Disusun Oleh :
Annisa danianti
( 1914201102 )
4C Keprawatan
DOSEN PEMBIMBING
Ns. Amelia Susanti, M.Kep, S.Kep, Sp. Kep, j
i
KATA PENGANTAR
ingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini berjudul manajemen pelayanan keperawatan jiwa profesional klinik dan
dapat berguna untuk menambah wawasan serta pengetahuan khususnya tentang manajemen
pelayanan keperawatan jiwa profesional klinik dan komunitas.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah penulis susun ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis sendiri
maupun orang yang membacannya. Dari pada itu,Kritik dan saran sangat diperlukan dari
pembaca. Penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan di dalam penulisan makalah ini.
Sekian dan terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR................................................................................................................... ii
DAFTARISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan masalah............................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................2
A. Pengertian........................................................................................................................2
D. Aplikasi CMHN................................................................................................................... 8
E. Proses CMHN................................................................................................................10
A. Simpulan.......................................................................................................................... 11
DAFTARPUSTAKA................................................................................................................. 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sepulang sekolah bersepeda, main ke rumah semua teman yang dikenalnya, bila
perlu tidak pulang, karena jika sudah pulang tidak boleh keluar lagi, dan seterusnya.
Nah, siapa yang salah? Keinginan siapa yangharus diikuti? Kemauan orang tua benar
(menurut orang tua), bagaimana dengan keinginan anak?
A. Rumusan Masalah
5. Proses CMHN
B. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
dapat mencapai prestasi kerja semaksimal mungkin, anak sekolah dapat mencapai
prestasi belajar semaksimal mungkin karena tidak adanya hambatan emosi.
Setiap manusia dapat mencapai prestasi kerja semaksimalmungkin, yang
ditandai dengan adanya optimalisasi prestasi, kreativitas dan produktivitas dalam
dunia kerja.Tidak ada upaya saling menghambat, permusuhan, dan menghalangi
pencapaian kinerja seseorang.
Setiap orang dalam kelompok saling membantu menyelesaikan pekerjaan
sesuai kemampuan, kewenangan, dan keahliannya. Dengan demikian,setiap
orang dapat mencapai kepuasan dalam menampilkan prestasi kerja, sehingga
terciptalah kesehatan jiwa dimasyarakat.
Setiap anak sekolah dapat mencapai prestasi belajar semaksimal mungkin
merupakan suatu yang ideal bisa terjadi. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa
sering terjadi konflik antara keinginan orang tua dan anak. Misalnya, anak yang harus
masuk sekolah jam 07.00 WIB, orang tua menginginkan anak bangun 04.30, salat,
mengaji, mempersiapkan alat sekolah, mandi, sarapan, dan jam 06.00 harus sudah
berangkat. Saat di sekolah tidak boleh jajan sembarangan sehingga anak diberi bekal
kue atau nasi untuk makan siang. Sepulang sekolah harus tidur, les, mengaji, dan
seterusnya. Bagaimana dengan keinginan anak ? Jika memungkinkan bangun jam
06.00, mandi, berangkat, tidak perlu sarapan, minta uang saku
saja,sertajikadiberibekal,makaditukardenganteman.Sepulangsekolah
bersepeda, main ke rumah semua teman yang dikenalnya, bila perlu tidak
pulang, karena jika sudah pulang tidak boleh keluar lagi, dan seterusnya.
Nah, siapa yang salah? Keinginan siapa yang harus diikuti? Kemauan orang tua
benar (menurut orang tua), bagaimana dengan keinginan anak?
Jika memperhatikan tugas pertumbuhan dan perkembangan usia
sekolah adalah kerja keras (industry) vs inferioritas (inferiority). Pada
usia ini, anak mulai mengenal lingkungan yang lebih luas yaitu
lingkungan sekolah.
Anak harus mulai beradaptasi dengan sekian banyak teman dan guru dari
berbagai macam latar belakang. Dalam diri anak mulai tumbuh sifat kompetitif,
mengembangkan sikap saling memberi dan menerima, setia kawan dan berpegangan
pada aturan yang berlalu. Apabila ini tidak terjadi pada anak, maka sikap inferioritas
yang akan berkembang dalam dirianak.
5
Keinginan orang tua harus diprioritaskan, tetapi keinginan anak
tetap harus dipertimbangkan, untuk menyiapkan anak dalam v
mengembangkan tugas pertumbuhan dan perkembangannya.
Norma dan nilai orang tua diterapkan kepada anak sesuai dunia anak.
Dengan demikian, hubungan orang tua dengan anak akan tetap
berjalan sesuai dengan tugas pertumbuhan danperkembangan.
Keluarga adalah merupakan unit terkecil dari masyarakat. Oleh karena itu,
kesehatan jiwa masyarakat ditentukan pula oleh kondisi keluarga. Menurut Good &
Good, kesehatan jiwa masyarakat dapat terjadi apabila keluarga dan masyarakat
dalam keadaan sejahtera.
Pertanyaannya adalah :
1. pakah keluarga dan masyarakat kita saat ini sudah dalam keadaan sejahtera?
2. Jika belum, upaya mencapai keadaan sejahtera harus mulai darikeluarga atau
masyarakat?
