Anda di halaman 1dari 50

SKRIPSI

KEKUATAN KOMPRESI PEEK (POLY-ETHER-ETHER-


KETONE) SEBAGAI BAHAN DENTAL IMPLANT

(Literature Review)

IMANUEL KEVIN SUBIANTORO


2018.07.1.0028

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA
2021
SKRIPSI

KEKUATAN KOMPRESI PEEK (POLY-ETHER-ETHER-


KETONE) SEBAGAI BAHAN DENTAL IMPLANT

(Literature Review)

IMANUEL KEVIN SUBIANTORO


2018.07.1.0028

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA
2021
SKRIPSI

KEKUATAN KOMPRESI PEEK (POLY-ETHER-ETHER-


KETONE) SEBAGAI BAHAN DENTAL IMPLANT

(Literature Review)

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran
Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah

Oleh:
IMANUEL KEVIN SUBIANTORO
2018.07.1.0028

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA
2021
SKRIPSI

KEKUATAN KOMPRESI PEEK (POLY-ETHER-ETHER-


KETONE) SEBAGAI BAHAN DENTAL IMPLANT

(Literature Review)

Oleh:
IMANUEL KEVIN SUBIANTORO
2018.07.1.0028

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Chaterina Diyah N, drg., Sp. Pros Twi Agnita Cevanti, drg., Sp. KG
NIK. 01587 NIK. 01447
i

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya, (Imanuel Kevin Subiantoro, 2018.07.1.0028), menyatakan bahwa:


1. Skripsi saya ini adalah asli dan benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan
hasil karya orang lain dengan mengatas namakan saya, serta bukan merupakan
hasil peniruan atau penjiplakan (plagiarism) dari karya orang lain.
2. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dengan disebutkan nama pengarang dan dituliskan dalam daftar
pustaka.
3. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan norma dan peraturan yang
berlaku di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya.

Surabaya, Januari 2022

Imanuel Kevin Subiantoro


ii

NIM: 2018.07.1.0028
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkat dan karunia-Nya kepada saya dalam menyelesaikan skipsi di
bidang Prostodonsia dengan judul “KEKUATAN KOMPRESI PEEK (POLY-
ETHER-ETHER-KETONE) SEBAGAI BAHAN DENTAL IMPLANT”.
Penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Hang Tuah Surabaya.
Dalam menyelesaikan skripsi ini banyak memperoleh bantuan, bimbingan
dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itulah dalam kesempatan ini saya
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Laksamana Muda TNI (Purn) Prof. Dr. Ir. Supartono, MM., CIQaR,
selaku Rektor Universitas Hang Tuah Surabaya.
2. Dr. R. A. Nora Lelyana, drg., M. H. Kes., FICD, selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya.
3. Widyasri Prananingrum, drg., M. Kes., Ph.D selaku Kepala Program
Studi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya.
4. Chaterina Diyah Nanik K, drg., Sp. Pros selaku dosen pembimbing I
yang telah banyak memberikan dukungan dan pengarahan serta
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, saran, ilmu dan
semangat hingga skripsi ini selesai.
5. Twi Agni Cevanti, drg., Sp. KG selaku dosen pembimbing II yang
telah banyak membantu dan memberikan dukungan serta meluangkan
waktu dalam membimbing, memberikan saran, ilmu dan semangat
dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Meinar Nur Ashrin, drg., Ph. D selaku ketua penguji / penguji I yang
telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji serta memberikan
saran dan masukan dalam penyempurnaan skripsi ini.
iii

7. Puguh Bayu Prabowo drg., M. Kes selaku penguji II telah bersedia


meluangkan waktu untuk menguji serta memberikan saran dan
masukan dalam penyempurnaan skripsi ini.
8. Fitria Rahmitasari, drg., M. Kes selaku dosen wali yang telah
memberikan dukungan, motivasi dan semangat dalam penyusunan
skripsi ini.
9. Kedua orang tua, Bapak Karlin Subiantoro dan Ibu Yuli Sriwati yang
senantiasa memberikan perhatian, dukungan dan doanya dalam segala
hal.
10. Calon pasangan hidup Natasha Joanna senantiasa memberikan
perhatian, dukungan dan doanya dalam segala hal.
11. Sahabat–sahabat seperjuangan kuliah kelompok “SILENT” terdiri dari
Yukhe, Jeje, Indita, Robert, Oyen, Alditto, Santini dan Reyza dan
“HJM” terdiri dari Natasha, Tiffany, Cicil, Carin, dan Jennifer yang
memberikan dukungan, semangat dan memberi hiburan selama progres
pengerjaan skripsi, serta untuk Madha teman seperjuangan
menyelesaikan skripsi, yang telah banyak memberikan saran dan
masukan serta dukungan kepada penulis.
12. Teman–teman Crown 22 angkatan 2018 yang selalu memberikan
dukungan selama proses pembelajaran di Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Hang Tuah Surabaya.
13. Seluruh karyawan dan Staf Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Hang Tuah yang turut membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
14. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi
ini baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat
penulis sebutkan satu–persatu.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh
dari kesempurnaan. Meskipun demikian, saya berusaha sebaik mungkin dalam
menyelesaikan skripsi ini, sehingga segala saran dan kritik yang membantu dari
pembaca sangat penulis harapkan. Semoga skipsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Surabaya, 5 Januari 2022


iv

Penulis
ABSTRACT

Background: Nowadays, dental implants are needed to help masticate patients


who suffer from tooth loss. Dental implant materials currently used like titanium
and zirconia have good physical and chemical characteristics, but their very high
modulus of elasticity causes bone atrophy and resorption, furthermore cause
stress shielding. Therefore, non-metallic fiber-reinforced composite materials like
PEEK were developed. PEEK is a linear, aromatic, semi-crystalline, high
compression strength thermoplastic polymer that able to resist fracture upon
occlusion and maintain a lower modulus of elasticity for an even distribution of
stress on the bone and implant surfaces. Purpose: To determine the compressive
strength of PEEK as a dental implant material. Methods: Retrieved data on
search engine https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/. The procedure for collecting
data is in the form of secondary data, then arranged in tabular form, evaluated,
criticized and concluded the research results. The population was obtained from
25 journals, then, a screening method was carried out and the results obtained
were 17 journals and re-sorted journals that discussed the compression strength
of PEEK as a sample. Results: In the study of Ma et al. (2016) cit Ma et al.
(2014), research by Han et al. (2019), research by Feng et al. (2020) the results
of the compression strength are 108 ± 1.9, 138.63 ± 2.69, and 102.7 ± 7.5 MPa.
Conclusion: The compressive strength of PEEK as a dental implant material
showed high yields due to the cylindrical shape, the smaller size and the ambient
temperature under room temperature. Especially, giving a heat treatment process
can produce a higher compression strength.

Key words: compressive strength, PEEK, dental implant, poly-ether-ether-ketone,


bone regeneration
v

ABSTRAK

Latar belakang masalah: Di jaman modern seperti sekarang, implan gigi


dibutuhkan untuk membantu pengunyahan pasien yang menderita kehilangan gigi.
Bahan implan gigi yang saat ini dipakai seperti titanium dan zirkonia memiliki
karakteristik fisik dan kimia yang baik, namun modulus elastisitasnya yang sangat
tinggi yang menyebabkan atrofi dan resorpsi tulang, sehingga implan gigi akan
mengalami stress shielding. Oleh karena itu, dikembangkan material komposit
fiber-reinforced non-metalik seperti PEEK. PEEK merupakan polimer
termoplastik linier, aromatik, semi-kristal, berkekuatan kompresi tinggi yang
dapat menahan fraktur saat beroklusi dan untuk mempertahankan modulus
elastisitas yang lebih rendah untuk distribusi tegangan yang merata di permukaan
tulang dan implan. Tujuan: Untuk mengetahui kekuatan kompresi PEEK sebagai
bahan dental implant. Metode: Diperoleh data pada search engine
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/. Prosedur pengambilan data berupa data
sekunder, kemudian disusun dalam bentuk tabel, dievaluasi, dikritisi dan
disimpulkan hasil penelitian. Populasi yang didapat 25 jurnal, kemudian,
dilakukan metode screening dan diperoleh hasil sebanyak 17 jurnal dan dilakukan
pemilahan kembali jurnal yang membahas mengenai kekuatan kompresi PEEK
sebagai sampel. Hasil: Pada penelitian Ma dkk. (2016) cit Ma dkk. (2014),
penelitian Han dkk. (2019), penelitian Feng dkk. (2020) didapatkan hasil kekuatan
kompresi berturut-turut, yaitu 108 ± 1.9, 138.63 ± 2.69, dan 102.7 ± 7.5 MPa.
Simpulan: Kekuatan kompresi PEEK sebagai bahan dental implant menunjukkan
hasil yang tinggi karena bentuk sampel PEEK yang silinder, ukuran sampel PEEK
yang kecil dan suhu lingkungan saat melakukan penelitian dibawah suhu ruangan.
Terutama pada PEEK yang diberi proses heat treatment dapat menghasilkan
kekuatan kompresi yang lebih tinggi.

Kata kunci: compressive strength, PEEK, dental implant, poly-ether-ether-


ketone, bone regeneration
vi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUANI
PENGESAHAN SKRIPSIII
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSIIII
UCAPAN TERIMA KASIH III
ABSTRACT III
ABSTRAK III
DAFTAR ISI III
DAFTAR GAMBARIV
DAFTAR TABEL V
DAFTAR SINGKATAN………………………………………………………...
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................6
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................
6
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................
6
1.3.1 Tujuan Umum ....................................................................................
6
1.3.2 Tujuan Khusus....................................................................................
6
1.4 Manfaat Penelitian .....................................................................................
7
1.4.1 Manfaat Teoritis..................................................................................
7
1.4.2 Manfaat Praktis............................................................................... 7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 8
2.1 Dental Implant.....................................................................
2.1.1 Definisi Dental Implant.....................................................................
2.1.2 Komponen Dental Implant....................................................................
2.1.3 Macam Dental Implant.....................................................................
2.1.4 Bahan Dental Implant.....................................................................
2.1.5 Gold Standard Bahan Dental Implant................................................
2.1.6 Indikasi Penggunaan Dental Implant....................................................
2.1.7 Kontraindikasi Penggunaan Dental Implant.........................................
2.1.8 Kelebihan Penggunaan Dental Implant...............................................
2.1.9 Kekurangan Penggunaan Dental Implant............................................
2.2 PEEK.....................................................................
2.2.1 Definisi PEEK.....................................................................
2.2.2 Sifat Mekanik PEEK.....................................................................
2.2.3 Sifat Kimiawi PEEK.....................................................................
vii

