Skripsi Kevin
Skripsi Kevin
(Literature Review)
(Literature Review)
(Literature Review)
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran
Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah
Oleh:
IMANUEL KEVIN SUBIANTORO
2018.07.1.0028
(Literature Review)
Oleh:
IMANUEL KEVIN SUBIANTORO
2018.07.1.0028
Menyetujui:
Pembimbing I Pembimbing II
Chaterina Diyah N, drg., Sp. Pros Twi Agnita Cevanti, drg., Sp. KG
NIK. 01587 NIK. 01447
i
NIM: 2018.07.1.0028
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkat dan karunia-Nya kepada saya dalam menyelesaikan skipsi di
bidang Prostodonsia dengan judul “KEKUATAN KOMPRESI PEEK (POLY-
ETHER-ETHER-KETONE) SEBAGAI BAHAN DENTAL IMPLANT”.
Penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Hang Tuah Surabaya.
Dalam menyelesaikan skripsi ini banyak memperoleh bantuan, bimbingan
dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itulah dalam kesempatan ini saya
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Laksamana Muda TNI (Purn) Prof. Dr. Ir. Supartono, MM., CIQaR,
selaku Rektor Universitas Hang Tuah Surabaya.
2. Dr. R. A. Nora Lelyana, drg., M. H. Kes., FICD, selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya.
3. Widyasri Prananingrum, drg., M. Kes., Ph.D selaku Kepala Program
Studi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah Surabaya.
4. Chaterina Diyah Nanik K, drg., Sp. Pros selaku dosen pembimbing I
yang telah banyak memberikan dukungan dan pengarahan serta
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, saran, ilmu dan
semangat hingga skripsi ini selesai.
5. Twi Agni Cevanti, drg., Sp. KG selaku dosen pembimbing II yang
telah banyak membantu dan memberikan dukungan serta meluangkan
waktu dalam membimbing, memberikan saran, ilmu dan semangat
dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Meinar Nur Ashrin, drg., Ph. D selaku ketua penguji / penguji I yang
telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji serta memberikan
saran dan masukan dalam penyempurnaan skripsi ini.
iii
Penulis
ABSTRACT
ABSTRAK
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUANI
PENGESAHAN SKRIPSIII
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSIIII
UCAPAN TERIMA KASIH III
ABSTRACT III
ABSTRAK III
DAFTAR ISI III
DAFTAR GAMBARIV
DAFTAR TABEL V
DAFTAR SINGKATAN………………………………………………………...
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................6
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................
6
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................
6
1.3.1 Tujuan Umum ....................................................................................
6
1.3.2 Tujuan Khusus....................................................................................
6
1.4 Manfaat Penelitian .....................................................................................
7
1.4.1 Manfaat Teoritis..................................................................................
7
1.4.2 Manfaat Praktis............................................................................... 7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 8
2.1 Dental Implant.....................................................................
2.1.1 Definisi Dental Implant.....................................................................
2.1.2 Komponen Dental Implant....................................................................
2.1.3 Macam Dental Implant.....................................................................
2.1.4 Bahan Dental Implant.....................................................................
2.1.5 Gold Standard Bahan Dental Implant................................................
2.1.6 Indikasi Penggunaan Dental Implant....................................................
2.1.7 Kontraindikasi Penggunaan Dental Implant.........................................
2.1.8 Kelebihan Penggunaan Dental Implant...............................................
2.1.9 Kekurangan Penggunaan Dental Implant............................................
2.2 PEEK.....................................................................
2.2.1 Definisi PEEK.....................................................................
2.2.2 Sifat Mekanik PEEK.....................................................................
2.2.3 Sifat Kimiawi PEEK.....................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR SINGKATAN
PAEK: Poly-Aryl-Ether-Ketone
PEEK: Poly-Ether-Ether-Ketone
mm: Milimeter
MPa: Mega Pascal
GPa: Giga Pascal
UTM: Universal Testing Machine
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Gigi manusia memiliki berbagai macam fungsi seperti oklusi untuk
makan, berbicara dan keindahan penampilan. Adanya kehilangan gigi, dapat
menyebabkan gangguan berbicara, gangguan penampilan, hingga penyakit
sistemik karena kesulitan makan, hal ini dapat dikembalikan dengan
menggunakan restorasi implan gigi. Di jaman modern seperti sekarang, implan
gigi sangat dibutuhkan selayaknya aplikasi alat prostetik klasik lain untuk
membantu pengunyahan pasien yang menderita kehilangan gigi. Di Amerika
Serikat telah terjadi peningkatan yang pesat dalam penggunaan implan gigi dari
0,7% di tahun 1999-2000 menjadi 5,7% di tahun 2015-2016 (Elani dkk., 2018).
Pada saat pengunyahan, terdapat kekuatan yang dapat memberikan suatu gaya
pada pontik dan abutment implan gigi yang langsung diteruskan ke tulang rahang
yang disebabkan karena tidak adanya ligamen periodontal di sekitar permukaan
fixture implan gigi setelah osseointegrasi. Hal ini dapat menyebabkan kehilangan
tulang marginal yang kadang diakibatkan oleh stres yang berlebihan pada restorasi
dan berlanjut dengan terjadinya kerusakan pada restorasi (Zhang dan Kelly, 2017,
Tekin dkk., 2019).
