Tugas Besok
Tugas Besok
prosedur bedah yang mengguanakan pembiusan dilakukan. Definisi lain dari kamar operasi adalah
suatu unit khusus yang digunakan untuk melakukan tindakan pembedahan, baik elektif maupun
akut, yang membutuhkan keadaan steril & kamar operasi adalah ruangan di dalam rumah sakit
yang dipakai untuk melaksanakan operasi mayor dan secara khusus hanya dipakai untuk prosedur
bedah bukan untuk invetervensi pengobatan.
Menurut segi tata ruang yang tercantum pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004, yang menjelaskan persyaratan medis sarana dan prasarana
pelayanan pada instalasi bedah sentral, secara umum konsep dasar pembuatan kamar operasi terdiri
atas :
a. Ruang pendaftaran terletak dibagian depan atau bagian yang paling mudah dijangkau oleh
keluarga pasien,ruangan ini dilengkapi dengan loket, meja kerja, lemari berkas/arsip
telepon/interkom. Fungsi ruang pendaftaran ini antara lain, adalah : untuk menyelenggarakan
kegiatan administrasi, khususnya pelayanan bedah, pasien bedah dan pengantar (keluarga dan
perawat) datang keruang pendaftaran, pengantar (keluarga atau perawat), melakukan pendaftaran
di loket pendaftaran, petugas pendaftaran ruang operasi rumah sakit melakukan pendataan pasien
bedah dan penandatanganan surat pernyataan dari keluarga pasien bedah, selanjutnya pengantar
menunggu di ruang tunggu.
b. Ruang tunggu pengantar merupakan ruangan yang dilengkapi dengan tempat duduk yang
nyaman bagi penunggu pasien bedah. Sebaiknya tempat duduk yang disediakan sesuai dengan
aktivitas pelayanan bedah.
c. Ruang transfer merupakan ruangan dimana pasien bedah dibaringkan di strecher khusus ruang
operasi, untuk pasien bedah yang datang menggunakan strecher dari ruang lain, pasien tersebut
dipindahkan ke strecher khusus ruang operasi rumah sakit, selain itu pasien juga dapat
melepasakan semua perhiasan dan diserahkan kepada keluarga pasien, tahap selanjutnya pasien
dibawa ke ruang persiapan (preparation room)
d. Ruang tunggu pasien (holding room) adalah ruangan yang digunakan untuk tempat menunggu
pasien sebelum dilakukan pekerjaan persiapan (preparation) oleh petugas ruang operasi rumah
sakit dan menunggu sebelum masuk ke kompleks ruang operasi. Apabila luasan area ruang operasi
rumah sakit tidak memungkinkan, kegiatan pada ruangan ini dapat dilaksanakan di ruang transfer
e. Ruang persiapan pasien adalah ruangan yang digunakan untuk mempersiapkan pasien bedah
sebelum memasuki ruang operasi, di ruang ini petugas rumah sakit dapat membersihkan tubuh
maupun mencukur rambut bagian tubuh yang perlu dicukur, petugas juga diwajibkan mengganti
pakaian pasien dengan pakaian khusus ruang operasi
f. Ruang induksi, merupakan ruangan yang dipergunakan untuk melakukan tindakan anestesi,
apabila luasan area ruang operasi yang tidak memungkinkan maka tindakan anestesi dapat
dilakukan di dalam ruang operasi.
g. Ruang operasi digunakan sebagai ruang untuk melakukan tindakan operasi dan atau
pembedahan. Luas ruangan harus cukup untuk memungkinkan petugas bergerak sekeliling
peralatan operasi/bedah. Ruang operasi harus dirancang dengan faktor keelamatan yang tinggi
h. Ruang pemulihan ditempatkan berdekatan dengan ruang operasi dan diawasi oleh perawat.
Pasien operasi yang ditempatkan di ruang pemulihan secar terus menerus dipantau karena efek
pembiusan normal atau ringan. Daerah ini memerlukan perawatan berkualitas tinggi yang dapat
secara cepat menilai pasien tentang status jantung dan pernafasan, selanjutnya melakukan tindakan
dengan memberikan pertolongan yang tepat (Kemenkes,2012). Ukuran ruang pemulihan adalah
dapat menampung satu sampai satu setengah tempat tidur setiap ruang operasi yang terdapat di
kamar operasi (Kunders,2000).
i. Ruang ganti petugas operasi sebaiknya dirancang untuk alur satu arah. Petugas yang masuk
kamar ganti tidak akan keluar ke pintu yang sama, melainkan melaui pintu yang langsung
berhubungan dengan ruang operasi (Kunders, 2000)
j. CSSD ( central strerilization and supply departement) atau ruang sterilisasi berlokasi terpisah
dengan kamar operasi. Fungsi ruang ini adalah untukk mensterilkan alat dan instrumen operasi,
linen operasi, maupun sarung tangan. Ruang CSSD sebaiknya berada dekat dengan kamar operasi
atau jika memungkinkan terdapat di kamar operasi tepatnya di area non steril, karena berfungsi
sangat vital dalam terlaksananya tindakan operasi (Kunders,2000)
