Tugas Kelompok IV Mata Kuliah Hepatitis
Tugas Kelompok IV Mata Kuliah Hepatitis
“HEPATITIS”
KELOMPOK IV
MUH. MULIADI
RIDHA SUPRIANA
LESU MAWARDI
SEPTIA WAHYU
HENI SUSILANIGSIH
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat
tuntunannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul ” Keperawatan
karena itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua yang telah
memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua
kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan
Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
i
DAFTAR ISI
COVER..........................................................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................4
A. Definisi................................................................................................................4
B. Klasifikasi...........................................................................................................4
C. Anatomi...............................................................................................................7
D. Fisiologi..............................................................................................................7
E. Etiologi................................................................................................................10
F. Manifestasi klinis................................................................................................11
G. Patofisiologi........................................................................................................12
H. Penatalaksanaan..................................................................................................12
I. Asuhan Keperawatan..........................................................................................14
BAB III KESIMPULAN ..............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dianggap sebagai persoalan manusia yang harus diselesaikan. Hal ini karena
primer. Sepuluh persen dari infeksi virus hepatitis akan menjadi kronik 20%
penderita hepatitis kronik ini dalam waktu 25 tahun sejak tertular akan
mejadi kronik yang lebih tinggi bila infeksi terjadi pada usia balita dimana respon
telative mudah baik secara horizontal maupun vertikal, seseorang yang menderita
penyakit ini lebih banyak tidak menunjukkan gejala yang khas, sehingga
peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan
2017).
banyak korban jiwa, masyarakat dan sistem kesehatan bertanggung jawab atas
sekitar 1,4 juta kematian per tahun akibat infeksi akut dan penyakit hati
1
seperti Hepatitis dan hal ini sebanding dengan angka kematian akibat HIV dan
TBC. Sekitar dua miliar penduduk dunia pernah terinfeksi virus Hepatitis dan
360 juta orang di antaranya terinfeksi kronis yang akan berpotensi menjadi
sebesar 9,7% pada pria dan 9,3% pada wanita, dengan angka tertinggi pada
menunjukkan bahwa prevalensi HBV adalah 21,8% atau setara 18 juta jiwa, hal
usia, yakni dari 0,6% (2007) menjadi 1,2% (2017). Dari prevalensi tersebut,
50% diantaranya memiliki penyakit hati yang berpotensi kronis dan 10%
(Riskesdas, 2018).
Asia Tenggara dan Cina infeksi hepatitis D tidak biasa dijumpai pada daerah
dimana prevalensi HBsAg sangat tinggi. Laporan dari Indonesia pada tahun
1982 mendapatkan hasil 2,7% (2 orang) anti HDV positif dari 73 karier
2
hepatitis B dari donor darah. Pada tahun 1985, Suwignyo dkk melaporkan, di
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Penerapan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hepatitis
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Hepatitis juga dapat diartikan sebagai Peradangan Pada Organ Hati Yang
degenerasi sel. Ada dua faktor penyebabnya yaitu faktor infeksi dan faktor
non infeksi. Faktor penyebab infeksi antara lain virus hepatitis dan bakteri,
B. Klasifikasi
4
1) Hepatitis A
yang tercemar, sanitasi yang buruk, dan personal higin rendah. Gejala
bersifat akut, tidak khas bisa berupa demam, sakit kepala, mual dan
kebersihan lingkungan.
2) Hepatitis B
inkubasi 60-90 hari, penularan vertikal 95% terjadi masa perinatal (saat
Gejala tidak khas seperti lesu, nafsu makan berkurang, demam ringan,
nyeri abdomen sebelah kanan, dapat timbul ikterus, air kencing warna
(ALT meningkat), serologi HBsAg dan IgM anti HBC dalam serum.
3) Hepatitis C
5
minggu. Penularan Hepatitis C melaluli darah dan cairan tubuh,
4) Hepatitis D
5) Hepatitis E
melalui fokal oral, dengan didapatkannya IgM dan IgG anti HEV pada
6) Hepatitis F
Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan tentang hepatitis F. saat ini
hepatitis.
