Anda di halaman 1dari 28

Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

PERTEMUAN KE-10
LAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA KEUANGAN
EMITEN

1. TUJUAN PEMBELAJARAN :
Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut :
Mahasiswa mampu memahami laporan keuangan emiten, menganalisis kinerja keuangan emiten

2. URAIAN MATERI

PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN

Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat secara serampangan,
tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan atau standar yang berlaku. Dengan
demikian maka diharapkan laporan keuangan mudah dibaca dan dimengerti. Manajemen dan
pemilik perusahaan merupakan pengguna dari apa yang disajikan perusahaan dalam laporan
keuangan . Sedangkan pihak-pihak lain yang memerlukan dan berkepentingan terhadap laporan
keuangan yang dibuat perusahaan seperti pemerintah kreditor, investor, maupun para supplier.

Secara khusus merupakan salah satu tanggung jawab manajer keuangan adalah menyajikan
laporan keuangan. Hal ini sesuai dengan fungsi manajer keuangan, yaitu:

1. merencanakan;

2. mencari;

3. memanfaatkan dana-dana perusahaan; dan

4. memaksimalkan nilai perusahaan.

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

Dengan kata lain, tugas seorang manajer keuangan adalah mencari dana dan berbagai
sumber dan membuat keputusan tentang sumber dana yang harus dipilih. Seorang manajer
keuangan juga harus dapat menggunakan dan mengalokasikan dana secara tepat dan benar.

Sedangkan hal penting lainnya adalah pencapaian tujuan manajer keuangan dalam hal
meningkatkan nilai perusahaan secara maksimal. Harga saham perusahaan yang bersangkutan
merupakan acuan tercapai tidaknya tujuan tersebut. Jadi tugas seorang manajer keuangan
memang berat karena dalam praktiknya tidak hanya memperhatikan kepentingan pemegang
saham semata, tetapi juga memerhatikan berbagai kepentingan seperti kepentingan manajemen
itu sendiri, kreditor, supplier, dan pelanggan.

Setiap perusahaan wajib membuat dan melaporkan keuangannya dalam periode tertentu.
Laporan keuangan tersebut kemudian dianalisis agar dapat diketahui kondisi dan posisi
perusahaan terkini. Lebih lanjut berdasarkan laporan keuangan tersebut juga dapat ditentukan
langkah apa yang dilakukan perusahaan untuk memajukan perusahaan, dengan melihat berbagai
persoalan yang ada baik kelemahan maupun kekuatan yang dimilikinya.

Secara sederhana sederhana, laporan keuangan merupakan laporan yang menunjukkan


kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau pada suatu periode tertentu.

Maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini adalah merupakan
kondisi terkini yaitu keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan
periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Pembuatan laporan keuangan biasanya dibuat per
periode, misalnya tiga bulan, atau enam bulan untuk kepentingan internal perusahaan. Pada
akhirnya dengan adanyan laporan keuangan dapat diketahui posisi perusahaan terkini setelah
menganalisis laporan keuangan tersebut dianalisis.

Pos-pos keuangan perusahaan digambarkan dalam laporan keuangan yang diperoleh dalam suatu
periode. Dalam praktiknya dikenal beberapa macam laporan keuangan seperti:

1. neraca;

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

2. laporan laba rugi;

3. laporan perubahan modal;

4. laporan catatan atas laporan keuangan; dan

5. laporan kas.
Laporan-laporan tersebut memiliki komponen keuangan tersendiri, tujuan, dan maksud
tersendiri.

Jumlah aktiva (harta), kewajiban (utang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan
pada saat tertentu dapat dilihat dalam neraca. Pembuatan neraca biasanya dibuat berdasarkan
periode tertentu (tahunan). Namun, pemilik perusahaan ataupun manajemen dapat pula meminta
laporan neraca sesuai kebutuhannya untuk mengetahui secara detail dan lengkap berapa harta,
utang, dan modal yang dimilikinya pada periode tertentu.

Dalam neraca disajikan berbagai informasi yang berkaitan dengan komponen yang ada di neraca.
Secara lengkap informasi yang disajikan dalam neraca meliputi:
1. jenis-jenis aktiva atau harta (assets) yang dimiliki;
2. jumlah rupiah masing-masing jenis aktiva;
3. jenis-jenis kewajiban atau utang (liabitity);
4. jumlah rupiah masing-masing jenis kewajiban;
5. jenis-jenis modal (equity);
6. jumlah rupiah masing-masing jenis modal;

Selanjutnya, laporan laba rugi menunjukkan kondisi perusahaan dalam periode waktu
tertentu. Yang berarti bahwa laporan laba rugi harus dibuat dalam suatu siklus operasi / periode
tertentu dengan tujuan untuk mengetahui jumlah perolehan pendapatan dan biaya yang telah
dikeluarkan, maka dapat diketahui kondisi perusahaan apakah dalam keadaan laba atau rugi.

Seperti halnya necara, laporan laba rugi memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan.
selanjutnya informasi yang disajikan di dalam laporan laba rugi yaitu:

1. Jenis-jenis pendapatan yang diperoleh dalam suatu periode;


2. Jumlah rupiah dari masing-masing jenis pendapatan;

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

3. Jumlah keseluruhan pendapatan;


4. Jenis-jenis biaya atau beban dalam suatu periode;
5. Jumlah rupiah masing-masing biaya atau beban yang dikeluarkan; dan
6. Jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan;
7. Hasil usaha yang diperoleh dengan mengurangi jumlah pendapatan dan biaya. Selisih ini
disebut laba atau rugi.

Laporan perubahan modal menjelaskan jumlah modal perusahaan pada saat ini.
Selanjutnya, laporan ini juga menjelaskan perubahan modal juga sebab-sebab terjadinya
perubahan modal. Informasi yang diberikan dalam laporan perubahan modal meliputi:
1. jenis-jenis dan jumlah modal yang ada saat ini;
2. jumlah rupiah tiap jenis modal;
3. jumlah rupiah modal yang berubah;
4. sebab-sebab berubahnya modal;
5. jumlah rupiah modal sesudah perubahan.
Kemudian Catatan atas laporan keuangan adalah laporan yang dibuat berkaitan dengan
laporan keuangan yang disampaikan. Laporan ini memberi gambaran informasi mengenai
penjelasan yang dianggap perlu atas laporan keuangan yang ada agar menjadi jelas sebab
penyebabnya. Dengan tujuan agar pengguna laporan keuangan mampu memahami jelas data
yang disampaikan.
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan arus kas keluar di
perusahaan. Arus kas masuk berupa pendapatan atau pinjaman dan pihak lain, sedangkan Arus
kas keluar merupakan biaya-biaya yang telah dikeluarkan perusahaan. Baik arus kas keluar
maupun arus kas masuk yang dibuat pada periode tertentu.
Lengkap tidaknya penyajian laporan keuangan tergantung dan kondisi perusahaan dan
keinginan pihak manajemen untuk menyajikannya. Di samping itu juga tergantung dan
kebutuhan dan tujuan perusahaan dalam memenuhi kepentingan pihak pihak lainnya.

