Anda di halaman 1dari 25

Proposal

Pengembangan teaching factory produk bandeng tanpa duri ( batari) dan benih ikan air tawar

Sekolah menengah kejuruan (smk) negeri 3 tarakan


Dinas pendidikan dan kebudayaan provinsi kalimantan utara
2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan taufik hidayah,
rahmat serta karuniaNya. Kami team pengembang program teaching factory di SMKN 3
Tarakan telah menyusun proposal program pelaksanaan teaching factory.
Proposal program pelaksanaan teaching factory di SMKN 3 Tarakan merupakan
perwujudan harapan kami agar program itu bisa dilaksanakan di sekolah kami, sehingga
harapan kami kepada pihak yang berkompeten dan berwewenang dengan program
tersebut mohon perkenannya dapat menyetujui dan mengabulkan proposal ini.
Patut kiranya team pengembang program pelaksanaan teaching factory di SMKN
3 Tarakan menyampaikan banyak terimakasih atas segala perhatian, bantuan, dan
persetujuannya terhadap SMKN 3 Tarakan untuk dapat melaksanakan program teaching
factory, ungkapan terimakasih ditujukan kepada yang terhormat:
1. Direktur PSMK di Jakarta
2. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Utara
3. Semua pihak yang telah mendukung kami
Proposal program pelaksanaan teaching factory yang kami susun merupakan
informasi awal, gambaran pelaksanaan program teaching factory di SMKN 3 Tarakan,
sehingga dengan harapan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk mendapat
persetujuan dari pihak yang terkait. Atas perkenannya semoga Allah SWT dapat
memberikan kebaikan kepada kita. Amin.

Tarakan, 6 Januari 2021


Kepala SMKN 3 Tarakan

Syahrani, S.Pi

NIP. 19780829200521002
PROFIL

A. Deskripsi Umum
Nama unit kerja : SMKN 3 Tarakan

SK Pendirian Sekolah : Nomor : 425/HK-V/144/2003


Alamat : Jl. Karya Bersama Bukit Mandiri RT 18. Juata Laut. Tarakan Utara.
Provinsi Kalimantan Utara
E-mail : smk3.tarakan@gmail.com
Jenis kerja : Teaching factory
Program Keahlian : Agribisnis Perikanan (AP), Agribisnis Pengolahan Hasil Perikanan
(APHPI)

B. Riwayat Unit Kerja


Teaching factory merupakan perpaduan konsep pembelajaran berbasis kompetensi
dan berbasis produksi dan jasa. SMKN 3 Tarakan rmerupakan lembaga pelaksana
program teaching factory khususnya di bidang Nautika dan Teknika Kapal
Penangkap Ikan, Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan, Serta
Agribisnis Perikanan.

C. Visi dan Misi Unit Kerja


1. Visi
“Berkarakter, Unggul di bidang Kemaritiman, Agribisnis dan
Agriteknologi”
2. Misi
a. Membangun Karakter warga sekolah yang religius dan Berjiwa Pancasila
b. Membangun kompetensi siswa untuk mempersiapkan lulusan yang siap kerja dan
berjiwa wirausaha
c. Mewujudkan sarana dan prasarana yang memenuhi standar industri
d. Membangun Link and Super Match dengan Dunia Kerja lokal, Nasional dan
Internasional
e. Mewujudkan managemen sekolah yang berbasis ISO 2015
D. Struktur Organisasi
1. Penanggung Jawab : Syahrani, S.Pi
2. Ketua : Muhammad, S.Pi
3. Sekretaris : Rumia, S.Pi, M.Pd
4. Bendahara : Novita Sari, S.Pi
5. Kepala Program Agribisnis Perikanan : Erlina Subekti S.Pd
6. Kepala Program APHPI : Masdianto, MP

E. Jenis Produk
Di SMKN 3 Tarakan jenis usaha yang ditonjolkan yakni di bidang Pengolahan
Hasil Perikanan berupa Produk BATARI (bandeng tanpa duri) dan Agribisnis perikanan
berupa benih ikan air tawar (lele, patin nila dan mas) yang memiliki peluang bisnis yang
sangat menjanjikan mengingat potensi kota Tarakan yang kaya akan ikan
Bandeng untuk diolah oleh siswa juga potensi benih ikan air tawar dimana di kota
Tarakan belum memiliki Balai Benih Ikan khususnya ikan ait tawar sehingga
menjadi peluang bagi sekolah untuk mengembangkan potensi tersebut

F. Volume Produksi

Volume produksi untuk produk Batari menyesuaikan dengan permintaan


pelanggan. Secara teknis siswa mampu mengerjakan 50 kg / hari bahan baku dan
biasanya menjadi BATARI sebanyak 30-35 kg.

