkatkan penjualan produk-produknya.
Sayangnya saat sudah menjadi besar dan sukses dengan kamera filmnya,
perusahaan ini berhenti berinovasi dan tidak dapat memperbaharui inovasinya.
Kodak terlalu fokus pada produksi kamera analog dibandingkan dengan
mengembangkan dirinya untuk dapat memberikan inovasi kamera digital bagi
konsumen. Akibatnya perusahaan ini terlambat mengantisipasi trend kamera
digital yang sekarang sedang berkembang di pasar sehingga berada dalam
kondisi sesulit ini. Meskipun menurut beberapa fotografer mengatakan bahwa
pasar kamera analog tidak akan hilang, namun jumlah kapasitas produksinya
akan semakin kecil.
 Seharusnya tidak akan terjadi hal seperti itu apabila Kodak melakukan
pemantauan lingkungan sebelumnya. Para manajer harus mencari informasi
seperti pesaing, hambatan, produk substitusi, keadaan ekonomi, perubahan
teknologi, dan lain-lain. Pemantauan lingkungan diperlukan untuk memahami
perubahan-perubahan, kesempatan-kesempatan, dan ancaman-ancaman di
lingkungan sekitarnya.
 Setiap perusahaan sudah sejatinya harus dapat memperkirakan atau
menentukan pengaruh kekuatan lingkungan terhadap perusahaan mereka.
Mereka biasanya mengembangan skenario-skenario untuk masa depan. Jika
perusahaan Kodak sudah melakukan pengembangan skenario-skenario untuk
perusahaannya, maka tidak akan terjadi kondisi sesulit ini. Karena mereka
sudah membuat rencana-rencana kemungkinan yang akan dilakukan bila terjadi
hasil yang berbeda-beda.
Seperti halnya kemajuan teknologi dan tindakan pesaing-pesaing seperti Canon
dan Nikon yang semakin agresif, Kodak seharusnya sudah memiliki rencana
alternatif yang akan dijalankan untuk dapat bertahan dan menyaingi pesaing-
pesaingnya tersebut. Peramalan perlu dilakukan untuk memperkirakan
bagaimana tepatnya beberapa variabel akan berubah dimasa depan. Ini yang
merupakankesalahan dari para manajer Kodak. Mereka tidak dapat
memperkirakan kemajuan teknologi dan selera masyarakat yang semakin
berkembang, serta jumlah permintaan atas produk kamera analog yang semakin
lama semakin berkurang karena adanya kamera digital.
 Saat ini banyak sekali perusahaan yang bergerak dibidang alat fotografi, seperti
Sony, Canon, Minolta, Panasonic, Samsung, Nikon, dan lain-lain. Persaingan
ini sudah berlangsung sejak lama. Masing-masing perusahaan terus berinovasi
menciptakan kamera digital dengan fitur-fitur andalan yang terbaru. Banyaknya
perusahaan ini menciptakan keadaan persaingan yang sangat ketat antar
perusahaan. Dua dari nama-nama perusahaan diatas yang menjadi pemimpin
dalam dunia fotografi digital saat ini adalah Canon dan Nikon yang memiliki
platform kamera digital seperti kamera DSLR. Dua merk ini merupakan merk
yang paling dipertimbangkan saat ini di dunia. Mereka banyak diminati karena
menawarkan fitur-fitur menarik, desain yang unik, kualitas barang, dan
tentunya harga yang sesuai sehingga dapat menarik perhatian masyarakat
dunia.
Perusahaan Kodak kalah saing terhadap perusahaan-perusahaan tersebut,
dibuktikan dengan penurunan secara drastis terus-menerus hasil penjualan
produk Kodak. Mungkin karena Kodak terlambat untuk mengantisipasi
teknologi digitalisasi fotografi sehingga dia tidak dapat beradaptasi dan
berinovasi lebih baik dengan kamera digital dan mengakibatkan daya saing
yang rendah terhadap produk-produk yang dikeluarkan oleh perusahaan lain.
 Barang substitusi dari kamera digital adalah handphone berfitur kamera dengan
resolusi tinggi yang mempunyai banyak keunggulan : lebih praktis, mudah
dibawa kemana-mana, harga lebih terjangkau, dan efisien karena sekaligus alat
komunikasi. Selain itu, juga ada produk yang sedang digandrungi khalayak
ramai saat ini yaitu PC Tablet. Selain dikenal dengan fungsi sebagai pengganti
notebook atau laptop yang lebih ringka dengan layarnya yang besar, PC Tablet
biasanya juga memiliki kamera dengan resolusi tinggi sehingga dapat
menyamai kualitas kamera digital.
 Kodak sebenarnya bukan tidak menyadari adanya ancaman kamera digital ini.
Pada tahun 1981, setelah Sony merilis kamera digital, Kodak melakukan riset
pasar yang sangat detail mengenai ancaman fotografi digital. Kesimpulan riset
tersebut, yaitu :
1. Fotografi digital berpotensi menggerus bisnis inti Kodak yang didominasi
kamera film.
2. Butuh waktu untuk transformasi teknologi tersebut, namun Kodak punya
sekitar satu dekade untuk bersiap-siap. Ini harusnya jeda waktu (windows of
opportunity) yang cukup bagi Kodak untuk mempersenjatai diri.
Mengingat kesimpulan tersebut, Kodak bukannya mentransformasi
teknologi yang digunakan tetapi perusahaan ini malah melakukan kesalahan
strategis. Dari pada meningkatkan kualitas dan mematangkan teknologi kamera
digital agar dapat beralih dengan baik ke teknologi yang baru, Kodak justru
hanya mau mengembangkan teknologi digital demi memperbaiki kualitas
kamera film. Jelas ini merupakan kesalahan strategis yang cukup fatal dari
pihak manajemen Kodak.
Alasan utama Kodak menerapkan strategi tersebut adalah karena Kodak
enggan meninggalkan bisnis film yang masih menguntungkan. Setiap
perusahaan pasti akan sulit untuk meninggalkan bisnis inti yang telah membuat
namanya besar, tapi itu juga harus melihat kondisi dan situasi pasar. Karena
Kodak tidak tanggap keadaan pasar maka perusahaan ini berada di kondisi
krisis. Saat Kodak tahu tidak ada pilihanselain harus beradaptasi, ternyata
langkah memproduksi kamera digital untuk memperbaiki keadaan perusahaan
sudah terlambat.
Strategi Menurut Kelompok
1. Strategi yang diambil Kodak bertahan atau defenders dengan sumber daya
yang ada tanpa ada inovasi dalam industri teknologi merupakan langkah yang
kurang tepat karena perubahan teknologi sangat cepat. Kodak sebenarnya
sudah melakukan inovasi dalam kamera digital, instamag tetapi terlambat
dalam pengambilan keputusan untuk produksi masal. Seharusnya langkah yang
diambil adalah Kodak melakukan perubahan strategi, yaitu prospector yang
akan mengetahui potensi pasar di masa akan datang.
2. Kodak sebagai pioner dalam industri fotografi seharusnya melakukan
kolaborasi dengan perusahaan yang sejenis. Dalam artian bersaing dengan
memperluas jaringan sehingga ceruk pasar dapat diambil.
3. Manajer perusahaan harus bisa menjadi control information guna memberikan
solusi dan merubah strategi kepada Eatsman.
4. Mengangkat manajer yang memiliki peran sebagai liaison (membangun dan
memelihara kontrak dalam dan di luar organisasi), enterpreneur (membuat
ide-ide baru untuk meningkatkan kinerja organisasi), disturbance handler
(penanganan mengambil tindakan korektif untuk mengatasi situasi yang
merugikan).
PERUSAHAAN NOKIA MENGALAMI KEBANGKRUTAN