Sekali lagi dapat dikatakan bahwa dan laporan keuangan akan tergambar kondisi
keuangan suatu perusahaan yang dapat memudahkan manajemen dalam menilai kinerja
manajemen perusahaan. Penilaian kinerja akan menjadi tolak ukur kemampuan manajemen
dalam menjalankan kebijakan yang telah digariskan.

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap laporan keuangan yang dibuat tentunya memiliki
tujuan. Dalam praktiknya terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai, terutama bagi pemilik
usaha dan manajemen perusahaan. Selain itu, tujuan disusunnyalaporan keuangan untuk
memenuhi kepentingan berbagai pihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan.

Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu
perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Kemudian, laporan keuangan
juga dapat disusun secara mendadak disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, maupun secara
berkala. Lebih jelasnya yaitu laporan keuangan dapat memberikan informasi keuangan kepada
pihak dalam juga luar perusahaan yang berkepentingan terhadap perusahaan.

Adapun tujuan dibuatnya atau disusunnya laporan keuangan adalah:

1. memberi informasi mengenai jenis dan jumlah aktiva (asset) milik perusahaan pada saat
ini;
2. memberi informasi mengenai jenis dan jumlah kewajiban, serta modal milik perusahaan
pada saat ini;
3. memberi informasi mengenai jenis dan jumlah pendapatan perusahaan yang didapat pada
periode laporan keuangan;
4. memberi informasi mengenai jumlah biaya serta jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan
pada periode laporan keuangan;
5. memberi informasi mengenai perubahan-perubahan aktiva (asset), pasiva, serta modal
yang dimiliki perusahaan;
6. memberi informasi mengenai kinerja manajemen perusahaan pada periode tertentu;
7. memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan;
8. informasi keuangan lainnya.

Melalui laporan keuangan perusahaan, maka kita dapat mengetahui kondisi keuangan
perusahaan secara menyeluruh. Kemudian, laporan keuangan tidak hanya sekadar cukup dibaca
saja, tetapi juga harus dimengerti dan dipahami tentang posisi keuangan perusahaan saat ini.
Yaitu dengan cara melakukan analisis keuangan melalui dari berbagai rasio keuangan.

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

SIFAT LAPORAN KEUANGAN

Pencatatan-pencatatan yang dilaksanakan dalam penyusunan laporan keuangan tentunya


harus sesuai dengan kaidah yang berlaku, sama halnya dalam penyusunan laporan keuangan
yang didasarkan kepada sifat laporan keuangan itu sendiri.

Dalam praktiknya sifat laporan keuangan dibuat:

1. bersifat historis; dan


2. menyeluruh.

Bersifat historis artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dari data masa lalu
atau masa yang sudah lewat dan masa sekarang. Misalkan laporan keuangan yang disusun
berdasarkan dari satu atau dua atau beberapa data tahun ke belakang (tahun sebelumnya atau
pada periode sebelumnya). Selanjutnya, bersifat menyeluruh yang berarti bahwa laporan
keuangan harus dibuat selengkap mungkin. Hal ini berarti bahwa laporan keuangan yang telah
disusun harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pembuatan atau penyusunan yang
hanya sebagian-sebagian (tidak lengkap) tidak akan memberikan informaši yang lengkap tentang
keuangan suatu perusahaan. Sementara itu, data masa lalu perusahaan yang ditampilkan dalam
laporan keuangan merupakan kombinasi (Munawir) dari:
1. fakta-fakta laporan yang telah dicatat;
2. prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi;
3. pendapat pribadi.

Fakta yang telah dicatat (recorded fact) artinya laporan keuangan disusun atau dibuat
berdasarkan kenyataan yang sebenarnya atau fakta dan catatan akuntansi. Fakta ini diambil dari
peristiwa atau kejadian akuntansi pada waktu atau masa lalu, yaitu dan tahun-tahun sebelumnya.
Fakta-fakta yang dicatat pada pos-pos dalam laporan keuangan, harus dinyatakan dalam harga
pada saat terjadinya transaksi. Contoh fakta-fakta yang tercatat pada masa lalu tersebut misalnya:
1. jumlah uang kas;
2. jumlah uang di bank;
3. jumlah persediaan;
4. jumlah piutang;
5. jumlah tanah;
6. jumlah utang;

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

7. dan jumlah komponen laporan keuangan lainnya.

Semua yang tercatat dalam laporan keuangan adalah fakta historis. Oleh karena itu,
laporan keuangan tidak menunjukkan kondisi keuangan perusahaan secara utuh ke depan. Hal ini
berarti bahwa, ada pos-pos keuangan yang tidak dicatat, maka tidak muncul dalam laporan
keuangan, seperti adanya pesanan yang tidak mampu dipenuhi ataupun kontrak-kontrak
pembelian dan penjualan yang telah disetujui.

Maksud pninsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi (Accounting convention and postulate)
adalah pencatatan yang terjadi dalam laporan keuangan jelas didasarkan kepada prosedur atau
anggapan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi. Dengan kata lain, catatan dalam laporan
keuangan tidak dapat dilakukan dengan sekehendak pemilik atau manajemen perusahaan, tetapi
harus melalui tata cara atau prosedur yang sesuai dengan pninsip-prinsip dan kebiasaan dalam
akuntansi. Yang bertujuan untuk memudahkan penyusunan, pemeriksaan, dan keseragaman.

Seperti contohnya, alokasi biaya yang dinilai dari harga beli ataupun harga pasar pada
saat tanggal disusunnya laporan keuangan. kemudian piutang dan persediaan, setiap pencatatan
juga ditentukan berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku. Hal yang lainnya juga
digunakan dalam penyusunan laporan keuangan yaitu kebiasaan seperti dibawah ini.
1. Menganggap perusahaan akan berjalan terus-menerus. Dengan demikian, nilai yang
tercatat dalam laporan keuangan merupakan nilai untuk perusahaan yang masih berjalan
dan harga didasarkan pada saat terjadi peristiwa. Hal ini berarti bahwa jumlah yang
dicatat dalam laporan keuangan bukan merupakan harga nyata atau harga realisasi pada
saat dijual sekarang atau dilikuidasi.
2. Menganggap daya beli uang akan tetap stabil. Artinya semua transaksi atau peristiwa
dicatat dalam jumlah uang dan tidak mengadakan perbedaan antara nilai dan berbagai
tahun tahun sebelumnya. Sebenarnya hal ini bertentangan dengan kenyataan sebenarnya
karena dalam praktiknya justru daya beli uang selalu berubah-ubah dan waktu ke waktu.