2.2.4 Sifat Fisik PEEK.....................................................................


2.2.5 Sifat Biologis PEEK.....................................................................
2.2.6 Aplikasi PEEK dalam Kedokteran dan Kedokteran Gigi..................
2.3 Kekuatan Kompresi (Compressive Strength) ...................................
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ............................................................... 19
3.1 Kerangka Konseptual ............................................................................. 19
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual ........................................................... 20
3.3 Hipotesis Penelitian................................................................................ 21
BAB 4 METODE PENELITIAN........................................................................ 22
4.1 Jenis Penelitian ....................................................................................... 22
4.2 Populasi, Sampel, Besar Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel.. 22
4.2.1 Populasi........................................................................................... 22
4.2.2 Sampel ............................................................................................ 23
4.3 Cara Kerja dan Prosedur Pengambilan Data .......................................... 25
4.4 Alur Penelitian........................................................................................ 26
4.5 Analisis Data .......................................................................................... 26
BAB 5 HASIL PENELITIAN.............................................................................. 28
5.1 Deskripsi Data ..........................................................................................
28
5.2 Tabel Literature Review ...........................................................................
29 BAB 6
PEMBAHASAN ....................................................................................... 36 BAB
7 SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 39
7.1 Simpulan...................................................................................................
39
7.2 Saran........................................................................................................ 39
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
40
viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Kimia


PEEK............................................................................9
Gambar 4.1 Populasi
Penelitian..............................................................................15
Gambar 4.2 Sampel Penelitian..........................................................................16-17
ix

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Tabel Literature Review........................................................................ 29


x

DAFTAR SINGKATAN

PAEK: Poly-Aryl-Ether-Ketone
PEEK: Poly-Ether-Ether-Ketone
mm: Milimeter
MPa: Mega Pascal
GPa: Giga Pascal
UTM: Universal Testing Machine
1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Gigi manusia memiliki berbagai macam fungsi seperti oklusi untuk
makan, berbicara dan keindahan penampilan. Adanya kehilangan gigi, dapat
menyebabkan gangguan berbicara, gangguan penampilan, hingga penyakit
sistemik karena kesulitan makan, hal ini dapat dikembalikan dengan
menggunakan restorasi implan gigi. Di jaman modern seperti sekarang, implan
gigi sangat dibutuhkan selayaknya aplikasi alat prostetik klasik lain untuk
membantu pengunyahan pasien yang menderita kehilangan gigi. Di Amerika
Serikat telah terjadi peningkatan yang pesat dalam penggunaan implan gigi dari
0,7% di tahun 1999-2000 menjadi 5,7% di tahun 2015-2016 (Elani dkk., 2018).
Pada saat pengunyahan, terdapat kekuatan yang dapat memberikan suatu gaya
pada pontik dan abutment implan gigi yang langsung diteruskan ke tulang rahang
yang disebabkan karena tidak adanya ligamen periodontal di sekitar permukaan
fixture implan gigi setelah osseointegrasi. Hal ini dapat menyebabkan kehilangan
tulang marginal yang kadang diakibatkan oleh stres yang berlebihan pada restorasi
dan berlanjut dengan terjadinya kerusakan pada restorasi (Zhang dan Kelly, 2017,
Tekin dkk., 2019).
Kriteria bahan yang dapat dipakai sebagai gold standard bahan implan
gigi untuk mendukung keberhasilan implan gigi, yaitu bahan implan gigi tidak
menyebabkan iritasi dan toksik serta kelainan sistemik (Osman dan Swain, 2015).
Selain itu, implan gigi harus stabil dengan jaringan keras dan jaringan lunak
sekitarnya, tidak menginduksi jaringan secara berlebihan, biokompatibilitas bahan
baik, memiliki kekasaran permukaan yang terkontrol (rugophilicity), sehingga
osteoblas dapat tumbuh pada permukaan kasar (Gaurav, 2010).
Kehilangan tulang marginal di sekitar implan gigi timbul pada tingkat saat
digunakan pada tahun pertama. Sebuah implan gigi yang mengalami kehilangan
tulang marginal di sekitar implant gigi kurang dari 0,2 mm dianggap berhasil
(Shirazi dkk., 2017). Penggunaan implan gigi yang dapat dikatakan berhasil
apabila semakin kecil angka tingginya kehilangan tulang marginal di sekitar
implan gigi setelah pemakaian implan gigi dalam kurun waktu beberapa tahun
2

melakukan fungsinya. Meskipun penyebabnya masih belum terdeteksi, kelebihan


beban oklusal dianggap sebagai faktor penyebab utama saat ini. Stres maksimum
yang dapat di terima pada crown adalah 324,4 MPa dan implant assembly adalah
212,7 MPa selama keadaan beban oklusal pada inklinasi cusp dan mesial
marginal ridge (Robinson dkk., 2019).
Beberapa faktor yang mempengaruhi beban pada tulang, antara lain arah
dan besarnya beban gaya oklusal, bahan protesa dan implan gigi, desain protesa
dan implan gigi, jumlah implan gigi, mekanisme osseointegrasi pada permukaan
implan gigi, jenis tulang, serta karakteristik tulang (Lee dkk., 2012). Desain
protesa, desain implan gigi, pemilihan bahan dari protesa dan pemilihan bahan
dari implan gigi sangat mempengaruhi terhadap pendistribusian tekanan pada
struktur protesa, implan gigi, dan tulang. Tekanan ini dapat menyebabkan resorpsi
tulang marginal di sekitar implan gigi dan membuat kerusakan pada implan gigi.
Maka dari itu, banyak penelitian yang berfokus untuk meminimalisir resorpsi
tulang marginal di sekitar implan gigi dengan memodifikasi desain implan gigi
dan melakukan pemilihan bahan yang tepat pada implan gigi (Tekin dkk., 2019).
Bahan implan gigi yang saat ini dipakai seperti titanium murni (cp-Ti) dan
zirkonium dioksida/zirkonia/ZrO2 memiliki karakteristik fisik dan kimia yang
baik, dapat berosseointegrasi dengan baik, inert di dalam tubuh, mempunyai daya
tahan yang tinggi terhadap fatigue stress, dan menghasilkan respons jaringan
lunak yang sangat baik (Nicholson JW, 2020). Akan tetapi, memiliki kelemahan
yaitu modulus elastisitas yang sangat tinggi sebesar 110 GPa dan 210 GPa apabila
dibandingkan dengan tulang kompak yang hanya sebesar 15 GPa. Modulus
elastisitas setinggi itu dapat menyebabkan atrofi dan resorpsi tulang, sehingga
implan gigi akan mengalami kerusakan seiring lamanya pemakaian. Fenomena ini
disebut sebagai stress shielding dan merupakan penyebab penting dari kegagalan
implan gigi karena mengakibatkan resorpsi tulang. Karena itu dikembangkan
material komposit fiber-reinforced non-metalik seperti PEEK untuk mengatasi
fenomena ini (Lee dkk., 2012).
PEEK merupakan polimer termoplastik linier, aromatik, semi-kristal,
berperforma tinggi yang baru-baru ini digunakan dalam kedokteran gigi sebagai
bahan kerangka dalam pembuatan protesa gigi tiruan cekat tanpa logam, protesa
3

gigi lepasan, protesa gigi tiruan cekat yang didukung oleh implan gigi, dan lain-
lain (Han dkk., 2019). PEEK memiliki sifat biokompatibilitas yang tinggi, sifat
mekanik yang baik dengan kekuatan kompresi sebesar 138,63 ± 2,69 MPa, tahan
terhadap suhu yang tinggi, memiliki stabilitas kimiawi yang baik, dapat dipulas
dengan baik, wear resistance yang baik, afinitas plak yang rendah dan memiliki
kekuatan ikatan yang tinggi dengan komposit veneer dan semen-semen luting
(Papathanasiou dkk., 2020).
Kekuatan kompresi adalah kekuatan tekan maksimal yang dapat diberikan
kepada suatu benda hingga benda tersebut menjadi rusak (Subeqi dkk., 2012).
Pendekatan dari kondisi tulang yang terintegrasi dengan permukaan implan gigi
memungkinkan transfer gaya dan tekanan spesifik lokasi dari perpindahan elastis
tulang dan implan. Stres yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh empat faktor
utama, yaitu faktor pengunyahan (frekuensi, kekuatan gigitan, dan gerakan
mandibula), dukungan untuk protesa (didukung oleh implan, didukung oleh
jaringan implan, didukung antara implan-gigi, sifat mekanik bahan yang terlibat
dalam restorasi implan (modulus elastisitas, daktilitas, kekuatan patah, dan lain-
lain) dan desain tubuh implan dan protesa intraoral (Shirazi dkk., 2017). Sudah
banyak penelitian telah mendefinisikan hubungan respon tulang dengan jenis
tekanan dan regangan biomekanik dan besarnya. Dengan kekuatan kompresi yang
cukup dapat menahan fraktur saat beroklusi dengan kekuatan yang besar dan
untuk mempertahankan modulus elastisitas yang lebih rendah untuk distribusi
tegangan yang lebih seragam di seluruh permukaan antara tulang dengan implan
(Anusavice dkk., 2013). Dari penelitian oleh Elias dkk (2016), didapatkan hasil
tertinggi untuk kekuatan kompresi pada implan gigi yang berbahan titanium G4
hard senilai 80,61 MPa dengan diameternya 3,75 mm. Sedangkan, PEEK
memiliki kekuatan kompresi lebih tinggi dengan nilai 138,63 ± 2,69 MPa (Han
dkk., 2019).
Berdasarkan jabaran diatas, peneliti ingin mengkaji mengenai kekuatan
kompresi PEEK sebagai bahan dental implant. Dengan adanya pengetahuan
tentang kekuatan kompresi bahan PEEK, diharapkan dapat membantu dalam
alternatif pemilihan bahan dental implant. Dengan demikian, tingkat keberhasilan
dan durabilitas pemasangan sebuah dental implant dapat menjadi lebih tinggi,
4

maka tingkat keberhasilan perawatan pasien pemakai dental implant juga semakin
tinggi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kekuatan kompresi PEEK sebagai bahan dental implant?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum:
Mengetahui kekuatan kompresi PEEK.
1.3.2 Tujuan Khusus:
Mengetahui kekuatan kompresi PEEK sebagai bahan dental implant.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Memberikan informasi mengenai kekuatan kompresi PEEK sebagai bahan dental
implant.
1.4.2 Manfaat Praktis
Memberikan informasi mengenai pemilihan kriteria bahan dental implant yang
baik berdasarkan kekuatan kompresi yang dimiliki oleh suatu bahan yaitu PEEK,
sehingga dapat menjadi alternatif bahan dental implant.
5