Latar Belakang
Nokia adalah perusahaan asal Finlandia yang sempat menjadi perusahaan
telekomunikasi terbesar di Finlandia dan dunia. Pada tahun 1865, Fredrik Idestam
mendirikan perusahaan penggilingan kayu yang bernama Nokia, kata Nokia
sendiri diambil dari nama sebuah komunitas yang tinggal di Finlandia Selatan.
Kemudian pada sekitar tahun 1950, Nokia mulai membangun divisi elektronik
karena Nokia memandang bahwa industri elektronik menjanjikan masa depan
yang cerah, pendirian divisi ini adalah awal mula terjunnya Nokia ke dalam
industri telekomunikasi. Walaupun pada awalnya Nokia bukanlah perusahaan
telekomunikasi, Nokia berhasil menghasilkan produk-produk telekomunikasi
yang dapat diterima oleh pasar, mulai dari produk telefon genggam sampai
perangkat telekomunikasi lainnya seperti HLR, MSC, BSC, RNC dan lain-lain.
Kesuksesan Nokia tidak diperoleh dengan instan, melainkan melalui proses trial
& error yang panjang, Nokia melakukan kesalahan dan belajar dari kesalahan-
kesalahan mereka sehingga Nokia mampu menghasilkan inovasi-inovasi yang
berhasil membuat mereka merajai pasar telefon genggam selama 14 tahun
sebelum tahtanya direbut oleh Samsung. Dalam Pada era kejayaannya, Nokia
banyak mengeluarkan produk telefon genggam dengan model-model yang baru
dalam waktu yang tidak terlalu jauh & langsung diserap dengan baik oleh pasar.
Gambar 1.1 Pergerakan Saham Nokia