Pendapat pribadi (personal judgment) artinya walaupun pencatatan akuntansi dalam


laporan keuangan didasarkan kepada dalil-dalil tertentu, penggunaan dan dasar dalil tersebut
tergantung dan pendapat manajemen perusahaan. Artinya juga pendapat atau judgment ini juga

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

tergantung dan kemampuan para pembuatnya yang kemudian dikombinasikan dengan fakta serta
dalil-dalil akuntansi yang disetujui.

Sebagai contoh, cara-cara untuk menaksir piutang dapat digunakan salah satu dan metode
yang tersedia. Demikian juga untuk menentukan harga pokok sediaan mana yang akan dipakai.
Contoh lain adalah dalam menentukan metode penyusutan yang akan digunakan dan penentuan
umur aktiva juga sangat tergantung dan pendapat pribadi. Pendapat pribadi biasanya didasarkan
kepada pengalaman masa lalu seseorang. Lebih jelasnya, baik pendapat pribadi, prosedur,
anggapan, atau kebiasaan, ini harus dilaksanakan secara konsisten dan terus-menerus. Segala
sesuatu tidaklah kaku serta dapat diubah sesuai dengan penjelasan di dalam laporan keuangan,
agar pembaca dapat mengerti dan mudah memahami, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman
dalam mengartikan laporan keuangan tersebut.

KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN

Kitapun bahkan mengakui laporan keuangan yang disusun sedemikian rupa, terlihat
begitu sempurna dan meyakinkan. Namun, di balik itu semua sebetulnya ada beberapa
ketidakakuratan terutama dalam jumlah yang telah disusun, yang disebabkan dari berbagai
faktor. Sebagai contoh banyaknya pendapat pribadi yang masuk, atau penilaian berdasarkan nilai
historis. Masalah seperti ini kita sebut sebagai keterbatasan kita dalam menyusun laporan
keuangan. Namun, semu ini tidak akan mempengaruhi laporan keuangan secara langsung dan
juga tidak akan menghambat kita dalam menyusun laporan keuangan.

Dalam praktiknya hal-hal dan jumlah-jumlah yang dilaporkan dalam neraca belum tentu
menunjukkan nilai yang realisasi (likuidasi), Hal ini disebabkan karena penyusunan laporan
keuangan tidak terlepas dan pendapat pribadi, baik oleh manajemen maupun akuntan. Laporan
keuangan juga bukan laporan final dan sifatnya hanya sementara waktu saja.

Anggapan-anggapan yang dipergunakan bahwa perusahaan akan berjalan terus, dengan


demikian aktiva tetap dinilai dari nilai-nilai historis, harga perolehan serta pengurangan aktiva
tetap yang didasari oleh akumulasi penyusutannya, sehingga berakibat pada angka yang tertera
atau jumlah yang tertera dalam laporan keuangan terlihat pasti. Padahal dasar penyusunan
dengan standar nilai yang berbeda-beda akan inenyebabkan nilainya ikut berbeda pula.
Contohnya seperti angka dalam laporan keuangan berdasarkan nilai buku yang sudah tentu

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

berbeda dengan nilai pasar ataupun nilai pengganti. Jadi angka yang tertera belum dapat
dikatakan tepat benar.
Karena laporan keuangan disusun berdasarkan transaksi yang terjadi pada tanggal dan
waktu yang berbeda, nilai sesungguhnya juga menjadi berbeda. Kondisi barga satu transaksi
dengan transaksi yang lain tentu berbeda pula akibat barga barang itu sendiri maupun harga
barang lain mengalami perubahan. Tentu saja semua ini akan mempengaruhi daya beli
perusahaan.
Laporan keuangan belum dapat dikatakan memberikan gambaran keadaan keuangan
perusahaan secara keseluruhan, akibat dari adanya hal-hal yang belum atau tidak tercatat di
dalam laporan keuangan tersebut. Contohnya yaitu adanya kontrak kontrak penjualan atau
kontrak pembelian yang telah disetujui, atau pesanan yang tidak mampu dipenuhi, tapi belum
dimasukkan ke dalam laporan keuangan pada periode tersebut. Selanjutnya juga ada hal-hal yang
tidak bisa dinyatakan dalam angka-angka, misalnya reputasi, prestasi manajernya, dan lainnya.
Setiap laporan keuangan yang telah disusun tentunya memiliki keterbatasan tertentu.
Berikut ini dijelaskan keterbatasan-keterbatasan laporan keuangan perusahaan.
1. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), di mana data-data
yang diambil dan data masa lalu.
2. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang, bukan banya untuk pihak
tertentu saja.
3. Proses penyusunan tidak terlepas dan taksiran-taksiran dan pertimbangan-pertimbangan
tertentu.
4. Laporan keuangan yang sifatnya konservatif dalam hal menghadapi situasi yang tidak
pasti. Umpamanya pada peristiwa yang kurang/tidak menguntungkan selalu dihitung
kerugiannya. Sebagai contoh harta dan pendapatan, nilainya dihitung dan yang paling
rendah.
5. Laporan keuangan yang berpegang kuat pada sudut pandang ekonomi, pada peristiwa-
peristiwa yang terjadi, bukan pada sifat yang formal.
Keterbatasan laporan keuangan tidak akan mengurangi arti keuangan secara langsung karena
hal ini memang harus dilakukan agar dapat menunjukkan kejadian yang mendekati sebenarnya,
meskipun perubahan berbagai kondisi dan berbagai sektor terus terjadi. Hal ini berarti bahwa,
selama penyusunan laporan keuangan berdasarkan aturan yang telah ditetapkan, maka hal ini
dianggap telah memenuhi syarat suatu laporan keuangan.

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN (AUDIT)

Dalam prakteknya laporan keuangan yang sudah disusun, memerlukan pemeriksaan /


audit lebih lanjut. Tujuannya adaIah agar laporan keuangan tersebut benar-benar dapat
(dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak, baik kepada pemilik maupun pihak luar
perusahaan. Artinya segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas perusahaan dilaporkan
secara benar sehingga berbagai pihak yang membutuhkan informasi tentang keuangan perusahaan
dapat membaca dan menganalisis dan laporan keuangan yang telah diperiksa kebenarannya.
Selain itu, pihak yang melakukan audit laporan keuangan tentunya haruslah merupakan lembaga
resmi yang telah ditetapkan, terutama bagi pihak-pihak di luar perusahaan yang berkepentingan.

Secara praktis pemeriksaan laporan keuangan bisa dilakukan oleh dua belah pihak :
1. pihak di dalam (intern) perusahaan;
2. pihak di luar (ektern) perusahaan.

