Mata Kuliah :
Ilmu Qira’at
Dosen Pengampu :
Fakhrie Hanief, S.Th.I, S.Pd.I, S.Q, M.A
Oleh:
Abdurrahman Al-Bashiry (1501421828)
Muhammad Fikri Haikal (1501421834)
Bangsa Arab dahulu mempunyai beragam dialek antara kabilah, baik hal
itu dari segi intinasi, bunyi maupun huruf. Bahasa Kabilah Quraisy merupakan
bahasa paling tinggi dari yang lainnnya. Maka wajarlah Al-Qur’an diturunkan
dalam bahasa Quraisy kepada Rasul dari Bangsa Quraisy.
Ada Tujuh bacaan Mutawattir atau yang lebih dikenal dengan al-Qira’ah
as-Sab’ah al-Mutawatirah, yaitu: 1) Imam Nafi’, 2) Imam Ibnu Katsir al-Makki,
3) Imam Abu Amr al-Bashri, 4.) Imam Abdullah bin Amir al-Syami, 5.) Imam
‘Ashim, 6.) Imam Hamzah al-Kuffi dan 7.) Imam Ali Kisa’i.2
Pada makalah kali ini akan sedikit dibahas salah satu Qira’at Mutawatirah
dari tujuh Qira’at yang ada yaitu Qira’at Imam Abu ‘Amr, bagaimana Imam Abu
‘Amr membaca Al-Qur’an, apakah berbeda dengan bacaan kita (Qira’at Hafs dari
‘Ashim), siapakah yang menjadi Rawi Qira’atnya dan apakah mereke memiliki
perbedaan.
1
Chasan Albab Hafidz, Pengantar Qira’at Tujuh, Pengertian, Sejarah dan Cara
Membacanya (Jakarta: FKMTHI UIN Syarif Hidayatullah, 2016) 2-3.
2
Chasan Albab Hafidz, Pengantar Qira’at Tujuh, 31-39
Abu ‘Amr memiliki nama lengkap Zabban bin al-‘Ala’ bin Ammar, dia
lahir pada tahun 68 H/687 M dan meninggal pada tahun 154 H/770 M di Kuffah.
Sanad Qiraatnya didapat dari berbagai guru, di antaranya adalah Abu Ja’far Yazid
al-Qa’qa’ dan Hasan Al-Bashri. Imam Hasan Al-Bashri membaca dari Hatthan
dan Abu ‘Aliyah, Abu ‘Aliyah dari Umar bin Khatthab dan Ubay bin Ka’ab.
Kedua sahabat tersebut dari Rasulullah Saw.
1. Ad-Duri ()الدوري
Imam Ad-Duri memiliki nama lengkap Abu Umar Hafsh bin Umar ad-
Duri, beliau lahir pada tahun 150 H dan wafat pada tahun 246 H. Imam Ad-Duri
dikatakan oleh para ulama sebagai penemu Ilmu Qira’at, hal ini dikarenakan dia
adalah orang yang menghimpun Qira’at dari tujuh Imam.
Sanad Qira’atnya belajar dari Yahya bin al-Mubarak al-Yazadi dan Abu
Amr al-Bashri. Thariq-nya adalah penerus estafet Qira’at Imam Abu Amr dengan
riwayatnya yang terkenal yaitu Abu Za’ra dan Ibnu Farh.3
2. As-Susi ()السوسي
Imam As-Susi memiliki nama lengkap Abu Syu’aib Shalih bin Ziyad bin
Abdillah bin Ismail as-Susi, beliau meninggal pada tahun 261 H. Sanad
Qira’atnya adalah Abi Muhammad Yahya bin al-Mubarak al-Yazadi dan Abu
Amr al-Bashri. Thariq-nya adalah penerus estafet Qira’at Imam Abu Amr dengan
riwayatnya yang terkenal yaitu Ibnu Jarir dan Ibnu Jumhur.4
3
Chasan Albab Hafidz, Pengantar Qira’at Tujuh, 34-35.
4
Chasan Albab Hafidz, Pengantar Qira’at Tujuh, 35.
Ibnu Khallikan berkata “Abu Amr adalah orang yang paling pandai (pada
zamannya) dibidang al-Qur'an, bahasa Arab dan sya'ir, dan dalam ilmu nahwu ia
berada pada tingkatan keempat dari Ali bin Abi Thalib.”