Daerah Operasi
1. Zona 1 Pakaian dari luar Instalasi Kamar Operasi boleh dipakai.
2. Zona 2 Pakaian luar Instalasi Kamar Operasi masih boleh dipakai.
3. Zona 3 Petugas Instalasi Kamar Operasi wajib menggunakan pakaian khusus
4. Zona 4 Tim Instalasi Kamar Operasi wajib memakai jas operasi.
Batasan Operasional
1. Bedah
A. Bedah Minor
Bedah minor merupakan pembedahan dimana secara relatif dilakukan secara sederhana, tidak
memiliki risiko terhadap nyawa pasien dan tidak memerlukan bantuan asisten untuk
melakukannya, seperti: membuka abses superficial, pembersihan luka, inokulasi, superfisial
neuroktomi dan tenotomi
B. Bedah Mayor
Bedah mayor merupakan pembedahan dimana secara relatif lebih sulit untuk dilakukan daripada
pembedahan minor, membutuhkan waktu, melibatkan risiko terhadap nyawa pasien, dan
memerlukan bantuan asisten, seperti: bedah caesar, mammektomi, bedah torak, bedah otak.
C. Bedah Antiseptik
Bedah antiseptik merupakan pembedahan yang berhubungan terhadap penggunaan agen antiseptik
untuk mengontrol kontaminasi bakterial.
D. Bedah konservatif
Bedah konservatif merupakan pembedahan dimana dilakukan berbagai cara untuk melakukan
perbaikan terhadap bagian tubuh yang diasumsikan tidak dapat mengalami perbaikan, daripada
melakukan amputasi, seperti: koreksi dan imobilisasi dari fraktur pada kaki daripada melakukan
amputasi terhadap kaki.
E. Bedah Radikal
Bedah radikal merupakan pembedahan dimana akar penyebab atau sumber dari penyakit tersebut
dibuang, seperti: pembedahan radikal untuk neoplasma, pembedahan radikal untuk hernia.
F. Pembedahan Rekonstruktif
G. Bedah Plastik
Bedah plastik merupakan pembedahan dimana dilakukan untuk memperbaiki defek atau
deformitas, baik dengan jaringan setempat atau dengan transfer jaringan dari bagian tubuh lainnya.
3. Sifat Operasi:
A. Bedah Elektif
Bedah elektif merupakan pembedahan dimana dapat dilakukan penundaan tanpa membahayakan
nyawa pasien.
B. Bedah Emergensi
Bedah emergensi merupakan pembedahan yang dilakukan dalam keadaan sangat mendadak untuk
menghindari komplikasi lanjut dari proses penyakit atau untuk menyelamatkan jiwa pasien.
DAERAH KAMAR
1. Daerah Bebas
Daerah bebas merupakan daerah dimana pengunjung tidak diizinkan masuk, dan petugas harus
melepaskan alas kaki.
2. Daerah Bersih
a. Koridor transfer pasien b. Kamar ganti Pakaian dokter c. Kamar ganti Perawat
Area semirestriktik adalah daerah dimana pengunjung dan petugas harus melepaskan alas kaki.
Area restriktik adalah daerah dimana pengunjung tidak diizinkan masuk, petugas harus memakai
perlengkapan khusus (topi, masker, alas kaki, pakaian khusus), harus ganti pakaian, tidak boleh
rangkap.
1. Daerah Publik
Daerah yang boleh dimasuki oleh semua orang tanpa syarat khusus. Misalnya: kamar tunggu
kamar operasi.
Daerah yang bisa dimasuki oleh orang-orang tertentu saja, yaitu petugas. Pada daerah ini biasanya
diberi tulisan “DILARANG MASUK SELAIN PETUGAS” dan sudah ada pembatasan tentang
jenis pakaian yang dikenakan oleh petugas (pakaian khusus kamar operasi) serta penggunaan alas
kaki khusus di dalam.
3. Daerah Aseptik
Daerah aseptik merupakan daerah kamar bedah sendiri yang hanya bisa dimasuki oleh orang yang
langsung ada hubungan dengan kegiatan pembedahan, umumnya daerah yang harus dijaga
kesucihamaannya.
- Daerah aseptik 1, yaitu daerah memakai gaun operasi, tempat duk atau kain steril, tempat
instrumen dan tempat perawat instrumen mengatur dan mempersiapkan alat.
Ruang Penerimaan Pasien adalah ruang serah terima pre operasi Instalasi Kamar Operasi yang
dilengkapi dengan brankar, lemari tempat pakaian Instalasi Kamar Operasi bagi pasien yang akan
menjalani operasi, dilengkapi ruang ganti pasien One Day Care (ODC), lemari terkunci untuk
penyimpanan pakaian dan barang berharga milik pasien.
Ruang induksi dan premedikasi adalah ruang dimana pasien dari ruang operasi I dilengkapi lampu
operasi yang mampu menerangi bagian-bagian operasi, menggunakan oksigen sentral, suction
sentral, mesin anestesi, monitor pasien, tersedianya alat kesehatan dan obat-obatan dan jenis cairan
yang bisa memenuhi kebutuhan operasi, yang tersedia dalam troli. Kamar Operasi I digunakan
untuk operasi biasa.