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dental Implant
Pada tahun 1950-an, Dr. Lee memperkenalkan penggunaan implan
endosseous dengan pasak sentral. Setelah itu, desain implan mengalami terobosan
pada tahun 1963 dengan desain spiral dasar yang dimodifikasi dan implan blade-
nya oleh Dr. Leonard Linkow, sehingga memungkinkan untuk menempatkannya
di rahang atas atau rahang bawah yang sekarang dikenal sebagai implan
endosseous. Konsep osseointegrasi yang dikemukakan oleh Brånemark di Eropa
pada tahun 1950 merevolusi sejarah implan gigi, ia mengatakan bahwa titanum
dapat berintegrasi dengan tulang. Ini kemudian dikenal sebagai teori Branemark
dan konsep osseointegrasi berkembang pesat pada 1980-an, yang membawa
momen yang menentukan dalam bidang klinis implan sampai sekarang. Sebuah
survei ADA pada tahun 2002, menunjukkan penerimaan yang luas dari implan
gigi sebagai metode yang disukai untuk penggantian gigi yang hilang (Abraham,
2014; Rajput dkk., 2016).
2.1.1 Definisi Dental Implant
Implan gigi adalah salah satu metode untuk merestorasi gigi yang hilang
atau tidak ada dengan menggunakan suatu fixture yang ditanam secara bedah
kedalam jaringan lunak atau tulang rahang, sehingga dapat berfungsi sebagai akar
pengganti untuk menahan gigi tiruan yakni abutment dan atau crown yang sudah
digunakan lebih dari setengah abad. Penempatan implan sehingga posisi gingival
tissue akan mengembalikan estetik dan berfungsi dengan baik (Warreth, 2017;
Jubhari dan Pangiawan, 2020).
2.1.2 Komponen Dental Implant
Implan gigi memiliki tiga komponen dasar, yaitu body atau yang biasa
disebut dengan fixture (bagian implan gigi yang tertanam di dalam tulang rahang
berfungsi sebagai pengganti akar gigi untuk menahan gigi tiruan), abutment
(bagian implan gigi yang berada di atas tulang rahang dan menghubungkan body
6

dengan struktur diatasnya), dan struktur supra adalah gigi tiruan (Rahajoeningsih
dan Manurung, 2013).
2.1.3 Macam Dental Implant
Implan gigi memiliki beberapa jenis. Ada tiga jenis implan, yaitu 1)
Implan gigi jenis endosteal adalah implan gigi yang paling umum digunakan
untuk perawatan edentulous parsial ataupun total yang fixture-nya ditanamkan
kedalam tulang alveolar atau basal melalui tindakan bedah dengan tingkat
keberhasilan yang cukup besar meski cukup sulit dalam penempatannya. Terdiri
dari implan plate atau blade, dan implan yang menyerupai akar (Utama MD,
2016), 2) Implan gigi jenis subperiosteal adalah implan gigi yang ditanamkan di
bawah periosteum karena resorpsi tulang alveolar yang parah. Retensi dari implan
ini adalah ikatan antara periosteum (lapisan terluar) dengan tulang alveolar
melalui Sharpey’s fibers, 3) Implan gigi jenis transosteal adalah implan gigi yang
ditanamkan hanya pada bagian bawah dari anterior mandibula yang 3-7 bautnya
dibaut melalui plat kortikal dari tulang alveolar meluas ke rongga mulut
(Yeshwante dkk., 2015).
2.1.4 Bahan Dental Implant
Bahan implan gigi dibedakan menjadi dua kategori, yaitu dilihat dari
struktur kimia dan pada jenis respon biologisnya. Dari struktur kimia, implan
dapat terbuat dari logam, keramik, dan polimer. Dari logam ada emas, paduan
kobalt-kromium, stainless steel, zirkonium, neobium, tantalum, titanium murni,
dan Ti-6Al-4V. Dari keramik ada alumunium oksida, zirkonium oksida,
hidroksiapatit, trikalsium fosfat, brushite, carbon-vitrous-pyrolitic, dan carbon-
silicon-bioglass. Dari polimer ada polyethylene, polyamide,
polymethylmetacrylate, polytetrafluoroethline, polyurethane, dan Poly-Ether-
Ether-Ketone (PEEK) (Gaurav, 2010). Selain itu ada dari respon biologis, dilihat
dari aktivitas biodinamik implan ketika material implan ditanamkan dan
berinteraksi dengan jaringan tubuh dalam jangka panjang (Bergmann dan Stumpf,
2013). Dari jenis respon biologisnya berupa aktivitas biodinamik yang terdiri dari
biotoleran, bioinert, dan bioaktif. Biotoleran adalah bahan yang tidak ditolak saat
ditanam ke dalam jaringan tulang dan selanjutnya dilingkupi oleh jaringan lunak
dan keras. Bioinert adalah bahan yang memungkinkan terjadinya aposisi
7

permukaan tulang agar terjadi osteogenesis. Bioaktif adalah adanya pertukaran ion
bahan dengan jaringan host sehingga memungkinkan terbentuk ikatan kimia
osteogenesis tulang baru pada permukaan bahan (Jain dkk., 2016). Bioinert dan
bioaktif disebut juga bahan yang bersifat osteokonduktif yang bekerja sebagai
scaffold untuk membentuk pertumbuhan tulang pada permukan implan (Yadav
dkk., 2016).
2.1.5 Gold Standard Bahan Dental Implant
Kriteria bahan yang dapat dipakai sebagai gold standard bahan implan
gigi untuk mendukung keberhasilan implan gigi, yaitu bahan implan gigi tidak
menyebabkan iritasi dan toksik serta kelainan sistemik (Osman dan Swain, 2015).
Selain itu, implan gigi juga harus stabil dengan jaringan keras dan jaringan lunak
sekitarnya, tidak menginduksi jaringan secara berlebihan, biokompatibilitas bahan
baik, memiliki kekasaran permukaan yang terkontrol (rugophilicity), sehingga
osteoblas dapat tumbuh pada permukaan kasar (Gaurav, 2010).
2.1.6 Indikasi Penggunaan Dental Implant
Indikasi penggunaan implan gigi, yaitu tidak bisa memakai gigi tiruan
sebagian lepasan (GTSL) atau gigi tiruan lengkap (GTL), kebutuhan memakai
gigi tiruan cekat (GTC) untuk dipakai dalam jangka waktu yang lama (Prem dkk.,
2014). Selain itu, prognosis yang questionable, jumlah dan area yang tidak
mendukung abutment, dan pasien yang menolak gigi dilakukan preparasi untuk
pembuatan gigi tiruan (Utama MD, 2016).
2.1.7 Kontraindikasi Penggunaan Dental Implant
Kontraindikasi penggunaan implan gigi, yaitu pasien yang memiliki
penyakit sistemik kondisi akut, penyakit yang mencapai stadium akhir, pasien
yang sedang hamil, pasien yang memiliki penyakit metabolik tidak terkontrol
(Hwang dan Wang, 2006). Selain itu, area yang ingin diimplan masih dalam
kondisi diterapi radiasi oleh karena tumor/kanker, ekspektasi pasien yang tidak
realistis, motivasi pasien yang rendah, kurangnya pengalaman operator, dan tidak
dapat menggunakan gigi tiruan (Utama MD, 2016).
2.1.8 Kelebihan Penggunaan Dental Implant
Penggunaan implan gigi mempunyai beberapa kelebihan, antara lain
menghasilkan estetika yang lebih baik karena implan gigi dapat memberikan
8

warna seperti gigi asli sehingga bisa sampai digunakan untuk gigi insisif sentral
rahang atas, memiliki kekuatan yang lebih baik dari semua protesa gigi yang
tersedia sekarang (Prem dkk., 2014). Selain itu juga, implan gigi juga bisa
digunakan untuk gigi anterior maupun gigi posterior, dapat mempertahankan
tulang alveolar karena implan gigi ditanamkan pada tulang alveolar menggantikan
gigi asli dengan proses osseointegrasi dan juga mencegah disintegrasi tulang, dan
memiliki stabilitas, dukungan dan retensi yang baik agar dapat membantu untuk
mempertahankan implan gigi lebih lama dengan bantuan osseointegrasi juga
(Utami dkk., 2019).
2.1.9 Kekurangan Penggunaan Dental Implant
Selain kelebihan, penggunaan implan gigi mempunyai beberapa
kekurangan, antara lain implan gigi lebih mahal daripada protesa yang lainnya
karena alasan kualitas bahan dan operator serta estetik yang lebih baik
dibandingkan protesa yang lain, implan gigi memiliki prosedur klinis yang lebih
kompleks dibandingkan dengan protesa lain (memerlukan operator yang
mempunyai keterampilan yang baik dalam mendiagnosis, merencanakan
perawatan, dan perawatannya pun membutuhkan banyak kunjungan berkala)
(Prem dkk., 2014). Selain itu, ada juga kontraindikasi terhadap pasien yang
memiliki penyakit sistemik kondisi akut (diabetes, hipertensi, penyakit
kardiovaskular, penyakit pernapasan, dan lain-lain yang tidak terkontrol), implan
gigi membutuhkan ketebalan tulang alveolar yang tinggi sehingga akan sulit untuk
menentukan rencana perawatan pada orang tua, membutuhkan waktu yang lama
karena pasien harus menunggu 3-6 bulan untuk terjadinya proses osseointegritas
(sangat menentukan keberhasilan implan gigi) dan dilanjutkan dengan
pemasangan gigi tiruan, membutuhkan pasien yang patuh (harus datang tepat
ditanggal yang telah ditentukan secara berkala, menjaga kebersihan rongga
mulut/oral hygiene dengan baik, dan tidak merokok) agar keberhasilan perawatan
implan gigi meningkat (Utami dkk., 2019).
2.2 PEEK
PEEK adalah bahan yang pertamanya dibuat oleh ilmuwan dari Inggris
melalui perpindahan nukleofilik pada tahun 1972. PEEK mulai dikembangkan
pada tahun 1978 dan mulai digunakan dalam aplikasi perindustrian pada tahun
9