Sedangkan untuk produksi benih ikan air tawar khususnya ikan lele mampu
memproduksi sekitar 20.000 -50.000/siklus

G. Kwalitas produk

Selama proses penjualan ke konsumen produk Teaching Factory dari SMKN 3


Tarakan tidak pernah mengalami komplain dari konsumen hal ini membuktikan
bahwa kwalitas produk dapat diterima oleh konsumen dan secara berkala akan
ditingkatkan baik secara pengawasan maupun mutu produk
H. Analisis Pasar
SMKN 3 Tarakan berada di wilayah Kecamatan Tarakan utara dimana masih
sedikit kompetitor-kompetitor yang bergerak di bidang usaha yang sama,
sehingga menjadi peluang yang sangat bagus untuk dikembangkan. Dengan
inovasi yang baik pelayanan yang sopan, santun, cepat, tanggap, tepat, harga
yang bersaing, lingkungan yang sehat dan higienis kami yakin produk yang kami
miliki mampu bersaing dan laku di pasaran.

I. Pengintegrasian dengan Pelajaran

Pelaksanaan program teaching factory di SMKN 3 Tarakan, mengaplikasikan


kegiatan pembelajaran dan kegiatan produksi secara seimbang sehingga siswa
memiliki bekal pengetahuan dan skill yang memadai untuk menghadapi dunia
kerja yang semakin ketat persaingannya.

J. Pengembangan SDM Guru

Guna menghasilkan siswa yang memimiliki skill yang handal, maka mutu guru
sebagai tenaga pendidik juga akan ditingkatkan melalui program magang di
industri sehingga guru juga memiliki kamampuan dalam mendidik dan membina
siswa untuk menjadi tenaga kerja siap pakai .