4. Ruang Operasi II
Ruang operasi II dilengkapi meja operasi (datar, head up-head down, tilt kiri-kanan, duduk atau
setengah duduk, V atau V terbalik) secara manual. Ruang Operasi II dilengkapi dengan lampu
operasi yang mampu menerangi bagian-bagian operasi. Mesin anestesi dilengkapi dengan tabung
penampung gas anestesi (merek Penlon), monitor EKG yang bisa terlihat tekanan darah, rekaman
jantung, nadi, saturasi oksigen, AC sentral, Suction, oksigen sentral, alat kauter (Alsa bisa dipakai
untuk TUR, bisa dipakai untuk Bifolar), tersedianya alat kesehatan dan obat-obatan, dan jenis
cairan yang bisa memenuhi kebutuhan operasi, yang tersedia dalam troli.
Ruang operasi III digunakan untuk operasi yang bersifat bersih, yang dilengkapi dengan meja
operasi yang bisa dimodifikasi beberapa posisi (datar, head up-head down, tilt kiri-kanan, duduk)
secara manual. Ruang Operasi III dilengkapi lampu operasi yang mampu menerangi bagian-
bagian operasi.Dilengkapi dengan mesin anestesi, monitor ECG yang bisa terlihat tekanan darah,
rekaman jantung, nadi, saturasi oksigen, AC sentral, oksigen sentral, suction sentral, alat kauter,
tersedianya alat kesehatan dan obat-obatan, dan jenis cairan yang bisa memenuhi kebutuhan
operasi, yang tersedia dalam troli.
6. Ruang Operasi IV
Ruang operasi IV digunakan untuk operasi yang bersifat bersih, yang dilengkapi dengan meja
operasi yang bisa dimodifikasi beberapa posisi (datar, head up-head down, tilt kiri-kanan, duduk)
secara manual.
Ruang operasi IV dilapisi dengan Pb yang berguna untuk mengurangi radiasi (khusus penggunaan
C-Arm), dilengkapi lampu operasi yang mampu menerangi bagian- bagian operasi, mesin anestesi,
monitor EKG yang bisa terlihat tekanan darah, rekaman jantung, nadi, saturasi oksigen, AC
sentral, oksigen sentral, suction sentral alat kauter, tersedianya alat kesehatan dan obat-obatan, dan
jenis cairan yang bisa memenuhi kebutuhan operasi, yang tersedia dalam troli.
7. Ruang Operasi V
Ruang operasi V digunakan untuk operasi yang bersifat bersih, yang dilengkapi dengan meja
operasi yang bisa dimodifikasi beberapa posisi (datar, head up-head down, tilt kiri-kanan, duduk)
menggunakan alat remote, meja operasi bisa dimodifikasi dengan traksi ortopedi. Ruang Operasi
V dilapisi dengan Pb yang berguna untuk mengurangi radiasi (khusus penggunaan C-Arm),
dilengkapi lampu operasi yang mampu menerangi bagian-bagian operasi, mesin anestesi, monitor
EKG yang bisa terlihat tekanan darah, rekaman jantung, nadi, saturasi oksigen, AC sentral,
oksigen sentral, suction sentral, alat kauter, alat kesehatan dan obat-obatan, dan jenis cairan yang
bisa memenuhi kebutuhan operasi, yang tersedia dalam troli, monitor untuk bisa melihat tindakan
operasi di ruang istirahat dokter.
Tersedia lemari untuk penyimpanan alat instrumen dan linen sudah steril terbungkus yang siap
pakai disimpan di lemari masing-masing.
Tersedia juga lemari untuk penyimpanan linen biasa, seperti baju petugas instalasi kamar operasi,
stik laken, selimut dan untuk kebutuhan linen lainnya.
Tersedia lemari untuk penyimpanan alat kesehatan, sesuai jumlah inventaris. 10.Ruang
Penyimpanan Obat dan Alat Anestesi
Tersedia lemari untuk menyimpan obat dan alat kesehatan anestesi yang terkunci, kulkas untuk
menyimpan obat yang memerlukan suhu tertentu.
Ruang sadar pulih adalah ruang dimana pasien setelah operasi dibawa ke ruang sadar pulih untuk
diobservasi sekitar 2 jam. Ruang sadar pulih dilengkapi dengan 6 buah tempat tidur (standar
dengan hek pengaman), oksigen sentral, suction sentral, monitor pasien 6 set, persediaan cairan
infus, meja tulis, dan alat-alat untuk keperluan administrasi. Di ruang sadar pulih terdapat sebuah
komputer untuk urusan administrasi. Di ruang ini juga tersedia spool hoek, toilet. Di ruang sadar
pulih ini serah terima pasien dari instalasi kamar operasi dengan perawat ruang inap (pasien
kembali ke ruangan).
12.Ruang Pertemuan
Ruang pertemuan ini digunakan untuk pertemuan. Di ruang ini tersedia meja, kursi dan dilengkapi
dengan gambar kerangka anatomi tulang manusia, lemari buku untuk menyimpan buku-buku.