Kriteria bahan yang dapat dipakai sebagai gold standard bahan implan
gigi untuk mendukung keberhasilan implan gigi, yaitu bahan implan gigi tidak
menyebabkan iritasi dan toksik serta kelainan sistemik (Osman dan Swain, 2015).
Selain itu, implan gigi harus stabil dengan jaringan keras dan jaringan lunak
sekitarnya, tidak menginduksi jaringan secara berlebihan, biokompatibilitas bahan
baik, memiliki kekasaran permukaan yang terkontrol (rugophilicity), sehingga
osteoblas dapat tumbuh pada permukaan kasar (Gaurav, 2010).
Kehilangan tulang marginal di sekitar implan gigi timbul pada tingkat saat
digunakan pada tahun pertama. Sebuah implan gigi yang mengalami kehilangan
tulang marginal di sekitar implant gigi kurang dari 0,2 mm dianggap berhasil
(Shirazi dkk., 2017). Penggunaan implan gigi yang dapat dikatakan berhasil
apabila semakin kecil angka tingginya kehilangan tulang marginal di sekitar
implan gigi setelah pemakaian implan gigi dalam kurun waktu beberapa tahun
2
gigi lepasan, protesa gigi tiruan cekat yang didukung oleh implan gigi, dan lain-
lain (Han dkk., 2019). PEEK memiliki sifat biokompatibilitas yang tinggi, sifat
mekanik yang baik dengan kekuatan kompresi sebesar 138,63 ± 2,69 MPa, tahan
terhadap suhu yang tinggi, memiliki stabilitas kimiawi yang baik, dapat dipulas
dengan baik, wear resistance yang baik, afinitas plak yang rendah dan memiliki
kekuatan ikatan yang tinggi dengan komposit veneer dan semen-semen luting
(Papathanasiou dkk., 2020).
Kekuatan kompresi adalah kekuatan tekan maksimal yang dapat diberikan
kepada suatu benda hingga benda tersebut menjadi rusak (Subeqi dkk., 2012).
Pendekatan dari kondisi tulang yang terintegrasi dengan permukaan implan gigi
memungkinkan transfer gaya dan tekanan spesifik lokasi dari perpindahan elastis
tulang dan implan. Stres yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh empat faktor
utama, yaitu faktor pengunyahan (frekuensi, kekuatan gigitan, dan gerakan
mandibula), dukungan untuk protesa (didukung oleh implan, didukung oleh
jaringan implan, didukung antara implan-gigi, sifat mekanik bahan yang terlibat
dalam restorasi implan (modulus elastisitas, daktilitas, kekuatan patah, dan lain-
lain) dan desain tubuh implan dan protesa intraoral (Shirazi dkk., 2017). Sudah
banyak penelitian telah mendefinisikan hubungan respon tulang dengan jenis
tekanan dan regangan biomekanik dan besarnya. Dengan kekuatan kompresi yang
cukup dapat menahan fraktur saat beroklusi dengan kekuatan yang besar dan
untuk mempertahankan modulus elastisitas yang lebih rendah untuk distribusi
tegangan yang lebih seragam di seluruh permukaan antara tulang dengan implan
(Anusavice dkk., 2013). Dari penelitian oleh Elias dkk (2016), didapatkan hasil
tertinggi untuk kekuatan kompresi pada implan gigi yang berbahan titanium G4
hard senilai 80,61 MPa dengan diameternya 3,75 mm. Sedangkan, PEEK
memiliki kekuatan kompresi lebih tinggi dengan nilai 138,63 ± 2,69 MPa (Han
dkk., 2019).
Berdasarkan jabaran diatas, peneliti ingin mengkaji mengenai kekuatan
kompresi PEEK sebagai bahan dental implant. Dengan adanya pengetahuan
tentang kekuatan kompresi bahan PEEK, diharapkan dapat membantu dalam
alternatif pemilihan bahan dental implant. Dengan demikian, tingkat keberhasilan
dan durabilitas pemasangan sebuah dental implant dapat menjadi lebih tinggi,
4
maka tingkat keberhasilan perawatan pasien pemakai dental implant juga semakin
tinggi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kekuatan kompresi PEEK sebagai bahan dental implant?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum:
Mengetahui kekuatan kompresi PEEK.
1.3.2 Tujuan Khusus:
Mengetahui kekuatan kompresi PEEK sebagai bahan dental implant.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Memberikan informasi mengenai kekuatan kompresi PEEK sebagai bahan dental
implant.