Al-Ashma'i berkata bahwa dia telah bertanya kepada Abu 'Amru seribu
permasalahan dan dia menjawabnya dengan seribu hujjah.
5
https://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Amru_al-Bashri. Diakses pada hari Rabu, 28 Maret
2018 pukul 06.58 WITA.
Huruf
Huruf
No Pertam Contoh Ket
Kedua
a
1. Hanya kalimat pada
contoh saja ( بber-I’rab
Rafa’) dan ini hanya ada 5,
yaitu:
QS. Ali Imran: 129,
QS. Al-Ma’idah: 18 & 40,
1 ب م ُن يَشَ اء
ْ م
َ ِّب
ُ يُعَذ
QS. Al-Fath: 14 dan
QS. Al-‘Ankabut: 21.
2. Pada QS. Al-Baqarah:
284 kata يعذب من يشاء,
Imam As-Susi membaca
بdengan I’rab Jazam.
2 ت ، ج،ث 1. Apabila huruf ت
، ز،ذ صفًّا ُ َ ماَل ِئك
َ ة َ ْ وَال terletak setelah alif maka
،س memilik 2 wajah, Idgham
،ش dan Izhar. Ada 5 tempat
،ص ملُوْا
ِّ ح َ ْ ل الّذي
ُ ن ُ َ مث
َ yaitu:
6
Al-Isymam: Memoyongkan Kedua Bibir ke muka tanpa suara sebagai isyarakat harakat
dhommah.
7
Ar-Raum: Mengucapkan huruf yang berharakat Dhommah/Kasrah dengan melemahkan
suaranya sampai sepertiga.
Q i r a ’ a t A b u A m r | 10
َأ – ل – َأِئنَّا ُأ
ْ ُ ءَ نْذ َْرتُك
6. Dua Hamzah dalam Satu Kata (م َ ز
ِ ْ ءَ ن
sejenisnya)
a. Hamzah kedua dari dua hamzah dalam satu kata dengan At-Tashil
Baina-Baina.
b. Kata م َ ٰ ( ءَاQS. Al-A’raf: 123, QS. Thaha: 71, QS. Asy-Syu’ara: 49)
منْت ُ ْـ
dibaca dengan men-Tahqiq-kan Hamzah pertama dan men-Tashhil-kan
Hamzah kedua tanpa ada Al-Idkhal.
َأ َأ
c. Kata م ِ َ( ءQS. Al-Mulk:16),( ءَِإذَاـQS. Maryam: 66), م
ْ ُ منْت ْ ُ ( ِئنَّكQS. Al-
Araf: 81), ن َأ ( ءَِإن َّ َـQS. As-Shafat: 52), ك َ َْأِئف
َّ ( ِئQS. Asy-Syu’ara: 41), ك
َأ
(QS. As-Shaffat: 86), م ْ ُ ( ِئنَّكQS. Fusshilat: 9) dibaca dengan men-
Tashhil-kan Hamzah kedua serta Idkhal.
َأ َ ِ( ءََأنْزQS. Shad: 8), ي
ْ ُ ( ُؤنَبَُّؤكQS. Ali Imran: 15) ل
d. Kata م َ ِ( ءَألْقQS. Al-
Qamar: 25) dibaca dengan 2 wajah, yaitu:
1) Tashil Hamzah kedua tanpa Idkhal.
2) Tashil Hamzah kedua dengan Idkhal.
7. Dua Hamzah dalam Dua Kata
a. Harakat dua Hamzah sama.
Dibaca dengan membuang hamzah pertama, seperti م ُرنَا َأ
ْ جاءَـ َ dibaca
م ُرنَا
ْ جاـ أ
َ , kata ن ْ ماءِـ ِإ
َ س
َّ نـ ال
َ م
ِ dibaca ن
ْ ماـ ِإ
َ س
َّ منـ ال,atau كَ َأوْلِيَاءُـ ُأولِٰئ
dibaca ك َ َأوْلِيَاـ ُأولِٰئ. Hukum asal sebelum Hamzah pertama dibuang Mad
Wajib Muttashil berubah menjadi Mad Jaiz Munfasshil, Imam Ad-Duri
dan As-Susi mempunyai wajah berbeda seperti yang telah disebutkan
pada Mad Jaiz.
b. Harakat dua Hamzah berbeda.