1980-an dan dalam bidang medis pada akhir tahun 1990-an karena akibat dari
PEEK yang disetujui oleh U.S. Food and Drug Administration sebagai
biomaterial yang dapat diimplankan kedalam tubuh manusia (Benakatti dkk.,
2019). Sekarang, PEEK telah digunakan secara luas di bidang medis untuk
membuat implan, penyangga sementara, penyangga penyembuhan, dan protesa
hibrida yang didukung implan dalam implantologi gigi dan menunjukkan hasil
yang sangat baik sebagai bahan alternatif dari bahan titanium karena
biokompatibilitasnya yang tinggi (Gu dkk., 2021).
2.2.1 Definisi PEEK
PEEK adalah famili dari polimer PAEK yang paling terkemuka berupa
polimer termoplastik sintetis yang memiliki backbone molekul aromatik dengan
kombinasi gugus fungsi keton (–CO–) dan eter (–O–) di antara cincin aryl,
sehingga mempunyai kinerja mekanik yang tinggi (Rahmitasari dkk., 2017).
2.2.2 Sifat Mekanik PEEK
PEEK memiliki bending strength dan compressive strength hingga 12-13
MPa pada suhu 250 °C, modulus elastisitasnya rendah sekitar 3–4 GPa,
kekuatannya hampir tidak berubah saat direndam dalam air pada 100 °C selama
200 hari, memiliki fatigue strength yang paling unggul terhadap tegangan listrik
bolak-balik di antara semua plastik, dapat mempertahankan wear resistance yang
tinggi, dan koefisien gesek yang rendah pada suhu 250 °C (Ling dkk., 2020). Oleh
karena itu, PEEK memiliki ketahanan mekanik yang tinggi, stabilitas dimensi
yang baik, dan tidak mudah larut walaupun pada suhu tinggi (Rahmitasari dkk.,
2017).
2.2.3 Sifat Kimiawi PEEK
PEEK memiliki struktur kimia yang teratur dengan adanya cincin benzena
yang kaku pada rantai makromolekul, ikatan eter dan gugus karbonil yang
meningkatkan gaya antar molekul (Tekin dkk., 2019).
10

Gambar 2.1 Struktur Kimia PEEK (Rahmitasari dkk., 2017)


Struktur kimia seperti ini menyebabkan PEEK memiliki kekuatan
kompresi, ketahanan aus dan ketahanan lelah yang baik. Selain itu, PEEK juga
memiliki sifat kimiawi yang baik, seperti dapat menahan korosi sebagian besar
bahan kimia bahkan pada suhu tinggi kecuali asam sulfat pekat (dapat melarutkan
PEEK pada kondisi normal), memiliki sifat pemadam api sendiri dalam kondisi
terbakar, melepaskan lebih sedikit asap dan gas beracun dalam kondisi terbakar
dengan nilai UL94 V-0, memiliki ketahanan yang kuat terhadap penyinaran
gamma bahkan ketika dosis penyinaran mencapai 1100 Mrad (Puhan dan Wong,
2019; Ling dkk., 2020).
2.2.4 Sifat Fisik PEEK
PEEK memiliki stabilitas hingga suhu pada titik lelehnya yaitu 334 oC
untuk jangka waktu yang lama dan hampir tidak mengalami dekomposisi pada
suhu 400 °C dalam waktu singkat, kerapatannya saat keadaan amorf atau tidak
aktif adalah 1,265 g/cm3 sedangkan saat keadaan kristalinitas maksimum adalah
1,320 g/cm3 (Ling dkk., 2020).
2.2.5 Sifat Biologis PEEK
PEEK bersifat biokompatibilitas yang baik, sewarna dengan gigi, dan
bioinert dalam bentuk bulk form. Polimer PEEK bersifat inert (bioinert) dalam
jaringan keras (sehingga tidak memungkinkan adsorpsi protein pada
permukaannya, melepaskan ion dan atau konstituen) dan lunak saat sebagai bulk
implant (bukan saat sebagai partikel debris) (Ortega-Martinez dkk., 2017).
Polimer PEEK yang tidak diberikan pelapis atau modifikasi tambahan, tidak bisa
menjadi biomaterial yang bioaktif. Karena PEEK tidak bioaktif, tulang tidak akan
membentuk ikatan kimia dengan PEEK. Oleh karena itu, diperlukan interdigitasi
11

dan geometri permukaan lainnya untuk membentuk ikatan-ikatan makro-mekanis


antara tulang dengan PEEK. Partikel debris PEEK memberikan respons pada
makrofag dan giant cell asing lainnya. Sel plasma, eosinofil, dan limfosit tidak
terlihat pada jaringan yang berdekatan dengan partikel debris PEEK (Toth, 2019).
2.2.6 Aplikasi PEEK dalam Kedokteran dan Kedokteran Gigi
PEEK berhasil sebagai aplikasi bahan biomaterial dalam kedokteran, yaitu
implan PEEK untuk rekonstruksi wajah dan tengkorak, implan PEEK untuk
rekonstruksi ikatan femoralis dan penggantian pinggul, perangkat ortopedi,
implan PEEK dalam operasi tulang belakang, dan implan PEEK dalam operasi
jantung (Panayotov dkk., 2016). Dengan sifat tarik PEEK yang sebanding dengan
tulang, email dan dentin, biokompatibilitas yang baik PEEK merupakan bahan
yang sangat cocok untuk restorasi gigi dan berhasil digunakan dalam kedokteran
gigi sebagai implan, kerangka untuk protesa lepasan dan protesa cekat (Benakatti
dkk., 2019).
2.3 Kekuatan Kompresi (Compressive Strength)
Kekuatan kompresi adalah kekuatan yang diuji pada saat sebuah benda
diuji dalam tekanan, sehingga terjadi tegangan kompleks didalam sampel. Dalam
tekanan, terdapat gaya tekan yang diubah menjadi gaya geser di daerah berbentuk
kerucut di setiap ujung dan sebagai akibat dari pemberi gaya, pada bagian tengah
sampel terjadi gaya tarik. Oleh karena gaya kompleks ini, ukuran dan dimensi
sampel harus memiliki standar guna mendapatkan hasil pengujian yang dapat
dikembangkan. Jika sampel terlalu pendek, distribusi gaya lebih rumit karena
gaya yang diberikan menjadi tumpang tindih di ujung sampel. Jika sampel terlalu
panjang, pada sampel dapat tertekuk. Uji kekuatan kompresi berguna untuk
membandingkan bahan yang rapuh dengan kuat saat ditekan. Semakin rendah
kekuatan kompresi mencerminkan durabilitas bahan yang buruk, terutama saat
bahan restorasi mengalami perlakuan yang abrasif. (McCabe dan Walls, 2008;
Sakaguchi dkk., 2019). UTM adalah sebuah mesin yang dapat memberikan satu
arah gaya berupa gaya tarik (Tensile strength) atau gaya tekan (Kekuatan
kompresi) yang dapat digunakan untuk menguji suatu bahan logam, polimer, dan
lain-lain. Cara kerja UTM adalah dengan bahan dijepit di antara dua rahang dan
dilakukan gaya tekan, menurunkan load cell sedikit demi sedikit hingga
12

menyentuh bahan uji lalu diteruskan pembebanan hingga bahan uji fraktur lalu
dicatat besar gaya. Setelah itu, penghitungan kekuatan kompresi dengan
menggunakan rumus sebagai berikut gaya dari hasil pembacaan alat UTM (Pascal
atau Newton) dibagi dengan luas permukaan (mm2) (Prasetya, 2018; Sakaguchi
dkk., 2019; Kusumawardani dkk., 2020).

BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual

Keterangan
13

: Variabel yang diteliti


: Alur penelitian
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual
Dental implant adalah alat medis yang terbuat dari satu atau lebih bahan
biomaterial yang ditanamkan kedalam tubuh yang diselimuti oleh jaringan
didalam tubuh (Arsista dan Eriwati, 2018). Salah satu material yang digunakan
untuk pembuatan dental implant dari struktur kimianya adalah terbuat dari
polimer. Dari polimer ada polyethylene, polyamide, polymethylmetacrylate,
polytetrafluoroethline, polyurethane, dan PEEK (Gaurav, 2010). Sifat-sifat
material kedokteran gigi antara lain sifat mekanik, sifat fisik, dll (Widyasrini,
2018). Sifat mekanik PEEK memiliki bending strength hingga 12-13 MPa pada
suhu 250 °C, modulus elastisitas rendah sekitar 3–4 Gpa, wear resistance tinggi,
koefisien gesek rendah, fatigue strength lebih tinggi di bandingkan dengan
polimer lain. Sedangkan, sifat fisik PEEK memiliki stabilitas hingga suhu pada
titik lelehnya ± 334 oC dan kerapatannya saat keadaan amorf atau tidak aktif
adalah 1,265 g/cm3 (Ling dkk., 2020).Oleh karena itu, dengan penelitian ini kita
dapat mengetahui bahwa kekuatan kompresi PEEK sebagai bahan dental implant
tinggi.
3.3 Hipotesis Penelitian
Kekuatan kompresi PEEK sebagai bahan dental implant tinggi.
14

BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif yang bersifat studi pustaka
(library research) atau systematic review. Systematic review merupakan metode
mengumpulkan data-data dari pustaka yang didapat dari buku-buku dan atau
literatur sebagai objek utama. Sumber-sumber pustaka dapat didapatkan dari
jurnal-jurnal ilmiah, buku, skripsi dan tulisan lainnya untuk mendalami teori yang
ada kemudian diinterpretasikan secara jelas dan paham tentang masalah yang akan
diteliti (Moleong, 2017).
4.2 Populasi, Sampel, Besar Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi merupakan suatu subjek yang memiliki karakteristik yang dipilih
oleh peneliti. Pada penelitian ini, pengambilan sampel menggunakan teknik
purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang mempertimbangkan
unsur-unsur yang diinginkan oleh peneliti, sehingga hasilnya dapat mewakili sifat-
sifat yang diinginkan (Surahman dkk., 2016).
Populasi pada penelitian ini adalah jurnal penelitian yang disesuaikan
dengan judul penelitian. Search engine yang digunakan adalah PubMed PMC.
15

Lalu, memasukkan kata kunci, yaitu compressive strength, PEEK, dental implant,
poly-ether-ether-ketone, dan bone regeneration. Setelah memasukkan kata kunci
didapatkan hasil pencarian berjumlah 25 jurnal, sehingga populasi penelitian
sejumlah 25 jurnal. Hasil pencarian dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 4.1 Populasi Penelitian


