03 Atika Rahayu Ningsih
03 Atika Rahayu Ningsih
OLEH :
ATIKA RAHAYU NINGSIH
NIM : 14103084015406
7
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
TAHUN 2017
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny. F DENGAN ILEUS
OBSTRUKSI PARSIAL DI RUANG RAWAT INAP BEDAH
WANITA RSUD DR.ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI
TAHUN 2017
OLEH :
ATIKA RAHAYU NINGSIH
NIM : 14103084015406
8
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS PADANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
TAHUN 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang
Program Studi DIII Keperawatan
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2017
V BAB+halaman 96+lampiran 3
Abstrak
Obstruksi usus adalah gangguan pada aliran normal atau suatu blok saluran
usus yang menghambat pasase cairan, flatus dan makanan dapat secara
mekanis atau fungsional yang segera memerlukan pertolongan atau
tindakan. Insiden ileus obstruksi di RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi
tahun 2017 dari bulan Januari sampai Juni jumlah kasus Ileus Obstruksi
sebanyak 80 kasus. Tujuan penulisan laporan ini adalah mampu melakukan
asuhan keperawatan pada klien ileus obstruksi parsial. Hasil laporan kasus
ditemukan data pada Ny. F yaitu Klien mengatakan nyeri dirasakan disekitar
abdomen, Klien mengatakan nyeri yang dirasakan klien seperti ditusuk-
tusuk setiap ingin menggerakkan abdomennya, Klien mengatakan susah
untuk tidur saat malam hari karena nyeri pada bagian abdomen, Klien
mengatakan hanya tidur 4 jam dan sering terbangun karena sakit pada
bagian perut, Klien mengatakan hidungnya terasa sakit karena terpasang
NGT, Klien mengatakan keadaannya cemas karena terpasang infus di
tangan kiri dan kanan, terpasang kateter, cemas dengan keadaannya
sekarang ini karena takut penyakitnya tidak sembuh, Klien mengatakan
selama dia masuk Rumah Sakit belum ada mandi, Klien mengatakan belum
di izinkan ke kamar mandi karena keadaan yang belum memungkinkan.
Hasil pengkajian tersebut didapatkan masalah keperawatan pada Ny. F yaitu
nyeri akut berhubungan dengan kram abdomen sekunder terhadap distensi
dinding usus, defisit perawatan diri berhubungan dengan intoleransi
aktifitas, ansietas berhubungan dengan status kesehatan. Berdasarkan
masalah keperawatan diatas maka disusunlah rencana dan melaksanakan
tindakan keperawatan serta evaluasi yang mengacu pada tujuan dan kriteria
hasil. Ileus obstruksi bisa menyerang semua kalangan masyarakat baik laki-
9
laki maupun perempuan. Oleh karena itu disarankan kepada instansi rumah
sakit untuk melakukan asuhan keperawatan klien dengan ileus obstruksi
parsial secara tepat dan benar.
Abstract
10
Client said as long as he entered Hospital no bath, Clients say they have not
been allowed into the bathroom because of the circumstances that have not
been possible. The result of this study was obtained by nursing problem at
Ny. F that is acute pain associated with secondary abdominal cramps to
bowel wall distention, self-care deficit associated with activity intolerance,
anxiety associated with health status. Based on the above nursing problem,
the plan and conduct the nursing action and evaluation that refers to the
objectives and criteria of the results. Ileus obstruction can attack all circles
of society both men and women. It is therefore advisable to the institution of
the hospital to perform client nursing care with partial and correct parental
obstruction ileus.
BAB I
PENDAHULUAN
aliran normal isi usus sepanjang saluran isi usus. Obstruksi usus dapat
11
ketika isi usus tidak dapat melewati saluran gastrointestinal (Nurarif &
Kusuma,2015).
jalannya isi usus (Sabara, 2007). Setiap tahunnya 1 dari 1000 penduduk
0,13%. Selain itu, laporan data dari Nepal tahun 2007 didapatkan
jumlah penderita ileus obstruktif dan paralitik dari tahun 2005 -2006
lain dan untuk seluruh dunia jumlahnya jauh melebihi 50.000 dalam
setahun. Data dari rumah sakit di Cirebon tahun 2006 tercatat bahwa
sebanyak 3 kasus dari 88 kasus. Selain itu berdasarkan data dari Rumah
12
Sakit Umum Daerah dr Pringadi Medan pada tahun 2007 – 2010
oleh adhesi, Amerika Serikat 75% disebabkan oleh adhesi, India 50%
jalannya isis usus. Sekitar 20% pasien ke rumah sakit datang dengan
keluhan akut abdomen oleh karena obstruksi pada saluran cerna, 80%
makanan ditubuh kita normal, apabila salah satu dari bagian sistem
13
pencernaan kita mengalami gangguan, maka proses pencernaan
gejala yang paling sering muncul adalah tidak dapat BAB (obstipasi)
Pada penyakit Adhesi gejala yang paling sering muncul adalah obstipasi
obstipasi 24 (92,3%).
kasus. Sedangkan pada tahun 2017 dari bulan Januari – Juni jumlah
sebanyak 13 kasus.
14
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Obstruksi
15
obstruksi parsial di ruang rawat inap Bedah Wanita RSUD
2017
16
Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi
pada klien dengan Ileus Obstruksi parsial dan sebagai salah satu
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
17
Obstruksi usus adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang
atau fungsional (Tucker, 1998). Ileus adalah gangguan pasase isi usus
adalah gangguan pada aliran normal atau suatu blok saluran usus yang
18
Gambar.2.1. Sistem saluran pencernaan (Hurd, 2007)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan
yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya
dan lapisan serosa ( Sebelah Luar )Usus halus terdiri dari tiga bagian
yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan
yang nambulir disebut papila vateri. Usus dua belas jari atau
19
terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan
antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus
dengan mesenterium.
20
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan
21
2) Menyerap protein dalam bentuk asam amino.
halus.
anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Usus
besar terdiri :
a. Kolon asenden
b. Kolon transversum
dengan panjang ± 28 cm
c. Kolon desenden
d. Kolon sigmoid
22
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi
seperti Vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.
3. Usus Buntu
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: Caecus, “buta”) dalam istilah
penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini
4. Anus
2.1.3 Etiologi
23
Walaupun predisposisi ileus biasanya terjadi akibat pascabedah
1. Sepsis
chlorpromazine).
4. Infark miokard.
5. Pneumonia
2.1.4 Klasifikasi
24
b) Obstruksi strangulasi yaitu penyumbatan di dalam lumen usus
Menurut etiologinya
Menurut stadiumnya
25
a) Obstruksi sebagian (partisl obstruction) : obstruksi terjadi
26
Faktor risiko lainnya adalah usia lebih muda dari 60 tahun, peritonitis,
pada usus halus dan jarang sekali terjadi pada usus besar.
diikuti 21.25% terjadi dalam waktu 1-5 tahun, 21.25% terjadi dalam
waktu lebih dari 10 tahun dan paling sedikit terjadi dalam waktu 1
27
awalnya menjalani pembedahan di daerah abdomen dibawah kolon
ginekologis.(Ikechebelu,2010).
2.1.6 Patofisiologi
timbul nyeri, kram dan kolik. Distensi dinding usus juga dapat
perforasi, sehingga terjadi pelepasan bakteri dan toksin dari usus yang
28
nekrotik ke dalam peritoneum dan sirkulasi sistem. Pelepasan bakteri
Akumulasi gas dan cairan dalam lumen usus juga dapat menyebabkan
yaitu nyeri akut, pola napas tidak efektif, retensi urine, perubahan
cairan.
29
WOC
30
2.1.7 Manifestasi Klinis
Gejala utama dari ileus obstruksi antara lain nyeri kolik abdomen,
mual, muntah, perut distensi dan tidak bisa buang air besar (obstipasi).
Mual muntah umumnya terjadi pada obstruksi letak tinggi. Bila lokasi
2.1.8 Komplikasi
31
2. Syok hypovolemia terjadi akibat terjadi dehidrasi dan kekurangan
volume cairan.
peritonitis.
karena pembedahan.