Sayangnya era kejayaan Nokia saat ini sudah mulai memudar, sebagaimana
ditunjukkan oleh gambar 1.1 saham Nokia semakin turun, berbeda dengan
S&P500, Nasdaq dan Dow Jones. Bila dibandingkan dengan Q2 2011 lalu, market
share Nokia pada Q2 2012 ini mengalami penurunan di semua negara. Nokia juga
melakukan pengurangan pegawai dan penutupan kantor dan pabriknya termasuk
pabrik Nokia yang terletak di Finlandia, jadi saat ini tidak ada lagi produk Nokia
yang dibuat di Finland, negara asal Nokia.

Gambar 1.2 Market Share Nokia

Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam tulisan ini adalah :
1. Temukan 10 fakta yang menyebabkan perusahaan besar seperti Nokia
dapat mengalami kesulitan besar seperti ini (5 faktor eksternal dan 5 faktor
internal),
2. Diskusikan strategi yang dijalankan dan temukan 3 penyebab yang paling
dominan, menurut Anda, yang menjadi penyebab utama kesulitan ini.
3. Berapa besar kontribusi Nokia terhadap perekonomian Finlandia dan apa
strategi Nokia ke depan.
4. Apakah ada perusahaan lain yang akan menyusul. Sebutkan data, fakta,
dan analisisnya.