1.4.2 Manfaat Praktis
Memberikan informasi mengenai pemilihan kriteria bahan dental implant yang
baik berdasarkan kekuatan kompresi yang dimiliki oleh suatu bahan yaitu PEEK,
sehingga dapat menjadi alternatif bahan dental implant.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dental Implant
Pada tahun 1950-an, Dr. Lee memperkenalkan penggunaan implan
endosseous dengan pasak sentral. Setelah itu, desain implan mengalami terobosan
pada tahun 1963 dengan desain spiral dasar yang dimodifikasi dan implan blade-
nya oleh Dr. Leonard Linkow, sehingga memungkinkan untuk menempatkannya
di rahang atas atau rahang bawah yang sekarang dikenal sebagai implan
endosseous. Konsep osseointegrasi yang dikemukakan oleh Brånemark di Eropa
pada tahun 1950 merevolusi sejarah implan gigi, ia mengatakan bahwa titanum
dapat berintegrasi dengan tulang. Ini kemudian dikenal sebagai teori Branemark
dan konsep osseointegrasi berkembang pesat pada 1980-an, yang membawa
momen yang menentukan dalam bidang klinis implan sampai sekarang. Sebuah
survei ADA pada tahun 2002, menunjukkan penerimaan yang luas dari implan
gigi sebagai metode yang disukai untuk penggantian gigi yang hilang (Abraham,
2014; Rajput dkk., 2016).
2.1.1 Definisi Dental Implant
Implan gigi adalah salah satu metode untuk merestorasi gigi yang hilang
atau tidak ada dengan menggunakan suatu fixture yang ditanam secara bedah
kedalam jaringan lunak atau tulang rahang, sehingga dapat berfungsi sebagai akar
pengganti untuk menahan gigi tiruan yakni abutment dan atau crown yang sudah
digunakan lebih dari setengah abad. Penempatan implan sehingga posisi gingival
tissue akan mengembalikan estetik dan berfungsi dengan baik (Warreth, 2017;
Jubhari dan Pangiawan, 2020).
2.1.2 Komponen Dental Implant
Implan gigi memiliki tiga komponen dasar, yaitu body atau yang biasa
disebut dengan fixture (bagian implan gigi yang tertanam di dalam tulang rahang
berfungsi sebagai pengganti akar gigi untuk menahan gigi tiruan), abutment
(bagian implan gigi yang berada di atas tulang rahang dan menghubungkan body
6
dengan struktur diatasnya), dan struktur supra adalah gigi tiruan (Rahajoeningsih
dan Manurung, 2013).
2.1.3 Macam Dental Implant
Implan gigi memiliki beberapa jenis. Ada tiga jenis implan, yaitu 1)
Implan gigi jenis endosteal adalah implan gigi yang paling umum digunakan
untuk perawatan edentulous parsial ataupun total yang fixture-nya ditanamkan
kedalam tulang alveolar atau basal melalui tindakan bedah dengan tingkat
keberhasilan yang cukup besar meski cukup sulit dalam penempatannya. Terdiri
dari implan plate atau blade, dan implan yang menyerupai akar (Utama MD,
2016), 2) Implan gigi jenis subperiosteal adalah implan gigi yang ditanamkan di
bawah periosteum karena resorpsi tulang alveolar yang parah. Retensi dari implan
ini adalah ikatan antara periosteum (lapisan terluar) dengan tulang alveolar
melalui Sharpey’s fibers, 3) Implan gigi jenis transosteal adalah implan gigi yang
ditanamkan hanya pada bagian bawah dari anterior mandibula yang 3-7 bautnya
dibaut melalui plat kortikal dari tulang alveolar meluas ke rongga mulut
(Yeshwante dkk., 2015).
2.1.4 Bahan Dental Implant
Bahan implan gigi dibedakan menjadi dua kategori, yaitu dilihat dari
struktur kimia dan pada jenis respon biologisnya. Dari struktur kimia, implan
dapat terbuat dari logam, keramik, dan polimer. Dari logam ada emas, paduan
kobalt-kromium, stainless steel, zirkonium, neobium, tantalum, titanium murni,
dan Ti-6Al-4V. Dari keramik ada alumunium oksida, zirkonium oksida,
hidroksiapatit, trikalsium fosfat, brushite, carbon-vitrous-pyrolitic, dan carbon-
silicon-bioglass. Dari polimer ada polyethylene, polyamide,
polymethylmetacrylate, polytetrafluoroethline, polyurethane, dan Poly-Ether-
Ether-Ketone (PEEK) (Gaurav, 2010). Selain itu ada dari respon biologis, dilihat
dari aktivitas biodinamik implan ketika material implan ditanamkan dan
berinteraksi dengan jaringan tubuh dalam jangka panjang (Bergmann dan Stumpf,
2013). Dari jenis respon biologisnya berupa aktivitas biodinamik yang terdiri dari
biotoleran, bioinert, dan bioaktif. Biotoleran adalah bahan yang tidak ditolak saat
ditanam ke dalam jaringan tulang dan selanjutnya dilingkupi oleh jaringan lunak
dan keras. Bioinert adalah bahan yang memungkinkan terjadinya aposisi
7
permukaan tulang agar terjadi osteogenesis. Bioaktif adalah adanya pertukaran ion
bahan dengan jaringan host sehingga memungkinkan terbentuk ikatan kimia
osteogenesis tulang baru pada permukaan bahan (Jain dkk., 2016). Bioinert dan
bioaktif disebut juga bahan yang bersifat osteokonduktif yang bekerja sebagai
scaffold untuk membentuk pertumbuhan tulang pada permukan implan (Yadav
dkk., 2016).