JENIS LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan terdiri dan beberapa jenis, tergantung dan
maksud dan tujuan pembuatan laporan keuangan tersebut. Setiap laporan keuangan mempunyai
arti tersendiri dalam melihat kondisi keuangan perusahaan, baik secara parsial, maupun secara
menyeluruh. Namun, dalam praktiknya perusahaan dituntut untuk menyusun beberapa jenis
laporan keuangan yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan, terutama untuk kepentingan
din sendiri maupun untuk kepentingan pihak lain.

Penyusunan laporan keuangan terkadang disesuaíkan juga dengan kondisi perubahan


kebutuhan perusahaan. Hal ini berarti bahwa, apabila tidak ada perubahan dalam laporan tersebut,
maka tidak perlu dibuat sebagai contoh, laporan perubahan modal atau catatan atas laporan
keuangan. Atau dapat pula laporan keuangan dibuat hanya sekadar tambahan, untuk memperkuat
laporan yang sudah dibuat.
Dalam praktiknya, secara umum ada lima macam jenis laporan keuangan yang biasa disusun,
yaitu:
1. neraca;
2. laporan laba rugi;
3. laporan perubahan modal;
4. laporan arus kas;
5. laporan catatan atas laporan keuangan.

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

Laporan Neraca (balance sheet) adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan
perusahaan pada tanggal tertentu. Arti dan posisi keuangan dimaksudkan adalah posisi jumlah
dan jenis aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan.

Peyusunan komponen di dalam neraca didasarkan pada tingkat Iikuiditas dan jatuh tempo.
Hal ini berarti bahwa dalam penyusunan komponen neraca harus berdasarkan likuiditasnya atau
komponen yang paling mudah dicairkan. Misalnya kas disusun lebih dulu karena merupakan
komponen yang paling likuid dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya, kemudian bank dan
seterusnya. Sementara itu, berdasarkan jatuh tempo, yang menjadi pertimbangan adalah jangka
waktu, terutama untuk sisi pasiva. Contohnya untuk kewajiban (utang) disusun dan yang paling
pendek sampai yang paling panjang. Seperti contohnya pinjaman jangka pendek terlebih dahulu
disajikan, dan seterusnya yang lebih panjang.

Laporan laba rugi (income statement) merupakan laporan keuangan yang


menggambarkan hasil usaba perusahaan dalam suatu periode tertentu. Di dalam laporan laba rugi
disajikan jumlah pendapatan serta sumber-sumber pendapatan yang diperoleh. Kemudian, juga
tergambar jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Dan
jumlah pendapatan dan jumlah biaya ini terdapat selisih yang disebut laba atau rugi. Jika jumlah
pendapatan lebih besar dan jumlah biaya, perusahaan dikatakan laba. Sebaliknya bila jumlah
pendapatan lebih kecil dan jumlah biaya, perusahaan dikatakan rugi.

Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki
pada saat ini. Kemudian, laporan ini juga menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab
terjadinya perubahan modal di perusahaan. Laporan perubahan modal, kadang dibuat apabila
tidak terjadi perubahan modal. Hal ini berarti bahwa laporan ini baru dibuat, apabila memang ada
perubahan modal.

Laporan arus kas adalah laporan yang memberikan gambaran semua aspek yang terkait
dengan aktivitas perusahaan, baik yang mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung
terhadap kas.

Penyusunan laporan arus kas wajib berdasarkan konsep kas selama periode laporan keuangan.
Laporan kas terdiri cash in (arus kas masuk) dan cash out (arus kas keluar) selama periode
tertentu. Kas masuk terdiri uang yang masuk ke perusahaan, seperti basil penjualan atau
penerimaan lainnya, sedangkan kas keluar merupakan sejumlah jumlah pengeluaran dan jenis-

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

jenis pengeluarannya, seperti pembayaran biaya operasional perusahaan. Catatan atas laporan
keuangan adalah laporan yang memberi gambaran informasi jika ada laporan keuangan yang
memerlukan penjelasan tertentu. Artinya terkadang ada komponen atau nilai dalam laporan
keuangan yang perlu diberi penjelasan terlebih dulu sehingga jelas. Hal ini harus dilaksanakan
supaya pihak-pihak yang memiliki kepentingan tidak salah dalam menafsirkannya.

NERACA

Neraca adalah salah satu bagian dari laporan keuangan perusahaan yang terpenting. Oleh
sebab itulah, tiap perusahaan diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan dalam bentuk
neraca. Neraca secara umum disusun pada periode tertentu, misalkan satu tahun. Meski demikian,
neraca juga bisa dibuat pada saat tertentu untuk mengetahui kondisi perusahaan saat ini apabila
diperlukan. Biasanya hal ini sering dilakukan pihak manajemen pada saat tertentu.

Menurut James C Van Home, neraca adalah ringkasan posisi keuangan perusahaan pada
tanggal tertentu yang menunjukkan total aktiva dengan total kewajiban ditambah total ekuitas
pemilik.

Dan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa neraca merupakan ringkasan laporan keuangan.
Hal ini berarti bahwa, penyusunan laporan keuangan secara garis besarnya saja dan tidak
mendetail. Selanjutnya, neraca juga memberikan informasi posisi keuangan berupa aktiva (asset),
kewajiban (utang), serta modal perusahaan (ekuitas) pada saat tertentu. Artinya neraca dapat
dibuat untuk mengetahui kondisi
(jumlah dan jenis) harta, utang, dan modal perusahaan. Maksud pada tanggal tertentu adalah
Pembuatan neraca dalam periode tertentu setiap saat dibutuhkan, tapi biasanya dibuat pada akhir
tahun atau kuartal.
Komponen (isi) yang termasuk dalam suatu aktiva (asset) dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu:
1. aktiva lancar;
2. aktiva tetap; dan
3. aktiva lainnya.

Kemudian, kewajiban dibagi ke dalam dua jenis, yaitu:


1. kewajiban lancar (utang jangka pendek); dan
2. utang jangka panjang.

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

Sementara itu, komponen modal terdiri dan:

1. modal setor;
2. laba yang ditahan dan lainnya.

Posisi aktiva (asset) di dalam neraca ditampilkan pada sisi kanan secara berurutan dari
atas ke bawah untuk neraca yang berbentuk skontro (account form). Sementara itu, untuk neraca
yang berbentuk laporan (report form), penyusunannya dimulai dan atas secara berurutan ke
bawah.

Penyusunan neraca dimulai dan yang paling likuid (lancar), yaitu mulai dan aktiva lancar,
aktiva tetap, dan aktiva lainnya. Komponen yang termasuk ke dalam aktiva lancar (asset lancar)
yaitu kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan, dan sebagainya.

Kemudian, aktiva tetap berwujud dan tidak berwujud. Berwujud seperti tanah, bangun dan
lainnya, sedangkan dalam paten, goodwill, opsi, dan lainnya.

