TINJAUAN PUSTAKA
Nigella sativa merupakan salah satu spesies dari genus Nigella yang
berasal dari Eropa Selatan, Afrika Utara, dan Asia Selatan. Nama lain Nigella
Seed (English), atau Jintan Hitam (Indonesia) ( Ghedira & Jaune, 2010 ).
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Class : Dicotyledonae
Ordo : Ranunculales
Family : Ranunculaceae
Genus : Nigella
beda,di Inggris biasa disebut black cumin, di Arab disebut habbatussauda dan
di India dikenal dengan nama Kalonji. Nigella sativa memiliki rasa yang
2. Morfologi
Nigella sativa atau Jintan Hitam Pahit ini merupakan jenis tanaman
bunga, tumbuh setinggi 20-50 cm, berbatang tegak, berkayu dan berbentuk
tidak seperti benang ; tidak seperti ciri daun tumbuhan genus Nigella pada
posisi tersebar atau berhadapan. Bentuk daunnya bulat telur berujung lancip.
memiliki bunga yang bentuknya beraturan. Bunga ini kemudian menjadi buah
menarik dengan warna biru pucat atau putih, dengan 5-10 mahkota
berisi 3 -7 unit folikel, masing-masing berisi banyak biji atau benih yang
tajam dan bau seperti buah strawberry. Digunakan terutama pada permen dan
Nigella sativa telah lama dikenal dan digunakan secara tradisional untuk
Sebagai bahan obat alami, jintan hitam dapat mengobati berbagai macam
kepala, eksim, demam, dan influensa. Biji atau minyaknya digunakan sebagai
saponin, zat pahit, jigelin, nigelon, dan timokuinon. Berbagai kandungan ini
didapat dari biji jintan hitam. Biji Nigella sativa mengandung 36%-38% fixed
oil, protein, tanin, alkaloid, saponin, dan 0,4%-2,5% minyak esensial yang
bersifat volatile (mudah menguap). Komponen utama dari fixed oil yaitu
asam lemak tak jenuh dan eicosadienoic. Minyak esensialnya telah dianalisis
uvidine. Selain itu terdapat empat jenis alkaloid yang merupakan komponen
pada daun Hedera helix. Minyak lemaknya mempunyai nilai peroksida yang
2002).
Bakteri ini termasuk flora normal kulit. Propionibacterium acnes berperan pada
bebas dari lipid kulit. Asam lemak ini dapat mengakibatkan inflamasi jaringan
(Dwidjoseputro, 1988).
Bakteri ini tipikal bakteri anaerob gram positif yang toleran terhadap udara.
Genome dari bakteri ini telah dirangkai dan sebuah penelitian menunjukkan
beberapa gen yang dapat menghasilkan enzim untuk meluruhkan kulit dan
batang tak teratur yang terlihat pada pewarnaan gram positif. Bakteri ini dapat
tumbuh di udara dan tidak menghasilkan endospora. Bakteri ini dapat berbentuk
Kingdom : Bacteria
Phylum : Actinobacteria
Class : Actinobacteridae
Ordo : Actinomycetales
Family : Propionibacteriaceae
Genus : Propionibacterium
dari lipid kulit. Asam lemak ini dapat meyebabkan inflamasi jaringan ketika
berhubungan dengan sistem imun dan mendukung terjadinya akne. Akne terjadi
ketika lubang kecil pada permukaan kulit yang disebut pori – pori tersumbat. Pori
– pori merupakan lubang bagi saluran yang disebut folikel, yang mengandung
kelembaban kulit dan mengangkat sel kulit mati. Ketika kelenjar minyak
memproduksi terlalu banyak minyak, pori – pori akan banyak menimbun kotoran
merusak stratum corneum dan stratum germinat dengan cara mensekresi bahan
kimia yang menghancurkan dinding pori yang kemudian membentuk luka jerawat
Asam lemak dan minyak kulit tersumbat dan mengeras. Jika jerawat disentuh
maka inflamasi akan meluas sehingga padatan asam lemak dan minyak kulit yang
trigliserida dari sebum menjadi asam lemak bebas yang bersifat iritasi dan
komedogenik.
leukosit ke daerah lesi. Enzim hidrolisis yang dihasilkan oleh leukosit dapat
merusak dinding folikel, kemudian isi folikel seperti: sebum, epitel yang
dermis. Reaksi non imun benda asing dimulai pertama kali oleh mononuclear,
kemudian oleh sel makrofag dan sel raksasa sehingga timbul inflamasi.