4.2.2 Sampel
Sampel adalah objek dari sebuah penelitian yang merupakan bagian dari
suatu populasi yang diteliti dan merupakan perwakilan yang layak dari seluruh
populasi (Notoatmodjo, 2012; Surahman dkk., 2016). Dalam penelitian ini,
kriteria sampel yang dipakai adalah berdasarkan kriteria inklusi bukan dari kriteria
ekslusi. Kriteria inklusi merupakan kriteria atau ciri-ciri dari semua populasi yang
dapat digunakan sebagai sampel sebagai perwakilan dari populasi tersebut.
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah jurnal penelitian yang tidak lebih dari
lima tahun terakhir, jenis artikel research, berbahasa Inggris, tersedia dalam
bentuk full text, sesuai dengan topik literature review yang akan ditelaah serta
dapat dibuka. Jurnal yang digunakan adalah jurnal yang lengkap dan berhubungan
dengan PEEK dan dental implant yang membahas mengenai kekuatan kompresi.
Sedangkan, kriteria eksklusi merupakan kriteria atau ciri-ciri dari semua populasi
yang tidak dapat digunakan sebagai sampel sebagai perwakilan dari populasi
tersebut (Notoatmodjo, 2012). Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah jurnal
penelitian yang lebih dari lima tahun terakhir, bukan jenis artikel research, tidak
16

berbahasa Inggris, tidak sesuai dengan topik literature review yang akan ditelaah
(tidak berhubungan dengan kekuatan kompresi dan kedokteran gigi khususnya
dental implant dan bahan PEEK), tidak dapat dibuka dan tidak ada full text-nya.
4.3. Cara Kerja dan Prosedur Pengambilan Data
Pada penelitian ini diperoleh data yang telah dipublikasi pada search
engine https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/. Prosedur pengambilan data
merupakan dari data sekunder, yaitu melalui hasil dokumentasi, identifikasi
masalah dengan membuat ringkasan dari setiap sampel, mencari konsistensi dan
inkonsistensi dalam sampel, serta mengidentifikasi celah dalam sampel (Arikunto,
2016). Hasil-hasil data kemudian disusun dalam bentuk tabel. Setelah itu,
melakukan pengevaluasian, mengkritisi dan menyimpulkan hasil penelitian.
Pengevaluasian dilakukan untuk mengetahui apakah sumber benar-benar memiliki
otoritas dalam masalah yang diangkat pada penelitian ini. Metode dokumentasi
yakni mencari data mengenai hal atau variabel dalam bentuk catatan, transkrip,
buku, koran, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan lain-lain (Arikunto,
2016). Pada penelitian ini digunakan jurnal ilmiah dan e-book sebagai data
penelitian. Populasi yang didapat setelah memasukkan kata kunci pada Pubmed
PMC adalah 25 jurnal penelitian yang sesuai dengan kata kunci. Kemudian,
dilakukan metode screening dengan cara mengklik pilihan lima tahun. Setelah
dipilih tahun penelitian, maka diperoleh hasil sebanyak 21 jurnal dan dilakukan
pemilahan kembali tentang jurnal yang membahas mengenai kekuatan kompresi
PEEK sebagai sampel akhirnya ditemukan jurnal penelitian seperti gambar
dibawah ini.
17

Gambar 4.2 Sampel Penelitian


Berikut dibawah ini adalah tabel berisi daftar jurnal yang akan ditelaah
(sampel penelitian) dimana merupakan hasil akhir inklusi (screening) yang
digunakan penulis dalam menyusun literature review:
No Judul dan penulis jurnal Tahun terbit

Osseointegration of nanohydroxyapatite- or nano-calcium


silicate-incorporated polyetheretherketone bioactive
1 composites in vivo. 2016

Penulis: Ma R, Yu Z, Tang S, Pan Y, Wei J, Tang T.


18

Carbon Fiber Reinforced PEEK Composites Based on


3D-Printing Technology for Orthopedic and Dental
Applications.
2 2019
Penulis: Han X, Yang D, Yang C, Spintzyk S, Scheideler
L, Li P, Li D, Geis-Gerstorfer J, Rupp F.

Osteointegration of 3D-Printed Fully Porous


Polyetheretherketone Scaffolds with Different Pore Sizes.
3 2020
Penulis: Feng X, Ma L, Liang H, Liu X, Lei J, Li W,
Wang K, Song Y, Wang B, Li G, Li S, Yang C.

4.4 Alur Penelitian


19

4.5 Analisis Data


Setelah mengumpulkan data, melakukan penganalisisan data untuk
mendapatkan konklusi yang baik. Teknik-teknik dalam menganalisis data adalah
sebagai berikut, yaitu menentukan topik, menentukan kata kunci, memilih dan
memilah jurnal, kesimpulan dengan membuat ringkasan, mengidentifikasi celah,
melakukan evaluasi dan kritik. Berikut metode penelitian yang digunakan, yaitu:
20

1. Metode Analisis Deskriptif


Merupakan metode penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai
variabel tanpa dilakukan suatu perbandingan ataupun menganalis
hubungan antar variabel penelitian. Analisis data deskriptif menggunakan
data berupa kata dan gambar (Surahman dkk., 2016).
2. Metode Komparasi
Merupakan metode penelitian yang membandingkan dua variabel atau
lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda keadannya, dengan atau
tanpa diwaktu yang berbeda untuk mencari celah (Sugiyono, 2015).

BAB 5
HASIL PENELITIAN
21

5.1 Deskripsi Data


Penelitian Literature Review ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan
kompresi PEEK sebagai bahan dental implant. Hasil pada penelitian Literature
Review memuat data dengan cara menyusun tabel yang menunjukan ilustrasi
konsep, ringkasan sejumlah data yang relevan, urutan proses, dan konsep isi dari
literatur yang digunakan.
22

Tabel 5.1 Tabel Literature Review

No Judul Tujuan Artikel Poin penting dalam latar Sampel Variabel Metode Penelitian Teknik Hasil dan poin penting dalam Kesimpulan
belakang jurnal yang Penelitian Analisa pembahasan
digunakan Data
1 Osseointegrasi Untuk Memodifikasi PEEK dapat PEEK 1 PEEK Bubuk PEEK dengan ukuran One 1. Hasil kami menunjukkan Berdasarkan hasil pemindaian
komposit bioaktif mengevaluasi mengurangi tingkat murni, n- murni, 1 n- partikel rata-rata 20 m Way bahwa modulus mikro-CT, studi histologis,
polieterketon yang osseointegrasi kegagalan implantasi oleh HA/PEEK, HA/PEEK, diperoleh dari Victrex ANOVA elastisitas dan kekuatan pengamatan CLSM, dan
digabungkan dengan dari dua karena osseointegrasi yang dan n- dan 1 n- Manufacturing Ltd. (South kompresi meningkat pengamatan SEM, dapat
nanohidroksiapatit komposit PEEK buruk dan menghindari CS/PEEK CS/PEEK Yorkshire, UK). PEEK seiring dengan dilihat bahwa penggabungan
atau nano kalsium secara in vivo. operasi sekunder, disiapkan melalui proses meningkatnya n-HA dan n-CS ke dalam
silikat secara in vivo mengurangi beban ekonomi peracikan dan pencetakan kandungan n-HA atau n- bahan PEEK mempromosikan
pasien. Saat ini, tersedia dua injeksi. Bubuk PEEK CS dari 0 menjadi 40 %, osseointegrasi, modulus
strategi untuk meningkatkan dicampur dalam ball mill sedangkan kandungan n- elastisitas dan kekuatan
bioaktivitas PEEK, yaitu berkecepatan tinggi (QM-3B, HA atau n-CS tertinggi kompresi implan in vivo dan
memasukkan bahan bioaktif Nanjing T-Bota Scietech (60%) menghasilkan n-CS/PEEK menginduksi
ke dalam PEEK dan Instruments & Equipment lebih rendah modulus pembentukan tulang yang
pelapisan permukaan dengan Ltd., Nanjing, China) pada elastisitas dan kekuatan lebih aktif di sekitar implan,
metode fisik/kimia. Keramik kecepatan pencampuran 500 kompresinya. yang mungkin disebabkan
dengan kemampuan rpm selama 1 jam, dan 2. Osseointegrasi oleh pelepasan ion Ca dan Si
mengikat tulang campuran dikeringkan pada biokomposit dari komposit. Hasil ini
didefinisikan sebagai suhu 150 °C selama 24 jam. PEEK/CF/n-HA di menunjukkan bahwa n-
keramik bioaktif, seperti Komposit PEEK diproduksi rahang anjing beagle. CS/PEEK dan n-HA/PEEK
hidroksiapatit (HA), kalsium pada suhu injeksi 380 °C 3. Gambar mikro-CT 3D dapat digunakan untuk
silikat (CS), bioglasses, dll. menggunakan mesin cetak yang direkonstruksi membuat implan bioaktif
Bahan HA sintetis bersifat injeksi (BA-300/050CD, menunjukkan bahwa untuk penggunaan
biokompatibel dan bioaktif Battenfeld, Awans, Belgia). kontak tulang di sekitar kraniofasial atau ortopedi.
dan secara klinis digunakan Sampel PEEK dipotong n-HA/PEEK dan n-
sebagai pengganti tulang menjadi cakram dengan CS/PEEK lebih jelas
yang penting. Beberapa ketebalan 2 mm dan diameter daripada di sekitar
penelitian telah 15 mm atau 34 mm PEEK.
membuktikan bahwa CS menggunakan mesin bubut 4. Dalam mikrograf
adalah biokompatibel, putar (C616-1, Jinan First histologis, sejumlah
biodegradable, dan bioaktif Machine Tool Group Co. besar jaringan tulang
dengan kemampuan untuk Ltd., Jinan, China). berada dalam kontak
merangsang proliferasi dan Kemudian, semua sampel dekat dengan permukaan
diferensiasi osteogenik dari dibersihkan dengan air n-HA/PEEK dan n-
osteoblas, dan CS telah deionisasi selama 2 jam CS/PEEK dan PEEK
ditunjukkan. dalam osilator ultrasonik dikelilingi oleh lapisan
memiliki bioaktivitas yang (B3500S-MT, Branson, jaringan ikat fibrosa.
23