K. Perkiraan Pembiayaan pengembangan Teaching Factory (Terlampir)


L. Rencana Pemasaran
Berbagai jenis usaha produk SMKN 3 Tarakan sudah memiliki pelanggan
tetap, dan untuk memperluas cakupan pemasaran produk, maka kami akan
melakukan kegiatan pemasarannya dengan membuat brosur, spanduk, website,
dan online shop
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada saat ini pendidikan kejuruan sedang dihadapkan dengan
permasalahan yang serius yaitu tidak terserapnya lulusan SMK oleh industri.
Dalam UU No. 20 tahun 2003, bab 2, pasal 3 sudah dirumuskan bahwa
“pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.
Merujuk pada fungsi pendidikan di atas, maka peningkatan keahlian
sumber daya manusia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan
perkembangan zaman yang semakin global. Pendidikan merupakan ujung tombak
dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pihak-pihak yang terlibat
dalam proses pendidikan harus berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan
kuantitas. Upaya pengembangan tersebut harus terprogram dan melalui jalur yang
tepat agar yang dihasilkan benar-benar bermutu dan kompeten serta bisa bersaing
dalam dunia global.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahan SMK adalah lembaga
pendidikan yang berfungsi sebagai lembaga pencetak tenaga terampil dan
kompeten di bidangnya harus bisa selaras dengan kebutuhan dunia industri untuk
bisa bersaing. Oleh karena itu peningkatan sumber daya manusia (skill/keahlian)
harus menjadi prioritas utama dalam rangka meningkatkan kualitas lulusannya.
Rendahnya kualitas lulusan SMK dapat berakibat produktivitas tenaga
kerja menengah yang terampil di dunia industri semakin terpuruk. Kepercayaan
dunia industri semakin berkurang sehingga lulusan yang terserap juga sedikit.
Banyak faktor yang menjadi penyebab baik internal maupun eksternal,
diantaranya adalah kurangnya sarana dan prasarana pendidikan, kurangnya biaya
pendidikan, kurangnya kinerja guru, dan rendahnya kualitas guru.
Kondisi tersebut secara tidak langsung dapat berakibat SMK tidak siap
dalam menghasilkan lulusan yang berkualita, seharusnya SMK dalam
pelaksanaan pendidikannya mengutamakan pendidikan skill para siswanya. Untuk
mencapai hal tersebut SMK harus memprioritaskan pengembangan sistem
pendidikan yang berorientasi pada peningkatan lulusan yang benar-benar
profesional, memiliki etos kerja, disiplin, dan berkarakter. Untuk mewujudkan
tujuan tersebut, maka pendidikan yang paling sesuai adalah pendidikan yang
berorientasi pada dunia industri. Oleh karena itu SMK harus bisa mencari satu
model pembelajaran yang tepat, dan sesuai dengan harapan dunia industri. Salah
satu model pembelajaran yang cocok adalah dengan menerapkan teaching factory
dalam proses belajar di SMK.
Program teaching factory (TEFA) merupakan perpaduan pembelajaran
yang sudah ada yaitu, competensi based training (CBT), dan production based
training (PBT), dalam pengertiannya bahwa suatu proses keahlian atau
keterampilan (life skill) dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan
standar bekerja yang sesungguhnya. Untuk menghasilkan produk yang sesuai
dengan tuntutan dunia industri (pasar/konsumen). Teaching factory merupakan
model pembelajaran yang berorientasi kepada bisnis dan produksi. Aplikasi
program teaching factory adalah dengan cara memadukan konsep bisnis dan
pendidikan kejuruan sesuai dengan kompetensi keahlian yang relevan, misalnya
pada kompetensi pengolahan hasil perikanan melalui kegiatan proses cabut duri
ikan bandeng serta produksi benih ikan air tawar yang dikerjakan oleh siswa.
Sebagai perwujudan nyata/implementasi dari program teaching factory
SMKN 3 Tarakan Provinsi Kalimantan Utara menerapkan konsep teaching
factory dalam kegiatan pemebelajaran sekolah. Untuk mendukung program ini
SMKN 3 Tarakan bermitra dengan:
1. Rumah Makan Torani
2. CV. Cahaya Bandeng
3. UKM. Miracle
4. CV. Cahaya Sulawesi
5. Mitra Tambak Mandiri
6. PT. Fisherindo Tarakan Sipatuo
7. CV. Cahaya Mandiri Utama

Dalam penyelanggaraan kegiatan teaching factory melibatkan guru dan


siswa. Melalui metode ini siswa dan guru mendapat pengalamn langsung karena
didampingi oleh instruktur yang sudah berpengalamn dari pihak industri.
Program teaching factory merupakan langkah positif yang ditawarkan oleh
pihak SMKN 3 Tarakan kepada siswa dan orangtua/wali murid untuk
mengembangkan jiwa enterprener, dengan harapan siswa lulusan SMKN 3
Tarakan dapat langsung masuk dunia kerja.

B. Maksud dan Tujuan


Implementasi program teaching factory di SMKN 3 Tarakan merupakan
kegiatan pembelajaran dimana para siswa secara langsung melakukan kegiatan
produksi baik berupa barang maupun jasa di dalam lingkungan sekolah. Barang
atau jasa yang dihasilkan memiliki kualitas sehingga memiliki nilai jual dan
diterima oleh masyarakat atau konsumen.
Adapun yang menjadi tujuan program teaching factory di SMKN 3 Tarakan
adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kompetensi lulusan
2. Meningkatkan jiwa interprenership lulusan
3. Menghasilkan produk barang atau jasa yang memiliki nilai tambah
4. Meningkatkan sumber pendapatan sekolah
5. Meningkatkan kerja sama dengan industri atau dunia bisnis yang relevan
C. Pelaksanaan Program
Pelaksanaan program teaching factory di SMKN 3 Tarakan, akan
melibatkan semua warga sekolah guna meningkatkan kapasitas baik jumlah
maupun mutu dari produk Teaching factory. Pelaksanaan kegiatan rencana akan
dimulai kembali di semester genap tahun pelajaran 2021-2022