1. Labotarorium
32
elektrolit darah, kadar ureum dan kreatinin serta urinalisis harus
ganggrenous. (Moran,2007).
pada obstruksi usus bagian proksimal. Pada foto supine kita dapat
33
memastikan obstruksi usus halus jika didapati gambaran dilatasi
terdapat udara pada kolon, dan adanya multiple air fluid level pada
3. USG abdomen
4. Pemerikan CT-Scan
34
5. Pemeriksaan Radiologi
sumbatan.
ladder sign)
35
Gambaran radiologis ileus obstruktif dibandingkan dengan ileus paralitik:
appearance
c) Pemeriksaan Angiografi
adhesi (Inayah,lin.2004).
36
2.1.10 Penatalaksanaan Medik
1) Monitor :
e. Darm contour
f. Suara usus
b. Lavement
3) Memperbaiki ventilasi :
4) Obat-obatan :
37
a. Antibiotik broadspectrum untuk bakteri anaerob dan aerob.
a. Strangulasi
b. Obstruksi lengkap
c. Hernia inkarserata
bedah. Terapi awal yang dilakukan adalah terapi konservatif, dan dilakukan
mungkin. Penelitian yang dilakukan oleh Franklin yang dimulai pada bulan
Mei tahun 1991 sampai 2001 pada 167 pasien dengan menggunakan
pada semua pasien. Laparoskopi juga berhasil melakukan terapi pada 154
pasien (92,2%) tanpa laparotomi. Komplikasi pada saat operasi dan pasca
aman dan efektif tidak hanya untuk menegakkan diagnosis juga untuk terapi
38
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
(Nursalam, 2011)
a. Identitas
b. Keluhan Utama
39
usus (awal obstruksi), penurunan bisisng usus selanjutnya, retensi
40
Nutrisi : Nutrisi terganggu karena adanya mual dan muntah.
muntah.
aktivitas.
g. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum
terdengar normal
41
3. Sistem hematologi: terjadi peningkatan leukosit yang
muntah
42
2.2.3 Rencana Keperawatan
Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Pain Management 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
dengan kram abdomen keperawatan selama 3x24 jam komprehensif termasuk lokasi,
sekunder terhadap distensi nyeri klien berkurang atau hilang karakteristik, durasi, frekuensi,
43
menggunakan manajemen 6. Evaluasi bersama klien dan tim
kebisingan
nyeri (farmakologi,
44
personal)
menentukan intervensi
hangat/ dingin
analgetik
14.Tingkatkan istirahat
prosedur
45
16.Monitor vital sign sebelum dan
pertama kali
46
pemberian, dan dosis optimal
pertama kali
kandung kemih sekunder dengan kriteria hasil : 3. Monitor derajat distensi bladder
terhadap tekanan pada 1. Kandung kemih kosong 4. Intruksikan pada pasien dan
47
3. Bebas dari ISK 6. Stimulasi reflek bladder dengan
dari kebutuhan tubuh keperawatan selam 3x24 jam Nutrition Monitoring 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
berhubungan dengan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi menentukan jumlah kalori dan
48
4. Tidak ada tanda tanda 6. Berikan makanan yang terpilih
dibutuhkan
Nutrition Monitoring 1. BB pasien dalam batas normal
badan
49
makan
perubahan pigmentasi
cavitas oral
magenta, scarlet
4 Pola nafas tak efektif Setelah dilakukan tindakan Airway Management 1. Buka jalan nafas, guanakan
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam teknik chin lift atau jaw thrust
50
terhadap tekanan pada kriteria hasil : 2. Posisikan pasien untuk
51
rentang normal (tekanan basah NaCl Lembab
mengoptimalkan keseimbangan.
secret trakea
paten
hipoventilasi
52
2. Catat adanya fluktuasi tekanan
darah
dan bandingkan
pernapasan
abnormal
53
kelembaban kulit
5. Risiko kekurangan volume Setelah dilakukan tindakan Fluid management 1. Timbang popok/pembalut
dengan kehilangan cairan klien terbebas dari resiko 2. Pertahankan catatan intake
yang berlebihan sekunder kekurangan volume cairan dengan dan output yang akurat
54
normal 4. Monitor vital sign
ruangan
55
buah segar )
56
2.2.4 Implementasi
hasil yang diharapkan dapat tercapai, sehingga terjalin interaksi yang baik
telah ditentukan, pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi
berikutnya.
2.2.5 Evaluasi
48
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yaitu menilai
efektifitas rencana yang telah dibuat, strategi dan pelaksanaan dalam asuhan
akhir dari proses keperawatan jika diperlukan. Tahap akhir dari proses
hasil.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
Agama : Islam
Pendidikan : SD
49
Alamat : Jl. Perwira Lubuk Sikarah, Kota Solok
Penanggung Jawab
Nama : Ny. R
Umur : 28 tahun
sakit sejak 13 hari yang lalu, terasa nyeri di perut. Klien mengatakan
BAB sejak 10 hari yang lalu. Klien juga mengatakan mual muntah
50
P (provokatif): Klien mengatakan timbul nyeri karena klien tidak
ada BAB.
Klien mengatakan susah untuk tidur saat malam hari karena nyeri
pada bagian abdomen, klien hanya tidur 4 jam dan sering terbangun
memungkinkan.
51
Klien mengatakan dahulu pernah menderita penyakit magh. Klien
diderita oleh ibu dan adek laki-laki. klien mengatakan tidak ada
Genogram
X
X X X
52
Kett :
X X : Meninggal
: Perempuan
: Laki – laki
: Tinggal Serumah
: klien
Kesadaran : Composmentis
BB / TB : 55 kg / 155 cm
Tanda Vital :
TD : 110 / 70 mmHg
Nafas : 20 x/i
Nadi : 80 x/i
Suhu : 37,3 c
1. Kepala
Rambut
53
Rambut klien tampak kotor, berminyak, tidak ada ketombe,
Mata
Telinga
Hidung
Lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada lecetan d area
NGT
2. Leher
54
3. Thorak
Paru – paru
dada sama
Jantung
sinistra
dextra
sinistra
55
Murmur (-)
4. Abdomen
Ins: Perut tampak membuncit karena tidak ada BAB, tidak ada
bekas operasi
Aus : Bising usus klien dengan ileus obstruksi parsial tidak ada
5. Punggung
6. Genitalia
7. Integumen
Turgor kulit kering, warna kulit sawo matang, tidak ada jejas, tidak
ada oedema, tidak ada luka, tidak ada luka bakar, capilary refil : 3
detik
8. Esktremitas
Kekuatan otot
5555 5555
56
Kaki kanan Kaki kiri
5555 5555
klien
sebelah kiri
/ Nutrisi
Makan
57
Porsi 1 Porsi Belum
Pantangan
Tidakada 2 gelas/hari
Keluhan
Tidakada Tidak ada
Minum
Tidakada
Jumlah
8 Gelas
MinumanKesukaan
Air putih, susu,
Pantangan
tekmanis
Tidakada
2. Eliminasi
( 01:00 – 09:00)
Kuning
Kekuningan pesing
58
Warna Pesing Cair
Kesulitan
3. Istirahat&Tidur
Kesulitantidur Tidakada
4. Personal Hygiene
keluarga
2x sebulan Tidakadakarenakuku
Potong kuku
masihpendek
59
karena klien mengatakan cemas dengan penyakitnya, klien tampak
dan baik, disaat klien sakit sekarang orang yang paling berharga dan
klien dengan keluarga dan tetangga berjalan dengan baik tidak ada
Sebelum klien masuk rumah sakit, klien selalu sholat lima waktu
akan sembuh, klien hanya banyak berdoan kepada tuhan yang maha
esa.
