Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peradaban yang modern menghasilkan kehidupan baru yang maju
berkat ilmu pengetahuan dan teknologi. Tetapi di pihak lain juga
mengakibatkan kesengsaraan dan penderitaan yang besar karena
penyalahgunaan kemajuan-kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
pemenuhan nafsu pribadi. Pada dasarnya masyarakat menginginkan
perubahan dari keadaan tertentu kearah yang lebih baik dengan harapan akan
tercapai kehidupan yang lebih maju dan makmur. Namun sering orang-orang
terjebak ke dalam kemajuan-kemajuan tersebut, sehingga orangpun
kehilangan jati diri dan terlantarnya kebutuhan sepiritual sehingga mereka
tidak tahu posisi dan hubunganya dengan pencipta alam semesta ini. Maka
keberadaan tasawuf sebagai refleksi pendekatan diri kepada sang pencipta
semakin dibutuhkan dalam masyarakat modern seperti sekarang ini.
Dari sini kita sebenarnya sudah bisa berfikir dengan melihat keadaan
yang ada sekarang ini, yang kebanyakan orang-orang saat ini sudah terlampau
jauh meninggalkan bahkan menjauh dari pemikiran para sufi tersebut, dan
cenderung menuruti hawa nafsu dan memuaskannya.
Berbicara tentang solusi terhadap problema manusia di era modern
kini muncul kecendrungan masyarakat untuk mengikuti kegiatan-kegiatan
spiritual (tasawuf). Tasawuf sebagai inti ajaran Islam di era modern muncul
dengan memberi solusi dan terapi (pencegahan dan penyembuhan) dengan
cara kembali mempelajari tasawuf yaitu mempelajari metode tazkiyat al-nafs
dan mempraktekkan/mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Di
samping itu berkembang pula kegiatan-kegiatan konseling dan psikoterapi
yang dasar-dasar konselingnya secara psikologi modern, ada juga yang
memang mengambil dari metode-metode sufistik secara medis (medis
sufistik/al-thibb al-shufi).

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu tasawhuf ?
2. Bagaimanakah kehidupan masyarakat modern ?
3. Bagaimanakah peranan tasawuf dalam kehidupan modern ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui arti tasawuf.
2. Untuk mengetahui bagaimanakah kehidupan masyarakat modern.
3. Untuk mengetahui peranan tasawuf dalam kehidupan modern.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tasawuf
Menurut Solihin (2008:11) Tasawuf dikonotasikan dengan Ahl al-
Suffah. Ahl al-Suffah merupakan suatu istilah untuk menyebutkan
“Sekelompok orang pada masa Rasulullah Saw yang hidupnya diisi dengan
banyak berdiam di serambi-serambi masjid.”1 Mereka memiliki tendensi
untuk selalu mengabdikan hidupnya untuk beribadah kepada Allah SWT.
Menurut Samudi (1982) Ahl al-Suffah juga menggambarkan
kesederhanaan dan ketekunan dalam ibadah. Kata ahl al-Suffah itu sendiri
sebenarnya “mewakili sebuah setting berbentuk ruangan atau kamar di
samping masjid Madinah yang disediakan untuk para sahabat yang aktif
dalam bidang ilmiah. Mereka sahabat-sahabat Nabi Muhammad Saw yang
miskin tetapi kuat imannya. Makan dan minum mereka ditanggung oleh
orang-orang yang mampu. Orang yang pernah tinggal disini adalah Abu
Darda’, Abu Dzar, Abu Hurairah, dan sahabat yang lainya”2
Menurut Labib (2001:11) memberikan penjelasan yang sedikit
berbeda mengenai kata ahl-Shuffah yang menjadi dasar kata tasawuf ini.
Menurut beliau ahl-Shuffah mengandung makna “Orang-orang yang ikut
pindah dengan Nabi Muhammad Saw dari Kota Makkah ke Madinah dan
karena kehilangan harta berada dalam keadaan miskin dan tidak mempunyai
apa-apa. Mereka tingal di masjid Nabi Muhammad Saw dan tidur diatas
bangku batu dengan memakai pelana sebagai bantal, pelana inilah yang
disebut shuffah.”3 Sungguhpun miskin ahl-Shuffah berhati baik dan mulia.
Sifat tidak mementingkan keduniaan, miskin tapi berhati baik dan mulia
itulah sifat-sifat kaum sufi.
Menurut Solihin (2008:12) Seorang sufi adalah orang yang disucikan
dan kaum sufi adalah orang-orang yang telah mensucikan dirinya melalui
latihan berat dan lama, dan selalu memelihara dirinya dari berbuat dosa dan
1
Mohd. Solihin dan Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia, 2008, hal 11.
2
Abdullah, Samudi, Analisa Kritis Terhadap Tasawuf, Surabaya: Bina Ilmu, 1982.
3
Labib, Memahami Ajaran Tasawuf, Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 2001, hal 11.