D. Team Pelaksana
1. Susunan team pengembang program teachimg factory SMKN 3 Tarakan
adalah sebagai berikut:
a. Penanggung Jawab : Syahrani, S.Pi
b. Ketua : Muhammad, S.Pi
c. Sekretaris : Rumia, M.Pd
d. Bendahara : Novita Sari, S.Pi
e. Keprog Agribisnis Perikanan : Erlina Subekti, S.Pd
f. Keprog APHPA/APHPI : Masdianto, MP
g. Kepala Unit Produksi BATARI : Longnan Simorangkir, S.STPi
h. Kepala Unit Produksi Benih Ikan : Sudirman Kanna, S.Pi
i. Teknisi umum : Rudiyansyah
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM

A. Mekanisme/Strategi pelaksanaan
1. Manajemen
Sebagai tahap awal untuk pelaksanaan program teaching factory di
SMKN 3 Tarakan membentuk team pengembang program teaching
factory dimana team ini akan mendorong suksenya kegiatan teaching factory
di SMKN 3 Tarakan.

Team ini bekerja dari mulai mencari informasi tentang pelaksanaan


program teaching factory melalui kegiatan study literature dan observasi
dilapangan. Setelah mendapatkan beberapa informasi dan penjelasan team
menyusun proposal permohonan untuk mendapatkan program teaching
factory.
Selanjutnya sebagai langkah persiapan pelaksanaan program
teaching factory team bekerja mengadakan sosialisasi kepada jajaran
dewan guru, para siswa dan orangtua/wali murid. Melalui tahapan
sosialisasi diharapkan semua steak holder mendapatkan pemahaman
tentang pengertian teaching factory, manfaat teaching factory dan
bagaimana sistem pengelolaannya. Diharapkan dengan tahap sosialisasi ini
mereka memiliki motivasi bahwa teaching factory sangat bermanfaat
untuk meningkatkan kualitas lulusan
SMKN 3 Tarakan, dengan demikian semua steak holder secara bersama-
sama termotivasi untuk dapat melaksanakan program teaching factory.
Tahapan selanjutnya setelah team melaksanakan kegiatan
sosialisasi langkah berikutnya team menyusun perencanaan-perencanaan
pelaksanaan program teaching factory yang menyentuh untuk kepentingan
guru dan kepentingan siswa. Hal itu perlu dilaksanakan karena teaching
factory merupakan model pembelajaran yang pada prinsipnya perpaduan
antara competensi based training (CBT) dan production based training
(PBT). Dengan demikian untuk semua guru mata pelajaran diharapkan
mengintegrasikan teaching factory pada perencanaan pembelajaran dan
pelaksanaan pembelajaran sehingga seluruh mata pelajaran dapat saling
mendukung dan menunjang bahwa teaching factory merupakan
pendekatan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kualitas
kompetensi siswa khususnya pada kompetensi skill. Bagi guru-guru
produktif penekanan pembelajarannya siswa harus lebih banyak
mendapatkan alokasi waktu untuk kegiatan praktik, karena esensi program
teaching factory berada pada intensitas dan kapasitas siswa melakukan
praktek baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan industri.
Dengan demikian siswa betul-betul dibentuk dan dilatih segi kompetensi
skillnya, etos kerjanya, disiplin kerja, budaya kerja. Secara intensif
kegiatan itu dilakukan dan berulang sehingga kualitas lulusan sesuai
dengan harapan dunia industri sehingga lulusannya akan mudah diserap
oleh dunia kerja.
Selama pelaksanaan program teaching factory agar tidak
menyimpang dari indikator-indikator tujuan kegiatan teaching factory
perlu ada pengawasan. Pengawasan dilakukan oleh kepala sekolah dan
oleh ketua team pengembang untuk mengukur sudah seberapa banyak
pelaksanaan program teaching factory telah dicapai, dan berapa banyak
pula program teaching factory yang belum dilaksanakan. Evaluasi ini
dengan tujuan berapa persen tingkat ketercapaian tujuan program teaching
factory yang telah dilaksanakan, selanjutnya untuk mengetahui kendala-