Dasar Teori
1. Teori Inovasi
Nokia adalah perusahaan yang kaya akan inovasi dan berada di industri
telekomunikasi yang haus akan inovasi. Teori inovasi yang berhubungan denga
kasus Nokia adalah distruptive innovation dan innovation dilema yang
diutarakan oleh Clayton M. Christensen, seorang ahli di bidang inovasi bisnis.
Distruptive innovation adalah sebuah inovasi yang membantu munculnya
pasar baru, namun inovasi ini mengganggu pasar yang sudah ada, mengganti
teknologi yang sudah ada sebelumnya. Dalam kata lain distruptive
innovation memberikan kemajuan akan suatu layanan atau produk dengan cara
yang tidak diduga oleh pasar.
Clayton M. Christensen, seorang ahli di bidang inovasi bisnis, mengatakan
bahwa “distruptive innovation dapat merusak kesuksesan perusahaan
incumbent yang sudah memiliki respon yang baik terhadap kebutuhan
pelanggan dan didukung oleh riset yang baik.” Perusahaan incombent terkesan
terlambat menghadari distruptive innovation, mereka seolah-olah tidak
menduga bahwa ada inovasi baru yang berhasil mengalahkan layanan atau
produk yang sudah mereka kembangkan secara bertahap, hal itulah yang
disebut innovator dilema. Innovator dilema terjadi ketika suatu perusahaan
ragu dalam mengembangkan inovasi baru yang radikal karena perusahaan
tersebut masih menikmati keuntungan dari inovasi yang telah mereka lahirkan
di masa lampau, selain itu mereka juga khawatir bahwa bila mereka
menghasilkan inovasi baru yang radikal, maka inovasi tersebut akan
menghantam produk yang saat ini dianggap mampu memberikan keuntungan.
2. Teori Manajemen Strategis
Manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan
dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-
keputusan lintas fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai
tujuannya. Manajeman strategis berfokus pada usaha untuk mengintegrasikan
manajeman pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan
pengembangan serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan
organisasional. Terdapat 3 tahapan dalam manajemen strategis, yaitu
perumusan, penerapan dan penilaian strategi. Ketiganya sangat penting
perananya dalam mengantarkan perusahaan menuju tujuan yang ingin dicapai.
Perumusan strategi mencakup pengembangan visi dan misi, identifikasi
ancaman dan peluang eksternal suatu organisasi, kesadaran akan kekuatan dan
kelemahan internal, penetapan tujuan jangka panjang, pencarian strategi-
strategi alternatif dan pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan
Pada tahap perumusan strategi, terdapat faktor eksternal dan internal yang
akan mempengaruhi langkah-langkah berikutnya. Kekuatan/kelemahan
internal, ditambah dengan peluang/ancaman eksternal dan pernyataan visi misi
yang jelas, memberikan landasan untuk menetapkan tujuan dan strategi. Oleh
karena itu setiap perusahaan yang ingin mencapai semua tujuannya wajib
melakukan audit internal dan audit eksternal.
Audit eksternal menekankan pada identifikasi dan evaluasi tren dan kejadian
yang berada diluar kendali perusahaan, seperti meningkatnya persaingan luar
negeri, pergeseran populasi, semakin meningkatnya persentase masyarakat
berusia tua, ketakutan konsumen untuk bepergian, dan fluktuasi pasar saham.
Audit eksternal mengungkapkan peluang dan ancaman utama yang dihadapi
perusahaan sehingga manajer dapat memformulasi strategi untuk mengambil
keuntungan dari peluang dan menghindari atau mengurangi dampak ancaman.
Tujuan audit eksternal adalah untuk mengembangkan daftar yang terbatas
tentang peluang yang dapat memberi manfaat dan ancaman yang harus
dihindari.
Pada dasarnya hal-hal yang mempengaruhi audit internal adalah
mmanajemen, pemasaran, keuangan, penelitian, pengembangan, operasional.
Kekuatan/kelemahan internal setiap bidang bisnis adalah berbeda sebab
keadaan setiap internal perusahaan tidaklah sama antara yang satu dengan yang
lainnya.

Data & Informasi


Data dan informasi yang berhasil dikumpukan antara lain adalah :
1. Nokia dan Kompetitornya

Gambar 3.1 Turunnya Harga Saham Nokia


Gambar 3.2 iPhone dan Android

Gambar 3.3 Nokia Profit Margin dan Apple Profit Margin


Gambar 3.4 Penjualan Nokia, Samsung dan Apple

Berdasarkan gambar-gambar di atas, dapat diketahui bahwa keuntungan dan


pasar Nokia terus menurun sementara keuntungan dari Apple & Samsung,
kompetitor utamanya di dunia telefon genggam, terus
mendapatkan keuntungan Nokia dan Finlandia.
2. Pengaruh Pemerintah Finlandia
Gambar 3.5 Nokia dan Finlandia

