Anda di halaman 1dari 8

J. Ilmu dan Teknologi Pangan, Vol. 5 No. 1 Th.

2017

KARAKTERISTIK FISIKO-KIMIA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BERAS


ANALOG DARI SAGU BARUK (Arenga microcarpha) DAN UBI JALAR UNGU
(Ipomea batatas L. Poiret)

[Physicochemical Characteristics and Antioxidant Activity of Rice Analog from Baruk Sago
(Arenga microcarpha) and Purple Sweet Potatoes (Ipomea batatas L. Poiret)]

Almawaty Kaemba1), Edi Suryanto2), Christine F. Mamuaja1)


1)
Program Studi Ilmu Pangan, Pascasarjana, Universitas Sam Ratulangi, Manado
2
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sam Ratulangi, Manado

ABSTRAK

Beras analog merupakan tiruan dari beras yang terbuat dari bahan-bahan seperti umbi-umbian
dan serealia yang bentuk maupun komposisi gizinya mirip seperti beras. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis karakterisasi fisiko-kimia beras analog sagu baruk dan ubi jalar
ungu, serta menganalisis senyawa dan aktivitas antioksidan ekstrak beras analog sagu baruk
dan ubi jalar ungu. Karakteristik fisik yang diuji meliputi warna menggunakan color
analyzer, sedangkan kimia meliputi kadar air, abu, lemak, protein, serat dan karbohidrat
menggunakan metode AOAC. Senyawa antioksidan yang diuji yaitu antosianin, sedangkan
aktivitas antioksidan yaitu total antioksidan yang diuji secara spektrofotometri. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa beras analog dengan konsentrasi 65% merupakan beras
dengan tingkat kesukaan terbaik yang memiliki skala hedonik warna baik, aroma baik, rasa
baik dan tekstur sangat baik. Karakteristik fisik warna beras analog memiliki nilai L 62,01, a*
12,49 dan b* 1,54. Karakteristik kimia beras analog yang meliputi kadar air 7,99%, kadar abu
0,94%, kadar lemak 0,81%, kadar protein 0,092% dan kadar karbohidrat 87,28%, sedangkan
kandungan serat sebesar 2,89%. Beras analog mengandung antosianin sebesar 8,68 mg/L dan
memiliki total antioksidan sebesar 31,52 mg/mL. Karakteristik fisik warna beras analog
mendekati tingkat cerah dan karakteristik kimia yang mendekati beras sebenarnya, serta
memiliki senyawa antioksidan dan aktivitas antionsidan.

Kata kunci: antosianin, beras analog, fisiko-kimia, sagu baruk, total antioksidan, ubi jalar
ungu

1
J. Ilmu dan Teknologi Pangan, Vol. 5 No. 1 Th. 2017

ABSTRACT

Rice analog is an imitation of rice which made ingredients such as tubers and cereals that
are similar in shape or nutrition composition as rice. The aim of this research was to
physicochemical characteristic of rice analog from baruk sago and purple sweet potatoes,
and to analyze antioxidant compound and its activity. The physical characteristic which
evaluated as the color using color analyzer, although chemical characteristic includes
moisture content, ash content, fat content, protein, fiber and carbohydrate using AOAC
method. An antioxidant compound which evaluated was anthocyanin, and antioxidant activity
was total antioxidant which evaluated using spectrophotometry. The result showed that rice
analog which possesses concentration 65% was the best favorite level having good, aroma,
taste and excelent texture using hedonic scales. Physical characteristic of rice analog color
exhibit L 62,01, a* 12,49 dan b* 1,54. Rice analogue possesses chemical characteristic
moisture content 7,99%, ash content 0,94%, fat content 0,81%, protein content 0,092%, fiber
content 2,89%, and carbohydrate content 87,28%. Rice analogue possess anthocyanin 8,68
mg/L and exhibit total antioxidant 31,52 mg/mL. Physical characteristic of color from analog
rice was less bright, and chemical characteristic was close to rice. Analog rice possess
antioxidant compounds and show antioxidant activity.