13.Ruang Istirahat
Ruang ini digunakan untuk ruang santai sekalian ruang makan, dilengkapi dengan kursi meja
makan, sofa, televisi, kulkas, dispenser, lemari untuk menyimpan alat-alat makan, dan lainnya.
Ruang ini digunakan khusus untuk wanita ganti pakaian, dengan pakaian instalasi kamar operasi.
Di ruang ini terdapat lemari pakaian gantung, lemari pakaian dan persediaan pakaian bersih
instalasi kamar operasi, dan loker yang terkunci.
16.Ruang Ganti Pria
Ruang ini digunakan khusus untuk pria ganti pakaian. Di ruang ini terdapat lemari pakaian
gantung, lemari tempat penyimpanan pakaian bersih instalasi kamar operasi dan loker yang
terkunci.
17.Kamar Mandi
Tersedia kursi meja, ada lemari untuk penyimpanan dokumen atau arsip-arsip, buku.
1.Pintu
Bentuk pintu sliding, pintu harus selalu tertutup dengan menggunakan penutup otomatis. Pintu
selalu terawat dan tidak boleh mengeluarkan suara.
2. Ventilasi
Memakai AC dilengkapi filter dan sistem ultraclean luminay airflow. Suhu diatur antara 19-22⁰C
dan kelembaban udara 50-60 %
3. Sistem Penerangan
Lampu ruangan memakai lampu pijar putih tertanam di dalam langit-langit sehingga tidak
menampung debu dan mudah dibersihkan. Pencahayaan ruangan sesuai peraturan pencahayaan
pada buku ini. Lampu operasi merupakan lampu khusus yang terdiri dari beberapa lampu yang
fokusnya dapat diatur, tidak panas, terang, tidak menyilaukan dan tidak menimbulkan bayangan
4. Sistem Gas
Sistem gas sebaiknya dibuat sentral memakai sistem pipa. Sistem pipa melalui bawah lantai atau di
atas langit-langit, dibedakan sistem pipa O2 dan Nitrogen Oksida
5. Sistem Listrik
6. Sistem Komunikasi Ada sistem komunikasi dengan ruangan lain di dalam rumah sakit dan ke
luar Rumah Sakit
Pembersihan
Pembersihan Harian
Setiap hari seluruh permukaan lantai kompleks kamar operasi dibersihkan dan didesinfeksi. Setiap
hari dilakukan pemeriksaan prasarana seperti penyediaan air bersih, kelistrikan, pencahayaan,
ventilasi, dan sebagainya. Pelaksana adalah Cleaning Service dan tim kamar operasi, dan
penanggung jawab adalah Kepala Instalasi Kamar Operasi.
Pembersihan Mingguan
Seluruh permukaan dinding Kamar Operasi dibersihkan dengan cairan didesinfeksi. Lantai
dibersihkan dengan deterjen, dikeringkan dan didesinfeksi. Seluruh permukaan lain seperti
permukaan lampu operasi, troli anestesi, kabel-kabel dan selang, tabung N2O, meja operasi troli
alat kesehatan, kursi, AC dibersihkan dan didesinfeksi. Kamar mandi dibersihkan pagi sore. Semua
bahan medis yang disterilisasi kering diperiksa kapasitas formalinnya.
Bila jadwal operasi dilaksanakan setelah dilakukan pembersihan rutin maka ruangan bedah tidak
perlu dibersihkan lagi. Bila jadwal operasi dilaksanakan sebelum dilaksanakan pembersihan rutin,
maka segera dilakukan pembersihan ruangan operasi dan sekitarnya.
1. Displin yang tinggi dalam menjalankan peraturan sepsis jangan banyak bicara.
2. Jangan banyak mondar-mandir dan usahakan jangan terlalu banyak orang dalam kamar operasi.
4. Petugas kamar operasi harus bebas dari kuman-kuman yang mudah ditularkan (karier sangat
sukar ditentukan).
5. Perlengkapan petugas:
- Alas kaki atau sepatu dalam kamar operasi - Jas operasi steril
- Alas kaki
1. Semua petugas di ruang sadar pulih harus bebas dari penyakit yang menular melalui pernapasan
atau udara dan bebas dari luka terbuka.
2. Prosedur kewaspadaan universal harus dipatuhi dengan merujuk pada penularan lewat darah.
3. Sebelum masuk ruang sadar pulih semua petugas harus mengganti pakaian dengan pakaian yang
khusus dipakai untuk bekerja di ruang tersebut, termasuk alas kaki, pakaian tersebut tidak
diperbolehkan dibawa ke luar ruangan, dan pakaian dari luar tidak boleh dibawa masuk.
4. Semua pengunjung harus mengenakan gaun pelindung atau gaun dan alas kaki pelindung yang
disediakan sebelum memasuki ruangan.
5. Petugas diharuskan selalu mencuci tangan dengan sabun antiseptik setiap kali kontak dengan
pasien.