60
- Khlorida : 109.9 mEg/dl ( 100 – 106 mEg/dl )
Pemeriksaan Laboratorium
W 12.0 – 14.0
W 4.0 – 5.0
W 37.0 – 43.0
- MCV : 83.0 – [ fL ]
- MCH : 29.9 [ pg ]
Fungsi :
endoskopik
61
4. Perawatan sesudah operasi atau untuk mengurangi kepadatan
Obat parenteral
- Ceftriaxone 2 x 200 mg
- OMZ (Omeprazole) 2 x 20 mg
doudenal
lambung
cimetidine, ranitidine
- cetorolac 2 x 2 ml
62
3.1.11 Data focus
a. Data Subjektif
mandi
b. Data Obyektif
63
9) Rambut klien tampak berminyak
P = provokatif (penyebab)
Q = Quality (kualitas)
menggerakkan abdomennya
R = Radiation (penyebab)
klien bergerak
64
3.1.12 Analisa data
O
1 DS : Nyeri kram abdomen
abdomen
65
Klien mengatakan
sering terbangun
bagian perut
Klien mengatakan
DO :
Klien tampak
memegang perutnya
karena sakit
Skala nyeri 5
Dengan penilaian
PQRST :
P= provokatif
(penyebab)
ada BAB
Q= Quality (kualitas)
Nyeri yang
dirasakan klien
66
seperti ditusuk-
menggerakkan
abdomennya
R=Radiation (penyebab)
Nyeri dirasakan
disekitar abdomen
gejala)
bergerak
TTV
TD : 130 / 70
mmHg
pernafasan : 25x/i
2. DS : Defisit perawatan Intoleransi
67
Klien mengatakan diri aktifitas
ada mandi
Klien mengatakan
belum di izinkan ke
memungkinkan
DO :
kotor
kusut
Rambut klien
berminyak
mandi
3. DS : Ansietas Status
cemas karena
terpasang infus di
terpasang kateter,
68
Klien mengatakan
cemas dengan
keadaannya sekarang
penyakitnya tidak
sembuh
DO :
kateter
TTV
TD : 130 / 70
mmHg
Nafas : 25 x/i
Suhu : 37,3 c
69
1. Nyeri akut b/d kram abdomen sekunder terhadap distensi dinding
usus
70
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan pada Ny.F
dengan Ileus Obstruksi Parsial di Ruang Rawat Inap Bedah RSUD DR.Achmad Mochtar
4.1 Pengkajian
Berdasarkan tinjauan teoritis tentang pengkajian pada pasien Ileus Obstruksi sesuai
dengan tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus pada pengkajian Ny.F yang berumur 47
Tahun dengan Ileus Obstruksi Parsial. Pasien mengalami perutnya sakit sejak 13 hari
yang lalu, terasa nyeri di perut, klien gelisah dan meringgis apabila nyeri/ sakit datang,
klien mengatakan nyeri yang dirasakan klien hilang timbul, susah untuk tidur saat malam
hari karena nyeri pada bagian abdomen, klien hanya tidur 4 jam dan sering terbangun
karena sakit pada bagian perut, Skala nyeri 5. Klien mengatakan tidak ada kentut, Klien
mengatakan perutnya kembung, tidak ada BAB sejak 10 hari yang lalu. Klien juga
Hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan Obstruksi merupakan suatu pasase yang
terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran isi usus kedepan,
Tanda dan gejala pasien yang menderita ileus obstruksi gejala utama antara lain nyeri
kolik abdomen, mual, muntah, perut distensi dan tidak bisa buang air besar (obstipasi).
Mual muntah umumnya terjadi pada obstruksi letak tinggi. Bila lokasi obstruksi di
71
bagian distal maka gejala yang dominant adalah nyeri abdomen. Distensi abdomen
terjadi bila obstruksi terus berlanjut dan bagian proksimal usus menjadi sangat dilatasi.
Dalam teori dengan kasus Ileus Obstruksi ditemukan diagnosa keperawatan yaitu Nyeri
Hasil pengkajian diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny.F dengan Ileus Obstruksi
adalah
usus
Menurut asumsi penulis ada perbedaan yang spesifik antara teori dengan kasus. Sehingga
dapat disimpulkan diagnosa keperawatan yang tidak ada diteori ditemukan didalam kasus
dinding usus
Dari hasil pengkajian didapatkan perbedaan antara tinjauan teoritis dengan tinjauan
72
kasus, dimana ada 4 masalah keperawatan yang ada didalam tinjauan teoritis tidak ada
Hal ini disebabkan karena tidak adanya data-data dari keluahan pasien yang mendukung
untuk menegakkan masalah keperawatan yang ada didalam tinjauan teoritis ke dalam
tinjauan kasus. Namun ada dua masalah keperawatan yang tidak ada didalam tinjauan
Hal ini disebabkan karena adanya data-data yang mendukung dari keluhan pasien untuk
menegakan masalah keperawatan yang muncul didalam tinjauan kasus pasien ileus
73
Untuk diagnosa Nyeri b/d kram abdomen sekunder terhadap distensi dinding usus
25.Tingkatkan istirahat
26. Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri
27. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali
Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan yang dilaksanakan, yaitu
74
4. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
9. Tingkatkan istirahat
10. Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri
11. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali.
Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan teoritis dengan
Untuk diagnosa Defisit perawatan diri b.d intoleransi aktivitas intervensi yang dilakukan
ada 6 rencana keperawatan yang tidak ada didalam tinjauan teoritis, namun ada muncul
75
Untuk diagnosa Ansietas b.d Status kesehatan aktivitas intervensi yang dilakukan ada 6
rencana keperawatan yang tidak ada didalam tinjauan teoritis, namun ada muncul
4.4 Implementasi
keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan kondisi Ny.F. Diagnosa keperawatan
Nyeri akut b.d kram abdomen sekunder terhadap distensi dinding usus dan implementasi
dari ketidaknyamanan
76
Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan, pertahankan bahu tetap
rileks, dada bagian atas tidak bergerak, dan biarkan rongga perut bergerak
naik
bibir
bibir
8. Tingkatkan istirahat
9. Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
Untuk diagnosa Defisit perawatan diri b.d intoleransi aktivitas dan implementasi yang
77
6. Memberikan dukungan klien untuk mandi mandi / hygine
Untuk diagnosa Ansietas b.d Status kesehatan dan implementasi yang telah dilakukan,
yaitu :
- Istirahat ( tidur )
- Berfikiran positif
4.5 Evaluasi
Setelah dilakukan implementasi selama 3x8 jam dari hari Senin (19 Juni 2017) sampai
hari Rabu (21 Juni 2017), didapatkan hasil bahwa Ny.F mengalami kemajuan dimana
Ny.F merasakan nyeri sudah berkurang dengan skala nteri 4, Ny.F sudah bisa mandi
secara mandiri dan Ny.F sudah tidak cemas lagi dengan kondisinya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
78
Obstruksi usus adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus intstinal
(Nettina, 2001). Obstruksi merupakan suatu pasase yang terjadi ketika ada gangguan yang
menyebabkan terhambatnya aliran isi usus kedepan, tetapi peristaltiknya normal (Reeves,
2001).Obstruksi usus merupakan suatu blok saluran usus yang menghambat pasase
cairan, flatus dan makanan dapat secara mekanis atau fungsional (Tucker, 1998). Ileus
adalah gangguan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya obstruksi usus akut yang
9) Pengkajian asuhan keperawatan pada klien Ny.F dengan ileus obstruksi parsial
diruang rawat inap bedah wanita RSUD Dr. Achmad Mocthar Bukittinggi
tahun 2017 dapat dilakukan dengan baik dan tidak mengalami kesulitan dalam
mengumpulkan data.
10) Pada diagnosa asuhan keperawatan pada pasien dengan Ileus Obstruksi parsial
11) Pada perencanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan Ileus Obstruksi
kasus.
79
12) Pada implementasi asuhan keperawatan pada pasien dengan Ileus Obstruksi
Mochtar Bukittinggi Tahun 2017 hampir semua dapat dilakukan, namun ada
beberapa rencana tindakan yang penulis tidak lakukan tetapi dilakukan oleh
13) Evaluasi asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan pada pasien dengan
Ileus Obstruksi obstruksi parsial di ruang rawat inap Bedah Wanita RSUD
5.2 Saran
1. Bagi Penulis
memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien dengan Ileus Obstruksi
parsial dan sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidkan program studi DIII
Sebagai masukan bagi institusi pendidkan dalam proses belajar mengajar, khususnya
tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi Kasus dan memberikan sumbangan
80
3. Bagi Institusi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan, perawat yang ada dirumah sakit
dengan kram abdomen selama 3x24 jam nyeri klien berkurang komprehensif termasu
sekunder terhadap distensi atau hilang dengan kriteria hasil : durasi, frekuensi, k
36.Tingkatkan istirahat
37.Berikan informasi te
dari prosedur
pemberian analgesik p
2 Defisit perawatan diri b.d Setelah dilakukan asuhan keperawatan 7. Kaji kemampuan untu
fungsi
kondisinya
82
T
Tanggal keperawatan
1 Senin , 19 Nyeri akut b.d 08:45 5. Melakukan observasi nyeri secara 11:45 S:
usus ketidaknyamanan K
83
09:02 7. Membantu pasien dan keluarga untuk p
menguncupkan bibir
3-4 kali
84
11. pemberian analgetik yaitu cetorolax
prosedur
pertama kali
2 Defisit 10:08 7. Mengobservasi membrane mukosa 12:05 S:
aktivitas mandi k
kemampuan fungsi O:
mandi/hygine klien kl
11. Memberikan dukungan klien
ku
untuk mandi mandi / hygine.