Hamzah kedua dibaca dengan beberapa wajah, yaitu:
1) Tasil Hamzah kedua Baina-Baina. Jika Hamzah pertama berharakat
Fathah dan Hamzah kedua Kasrah, Hamzah kedua dibaca dengan
Tasil Ya (Tasil diantra Hamzah dan Ya) seperti kata فىءَـ ِإلٰى
ِ َ ت,
begitu pula jika Hamzah kedua Dhammah maka Tashil Waw seperti
kata ة
ٌ م ٌأ
َّ َجاء
َ .
Q i r a ’ a t A b u A m r | 11
2) Ibdal dengan Waw. Jika Hamzah pertama Dhammah dan Hamzah
َأ
َ ُنَشَ اء
kedua Fathah, seperti kata صبْنَا
3) Ibdal dengan Ya. Jika Hamzah pertama Kasrah dan Hamzah kedua
Fathah, seperti kata ماءِ َأوِْئتِنَا
َ س
َّ ن ال
َ م
ِ .
4) Hamzah pertama Dhammah dan Hamzah kedua Kasrah seperti pada
kata يَشَ اءُـ ِإلٰىmemiliki 2 wajah bacaan, yaitu 1. At-Tashil Baina-
Baina dan 2. Ibdal dengan Waw.
8. Hamzah Mufrad
a. Imam As-Susi meng-Ibadal-kan setiap Hamzah Sukun menjadi Huruf
Mad sesuai dengan harakat sebelumnya, seperti ن ِ مْؤ
َ منُو ُ الdibaca
ْأ
س
َ َ الب,ن
َ منُو
ِ ْ مو َ جْئ
ُ الdibaca ت ِ ,س
َ البَاdibaca ت
َ ْ جي
ِ . Kecuali pada 6 jenis,
yaitu:
1) Hamzah Sukun karena di-Jazam-kan, yaitu , يُهَي ِّْئ, يَشَ ْأ, نَشَ ْأ, سْؤ ُ َت
َأم لَم ينبْأ, َأو ننساْها.
َّ َ ُ ْ ْ َ َ َْ ْ
2) Hamzah Sukun karena Mabni, yaitu: ِإقِ َرْأ,ه
ُ جْئ
ِ أر
َأ
ْ ُ نْبِْئه,وَهَي ِّْئ.
ْ , نَب ِّْئ,م
3) Hamzah Sukun pada Lafazh وَتُْئوِىdan تُئوِيْهـ.
4) Hamzah Sukun Pada Lafazh رِءْيًا.
ِ مْؤ
5) Hamzah Sukun pada Lafazh ٌ صدَة ُ .
6) Hamzah Sukun pada م ْ ُ بَارِئك.
ْأ
b. Lafazh م ْ ُ ( ي َ لِتْكQS. Al-Hujurat: 14) Imam Abu Amr membaca membaca
ْأ
ْ ُ هـ اَل ي َ لْتْك
ayat م ُ َ سوْل
ُ ن تُطِيْعُوْاـ اللهـ َو َر
وَِإ ْـdengan memakai Hamzah Sukun
sesudah Ya. Imam Ad-Duri tetap membaca secara Tahqiq Hamzah,
ْ ُ يَالِتْك.
sedangkan Imam As-Susi membaca dengan Ibdal menjadi م
9. Pemindahan Harakat Hamzah ke Huruf Mati Sebelumnya
a. Kata ( ع َادًاـ اًأْلوْلَىQS. An-Najm: 50). Ketika lafazh األولىdisambung
dengan kata sebelumnya, maka bacaannya dengan me-Idgham-kan
Tanwain عادًاkedalam ال, hal ini karena األولىdibaca secara Naqal
baik ketika di-Washal atau sebagai Ibtida’. Maka bacaannya At-Taqlil
atau Baina-Baina, menjadi ع َادًا الُوْلَى.
Q i r a ’ a t A b u A m r | 12
b. Kata اًأْلوْلَىketika dibaca Ibtida memiliki 3 wajah, yaitu: An-Naqal
menjadi اَلُوْلَىdan لُْؤلَىserta اُأْلوْلَى. Alif di akhir kata dibaca Taqlil
atau Baina-Baina.