Konsep pengelolaan dan pengendalian udara atau penghawaan pada ruang, hakekatnya terdiri
dari tiga hal, yaitu :
a. Pengendalian kalor atau panas dan suhu serta penggunaan bahan material bangunan, seperti jenis
dan tekstur bangunan. Zat pelapis atau cat, orientasi bangunan terhadap arah sinar matahari dan
angin, tata hijau lingkungan mempengaruhi seberapa besar atau seberapa kecil panas atau kalor
yang diserap atau dikeluarkan untuk menciptakan suhu yang nyaman bagi pengguna yaitu berkisar
20-24 derajat celcius.
b. Pengendalian kelembaban udara yang nyaman bagi tubuh adalah sekitar 50-60%. Salah satu
strategi untuk mengendalikan kelembaban udara dalam satu ruangan yaitu dengan mempercepat
prose penguapan. Hal ini dicapai dengan mengoptimalkan aliran sirkulasi udara atau ventilasi.
Ventilasi diperoleh dengan memanfaatkan perbedaan bagian-bagian ruangan 40 yang berbeda
suhunya, dan berbeda tekanan udaranya.
c. Pengendalian pertukaran udara. Kesegaran udara di dalam ruang serta kesehatannya diukur
dengan besarnya kadar zat asam (CO2) tidak melebihi 0,1- 0,5%. Pergantain udara dalam ruang
dikatakan baik apabila untuk ruangan dengan dimensi lima meter kubik per orang. Udara dalam
ruang harus diganti lima kali per jam. Semakin kecil rasio ruang per orang, frekuensi pergantian
udara semakin tinggi (Hatmoko,2010)
3 Hak Tajam 2
6 Gunting Kasar 1
7 Metzemburm 20 cm 1
8 Klem Musqito 20 cm 1
9 Onderbending Klem 16 cm 1
10 Handvadmes No 3 1
11 Handvadmes No 4 1
12 Desinfeksi Klem 1
13 Kocker Bengkok 16 cm 6
14 Klem Bengkok 16 cm 6
15 Masquito Bengkok 12 cm 2
16 Masquito Lurus 12 cm 2
17 Kocker Lurus 14 cm 2
22 Doek Klem 5
23 Ujung Suction 1
24 Still Depper 20 cm 2
25 Elis Klem 1
26 Peritonium Klem 4
27 Naldvoeder 18 cm 2
28 Naldvoeder 14 cm 1
29 Hak Ginjal 2
Periode pulih sadar dimulai segera setelah pasien meninggalkan meja operasi dan
langsung diawasi oleh ahli anestesi. Semua komplikasi dapat terjadi setiap saat, termasuk pada
Ruang pemulihan (Recovery Room) atau disebut juga Post Anesthesia Care Unit
(PACU) adalah ruangan tempat pengawasan dan pengelolaan secara ketat pada pasien yang baru
Pasca anestesia merupakan periode kritis, yang segera dimulai setelah pembedahan dan
anestesia diakhiri sampai pasien pulih dari pengaruh anestesia. 12 Risiko pasca anestesi dapat di
1) Kelompok I
Pasien yang mempunyai risiko tinggi gagal napas dan gangguan hemodinamik pasca
anestesia/bedah, sehingga perlu napas kendali pasca anestesia/bedah. Pasien yang termasuk
dalam kelompok ini langsung dirawat di Unit Terapi Intensif pasca anestesia/bedah tanpa
2) Kelompok II
Sebagian besar pasien pasca anestesia/bedah termasuk dalam kelompok ini, tujuan perawatan
pasca anestesia/bedah adalah menjamin agar pasien secepatnya mampu menjaga keadekuatan
Pasien yang menjalani operasi kecil, singkat dan rawat jalan. Pasien pada kelompok ini bukan
hanya fungsi respirasinya tetapi harus bebas dari rasa ngantuk, ataksia, nyeri dan kelemahan
Fase pre operatif merupakan tahap pertama dari perawatan perioperatif yang dimulai ketika
pasien diterima masuk di ruang terima pasien dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja
Fase intra operatif dimulai ketika pasien masuk atau dipindahkan ke instalasi bedah dan berakhir
saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan. Pada fase ini lingkup aktivitas keperawatan
Contoh : memberikan dukungan psikologis selama induksi anestesi, atau membantu mengatur
posisi pasien di atas meja operasi dengan menggunakan prinsip - prinsip dasar kesimetrisan
tubuh.
Fase Post operatif merupakan tahap lanjutan dari perawatan pre operatif dan intra operatif yang
dimulai ketika klien diterima di ruang pemulihan pasca anaestesi dan berakhir sampai evaluasi
tindak lanjut pada tatanan klinik atau di rumah. Pada fase ini lingkup aktivitas keperawatan
mencakup rentang aktivitas yang luas selama periode ini. Pada fase ini fokus pengkajian
meliputi efek agen anestesi dan memantau fungsi vital serta mencegah komplikasi. Aktivitas
rujukan yang penting untuk penyembuhan dan rehabilitasi serta pemulangan ke rumah.
Tujuan perawatan pasca anestesia yaitu untuk memulihkan kesehatan fisiologi dan
3) Mempertahankan sirkulasi darah, dapat dilakukan dengan pemberian cairan plasma ekspander.