Kemudian, pada posisi yang terbawah diisi oleh aktiva lainnya, yang berarti tidak tergolong
aktiva lancar maupun aktiva tetap. Contohnya, uang jaminan, tanah dalam penyelesaian, piutang
jangka panjang, bangunan dalam proses dan lainnya.

Pada sisi sebelah kiri neraca, didalamnya terdapat kewajiban (utang) dan modal (ekuitas) dari
perusahaan. Kewajiban untuk neraca berbentuk skontro (account form). Komponennya dimulai
dan kewajiban (utang) jangka pendek (lancar), artinya utang yang memiliki jangka waktu tidak
lebih dan satu tahun seperti utang dagang, utang wesel, utang bank.

kemudian, pada posisi bawah utang jangka pendek yaitu utang jangka panjang. Utang
jangka panjang merupakan utang yang memiliki jangka waktu lebih dan satu tahun seperti:
obligasi, hipotek, atau utang bank di atas satu tahun.

Posisi yang terakhir di sisi kiri neraca adalah modal atau ekuitas (equity) . Komponen
modal terdiri dan modal disetor, laba ditahan, cadangan laba, hibah, Secara garis besar komponen
neraca dapat digambarkan sebagai berikut.

1. Aktiva lancar
a. Kas
b. Rekening pada bank (rekening giro dan tabungan)

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

c. Deposito berjangka (time deposit)


d.Surat-surat berharga (efek-efek)
e. Piutang
f. Pinjaman yang diberikan
g.Sediaan
h.Biaya yang dibayar di muka
i. Pendapatan yang masih harus diterima
j. aktiva lancar lainnya
2. Penyertaan
3. Aktiva tetap
a. Aktiva tetap berwujud
 Tanah

 Mesin

 Bangunan

 Peralatan

 Kendaraan

 Akumulasi Penyusutan
 Aktiva tetap Iainnya.
b.Aktiva tetap tidak berwujud yaitu:
 Goodwill

 Hak cipta

 Lisensi

 Merek dagang

4. Aktiva lainnya
a. Gedung dalam proses
b.Tanah dalam penyelesaian
c. Piutang jangka panjang
d.Uang Jaminan
e. Uang muka investasi
f. dan lainnya

Selanjutnya, kewajiban (komponen utang) dan modal (ekuitas) tergambar dalam posisi pasiva
sebagai berikut.

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

1. Utang lancar (kewajiban jangka pendek)


a. Utang dagang
b.Utang wesel
c. Utang bank
d.Utang pajak
e. Biaya yang masih harus dibayar
f. Utang sewa guna usaha
g.Utang dividen
h.Utang gaji
i. Utang lancar lainnya
2. Utang jangka panjang
a. Utang hipotek
b.Utang obligasi
c. Utang bank jangka panjang
d.Utang jangka panjang lainnya.
3. Ekuitas
a. Modal saham
b.Agio saham
c. Laba ditahan
d.Cadangan laba
e. Modal sumbangan
Jumlah yang termasuk ke dalam komponen neraca, adalah sisi aktiva (asset) dan pasiva
harus sama atau seimbang. Artinya jumlah aktiva harus sama dengan kewajiban dan modal
ditambah.

Untuk menentukan persamaan neraca, digunakán rumus sebagai berikut :

Aktiva= Kewajiban + Modal

BENTUK NERACA

Dalam penyusunan, pihak perusahaan bisa menggunakan beberapa bentuk disesuaikan


dengan kebutuhan dan tujuannya. Selain itu, bentuk neraca yang dipilih haruslah disesuaikan

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

dengan aturan yang berlaku. Artinya penyusunan neraca didasarkan kepada bentuk yang telah
distandardisasi, terutama untuk tujuan pihak luar perusahaan.

Dalam praktiknya terdapat beberapa bentuk neraca. Perusahaan dapat memilih salah satu dan
bentuk, yaitu:

1. bentuk skontro (account form)


2. bentuk laporan (report form)
3. bentuk lainnya yang disesuaikan dengan keinginan perusahaan.

Neraca berbentuk skontro merupakan neraca yang bentuknya seperti huruf “T”. Oleh
karena itu, sering juga disebut T Form. Dalam bentuk ini neraca dibagi ke dalam dua posisi, yaitu
di sebelah kin berisi aktiva dan di sebelab kanan yang berisi kewajiban dan modal. Nerava dalam
bentuk ini sering disebut juga sebagai bentuk horisontal. Bentuk laporan keuangan seperti ini
sering disebut sebagai bentuk vertikal. Dalam bentuk laporan isi neraca disusun mulai dari atas
terus ke bawah, yaitu mulai dan aktiva lancar seperti kas, bank, efek, ialah komponen aktiva
tetap, komponen aktiva lainnya, komponen kewajiban lancer, komponen utang jangka panjang
dan terakhir adalah komponen modal (ekuitas).

Penjelasan masing-masing komponen yang ada di neraca adalah sebagai berikut.


Aktiva atau Asset adalah harta atau kekayaan miliki perusahaan, baik pada saat tertentu
maupun periode tertentu. Klasifikasi Aktiva (Asset) terdiri darí aktiva lancar, aktiva tetap, dan
aktiva lainnya. Kemudian aktiva terbagi dua aktiva berwujud dan aktiva tidak berwujud.

Aktiva lancar atau Asset Lancar adalah harta atau kekayaan yang segera dapat diuangkan
(ditunaikan) pada saat yang dibutuhkan, serta paling lama satu tahun. Aktiva lancar adalah aktiva
yang paling likuid (mudah diuangkan dengan segera) dibandingkan dengan aktiva lainnya. Jika
perusahaan membutuhkan uang membayar sesuatu yang segera harus dibayar misalnya utang
yang sudah jatuh tempo, atau pembelian sesuatu barang atau jasa, uang tersebut dapat diperoleh
dari aktiva lancar. Komponen yang ada di aktiva lancar terdiri dari antara lain kas, bank, surat-
surat berharga, piutang, sediaan, sewa dibayar di muka, dan aktiva lancar lainnya. Penyusunan
aktiva lancer ini biasanya dimulai dan aktiva yang paling lancar, artinya yang paling mudah untuk
dicairkan.

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

Aktiva tetap merupakan harta atau kekayaan perusahaan yang digunakan dalam jangka panjang
lebih dan satu tahun. Secara garis besar, aktiva tetap dibagi dua macam, yaitu: aktiva tetap yang
berwujud (tampak fisik) seperti: tanah, bangunan, mesin, kendaraan, dan lainnya, dan aktiva tetap
yang tidak berwujud (lidak tampak fisik) merupakan hak yang dimiliki perusahaan, contoh hak
paten, merek dagang, goodwill, lisensi dan lainnya.