ra
A:
te
P:
85
- In
- K
ke
- B
ke
pe
3 Ansietas b.d 11:10 4. Memberikan bimbingan antisipatif 12:49 S:
- Istirahat ( tidur ) a
- Berfikiran positif K
- Melakukan sholat O:
dipendam
- Berfikiran positif
A:
te
86
P:
- Int
- Me
ant
- Me
stre
- Me
em
Tanggal keperawatan
1 Selasa , 20 Nyeri akut b.d 08:45 1. Lakukan pengkajian nyeri secara 12:00 S:
ketidaknyamanan K
87
Tarik nafas dalam melalui hidung S
menguncupkan bibir
3-4 kali
7. Memberikan analgetik
88
10.Monitor vital sign sebelum dan
kali
2 Ansietas b.d 12:25 1. Memberikan bimbingan antisipatif 12:45 S:
sekitar p
- Istirahat ( tidur ) K
- Berfikiran positif m
2. Membantu klien k
mengurangi stress
3. Memberikan dukungan O:
emosional
A : Ma
P :Inter
tekn
89
No Hari / Diagnosa Jam Implementasi jam
Tanggal keperawatan
1 Rabu , 21 Nyeri akut b.d 09:00 1. Melakukan pengkajian nyeri secara 12:03 S:
ketidaknyamanan p
90
Tarik nafas secara maksimal, dilanjut
menguncupkan bibir
3-4 kali
7. Memberian analgetik
MANUSKRIP
91
Atika Rahayu Ningsih
Email : atika_rn@yahoo.com
92
memiliki insidensi sebesar 0,13%. Selain inap Bedah Wanita RSUD
itu, laporan data dari Nepal tahun 2007 Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi
didapatkan jumlah penderita ileus Tahun 2017
obstruktif dan paralitik dari tahun 2005 18) Melaksanakan atau dapat
-2006 adalah 1.053 kasus (5,32%), memberikan suhan keperawatan
sedangkan data di Indonesia tahun 2004 pada pasien dengan Ileus Obstruksi
tercatat sekitar 7.024 kasus ileus obstruksi parsial di ruang rawat
obstruktif yang dirawat inap. inap Bedah Wanita RSUD
Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi
1.6 Rumusan Masalah Tahun 2017
Berdasarkan latar belakang masalah yang 19) Mengevaluasi asuhan keperawatan
telah diuaraikan di atas, maka penulis yang telah dilaksanakan pada
tertarik untuk membuat Laporan Studi pasien dengan Ileus Obstruksi
Kasus dengan judul judul “Asuhan obstruksi parsial di ruang rawat
Keperawatan Pada Klien Ny.F Dengan inap Bedah Wanita RSUD
Ileus Obstruksi Parsial Di Ruang Rawat Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi
Inap Bedah Wanita RSUD Dr.Achmad Tahun 2017
Mochtar Bukittinggi Tahun 2017”
20) Melakasanakan pendokumentasian
1.7 Tujuan keperawatan pada pasien dengan
Ileus Obstruksi obstruksi parsial di
1.7.1 Tujuan Umum ruang rawat inap Bedah Wanita
Setelah melakukan asuhan RSUD Dr.Achmad Mochtar
keperawatan pada pasien dengan Bukittinggi Tahun 2017
Ileus Obstruksi parsial penulis dapat
melaksanakan asuhan keperawatan TINJAUAN PUSTAKA PENDAHULUAN
sesuai dengan kewenangan perawat
dan standar asuhan keperawatan 2.1 Defenisi Ileus Obstruksi
yang berlaku di ruang bedah RSUD Obstruksi merupakan suatu pasase yang
Dr.Achmad Mucthar Bukittinggi terjadi ketika ada gangguan yang
tahun 2017 menyebabkan terhambatnya aliran isi usus
kedepan, tetapi peristaltiknya normal
1.7.2 Tujuan Khusus (Reeves, 2001).Obstruksi usus merupakan
Setelah melakukan asuhan suatu blok saluran usus yang menghambat
keperawatan pada pasien dengan pasase cairan, flatus dan makanan dapat
Ileus Obstruksi parsial penulis secara mekanis atau fungsional (Tucker,
dapat : 1998).
14) Memahami konsep dan asuhan
keperawatan tentang Ileus 2.2 Etiologi
Obstruksi Walaupun predisposisi ileus biasanya
15) Mengidentifikasi pengkajian dan terjadi akibat pascabedah abdomen, tetapi
data yang menunjang masalah ada faktor predisposisi lain yang
keperawatan pada klien serta mendukung peningkatan resiko terjadinya
keluarga dengan ileus obstruksi ileus, di antaranya (Behm, 2003) sebagai
parsial di ruang rawat inap Bedah berikut :
Wanita RSUD Dr.Achmad Mochtar 11. Sepsis
Bukittinggi Tahun 2017 12. Obat-batan (misalnya: opoid, antasid,
16) Menentukan diagnosa keperawatan
coumarin, amitriptyline,
pada pasien dengan Ileus Obstruksi
chlorpromazine).
parsial di ruang rawat inap Bedah
13. Ganguan elektrolit dan metabolik
Wanita RSUD Dr.Achmad Mochtar
(misalnya hipokalamia,
Bukittinggi Tahun 2017
hipomagnesemia, hipernatremia,
17) Merncanakan asuhan keperawatan
anemia, atau hoposmolalitas).
pada pasien dengan Ileus Obstruksi
obstruksi parsial di ruang rawat 14. Infark miokard.
93
15. Pneumonia bakteri dan toksin dari usus yang nekrotik
16. Trauma (misalnya: patah tulang iga, ke dalam peritoneum dan sirkulasi sistem.
cidera spina). Pelepasan bakteri dan toksin ke
17. Bilier dan ginjal kolik. peritoneum akan menyebabkan peritonitis
18. Cidera kepala dan prosedur bedah septikemia.
saraf.
2.5 Pemeriksaan penunjang
19. Inflamasi intraabdomen dan
1. Labotarorium
peritonitis.
2. Foto polos abdomen
20. Hematoma retroperitoneal. 3. USG abdomen
4. Pemerikan CT-Scan
.2.3 Manifestasi klinis
5. Pemeriksaan Radiologi
Gejala utama dari ileus obstruksi antara
lain nyeri kolik abdomen, mual, muntah,
2.6 Penatalaksanaan
perut distensi dan tidak bisa buang air
6) Monitor :
besar (obstipasi). Mual muntah umumnya
g. Keseimbangan cairan dan elektrolit :
terjadi pada obstruksi letak tinggi. Bila
mengoreksi defisit atau kelebihan
lokasi obstruksi di bagian distal maka
cairan dan mengganti dengan cairan
gejala yang dominant adalah nyeri
intravena.
abdomen. Distensi abdomen terjadi bila
h. Tanda-tanda vital : ada kenaikan,
obstruksi terus berlanjut dan bagian
berarti ada kemungkinan strangulasi
proksimal usus menjadi sangat dilatasi.
atau peritonitis.
i. Pasang kateter urin untuk
2.4 Patofisiologi
menghitung balance cairan. Bila
Ileus non mekanis dapat disebabkan oleh
urine output berkurang, waspadai
manipulasi organ abdomen , peritonitis,
syok.
sepsis, dll, sedang ileus mekanis
j. Cairan lambung : ukur dan catat
disebabkan oleh perlengketan neoplasma,
warnanya.
hernia, benda asing, volvulus. Adanya
k. Darm contour
penyebab tersebut dapat mengakibatkan
l. Suara usus
passage usus terganggu sehingga
7) Dekompresi atas dan bawah :
akumulasi gas dan cairan dalam lumen
usus. Adanya akumulasi isi usus dapat
c. Dekompresi dengan NGT, penderita
dipuasakan.