Keadaan umum dari pasien harus diobservasi untuk mengetahui keadaan pasien, seperti
kesadaran. Vomitus atau muntahan mungkin saja terjadi akibat pengaruh anestesia sehingga
perlu dipantau kondisi vomitusnya. Selain itu drainase sangat penting untuk dilakukan observasi
5) Balance cairan
Harus diperhatikan untuk mengetahui input dan output cairan. Cairan harus balance untuk
mencegah komplikasi lanjutan, seperti dehidrasi akibat perdarahan atau justru kelebihan cairan
yang mengakibatkan menjadi beban bagi jantung dan juga mungkin terkait dengan fungsi
eleminasi pasien.
Pasien post anestesi biasanya akan mengalami kecemasan, disorientasi dan beresiko besar untuk
jatuh. Tempatkan pasien pada tempat tidur yang nyaman dan pasang side railnya. Nyeri
pemblok nyerinya.
1) Hemodinamik stabil
3) Nyeri terkontrol
4) Suhu normal
2.3.1 Kesadaran
Pemanjangan pemulihan kesadaran, merupakan salah satu penyulit yang sering dihadapi
di ruang pulih. Banyak faktor penyulit yang sering dihadapi di ruang pulih. Banyak faktor yang
terlibat dalam penyulit ini. Apabila hal ini terjadi diusahakan memantau tanda vital yang lain
rangsangan pada anggota gerak, mata atau pada kulitnya sehingga mudah mengalami cedera,
oleh karena itu posisi pasien diatur sedemikian rupa, mata ditutup dengan plester atau kasa yang
Masalah gelisah dan berontak, seringkali mengganggu suasana ruang pulih bahkan bisa
3) Hipoksia
2.3.2 Respirasi
Depresi sentral adalah yang paling sering akibat dari efek sisa opiat, disamping itu bisa
juga disebabkan oleh keadaan hipokapnea, hipotermia dan hipoperfusi. Depresi perifer yaitu
karena efek sisa pelupuh otot, nyeri, distensi abdomen dan rigiditas otot. Usaha
mengganggu dapat diberikan obat anti disritmia seperti lidokain. Hal lain yang perlu mendapat
1) Perdarahan dari luka operasi yaitu kemungkinan adanya perdarahan dari luka operasi, selalu
harus diperhatikan. Adanya perembesan dari luka operasi atau bertambahnya jumlah darah
2) Bendungan di sebelah distal dari tempat bekas luka operasi bisa menimbulkan udema dan nyeri
di daerah tersebut.
Perhatikan produksi urin, terutama pada pasien yang dicurigai risiko tinggi gagal ginjal
akut pasca bedah/anestesia.Pada keadaan normal produksi urin mencapai > 0,5 cc/KgBB/jam,
bila terjadi oliguria atau anuria, segera dicari penyebabnya, apakah pre renal, renal atau
salurannya.
terutama pada kasus bedah akut, senantiasa harus diantisipasi. Untuk mengatisipasi hal ini,
Akan tetapi bila terjadi penyulit seperti ini maka tindakan yang cepat dan tepat sangat
diperlukan untuk mengatasi jalan napas. Walaupun demikian kemungkinan terjadi aspirasi asam
lambung senantiasa mengancam. Bila hal ini terjadi, pasien dirawat secara intensif di Unit
Terapi Intensif karena pasien akan mengalami ancaman gagal napas akut.
Pemulihan aktivitas motorik pada penggunaan obat pelumpuh otot, berhubungan erat
dengan fungsi respirasi. Bila masih ada efek sisa pelumpuh otot,
pasien mengalami hipoventilasi dan aktivitas motorik yang lain juga belum kembali normal.
Petunjuk yang sangat sederhana untuk menilai pemulihan otot adalah menilai
kemampuan pasien untuk membuka mata atau kemampuan untuk menggerakkan anggota gerak
terutama pada pasien menjelang sadar. Kalau sarana memadai, dapat dilakukan uji kemampuan
Penyulit hipotermi pasca bedah, tidak bisa dihindari terutama pada pasien bayi/anak dan
2. Penggunaan desinfektan
3) Oksigenasi adekuat
v. Masalah nyeri
Trauma akibat luka operasi sudah pasti akan menimbulkan nyeri. Hal ini harus disadari
sejak awal dan bila pasien mengeluh rasa nyeri atau ada tanda-tanda pasien menderita nyeri,
perubahan perangai, psikologis, perubahan fisik antara lain pola napas, denyut nadi dan tekanan
darah, serta pemeriksaan laboraturium yaitu kadar gula darah. Intensitas nyeri dinilai dengan
“visual analog scale” (VAS) dengan rentang nilai dari 1-10 yang dibagi menjadi :
analgesia lokal atau analgetik non steroid atau anti prostaglandin, misalnya : asam mefenamik,
2) Menekan pada proses transmisi, mempergunakan obat analgesia lokal dengan teknik analgesia
sistemik yang diberikan secara intermiten atau tetes kontinyu atau diberikan secara regional
Nyeri luka operasi laparotomi, menimbulkan pengaruh yang serius terhadap fungsi
kapasitas residu fungsional akan menurun sehingga ventilasi alveolar berkurang. Disamping itu
kamampuan batuk pasca bedah untuk mengeluarkan sputum berkurang sehingga timbul retensi
sputum. Oleh karena itu pada pasien pasca laparotomi tinggi yang insisinya mencapai prosesus
sifoideus dilakukan ventilasi mekanik selama 1 x 24 jam, selanjutnya pada saat yang sama
dipasang kateter epidural untuk mengendalikan nyeri mempergunakan preparat opiat (morfin).
