Anda di halaman 1dari 3

Nomor : Jakarta,

Klasifikasi :
Lampiran : Kepada
Perihal : Petunjuk Pelaksanaan Pekerjaan
Yth. 1. Para Kepala Unit Pelaksana Teknis di
Pemancangan Tiang Pancang Lingkungan Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut
selaku Kuasa Pengguna Anggaran
2. Para Pejabat Pembuat Komitmen
Belanja Modal Pembangunan
Fasilitas Pelabuhan Laut
di
TEMPAT

1. Berdasarkan Perpres Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa


Pemerintah beserta perubahannya, dan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun
2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,
salah satu tugas dan kewenangan KPA dan PPK adalah adalah memberikan
supervisi, konsultasi, dan pengendalian pelaksanaan kegiatan dan anggaran, serta
menyusun laporan keuangan dan kinerja sesuai dengan Peraturan Perundang-
undangan;
2. Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan pengadaan, pengangkutan, penumpukkan,
dan pemancangan tiang pancang untuk pembangunan fasilitas pelabuhan laut,
saudara diminta untuk mengikuti ketentuan sebagai berikut :
a) Pekerjaan pengadaan tiang pancang wajib disertai dengan :
1) Delivery Order Pengadaan tiang pancang;
2) Sertifikat tiang pancang dari pabrik yang terdiri dari :
a. Dimensi tiang pancang (Diameter Luar, Ketebalan, dan Panjang), serta
Type Of Pile, Length Of Pile, Yield Strength, Radiograph, Tensile Dan
Impact untuk tiang pancang baja;
b. Dimensi tiang pancang (Diameter Luar, Ketebalan, dan Panjang), serta
Type Of Pile, Length Of Pile, Concrete Area, Bending Moment (Crack &
Ultimate), Nominal Weigth, Allowable Axial Load untuk tiang pancang
beton;
b) Pekerjaan penumpukkan dan pengangkutan tiang pancang wajib dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Pekerjaan pengecatan secara berkala wajib dilakukan untuk melindungi tiang
pancang yang belum terpancang dari pengaruh cuaca dan lingkungan yang
korosif;
2) Penumpukkan tiang pancang tidak boleh dilakukan lebih dari 3 (tiga)
susun;
3) Penumpukkan tiang pancang agar dikelompokkan berdasarkan diameter
tiang, panjang tiang, dan ketebalan tiang;
4) Tumpukkan tiang pancang wajib diberi alas balok penumpu dengan ukuran
minimal (10 x 10) cm2 yang diletakkan setiap jarak 4 (empat) meter
sehingga tidak bersentuhan langsung dengan tanah;
5) Tumpukkan tiang pancang wajib diatur sedemikian rupa sehingga tiang
pancang terlindung dari pengaruh cuaca dan lingkungan yang korosif;
6) Pengangkatan tiang pancang wajib dilakukan dengan jarak minimal antara
kepala tiang dengan titik angker adalah 1/3 (satu per tiga) dari panjang
tiang;
/c) Pekerjaan………..
c) Pekerjaan pemancangan tiang pancang wajib dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut :
1) Pekerjaan pemancangan hanya dapat dilakukan setelah dilaksanakannya
pekerjaan persiapan pemancangan yang terdiri dari :
a. Pekerjaan bathimetri dan pemetaan ulang untuk mengevaluasi
kesesuaian antara gambar rencana dengan kondisi lapangan;
b. Pekerjaan deep boring ulang (khusus pada pemancangan struktur
baru) untuk mengevaluasi kesesuaian antara data penyelidikan tanah
lapangan pada dokumen perencanaan dengan kondisi lapangan;
2) Berat Hammer minimal yang digunakan untuk pekerjaan pemancangan
wajib disesuaikan dengan perhitungan Formula Hiley yaitu sebesar
setengah dari berat total tiang pancang per titik ditambah 600 (enam ratus)
kilogram (W = 0,5 P + 600 Kg);
3) Konfigurasi penyambungan tiang pancang baja agar disesuaikan dengan
gambar desain rencana dan kondisi lapangan dengan memprioritaskan
semua sambungan tiang pancang berada di bawah seabed;
4) Proses penyambungan tiang pancang baja agar dilakukan dengan 3 (tiga)
lapis pengelasan;
5) Perlengkapan Keamanan dan Keselamatan Kerja (helm, safety boot, dll)
wajib dikenakan selama pelaksanaan pekerjaan pemancangan;
6) Pada setiap titik pemancangan wajib dilakukan pencatatan terhadap
koordinat titik pancang, kedalaman pemancangan tiang pancang, serta
kemiringan tiang pancang sesuai dengan gambar desain rencana dan
spesifikasi teknis rencana;
7) Kalendering wajib dilakukan untuk setiap titik pancang dan dilakukan
perhitungan daya dukung tiang pancang sesuai dengan Formula Hiley :
2.W.H W 1
R= X X
S+K W+P 3
8) Untuk setiap 10 (sepuluh) titik pemancangan wajib dilaksanakan PDA test
untuk sehingga didapatkan daya dukung tiang pancang;
9) Apabila daya dukung tiang pancang berdasarkan Formula Hiley dan PDA
test lebih kecil dari daya dukung tiang pancang yang disyaratkan di dalam
dokumen studi SID/DED dan spesifikasi teknis rencana, pelaksana
kegiatan (KPA, PPK, Konsultan Supervisi, dan Kontraktor Pelaksana) wajib
segera melapor kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut cq. Direktorat
Kepelabuhanan pada kesempatan pertama;
10) Pemotongan tiang pancang yang telah terpancang wajib dilakukan pada
elevasi pemotongan yang sesuai dengan mempertimbangkan kesesuaian
gambar desain rencana dengan hasil pengukuran pasang surut serta
bathimetri dan pemetaan ulang;
d) Pada kondisi kedalaman pemancangan telah dilakukan sesuai dengan gambar
rencana namun penetrasi pada 10 (sepuluh) pukulan terakhir masih lebih
besar dari 250 mm, maka tiang pancang yang terpancang tersebut wajib
didiamkan selama 2 x 24 jam untuk kemudian dilakukan PDA test dilengkapi
dokumentasi berupa foto dan video saat pemancangan. Hasil PDA test wajib
digunakan oleh pelaksana kegiatan (KPA, PPK, Konsultan Supervisi, dan
Kontraktor Pelaksana) untuk mengambil langkah sebagai berikut :
1) Apabila daya dukung tiang pancang terpancang berdasarkan hasil PDA
test lebih besar atau sama dengan daya dukung tiang pancang yang
dipersyaratkan pada spesifikasi teknis dan dokumen SID/DED, maka
pekerjaan pemancangan dihentikan pada kedalaman tersebut dan Hasil
kalendering, PDA test, serta foto dan video pemancangan wajib dilaporkan
kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut cq. Direktur Kepelabuhanan;
2) Apabila daya dukung tiang pancang terpancang berdasarkan hasil PDA
test lebih kecil dari daya dukung tiang pancang yang dipersyaratkan pada
spesifikasi teknis dan dokumen SID/DED, pelaksana kegiatan (KPA, PPK,
Konsultan Supervisi, dan Kontraktor Pelaksana) wajib melapor kepada
Direktur Jenderal Perhubungan Laut cq. Direktur Kepelabuhanan pada
kesempatan pertama sebelum memutuskan untuk menambah kedalaman
pemancangan tiang pancang;
/e) Pelaksana……….

