Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA

PENGATURAN ARUS AC TERKENDALI PENUH

Dosen Pegampu : Nofiansyah, S.T.,M.T.


Nama : Muhamaad Ridho
NIM : 061930311137
Kelas : 5 LN
Kelompok :2
1. Hari Yadi Riski : 061930311125
2. Ikhlas : 061930311126
3. Immanuel Ricardo : 061930311127
4. kgs m putra ramzy : 061930311129
5. Muhammad Dzulfebrian Adha : 061930311130
6. M. Rasyid Andrian : 061930311131
7. M Robi Muharam : 061930311132
8. M. alif al hafis : 061930311133
9. Marcelino Yobel : 061930311134
10. Muhammad Fatra : 061930311136
11. Muhammad Ridho : 061930311137
12. Muhammad wahyu apriansyah : 061930311138
13. Permannah Akbar : 061930311140
14. Putra hatta dinata : 061930311141
15. Resky Juniar Saputra : 061930311142
16. Wafiq Wahyudi : 061930311143
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA

PENGATURAN ARUS AC TERKENDALI PENUH

Dosen Pengampu : Nofiansyah, S.T.,M.T.


Disusun oleh : Muhamaad Ridho
NIM : 061930311137
Kelas : 5 LN

PPROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

2021
1. Tujuan

1.1 Menjelaskan bagaimana fungsi suatu regulasi AC


1.2 Mengetahui persamaan sudut fasa positif dan negatif setengah gelombang
tegangan
1.3 Memperlihatkan antara perbedaan regulator AC terkontrol dengan regensi
karakteristik matematika
1.4 Mengevaluasi keuntungan dari suatu grafik, membandingkan dengan
karakteristik matematika.
1.5 Membuktikan pengaruh dari suatu induksi untuk menghasilkan suatu arus
bolak balik

2. Pendahuluan
Pada rangkaian terkontrol penuh, 2 thyristor yang sama dihubungkan
anti parallel, dengan operasi simetris dimaksudkan untuk menunda pulsa
penyalaan yang diaplikasikan kedua thyristor dengan melalui titik terendah
input AC yang ada hubungannya sebagai referensi

Pada  = 180° kedua thyristor dimatikan, daerah regulasi dari tegangan dan
daya adalah 0% sampai 100%. Persamaan matematika untuk menghitung


tegangan out AC adalah : V Vo 1   12 Sin2
Karena kontrol simetris, harga rms dari arus IV1 dan IV2 adalah sama
sehingga arus

beban Iɛ dapat dihitung : Iɛ  (IV1) 2 atau Iɛ  2.I


(IV2 ) V1

Jika beban adalah suatu kombinasi antara resistif dan induktif, setelah
penyalaan arus melalui sebuah thyristor memperlihatkan penambahan waktu,
ini menunjukan bahwa sering kali thyristor berubah penuh karena arus
hokling thyristor tidak dapat mencapai waktu singkat dari pulsa penyalaan.
Jawaban untuk masalah ini dengan menggunakan pulsa penyalaan dengan
periode terlama. Pada beban induktif, karena penyimpanan energi
menyebabkan arus yang mengalir sama rata selama titik terendah dari
pemakaian tegangan. Dengan demikian dalam latihan penyearah arus, sebuah
tegangan beban induktif adalah arus positif mengalir.

3. Peralatan yang Digunakan


- 1 Power supply dc +15/-15 Volt
- 1 Wattmeter universal
- 1 Transformator isolasi 1 fasa
- 1 Adaptor arus dan tegangan
- 1 Beban induktif 100 mH/5A
- 1 Unit pengontrol 4 fasa
- 1 Osiloscope
- 1 rms meter
- 1 Set point potensiometer
- 1 Beban resistif 2x100 ohm/2A
- 2 Thyristor
- 3 Super-fast blow fase
4. Rangkaian Percobaan
4.1 Beban R= 100 ohm

4.2 Beban R = 100 ohm +L = 200mH


5. Latihan/Tugas
5.1 Membuat rangkaian seperti gambar dengan tidak menggunakan beban
induktif, hanya dengan beban resistif. Untuk daerah kontrol 0° sampai 180°.
Ukur tegangan output dan daya keluarannya.