10. Izhar dan Idgham (shagir)
a. Lafaz ْ ِإذbertemu dengan تـ – جـ – دـ – زـ – سـ – صdibaca idgham,
seperti ُوَِإذ ْ تَخْلُق.
b. Lafaz ْ قَدbertemu dengan جـ – ذـ – زـ – سـ – شـ – صـ – ضـ – ظdibaca
idgham, seperti َمع َ ْ لَقَد.
ِ س
c. Ta Ta’nits bertemu dengan ثـ – صـ – ظdibaca dengan idgham, seperti
ة َ ِ ت ظَال
ً م كَان َ ْـ. Pengecualian pada ayat َمع
ِ صوَا
َ ت َ ِ ( لَهُدQS. Al-Haj: 40) Ta
م ْـ
Ta’nits bertemu صdibaca secara Izhar dan Ta Ta’nits pada (QS. Al-
Hajj: 36) م
ْ ُجنُوْبُه
ُ ت
جب َ ْـ
َ َ وbertemu dengan جdibaca dengan 2 wajah, yaitu
Izhar dan Idgham.
ْ َ هpada kalimat لـ ت َ َرى
d. Lafaz ل ْ َ هdalam QS. Al-Mulk: 3 dan QS. Al-
Haqqah: 8 dibaca Idgham.
e. Huruf بsukun berteme dengan فdibaca secara Idgham, seperti ن ْ م
َ َو
َ ب فَُأولِٰئ
ك ْ َ ل. Hukum ini hanya terdapat pada 5 tempat, yaitu QS. An-
م يَت ُ ْـ
Nisa: 74, QS. Ar-Ra’d: 5, QS. QS. Al-Isra’: 63, QS. Thaha: 97 dan QS.
Al-Hujurat: 11.
f. Huruf ذpada ْت ُ يـ عُذ ْ ِّ ( ِإنQS. Ghafir: 27 & QS. Ad-Dukhan: 20) dan
( فَنَبَذ ْتُهَاQS. Thaha: 96) dibaca Idgham.
ُأ
g. Huruf ثpada موْهَا ُ ُ ( وْرِثْتQS. Al-A’raf: 43 & QS. Az-Zukhruf: 72)
dibaca Idgham.
h. Huruf رsukun bertemu dengan ل, Imam As-Susi membaca Idgham
sedangkan Imam Ad-Duri memiliki 2 wajah, yaitu Izhar dan Idgham,
َ ِّ حكْم ِ َرب
seperti ك ُ ِ صب ِ ْر لْ وَا.
i. Huruf دpada ayat اب َ َن يُرِدْـ ثَو
ْ م
َ َ وpada QS. Ali Imran: 145 dibaca secara
Izhar.
j. Huruf ذpada َذت
اتَّخ َـ/ْت َ َأ/م
َ خذ ْ ُ خذْت
َ َّ ات/م َ َأdibaca Idgham.
ْ خذ ْت
k. Huruf بpada معَنَا ْ َ ( اركQS. Hud: 42) dibaca secara Idgham.
َ ب
ْ َ( يَلْهQS. Al-A’raf: 179) dibaca Idgham.
َ ِ ث ذٰل
l. Huruf ثpada ك
Q i r a ’ a t A b u A m r | 13
m. Huruf بpada نـ يَشَ اء
ْ م
َ ( يُعَذ ِّبـQS. Al-Baqarah: 284) dibaca secara
Idgham.
8
Al-Fath : Terbukanya mulut ketika pengucapan Alif.
9
Al Imalah (Kubra): Bunyi antara harakat Fathah dan Kasrah, serta antara Alif dan Ya.
10
At-Taqlil : Bunyi antara Fath dan Imalah Kubra, nama lainnya adalah Imalah Shugra
atau Baina-Baina.
11
Ra yang terletak diujung kata dan berbaris Kasrah.