3
maksiat. Tasawuf dikonotasikan dengan Shaf Tasawuf diindikasikan berasal
dari kata shaf. Shaf mengandung makna barisan dalam shalat. “Makna shaf
disini dinisbahkan kepada orang-orang yang ketika shalat selalu berada pada
shaf yang paling depan.” 4

B. Kehidupan Masyarakat Modern


Menurut Abdullah (1997 : 279) Masyarakat modern terdiri dari dua
kata, yaitu masyarakat dan modern. Dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia, W.J.S. Poerwadarminta mengartikan masyarakat sebagai
pergaulan hidup manusia (himpunan orang yang hidup bersama disuatu
tempat dengan ikatan-ikatan aturan yang tentu). Sedangkan modern diartikan
yang terbaru, secara baru, mutakhir. Dengan demikian secara harfiah
masyarakat modern berarti suatu himpunan orang yang hidup bersama
disuatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan tertentu yang bersifat mutakhir.5
Menurut Mulyadhi (2006 : 264) Pandangan dunia sekuler, hanya
mementingkan kehidupan duniawi, telah secara signifikan menyingkirkan
mereka dari segala aspek spiritualitas. Akibatnya mereka hidup secara
terisolir dari dunia-dunia lain yang bersifat nonfisik, yang diyakini adanya
oleh para sufi. Mereka menolak segala dunia nonfisik seperti dunia imajinal
atau spiritual sehingga terputus hubungan dengan segala realitas-realitas yang
lebih tinggi daripada entitas-entitas fisik. Bagi mereka, kehidupan dimulai di
dunia ini dan berakhir juga di dunia ini, tanpa tahu dari mana ia berasal dan
hendak kemana setelah ini ia pergi. Akibatnya, mereka hanya berkutat di satu
dunia ini saja, seakan mereka tidak pernah punya asal dan tempat kembali.6
Keterputusan spiritual yang seperti itu membuat manusia modern juga
kehilangan kontak mereka dengan Tuhan, sumber dari segala yang ada.
Sementara bagi para sufi, Tuhan adalah Alfa dan Omega, Asal dan Tempat
Kembali. Bagi banyak orang modern Tuhan hanyalah dipandang sebagai
penghalang bagi penyelenggaraan diri mereka, dan kebebasan yang

4
Mohd. Solihin dan Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia, 2008, hal 12.
5
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1997), hlm. 279
6
Mulyadhi Kartanegara, Menyelami Lubuk Tasawuf, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006), hlm. 264