Anak dipersiapkan dengan baik oleh orang tua dalam tata aturan keluarganya.
Apabila anak dilepaskan dalam masyarakat yang tidak kondusif, maka ketika anak
pulang dari sekolah, dia bisa menirukan ucapan kotor yang didengar dari teman
sekolah kepada orang tuanya. Dengan demikian, untuk mendapatkan kondisi
masyarakat yang sehat jiwa, harus dilakukan upaya bersama dalam meningkatkan
kesejahteraan keluarga dan masyarakat. Peningkatan kesejahteraan keluarga menjadi
tanggung jawab keluarga, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat menjadi
tanggung jawab keluarga, tokoh masyarakat, dan pimpinan masyarakat.
Upaya peningkatan kesejahteraan keluarga dan masyarakat dalam mewujudkan
kesehatan jiwa masyarakat perlu memperhatikan beberapa stresor di masyarakat yang
sangat memengaruhi kesehatan jiwa masyarakat.
6
f. Kesiapan terhadap perubahan yangcepat.
family).
c. Agraris berubah menjadiindustri.
5. Kepadatan penduduk
1. Mempersiapkan anak menghadapi perubahan yang cepat. Jangan terlalu terikat pada
kebiasaan keluarga yang seolah menolak perubahan, sehingga mendidik anak menurut
sudut pandang orang tua semata. Akibatnya anak hidup pada dunia “tidak nyata
(unreality)”.
2. Tidak semua perubahan penting dan perlu diikuti. Pertahankan beberapa norma dan nilai
keluarga yang penting, sehingga keluarga dapat berperansebagai stabilisator dalam
perubahan yang sangatcepat.
3. Dunia berubah dengan cepat, sehingga setiap orang akan dituntutmenghadapi perubahan
itu. Keluarga harus berperan sebagai tempat mendapatkan keamanan dan kenyamanan
(security), sehingga keluarga merupakan tempat berlindung (refuge) dan jaminan
(insurance) ketika anak merasakan ketidaknyamanan di lingkungan luar.
4. Waspada terhadap peran keluarga yang makin berkurang. Tunjukkan selalu figur ibu
(mother figure) atau figur ayah (father figure), sehingga diharapkan anak akan
mengembangkan perilaku dengan meniru orang
tuanya.
7
B. Area Keperawatan Kesehatan Jiwa DiMasyarakat
berbagai rentang masalah kesehatan jiwa antara kondisi sehat dan sakit, pada usia anak sampai
usia lanjut, perawatan di rumah sakit atau masyarakat, serta kondisikesehatan jiwa di rumah
ataupun di tempat khusus (industri atau penjara).
Area keperawatan kesehatan jiwa masyarakat ini mencakup seluruh kasus yang
terjadi pada usia anak, dewasa, usia lanjut, baik pada kasus individu,kelompok, maupun
keluarga.
Upaya kesehatan jiwa masyarakat meliputi seluruh level dan tindakan keperawatan
kesehatan jiwa. Merupakan pelayanan paripurna, mulai dari pelayanan kesehatan jiwa
spesialistik, integratif, dan pelayanan yang berfokus masyarakat. Selain itu, memberdayakan
seluruh potensi dan sumber daya di masyarakat sehingga terwujud masyarakat yang mandiri
dalam memelihara kesehatannya. Pelayanan kesehatan jiwa spesialistik dilaksanakan dirumah
sakit jiwa dengan berbagai penerapan model praktik keperawatan profesional (MPKP) yang
telah dikembangkan.
D. APLIKASI CMHN
8
a. Fokus pelayanan keperawatan jiwa pada peningkatan kesehatan dan
pencegahan terjadinya gangguan jiwa.
b. Tujuan pelayanan adalah mencegah terjadinya gangguan jiwa, serta
mempertahankan dan meningkatkan kesehatanjiwa.
d. Program pencegahan bunuh diri. Bunuh diri merupakan salah satu cara
e. penyelesaian masalah oleh individu yang mengalami keputusasaan. Oleh karena itu,
perlu dilakukan programberikut.
2. Pencegahan Sekunder
a. Fokus pelayanan keperawatan pada pencegahan sekunder adalah deteksi dini masalah
psikososial dan gangguan jiwa serta penanganan dengansegera.
b. Tujuan pelayanan adalah menurunkan kejadian gangguanjiwa.
hingga mandiri. Fokus pada kekuatan dan kemampuan pasien dan keluarga c.
Program sosialisasi, Membuat tempat pertemuan untuksosialisasi.
pengkajian psikososial, dan pengkajian status mental (format dilampirkan pada modul
pencatatan dan pelaporan). Teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara
dengan pasien dan keluarga, pengamatan langsung terhadap kondisi pasien, serta melalui
pemeriksaan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, B.A., Akemat, Helena, N.C.D., dan Nurhaeni, H. 2007. Keperawatan Kesehatan Jiwa
Komunitas: CMHN (Basic Courese). Jakarta: EGC.
Maramis, W.F. 2010. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University Press: Surabaya.
Notosoedirjo, M. Latipun. 2001. Kesehatan Mental; Konsep dan Penerapan. Malang: UMM
Press.
Stuart dan Laraia. 2005. Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 8th Edition.
St.Louis:Mosby
11