7) Hepatitis G
6
Memiliki gejala yang sama dengan hepatitis C, sering kali infeksi
suntik.
C. Anatomi
kurang lebih 1500 gr (Junqueira dkk., 2017). Hati adalah organ viseral
terbesar dan terletak di bawah kerangka iga (Sloane, 2015). Hati bertekstur
lunak, lentur, dan terletak di bagian atas cavitas abdominalis tepat di bawah
hemidiaphragma sinistra (Snell, 2016). Hati tersusun atas lobuli hepatis. Vena
cabang arteria hepatica, vena portae hepatis, dan sebuah cabang ductus
choledochus (trias hepatis). Darah arteria dan vena berjalan di antara sel-sel
D. Fisiologi
Sel–sel yang terdapat di hati antara lain: hepatosit, sel endotel, dan sel
makrofag yang disebut sebagai sel kuppfer, dan sel ito (sel penimbun lemak).
Sel hepatosit berderet secara radier dalam lobulus hati dan membentuk lapisan
7
sebesar 1-2 sel serupa dengan susunan bata. Lempeng sel ini mengarah dari
tidak teratur, dilapisi sel endotel bertingkat yang tidak utuh. Sinusoid dibatasi
oleh 3 macam sel, yaitu sel endotel (mayoritas) dengan inti pipih gelap, sel
kupffer yang fagositik dengan inti ovoid, dan sel stelat atau sel Ito atau liposit
terminal vena portal dan arteri hepatik, membawa darah kaya nutrisi dari
saluran pencernaan dan juga kaya oksigen dari jantung (Eroschenko, 2010;
darah yang berasal dari vena portal dan arteri hepatik dialirkan ke vena
sentralis. Traktus portal terdiri dari 3 struktur utama yang disebut trias portal.
Struktur yang paling besar adalah venula portal terminal yang dibatasi oleh sel
endotel pipih. Kemudian terdapat arteriola dengan dinding yang tebal yang
merupakan cabang terminal dari arteri hepatik. Dan yang ketiga adalah duktus
biliaris yang mengalirkan empedu. Selain ketiga struktur itu, ditemukan juga
8
Aliran darah di hati dibagi dalam unit struktural yang disebut asinus
hepatik. Asinus hepatik berbentuk seperti buah berry, terletak di traktus portal.
Asinus ini terletak di antara 2 atau lebih venula hepatic terminal, dimana darah
mengalir dari traktus portalis ke sinusoid, lalu ke venula tersebut. Asinus ini
terbagi menjadi 3 zona, dengan zona 1 terletak paling dekat dengan traktus
portal sehingga paling banyak menerima darah kaya oksigen, sedangkan zona 3
terletak paling jauh dan hanya menerima sedikit oksigen. Zona 2 atau zona
intermediet berada diantara zona 1 dan 3. Zona 3 ini paling mudah terkena jejas
Menurut Guyton & Hall (2018), hati mempunyai beberapa fungsi yaitu:
1) Metabolisme karbohidrat
2) Metabolisme lemak
mengoksidasi asam lemak untuk menyuplai energi bagi fungsi tubuh yang
3) Metabolisme protein
9
Fungsi hati dalam metabolisme protein adalah deaminasi asam amino,
E. Etiologi
hepatitis adalah darah, cairan vagina, dan air mani. Karena itu, berbagi
2) Konsumsi alkohol
menyebabkan hepatitis.
10
4) Autoimun
menyerang dan merusak sel dan jaringan tubuh sendiri, dalam hal ini
yang terjadi dapat bervariasi mulai dari yang ringan hingga berat.
F. Manifestasi klinis
gejala klinis tentang suatu penyakit yang diderita oleh pasien. Berikut adalah
kepala, lemah, anoreksia, mual, muntah, demam, nyeri pada otot, dan
mungkin berwarna kelabu atau kuning muda. Hati membesar dan nyeri
tekan.
menjadi normal lagi. Penyembuhan pada anak-anak lebih cepat dari orang
dewasa, yaitu pada akhir bulan kedua, karena penyebab yang biasanya
berbeda.