Q i r a ’ a t A b u A m r | 14
j. Alif yang dibaca Imalah yang terletak setelah huruf mati di lain kata,
seperti نـ الْق َُرى الَّتِي
َ ْ وَبَي, ketika dibaca secara Washal tidak dibaca
dengan Imalah Kubra (Al-Fath) dan apabila di waqaf dibaca dengan
Imalah Kubra. Pengecualian Imam As-Susi pada lafaz نَرِىdalam ayat
ن َ َرى اللهdibaca dengan 2 wajah, yaitu Al-Fath dan Imalah Kubra.
12. Waqaf
a. Ha Ta’nits yang tertulis dengan bentuk Ta ( )تpada Mushaf Utsmani
dibaca dengan Ha’ ()هـ, yaitu pada:
1) Lafaz مت
َ ح
ْ ر.
َ Terdapat pada 7 tempat, yaitu: QS. Al-Baqarah: 218,
QS. Al-A’raf: 56, dua tempat pada QS. Az-Zukhruf: 32, QS. Hud:
73, QS. Maryam: 2 dan QS. Ar-Rum: 50. Contoh ن َ ْ جو َ ُأولِٰئ
ُ كـ ي َ ْر
ِت اللّه
َ م
َ ح
ْ َر.
2) Lafaz مت
َ ْنِع. Terdapat pada 11 tempat, yaitu: QS. Al-Baqarah: 231,
QS. Ali Imran: 103, QS. Al-Ma’idah: 11, QS. Ibrahim: 28 & 34, QS.
Fathir: 3, QS. Luqman: 31, QS. An-Nahl: 72, 82 & 114 dan QS. At-
ْ ُ ت اللّٰهِ ع َلَيْك
Thur: 29. Contoh م َ ْوَاذ ْك ُ ُروْاـ نِع.
َ م
3) Lafaz سنَّت
ُ . Terdapat pada 5 tempat, yaitu: Tiga tempat di QS.
Fathir: 43, QS. Al-Anfal: 38 dan QS. Gafir: 85. Contoh َ جد ْ َ فَل
ِ َ نـ ت
ت اللهِ تِبْدِيْاًل
ِ َّ سن
ُ ِ ل.
4) Lafaz م َرَأت ْ ا. Terletak di 7 tempat, yaitu: QS. Ali Imran: 35, QS.
Yusuf: 30 & 51, QS. Al-Qashah: 10, dua tempat di QS. At-Tahrim:
10 dan QS. At-Tahrim: 11. Contoh ت نُوْ ٍح ا َأ.
َ م َر ْ
5) Lafaz بَقِيَّتpada Firman-Nya ن ِ مْؤ
منِي ْ َـ ْ ُ نـ كُنْت
ُ مـ ْ ُ خي ْ ٌرـ لَك
ْ مـ ِإ َ ت اللهِـ
بَقِي َّ ُـ
pada QS. Hud: 86.
َ َ ي وَل
6) Lafaz قُ َّرتdalam ayat ك ْ ِن ل ُ قُ َّرpada QS. Al-Qashas: 9.
ٍ ْ ت ع َي
7) Lafaz فِط ْ َرتdalam ayat س عَلَيْهَا َ ت اللهِ الَّتِي فَط َ َر النَّا
َ فِط ْ َرpada QS.
Ar-Rum: 30.
َ َ شdalam ayat ت ال َّزقُّوْم
8) Lafaz ج َرت َ َن ش
ج َر َـ ِإ َّـpada QS. Ad-Dukhan:
43.
9) Lafaz لَعَنْتpada QS. Ali Imran: 61 dan QS. An-Nur: 7. Contoh
َ ْ ت اللهِ ع َلَى الْكٰذِبِي
ن َ َ جعَل لَعْن
ْ َ فَن.
Q i r a ’ a t A b u A m r | 15
10) Lafaz جنَّت
َ dalam Firman-Nya QS. Al-Waqi’ah: 89, yaitu ت
ُ َّ جن
َ َو
نَعِيم.
11) Lafaz ابْنَتdalam QS. At-Tahrim: 12, yaitu م َران
ْ ع
ِ ت
َ َ م ابْن
َ َ م ْري
َ َو.
12) Lafaz صيَت ِ ْ مع
َ dalam QS. Al-Mujadallah: 8 & 9, yaitu ن َ ْ جو َ وِيَتَنَا
سولُ الر
َّ تِ َ صي
ِ ْ مع ِ َبِاٍإْلثْم ِ وَالْعُدْو.
