Anda di halaman 1dari 3

Nurhamelia

1205030166

6-E

UAS AKHLAK TASAWUF

1. Ada sebagian kalangan yang beranggapan bahwa kemunduran dunia Islam di abad
pertengahan bahkan sampai sekarang yang diakibatkan oleh pemikiran tasawuf Al Ghazali.
Sebutkan pemikiran Al Ghazali tersebut dan bagaimana menurut pandangan saudara?
2. Bagaimana perspektif saudara tentang tasawuf modern Hamka?

Jawaban:

1. Bantahan Al-Ghazali terhadap filsafat di zamannya itu karena pada zaman itu
penguasanya sangat memperhatikan ilmu pengetahuan tetapi umat Islam yang hanya
disuguhi oleh pertunjukkan pemikiran filsafat Barat. Kemudian adanya anggapan yang
mengatakan bahwa kemunduran dunia Islam dipatokkan oleh Al-Ghazali bagi saya anggapan
itu keliru dikarenakan masih ditemukannya temuan-temuan ilmiah yang berlandasakan
filsafat islam. Walaupun kuantitasnya yang dibandingkan dengan karya ilmiah umum (barat)
itu lebih sedikit bahkan memang dipandang suram (Jailani, 2018). Istilah filsafat islam ini lahir
di kalangan masyarakat ketika Al-Ghazali hidup yaitu golongan aliran pemikiran al-
mutakallimun atau ahli ilmu kalam yang lahir karena adanya perkenalan dunia Islam dengan
pemikiran filsafat Yunani dalam perkembangan ilmu kalam saat itu (Pakar, 2013). Perlu dilihat
dari historis kehidupan Al-Ghazali bahwa dirinya hidup diantara beragamnya situasi kultural
dan struktural masyarakatlah yang ikut menjadi pengaruh dari konstruksi pemikiran tasawuf
di babak kedua hidupnya (Zaini, 2016). Babak pertama kehidupan Al-Gazhali ketika dirinya
hidup yang relative terbilang mewah saat itu menjadi guru besar di universitas Nizhamiyah di
usianya yang muda, menjadi penasihat perdana menteri di kerajaan Nizham al-Muluk dan
lain-lain. Kemudian babak kedua hidup beliau dijalankan melalui jalan tasawuf karena
merasa syakk atau ragu-ragu atas segala kebenaran yang ia ketahui. Selain itu pada zaman
beliau hidup yang menjadi salah dua konstruksi pemikiran tasawufnya karena adanya
keragaman aliran dalam agama Islam seperti pengikut aliran ilmu kalam, aliran kebatinan,
aliran filsafat, dan aliran sufi (Marhani, 2021). Masa hidup beliau juga memang pada saat
akhir periode klasik Dinasti Abbasiyah yang tengah mengalami keruntuhan kekuasaan karena
faktor kelemahan otoritas pusat ke daerah-daerah karena semakin luasnya wilayah Dinasti
Abbasiyah dan lain-lain yang merupakan faktor internal.
Di dalam (Rosia, 2018), karya-karya beliau dijadikan sebagai objek kajian di beberapa
Lembaga Pendidikan Islam, hal ini menurut saya menjadi sorotan untuk menentang
anggapan bahwa kemunduran dunia Islam disebabkan oleh Al-Ghazali itu keliru. Buktinya
kitab-kitab al-ghazali banyak dipakai Lembaga Pendidikan Islam untuk mengkaji agama dan
Imam al-ghazali memiliki tempat atau kedudukan yang istimiewa di hadapan umat muslim.
Menurut saya, pemikiran tasawuf Al-Ghazali yang dipengaruhi oleh pengalaman hidup dan
lingkungan sekitar, mengantarkan ajaran kepada kita saat ini bahwa dengan hidup melalui
jalan tasawuf yang melahirkan moralitas dan ketenangan serta bekal pengetahuan dunia
akan menjadi jembatan yang mengantarkan kita menjadi seseorang yang berwawasan luas
yang sanggup menjalani kehidupan dalam menentukkan yang baik dan yang buruk agar tidak
terjerumus pada hal-hal yang salah yang keluar dari koridor Islam.
2. Salah satu maqamat menuju taswuf adalah zuhud atau hidup sederhana. Menurut
Hamka pada tasawuf modern, zuhud ini diartikan tidak hanya sederhana saja melainkan siap
menjadi miskin sekalipun. Dan menurut Hamka juga zuhud ini bukan berarti seseorang
menutup diri dari dunia (Al Faruqi & Al-Qossam, 2021). Justru menurut saya mengeksplorasi
dunia terutama Pendidikan pengetahuan perlu dikuasi oleh umat Islam untuk
membangkitkan kembali masa kejayaan dunia Islam. Tetapi, disamping itu perlu diiringi oleh
jalan tasawuf bagi setiap umat Muslim untuk mengimbangi jiwa keduniannya. Dalam tasawuf
Hamka, tauhid sangat diutamakan agar setiap umat islam merasa dekat kepada Tuhan dalam
hatinya. Yang dimana hal ini penting bagi saya agar menjalani kehidupan dunia ditentukan
baik buruknya dengan mengingat Allah yang ada di hati kita, apakah perbuatan yang akan
dilakukan ini sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan atau tidak jika kita merasa Allah ada
dalam hati kita. Mengingat era modern sekarang terjadi fenomena hedonisme yang
mengakibatkan diri gelisah dengan kekayaan yang semakin banyak dan takut diambil orang
lain (Widiastuti et al., 2007). Di dalam (Nur Azizah & Miftakhul Jannah, 2022), krisis spiritual,
ekologi, gap sosial, krisis moral, kriminalitas tengah menghantui dunia modern saat ini. Yang
mana jika kita tidak hati-hati dalam menghadapinya, tak menutup kemungkinan individu
tersebut akan masuk ke jurang kesesatan. Hal-hal seperti itu dibutuhkan penyucian jiwa atau
kalbu (tasawuf) yang menurut pemikiran tasawuf modern Hamka, tasawuf dilandaskan
kepada kemurnian atau kejernihan hati yang akan merefleksikan dampak positif terhadap
sikap atau perilaku individu tersebut. Dan bagi saya, tasawuf modern Hamka relative akan
berguna di zaman modern saat ini dimana sesuai dengan karakteristik tasawuf modernnya
yaitu Hamka yang ingin setiap umat Islam tidak terjerumus kesesatan dan tidak
menyalahartikan konsep zuhud semata-mata meninggalkan dunia itu salah (Salihin, 2016).
Bahwa Hamka tidak menginginkan orang-orang melihat ekonomi umat Islam ini lemah atau
miskin, justru berlomba-lomba mendapatkan harta dunia seharusnya dikembalikan
pemakaiannya sesuai dengan koridor Islam (syari’at) bukan semata-mata mengikuti nafsu
semata. Apa yang di katakana Hamka dalm bukunya di dalam (Arifan, 2009), “Bila anda
menjadi insyinyur, peneliti, ahli kapal terbang lalu hidup ditengah umat manusia, pintarkan
mereka, cari kekayaan yang halal sebanyak-banyaknya, bangun Kerjasama yang baik.
Bertebaranlah dimuka bumi. Itulah Tasawuf dari al-Qur’an”.