11
G. Patofisiologi
oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksis terhadap obat-obatan dan bahan-bahan
kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobule dan unit ini unik karena
hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah
normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel
hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari
tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang
sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalamai hepatitis sembuh
dengan fungsi hepar normal. Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan
memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal
ini dimanifestasika dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati hingga
H. Penatalaksanaan
khususnya HCV.
12
sitokin panen telah dipakai untuk mengobati HBV dan HCV. Suntikan
lanjut.
baik sehingga sering dijadikan obat pilihan utama bagi pasien hepatitis.
berulang.
murni yang spesifik terhadap HAV dan HBV, yang dapat memberikan
13
I. Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian
b. Riwayat kesehatan.
c. Aktivitas/istirahat..
d. Sirkulasi.
e. Eliminasi.
f. Makanan / cairan.
g. Neurosensori.
h. Nyeri / kenyamanan.
14
i. Pernafasan .
j. Keamanan.
k. Pemeriksaan fisik
l. Data psikologis
m. Data sosial
n. Data spiritual
o. Pemeriksaan Penunjang
(b) EKG
(c) USG
(d) Rontgen
scan)
2) Diagnosa Keperawatan
inflamasi.
paru.
15
d. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembesaran
yang inadekuat
3) Intervensi keperawatan
4) Implementasi Keperawatan
16
berkolaborasi dengan tenaga ahli medis lainnya untuk memenuhi
5) Evaluasi
melibatkan tenaga medis yang lain agar mencapai tujuan kriteria hasil
17
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan Hepatitis virus adalah suatu proses peradangan difus pada hati yang
disebabkan oleh virus hepatitis. Hingga saat ini telah dikenal 5 tipe virus penyebab
hepatitis yaitu VHA, VHB, VHC, VHD, VHE. Selain itu baru-baru ini ditemukan
infeksi hati yang disebabkan oleh VHF dan VHG. Berdasarkan waktunya, hepatitis
virus dapat dibagi menjadi hepatitis akut dan kronis. Pada beberapa kasus, hepatitis
akut dapat berkembang menjadi kronis, dan sebaliknya hepatitis kronis dapat sembuh
sendiri. Pada umumnya hepatitis kronis merupakan kondisi yang serius, namun gejala
pada pasien dapat bermacammacam tergantung derajat penyakitnya. Gejala hepatitis
virus dimulai dengan gejala prodromal yang bersifat sistemik, dapat berupa anoreksia,
mual, muntah, lemah, lesu nyeri sendi, nyeri otot, sakit kepala, fotofobia, faringitis,
batuk, serta demam. Sebelum timbul gejala jaundice dapat ditemukan urin yang
berwarna gelap dan feses berwarna dempul. Dengan munculnya gejala jaundice,
gejala prodromal biasanya berkurang. Dapat ditemukan pembesaran hepar lunak dan
nyeri pada kuadran kanan atas. Dapat juga ditemukan pasien dengan gejala kolestatik
dan splenomegali. Memasuki fase penyembuhan, gejala prodromal menghilang
namun pembesaran hepar dan kelainan biokimia pada hepar masih ada.
Penatalaksanan pada hepatitis virus lebih bersifat suportif, yakni dengan tirah baring
dan pengaturan diet makanan. Dapat juga diberikan obat-obatan untuk mengurangi
keluhan simtomatis. Pada kasus yang tidak berkomplikasi, penyembuhan dimulai satu
atau dua minggu setelah awitan ikterus dan berlangsung hingga 6 minggu. Namun
pada beberapa kasus, dapat berkembang menjadi hepatitis kronis. Komplikasi yang
paling ditakuti dari hepatitis kronis adalah sirosis hepatis dan karsinoma hati primer.
18
DAFTAR PUSTAKA
Demsiss, W., Seid, A., dan Fiseha, T., 2018. Hepatitis B and C:
Seroprevalence, knowledge, practice and associated factors among
medicine and health science students in Northeast Ethiopia. PLoS
ONE 13(5): e0196539.