2.1.5 Gold Standard Bahan Dental Implant
Kriteria bahan yang dapat dipakai sebagai gold standard bahan implan
gigi untuk mendukung keberhasilan implan gigi, yaitu bahan implan gigi tidak
menyebabkan iritasi dan toksik serta kelainan sistemik (Osman dan Swain, 2015).
Selain itu, implan gigi juga harus stabil dengan jaringan keras dan jaringan lunak
sekitarnya, tidak menginduksi jaringan secara berlebihan, biokompatibilitas bahan
baik, memiliki kekasaran permukaan yang terkontrol (rugophilicity), sehingga
osteoblas dapat tumbuh pada permukaan kasar (Gaurav, 2010).
2.1.6 Indikasi Penggunaan Dental Implant
Indikasi penggunaan implan gigi, yaitu tidak bisa memakai gigi tiruan
sebagian lepasan (GTSL) atau gigi tiruan lengkap (GTL), kebutuhan memakai
gigi tiruan cekat (GTC) untuk dipakai dalam jangka waktu yang lama (Prem dkk.,
2014). Selain itu, prognosis yang questionable, jumlah dan area yang tidak
mendukung abutment, dan pasien yang menolak gigi dilakukan preparasi untuk
pembuatan gigi tiruan (Utama MD, 2016).
2.1.7 Kontraindikasi Penggunaan Dental Implant
Kontraindikasi penggunaan implan gigi, yaitu pasien yang memiliki
penyakit sistemik kondisi akut, penyakit yang mencapai stadium akhir, pasien
yang sedang hamil, pasien yang memiliki penyakit metabolik tidak terkontrol
(Hwang dan Wang, 2006). Selain itu, area yang ingin diimplan masih dalam
kondisi diterapi radiasi oleh karena tumor/kanker, ekspektasi pasien yang tidak
realistis, motivasi pasien yang rendah, kurangnya pengalaman operator, dan tidak
dapat menggunakan gigi tiruan (Utama MD, 2016).
2.1.8 Kelebihan Penggunaan Dental Implant
Penggunaan implan gigi mempunyai beberapa kelebihan, antara lain
menghasilkan estetika yang lebih baik karena implan gigi dapat memberikan
8
warna seperti gigi asli sehingga bisa sampai digunakan untuk gigi insisif sentral
rahang atas, memiliki kekuatan yang lebih baik dari semua protesa gigi yang
tersedia sekarang (Prem dkk., 2014). Selain itu juga, implan gigi juga bisa
digunakan untuk gigi anterior maupun gigi posterior, dapat mempertahankan
tulang alveolar karena implan gigi ditanamkan pada tulang alveolar menggantikan
gigi asli dengan proses osseointegrasi dan juga mencegah disintegrasi tulang, dan
memiliki stabilitas, dukungan dan retensi yang baik agar dapat membantu untuk
mempertahankan implan gigi lebih lama dengan bantuan osseointegrasi juga
(Utami dkk., 2019).
2.1.9 Kekurangan Penggunaan Dental Implant
Selain kelebihan, penggunaan implan gigi mempunyai beberapa
kekurangan, antara lain implan gigi lebih mahal daripada protesa yang lainnya
karena alasan kualitas bahan dan operator serta estetik yang lebih baik
dibandingkan protesa yang lain, implan gigi memiliki prosedur klinis yang lebih
kompleks dibandingkan dengan protesa lain (memerlukan operator yang
mempunyai keterampilan yang baik dalam mendiagnosis, merencanakan
perawatan, dan perawatannya pun membutuhkan banyak kunjungan berkala)
(Prem dkk., 2014). Selain itu, ada juga kontraindikasi terhadap pasien yang
memiliki penyakit sistemik kondisi akut (diabetes, hipertensi, penyakit
kardiovaskular, penyakit pernapasan, dan lain-lain yang tidak terkontrol), implan
gigi membutuhkan ketebalan tulang alveolar yang tinggi sehingga akan sulit untuk
menentukan rencana perawatan pada orang tua, membutuhkan waktu yang lama
karena pasien harus menunggu 3-6 bulan untuk terjadinya proses osseointegritas
(sangat menentukan keberhasilan implan gigi) dan dilanjutkan dengan
pemasangan gigi tiruan, membutuhkan pasien yang patuh (harus datang tepat
ditanggal yang telah ditentukan secara berkala, menjaga kebersihan rongga
mulut/oral hygiene dengan baik, dan tidak merokok) agar keberhasilan perawatan
implan gigi meningkat (Utami dkk., 2019).
2.2 PEEK
PEEK adalah bahan yang pertamanya dibuat oleh ilmuwan dari Inggris
melalui perpindahan nukleofilik pada tahun 1972. PEEK mulai dikembangkan
pada tahun 1978 dan mulai digunakan dalam aplikasi perindustrian pada tahun
9
1980-an dan dalam bidang medis pada akhir tahun 1990-an karena akibat dari
PEEK yang disetujui oleh U.S. Food and Drug Administration sebagai
biomaterial yang dapat diimplankan kedalam tubuh manusia (Benakatti dkk.,
2019). Sekarang, PEEK telah digunakan secara luas di bidang medis untuk
membuat implan, penyangga sementara, penyangga penyembuhan, dan protesa
hibrida yang didukung implan dalam implantologi gigi dan menunjukkan hasil
yang sangat baik sebagai bahan alternatif dari bahan titanium karena
biokompatibilitasnya yang tinggi (Gu dkk., 2021).