vi. Posisi
Posisi pasien perlu diatur di tempat tidur ruang pulih. Hal ini perlu diperhatikan untuk
mencegah kemungkinan :
Posisi pasien diatur sedemikian rupa tergantung kebutuhan sehingga nyaman dan aman
3) Posisi terlentang dengan elevansi kedua tungkai dan bahu (kepala) pada pasien blok spinal dan
bedah otak
2.2 Pemantauan pasca anestesi dan kriteria pengeluaran
Penilaian dilakukan :
1. Saat masuk
2. Selanjutnya dilakukan penilaian setiap saat dan dicatat setiap 5 menit sampai tercapai nilai total
adalah:
1. Observasi minimal 30 menit setelah pemberian narkotik atau obat penawarnya (nalokson) secara
intervena.
2. Observasi minimal 60 menit setelah pemberian antibiotik, antiemetik atau narkotik secara
intramuskular.
5. Tindakan lain akan ditentukan kemudian oleh Dokter Spesialis Anestesiologi dan Dokter
Spesialis Bedah.
Pasien bisa dipindahkan ke ruang perawatan dari ruang pemulihan jika nilai pengkajian
post anestesi adalah >7-8. Lama tinggal di ruang pulih tergantung dari teknik anestesi yang
digunakan. Pasien dikirim ke ICU (Intensive Care Unit) apabila hemodinaik tak stabil perlu
Persyaratan
1. Suhu pada disinfeksi secara fisik dengan air panas untuk peralatan sanitasi 80 0C dalam
waktu 45-60 detik, sedangkan untuk peralatan memasak 800C dalam waktu 1 menit.
2. Disinfektan harus memenuhi kriteria tidak merusak peralatan maupun orang, disinfektan
mempunyai efek sebagai deterjen dan efektif dalam waktu yang relatif singkat, tidak
terpengaruh oleh kesadahan air atau keberadaan sabun dan protein yang mungkin ada.
3. Penggunaan disinfektan harus mengikuti petunjuk pabrik.
4. Pada akhir proses disinfeksi terhadap ruang pelayanan medis (ruang operasi dan ruang
isolasi) tingkat kepadatan kuman pada lantai dan dinding 0-5 cfu/cm 2, bebas
mikroorganisme patogen dan gas gangren. Untuk ruang penunjang medis (ruang rawat
inap, ruang ICU/ICCU, kamar bayi, kamar bersalin, ruang perawatan luka bakar, dan
laundry) sebesar 5-10 cfu/cm2
5. Sterilisasi peralatan yang berkaitan dengan perawatan pasien secara fisik dengan
pemanasan pada suhu + 121OC selama 30 menit atau pada suhu 134 OC selama 13 menit
dan harus mengacu pada petunjuk penggunaan alat sterilisasi yang digunakan.
6. Sterilisasi harus menggunakan disinfektan yang ramah lingkungan.
7. Petugas sterilisasi harus menggunakan alat pelindung diri dan menguasai prosedur
sterilisasi yang aman.
8. Hasil akhir proses sterilisasi untuk ruang operasi dan ruang isolasi harus bebas dari
mikroorganisme hidup.
1.cara fisika
2.cara kimia
Cara fisika
Sinar matahari banyak mengandung sinar UV sehingga secara langsung dapat dipakai pada
proses sterilisasi
Sinar UV dapat diperoleh melalui katoda panas yaitu ke dalam katoda bertekanan rendah diisis
dengan uap air raksa
Pemanasan dilakukan hingga air mendidih organisme yang tidak bnerspora dapat dimatikan
dalam tempo 10 menit tetapi ada beberapa yang bespora dapat mati
Metode pemanasan kering
Cara ini kurang efektif apabila tempratur kurang tinggi, pada temperature ini akan
menyebabkan kerusakan pada sel sel hidup dan jaringan
Metode inceneration
Alat alat platina khrome yang akan disterilkan dapat dilakukan melalui pembakaran secara
langsuing pada nyala lampu Bunsen hingga mencapai merah padam
Metode penyaringan
Mikro organisma yang ada tetap berada pada material, sedangan penyaring hanya memisahkan
mikroorganisme dari material
Dapat digunakan dengna menggunakan bahan kimia seperti formalin, dan gas etylen
oksida (EO)
Menggunakan bahan formalin bahan yang akan disterilkan direndam selama 24 jam.
Menggunakan gas EO menggunakan peralatan khusus, membutuhkan biaya yang mahal tetapi
hasil yang diperoleh sangat baik. Gas EO digunakan untuk sterilisasi bahan yang tidak tahan
panas, biasanya bukan plastic. Kelemahan gas EO mudah terbakar. Cara EO pilihan terakhir
Desinfeksi adalah proses mengurangi jumlah kuman, banyak digunakan pada bidang
Kesehatan,mikrobiologi, bahan yang digunakan untuk proses desifenksi disebut desinfektan.