lebih tinggi daripada bahan Danbury, Connecticut, 5. Hasil kuantitatif


kalsium fosfat. USA). Setelah dikeringkan menunjukkan bahwa
pada suhu 37 °C semalaman, rasio kontak tulang n-
sampel disterilkan dengan CS/PEEK secara
etilen oksida selama 3 jam. signifikan lebih tinggi
Akhirnya, sampel yang daripada n-HA/PEEK.
disterilkan disegel dalam 6. Peningkatan
wadah steril. Selanjutnya, osteointegrasi di sekitar
sampel ditekan komposit PEEK
menggunakan mesin mungkin disebabkan
pengujian material (Instron oleh peningkatan
5567, Norwood, karakteristik permukaan.
Massachusetts, USA) pada
kecepatan crosshead 0,1
mm/menit menurut ASTM
D790 lalu hasil di rata-rata
setelah lima kali percobaan
pada setiap sampel.
2 Komposit PEEK Untuk Fused deposition modeling PEEK dan 6 PEEK dan Filamen PEEK, sebagai One 1. Hasil uji mekanis untuk Dalam studi ini, sifat mekanik
yang Diperkuat Serat mengevaluasi (FDM) adalah teknologi CFR-PEEK 6 CFR- bahan untuk pencetakan 3D Way sampel PEEK dan CFR- komposit PEEK yang
Karbon Berdasarkan sifat mekanik pencetakan tiga dimensi PEEK dalam makalah ini, diproses ANOVA PEEK yang dicetak diperkuat serat karbon dicetak
Teknologi dan struktur (3D) yang berkembang pesat ulang dari pelet (450G, FDM. Diamati bahwa FDM dipelajari secara
Pencetakan 3D untuk mikro bahan dan memiliki potensi besar VICTREX Corp., Thornton PEEK dengan serat sistematis untuk pertama
Aplikasi Ortopedi PEEK dan CFR- dalam bidang kedokteran. Cleveleys, UK), dan serat karbon yang diperkuat kalinya, termasuk uji tarik,
dan Gigi PEEK yang Polyether-ether-ketone karbon giling 5% dengan memiliki kekuatan yang tekuk, dan tekan. Hasil
diproduksi oleh (PEEK) adalah polimer panjang 80–150 m dan jauh lebih baik daripada eksperimen menegaskan
FDM. biokompatibel kinerja tinggi, diameter 7 m (Nanjing PEEK dalam uji tarik bahwa sampel yang dicetak
yang cocok untuk digunakan WeiDa Composite Material dan lentur (p < 0,05). dari bahan PEEK murni
sebagai bahan Co. Ltd., Nanjing, China) Sedangkan untuk uji menunjukkan sifat mekanik
ortopedi/implan gigi. dipilih sebagai bala bantuan. kuat tekan, tidak ada yang sebanding dengan objek
Namun, sifat mekanik dan Sebelum mencetak, kertas perbedaan statistik PEEK yang diproduksi secara
biokompatibilitas PEEK fiksatif khusus (Mingtai 3D antara kedua bahan tradisional, diperoleh dengan
yang dicetak FDM dan Technology Co., Ltd., dalam kuat tekan. ekstrusi teknik misalnya.
kompositnya masih belum Shenzhen, China) 2. Hasil penelitian Sebaliknya, spesimen CFR-
jelas. Dalam penelitian ini, diaplikasikan pada alas cetak menunjukkan bahwa PEEK yang dicetak mewakili
komposit PEEK murni dan untuk meningkatkan daya PEEK murni sifat mekanik yang meningkat
serat karbon yang diperkuat rekat dan lengkungan objek. menunjukkan kekuatan secara signifikan
serat karbon (CFR-PEEK) Setelah mencetak sampel dan rendah dalam uji tarik, dibandingkan dengan PEEK
24

yang dicetak FDM berhasil mendinginkannya hingga lentur, dan tekan. murni yang dicetak.
dibuat dengan FDM dan suhu kamar, sampel 3. Penambahan serat Teknologi FDM dapat
dikarakterisasi dengan uji ditempatkan ke dalam karbon 5% ke dalam digunakan untuk memberikan
mekanis. Selain itu, tungku (101-0 s, Shaoxing matriks PEEK kekuatan mekanik PEEK dan
permukaan sampel SuPo Instrument Corp., meningkatkan kekuatan kompositnya yang lebih
dimodifikasi dengan metode Shaoxing, China) untuk mekanik, menunjukkan memuaskan. Oleh karena itu,
polishing dan sandblasting proses perlakuan panas nilai yang mirip dengan ini adalah metode yang tepat
untuk menganalisis (tempering). Setelah tulang kortikal manusia untuk mencocokkan sifat
pengaruh kekasaran pemanasan selama 2 jam (modulus elastisitas: 14 mekanik komposit PEEK
permukaan dan topografi pada 300 C, sampel GPa). dengan serat karbon untuk
terhadap biokompatibilitas didinginkan hingga suhu 4. Sifat mekanik PEEK meniru tulang kortikal
umum (sitotoksisitas) dan kamar untuk mengurangi yang dicetak dengan manusia dan menghindari
adhesi sel. Hasilnya distorsi susut dan tegangan FDM masih belum pelindung stres dalam aplikasi
menunjukkan bahwa sampel sisa untuk mendapatkan mencukupi. klinis, seperti implan gigi,
CFR-PEEK yang dicetak kinerja mekanik yang baik 5. Kondisi manufaktur implan tengkorak, pelat
memiliki kekuatan mekanik dari bagian-bagian tersebut. proses FDM, seperti osteosintesis, dan bahan
umum yang jauh lebih tinggi Pengujian mekanis dilakukan ketebalan lapisan, pengganti tulang untuk
daripada PEEK murni yang menggunakan mesin uji kecepatan pencetakan, hidung, rahang atas, atau
dicetak (meskipun tidak ada mekanik servo elektro- suhu lingkungan, suhu rekonstruksi mandibula.
perbedaan statistik dalam hidraulik (CMT4304, MTS nozzle, dan perlakuan
kekuatan tekan). Bahan Corp., Eden Prairie, MN, panas, dapat
PEEK dan CFR-PEEK USA) sesuai dengan standar menghasilkan dampak
menunjukkan ISO. ISO 527-1: 2012 yang signifikan pada
biokompatibilitas yang baik (Plastik—Penentuan sifat sifat mekanik sampel
dengan dan tanpa modifikasi tarik), ISO 178: 2010 PEEK.
permukaan. Kepadatan sel (Plastik—Penentuan sifat 6. Sementara kekuatan
pada "as-printed" PEEK dan lentur), dan ISO 604: 2002 tekan CFR-PEEK jauh
permukaan sampel CFR- (Plastik—Penentuan sifat lebih tinggi daripada
PEEK secara signifikan tekan) diterapkan untuk uji PEEK murni.
lebih tinggi daripada sampel tekan masing-masing sampel 7. Secara teoritis, apabila
yang dipoles dan diuji untuk setiap batch dilakukan metode panas
sandblasted yang sesuai. dengan kecepatan pengujian dapat meningkatkan
Oleh karena itu, komposit 1 mm/menit, dan pengujian derajat kristalinitas dan
CFR-PEEK yang dicetak dilakukan pada suhu sekitar menghilangkan residual
FDM dengan kekuatan 20oC. stress dan shrinkage
mekanik yang tepat distortion, yang akan
memiliki potensi sebagai meningkatkan kinerja
biomaterial untuk mekanik PEEK.
25

pencangkokan tulang dan


aplikasi rekayasa jaringan.
3 Osteointegrasi dari Untuk Baru-baru ini, pencetakan PEEK Solid 3 PEEK Filamen PEEK yang One 1. FDM lebih Singkatnya, tiga jenis PEEK
Scaffold PEEK menyelidiki sifat 3D telah banyak digunakan (PEEK-S), Solid digunakan sebagai tinta cetak Way menguntungkan berpori dengan ukuran pori
Berpori yang Dicetak mekanik dan dalam perawatan klinis PEEK-300, (PEEK-S), 3 3D disuplai ke mesin cetak ANOVA daripada teknologi yang berbeda dirancang dan
3D dengan Ukuran biologis PEEK untuk perbaikan tulang. PEEK-450, PEEK-300, 3D melalui tabung pengisi, tradisional dari segi fitur dibuat menggunakan teknik
Pori yang Berbeda sehubungan Bahan cetak 3D yang dan PEEK- 3 PEEK- kemudian disuntikkan ke biaya rendah, pencetakan 3D. Tes kompresi
dengan dihasilkan melalui 600 450, dan 3 dalam nozel dengan prototyping cepat, menunjukkan bahwa sifat
remodeling pembuatan desain dengan PEEK-600 melelehkan pada 480 °C dan akurasi tinggi, dan mekanik bisa sangat cocok
defek tulang. bantuan komputer disimpan lapis demi lapis tingkat kesalahan yang dengan tulang trabekular
menunjukkan bentuk yang mengikuti pola laydown rendah. manusia. Hasil in vitro
disesuaikan bersama dengan tertentu. Semprotan fiksatif 2. Karakterisasi mekanik menunjukkan bahwa
ukuran/porositas pori yang diterapkan pada alas cetak mengungkapkan bahwa proliferasi dan diferensiasi
disesuaikan dan "dingin" untuk perekatan ukuran pori hBMSC pada sampel terkait
interkonektivitas pori untuk sebelum pencetakan. mempengaruhi sifat dengan ukuran pori, dengan
memberikan kondisi yang Struktur 3D dicetak lapis mekanik PEEK. PEEK berpori dengan pori
paling menguntungkan bagi demi lapis (0,1 mm), 3. Kekakuan rata-rata yang relatif kecil (PEEK-300
migrasi dan proliferasi sel menggabungkan lapisan berkurang secara dan PEEK-450) bermanfaat
untuk meregenerasi jaringan menjadi satu. Prosesnya signifikan dengan untuk adhesi sel dan
tulang dan memenuhi selesai dalam beberapa jam. peningkatan ukuran pori. diferensiasi osteogenik,
permintaan spesifik pasien. Akhirnya, semua perancah 4. Kapasitas dukung beban sedangkan yang relatif pori-
Namun, PEEK yang dicetak yang dicetak menjadi sasaran PEEK berpori menurun pori besar (PEEK-450 dan
3D jarang dilaporkan karena pembersihan ultrasonik dibandingkan dengan PEEK-600) lebih cenderung
sifat kinerja suhu tinggi, selama 15 menit untuk PEEK-S. mendorong proliferasi sel.
ketahanan kimia, dan daya menghilangkan polutan 5. Sifat mekanik PEEK Temuan in vivo menunjukkan
tahannya. Baru-baru ini, lepas. Sampel berbentuk berpori dari PEEK-300 bahwa perancah PEEK-450
fabrikasi perancah PEEK silinder (Φ5 mm × 10 mm) dan PEEK-450 memiliki dengan ukuran pori sekitar
menggunakan teknologi digunakan untuk uji potensi menanggung 450 m menunjukkan potensi
FDM yang memberikan kompresi dan eksperimen in beban fisiologis yang preferensial untuk
banyak keuntungan seperti vivo, sedangkan sampel lebih besar dengan risiko pertumbuhan ke dalam tulang
pemborosan material yang berbentuk cakram (Φ5 mm × kegagalan yang lebih dan perfusi vaskular. Jadi,
lebih sedikit, peningkatan 2 mm) digunakan untuk kecil daripada PEEK- meskipun banyak parameter
efektivitas biaya, pelatihan pengujian in vitro. Sampel 600. geometris tambahan
operator yang mudah, diuji menggunakan (misalnya, bentuk pori dan
produksi implan yang lebih instrumen all-electric porositas) kemungkinan
cepat, dan peningkatan dynamic test. Sampel mempengaruhi pertumbuhan
spesifisitas pasien. Secara disiapkan untuk analisis ke dalam tulang dari implan
khusus, perancah yang kekuatan kompresi dan diuji PEEK berpori, temuan ini
26

disiapkan menggunakan pada 37 °C dengan laju memberikan dasar yang kuat


FDM dibuat dengan perpindahan konstan 1 untuk mendukung desain
menyimpan filamen, yang mm/menit. Untuk setiap khusus pasien dan fabrikasi
sering kali terdiri dari kelompok, tiga sampel diuji. implan PEEK berpori dengan
campuran PEEK dan geometri yang sesuai untuk
pengikat yang dilebur dan mendorong pertumbuhan ke
diekstrusi dari nosel panas, dalam tulang. untuk aplikasi
ke meja selapis demi selapis. klinis.
27