2.2.1 Definisi PEEK
PEEK adalah famili dari polimer PAEK yang paling terkemuka berupa
polimer termoplastik sintetis yang memiliki backbone molekul aromatik dengan
kombinasi gugus fungsi keton (–CO–) dan eter (–O–) di antara cincin aryl,
sehingga mempunyai kinerja mekanik yang tinggi (Rahmitasari dkk., 2017).
2.2.2 Sifat Mekanik PEEK
PEEK memiliki bending strength dan compressive strength hingga 12-13
MPa pada suhu 250 °C, modulus elastisitasnya rendah sekitar 3–4 GPa,
kekuatannya hampir tidak berubah saat direndam dalam air pada 100 °C selama
200 hari, memiliki fatigue strength yang paling unggul terhadap tegangan listrik
bolak-balik di antara semua plastik, dapat mempertahankan wear resistance yang
tinggi, dan koefisien gesek yang rendah pada suhu 250 °C (Ling dkk., 2020). Oleh
karena itu, PEEK memiliki ketahanan mekanik yang tinggi, stabilitas dimensi
yang baik, dan tidak mudah larut walaupun pada suhu tinggi (Rahmitasari dkk.,
2017).
2.2.3 Sifat Kimiawi PEEK
PEEK memiliki struktur kimia yang teratur dengan adanya cincin benzena
yang kaku pada rantai makromolekul, ikatan eter dan gugus karbonil yang
meningkatkan gaya antar molekul (Tekin dkk., 2019).
10
menyentuh bahan uji lalu diteruskan pembebanan hingga bahan uji fraktur lalu
dicatat besar gaya. Setelah itu, penghitungan kekuatan kompresi dengan
menggunakan rumus sebagai berikut gaya dari hasil pembacaan alat UTM (Pascal
atau Newton) dibagi dengan luas permukaan (mm2) (Prasetya, 2018; Sakaguchi
dkk., 2019; Kusumawardani dkk., 2020).
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual
Keterangan
13
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif yang bersifat studi pustaka
(library research) atau systematic review. Systematic review merupakan metode
mengumpulkan data-data dari pustaka yang didapat dari buku-buku dan atau
literatur sebagai objek utama. Sumber-sumber pustaka dapat didapatkan dari
jurnal-jurnal ilmiah, buku, skripsi dan tulisan lainnya untuk mendalami teori yang
ada kemudian diinterpretasikan secara jelas dan paham tentang masalah yang akan
diteliti (Moleong, 2017).
4.2 Populasi, Sampel, Besar Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi merupakan suatu subjek yang memiliki karakteristik yang dipilih
oleh peneliti. Pada penelitian ini, pengambilan sampel menggunakan teknik
purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang mempertimbangkan
unsur-unsur yang diinginkan oleh peneliti, sehingga hasilnya dapat mewakili sifat-
sifat yang diinginkan (Surahman dkk., 2016).
Populasi pada penelitian ini adalah jurnal penelitian yang disesuaikan
dengan judul penelitian. Search engine yang digunakan adalah PubMed PMC.
15
Lalu, memasukkan kata kunci, yaitu compressive strength, PEEK, dental implant,
poly-ether-ether-ketone, dan bone regeneration. Setelah memasukkan kata kunci
didapatkan hasil pencarian berjumlah 25 jurnal, sehingga populasi penelitian
sejumlah 25 jurnal. Hasil pencarian dapat dilihat pada gambar berikut ini.
berbahasa Inggris, tidak sesuai dengan topik literature review yang akan ditelaah
(tidak berhubungan dengan kekuatan kompresi dan kedokteran gigi khususnya
dental implant dan bahan PEEK), tidak dapat dibuka dan tidak ada full text-nya.
4.3. Cara Kerja dan Prosedur Pengambilan Data
Pada penelitian ini diperoleh data yang telah dipublikasi pada search
engine https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/. Prosedur pengambilan data
merupakan dari data sekunder, yaitu melalui hasil dokumentasi, identifikasi
masalah dengan membuat ringkasan dari setiap sampel, mencari konsistensi dan
inkonsistensi dalam sampel, serta mengidentifikasi celah dalam sampel (Arikunto,
2016). Hasil-hasil data kemudian disusun dalam bentuk tabel. Setelah itu,
melakukan pengevaluasian, mengkritisi dan menyimpulkan hasil penelitian.