Gambar 3.6 Total Pajak Nokia dari Total Pendapatan Pajak Finlandia

Tabel 3.1 Indikator Utama Finlandia

Berdasarkan data-data di atas, eksport Nokia sangat mempengaruhi GDP dari


Finlandia. Negara Finlandia juga mendapatkan penghasilan dari pajak yang
dibayarkan oleh Nokia setiap tahunnya. Persentase besar pajak Nokia dari total
pendapatan pajak perusahaan mencapai puncaknya pada tahun 2003 yaitu di
atas 20%. Meski terus mendapatkan pengaruh positif dari Nokia, pertumbuhan
GDP Finlandia juga sempat mengalami penurunan mulai tahun 2008
bersamaan dengan krisis Lehman Brothers.
Nokia selalu ingin menjadi yang pertama dan terdepan dalam hal inovasi.
Inovasi-inovasi yang berhasil memukau penduduk dunia ini dihasilkan oleh
Nokia melalui riset dan penelitian yang cukup mahal. Selama ini, biaya riset
dan penelitian Nokia dibantu oleh negara Finlandia melalui Tekes (The Finnish
Funding Agency for Technology and Innovation) sebagaimana ditunjukkan oleh
tabel 3.2.
3. OS Telefon Genggam
Dapat diketahui bahwa jumlah aplikasi dari OS besutan IOS milik Apple dan
aplikasi dari OS Android yang digunakan oleh Samsung memiliki jumlah yang
jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah aplikasi yang ada pada OS
Symbian maupun OS Windows Phone. Jumlah aplikasi yang beragam dapat
menjadi daya tarik terhadap pengguna telefon genggam saat ini sebab telefon
genggam saat ini tidak hanya digunakan untuk menelefon atau SMS aja, tapi
digunakan untuk hal-hal yang lain seperti bermain game on-line, memantau
harga saham, media sosial, GPS dan lain-lain.

Gambar 3.7 Jumlah User mobile OS


Grafik di atas menunjukkan bahwa jumlah pengguna OS Android dan OS IOS
terus naik dan berhasil menyusul jumlah pengguna Symbian pada 2012, pasar
menggemari telefon genggam yang menggunakan OS IOS dan Android.
Analisi & Penjelasan