kendala yang muncul selama kegiatan berlangsung. Sebagai tindak lanjut
kegiatan
evaluasi perlu ada kajian prediksi serta solusi terhadap kendala-kendala
yang menghambat terlaksananya program teaching factory sehingga pada
beberapa waktu yang akan datang program teaching factory di SMKN 3
Tarakan dapat dilaksanakan secara utuh sesuai dengan target yang telah
ditetapkan.
Kegiatan pelaksanaan program teaching factory di SMKN 3
Tarakan selanjutnya team pengembang membuat laporan, sebagai bentuk
pertanggung jawaban karena program ini adalah program yang
diamanatkan oleh direktorat PSMK kepada SMKN 3 Tarakan.
a. Tempat praktik siswa
Sebagai pendukung pelaksanaan program teaching factory di
SMKN 3 Tangerang, telah diadakan MOU (Memorandum of
Understanding) dengan beberapa mitra dunia industri
Teaching factory merupakan salah satu model pembelajaran
sehingga seluruh guru dan siswa dalam kegiatan pembelajarannya harus
merujuk dan mengaju kepada indikator-indikator teaching factory sebagai
model pembelajaran. Intinya bahwa model pembelajaran teaching factory
guru bersama siswa harus bisa memadukan model pembelajaran secara
serasi antara competensi based training (CBT) dan production based
training (PBT). Para siswa setelah mendapat pembekalan dari guru-
gurunya tentang pengetahuan teknis dan lain-lain berikutnya para siswa
diharapkan mampu mempraktekan ilmu yang didapat di ruang kelas
melalui kegiatan praktik di tempat-tempat praktik mitra dunia industri.
Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung di sekolah struktur
kurikulum dunia industri dipadukan struktur kurikulum sekolah sehingga
tujuan-tujuan pembelajaran akan lebih luas, instruktur dari dunia industri
berkolaborasi dengan para guru untuk menyampaikan dalam pembelajaran
tentang struktur kurikulum industri sehingga para siswa mendapat bekal
yang cukup karena mereka setelah mendapat bimbingan pelatihan dari
instruktur dunia industri, yang pada akhirnya pada saat siswa melaksankan
praktik di lapangan mereka tidak lagi merasa asing dengan dunia
industri. Sistem pelaksanaan
praktiknya dengan menerapkan hasil-hasil yang jelas dan konkret artinya
setiap siswa secara individu harus bisa menghasilkan baik berupa barang
produksi maupun jasa. Itulah yang menjadi tolok ukur bahwa teaching
factory berhasil ataukah tidak dicapai oleh setiap siswa.
b. Pemasaran
Sebagai tindak lanjut kegiatan teaching factory, karena siswa
menghasilkan produk barang atau jasa dan produknya itu sudah
diupayakan sedemikian rupa untuk mencapai standar mutu dunia industri
yang sesuai dengan harapan konsumen. Hasil karya siswa berupa barang
produk dan kompetensi skill siswa yang telah mereka miliki perlu
dipasarkan agar bisa sampai ke tangan konsumen atau pelanggan dengan
cara sebagai berikut:
a. Brosur
b. Spanduk
c. Website
d. Online shop
e. Door to door ke instansi-instansi lain dan ke masyarakat

c. Sumber daya manusia


Program teaching factory di SMKN 3 Tarakan dilaksanakan secara
terpadu antara team pengembang program teaching factory, guru-guru,
staf TU dan instruktur dari dunia industri

d. Hubungan industri
Program teaching factory di SMKN 3 Tarakandalam
pelaksanaannya mutalk harus ada hubungan kerja sama dengan industri-
industri. Karena melalui kurikulum industri yang diintegrasikan ke dalam
kurikulum sekolah agar tujuan yang diharapkan oleh program teaching
factory dapat tercapai yaitu lulusan memiliki kompetensi dan skill secara
profesional. Hubungan dengan industri dalam konteks teaching factory
sifatnya mutlak sehingga SMKN 3 Tarakanmenjalin kemitraan dengan
dunia industri sebagai sarana dan media pembelajaran.

B. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Matriks rencana kegiatan dan waktu pelaksanaan kegiatan program
teaching factory di SMKN 3 Tangerang

Januari Februari Maret


No Kegiatan
I II III IV I II III IV I II III IV
1. Orientasi program teaching factory
2. Penyusunan proposal program
TEFA
3. Sosialisasi program TEFA kepada
guru, siswa
4. Kegiatan pelatihan program TEFA
5. Pelaksanaan program TEFA
6. Evaluasi program TEFA
7. Tindak lanjut evaluasi program
TEFA
8. Pelaporan kegiatan program TEFA
BAB III
EVALUASI PELAKSANAAN

Indikator Keberhasilan
Pelaksanaan program teaching factory di SMKN 3 Tarakan kegiatannya dimulai
dari observasi, penyusunan proposal, sosialisasi, pelaksanaan program, evaluasi
pelaksanaan. Pada kegiatan evaluasi pelaksanaan diperlukan alat ukur yang relevan
sebagai barometer tingkat ketercapaian program. Pada saat melaksanakan evaluasi
diperlukan beberapa indikator yang terdiri dari:
1. Pada saat orientasi dan observasi program sebagai indikatornya berapa banyak
informasi yang didapat tentang pelaksanaan program teaching factory
2. Pada saat penyusunan proposal harus merujuk kepada juknis pembuatan proposal
program teaching factory
3. Pada saat pelaksanaan program teaching factory, kegiatan awal yang dilakukan
penyusunan perencanaan sebagai indikatornya lengkap tidaknya substansi
program pelaksanaan
4. Pada saat implementasi yang berkaitan dengan pembelajaran sebagai indikatornya
diantaranya rencana pelaksanaan pelajaran yang dibuat guru, lembar observasi
kunjungan kelas. Sehingga kesimpulannya apakah guru telah membuat rencana
dan pelaksanaannya sudah ataukah belum mengintegrasikan program teaching
factory
5. Yang berkaitan dengan siswa indikator tingkat keberhasilannya diukur dengan
kompetensi yang mereka capai
6. Yang berkaitan dengan hasil produk apakah secara kuantitas mencapai target atau
tidak. Secara kualitas apakah produknya emmenuhi standar kebutuhan konsumen
atau tidak
7. Yang berkaitan dengan produk jasa sebagai indikatornya banyak sedikitnya
konsumen yang menggunakan jasa para siswa sesuai dengan program keahliannya
masing-masing
BAB IV
PENUTUP

Program teaching factory di SMKN 3 Tarakan yang dimulai dari kegiatan


orientasi dan observasi pembuatan proposal, penyusunan perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi sesungguhnya ada beberapa harapan yang ingin dicapai
diantaranya:
1. Guru dan siswa memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep
teaching factory
2. Dengan adanya program teaching factory diharapkan sarana dan
prasarana pendidikan akan lebih lengkap
3. Melalui kegiatan program teaching factory diharapkan kompetensi
guru lebih profesional lagi, kompetensi dan skill para siswa lebih
meningkat
4. Diharapkan meningkatnya kualitas para siswa untuk memproduksi barang atau jasa
5. Sehingga lulusan dari SMKN 3 Tarakan setelah melaksanakan program
teaching factory dapat diserap semaksimal mungkin di dunia kerja
6. Dengan program teaching factory di SMKN 3 Tarakan kemitraan dengan
pihak dunia industri lebih meningkat kembali
7. Harapan berikutnya lapangan pekerjaan dan pasar kerja bagi lulusan
SMKN 3 Tarakanpe luangnya lebih luas
8. Pada akhirnya tujuan yang final para siswa mampu bersaing di era global
LAMPIRAN 1.

PROSES PRODUKSI BATARI


Pemasukan bahan baku

PROSES PENCABUTAN DURI


PENGEMASAN
Penimbangan
PEMASARAN
PEMASARAN BENIH IKAN LELE
Lampiran 2.
RENCANA BIAYA PENGEMBANGAN TEACHING FACTORY SMKN 3 TARAKAN

N0 item Jumlah satuan total


1 Perbaikan ruang produksi 1 kegiatan 20.000.000 20.000.000
2 Penambahan mesin freezer 5 unit 4.000.000 20.000.000
3 PERBAIKAN SAluran 1 kegiatan 15.000.000 15.000.000
pembuangan air
total 55.000.000

Anda mungkin juga menyukai