َ َان و
13) Lafaz كَلِمتdalam Firmannya QS. Al-A’raf: 115, yaitu ت َ ِ ت كَل
ُ م م ْـ َّ َ وَت
سنِى ُ ْ ك ال
ْ ح َ ِّ رب.
َ
b. Lafaz مال
َ pada QS. Al-Fur’qan: 7, QS. Al-Kahfi: 49, QS. An-Nisa: 78
dan QS. Al-Ma’arij: 36 mewakafkan pada ما.
c. Lafaz ه َأ
ُ ُّ يpada QS. Az-Zukhruf: 49, QS. An-Nur: 31 dan QS. Ar-
Rahman: 31 ketika diwaqafkan dibaca ( َأيُّهَاmemakai Itsbat Alif) dan
ketika Washal dibaca seperti biasa. Seperti pada ه الثَّقَاَل ن سنفْرغ ُ لَك ُ َأ.
َ ُّ م يْ ُ َ َ
َأ َأ
d. Lafaz ه ُ َّ وَيْك َ نdan ن
َّ َ وَيْكpada QS. Al-Qashas: 82 ketika di-wakaf dibaca
( وَيْكmemakai kaf) dan boleh Ibtida’ dari ه َأن َّ ُـ/ن َأ
َّ .
13. Ya Idhafah
a. Ya Idhafah yang sesudahnya Hamzah Qatha berharakat Fathah dibaca
dengan Fathah. Terdapat 99 tempat didalam Al-Qur’an, seperti ِإنِّى
َأخَا ُـ, hukum ini tidak berlaku pada empat tempat, yaitu pada َأرِنِى
ف الله
(QS. Al-A’raf: 143), ( وَاَل تَفْتَنِّىQS. At-Taubah: 49), ( فَاتَّبِعْنِىQS.
Maryam: 43) dan منِىـ
ْ ح
َ ( وَت َ ْرQS. Hud: 47).
b. Ya Idhafah pada 12 tempat berikut dibaca Fathah, yaitu:
1) & 2) Dua Lafaz ِإنِّىdalam QS. Yusuf: 36
3) Lafaz لِىpada QS. Yusuf: 80.
4) Lafaz ضيْفِى
َ dalam QS. Hud: 78.
5) Lafaz س ْرلِى
ِّ َ يpada QS. Thaha: 26.
6) Lafaz دُوْنِىdalam QS. Al-Kahfi: 102.
7) & 8) Lafaz جعَل لِى ْ وَاpada QS. Ali Imran: 41 & QS. Maryam: 10.
9) & 10) Lafaz وَلٰكِنِّىdalam م َأ
ْ ُ وَلٰكِنِّىـ َرىٰكQS. Hud: 29 dan QS. Al-
Ahqaf: 23.
Q i r a ’ a t A b u A m r | 16
َأ
11) Lafaz حتِى
ْ َ تdalam Firman-Nya: ن ِ ْ حتِىـ فَاَل تُب
َ ْص ُرو ْ َ نـ ت
ْ م
ِ QS. Az-
Zukhruf: 51.
َأ
12) Lafaz خيْرِـ ْ ُ ِإنِّى َركQS. Hud: 84.
َ ِم ب
13)
c. Ya Idhafah yang sesudahnya Hamzah Qatha berharakat Kasrah dibaca
dengan Fathah. Terdapat 52 tempat dalam Al-Qur’an. seperti جدُنِىـ
ِ َ ست
َ
ِإنْشَ اءَ الله.
d. Ya Idhafah yang sesudahnya Hamzah Qatha berharakat Dhommah tetap
ِ ِإنِّى ًأ.