Contoh alcohol 70%,resiguard 5%, larutan savlon 1;30 dalam alcohol 70%, chlorhexidine 4$,
larutan tincture 2%, dan larutan Kl
. Anestesi local
Anestesi lokal dilakukan dengan memblokir sensasi atau rasa sakit pada area tubuh yang akan
dioperasi. Jenis anestesi ini tidak memengaruhi kesadaran, sehingga pasien akan tetap sadar
selama menjalani operasi atau prosedur medis. Anestesi lokal dapat digunakan untuk operasi
minor atau kecil, seperti perawatan gigi, operasi gigi bungsu dan pencabutan gigi, operasi
mata, prosedur pengangkatan tahi lalat, dan biopsi pada kulit. Anestesi jenis ini dapat
diberikan dengan cara disuntik, disemprot, atau dioleskan ke kulit maupun selaput lendir yang
akan dioperasi.
Anestesi regional
Anestesi regional dilakukan dengan memblokir rasa sakit di sebagian anggota tubuh. Seperti
halnya anestesi lokal, pasien akan tetap tersadar selama operasi berlangsung, namun tidak
dapat merasakan sebagian anggota tubuhnya.Pada anestesi regional, obat akan diberikan
dengan cara disuntikkan di dekat sumsum tulang belakang atau di sekitar area saraf. Suntikan
ini akan menghilangkan rasa sakit pada beberapa bagian tubuh, seperti pinggul, perut, lengan,
dan kaki.Terdapat beberapa jenis anestesi regional, yaitu blok saraf perifer, epidural, dan
spinal. Anestesi regional yang paling sering digunakan adalah epidural, yang umum digunakan
saat persalinan.
Anestesi umum Anestesi umum atau biasa disebut bius total adalah prosedur pembiusan yang
membuat pasien menjadi tidak sadar selama operasi berlangsung. Anestesi jenis ini sering
digunakan untuk operasi besar, seperti operasi jantung terbuka, operasi otak, atau transplantasi
organ. Anestesi ini bisa diberikan melalui dua cara, yaitu melalui gas untuk dihirup (inhalasi)
dan obat yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah (intravena).Anestesi umum dianggap
cukup aman untuk sebagian besar pasien. Namun pada kelompok tertentu, seperti lansia, anak-
anak, atau pasien yang kondisinya sangat buruk, pemberian anestesi jenis ini harus dilakukan
dengan sangat hati-hati karena dapat menyebabkan komplikasi yang berbahaya. Pemilihan dan
pemberian anestesi akan disesuaikan dengan kondisi kesehatan pasien, prosedur medis yang
akan dijalani, dan lamanya prosedur yang akan dilakukan.
Sakit kepala.
Reaksi alergi.
Nyeri punggung.
Perdarahan.
Kejang.
Sulit buang air kecil.
Penurunan tekanan darah.
Infeksi tulang belakang.
1.Oropharyngeal tube cara mengukur dari sudut bibir sampai ke tragus sisi yang sama, dari
2.Nasopharyngeal tube , tidak merangsang muntah hati hati pada pasien fraktur basis cranii
Jecsoon rees konsentrasi 100% harus ada sumber oksigen, balon tidak boleh bocor
Rokhi basah Nyaring, bunyi yang hilang timbul dan meletup-letup seperti bunyi rambut yang
Pleural friction rub Nada rendah, nyaring, superfisial menerus, seperti bunyi potongan kertas
Ronkhi kering Nada rendah, bunyi seperti dengkuran yang monofonik, terutama terdengar saat
Stridor Nada tinggi, bunyi seperti dengkuran yang monofonik, terdengar saat inspirasi; lebih
Wheezing Nada tinggi, seperti bunyi siulan atau suara music yang terus menerus, terutama
Advance airway
Benang jahit monofilamen Benang jenis ini hanya terdiri dari satu utas, yaitu tidak ada
kepangan dengan benang yang lain. Jenis monofilamen sengaja dirancang untuk menembusi
jaringan kulit yang tipis., multifilamen Jenis benang tidak seperti benang monofilamen,
melainkan benang dengan jenis multifilamen terdiri beberapa benang kecil yang dikepang
menjadi satu
Benang Gut
Benang ini termasuk jenis monofilamen alami, digunakan untuk menjahit luka atau laserasi
jaringan lunak. Benang Gut tidak boleh digunakan untuk prosedur kardiovaskular atau
neurologis.
Polydioxanone (PDS)
Benang jenis monofilamen sintetik yang satu ini dapat digunakan untuk banyak digunakan
untuk penutupan luka operasi pada abdomen atau biasa digunakan untuk operasi jantung pada
anak.
Poliglecaprone (MONOCRYL).
Benang jahit jenis monofilamen sintetik ini terbilang sangat mudah didapati karena hampir
sebagian besar dokter ahli bedah menggunakan benda untuk menutupi luka operasi.
Poliglaktin (Vicryl).
Benang sintetis Vicryl paling banyak digunakan untuk menutupi luka di bagian wajah atau
tangan. Demi estetika, benang ini sering menjadi pilihan para tenaga medis