5.2 Dengan menggunakan hasil dari data 5.1. Gambarkan karakteristik-


karakteristik kontrol

Va/Vo = f(ɛ ) dan P/Pmaks = f(ɛ )


6. Hasil Percobaan
6.1 Tabel
Tabel data dengan menggunakan beban R=100 Ω

α Vrms Irms Iav Vav P(watt) Vα/ Vo

0° 9 0,09 0,02 0,2 0,81 1

10° 9 0,09 0,02 0,2 0,81 1

20° 9 0,09 0,02 0,2 0,81 1

30° 9 0,1 0,02 0,2 0,81 1

45° 9 0,1 0,02 0,2 0,81 1

60° 8,8 0,11 0,02 0,2 0,968 0,97

90° 7,6 0,12 0,02 0,2 0,912 0,84

120° 5,1 0,12 0,02 0,2 0,612 0,56

135° 3,5 0,16 0,02 0,2 0,056 0,38

177° 1,5 0,06 0,02 0,2 0,09 0,16


a. Perhitungan dari hasil pengukuran 6. Sudut 60°
1. Sudut 0° 𝑓(𝖼) =

=
8,8
= 0,97
Vα 9 Vo 9
𝑓 ( 𝖼) = = =1 P = Vrms x Irms
Vo 9

P = Vrms x Irms P = 8,8 x 0,11 = 0,968 Watt


P = 9 x 0,09 = 0,81 Watt

7. Sudut 90°
2. Sudut 10° 𝑓 ( 𝖼) =

=
7,6
= 0,84
Vα 9 Vo 9
𝑓(𝖼) = = =1 P = Vrms x Irms
Vo 9

P = Vrms x Irms P = 7,6 x 0,12 = 0,912 Watt


P = 9 x 0,09 = 0,81 Watt

8. Sudut 120°
3. Sudut 20° 𝑓(𝖼) =

=
5,1
= 0,56
Vα 9 Vo 9
𝑓 ( 𝖼) = = =1 P = Vrms x Irms
Vo 9

P = Vrms x Irms P = 5,1 x 0,12 = 0,612 Watt


P = 9 x 0,09 = 0,81 Watt

9. Sudut 135°
4. Sudut 30° 𝑓(𝖼) =

=
3,5
= 0,38
Vα 9 Vo 9
𝑓 ( 𝖼) = = =1 P = Vrms x Irms
Vo 9

P = Vrms x Irms P = 3,5x 0,16 = 0,56 Watt


P = 9 x 0,09 = 0,81 Watt

10. Sudut 177°


5. Sudut 45° 𝑓 ( 𝖼) =

=
1,5
= 0,16
Vα 9 Vo 9
𝑓(𝖼) = = =1 P = Vrms x Irms
Vo 9

P = Vrms x Irms P = 1,5 x 0,06 = 0,09 Watt


P = 9 x 0,09 = 0,81 Watt
Tabel 2. data dengan menggunakan beban R=100 Ω + L=200mH

α Vrms Irms Iav Vav P(watt) Vα/ Vo

0° 9,2 0,09 0,02 0,2 0,828 1

10° 9,2 0,09 0,02 0,2 0,828 1

20° 9,2 0,09 0,02 0,2 0,828 1

30° 9,2 0,09 0,02 0,2 0,828 1

45° 9,2 0,09 0,02 0,2 0,828 1

60° 9,1 0,1 0,02 0,2 0,91 0,98

90° 8,1 0,13 0,02 0,2 1,053 0,88

120° 5,8 0,12 0,02 0,2 0,696 0,63

135° 4,4 0,11 0,02 0,2 0,484 0,47

177° 2 0,05 0,02 0,2 0,1 0,21

b. Perhitungan dari hasil pengukuran


1. Sudut 0° 6. Sudut 60°
Vα 9,2 Vα 9,1
𝑓(𝖼) = = =1 𝑓 ( 𝖼) = = = 0,98
Vo 9,2 Vo 9,2

P = Vrms x Irms
P = Vrms x Irms
P =9,2 x 0,09 =0,828 W
P =9,1 x 0,1 =0,91 W

2. Sudut 10°
7. Sudut 90°
Vα 9,2
𝑓(𝖼) = = =1 Vα 8,1
𝑓 ( 𝖼) = = = 0,88
Vo 9,2 Vo 9,2

P = Vrms x Irms
P = Vrms x Irms
P =9,2 x 0,09 =0,828 W
P =8,1 x 0,13 =1,053 W

3. Sudut 20°
8. Sudut 120°
Vα 9,2
𝑓(𝖼) = = =1 Vα 5,8
𝑓 ( 𝖼) = = = 0,63
Vo 9,2 Vo 9,2

P = Vrms x Irms 4. Sudut 30°


Vα 9,2
P =9,2 x 0,09 =0,828 W 𝑓 ( 𝖼) = = =1
P = Vrms x Irms
9. Sudut 135°
P =5,8 x 0,12 =0,696 W Vα 4,4
𝑓 ( 𝖼) = = = 0,47
Vo 9,2 Vo 9,2