Pengevaluasian dilakukan untuk mengetahui apakah sumber benar-benar memiliki
otoritas dalam masalah yang diangkat pada penelitian ini. Metode dokumentasi
yakni mencari data mengenai hal atau variabel dalam bentuk catatan, transkrip,
buku, koran, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan lain-lain (Arikunto,
2016). Pada penelitian ini digunakan jurnal ilmiah dan e-book sebagai data
penelitian. Populasi yang didapat setelah memasukkan kata kunci pada Pubmed
PMC adalah 25 jurnal penelitian yang sesuai dengan kata kunci. Kemudian,
dilakukan metode screening dengan cara mengklik pilihan lima tahun. Setelah
dipilih tahun penelitian, maka diperoleh hasil sebanyak 21 jurnal dan dilakukan
pemilahan kembali tentang jurnal yang membahas mengenai kekuatan kompresi
PEEK sebagai sampel akhirnya ditemukan jurnal penelitian seperti gambar
dibawah ini.
17
BAB 5
HASIL PENELITIAN
21
No Judul Tujuan Artikel Poin penting dalam latar Sampel Variabel Metode Penelitian Teknik Hasil dan poin penting dalam Kesimpulan
belakang jurnal yang Penelitian Analisa pembahasan
digunakan Data
1 Osseointegrasi Untuk Memodifikasi PEEK dapat PEEK 1 PEEK Bubuk PEEK dengan ukuran One 1. Hasil kami menunjukkan Berdasarkan hasil pemindaian
komposit bioaktif mengevaluasi mengurangi tingkat murni, n- murni, 1 n- partikel rata-rata 20 m Way bahwa modulus mikro-CT, studi histologis,
polieterketon yang osseointegrasi kegagalan implantasi oleh HA/PEEK, HA/PEEK, diperoleh dari Victrex ANOVA elastisitas dan kekuatan pengamatan CLSM, dan
digabungkan dengan dari dua karena osseointegrasi yang dan n- dan 1 n- Manufacturing Ltd. (South kompresi meningkat pengamatan SEM, dapat
nanohidroksiapatit komposit PEEK buruk dan menghindari CS/PEEK CS/PEEK Yorkshire, UK). PEEK seiring dengan dilihat bahwa penggabungan
atau nano kalsium secara in vivo. operasi sekunder, disiapkan melalui proses meningkatnya n-HA dan n-CS ke dalam
silikat secara in vivo mengurangi beban ekonomi peracikan dan pencetakan kandungan n-HA atau n- bahan PEEK mempromosikan
pasien. Saat ini, tersedia dua injeksi. Bubuk PEEK CS dari 0 menjadi 40 %, osseointegrasi, modulus
strategi untuk meningkatkan dicampur dalam ball mill sedangkan kandungan n- elastisitas dan kekuatan
bioaktivitas PEEK, yaitu berkecepatan tinggi (QM-3B, HA atau n-CS tertinggi kompresi implan in vivo dan
memasukkan bahan bioaktif Nanjing T-Bota Scietech (60%) menghasilkan n-CS/PEEK menginduksi
ke dalam PEEK dan Instruments & Equipment lebih rendah modulus pembentukan tulang yang
pelapisan permukaan dengan Ltd., Nanjing, China) pada elastisitas dan kekuatan lebih aktif di sekitar implan,
metode fisik/kimia. Keramik kecepatan pencampuran 500 kompresinya. yang mungkin disebabkan
dengan kemampuan rpm selama 1 jam, dan 2. Osseointegrasi oleh pelepasan ion Ca dan Si
mengikat tulang campuran dikeringkan pada biokomposit dari komposit. Hasil ini
didefinisikan sebagai suhu 150 °C selama 24 jam. PEEK/CF/n-HA di menunjukkan bahwa n-
keramik bioaktif, seperti Komposit PEEK diproduksi rahang anjing beagle. CS/PEEK dan n-HA/PEEK
hidroksiapatit (HA), kalsium pada suhu injeksi 380 °C 3. Gambar mikro-CT 3D dapat digunakan untuk
silikat (CS), bioglasses, dll. menggunakan mesin cetak yang direkonstruksi membuat implan bioaktif
Bahan HA sintetis bersifat injeksi (BA-300/050CD, menunjukkan bahwa untuk penggunaan
biokompatibel dan bioaktif Battenfeld, Awans, Belgia). kontak tulang di sekitar kraniofasial atau ortopedi.
dan secara klinis digunakan Sampel PEEK dipotong n-HA/PEEK dan n-
sebagai pengganti tulang menjadi cakram dengan CS/PEEK lebih jelas
yang penting. Beberapa ketebalan 2 mm dan diameter daripada di sekitar
penelitian telah 15 mm atau 34 mm PEEK.
membuktikan bahwa CS menggunakan mesin bubut 4. Dalam mikrograf
adalah biokompatibel, putar (C616-1, Jinan First histologis, sejumlah
biodegradable, dan bioaktif Machine Tool Group Co. besar jaringan tulang
dengan kemampuan untuk Ltd., Jinan, China). berada dalam kontak
merangsang proliferasi dan Kemudian, semua sampel dekat dengan permukaan
diferensiasi osteogenik dari dibersihkan dengan air n-HA/PEEK dan n-
osteoblas, dan CS telah deionisasi selama 2 jam CS/PEEK dan PEEK
ditunjukkan. dalam osilator ultrasonik dikelilingi oleh lapisan
memiliki bioaktivitas yang (B3500S-MT, Branson, jaringan ikat fibrosa.