4
menyertainya. banyak orang modern Tuhan hanyalah dipandang sebagai
penghalang bagi penyelenggaraan diri mereka, dan kebebasan yang
menyertainya.
Akibat dari keterputusan ini, manusia modern mengalami gelisah dan
sebangsanya, karena mereka tidak lagi mengarahkan jiwanya kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang menjadi sumber ketauhidan manusia tetapi bertumpu
kepada beraneka benda-benda fisik, yang selalu timbul tenggelam, oleh
karena itu benda-benda tersebut tidak pernah memberi kepuasan dan
ketenangan kepada mereka. Dan dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan
dan teknologi (iptek) ini juga akan berbahaya jika berada ditangan orang yang
secara mental dan keyakinan agamanya belum siap. Mereka dapat
menyalahgunakan teknologi untuk tujuan-tujuan yang mengkhawatirkan.
Mereka belum memahami bahwa iptek juga merupakan sumber dari berbagai
ilmu pengetahuan yang bersifat positif yang bisa mereka manfaatkan isinya.
Menurut Husen Nasr (seorang ulama Iran) dalam Amin (1999 : 112)
menyatakan bahwa akibat masyarakat modern yang mendewa-dewakan ilmu
pengetahuan dan teknologi menjadikan mereka berada dalam wilayah
pinggiran eksistensinya sendiri, bergerak menjauh dari pusat, sementara
pemahaman agama yang berdasarkan wahyu mereka tinggalkan, hidup dalam
keadaan sekuler. Masyarakat yang demikian adalah masyarakat barat yang
dikatakan the post industrial society telah kehilangan visi keilahian.
Masyarakat yang demikian ini telah tumpul penglihatan intelectusnya dalam
melihat realitas hidup dan kehidupan.7

C. Peran Tasawuf Pada Masa Modern


Menurut John (2000:11) Modernitas senyatanya tidak hanya
menghadirkan dampak positif, tapi juga dampak negatif. Sementara
modernitas dengan niscaya terus bergerak dengan tanpa memperdulikan
apakah di balik gerakannya terdapat bias negatif. Modernitas yang merupakan
kristalisasi budi daya manusia adalah keharusan sejarah yang tak

7
Amin Syukur, Menggugat Tasawuf, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 112
8
John Naisbitt dan Patricia Aburdene, Megatrends 2000, New York: Ten new directions for the,
1990, hal 11.

5
terbantahkan, dengan demikian satu-satunya yang dapat dilakukan adalah
menjadi partisipan aktif dalam arus perubahan modernitas, sekaligus
membuat proteksi dari akses negatif yang akan dimunculkan. John Naisbitt
dan Patricia Aburdene mengatakan bahwa dalam kondisi seperti ini, maka
agama merupakan satu tawaran dalam kegersangan dan kehampaan
spiritualitas manusia modern.8
Kondisi kekinian telah membawa orang jauh dari Tuhannya. Untuk
itu, jalan untuk membawanya kembali adalah dengan menginternalkan nilai-
nilai spritual (dalam Islam disebut tasawuf) atau membumikannya dalam
kehidupan masa kini.
Salah satu tokoh era modern yang begitu sungguh-sungguh
memperjuangkan internalisasi nilai-nilai spritual Islam adalah Sayyid Husein
Nashr. Ia melihat datangnya malapetaka dalam manusia modern akibat
hilangnya spritualitas yang sesungguhnya inhern dalam tradisi Islam. Bahkan
beliau juga menyesali tindakan akomodatif dari kalangan modernis dan
reformis dunia Islam yang telah berakibat menghancurkan seni dan budaya
Islam serta menciptakan kegersangan dalam jiwa seorang muslim.
Seseorang bisa dikatakan bertasawuf jika mengetahui langkah-langkah
menjadi seorang sufi, tentu sebagian besar anggapan orang-orang modern
mengatakan sulit dalam hal penerapan / aplikasinya dalam kehidupan sehari-
harinya. Berikut akan coba kami uraikan beberapa aplikasi tasawuf yang
setidaknya bisa kita jadikan sebagai langkah awal / kiat mengenal diri kita ini
untuk kebaikan hidup ke depannya, tentunya juga berdasar dengan sumber
referensi yang ada. Yakni sebagai berikut:
1. Zuhud
Secara bahasa adalah bertapa di dunia, adapun secara istilah yaitu
bersedia untuk melakukan ibadah, dengan berupaya semaksimal mingkin
menjahui urusan duniawi dan hanya mengharapkan kerihdoan Allah
SWT. Dan zuhud dalam aplikasinya dalam kehidupan ini ternyata
mampu melahirkan suatu maqam dan cara hidup yang kebanyakan oleh
ahli tasawuf dikatakan sebagai sesuatu yang telah dicapai setelah maqam
taubah, karena orang yang benar-benar zuhud pastinya telah