e) Pelaksana kegiatan (KPA, PPK, Konsultan Supervisi, dan Kontraktor


Pelaksana) wajib bertanggung jawab terhadap keseluruhan pelaksanaan
kegiatan pemancangan. Seluruh Tiang Pancang yang telah terpancang
wajib dicabut dan dipancang ulang sesuai dengan gambar desain dengan
biaya pekerjaan pemancangan ulang menjadi tanggung jawab pelaksana
kegiatan dan tidak diperkenankan melakukan pembayaran melalui
anggaran proyek apabila terjadi kesalahan pemancangan akibat kelalaian
pelaksana kegiatan antara lain sebagai berikut :
1) Deviasi koordinat pemancangan tiang pancang lebih besar dari 0,5 Ø
(setengah dari diameter tiang pancang);
2) Deviasi kemiringan bidang pemancangan tiang pancang lebih besar dari
25% (dua puluh lima persen);
3) Deviasi kemiringan ruang pemancangan tiang pancang lebih besar dari 7 0
(tujuh derajat);
4) Deviasi kedalaman seabed pada suatu titik pancang lebih besar dari 1,5
(satu setengah) meter atau deviasi kedalaman seabed dapat
menyebabkan konstruksi tersebut tidak lagi dapat mengakomodir beban
operasional dan beban gempa berdasarkan pemodelan dan perhitungan
struktur;
f) Untuk kondisi dimana dilakukan penambahan kedalaman pemancangan tiang
pancang tanpa pelaksanaan PDA test terlebih dahulu dan / atau tanpa
persetujuan dari Direktur Kepelabuhanan. Pembayaran biaya tambahan
pekerjaan pemancangan dan material tiang pancang menjadi tanggung
jawab pelaksana kegiatan dan tidak diperkenankan melakukan
pembayaran melalui anggaran proyek;
3. Demikian disampaikan, untuk menjadi perhatian dan pelaksanaannya.

An. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT


DIREKTUR KEPELABUHANAN

Tembusan : MAURITZ H.M. SIBARANI


1. Menteri Perhubungan; Pembina Tk.I (IV/b)
2. Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan; NIP. 19681129 199403 1 002
3. Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan;
4. Direktur Jenderal Perhubungan Laut;
5. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;
6. Para Kepala Otoritas Pelabuhan Utama;
7. Para Kepala Kantor Kesyahbandaran dan
Otoritas Pelabuhan Kelas I

Anda mungkin juga menyukai