Gambar 4.1 Diagram Ishikawa Nokia


Dengan menggunakan data-data pendukung & Ishikawa Diagram (Fish Bone)
di atas, diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi permasalahan Nokia yaitu :
 5 Faktor eksternal yang mempengaruhi masalah Nokia :
a) Resesi ekonomi di Eropa
b) Bantuan dari pemerintah Finlandia untuk mendanai R&D Nokia
c) Persaingan dari perusahaan lain (Samsung, Apple, HTC dan lain-lain)
d) Lokasi bisnis ritel, manufaktur & jasa dari Nokia tersebar di penjuru dunia
e) Perkembangan gaya hidup masyarakat
 5 Faktor internal yang mempengaruhi masalah Nokia :
a) Kerjasama dengan Microsoft dalam hal OS Handset Nokia
b) Tersedianya tenaga kerja ahli
c) Paten milik Nokia
d) Kemampuan Nokia berinovasi
e) Sistem kerja internal Nokia
Kemudian faktor-faktor di atas dimasukkan ke dalam matriks hubungan agar
dapat diperoleh 3 faktor yang paling mempengaruhi problem Nokia saat ini.
Dari matriks hubungan, diperoleh 3 faktor dengan nilai yang paling tinggi yaitu :
1. Kemampuan Nokia berinovasi.
2. Persaingan dari perusahaan lain (Samsung, Apple, HTC dan lain-lain).
3. Perkembangan gaya hidup masyarakat.
Kemampuan Nokia dalam berinovasi tidak perlu diragukan lagi, dengan
didukung oleh riset yang baik dan kemampuan Nokia dalam melihat apa yang
diinginkan oleh pelanggannya berhasil membuat Nokia menjadi produsen telefon
genggam nomor 1 di dunia selama 14 tahun. Perkembangan gaya hidup
masyarakat pastilah berubah dari waktu ke waktu, Nokia tetap menyadari hal
tesebut sehingga Nokia terus melakukan riset dan mengeluarkan model-model
produk baru agar masyarakat tidak meninggalkan merk Nokia. Masyarakat
mengenal Nokia sebagai produsen telefon genggam terbaik di masanya.
Bencana mulai datang ketika Apple mengeluarkan distruptive innovation, yaitu
telefon layar sentuh yang didukung oleh beragam aplikasi walaupun sebenarnya
teknologi layar sentuh milik Apple bukanlah yang pertama di dunia. Teknologi
layar sentuh telah lahir di laboratorium akademik dan korporat sejak 1960,
teknologi ini sempat dipergunakan oleh HP melalui produk komputer layar
sentuhnya, HP-150, pada 1983. Bencana bagi Nokia diperparah lagi dengan
hadirnya Samsung sebagai pengikut Apple dengan mengeluarkan telefon genggam
layar sentuh yang didukung oleh OS Android milik Google. Masyarakat kelas atas
dan menengah yang dahulu menjadi pelanggan setia Nokia mulai beralih ke Apple
dan Samsung karena inovasi dan reputasi. Sementara itu Nokia akan sulit bersaing
bila mentargetkan masyarakat kelas bawah karena di sana telefon genggam buatan
Cina sangat sulit ditandingi, terutama dari segi harga.
Sebenarnya Nokia mampu menghasilkan inovasi-inovasi dan kampanye-
kampanye yang lebih agresif ketika Nokia masih ada dipuncak, namun Nokia
mengalami apa yang disebut oleh Cyalton Christensen, seorang pakar dalam
inovasi, sebagai dilema inovator. Nokia terlena dan ragu untuk membuat inovasi
yang drastis karena khawatir inovasinya akan menghantam produk utamanya yang
pada saat itu masih laku di pasaran.
Nokia tentunya melakukan perlawanan agar mahkotanya tidak direbut oleh
perusahaan lain, Nokia mengeluarkan telefon genggam layar sentuh juga dan
menggandeng OS Windows Phone milik Microsoft. Microsoft sendiri adalah
produsen OS komputer nomor 1 di dunia, maka pilihan Nokia dalam
menggandeng Microsoft bukanlah keputusan yang salah, OS produksi Microsoft
tentunya adalah OS dengan kualitas yang baik. Kalau dilihat dari jumlah aplikasi
yang mendukung, OS Windows Phone memang kalah jauh dibandingkan jumlah
aplikasi pendukung pada OS IOS dan OS Android, namun itu hanyalah kuantitas,
bukan kualitas. Walau jumlah aplikasinya lebih sedikit, bila kualitas dan harga
dari aplikasi tersebut ekonomis atau gratis, maka OS Windows Phone ini pastilah
mampu menjadi daya tarik bagi pelanggan.
Nokia sudah mengeluarkan hampir segala kemampuan yang mereka miliki,
mulai dari mengeluarkan telefon genggam layar sentuh sampai beralih dari OS
Symbian ke OS Windows Phone. Semua itu merupakan usaha yang baik, kondisi
Nokia tentunya akan lebih terpuruk apabila strategi di atas tidak diterapkan.
Masalahnya adalah, ketika Nokia menerapkan strategi di atas, masyarakat masih
memiliki mindset bahwa Nokia merupakan produsen telefon genggam yang
nyaman digunakan untuk telefon dan SMS, bukan produsen gadget (perangkat)
multifungsi dengan kemampuan yang luas.
Nokia harus lebih agresif lagi dalam melakukan penetrasi pasar dan
pengembangan produk. Nokia harus terus melakukan penyempurnaan terhadap
produknya dengan diiringi oleh marketing yang tepat agar produk-produknya
dapat diserap dengan baik lagi oleh pasar. Masyarakat kelas menengah dan kelas
atas harus “dididik” agar menyadari bahwa Nokia bukan hanya produsen telefon
genggam biasa tapi produsen telefon genggam yang sudah sekuat dan secanggih
mini komputer, kuat untuk melakukan multitasking hal-hal yang bisa dilakukan
komputer dan sedang trend tapi dapat dibawa ke mana-mana seperti untuk social
media, email, GPS, messeger dan lain-lain. Marketing dari Nokia juga harus
digalakan ke arah peningkatan reputasi pemilik telefon genggam Nokia yang baru
sehingga orang yang menggenggam telefon genggam dengan merk Nokia
memiliki “gengsi” menjadi pemilik gadget canggih yang bisa segalanya.
Pihak manajemen Nokia juga harus meminta bantuan dan dukungan dari
pemerintah Finlandia karena bagaimanapun juga, Nokia mempengaruhi GDP
negara tersebut. Bantuan dari pemerintah tidak hanya berupa dana riset dan
pengembangan yang selama ini diberikan, manajemen Nokia dapat meminta
bantuan kepada pemerintah untuk menurunkan biaya yang diperlukan untuk
melakukan aktifitas produksi dan eksport di Finlandia mulai dari biaya masuknya
bahan baku telefon genggam, pajak hingga perizinan. Nokia juga dapat meminta
dukungan Bank milik pemerintah Finlandia untuk memberikan pinjaman lunak
bagi operator telekomunikasi atau mitra distributor Nokia yang hendak membeli
produk milik Nokia dengan syarat seluruh uang yang dipinjam tersebut digunakan
100% untuk membeli produk Nokia. Pinjaman yang diberikan oleh Bank tersebut
tentunya akan bermanfaat juga bagi negara Finlandia juga pada akhirnya.
Serupa dengan Nokia, RIM juga mengalami masalah yang serupa. Namun RIM
akan menghadapi badai yang lebih parah karena RIM nampak belum berencana
mengeluarkan inovasi apapun yang akan menjadi sesuatu yang spektakuler.
Masyarakat mengenal Blackberry produk RIM sebagai telefon genggam yang
nyaman untuk melakukan komunikasi data terutama messeger. Kelebihan utama
Blackberry adalah BBM (Blackberry Messeger) yang diluncurkan mulai 2008,
namun pada suatu titik tertentu BBM tidak akan terus menerus menjadi
keunggulan kompetitif RIM. Sampai saat ini belum ada inovasi yang dapat
menjadi calon keunggulan kompetitif baru di masa depan bagi perusahan asal
Kanada ini. Bila RIM tidak sesegera mungkin menghasilkan inovasi baru atau
kampanye untuk merubah mindset masyarakat ke suatu arah tertentu, maka RIM
akan tenggelam.