6
meninggalkan symbol-symbol duniawi dengan pandangan hidup di dunia
tak lebih hanya sebatas permainan, mampir ngombe, canda gurau dan
sebagai ladang beribadah.
Pengertian zuhud secara lebih luas, zuhud sebenarnya bukan
meninggalkan kehidupan dunia secara keseluruhan, melainkan tetap
mencari penghidupan duniawi, akan tetapi hanya sebatas untuk
memenuhi keperluan hidup ala kadarnya, mereka bekerja dengan niat
untuk menafkahi keluarga, yang merupakan kewajiban seorang suami
atas anak dan istrinya, dan itu semua hanya untuk mencari ridlo-Nya,
agar kelak besok lepas dari pertanggung jawaban di akhirat. Dengan kata
lain, zuhud merupakan upaya penyeimbangan kehidupan akhirat dan
dunia.
Dalam Al-Qur’an sendiri juga telah menyinggung konsep dalam
aplikasi zuhud, coba perhatikan QS. Al-An’am (6):32 berikut.

             

 

Artinya : “Dan tiadalah kehidupan dunia ini selain dari main-maindan


sendau gurau belaka, dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi
orang-orang bertaqwa; tidakkah kamu memahaminya?”

Diperkuat juga dengan sabda Nabi pada matan hadits berikut:


“Berzuhud di dunia, menyamankan hati dan badan, sedangkan
kegemaran akan dunia, memperbanyak kesedihan dan kegundahan.”
Selain itu terdapat perintah untuk berzuhud pula dalam matan hadist nabi:
ُ ‫الد ْنيا ُي ْحب ْبك‬
.‫هللا‬ ُّ
‫ف‬
ّ ْ ْ
ِ ِ ِ ‫ِازهد‬
‫ِل‬
ِ
“Berzuhudlah di dunia wahai hamba Allah, niscaya Allah akan
mencintaimu.”
Pengertian zuhud secara lebih luas, zuhud sebenarnya bukan
meninggalkan kehidupan dunia secara keseluruhan, melainkan tetap
mencari penghidupan duniawi, akan tetapi hanya
sebatas untuk memenuhi keperluan hidup ala kadarnya, mereka bekerja
dengan niat untuk menafkahi keluarga, yang merupakan kewajiban

7
seorang suami atas anak dan istrinya, dan itu semua hanya untuk mencari
ridlo-Nya, agar kelak besok lepas dari pertanggung jawaban di akhirat.
Dengan kata lain, zuhud merupakan upaya penyeimbangan kehidupan
akhirat dan dunia.
2. Tawakkal
Tawakal adalah kesungguhan hati dalam bersandar kepada Allah
Ta’ala untuk mendapatkan kemaslahatan serta mencegah bahaya, baik
menyangkut urusan dunia maupun akhirat. Seperti yang terdapat dalam
QS. Ath-Thalaq (65) : 3 yang berbunyi:
“Barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan
mencukupkan keperluannya”
Beliau Nabi Muhammad SAW juga bersabda:
َّ ُ ُ ْ َ ْ ُ َ ُّ َّ
ً ‫الط ْي ت ْغ ُد ْوا خم‬ َ ُ ْ َّ ْ َ
‫اصا وت ُر ْو ُح‬ ِ ِ ‫لوتوكلت ْم عل‬
‫هللا حق توك ِل ِه لرزقكم كما يرزق‬
ً
.‫ِبطانا‬
“Sekiranya kamu bertawakkal kepada Allah SWT, dengan sebenar-benarnya
tawakkal, niscaya Dia memberi kamu rizki seperti Dia memberinya kepada
kawanan burung yang berangkat di pagi hari dalam keadaan lapar dan
kembali pulang di sore hari dalam keadaan kenyang.”