Pada penelitian Ma dkk. (2016) cit Ma dkk. (2014), sampel yang


digunakan adalah PEEK murni, 20 wt% n-CS/PEEK, 40 wt% n-CS/PEEK, dan 60
wt% n-CS/PEEK. Pada penelitian ini, sampel ditekan menggunakan mesin
pengujian material (Instron 5567, Norwood, Massachusetts, USA) pada kecepatan
crosshead 0,1 mm/menit menurut ASTM D790 lalu hasil di rata-rata setelah lima
kali percobaan pada setiap sampel. Pada penelitian Han dkk. (2019), sampel yang
digunakan adalah PEEK dan CFR-PEEK. Pada penelitian ini, sampel dilakukan
pengujian mekanis menggunakan mesin uji mekanik servo elektro-hidraulik
(CMT4304, MTS Corp., Eden Prairie, MN, USA) sesuai dengan standar ISO. ISO
527-1: 2012 (Plastik—Penentuan sifat tarik), ISO 178: 2010 (Plastik—Penentuan
sifat lentur), dan ISO 604: 2002 (Plastik—Penentuan sifat tekan) diterapkan uji
tekan lalu hasil di rata-rata pada tiap sampel dengan kecepatan pengujian 1
mm/menit dan pada suhu sekitar 20oC. Pada penelitian Feng dkk. (2020), sampel
yang digunakan adalah PEEK Solid (PEEK-S), PEEK-300, PEEK-450, dan
PEEK-600. Pada penelitian ini, sampel diuji menggunakan instrumen all-electric
dynamic test. pada suhu 37 °C dengan laju perpindahan konstan 1 mm/menit lalu
hasil di rata-rata pada tiap kelompok tiga sampel diuji.
28

BAB 6
PEMBAHASAN
Dental implant atau dikenal juga sebagai implan endosseous telah
digunakan untuk menggantikan gigi yang hilang selama lebih dari setengah abad.
Dental implant dianggap memiliki kontribusi penting untuk kedokteran gigi
karena mereka telah merevolusi cara penggantian gigi yang hilang dengan tingkat
keberhasilan yang tinggi. Keberhasilan dental implant dalam menggantikan gigi
yang hilang tergantung pada kemampuan bahan implan untuk berintegrasi dengan
jaringan di sekitarnya, namun integrasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,
seperti bahan implan, kualitas dan kuantitas tulang, serta kondisi pemuatan implan
(Warreth, 2017).
Peningkatan kualitas dan kuantitas bahan implan membuat modalitas
perawatan dental implant sangat menjanjikan di era sekarang ini. Bahan implan
berbasis logam, seperti emas, timbal, iridium, tantalum, baja tahan karat dan
paduan kobalt kromium digunakan pada awal abad ke-20. Di era sekarang
berbagai polimer, termasuk PEEK dapat digunakan sebagai dental implant.
Bahan-bahan ini tidak hanya memenuhi persyaratan fungsional tetapi juga
memenuhi fungsi estetika, memiliki kekuatan kompresi yang tinggi untuk
mencegah patah dan meningkatkan stabilitas fungsional (Saini dkk., 2015).
Dari penelitian Ma dkk. (2016), penelitian Han dkk. (2019), dan penelitian
Feng dkk. (2020) memiliki hasil kekuatan kompresi dari implant PEEK yang
kurang lebih sama yaitu masing-masing 108 ± 1.9, 138.63 ± 2.69, dan 102.7 ± 7.5
MPa. Dari ketiga jurnal tersebut penelitian Han dkk. (2019) memiliki hasil
kekuatan kompresi PEEK yang paling tinggi. Hal ini dapat terjadi karena
perbedaan bentuk dan ukuran sampel PEEK, yaitu untuk penelitian Ma dkk.
(2016) PEEK dipotong menjadi cakram dengan ketebalan 2 mm dan diameter 15
mm atau 34 mm menggunakan bubut putar, untuk penelitian Han dkk. (2019)
PEEK dipotong menjadi kubus dengan volume 1 mm 3, untuk penelitian Feng dkk.
(2020) PEEK dipotong menjadi silinder dengan ketebalan 10 mm dan diameter 5
mm.
Dari bentuk sampel yang digunakan pada penelitian Han dkk. (2019)
memiliki bentuk yang berbeda dengan penelitian yang lainnya yaitu berbentuk
29

kubus sedangkan yang lain berbentuk silinder. Kubus biasanya memiliki zona
restrain yang tumpang tindih didalamnya saat di lakukan kompresi uniaksial,
sedangkan silinder memiliki zona bebas di tengah. Mengenai perbedaan antara
kubus dan silinder telah disimpulkan bahwa silinder lebih baik daripada kubus
sebagai sampel untuk pengujian. Sebuah silinder menghasilkan hasil yang lebih
konsisten, sedangkan kubus memang lebih ringan dan lebih efisien, tetapi
memiliki hasil variabilitas yang lebih tinggi (Talaat dkk., 2020).
Dari ukuran sampel yang digunakan pada penelitian Han dkk. (2019)
memiliki ukuran volume 1 mm3 (terkecil) daripada penelitian lainnya yang
memiliki ukuran sampel yang lebih besar. Dengan berkurangnya ukuran sampel
berdasarkan hasil eksperimen menunjukkan adanya kekuatan asimtotik, sehingga
terjadi variasi kekuatan kompresi meningkat (Talaat dkk., 2020). Hal ini terbukti
dengan hasil kekuatan kompresi penelitian Han dkk. (2019) memiliki nilai yang
tertinggi dibanding penelitian lainnya yang memiliki ukuran sampel yang lebih
besar.
Selain karena perbedaan bentuk dan ukuran sampel PEEK, tetapi dapat
juga karena perbedaan suhu lingkungan pada saat melakukan penelitian. Peneliti
Han dkk. (2019) melakukan penelitian saat suhu lingkungan sekitar 20 oC,
sedangkan peneliti yang lain melakukan penelitian saat suhu lingkungan sekitar
37oC. Hal ini dapat menjadi penyebab hasil penelitian Han dkk. (2019)
memperoleh hasil tertinggi. Hal ini terjadi karena PEEK pada suhu yang lebih
rendah terjadi proses pengerasan pada material PEEK, sehingga PEEK menjadi
lebih kaku dan menghasilkan kekuatan kompresi yang lebih tinggi (Garcia-
Gonzalez dkk., 2015).
Selain karena perbedaan bentuk dan ukuran sampel PEEK dan suhu
lingkungan saat melakukan penelitian, hasil kekuatan kompresi penelitian Han
dkk. (2019) mendapat hasil paling tinggi karena setelah sampel dicetak dan
didinginkan hingga mencapai suhu kamar, sampel ditempatkan ke dalam tungku
untuk proses heat treatment (tempering) dengan dilakukan pemanasan selama 2
jam pada suhu 300oC, sampel didinginkan hingga suhu kamar untuk mengurangi
distorsi susut dan tegangan sisa untuk mendapatkan hasil kekuatan kompresi yang
baik (Han dkk., 2019).
30

Dengan heat treatment, terjadi peningkatan kekuatan kompresi pada


PEEK daripada tanpa heat treatment karena heat treatment dapat meningkatkan
tingkat kristalinitas dan menghilangkan tegangan sisa dan distorsi susut, yang
akan meningkatkan kinerja mekanik PEEK. Peningkatan kekuatan kompresi ini
disebabkan oleh rekristalisasi yang dialami material selama heat treatment.
Teknik pencetakan 3D menyimpan filamen yang menyatu lapis demi lapis dan
mengeras namun setelah dilakukan proses heat treatment, PEEK mengalami
rekristalisasi di mana molekul diatur ulang dalam posisi yang teratur, sehingga
molekul PEEK semakin padat dan menghasilkan kekuatan kompresi yang
semakin tinggi (Avila dkk., 2019). Sedangkan 2 jurnal yang lain selain penelitian
Han dkk. (2019), tidak melakukan proses heat treatment setelah didinginkan
sehingga didapatkan hasil kekuatan kompresi yang lebih rendah daripada
penelitian Han dkk. (2019).
Hasil review jurnal didapatkan bahwa kekuatan kompresi PEEK sebagai
bahan dental implant tinggi karena bentuk sampel PEEK yang silinder, ukuran
sampel PEEK yang kecil dan suhu lingkungan saat melakukan penelitian dibawah
suhu ruangan dan dapat diperoleh hasil yang lebih tinggi lagi apabila diberikan
perlakuan khusus pada sampel PEEK berupa heat treatment.
31

Bab 7
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Kekuatan kompresi PEEK sebagai bahan dental implant menunjukkan hasil
yang tinggi karena bentuk sampel PEEK yang silinder, ukuran sampel PEEK yang
kecil dan suhu lingkungan saat melakukan penelitian dibawah suhu ruangan.
Terutama pada PEEK yang diberi proses heat treatment dapat menghasilkan
kekuatan kompresi yang lebih tinggi.
7.2 Saran
1. Dilakukan penelitian tentang kekuatan kompresi PEEK sebagai dental
implant yang dipengaruhi oleh kondisi saat terkena tekanan oklusi dari
berbagai arah gaya didalam rongga mulut.
2. Dilakukan penelitian tentang efek bentuk sampel terhadap kekuatan
kompresi PEEK
3. Dilakukan penelitian tentang efek ukuran sampel terhadap kekuatan
kompresi PEEK
4. Dilakukan penelitian tentang efek suhu terhadap kekuatan kompresi PEEK
5. Dilakukan penelitian tentang suhu dan metode yang optimal untuk proses
heat treatment pada PEEK sebagai dental implant.
32