23
yang dicetak FDM berhasil mendinginkannya hingga lentur, dan tekan. murni yang dicetak.
dibuat dengan FDM dan suhu kamar, sampel 3. Penambahan serat Teknologi FDM dapat
dikarakterisasi dengan uji ditempatkan ke dalam karbon 5% ke dalam digunakan untuk memberikan
mekanis. Selain itu, tungku (101-0 s, Shaoxing matriks PEEK kekuatan mekanik PEEK dan
permukaan sampel SuPo Instrument Corp., meningkatkan kekuatan kompositnya yang lebih
dimodifikasi dengan metode Shaoxing, China) untuk mekanik, menunjukkan memuaskan. Oleh karena itu,
polishing dan sandblasting proses perlakuan panas nilai yang mirip dengan ini adalah metode yang tepat
untuk menganalisis (tempering). Setelah tulang kortikal manusia untuk mencocokkan sifat
pengaruh kekasaran pemanasan selama 2 jam (modulus elastisitas: 14 mekanik komposit PEEK
permukaan dan topografi pada 300 C, sampel GPa). dengan serat karbon untuk
terhadap biokompatibilitas didinginkan hingga suhu 4. Sifat mekanik PEEK meniru tulang kortikal
umum (sitotoksisitas) dan kamar untuk mengurangi yang dicetak dengan manusia dan menghindari
adhesi sel. Hasilnya distorsi susut dan tegangan FDM masih belum pelindung stres dalam aplikasi
menunjukkan bahwa sampel sisa untuk mendapatkan mencukupi. klinis, seperti implan gigi,
CFR-PEEK yang dicetak kinerja mekanik yang baik 5. Kondisi manufaktur implan tengkorak, pelat
memiliki kekuatan mekanik dari bagian-bagian tersebut. proses FDM, seperti osteosintesis, dan bahan
umum yang jauh lebih tinggi Pengujian mekanis dilakukan ketebalan lapisan, pengganti tulang untuk
daripada PEEK murni yang menggunakan mesin uji kecepatan pencetakan, hidung, rahang atas, atau
dicetak (meskipun tidak ada mekanik servo elektro- suhu lingkungan, suhu rekonstruksi mandibula.
perbedaan statistik dalam hidraulik (CMT4304, MTS nozzle, dan perlakuan
kekuatan tekan). Bahan Corp., Eden Prairie, MN, panas, dapat
PEEK dan CFR-PEEK USA) sesuai dengan standar menghasilkan dampak
menunjukkan ISO. ISO 527-1: 2012 yang signifikan pada
biokompatibilitas yang baik (Plastik—Penentuan sifat sifat mekanik sampel
dengan dan tanpa modifikasi tarik), ISO 178: 2010 PEEK.
permukaan. Kepadatan sel (Plastik—Penentuan sifat 6. Sementara kekuatan
pada "as-printed" PEEK dan lentur), dan ISO 604: 2002 tekan CFR-PEEK jauh
permukaan sampel CFR- (Plastik—Penentuan sifat lebih tinggi daripada
PEEK secara signifikan tekan) diterapkan untuk uji PEEK murni.
lebih tinggi daripada sampel tekan masing-masing sampel 7. Secara teoritis, apabila
yang dipoles dan diuji untuk setiap batch dilakukan metode panas
sandblasted yang sesuai. dengan kecepatan pengujian dapat meningkatkan
Oleh karena itu, komposit 1 mm/menit, dan pengujian derajat kristalinitas dan
CFR-PEEK yang dicetak dilakukan pada suhu sekitar menghilangkan residual
FDM dengan kekuatan 20oC. stress dan shrinkage
mekanik yang tepat distortion, yang akan
memiliki potensi sebagai meningkatkan kinerja
biomaterial untuk mekanik PEEK.
25
BAB 6
PEMBAHASAN
Dental implant atau dikenal juga sebagai implan endosseous telah
digunakan untuk menggantikan gigi yang hilang selama lebih dari setengah abad.
Dental implant dianggap memiliki kontribusi penting untuk kedokteran gigi
karena mereka telah merevolusi cara penggantian gigi yang hilang dengan tingkat
keberhasilan yang tinggi. Keberhasilan dental implant dalam menggantikan gigi
yang hilang tergantung pada kemampuan bahan implan untuk berintegrasi dengan
jaringan di sekitarnya, namun integrasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,
seperti bahan implan, kualitas dan kuantitas tulang, serta kondisi pemuatan implan
(Warreth, 2017).
Peningkatan kualitas dan kuantitas bahan implan membuat modalitas
perawatan dental implant sangat menjanjikan di era sekarang ini. Bahan implan
berbasis logam, seperti emas, timbal, iridium, tantalum, baja tahan karat dan
paduan kobalt kromium digunakan pada awal abad ke-20. Di era sekarang
berbagai polimer, termasuk PEEK dapat digunakan sebagai dental implant.
Bahan-bahan ini tidak hanya memenuhi persyaratan fungsional tetapi juga
memenuhi fungsi estetika, memiliki kekuatan kompresi yang tinggi untuk
mencegah patah dan meningkatkan stabilitas fungsional (Saini dkk., 2015).