Referensi:

Al Faruqi, A. R. H., & Al-Qossam, M. I. (2021). Tasawuf Modern Menurut Hamka; Studi Analisis
Terhadap Tasawuf Klasik. Jurnal Aqidah-Ta, 85.

Arifan, F. A. (2009). Intisari Tasawuf Buya Hamka. Tasawuf, 11–14.

Jailani, I. A. (2018). Kontribusi Ilmuwan Muslim Dalam. Jurnal THEOLOGIA, 29(1), 165–188.

Marhani. (2021). Relevansi Pemikiran Akhlak Al Ghazali Dalam Kehidupan Sosial Masyarakat (J. Amin
(ed.); 1st ed.). IAIN Parepare Nusantara Press.

Nur Azizah, & Miftakhul Jannah. (2022). Spiritualitas Masyarakat Modern Dalam Tasawuf Buya
Hamka. Academic Journal of Islamic Principles and Philosophy, 3(1), 85–108.
https://doi.org/10.22515/ajipp.v3i1.5007

Pakar, S. I. (2013). Tokoh-Tokoh Tasawuf dan Ajarannya. In Book (1st ed.). deepublish.

Rosia, R. (2018). PEMIKIRAN TASAWUF IMAM AL-GHAZALI DALAM PENDIIDKAN SILAM. Inspirasi,
1(3), 86–104. https://belajarbersamavika.blogspot.com/2020/07/objek-pendidikan-islam.html

Salihin. (2016). Pemikiran Tasawuf Hamka Dan Relevansinya Bagi Kehidupan Modern. Manthiq, 1(2),
179–190.

Widiastuti, I., Hasyim, S., & Mustafa, M. (2007). KONTRIBUSI TASAWUF MODERN BUYA HAMKA
TERHADAP PROBLEMATIKA KONTEMPORER.

Zaini, A. (2016). Pemikiran Tasawuf Imam Al-Ghazali. Esoterik: Jurnal Akhlak Dan Tasawuf, 2(1), 146–
159. https://doi.org/10.21043/esoterik.v2i1.1902

Anda mungkin juga menyukai