Daftar Pustaka

Abraham CM. 2014. A Bried Historical Perspective on Dental Implants, Their


Surface Coatings and Treatments. Dent J. Vol. 8. Hal. 50-5.
Anusavice KJ, Shen C, dan Rawls HR. 2013. Phillips’ Science of Dental
Materials. Missouri: Elsevier Inc. Hal. 511.
Arikunto S. 2016. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta. Hal. 1-413.
Arsista D dan Eriwati YK. 2018. Desain dan Fungsi Implan Kedokteran Gigi yang
Beredar di Pasaran. J Ked Gi UNPAD. Vol. 30(3). Hal. 168-174.
Avila ED, Eo J, Kim J dan Kim NP. 2019. Heat Treatment Effect on Mechanical
Properties of 3D Printed Polymers. MATEC Web of Conferences. Vol. 264(1).
Hal. 1-5.
Benakatti VB, Sajjanar JA, Acharya A. 2019. Polyetheretherketone (PEEK) in
Dentistry. Journal of Clinical and Diagnostic Research. Vol. 13(8). Hal. 10-2.
Bergmann C, Stumpf A. 2013. Dental Ceramics: Microstructure, Properties and
Degradation. Berlin: Springer Science & Business Media. Hal. 84.
Elani HW, Starr JR, Da Silva JD, Gallucci GO. 2018. Trends in Dental Implant
Use in the U.S., 1999–2016, and Projections to 2026. Journal of Dental
Research. Vol. 97(13). Hal. 1424-1430.
Elias CN, Fernandes D, Biasi RSDE. 2016. Comparative Study of Compressive
and Fatigue Strength of Dental Implants Made of Nanorystalline Ti Hard and
Microcrystalline Ti G4. Wiley Publishing Ltd. Vol. 0(0). Hal. 1-10.
Feng X, Ma L, Liang H, Liu X, Lei J, Li W, Wang K, Song Y, Wang B, Li G, Li
S, Yang C. 2020. Osteointegration of 3D-Printed Fully Porous
Polyetheretherketone Scaffolds with Different Pore Sizes. ACS Omega. Vol. 5.
Hal. 26655−26666.
33

Garcia-Gonzalez D, Rodríguez-Millán M, Rusinek A, Arias A. 2015. Low


temperature effect on impact energy absorption capability of PEEK
composites. Composite Structures. Vol. 134(15). Hal. 440-449.
Gaurav P, Jayaswal SP, Dange AN, Khalikar. 2010. Bioceramic in Dental
Implants: A Review. Journal of Indian Prosthodontic Society. Vol. 10. Hal. 8–
12.
Gu X, Sun X, Sun Y, Wang J, Liu Y, Yu K, Wang Y dan Zhou Y. 2021.
Bioinspired Modifications of PEEK Implants for Bone Tissue Engineering.
Frontiers in Bioengineering and Biotechnology. Vol. 8. Hal. 1-15.
Han X, Yang D, Yang C, Spintzyk S, Scheideler L, Li P, Li D, Geis-Gerstorfer J,
Rupp F. 2019. Carbon Fiber Reinforced PEEK Composites Based on 3D-
Printing Technology for Orthopedic and Dental Applications. J. Clin. Med.
Vol. 8(240). Hal. 1-17.
Hwang D dan Wang H. 2006. Medical Contraindications to Implant Therapy:
Part 1: Absolute Contraindications. Implant Dentistry. Vol. 15(4). Hal. 353-
360.
Jain R, Mittal R, Gyanchand, Gupta S. 2016. Implant surface designs: An
overview. Ann Prosthodont Restor Dent. Vol. 2(1). Hal. 17-20.
Jubhari EH dan Pangiawan W. 2020. Pentingnya Perencanaan Prostetik untuk
Gigi Tiruan Dukungan Implan di Zona Estetika. Makassar Dental Journal.
Vol. 9(2). Hal. 138-142.
Kusumawardani CDN, Chondro RT, Andrian I, Sari RP. 2020. Pengaruh
Penambahan Hidroksiapatit Terhadap Porositas dan Compressive Strength.
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran. Vol. 32(2). Hal. 91-8.
Lee WT, Koak JY, Lim YJ, Kim SK, Kwon HB, Kim MJ. 2012. Stress Shielding
and Fatigue Limits of Poly-Ether-Ether-Ketone Dental Implants. J Biomed
Mater Res Part B. Vol. 100B. Hal. 1044–52.
Liao C, Li Y, Tjong SC. 2020. Polyetheretherketone and Its Composites for Bone
Replacement and Regeneration. Polymers. Vol. 12(2858). Hal. 1-48.
Ling X, Jing X, Zhang C dan Chen S. 2020. Polyether Ether Ketone (PEEK)
Properties and Its Application Status. IOP Conf. Series: Earth and
Environmental Science. Vol. 453(012080). Hal. 1-6.
34

Ma R, Tang S, Tan H, Qian J, Lin W, Wang Y, Liu C, Wei J, Tang T. 2014.


Preparation, characterization, in vitro bioactivity and cellular responses to a
polyetheretherketone bioactive composite containing nano-calcium silicate for
bone repair. ACS Appl. Mater. Interfaces. Vol. 6(15). Hal. 1-49.
Ma R, Yu Z, Tang S, Pan Y, Wei J, Tang T. 2016. Osseointegration of
nanohydroxyapatite- or nano-calcium silicate-incorporated polyetheretherketone
bioactive composites in vivo. International Journal of Nanomedicine. Vol. 11.
Hal. 6023-6033.
McCabe JF dan Walls AWG. 2008. Applied Dental Materials, edisi ke-9. Oxford:
Blackwell Publishing Ltd. Hal. 1-296.
Moleong LJ. 2017. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja. Hal. 127-
332.
Nicholson JW. 2020. Titanium Alloys for Dental Implants: A Review. Prosthesis.
Vol. 2. Hal. 100–116.
Notoatmodjo S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta. Hal. 3-245.
Ortega-Martinez J, Farré-Lladós M, Cano-Batalla J, Cabratosa-Termes J. 2017.
Polyetheretherketone (PEEK) as a Medical and Dental Material: A Literature
Review. Medical Research Archives. Vol. 5(5). Hal. 1-16.
Osman RB dan Swain MV. 2015. A Critical Review of Dental Implant Materials
with an Emphasis on Titanium  versus Zirconia. Material (Basel). Vol. 8(3).
Hal. 932–958.
Panayotov IV, Orti V, Cuisinier F, Yachouh J. 2016. Polyetheretherketone
(PEEK) for medical applications. J Mater Sci: Mater Med. Vol. 27(118). Hal.
1-11.
Papathanasiou I, Kamposiora P, Papavasiliou G, Ferrari M. 2020. The Use of
PEEK in Digital Prosthodontics: A Narrative Review. BMC Oral Health. Vol.
20(217). Hal. 1-11.
Prasetya JA. 2018. Sistem Human Machine Interface pada Universal Testing
Machine. Skripsi. Hal. 5.
35

Prem R, Acharya BLG, Mathews J, Ambadas, Jagtap P, Bhavsar B. 2014.


Indications for Dental Implant Treatment – A Clinician’s Point of View. Int J
Cur Res Rev. Vol. 6(21). Hal. 29-33.
Puhan D dan Wong JSS. 2019. Properties of Polyetheretherketone (PEEK)
Transferred Materials in a PEEK-Steel Contact. Tribology International. Vol.
135. Hal. 189-199.
Rahajoeningsih P dan Manurung R. 2013. Jenis-jenis Gigi Tiruan Dukungan
Implan. Dentofasial. Vol. 12(1). Hal. 44-8.
Rahmitasari F, Ishida Y, Kurahashi K, Matsuda T, Watanabe M dan Ichikawa T.
2017. PEEK with Reinforced Materials and Modifications for Dental Implant
Applications. Dent. J. Vol. 5(35). Hal. 1-8.
Rajput R, Chouhan Z, Sindhu M, Sundararajan S, Chouhan RRS. 2016. A Brief
Chronological Review of Dental Implant History. International Dental Journal
of Students Research. Vol. 4(3). Hal. 105-7.
Robinson D, Aguilar L, Gatti A, Abduo J, Lee PVS, Ackland D. 2019. Load
response of the natural tooth and dental implant: A comparative biomechanics
study. J Adv Prosthodont. Vol. 11. Hal. 169-178.
Saini M, Singh Y, Arora P, Arora V, Jain K. 2015. Implant biomaterials: A
comprehensive review. World J Clin Cases. Vol. 3(1). Hal. 52–57.
Sakaguchi R, Ferracane J, Powers J. 2019. Craig’s Restorative Dental Materials,
edisi ke-14. Missouri: Elsevier. Hal. 29-43, 69.
Shirazi HA, Ayatollahi MR, Asnafi A. 2017. To Reduce The Maximum Stress and
The Stress Shielding Effect Around A Dental Implant-Bone Interface Using
Radial Functionally Graded Biomaterials. Comput Methods Biomech Biomed
Engin. Vol. 20(7). Hal. 750-759.
Subeqi MD, Soekartono RH, Harijanto E. 2012. Rancang Bangun Kombinasi Alat
Pengadukan Elektrik Mekanik dengan Vibrasi untuk Gipsum. Jurnal PDGI.
Vol. 61(3). Hal. 92-5.
Surahman, Rachmat M, Supardi S. 2016. Metodologi Penelitian. Jakarta: Pusdik
SDM Kesehatan. Hal. 1-221.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta. Hal. 92-334.
36

Talaat A, Emad A, Tarek A, Masbouba M, Essam A, Kohail M. 2020. Factors


affecting the results of concrete compression testing: A review. Ain Shams
Engineering Journal. Vol 12(1). Hal. 205-221.
Tekin S, Değer Y, Demirci F. 2019. Evaluation of the Use of PEEK Material in
Implant-Supported Fixed Restorations by Finite Element Analysis. Nigerian
Journal of Clinical Practice. Vol. 22(9). Hal. 1252-8.
Toth JM. 2019. Biocompatibility of PEEK Polymers. USA: Elsevier Inc. Hal. 107-
119.
Utama MD. 2016. Gigi Tiruan Implan dan Overdenture. Makassar: Menara Intan.
Hal. 1-9.
Warreth A. 2017. Dental Implants: An Overview. Dent Update. Vol. 44(7). Hal.
596-620.
Widyasrini DA. 2018. Resensi Dental Materials Foundations and Applications.
Jurnal Tekno Sains. Vol. 8(1). Hal. 85-8.
Yadav P, Tahir M, Shetty P, Saini V, Prajapati D. 2016. Implant design and stress
distribution. Int J Oral Implant Clin Res. Vol. 7(2). Hal. 34-9.
Yeshwante B, Patil S, Baig N. 2015. Dental Implants-Classification, Success and
Failure–An Overview. IOSR-JDMS. Vol. 14(5). Hal. 1-8.
Zhang Y dan Kelly JR. 2017. Dental Ceramics for Restoration and Metal
Veneering. Dent Clin North Am. Vol. 61(4). Hal. 797-819.

Anda mungkin juga menyukai