Jadi pada dasarnya inti dari aplikasi kita yang kedua ini adalah
kesadaran hati bahwa segala sesuatu berada di tangan Allah SWT, yang
bermanfaat ataupun yang bermudharat, yang menyenangkan maupun
menyusahkan. Mewujudkan tawakkal bukan berarti meniadakan usaha
(ikhtiyar), karena Allah telah memerintahkan hamba-hambaNya untuk
berusaha sekaligus bertawakkal, yakni berusaha dengan seluruh anggota
badaan dan bertawakkal dengan hati merupakan perwujudan iman kepada
Allah.
3. Ikhlas
Ikhlas menurut KH. Ahmad Rifa’i didefinisikan sebagai berikut: ikhlas
secara bahasa adalah bersih, sedangkan menurut istilah adlah membersihkan
hati agar ia menuju kepada Allah semata dalam melaksanakan ibadah, dan
hati tidak boleh menuju selain kepada Allah. Maka dapat kita tarik persepsi
bahwa ikhlas sendiri inilah yang menunjukkan kesucian hati untuk menuju

8
hanya kepada Allah, karena apa, karena Allah tidak menerima ibadah seorang
hamba kecuali dengan niat ikhlas karena Allah semata dan perbuatan itu
haruslah sah dan benar menurut syari’ah islam.
4. Qona’ah dan Sabar
Qona’ah diartikan sebagai kepuasan jiwa seberapa pun rezeki yang
dimilikinya, sedikit maupun banyak, diterima dengan penuh rasa syukur.
Dengan demikian sikap Qona’ah itu bisa terwujud dengan cara menemukan
kecukupan di dalam apa yang dimiliki dan tidak menginginkan apa yang
tidak dimilikinya tersebut.
Kemudian yang selanjutnya adalah Sabar, yang
diartikan sebagaiketeguhan hati dalam menghadapi kesulitan hidup. Dalam
perjalanan hidup, senang dan susah datang silih berganti. Seperti dalam QS.
Al-Baqarah (2):155
“Dan sesungguhnya akan kami berikan percobaan yang sedikit
kepada kamu, seperti ketakutan, kelaparan, kekurangan harta jiwa dan
buah2han. Kemudian sampaikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang
sabar.”

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari beberapa uraian yang sedikit banyak telah disampaikan diatas,
maka kami dapat menarik kesimpulan bahwa:
1. Bertasawuf adalah upaya melatih jiwa dan mental dengan berbagai
kegiatan yang dapat membebaskan dirinya dari pengaruh dunia,
sehingga tercermin akhlak yang mulia dan dekat dengan Allah SWT,
dengan kata lain, tasawuf adalah kegiatan yang berhubungan dengan
pembinaan mental rohaniah agar selalu dekat dengan Tuhan.
2. Disorientasi manusia modern disebabkan oleh krisis spiritual yang
diakibatkan oleh manusianya itu sendiri karena beberapa faktor,
teknologi, budaya, faktor fisik dan lainnya. Yang selanjutnya akan
muncul antara lain adalah adanya perasaan terasing / teralienasi baik
dari diri sendiri, alam sekitar dan tuhan pencipta Alam.
3. Aplikasi tasawuf dalam kehidupan yang serba modern yang berhasil
kami angkat dalam tema pada pertemuan kali ini adalah terdiri dari 4
aplikasi, yakni dimulai dari Zuhud, Tawakkal, Ikhlas, serta Qona’ah dan
Sabar.

B. Saran-saran
Kami menyakini bahwa dalam penulisan dan penyusunan makalah ini
masih terdapat banyak sekali kekurangan karena murni berasal dari
kelemahan, kekurangan serta keterbatasan kami dalam mencari sumber
referensi dan menyajikan kepada pembaca semua. Maka dari itu kritik dan
saran dari saudara/i pembaca yang sifatnya membangun senantiasa kami
harapkan untuk bahan koreksi dan pembenahan kami selanjutnya.

10

Anda mungkin juga menyukai