meneyebabkan gangguan absorbsi H2O
dan elektrolit pada lumen usus yang d. Lavement
mengakibatkan kehilangan H2O dan 8) Memperbaiki ventilasi :
natrium. Selanjutnya akan terjadi d. Posisi Fowler sehingga expansi
penurunan volume cairan ekstraseluler diafragma luas.
sehingga terjadi syok hypovolemik, e. Menganjurkan penderita bernafas
penurunan curah jantung, penurunan melalui hidung dan tidak menelan
perfusi jaringan , hipotensi dan asidosis udara karena akan menambah
metabolik. distensi
Akumulasi cairan juga mengakibatkan f. Menganjurkan bernafas dalam.
distensi dinding usus sehingga timbul 9) Obat-obatan :
nyeri, kram dan kolik. Distensi dinding c. Antibiotik broadspectrum untuk
usus juga dapat menekan kandung kemih bakteri anaerob dan aerob.
sehingga terjadi retensi urine. Retensi d. Analgesik apabila nyeri.
juga dapat menekan diafragma sehingga 10) Tindakan bedah bila :
ventilasi paru terganggu dan e. Strangulasi
menyebabkan sulit bernapas. Selain itu f. Obstruksi lengkap
distensi juga dapat menyebabkan g. Hernia inkarserata
peningkatan tekanan intralumen. h. Tidak ada perbaikan pada
Selanjutnya terjadi iskemik dinding usus,
pengobatan konservatif
kemudian terjadi nekrosis, rupture dan
perforasi, sehingga terjadi pelepasan 2.7 Komplikasi
94
9. Peritonitis septicemia adalah suatu dengan obstruksi jalan keluar
keadaan dimana terjadi peradangan kandung kemih sekunder terhadap
pada selaput rongga perut (peritonium) tekanan pada kandung kemih
yang disebabkan oleh terdapatnya 13. Perubahan nutrisi kurang dari
bakteri dalam darah (bakterimia). kebutuhan tubuh berhubungan
10. Syok hypovolemia terjadi akibat dengan muntah
terjadi dehidrasi dan kekurangan 14. Pola nafas tak efektif
volume cairan. berhubungan dengan penurunan
11. Perforasiusus adalah suatu kondisi O2 sekunder terhadap tekanan
yang ditandai dengan terbentuknya pada diafragma
suatu lubang usus yang menyebabkan 15. Risiko kekurangan volume
kebococran isi usus kedalam rongga cairan berhubungan dengan
perut, Kebococran ini dapat kehilangan cairan yang berlebihan
meneybabkan peritonitis. sekunder akibat muntah
12. Nekrosisusus adalah adanya kematian
jaringan pada usus. Rencana asuhan keperawatan
13. Sepsis adalah infeksi berat di dalam Perencanaan adalah pengembangan
darah karena adanaya bakteri. strategi untuk mencegah, mengurangi,
14. Abses adalah kondisi medis dimana dan mengatasi masalah-masalah yang
terkumpulnya nanah didaerah anus telah diidentifikasikan dalam diagnosis
oleh bakteri atau kelenjar yang keperawatan. Desain perencanaan
tersumbat pada anus. menggambarkan sejauh mana perawat
15. Sindroma usus pendek dengan mampu menetapkan cara menyelesaikan
malabsorbsi dan malnutrisi adalah masalah dengan efektif dan efisien
suatu keadaan dimana tubuh sudah (Rohmah & Walid, 2012).
tidak bisa mengabsorbsi nutrisi karena
pembedahan. Implementasi keperawatan
Implemetntasi merupakan tahap
16. Gangguan elektrolit. Trefluk muntah
keempat dari proses keperawatan
dapat terjadi akibat distensi abdomen.
dimana rencana keperawatan
Muntah mengakibatkan kehilangan
dilaksanakan : melaksanakan
ion hidrogen dan kalium dari lambung,
intervensi/aktivitasyang telah
serta menimbulkan penurunan klorida
ditentukan, pada tahap ini perawat siap
dan kalium dalam darah (Dermawan,
untuk melaksanakan intervensi dan
dkk.2010.).
aktivitas yang telah dicatat dalam rencan
perawatan klien.
2.8 Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari
Evaluasi
proses keperawatan dan merupakan
Evaluasi merupakan tahap akhir dari
upaya untuk pengumpulan data secara
proses keperawatan yaitu menilai
lengkap dan sistematis mulai dari
efektifitas rencana yang telah dibuat,
pengumpulan data, identitas dan
strategi dan pelaksanaan dalam asuhan
evaluasi status kesehatan klien.
keperawatan serta menentukan
(Nursalam, 2011).
perkembangan dan kemampuan pasien
dalam mencapai sasaran yang telah
Diagnosa yang akan muncul
diharapkan.
Menurut buku NANDA tahun 2015-
2017 dianosa keperawatan yang sering
TINJAUAN KASUS
muncul pada klien ileus obstruksi
adalah:
3.3 PENGKAJIAN
11. Nyeri akut berhubungan
dengan kram abdomen sekunder 3.3.1 Identitas Klien
terhadap distensi dinding usus Nama / initial : Ny. F
12. Retensi urinarius berhubungan No. MR:474520
95
Umur : 47 tahun merasa tidak nyaman apabila
Ruang Rawat : Bedah nyeri datang
Jenis kelamin : Perempuan
Tgl Masuk RS :17 Juni 2017 T (time): klien mengatakan nyeri
Status : Menikah yang dirasakan klien hilang
Tgl Pengkajian:19 Juni 2017 timbul, nyeri dirasakan saat
Agama : Islam klien bergerak
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SD Klien mengatakan susah untuk tidur
Alamat : Jl. Perwira Lubuk saat malam hari karena nyeri pada
Sikarah, Kota Solok bagian abdomen, klien hanya tidur 4
Suku Bangsa : Minang-Indonesia jam dan sering terbangun karena
sakit pada bagian perut, Skala nyeri
5.Klien mengatakan hidungnya
Penanggung Jawab terasa sakit karena terpasang NGT,
Nama : Ny. R klien mengatakan keadaannya cemas
Umur : 28 tahun karena terpasang infus di tangan kiri
Hub. Keluarga : Anak dan kanan, terpasang kateter, cemas
Pekerjaan : IRT dengan keadaannya sekarang ini
3.3.2 Alasan Masuk karena takut penyakitnya tidak
sembuh. klien mengatakan selama
klien masuk kiriman atau rujukan dari dia masuk Rumah Sakit belum ada
Rumah Sakit Adnan wd payakumbuh mandi,klien mengatakanbelum di
melalui IGD dengan keluhan klien izinkan oleh dokter ke kamar mandi
mengatakan perutnya sakit sejak 13 hari karena keadaan yang belum
yang lalu, terasa nyeri di perut. Klien memungkinkan.
mengatakan tidak ada kentut, Klien
mengatakan perutnya kembung, tidak e. Riwayat Kesehatan Dahulu
ada BAB sejak 10 hari yang lalu. Klien Klien mengatakan dahulu pernah
juga mengatakan mual muntah (+), menderita penyakit magh. Klien
kepala pusing. mengatakan tidak ada menderita
3.3.3 Riwayat Kesehatan penyakit seperti ini sebelumnya,
d. Riwayat kesehatan sekarang klien mengatakan dahulu tidak ada
mengalami BAB berdarah dan
Saat di lakukan pengkajian pada berlendir , klien mengatakan tidak
tanggal 19 juni 2017 pukul 09:00 pernah operasi pada abdomen
wib klien mengatakan nyeri pada sebelumnya, tidak ada riwayat
abdomen, skala nyeri 5 dengan penyakit hipertensi
penilaian PQRST yaitu :
f. Riwayat Kesehatan Keluarga
P (provokatif): Klien mengatakan Klien mengatakan tidak ada riwayat
timbul nyeri karena klien tidak ada penyakit yang sama dengan klien.