Aktiva lainnya adalah harta atau kekayaan perusahaan yang tidak tergolong ke dalam aktiva
lancar maupun aktiva tetap. Komponen yang termasuk ke dalam aktiva lainnya yaitui: piutang
jangka panjang, bangunan dalam proses, tanah dalam penyelesaian dan lainnya.
Utang lancar adalah utang perusahaan atau kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang
harus (wajib) segera dibayar. Jangka waktu utang lancar adalah maksimal dan satu tahun.
Dengan demikian, utang lancar disebut juga sebagai utang jangka pendek. Komponen utang
lancar antara lain terdiri dan utang dagang, utang bank maksimal satu tahun, utang wesel, utang,
gaji, dan utang jangka pendek lainnya.

Utang jangka panjang merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang memiliki
jangka waktu lebih dan satu tahun. Artinya jatuh tempo utang tersebut relatif lebih panjang dan
utang lancar. Penggunaan utang jangka panjang biasanya digunakan untuk investasi yang juga
lebih dan satu tahun. Komponen yang ada dalam utang jangka panjang adalah seperti obligasi,
hipotek, utang bank yang lebih dan satu tahun dan utang jangka panjang lainnya.

Kas adalah uang tunai (Cash) yang dimiliki perusahaan, serta dapat segera digunakan setiap saat.
Kas merupakan komponen aktiva lancar paling dibutuhkan guna membayar berbagai kebutuhan
yang diperlukan. Jumlah uang kas (cash/tunai) yang ada dalam perusahaan harus diatur sebaik
mungkin disesuaikan dengan kebutuhan. Apabila uang kas terlalu banyak, sedangkan
penggunaannya kurang efektif, akan terjadi uang menganggur.

Bank merupakan tempat perusahaan menyimpanan uang atau menitipkan uangnya dalam bentuk
simpanan. Contohnya dalah jenis simpanan yang ada di bank rekening tabungan dan rekening
giro. Menyimpan uang di bank tentunya akan lebih menguntungkan bila dibanding dengan
memegang uang tunai (cash). Pertama, dengan menyimpan uang di bank perusahaan, akan
diperoleh penghasilan dan bunga atau jasa simpanan yang diberikan oleh bank. Kedua,
menyimpan uang di bank juga relatif aman dan kehilangan atau kerusakan.

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

Surat-surat berharga merupakan harta perusahaan yang tanamkan dalam bentuk kertas
berharga dan memiliki jangka waktu tidak lebih dan satu tahun. Keuntungan memiliki surat-surat
berharga antara lain bunga atau jasa atas surat-surat berharga tersebut. Kemudian, surat berharga
juga dapat diperjualbelikan atau dijaminkan ke bank jika ingin mendapatkan uang tunai. surat-
surat berharga juga dikenal dengan nama efek. Contoh dari surat-surat berharga yaitu sertifikat
saham, obligasi, deposito, yang dapat segera diuangkan (dijual) jika dibutuhkan.
Piutang merupakan tagihan perusahaan kepada pihak lainnya yang memiliki jangka waktu tidak
lebih dan satu tahun. Piutang ini terjadi akibat dan penjualan barang atau jasa kepada
konsumennya secara angsuran (kredit). Piutang dibagi menjadi dua jenis: piutang dagang dan
wesel tagih. Piutang dagang adaIah tagihan yang diakibatkan penjualan barang berlangganan,
sedangkan piutang wesel tagih adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain karena adanya suatu
perjanjian tertulis (wesel).

Sediaan merupakan sejumlah barang yang disimpan oleh perusahaan dalam suatu tempat
(gudang). Sediaan merupakan cadangan perusahaan untuk proses produksi atau penjualan pada
saat dibutuhkan. Jenis sediaan dibagi dua yaitu: untuk perusahaan dagang adalah semua barang
yang diperdagangkan, sedangkan untuk perusahaan manufakturing adalah barang mentah, barang
dalam proses, dan barang jadi.

Penghasilan atau pendapatan yang masih harus diterima, diperoleh misalnya dalam
melakukan transaksi penjualan biasanya pembayaran dilakukan di samping secara tunai juga
sering dilakukan secara kredit (angsuran) atau pembayaran di belakang. Dalam pembayaran
secara angsuran (dicicil), sering kali saat jatuh tempo langganan belum membayar, padahal hal
tersebut sudah menjadi hak perusahaan. Dengan kata lain, penghasilan atau pendapatan yang
sudah merupakan hak perusahaan, belum diterima pembayarannya saat ini, akibat pelanggan
belum membayar.

Biaya yang dibayar di muka (persekot) merupakan biaya atau pengeluaran yang dikeluarkan
perusahaan untuk memperoleh suatu barang dan jasa dan pihak lain yang akan datang. Artinya,
barang belum diterima tetapi sudah dipesan dan uang mukanya sudah dibayar sebagai tanda jadi.
Pengeluaran ini belum merupakan biaya dalam periode ini.

Utang lancar merupakan kewajiban atau utang perusahaan kepada pihak lain karena memperoleh
pinjaman (kredit) dari suatu lembaga keuangan (bank). Utang juga dapat terjadi karena pembelian

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

suatu barang atau jasa yang pembayarannya dilakukan secara angsuran (cicil). Utang lancar juga
disebut utang jangka pendek karena jangka waktu pengembaliannya tidak lebih dari satu tahun.

Utang dagang merupakan kewajiban perusahaan karena adanya pembelian barang yang
pembayarannya secara kredit (angsuran). Hal ini berarti bahwa perusahaan membeli barang
dagangan, dimana pembayarannya dilakukan pada masa yang akan datang. Biasanya utang
dagang ini memiliki jangka waktu pembayarannya maksimal atau paling lama satu tahun atau
sesuai perjanjian.

Utang bank merupakán sejumlah uang yang diperoleh perusahaan dari lembaga keuangan bank
dan pembayarannya secara angsuran sesuai perjanjian kedua belah pihak. Utang bank yang
termasuk dalam utang lancar adalah yang memiliki jangka waku tidak lebih dan satu tahun,
sedangkan apabila melebihi dari satu tahun, dikategorikan dalam komponen utang jangka
panjang.

Utang wesel adalah kewajiban sauatu perusahaan kepada pihak lain, karena adanya perjanjian
tertulis yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk membayar sejumlah uang tertentu, di dalam
waktu tertentu pula (yang diatur dengan undang-undang). Biasanya utang dagang ini memiliki
jangka waktu pembayaran maksimal atau paling lama satu tahun atau sesuai perjanjian.

Utang pajak adalah pajak sutau perusahaan, yang belum disetorkan ke dalam kas negara (pajak
terutang). Utang pajak ini bisa terjadi, disebabkan perusahaan memang belum menyetor atau
memang terjadi kekurangan penyetoran pajak pada periode sebelumnya. Selama utang pajak ini
belum disetor ke kas negara, utang pajak ini tetap berada di sisi pasiva lancar.