َ ِ عيْدُهَا ب
dibaca Sukun. Seperti ك
e. Ya Idhafah yang sesudahnya الtetap dibaca sukun. Tetapi pada lafaz
َ ْ يٰعِبَادِىـ الَّذِيpada QS. Al-Ankabut: 56 dan QS. Az-Zumar: 53 ketika
ن
dibaca secara Washal Ya dibuang.
f. Kata خى ِ َأpada ayat ِخىـ اشْ دُدْـ بِه
ِ ( َأQS. Thaha: 31), ِإنِىpada ayat إنِّى
َ ُ صطَفَيْت
ك ْ ( اQS. Al-‘Araf: 144), يٰلَيْتَنِىpada ayat ل ِ ْ سو
ُ معَـ َر
َ ْت َ َّ يٰلَيْتَنَىـ ات
خذ ُـ
سبِيْاًل
َ ( اللهـQS. Al-Furqan: 27), سىِ ْ نَفpada ayat سى ِ ْك لِنَف واصطَفَيْنَعْت ُ ُـ
( اذْهَبَاQS. Thaha: 41), ذِكْرِىpada يـ ذِكْرِىـ اذهَبَا َ ِ ( وَاَل تَنQS. Thaha:
ْ ِيـ ف
ِ ْ قَوpada ayat خذ ُوْاـ
42), مى ِ ْنـ قَو
َ َّ مىـ ات َّ ( ِإQS. Al-Furqan: 30) dan بَعْدِى
dalam ayat ُ مد ن بعدىـ اسم َأ
َ ح
ْ هـ
ُ ُ ْ ِ ْ َ م ْـِ (QS. As-Shaff: 6) Ya Idhafah dibaca
dengan Fathah.
g. Ya Idhafah yang sesudahnya adalah Huruf Hijaiyah selain Hamzah
dibaca sukun selain lafaz َحيَاى
ْ م
َ َ( وQS. Al-An’am: 162) dibaca dengan
Fathah. Contoh yang dibaca sukun seperti Lafaz جهِى ْ َ وdalam QS. Ali
ل َأ
Imran: 20 yaitu ن ِ َن اتَّبَع
م ِـ َ َجهِىـ لِلّٰهِـ و
ْ َت و ْ َ سل
م ُـ ْ فَقُ ْـdan QS. Al-An’am:
79 yaitu جهِى لِلّٰذِىْ َت و ُ ْجه َّ َِإنِى و, dls.
14. Ya Zaidah.
a. Ketika Washal Ya Zaidah dibaca Itsbat dan Membunannya ketika
Waqaf. Seperti pada kata ِسر َ َ يdalam QS. Al-Fajr: 4.
َأ َأ
b. Lafaz ن
ِ َ هَانdan ن َ ك ْ َرpada QS. Al-Fajr: 15 & 16 dibaca ketika Washal
م ِـ
dengan 2 wajah, yaitu: Itsbat dan Hazh, sedangkan ketika Waqaf hanya
dibaca Hazf.
Q i r a ’ a t A b u A m r | 17
ءَاتَى ٰ ِـdalam ayat نـ ۦ الله
c. Lafaz ن َ َ فyang terdapat pada QS. An-
ِ ٰ مآـ ءَاتَى
Naml: 36 ketika Washal dengan Itsbat Ya yang di Fathah dan ketika
Waqah dibaca dengan 2 wajah, yaitu: Itsbat dan Hazh.
d. Lafazh ق
ِ َّ ن يَت
م ْـ
َ QS. Yusuf: 90, ال ُ ْ الQS. Ar-Rad: 9, ق
ِ َمتَع ِ التَّاَلdan ِ التِنَاد
QS. Ghafir: 15 dibaca dengan Hazf.
PENUTUP
Imam Abu ‘Amr meninggal pada tahun 154 H/770 M di Kuffah, memiliki
dua orang yang menjadi Rawi beliau yaitu 1) Imam Ad-Duri (dikenal dengan
orang yang menetapkan Ilmu Qira’at) dan 2) Imam As-Susi.
Salah satu hukum dalam Qira’at yaitu Idgham Kabir tidak dapat ditemukan
dalam Qira’at-Qira’at lain selian Qira’at Imam As-Susi.
Q i r a ’ a t A b u A m r | 18
DAFTAR PUSTAKA
Fathoni, Ahmad. Kaidah Qira’at Tujuh 1 & 2. Jakarta: Yayasan Bengkel Metode
Maisura, 2016.
Hafidz, Chasan Albab. Pengantar Qira’at Tujuh, Pengertian, Sejarah dan Cara
Membacanya. Jakarta: FKMTHI UIN Syarif Hidayatullah, 2016.
https://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Amru_al-Bashri.
Q i r a ’ a t A b u A m r | 19