BAB. Klien hanya mengatakan ada riwayat
penyakit magh yang diderita oleh ibu
Q (quality): klien mengatakan nyeri dan adek laki-laki. klien mengatakan
terasa ditusuk-tusuk setiap ingin tidak ada riwayat penyakit Jantung,
menggerakkan perutnya tidak ada riwayat penyakit hipertensi
96
Tanda Vital : 3.3.8 Data Penunjang
TD : 110 / 70 mmHg
Nafas : 20 x/i Tanggal 19 juni 2017
Nadi : 80 x/i Pemeriksaan kimia klinik
Suhu : 37,3 c - Kalium: 3.47 mEg/dl
( 3.5 – 5.5 mEg/dl )
Head to toe - Natrium : 142.2 mEg/dl ( 135
Fokus pengkajian – 147 mEg/dl )
Abdomen - Khlorida : 109.9 mEg/dl ( 100
Ins: Perut tampak membuncit karena – 106 mEg/dl )
tidak ada BAB, tidak ada Pemeriksaan Laboratorium
bekas operasi - HGB : 14.4 [ g/dl ]P 13.0 – 16.0
Aus : Bising usus klien dengan ileus
W 12.0 – 14.0
obstruksi parsial tidak ada
- RBC : 4.81 [ 10^6/Ul ]
Pl: Terdapat nyeri tekan, skala nyeri
5 - HCT : 39.9 [ % ]
Pk : Terdengar bunyi Tympani pada - MCV : 83.0 – [ fL ]
anterior bawah kiri - MCH : 29.9 [ pg ]
- MCHC : 36.1 [g/dL ]
3.3.4 Riwayat Alergi - RDW-SD : 34.6 – [ fL]
- RDW-CV : 11.6 [%]
Klien mengatakan tidak ada mempunyai - WBC : 8.20 [ 10^3/ Ul ]
alergi obat – obatan maupun alergi
terhadap makanan 3.3.9 Data Pengobatan
- Foren enema 1x 133 ml
3.3.5 Data Psikologis - Ceftriaxone 2 x 200 mg
karena klien mengatakan cemas dengan
- cetorolac 2 x 2 ml
penyakitnya, klien tampak cemas , klien
tampak meringis. pertahanan diri klien - RL 20tts/i dalam waktu 8jam
baik, klien menghadapi penyakitnya - Nacl 3 % ( 700 ) dalam 24 jam
dengan sabar
97
d. Data Obyektif
15) Klien tampak gelisah 3.4 Implementasi keperawatan dan
16) Klien tampak meringis evaluasi
17) Klien tampak memegang perutnya Implementasi dilakukan selama 3 hari
karena sakit dan penulis tidak mengalami
18) Klien tampak memegang kesulitan karena klien kooperatif. Dan
hidungnya karena sakit masalah dapat teratasi dengan baik.
19) Klien tampak cemas, nadi : 110 x/i
pernafasan : 25x/i PEMBAHASAN
20) Klien terpasang NGT
21) Klien tampak letih Asuhan Keperawatan pada Ny.F dengan Ileus
22) Klien tampak kotor Obstruksi Parsial di Ruang Rawat Inap Bedah
23) Rambut klien tampak berminyak RSUD DR.Achmad Mochtar Bukittinggi
24) Rambut klien kusut Tahun 2017 di dapatkan pembahasan sebagai
25) Badan klien bau berikut :
26) Klien tampak tidak segar
27) TTV 19 juni 2017 4.3 Pengkajian
TD : 130 / 70 mmHg Berdasarkan tinjauan teoritis tentang
N : 110 x/i pengkajian pada pasien Ileus Obstruksi
Suhu : 37,3 c sesuai dengan tinjauan teoritis dengan
RR : 22x/i tinjauan kasus pada pengkajian Ny.F yang
28) Skala nyeri 5 berumur 47 Tahun dengan Ileus Obstruksi
Dengan penilaian PQRST : Parsial. Pasien mengalami perutnya sakit
P = provokatif (penyebab) sejak 13 hari yang lalu, terasa nyeri di
Nyeri klien timbul karena perut, klien gelisah dan meringgis apabila
klien tidak ada BAB nyeri/ sakit datang, klien mengatakan
Q = Quality (kualitas) nyeri yang dirasakan klien hilang timbul,
Nyeri yang dirasakan klien susah untuk tidur saat malam hari karena
seperti ditusuk-tusuk setiap nyeri pada bagian abdomen, klien hanya
ingin menggerakkan tidur 4 jam dan sering terbangun karena
abdomennya sakit pada bagian perut, Skala nyeri 5.
R = Radiation (penyebab) Klien mengatakan tidak ada kentut, Klien
Nyeri dirasakan disekitar mengatakan perutnya kembung, tidak ada
abdomen BAB sejak 10 hari yang lalu. Klien juga
S = Severity (tanda dan gejala) mengatakan mual muntah (+), kepala
Klien meringis, skala nyeri 5, pusing.
nyeri dirasakan klien disertai Hal ini sejalan dengan teori yang
nafas dan nadi agak cepat, menyatakan Obstruksi merupakan suatu
klien merasa tidak nyaman pasase yang terjadi ketika ada gangguan
T = time (waktu timbulnya) yang menyebabkan terhambatnya aliran
Nyeri dirasakan klien hilang isi usus kedepan, tetapi peristaltiknya
timbul, nyeri dirasakan saat normal (Reeves, 2001).
klien bergerak Tanda dan gejala pasien yang menderita
ileus obstruksi gejala utama antara lain
3.4 Diagnosa keperawatan nyeri kolik abdomen, mual, muntah, perut
1. Nyeri akut b/d kram abdomen distensi dan tidak bisa buang air besar
sekunder terhadap distensi (obstipasi). Mual muntah umumnya
dinding usus terjadi pada obstruksi letak tinggi. Bila
2. Defisit perawatan diri b/d lokasi obstruksi di bagian distal maka
intoleransi aktivitas gejala yang dominant adalah nyeri
3. Ansietas b/d Status kesehatan abdomen. Distensi abdomen terjadi bila
obstruksi terus berlanjut dan bagian
3.3 Intervensi keperawatan proksimal usus menjadi sangat dilatasi.
Intervensi keperawatan dilakukan
selama 3x24 jam 4.4 Diagnosa Keperawatan
98
Dalam teori dengan kasus Ileus Obstruksi 8. Risiko kekurangan volume cairan
ditemukan diagnosa keperawatan yaitu berhubungan dengan kehilangan
Nyeri b/d kram abdomen sekunder cairan yang berlebihan sekunder
terhadap distensi dinding usus. akibat muntah.
Hasil pengkajian diagnosa keperawatan Hal ini disebabkan karena tidak adanya
yang muncul pada Ny.F dengan Ileus data-data dari keluahan pasien yang
Obstruksi adalah mendukung untuk menegakkan masalah
4. Nyeri berhubungan dengan kram keperawatan yang ada didalam tinjauan
abdomen sekunder terhadap teoritis ke dalam tinjauan kasus. Namun
distensi dinding usus ada dua masalah keperawatan yang
5. Defisit perawatan diri berhubungan tidak ada didalam tinjauan teoritis, tapi
dengan intoleransi aktivitas ada didalam tinjauan kasus, yaitu :
6. Ansietas b/d Status kesehatan. 3. Defisit perawatan diri b/d
Menurut asumsi penulis ada perbedaan intoleransi aktivitas
yang spesifik antara teori dengan kasus.