merupakan kelainan fisiologis. Akne ringan dapat terjadi pada bayi yang baru
lahir dan dapat lanjut sampai neonatus. Akne paling sering terjadi pada masa
remaja, dan dimulai pada awal pubertas.Insiden akne pada remaja bervariasi
antara 30 – 60 % dengan insiden terbanyak pada umur 14 – 17 tahun pada wanita
85% akne fisiologis (akne minor), yaitu akne yang hanya terdiri dari beberapa
komedo. Akne nodulokistik banyak terdapat pada wanita kulit putih (Anonim,
2007).
bahan keratin sehingga dinding folikel menjadi tipis dan dilatasi.Komedo terbuka
2007).
untuk zona hambat bakteri pada suatu sediaan adaalah sebagai berikut:
1. Metode Dilusi
akan diuji. Metode ini dapat digunakan untuk mengukur Minimum Inhibitor
Uji aktivitas antibakteri atau jamur metode dilusi ini dilakukan dengan
memasukkan sejumlah zat antimikroba ke dalam medium bakteri atau
jamurologi padat atau cair dan biasanya digunakan pengenceran dua kali
lipat. Metode ini berguna untuk mengetahui seberapa besar jumlah zat
membunuh bakteri atau jamur uji (Harti AS, Kusumawati HN, 2012). Pada
metode dilusi ada 2 macam, yaitu dilusi cair dan dilusi padat. Pada dilusi cair
cair yang ditambahkan dengan mikroba uji. Pada dilusi padat dilakukan
(solid) yang ditambahkan dengan mikroba uji. Larutan uji agen antimikroba
pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba
2. Metode Difusi
selama 18-24 jam dan diukur menggunakan jangka sorong (Khairani, 2009).
dengan cara piringan yang berisi agen antimikroba diletakkan pada media
2008). Prinsip metode difusi cakram, yaitu cakram kertas yang telah
direndam bahan uji selama 15-30 menit ditanam pada media agar padat yang
telah dicampur bakteri uji kemudian diinkubasi selama 18-24 jam. Setelah itu,
amati area jernih disekitar cakram. Area jernih ini disebut dengan zona
saring yang telah mengandung zat antimikroba diletakkan pada agar yang
37ºC selama 18-24 jam atau pada waktu dan suhu tertentu sesuai dengan
b. Metode Parit
Lempeng agar yang telah diinokulasi dengan bakteri uji dibuat sebidang
parit. Parit tersebut diisi dengan antimikroba, lalu diinkubasi pada suhu
dan waktu yang sesuai dengan mikroba uji. Hasil pengamatan yang
diperoleh adalah ada atau tidaknya zona hambat disekitar parit (Bonang
G, 2009).
c. Metode Lempeng
Pada inokulasi lempeng agar dengan bakteri uji dibuat suatu lubang yang
pada suhu 37ºC selama 18-24 jam dan dilakukan pengamatan dengan
2008).
3. Metode Sumuran
Cara ini untuk menentukan pengaruh zat uji terhadap mikroba. Pertama-
tama biakan bakteri dioleskan pada media agar kemudian dibuatkan sumuran
dengan diameter tertentu. Di dalam sumuran itulah zat uji akan diuji dengan
370C. Setelah itu bisa dilihat diameter hambatan dari zat uji tersebut
menunjukan bahwa metode sumuran lebih bagus dan lebih luas zona
diameter zona hambat yang besar. Hal ini diakibatkan karena pada metode
sumuran terjadi proses osmolaritas dari konsentrasi ekstrak yang lebih tinggi
dari metode disk. Metode sumuran setiap lubangnya diisi dengan konsentrasi
serta konsentrasi ekstrak yang dihasilkan lebih tinggi dan lebih kuat untuk
lemak dengan alkali. Minyak yang umum digunakan dalam pembentukan sabun
adalah trigliserin (Bunta S.M., 2013). Trigliserida yang mengandung asam lemak
yang memiliki atom karbon antara 12 (asam laurat) sampai 18 (asam stearat) dan
akan bereaksi dengan alkali (Bunta S.M., 2013). Pembentukan sabun terbagi
menjadi dua jenis, yaitu reaksi saponifikasi dan reaksi netralisasi. Reaksi
netralisasi merupakan reaksi antara asam lemak bebas alkali yang tidak
membentuk gliserol pada akhir reaksi (Naomi, Phatalina. Lumban Gaol, M, Anna.