Biaya yang masih harus dibayar adalah biaya atau kewajiban perusahaan yang sudah terjadi
tetapi belum dibayar. Artinya biaya ini sebenarnya sudah jatuh tempo pembaÿarannya, tetapi
karena sesuatu hal, biaya ini belum terbayar. Biaya ini tetap harus dibayar sesuai dengan
kesepakatan kedua belah pihak pada saat tertentu.

Penghasilan yang diterima di muka adalah penerimaan uang oleh suatu perusahaan, namun
belum direalisasi barang atau jasanya. Hal ini berarti bahwa suatu perusahaan sudah menerima
pembayaran atas penjualan barang atau jasa, namun pengiriman atau pemberian barang atau jasa
belum dilakukan oleh perusahaan tersebut.

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

Utang jangka panjang yang hampir jatuh tempo, maksudnya utang yang memiliki jangka
waktu lebih dan satu tahun, namun sudah hampir jatuh tempo dan segera harus dibayar.

Utang jangka panjang merupakan kewajiban perusahaan yang jangka waktunya lebih dan satu
tahun. Artinya perusahaan memperoleh pinjaman dari pihak lain baik bank maupun lembaga
keuangan lainnya dan memiliki jangka waktu pembayaran melebihi dan satu tahun.

Obligasi merupakan utang perusahaan kepada pihak lain yang memiliki jangka waktu lebih dan
satu tahun. Utang ini timbul disebabkan perusahaan yang menerbitkan obligasi tertentu kemudian
dijual kepada pihak lain. Bagi perusahaan, di samping harus mengembalikan dana obligasi
setelah jatuh tempo, perusahaan juga membayar bunga yang telah ditetapkan sebelumnya.

Hipotek adalah utang perusahaan yang dijaminkan dengan aktiva tetap tertentu. Hipotek
biasanya diterbitkan dalam jangka waktu yang relatif panjang di atas satu tahun.

Modal (Ekuitas) merupakan hak yang dimiliki perusahaan Komponen modal yang tediri dan:
modal setor, agio saham, laba yang ditahan, cadangan laba, dan lainnya.

Modal setor merupakan setoran modal dan pemilik peusahaan dalam bentuk saham dalam
jumlah tertentu. Artinya keseluruhan saham yang dimiliki oleh perusahaan yang sudah dijual dan
uangnya harus disetor sesuai dengan aturan yang berlaku.

Laba ditahan (laba yang belum dibagikan), adalah laba atau keuntungan suatu perusahaan yang
belum dibagi untuk periode tertentu. Artinya ada keuntungan perusahaan yang belum dibagikan
dividennya dan masih disimpan sampai waktu tertentu karena suatu alasan tertentu pula.

Cadangan laba merupakan bagian dan laba perusahaan yang tidak dibagi ke pemegang saham
pada periode ini, akan tetapi sengaja dicadangkan perusahaan untuk laba periode berikutnya.

LAPORAN LABA RUGI

Jenis laporan keuangan selanjutnya selain neraca yaitu laporan Laba Rugi. Berbeda
dengan neraca yang melaporkan informasi tentang kekayaan, utang, dan modal, laporan laba rugi
memberikan infomasi tentang hasil-hasil usaha yang diperoleh perusahaan. Laporan laba rugi
juga berisi jumlah pendapatan yang diperoleh jumlah biaya yang dikeluarkan. Jadi, laporan laba
rugi adalah laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan atau penghasilan yang diperoleh serta
biaya-biaya yang dikeluarkan, dan juga laba rugi dalam suatu periode tertentu.

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

Laporan laba rugi juga memuat jenis-jenis pendapatan yang diperoleh perusahaan di
samping jumlahnya (nilai uangnya) dalam satu periode. Kemudian, laporan laba rugi juga
melaporkan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan berikut jumlahnya (nilai uangnya) dalam periode
yang sama. Berdasarkan jumlah pendapatan dan biaya ini, maka akan terdapat selisih apabila
dikurangkan. Selanjutnya, selisih dari jumlah pendapatan dan biaya ini disebut sebagai laba atau
rugi. Jika jumlah pendapatan lebih besar dan jumlah biaya, dikatakan perusahaan dalam kondisi
laba (untung). Namun, jika sebaliknya, yaitu jumlah pendapatan lebih kecil dan jumlah biaya,
perusahaan dalam kondisi rugi. Komponen yang lainn dalam laporan laba rugi yaitu pajak dan
laba per lembar saham.

Pengertian laporan laba rugi ini sesuai yang dikatakan James Van Home, yaitu ringkasan
pendapatan dan biaya perusahaan selama periode tertentu diakhiri dengan laba atau rugi pada
periode tersebut. Laporan laba rugi terdiri dan penghasilan dan biaya perusahaan pada periode
tertentu, biasanya untuk satu tahun atau tiap semester enam bulan atau tiga bulan.

Secara praktis komponen pendapatan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi terdiri dua
macam:

1. pendapatan atau penghasilan yang diperoleb dan usaha pokok (usaha utama) perusahaan
2. pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dan di luar usaha pokok (usaha sampingan)
perusahaan;

Untuk komponen pengeluaran atau biaya-biaya juga terdiridua jenis, yaitu:

1. pengeluaran atau biaya yang dibebankan dan usaha pokok (usaha utama) perusahaan;
2. pengeluaran atau biaya yang dibebankan dan luar usaha pokok (usaha sampingan)
perusahaan.

Untuk lebih jelasnya berikut ini komponen-komponen yang terdapat dalam suatu laporan laba
rugi.

1. Penjualan (pendapatan)

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

2. Harga pokok penjualan (HPP)


3. Labakotor
4. Biaya operasi:

- Biaya umum

- Biaya penjualan

- Biaya sewa

- Biaya administrasi

- Biaya operasi lainnya

5. laba kotor operasional


6. penyusutan (depresiasi)
7. pendapatan bersih operasi
8. pendapatan lainnya
9. laba sebelum bunga dan pajak atau disebut juga sebagai EBIT (Earning Before Interest
and Tax)
10. Biaya bunga terdiri dari:

bunga wesel;

bunga bank;

bunga hipotek;

bunga obligasi;

bunga lainnya.

11. Lab sebelum pajak atau EBT (Earning Before Tax)


12. Pajak
13. Laba sesudah bunga dan pajak atau disebut juga sebagai EAIT (Earning After Interest
and Tax)
14. Laba per lembar saham (Earning per Share)

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

BENTUK LABA RUGI .