Dari penelitian Ma dkk. (2016), penelitian Han dkk. (2019), dan penelitian
Feng dkk. (2020) memiliki hasil kekuatan kompresi dari implant PEEK yang
kurang lebih sama yaitu masing-masing 108 ± 1.9, 138.63 ± 2.69, dan 102.7 ± 7.5
MPa. Dari ketiga jurnal tersebut penelitian Han dkk. (2019) memiliki hasil
kekuatan kompresi PEEK yang paling tinggi. Hal ini dapat terjadi karena
perbedaan bentuk dan ukuran sampel PEEK, yaitu untuk penelitian Ma dkk.
(2016) PEEK dipotong menjadi cakram dengan ketebalan 2 mm dan diameter 15
mm atau 34 mm menggunakan bubut putar, untuk penelitian Han dkk. (2019)
PEEK dipotong menjadi kubus dengan volume 1 mm 3, untuk penelitian Feng dkk.
(2020) PEEK dipotong menjadi silinder dengan ketebalan 10 mm dan diameter 5
mm.
Dari bentuk sampel yang digunakan pada penelitian Han dkk. (2019)
memiliki bentuk yang berbeda dengan penelitian yang lainnya yaitu berbentuk
29
kubus sedangkan yang lain berbentuk silinder. Kubus biasanya memiliki zona
restrain yang tumpang tindih didalamnya saat di lakukan kompresi uniaksial,
sedangkan silinder memiliki zona bebas di tengah. Mengenai perbedaan antara
kubus dan silinder telah disimpulkan bahwa silinder lebih baik daripada kubus
sebagai sampel untuk pengujian. Sebuah silinder menghasilkan hasil yang lebih
konsisten, sedangkan kubus memang lebih ringan dan lebih efisien, tetapi
memiliki hasil variabilitas yang lebih tinggi (Talaat dkk., 2020).
Dari ukuran sampel yang digunakan pada penelitian Han dkk. (2019)
memiliki ukuran volume 1 mm3 (terkecil) daripada penelitian lainnya yang
memiliki ukuran sampel yang lebih besar. Dengan berkurangnya ukuran sampel
berdasarkan hasil eksperimen menunjukkan adanya kekuatan asimtotik, sehingga
terjadi variasi kekuatan kompresi meningkat (Talaat dkk., 2020). Hal ini terbukti
dengan hasil kekuatan kompresi penelitian Han dkk. (2019) memiliki nilai yang
tertinggi dibanding penelitian lainnya yang memiliki ukuran sampel yang lebih
besar.
Selain karena perbedaan bentuk dan ukuran sampel PEEK, tetapi dapat
juga karena perbedaan suhu lingkungan pada saat melakukan penelitian. Peneliti
Han dkk. (2019) melakukan penelitian saat suhu lingkungan sekitar 20 oC,
sedangkan peneliti yang lain melakukan penelitian saat suhu lingkungan sekitar
37oC. Hal ini dapat menjadi penyebab hasil penelitian Han dkk. (2019)
memperoleh hasil tertinggi. Hal ini terjadi karena PEEK pada suhu yang lebih
rendah terjadi proses pengerasan pada material PEEK, sehingga PEEK menjadi
lebih kaku dan menghasilkan kekuatan kompresi yang lebih tinggi (Garcia-
Gonzalez dkk., 2015).
Selain karena perbedaan bentuk dan ukuran sampel PEEK dan suhu
lingkungan saat melakukan penelitian, hasil kekuatan kompresi penelitian Han
dkk. (2019) mendapat hasil paling tinggi karena setelah sampel dicetak dan
didinginkan hingga mencapai suhu kamar, sampel ditempatkan ke dalam tungku
untuk proses heat treatment (tempering) dengan dilakukan pemanasan selama 2
jam pada suhu 300oC, sampel didinginkan hingga suhu kamar untuk mengurangi
distorsi susut dan tegangan sisa untuk mendapatkan hasil kekuatan kompresi yang
baik (Han dkk., 2019).
30
Bab 7
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Kekuatan kompresi PEEK sebagai bahan dental implant menunjukkan hasil
yang tinggi karena bentuk sampel PEEK yang silinder, ukuran sampel PEEK yang
kecil dan suhu lingkungan saat melakukan penelitian dibawah suhu ruangan.
Terutama pada PEEK yang diberi proses heat treatment dapat menghasilkan
kekuatan kompresi yang lebih tinggi.
7.2 Saran
1. Dilakukan penelitian tentang kekuatan kompresi PEEK sebagai dental
implant yang dipengaruhi oleh kondisi saat terkena tekanan oklusi dari
berbagai arah gaya didalam rongga mulut.
2. Dilakukan penelitian tentang efek bentuk sampel terhadap kekuatan
kompresi PEEK
3. Dilakukan penelitian tentang efek ukuran sampel terhadap kekuatan
kompresi PEEK
4. Dilakukan penelitian tentang efek suhu terhadap kekuatan kompresi PEEK
5. Dilakukan penelitian tentang suhu dan metode yang optimal untuk proses
heat treatment pada PEEK sebagai dental implant.
32
Daftar Pustaka