Sehingga dapat disimpulkan diagnosa 4. Ansietas b/d Status kesehatan
keperawatan yang tidak ada diteori Hal ini disebabkan karena adanya data-
ditemukan didalam kasus Ileus Obstruksi data yang mendukung dari keluhan pasien
pada Ny.F. untuk menegakan masalah keperawatan
Sedangkan pada tinjauan teoritis ada 5 yang muncul didalam tinjauan kasus
masalah keperawatan, yaitu : pasien ileus obstruksi, namun tidak ada
1. Nyeri akut berhubungan dengan muncul didalam tinjauan teoritis.
kram abdomen sekunder terhadap
distensi dinding usus 8.3 Rencana Asuhan Keperawatan
2. Retensi urinarius berhubungan
dengan obstruksi jalan keluar Dalam penyusunan rencana keperawatan
kandung kemih sekunder terhadap penulis menggunakan rencana
tekanan pada kandung kemih keperawatan berdasarkan standar NIC-
3. Perubahan nutrisi kurang dari NOC NANDA. Dalam kasus rencana
kebutuhan tubuh berhubungan keperawatan yang muncul diantaranya
dengan muntah adalah :
4. Pola nafas tak efektif berhubungan Untuk diagnosa Nyeri b/d kram abdomen
dengan penurunan O2 sekunder sekunder terhadap distensi dinding usus
terhadap tekanan pada diafragma dilakukan intervensi Pain Management
5. Risiko kekurangan volume cairan dan Analgesic Administration yang
berhubungan dengan kehilangan berdasarkan pada tinjauan teoritis ada 11
cairan yang berlebihan sekunder rencana keperawatan, yaitu :
akibat muntah 39. Lakukan pengkajian nyeri
Dari hasil pengkajian didapatkan secara komprehensif termasuk
perbedaan antara tinjauan teoritis dengan lokasi, karakteristik, durasi,
tinjauan kasus, dimana ada 4 masalah frekuensi, kualitas dan faktor
keperawatan yang ada didalam tinjauan presipitasi
teoritis tidak ada muncul didalam tinjauan 40. Observasi reaksi nonverbal
kasus, yaitu : dari ketidaknyamanan
5. Retensi urinarius berhubungan 41. Bantu pasien dan keluarga
dengan obstruksi jalan keluar untuk mencari dan menemukan
kandung kemih sekunder terhadap dukungan
tekanan pada kandung kemih 42. Kontrol lingkungan yang
6. Perubahan nutrisi kurang dari dapat mempengaruhi nyeri seperti
kebutuhan tubuh berhubungan suhu ruangan, pencahayaan dan
dengan muntah kebisingan
7. Pola nafas tak efektif berhubungan 43. Kurangi faktor presipitasi
dengan penurunan O2 sekunder nyeri
terhadap tekanan pada diafragma
99
44. Ajarkan tentang teknik non 13. Kaji kemampuan untuk
farmakologi: napas dala, relaksasi, melakukan alat bantu
distraksi, kompres hangat/ dingin 14. Kaji membrane mukosa
45. Kolaborasi dalam pemberian oral dan kebersihan tubuh setiap
analgetik hari
46. Tingkatkan istirahat 15. Kaji kondisi kulit saat
47. Berikan informasi tentang mandi
nyeri seperti penyebab nyeri, berapa 16. Kaji adanya perubahan
lama nyeri akan berkurang dan kemampuan fungsi
antisipasi ketidaknyamanan dari 17. Bantu perawatan diri :
prosedur mandi/hygine
48. Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik 18. Beri dukungan klien mandi
pertama kali dalam melakukan mandi dan
Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 hygine.
rencana keperawatan yang dilaksanakan, Untuk diagnosa Ansietas b.d Status
yaitu : kesehatan aktivitas intervensi yang
12. Lakukan pengkajian nyeri secara dilakukan ada 6 rencana keperawatan
komprehensif termasuk lokasi, yang tidak ada didalam tinjauan teoritis,
karakteristik, durasi, frekuensi, namun ada muncul didalam tinjauan
kualitas dan faktor presipitasi kasus, yaitu :
13. Observasi reaksi nonverbal dari 13.Beri bimbingan antisipatif kepada
ketidaknyamanan klien
14. Bantu pasien dan keluarga untuk 14.Bantu klien mengurangi stress
mencari dan menemukan dukungan 15.Berikan dukungan emosional
16.Monitor vital sign
15. Kontrol lingkungan yang dapat
17.Kolaborasi dalam pemberian terapi
mempengaruhi nyeri seperti suhu
obat
ruangan, pencahayaan dan
kebisingan 18.Ajarkan klien teknik relaksasi
16. Kurangi faktor presipitasi nyeri
17. Ajarkan tentang teknik non 8.4 Implementasi
farmakologi: napas dala, relaksasi, Implementasi keperawatan yang
distraksi, kompres hangat/ dingin dilakukan juga sesuai dengan rencana
18. Kolaborasi dalam pemberian asuhan keperawatan yang telah disusun
analgetik dan sesuai dengan kondisi Ny.F.
19. Tingkatkan istirahat Diagnosa keperawatan Nyeri akut b.d
20. Berikan informasi tentang nyeri kram abdomen sekunder terhadap distensi
seperti penyebab nyeri, berapa lama dinding usus dan implementasi yang
nyeri akan berkurang dan antisipasi dilakukan, yaitu :
ketidaknyamanan dari prosedur 11. Melakukan pengkajian nyeri
21. Monitor vital sign sebelum dan secara komprehensif termasuk
sesudah pemberian analgesik lokasi, karakteristik, durasi,
pertama kali. frekuensi, kualitas dan faktor
Dari hasil perbandingan antara rencana presipitasi, Mengobservasi reaksi
tindakan menurut tinjauan teoritis dengan nonverbal dari ketidaknyamanan
tinjauan kasus sesuai antara teori dengan 12. Membantu pasien dan
kasus ileus obstruksi. keluarga untuk mencari dan
Untuk diagnosa Defisit perawatan diri b.d menemukan dukungan
intoleransi aktivitas intervensi yang 13. Mengontrol lingkungan yang
dilakukan ada 6 rencana keperawatan dapat mempengaruhi nyeri seperti
yang tidak ada didalam tinjauan teoritis, suhu ruangan, pencahayaan dan
namun ada muncul didalam tinjauan kebisingan
kasus, yaitu :
100
14. Mengurangi faktor presipitasi kemajuan dimana Ny.F merasakan nyeri
nyeri sudah berkurang dengan skala nteri 4,
15. Mengkaji tipe dan sumber Ny.F sudah bisa mandi secara mandiri
nyeri untuk menentukan intervensi dan Ny.F sudah tidak cemas lagi dengan
16. Mengjarkan tentang teknik kondisinya.
relaksasi
KESIMPULAN DAN SARAN
17. Berkolaborasi dalam
pemberian analgetik 5.3 Kesimpulan
Ditemukan : OMZ 2x20 mg/hari
18. Tingkatkan istirahat Obstruksi merupakan suatu pasase yang
19. Berikan informasi tentang terjadi ketika ada gangguan yang
nyeri seperti penyebab nyeri, menyebabkan terhambatnya aliran isi usus
berapa lama nyeri akan berkurang kedepan, tetapi peristaltiknya normal
dan antisipasi ketidaknyamanan (Reeves, 2001).Obstruksi usus merupakan
dari prosedur suatu blok saluran usus yang menghambat
20. Monitor vital sign sebelum dan pasase cairan, flatus dan makanan dapat
sesudah pemberian analgesik secara mekanis atau fungsional (Tucker,
Untuk diagnosa Defisit perawatan diri b.d 1998). Ileus adalah gangguan pasase isi
intoleransi aktivitas dan implementasi usus yang merupakan tanda adanya
yang telah dilakukan, yaitu : obstruksi usus akut yang segera
12. Mengobservasi kemampuan memerlukan pertolongan atau tindakan
klien untuk melakukan alat bantu (Darmawan, dkk, 2010).
13. Mengobservasi membrane Dari uraian diatas penulis dapat
mukosa oral dan kebersihan tubuh mengambil kesimpulan :
14. Mengobservasi kondisi kulit 1. Konsep dan asuhan keperawatan
saat mandi tentang Ileus Obstruksi seperti
15. Mengobservasi adanya pengertian, anatomi dan fisiologi,
perubahan kemampuan fungsi etiologi, manifestasi klinis,
patofisiologi dan WOC, pemeriksaan
16. Membantu perawatan diri :
penunjang, penatalaksanaan dan
mandi/hygine klien
komplikasi. Dapat di pahami dengan
17. Memberikan dukungan klien baik oleh penulis maupum pembaca
untuk mandi mandi / hygine 2. Pengkajian asuhan keperawatan pada
Untuk diagnosa Ansietas b.d Status klien Ny.F dengan ileus obstruksi
kesehatan dan implementasi yang telah parsial diruang rawat inap bedah
dilakukan, yaitu : wanita RSUD Dr. Achmad Mocthar
7. Memberikan bimbingan Bukittinggi tahun 2017 dapat
antisipatif cemas kepada klien dilakukan dengan baik dan tidak
dengan cara : mengalami kesulitan dalam
- Komunikasi dengan mengumpulkan data.
orang sekitar 3. Pada diagnosa asuhan keperawatan
- Istirahat ( tidur ) pada pasien dengan Ileus Obstruksi
- Berfikiran positif parsial di ruang rawat inap Bedah
8. Membantu klien mengurangi Wanita RSUD Dr.Achmad Mochtar
stress Bukittinggi Tahun 2017 dapat
dirumuskan 3 diagnosa pada tinjauan
9. Memberikan dukungan kasus
emosional 4. Pada perencanaan asuhan
keperawatan pada pasien dengan
8.5 Evaluasi Ileus Obstruksi parsial di ruang rawat
Setelah dilakukan implementasi selama inap Bedah Wanita RSUD
3x8 jam dari hari Senin (19 Juni 2017) Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi
sampai hari Rabu (21 Juni 2017), Tahun 2017 semua perencanaan
didapatkan hasil bahwa Ny.F mengalami dapat diterapkan pada tinjauan kasus.