Sabun dihasilkan oleh proses saponifikasi, yaitu hidrolisi lemak menjadi asam
lemak dan gliserol dalam kondisi basa. Pembuat kondisi basa yang biasanya
digunakan adalah NaOH dan KOH. Hasil lain dari reaksi saponifikasi ialah
gliserol. Asam lemak yang berikatan dengan natrium atau kalium inilah yang
diperoleh bobot yang tetap dan tidak terjadi perubahan warna dan aroma sabun
selama penyimpanan (Putri, 2009). Sabun yang terbuat dari alkali kuat (NaOH,
KOH) mempunyai pH antara 8,0 sampai 11,0 sehingga aman untuk diaplikasikan
pada kulit karena pH tersebut diharapkan tidak terjadi iritasi pada kulit (BSN,
2009), pH kulit 4,5 sampai 6,5 (Tranggono, 2007). Menurut (Belsare, D.P., Pal,
S.C., Kazi, A.A., Kankate, R.S. & Vanjari, 2010) kriteria stabilitas busa yang baik
yaitu, apabila dalam waktu 5 menit diperoleh kisaran lebih dari 60%. Ada
Alkali yang biasa digunakan dalam pembuatan sabun yaitu NaOH dan KOH.
dalam pembuatan sabun cair (Kurnia and Hakim, 2015). KOH merupakan
pemerian bentuk kristal 5 kecil berwarna putih dan mudah rapuh. Kalium
2. Asam stearate
Dalam bidang farmasetika asam stearat digunakan pada sediaaan oral maupun
topikal. Pada sediaan topikal, fungsi asam stearat sebagai emulgator dan zat
(Mitsui, 1997). Asam stearat memiliki pemerian berwarna putih atau agak
kuning, sedikit mengkilap dengan tekstur kristal padat atau bubuk (Rowe,
2009).
3. Butyl Hidroksianisol
bubuk kristal berwarna putih atau sediaan solid berwarna kuning dengan bau
4. Gliserin
atau dari asam lemak tumbuhan dan hewan, berbentuk 15 cairan jernih, tidak
berbau dan memiliki rasa yang manis. Kegunaan gliserin berubah-ubah sesuai
dengan produknya. Beberapa contoh kegunaan gliserin adalah sebagai
pengawet buah dalam kaleng, bahan dasar lotion, penjaga kebekuan pada
dongkrak hidraulik, bahan baku tinta printer, kue dan permen. Menurut
5. Minyak kelapa
cenderung mudah menjadi tengik (rancid). Minyak kelapa sebagai salah satu
jenis minyak dengan kandungan asam lemak yang paling kompleks. Asam
lemak yang paling dominan dalam minyak kelapa adalah asam laurat. Asam-
asam lemak yang lain adalah kaproat, kaprilat dan kaprat. Semua asam lemak
tersebut dapat larut dalam air dan bersifat mudah menguap jika didestilasi
6. Minyak zaitun
Minyak zaitun adalah minyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan dingin
biji masak oleas europae. Pemerian: cairan, kuning pucat atau kuning
Kandungan utama minyak zaitun adalah asam oleat 55-80% (Rowe, 2009).
7. Minyak jarak
Minyak jarak adalah minyak lemak yang diperoleh dari perasan dingin biji
mengering dan sedikit larut dalam air. Kandungan utama minyak jarak adalah
HPMC biasanya digunakan pada sediaan oral dan topical. HPMC digunakan
dalam sediaan salep dan gel. Sifat merekat dari HPMC apabila sediaan
1. Uji Organoleptik
kepada rangsangan adalah reaksi dari psikologis atau reaksi subjektif. Disebut
2. Uji pH
keasaman atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda. pH
nilai 7 sementara bila nilai pH > 7 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat
Busa adalah suatu sistem dispersi yang terdiri atas gelembung gas yang
signifikan antara gelembung dan medium cairan, maka sistem akan memisah
menjadi dua lapisan dengan cepat dimana gelembung akan naik ke atas.
gelembung itu akan langsung pecah saat ada aliran cairan (drainage) akibat
gaya gravitasi atau gaya tarik ke bawah. Maka dari itu suatu cairan murni
4. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih
kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variasi yang sama.
5. Uji Viskositas
semakin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut. Di dalam zat
cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat cair.
F. Kerangka Konsep
Anti Bakteri
Sabun Cair Jintan
Hitam
Diameter Zona Hambat
Sabun Cair Jintan Hitam
Terhadap Bakteri
Propionibacterium Acnes
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Konsep
G. Definisi Operasional
3. Formulasi anti bakteri sabun jintan hitam adalah sabun jintan hitam dengan
H. Hipotesis Penelitian
1. Formulasi antibakteri sabun cair jintan hitam memiliki stabilitas yang baik.
Propionibacterium acnes.