P = Vrms x Irms
P = Vrms x Irms
P =9,2 x 0,09 =0,828 W
P =4,4 x 0,11 =0,484 W

5. Sudut 45° 10. Sudut 177°


Vα 9,2
𝑓(𝖼) = = =1 𝑓(𝖼) =

=
2
= 0,21
Vo 9,2 Vo 9,2

P = Vrms x Irms
P = Vrms x Irms
P =9,2 x 0,09 =0,828 W
P =2 x 0,05 =0,1 W
6.2 Bentuk Gelombang Osiloskop
Beban R= 100 Ω

No. Sudut α Gambar

1 0°

2 10°

3 20°

4 30°

5 45°
6 60°

7 90°

8 120°

9 135°

10 177°
Beban R=100 Ω dan L=200mH

No. Sudut α Gambar

1 0°

2 10°

3 20°

4 30°

5 45°
6 60°

7 90°

8 120°

9 135°

10 177°
7. Analisa

Pada praktikum ini, dilakukan percobaan pengaturan AC terkendali penuh


dengam pengaturan sudut picuan (α°) 0°, 10°, 20°, 30°, 45°, 60°, 90°, 120°, 135°,
177°. Praktikum ini dilakukan dengan dua kali percobaan yaitu dengan beban
R=100Ω dan beban R=100Ω+L=200mH.

Pada percobaan pertama dengan beban R=100Ω didapatkan data nilai V AV dan
Iav konstan yaitu VAV =0,2 dan besar IAV=0,02. Besar Vrms menurun sehubungan
dengan dinaikannnya sudut picuan. Pada sudut 0° besar Vrms adalah 9 Volt dan pada
sudut 177° besar Vrms adalah 1,5 Volt. Untuk besar Irms tidak konstan/ naik turun
yaitu pada sudut 0° sebesar 0,09 A, pada sudut 60° sebesar 0,11 A, dan pada sudut
177° sebesar 0,06.

Pada percobaan kedua dengan beban R=100Ω+L=200mH didapatkan data


nilai VAV dan Iav konstan yaitu VAV =0,2 dan besar IAV=0,02. Besar Vrms menurun
sehubungan dengan dinaikannnya sudut picuan. Pada sudut 0° besar Vrms adalah 9,2
Volt dan pada sudut 177° besar Vrms adalah 2 Volt. Untuk besar Irms tidak konstan/
naik turun yaitu pada sudut 0° sebesar 0,09 A, pada sudut 60° sebesar 0,1 A, dan pada
sudut 177° sebesar 0,02.

Hal ini serupa dengan karakteristik yang ditunjukkan pada pengaturan arusAC
setengah terkendali, yang membedakan adalah gelombang keluaran yang dihasilkan
pada oscilloscope, dimana pada pengaturan arus AC terkendali penuh ini terdapat dua
gelombang yang dapat diatur atau dikontrol. Pada operasi pengaturan arus AC
terkendali penuh ini, untuk menunda pulsapenyalaan yang diaplikasikan pada kedua
thyristor, 2 thyristor yang sama dihubungkan anti parallel dengan operasi simetris.
Saat rangkaian dibebani dengan beban RL, akan terjadi penambahan waktu saat arus
penyalaan melalui sebuah thyristor. Fungsi dari pengaturan AC ini sendiri adalah
untuk mengaturtegangan luaran AC dengan frekuensi yang tetap.

Sehubungan dengan besar tegangan output rata-rata yang dihasilkan terhadap


sudut picuan yaitu hasil pengukuran yang menunjukkan karakteristik dimana semakin
besar sudutpenyalaan α yang diberikan terhadap rangkaian, maka tegangan keluaran
rata-rata Vrms akan semakin kecil mengakibatkan besar daya keluaran pada kedua
jenis beban yang telah dicoba di rangkaian mendunjukan bahwa besar daya keluaran
akan
mengecil jika besar tegangan output rata-rata juga mengecil dikarenakan nilai sudut
picuan yang diberikan besar..

8. Kesimpulan

Setelah melakukan percobaan praktikum, dapat disimpulkan bahwa ;


1. Fungsi dari pengaturan AC adalah untuk mengatur tegangan luaran AC
dengan frekuensi yang tetap atau sama dengan frekuensi sumbernya.
2. Besar sudut picuan (α°) berbanding terbalik dengan besar tegangan output rata-
rata (Vrms) dan daya yang dihasilkan.
3. Pada operasi pengaturan arus AC terkendali penuh ini, untuk menunda pulsa
penyalaan yang diaplikasikan pada kedua thyristor, 2 thyristor yang sama
dihubungkan anti parallel dengan operasi simetris.
4. Beban induktif akan menghasilkan arus keluaran lebih kecil dibanding
beban yang hanya menggunakan tahanan murni (R)

Anda mungkin juga menyukai