101
5. Pada implementasi asuhan Al-Salem AH, Oquaish M. Adhesive
keperawatan pada pasien dengan intestinal obstruction in infants and children:
Ileus Obstruksi obstruksi parsial di the place of conservative treatment. ISRN
ruang rawat inap Bedah Wanita Surg. 2011;1–4.
RSUD Dr.Achmad Mochtar
Bukittinggi Tahun 2017 hampir Behm, B. Dan stollman N. Postoperative
semua dapat dilakukan, namun ada ileus: etiologi dan interventions. Clin
beberapa rencana tindakan yang Gastroenterol Hepatol. 1(2): 71-80/maret
penulis tidak lakukan tetapi 2003
dilakukan oleh perawat ruangan
tersebut Debas HT. Gastrointestinal surgery:
6. Evaluasi asuhan keperawatan yang pathophysiology and management. New
telah dilaksanakan pada pasien York: SpringerVerlag; 2004 : 239 – 54.
dengan Ileus Obstruksi obstruksi
parsial di ruang rawat inap Bedah Franklin Jr, et all. Laparoscopic Diagnosis
Wanita RSUD Dr.Achmad Mochtar and Treatment of Intestinal Obstruction.
Bukittinggi Tahun 2017 dapat Texas Endosurgery Institute, 2003
dilakukan dari 3 diagnosa dan semua
masalah teratasi sebagian. Indrayani MN. Diagnosis dan tatalaksana
ileus obstruksi [Internet]. e-Jurnal Medika
5.4 Saran Udayana. 2013
4. Bagi Penulis
Liakakos T, Thomakos N, Fine P, Dervenis
Memberikan pengetahuan dan C, Young R. Peritoneal adhesions: etiology,
memperkaya pengalaman bagi pathophysiology, and clinical significance.
penulis dalam memberikan dan Recent advances in prevention and
menyusun asuhan keperawatan pada management. Dig Surg [Internet]. 2001
klien dengan Ileus Obstruksi parsial [cited 2015 Mach 20];18(4):260–73.
dan sebagai salah satu syarat Available from:
menyelesaikan pendidkan program http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pu
studi DIII Keperawatan Sekolah bmed/11528133.
Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)
Perintis Padang. Pasaribu N. Karakteristik penderita ileus
obstruktif yang dirawat inap di RSUD dr.
5. Bagi Institusi Pendidikan Pirngadi Medan tahun 2007-2010 [skripsi].
Sebagai masukan bagi institusi Medan. Fakultas Kesehatan Masyarakat
pendidkan dalam proses belajar Universitas Sumatra Utara; 2012.
mengajar, khususnya tentang Karya
Tulis Ilmiah Laporan Studi Kasus Obaid KJ. Intestinal obstruction: etiology,
dan memberikan sumbangan pikiran correlation between pre- JOM FK Volume 2
yang kiranya dapat berguna sebgai No. 2 Oktober 2015 18 operative and
informasi awal. operative diagnosis. . Int J Public Health.
2011; 41–9.
6. Bagi Institusi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan bagi tenaga Shalkow J. Pediatric small-bowel obstruction
kesehatan, perawat yang ada dirumah [on the Internet]. Medscape. 2014 [updated
sakit untuk mengambil langkah- 2014 Oct 14 ; cited 2014 Nov 7]. Available
langkah kebijakan dalam rangka from: http://emedicine.medscape.com/art
upaya peningkatan mutu pelayanan icle/930411-overview#showall
keperawatan klien dengan Ileus
Obstruksi parsial. Sadler, T. Langman’s Medical embryology.
9th ed. Baltimore : Lipincott Williams and
DAFTAR PUSTAKA Wilkins; 2004 : 285-318 24.
102
103
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY. F DENGAN ILEUS OBSTRUKSI
PARSIAL DIRUANG RAWAT INAP BEDAH WANITA RSUD DR. ACHMAD
MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2017
ATIKA RAHAYU NINGSIH, NS.VERA SESRIANTY,M.KEP
Abstrak
Obstruksi usus adalah gangguan pada aliran normal atau suatu blok saluran usus yang
menghambat pasase cairan, flatus dan makanan dapat secara mekanis atau fungsional yang
segera memerlukan pertolongan atau tindakan. Insiden ileus obstruksi di RSUD Dr.Achmad
Mochtar Bukittinggi tahun 2017 dari bulan Januari sampai Juni jumlah kasus Ileus Obstruksi
sebanyak 80 kasus. Tujuan penulisan laporan ini adalah mampu melakukan asuhan
keperawatan pada klien ileus obstruksi parsial. Hasil laporan kasus ditemukan data pada Ny.
F yaitu Klien mengatakan nyeri dirasakan disekitar abdomen, Klien mengatakan nyeri yang
dirasakan klien seperti ditusuk-tusuk setiap ingin menggerakkan abdomennya, Klien
mengatakan susah untuk tidur saat malam hari karena nyeri pada bagian abdomen, Klien
mengatakan hanya tidur 4 jam dan sering terbangun karena sakit pada bagian perut, Klien
mengatakan hidungnya terasa sakit karena terpasang NGT, Klien mengatakan keadaannya
cemas karena terpasang infus di tangan kiri dan kanan, terpasang kateter, cemas dengan
keadaannya sekarang ini karena takut penyakitnya tidak sembuh, Klien mengatakan selama
dia masuk Rumah Sakit belum ada mandi, Klien mengatakan belum di izinkan ke kamar
mandi karena keadaan yang belum memungkinkan. Hasil pengkajian tersebut didapatkan
masalah keperawatan pada Ny. F yaitu nyeri akut berhubungan dengan kram abdomen
sekunder terhadap distensi dinding usus, defisit perawatan diri berhubungan dengan
intoleransi aktifitas, ansietas berhubungan dengan status kesehatan. Berdasarkan masalah
keperawatan diatas maka disusunlah rencana dan melaksanakan tindakan keperawatan serta
evaluasi yang mengacu pada tujuan dan kriteria hasil. Ileus obstruksi bisa menyerang semua
kalangan masyarakat baik laki-laki maupun perempuan. Oleh karena itu disarankan kepada
instansi rumah sakit untuk melakukan asuhan keperawatan klien dengan ileus obstruksi
parsial secara tepat dan benar.
104
NURSING CARE IN CLIENT NY. F WITH ILEUS PARSIAL OBSTRUCTION IN THE
INFANT ROOM WOMEN SURGERY RSUD DR. ACHMAD MOCHTAR
BUKITTINGGI 2017
ATIKA RAHAYU NINGSIH, NS.VERA SESRIANTY,M.KEP
Abstract
Intestinal obstruction is a disorder of the normal flow or a block of intestinal tract which
inhibits fluid, flammable and food passages can be mechanically or functionally that require
immediate relief or action. The incidence of obstructive ileus at Dr.Achmad Mochtar
Bukittinggi Hospital in 2017 from January to June was 80 cases of Ileus Obstruction. The
purpose of writing this report is to be able to perform nursing care on partial obstruction
ileus clients. The results of case reports found data on Ny. F The client says the pain is felt
around the abdomen, Client said the pain felt by the client as stabbed every want to move his
abdomen, Client said difficult to sleep at night due to pain in the abdomen, Client said only
sleep 4 hours and often woke up due to pain at Stomach, Client said his nose hurt because of
installed NGT, Client said his condition is anxious because of infusion installed in left and
right hand, mounted catheter, worried about his current situation for fear of his illness does
not heal, Client said as long as he entered Hospital no bath, Clients say they have not been
allowed into the bathroom because of the circumstances that have not been possible. The
result of this study was obtained by nursing problem at Ny. F that is acute pain associated
with secondary abdominal cramps to bowel wall distention, self-care deficit associated with
activity intolerance, anxiety associated with health status. Based on the above nursing
problem, the plan and conduct the nursing action and evaluation that refers to the objectives
and criteria of the results. Ileus obstruction can attack all circles of society both men and
women. It is therefore advisable to the institution of the hospital to perform client nursing
care with partial and correct parental obstruction ileus.
105