Kesimpulan & Penutup


1. Kesimpulan
 5 Faktor Eksternal yang mempengaruhi masalah Nokia adalah resesi
ekonomi di Eropa, bantuan dari pemerintah Finlandia untuk mendanai R&D
Nokia, persaingan dari perusahaan lain (Samsung, Apple, HTC dan lain-
lain), lokasi bisnis ritel, manufaktur & jasa dari Nokia tersebar di penjuru
dunia, perkembangan gaya hidup masyarakat. Sedangkan 5 Faktor Internal
yang mempengaruhi masalah Nokia adalah kerjasama dengan Microsoft
dalam hal OS Handset Nokia, tersedianya tenaga kerja ahli, paten milik
Nokia, kemampuan Nokia berinovasi, sistem kerja internal Nokia.
 3 faktor utama yang mempengaruhi permasalahan yang dihadapi Nokia
adalah kemampuan Nokia berinovasi, persaingan dari perusahaan lain
(Samsung, Apple, HTC dan lain-lain) dan perkembangan gaya hidup
masyarakat.
 Perekonomian Finlandia sangat dipengaruhi oleh kelangsungan bisnis
Nokia, Finlandia memperoleh pendapatan dari ekport dan pajak Nokia.
Finlandia juga memberikan bantuan dana riset dan pengembangan kepada
Nokia.
 Perusahaan lain yang diduga akan mengalami nasib yang sama seperti
Nokia adalah RIM.
2. Saran
 Nokia sebaiknya melakukan penetrasi pasar dan pengembangan produk
yang lebih agresif dengan melakukan penyempurnaan produknya dengan
disertai marketing yang tepat agar mindset masyarakat mengenai Nokia
dapat secepatnya bergeser.
 Nokia sebaiknya meminta bantuan kepada pemerintah Finlandia untuk
menurunkan biaya yang diperlukan untuk melakukan aktifitas produksi dan
eksport di Finlandia, selain itu Nokia juga dapat meminta dukungan
pemerintah Finlandia untuk memberikan pinjaman lunak bagi operator
telekomunikasi atau mitra distributor Nokia yang hendak membeli produk
milik Nokia.
 Agar tidak menyusul Nokia, RIM sebaiknya melakukan riset dan
pengembangan produk yang lebih baik dan cepat lagi agar dapat melahirkan
inovasi baru. Tentunya hal itu harus diimbangi dengan marketing yang tepat
sasaran dan tidak terlambat.

DAFTAR PUSTAKA
Christensen, Clayton. The Innovator’s Dilemma: When New Technologies Cause
Great Firm to Fail. Harvard Business School Press

David, Fred R. Manajemen Strategis konsep, 2009, Salemba Empa


http://aliefworkshop.com/2013/01/16/studi-kasus-nokia-dari-sudut-pandang-
manajemen-nokia/

http://newmawarsari.blogspot.co.id/2016/05/bangkrutnya-perusahaan-easment-
kodak.html

Anda mungkin juga menyukai