Keywords: anthocyanin, baruk sago, physicochemical, purple sweet potatoes, rice analog,
total antioxidant

PENDAHULUAN dikembangkan sebagai pengganti beras


dan tepung terigu, juga bermanfaat untuk
Beras merupakan bahan makanan kesehatan karena beberapa komponen
pokok masyarakat Indonesia. Menurut data yang terkandung di dalamnya. Oleh karena
statistik konsumsi perkapita masyarakat itu, ubi jalar ungu tidak hanya dikonsumsi
untuk beras dan tepung terigu semakin sebagai upaya diversifikasi pangan dalam
meningkat, sedangkan untuk pangan non mewujudkan ketahanan pangan, tetapi juga
beras lainnya justru mengalami penurunan. berfungsi sebagai pangan fungsional yang
Kenaikan konsumsi tersebut cenderung bermanfaat dalam menjaga dan
lebih besar dari kenaikan produksi beras meningkatkan kesehatan (Ginting et al.,
lokal. Beras sebagai makanan pokok telah 2011). Selain ubi jalar ungu, Kabupaten
dikenal masyarakat Jawa sejak dahulu, Kepulauan Sangihe memiliki sumber
sedangkan daerah di luar Jawa, masyarakat pangan endemik yaitu sagu baruk (Arenga
lebih mengenal makanan non beras seperti microcarpha). Produksi sagu baruk
jagung, sagu dan umbi-umbian sebagai sebesar 713,14 ton/tahun yang dihasilkan
makanan pokok. dari luas lahan 398,50 ha (Bagian Pusat
Kabupaten Kepulauan Sangihe Data Elektronik, 2011)
Provinsi Sulawesi Utara memiliki bahan Berdasarkan data yang diperoleh,
pangan ubi jalar ungu yang berpotensi untuk mencukupi kebutuhan beras di
sebagai sumber karbohidrat dan pangan daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe,
fungsional. Ubi jalar ungu selain sebagai beras selalu dipasok dari daerah lain. Hal
sumber karbohidrat juga mempunyai tersebut sangat beresiko terhadap
potensi besar senyawa bioaktif yang ketahanan pangan di daerah ini. Beras
bermanfaat bagi kesehatan. Ubi jalar ungu analog merupakan salah satu bentuk solusi
merupakan salah satu komoditas lokal yang dapat dikembangkan dalam
memiliki kandungan karbohidrat yang mengatasi permasalahan ini, selain untuk
tinggi sebesar 93,23% (Astawan dan penggunaan sumber pangan baru ataupun
Widowati, 2005), sehingga dapat untuk penganekaragaman pangan. Beras

2
J. Ilmu dan Teknologi Pangan, Vol. 5 No. 1 Th. 2017

analog merupakan tiruan dari beras yang analitik, grinder, ayakan 100 mesh,
terbuat dari bahan-bahan seperti umbi- blender, hotplate, oven pengering, vortex,
umbian dan serealia yang bentuk maupun panci, mixer. Alat-alat analisa yang
komposisi gizinya mirip seperti beras. digunakan ialah color analyzer (hunterLab
Khusus untuk komposisi gizinya, beras colorFlex EZ) dan Spektrofotometer UV-
analog bahkan dapat melebihi apa yang Vis (Shimadzu, 1200).
dimiliki beras (Slamet, 2012). Beras
analog ini sangat potensial untuk Pembuatan beras analog
dikembangkan dan diproduksi masal, Pembuatan beras analog dilakukan
terutama jika produksi dari bahan baku berdasarkan metode Lensun (2013)
lokal untuk menjadi pangan alternatif sebagai berikut:
fungsional. Selain itu beras analog a. Pembuatan tepung sagu baruk
merupakan salah satu cara mengurangi Sagu baruk disortir lalu ditaburkan
ketergantungan pada satu macam makanan secara merata di atas lembaran dan
pokok berupa beras atau nasi. dikeringkan dalam oven pengering pada
Sampai sekarang, belum ada suhu 40°C sampai 50°C selama 2 x 24
penelitian yang dilakukan untuk jam. Setelah kering dihaluskan dengan
meningkatkan nilai gizi beras analog untuk grinder kemudian diayak menggunakan
peningkatan antioksidan beras analog dari ayakan 80 mesh untuk mendapatkan
sagu baruk (Arenga microcarpha) yang tepung sagu yang homogen.
dicampur dengan ubi jalar ungu (Ipomea
batatas L. poiret). Penelitian ini bertujuan b. Pembuatan tepung ubi jalar ungu
untuk menganalisis karakterisasi fisiko- Umbi ubi jalar ungu yang diolah menjadi
kimia beras analog sagu baruk dan ubi tepung dipilih umbi yang baik dan tidak
jalar ungu, serta senyawa dan aktivitas bercacat. Umbi ubi jalar ungu dicuci bersih
antioksidan beras analog sagu baruk dan dalam air yang mengalir, selanjutnya dikukus
ubi jalar ungu. selama 20 menit. Setelah matang dikupas dan
diiris tipis-tipis menggunakan slicer
METODOLOGI kemudian dikeringkan dalam oven pengering
pada suhu 50°C selama 2 x 24 jam.
Tempat dan waktu penelitian Selanjutnya digiling sampai halus
Pelaksanaan penelitian ini bertempat di menggunakan grinder lalu diayak dengan
Laboratorium Terpadu Universitas Sam ukuran ayakan 80 mesh untuk mendapatkan
Ratulangi Manado. Penelitian ini partikel tepung yang seragam.
dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan
Mei 2015 sampai Juni 2015. c. Formulasi beras analog
Tepung sagu baruk dan tepung ubi
Bahan dan alat jalar ungu dibuat dengan konsentrasi
Bahan beras analog yang yaitu sagu (50:50), (55:45), (60:40), (65:35), (70:30),
baruk dan ubi jalar ungu yang diperoleh (75:25) dan (80:20). Perbandingan
dari daerah Kabupaten Kepulauan komposisi beras analog diberi label F1-F7.
Sangihe, sedangkan bahan kimia yang Tepung sagu dicampur dengan akuades
digunakan yaitu etanol, natrium hingga homogen, selanjutnya dipanaskan
hidroksida, besi (III) klorida, asam klorida, sambil diaduk menggunakan stirrer
asam sulfat, besi (II) sulfat, asam asetat, (pengaduk) dengan panas full (hotplate).
natrium asetat, 2,4,6-tripiridil-s-triazina Setelah mengental, adonan diangkat lalu
(TPTZ) diperoleh dari Merck. dicampurkan dengan tepung ubi jalar ungu
Alat-alat yang digunakan untuk sampai kalis menggunakan mixer. Adonan
pembuatan beras analog yaitu pisau dinginkan lalu dibuat bentuk beras analog
stainless steel, loyang, slicer, timbangan menggunakan mall secara manual