Bentuk laporan laba rugi dapat disusun sesuai dengan keinginan dan tujuan perusahaan.
Namun, penyusunan tidak dibuat dalam bentuk yang sembarangan, sesuai dengan standar telah
ditentukan.
Dalam praktiknya, laporan laba rugi dapat disusun dalam dua bentuk, yaitu:
1. Bentuk tunggal (single step);
2. Bentuk majemuk (multiple step)
Bentuk tunggal atau dikenal dengan nama single step merupakan gabungan dari jumlah
seluruh penghasilan, baik (operasional) maupun di luar pokok (non operasional) dijadikan satu,
kemudian jumlah biaya pokok dan di luar pokok juga dijadikan satu. Faktor pengurang
merupakan jumlah seluruh penghasilan dikurangi dengan jumlah seluruh biaya. Hal ini berarti
bahwa bentuk laporan laba rugi disusun tanpa membedakan pendapatan dan biaya usaha dan di
luar usaha perusahaan.
Sementara itu, bentuk multiple step merupakan pemisahan antara komponen usaha
pokok (operasional) dengan di luar pokok (nonoperasional). Artinya terlebih dulu dikurangi
antara penghasilan pokok dengan biaya pokok, kemudian baru ditambahkan dengan hasil
pengurangan penghasilan di luar pokok dengan biaya di luar pokok.

RANGKUMAN

Laporan keuangan terdiri dan lima jenis yaitu:


1. neraca (balance sheet);
2. laporan laba rugi (income statement);
3. laporan perubahan modal;
4. laporan arus kas;
5. laporan catatan atas laporan keuangan.

Neraca adalah laporan keuangan yang menunjukkan jumlah aktiva (asset/harta), kewajiban
(utang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada periode tertentu.

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

Secara lengkap informasi yang disajikan dalam neraca meliputi


1. jenis-jenis aktiva (assets);
2. jumlah rupiah masing-masing jenis aktiva;
3. jenis-jenis kewajiban (liabitity);
4. jumlah rupiah masing-masing jenis kewajiban;
5. Jenis-jenis modal (equity); serta
6. serta jumlah rupiah masing-masing jenis modal.

Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang menunjukkan kondisi usaha dalam suatu
periode tertentu yang dapat dilihat dari jumlah pendapatan yang diterima, serta biaya yang telah
dikeluarkan, sehingga dapat diketahui apakah perusahaan dalam keadaan laba atau rugi.
Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi meliputi:
1. jenis-jenis pendapatan yang diperoleh dalam suatu periode;
2. jumlah rupiah dan masing-masing jenis pendapatan;
3. jumlah keseluruhan pendapatan;
4. jenis-jenis biaya atau beban dalam suatu periode;
5. jumlah rupiah masing-masing biaya atau beban;
6. jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan;
7. hasil usaha yang diperoleh dengan mengurangi jumlah pendapatan dan biaya selisihnya
disebut laba atau rugi.

Laporan perubahan modal menampilkan jumlah modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini
dan juga sebab-sebab berubahnya modal. Informasi yang diberikan dalam laporan perubahan
modal meliputi
1. jenis-jenis dan jumlah modal yang ada saat ini;
2. jumlah rupiah tiap jenis modal;
3. jumlah rupiah modal yang berubah;
4. sebab-sebab berubahnya modal;
5. jumlah rupiah modal sesudah perubahan.

Catatan atas laporan keuangan adalah laporan yang dibuat yang berhubungan dengan laporan
keuangan yang disajikan. Laporan ini memberikan informasi tentang penjelasan yang dianggap
perlu atas laporan keuangan yang ada sehíngga menjadi jelas sebab penyebabnya.

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang menunjukkan arus kas masuk (pendapatan) dan
arus kas keluar (biaya-biaya).
Secara garis besar komponen neraca terdiri dan:
1. aktiva lancar;
2. penyertaan;
3. aktiva tetap;
4. aktiva lainnya;
5. utang lancar (kewajiban jangka pendek);
6. utang jangka panjang;
7. ekuitas.

Persamaan neraca diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Aktiva = Kewajiban + Modal

Bentuk neraca terdiri dan dua macam yaitu;


1. Bentuk skontro atau horisontal (account form)
2. Bentuk laporan atau vertikal (report form)
Penyusunan laporan laba rugi, dibagi menjadi dua bentuk yaitu;
1. Bentuk Tunggal (single step)
2. Bentuk Majemuk (multiple step)

Komponen yang termasuk ke dalam laporan laba rugi yaitu:


1. Penjualan (pendapatan)
2. Harga pokok penjualan (HPP)
3. Laba kotor
4. Biaya operasi
5. Laba kotor operasional
6. Penyusutan (depresiasi)
7. Pendapatan bersih operasi
8. Pendapatan lainnya
9. Laba sebelum bunga dan pajak
10. Biaya bunga

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

Analisa Laporan Keuangan Untuk Menilai kinerja

Di dalam pasar modal, emiten harus mempublikasikan laporan keuangan perusahaan secara
regular, baik secara kuartalan, setengah tahunan dan tahunan. Laporan keuangan merupakan
informasi yang yang sangat penting untuk menilai kinerja perusahaan. Informasi yang terdapat di
dalam laporan keuangan juga dapat digunakan untuk menganalisis secara fundamental sehingga
dapat memberikan landasan bagi keputusan investasi.

Rangkuman Rasio-Rasio dan Kinerja Perusahaan

Jenis Rasio Perubahan Rasio Kinerja Emiten


Liquidity Ratios :
Current Ratio Naik Membaik
Quick Rato Naik Membaik
Cash Rato Naik Membaik
Actvity Ratios :
Receivable Turnover Naik Membaik
Average Collection Period Naik Memburuk
Inventory Turnover Naik Membaik
Average Day in Inventory Naik Memburuk
Total Assets Turnover Naik Membaik
Long Term Solvency Ratios:
Total Debt Ratio Naik Memburuk
Time Interest Earned Naik Membaik
Profitability Ratios :
Profit Margin Naik Membaik
Return On Asset Naik Membaik
Return On Equity Naik Membaik
Market Value Ratios :
Earning Per-share Naik Membaik
Price Earning Ratio Naik Memburuk
Market to Book Ratio Naik Membaik

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

TUGAS
1. Carilah di laporan keuangan perusahaan, berikan hasil analisis kinerja keuangannya !

DAFTAR PUSTAKA

1. Bursa Efek Indonesia


2. Irham Fahmi, Analisis Kinerja Keuangan Panduan bagi Akademisi, Manajer dan Investor
untuk Menilai dan Menganalisis Bisnis dari Aspek Keuangan, Penerbit Alfabeta,
Bandung 2011.
3. Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Cetakan ke-4, Rajawali Pers - PT. Rajagrafindo
Persada, Januari 2011
4. William F. Sharpe, Gordon J. Alexander, Jeffrey V. Bailey, Investasi, Jilid II, PT.
INDEKS Kelompok Gramedia, 2005
5. Zvi Bodie, Alex Kane, Alan J. Marcus, Manajemen Portofolio dan Investasi, Edisi 9
Buku 2, Mc Graw Hill Education/Penerbit Salemba Empat, 2014

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM

Anda mungkin juga menyukai