3
J. Ilmu dan Teknologi Pangan, Vol. 5 No. 1 Th. 2017

kemudian dikeringkan dalam oven pada gelombang 510 dan 700 nm dan dihitung
suhu 40°C selama 12 jam. Beras analog dengan rumus Abs = [(A510 – A700) pH1
yang sudah siap, diuji organoleptik. – (A510 – A700) pH 4,5]; dengan
Pengujian organoleptik terhadap beras koefisien ekstingsi molar sianidin 3-
analog meliputi: aroma, warna, glikosida = 29.600.
kenampakan dan tekstur.
............ Pers. 1
Karakteristik fisik dan kimia beras
analog
a. Karakteristik fisik dimana A = Absorbansi
Karakteristik fisik yang diuji ialah MW = Berat molekul
warna. Analisis dilakukan menggunakan sianidin 449,2 g/mol
hunterlab colorFlex EZ spectrophotometer. Df = Faktor pengenceran
Uji warna dilakukan dengan sistem warna L = Lebar kuvet 1 cm
Hunter L* (warna putih), a* (warna merah), € = 26.900
b* (warna kuning). Chromameter terlebih
dahulu dikalibrasi dengan standar warna Penentuan total antioksidan
putih yang terdapat pada alat tersebut. Hasil Penentuan total antioksidan dalam
analisis derajat putih yang dihasilkan berupa ekstrak beras analog ditentukan menurut
nilai L*, a*, b*. Pengukuran total derajat Halvorsen et al. (2002). Larutan ekstrak
warna digunakan basis warna putih sebagai beras analog sebanyak 0,1 mL
standar. ditambahkan reagen FRAP (2,5 mL buffer
asetat; 2,5 mL larutan 2,4,6-tripiridil-s-
b. Karakteristik kimia triazina (TPTZ) dan 2,5 mL larutan FeCl 3
Karakteristik kimia yang diuji yaitu 6H2O) sebanyak 3 mL dalam tabung
kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar reaksi. Selanjutnya larutan dibaca
lemak dan serat dilakukan menurut metode absorbansinya dengan spektrofotometer
AOAC (2005), sedangkan total pada panjang gelombang 596 nm.
karbohidrat (by difference). Kandungan total antioksidan dinyatakan
sebagai ekuivalen Fe3+ menjadi Fe2+ dalam
Preparasi sampel untuk pengujian μmol/L ekstrak. Kurva kalibrasi
antioksidan dipersiapkan pada cara yang sama
Sampel beras analog ditimbang menggunakan Fe2+ sebagai standar. Total
masing-masing 0,1 g digerus dan antioksidan dihitung dengan persamaan
dilakukan maserasi dengan pelarut etanol berikut:
50% sebanyak 10 ml selama 2 jam.
Selanjutnya ekstrak sampel dipindahkan ................... Pers. 2
dalam tabung reaksi yang lain dan
disimpan pada suhu ruang dan ruangan
tanpa cahaya sebelum digunakan untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
pengujian lanjutan.
Karakteristik fisik beras analog
Penentuan kadar antosianin Hasil penelitian menunjukan bahwa
Kadar antosianin diukur dengan beras analog F5 mempunyai nilai L* yang
metode perbedaan pH (Prior et al., 2000). tertinggi yakni 65,67 mendekati tingkat
Sampel beras analog sebanyak 0,5 ml cerah, sedangkan F1 menunjukan nilai L*
ditambahkan 2,5 ml larutan pH 1 dan yang terendah yakni 53,89. Tingkat
sampel sebanyak 0,5 ml ditambahkan 2,5 kecerahan tersebut sesuai dengan
ml larutan pH 4,5 selanjutnya divortex dan persentasi kandungan sagu baruk yang
diukur absorbansinya pada panjang berwarna putih. Konsentrasi sagu baruk

4
J. Ilmu dan Teknologi Pangan, Vol. 5 No. 1 Th. 2017

meningkat dari F1-F7. Analisis statistik Karakteristik kimia beras analog


menunjukkan bahwa tingkat kecerahan Karakteristik kimia beras analog
beras analog F1-F7 sangat berbeda nyata yang diuji yaitu kadar air, kadar abu, kadar
(p<0,05). Secara statistik tingkat protein, kadar lemak dan kadar
kecerahan F2 dan F3 tidak berbeda nyata karbohidrat. Karakteristik kimia diuji
(p>0,05). Hal yang sama juga untuk terhadap sampel beras analog yang sangat
tingkat kecerahan F5, F6 dan F7 (Tabel 1). disukai panelis berdasarkan uji
organoleptik yaitu sampel beras analog
Tabel 1. Nilai Rata-rata L, a* dan b* 65% . Hasil uji beras analog 65 %
Beras Analog Dengan komposisi tertinggi terdapat pada tatoal
Menggunakan Alat HunterLab karbohidrat (87,28%) (Tabel 2).
ColorFlex EZ
Sampel Nilai Tabel 2. Karakteristik Kimia beras analog
Beras Rerata No Sifat kimia Komposisi (%)
Analog L a* b* 1 Kadar Air 7,99
F1
53,89a 13,50 2,38 2 Kadar Abu 0,94
(50%)
F2 59,63b 10,79 3,81 3 Kadar Lemak 0,092
b
F3 58,99 13,43 2,02 4 Kadar Protein 0,81
F4 62,01c 12,49 1,54 5 Kadar serat 2,89
d
F5 65,67 13,37 0,32 6 Total 87,28
F6 64,98d 11,62 0,25 karbohidrat
d
F7 65,01 11,85 0,70
Keterangan : Data merupakan rerata dari Menurut data nutrisi Unites State
2 ulangan. Simbol yang sama Department of Agricultural (2009), beras
menunjukkan tidak terdapat beda nyata memiliki komposisi kimia kadar air
antar perlakuan (p>0,05) 11,62%; lemak 0,66%; protein 7,13%;
serat 1,3% dan karbohidrat total 79%.
Berdasarkan hasil anlaisis karakteristik
Pengujian organoleptik dengan skala
kimia bahwa kadar air beras analog
hedonik menghasilkan beras analog F4
memenuhi standar yang ditentukan. Beras
yang sangat disukai panelis. Beras analog
dengan kadar air kurang dari 14% akan
F4 selanjutnya digunakan untuk pengujian
lebih aman disimpan tanpa menjadi rusak,
karakteristik fisiko-kimia. Karakteristik
busuk dan tahan lama, sedangkan beras
fisik beras analog yang diukur ialah warna.
dengan kadar air lebih dari 14% akan
Warna sampel beras analog dicirikan oleh
menyebabkan metabolisme mikroba dan
nilai L yang berarti cenderung memiliki
perkembangbiakan serangga berjalan cepat
warna akrobatik putih, abu-abu dan hitam.
(Astawan, 2004). Kadar air yang rendah
Nilai a* menyatakan warna cenderung
dari beras analog sagu baruk dan ubi jalar
merah dan nilai b* menyatakan warna
ungu disebabkan kadar amilosa pada beras
cenderung kuning (Purwani, 2006).
analog pati sagu baruk yang
Warna merupakan salah satu faktor
mempengaruhi daya serap air beras analog.
fisik yang mempengaruhi tingkat kesukaan
Kadar amilosa yang tinggi akan
panelis. Gabungan nilai a yang tinggi dan
menurunkan daya absorbsi air dan
nilai b yang rendah menghasilkan tepung
kelarutan. Rendahnya kadar amilosa beras
dengan warna kusam (merah) sedikit
analog pati sagu ini mengakibatkan
kuning sehingga menghasilkan tingkat
tingginya daya serap air, sehingga jumlah
kecerahan yang rendah, sedangkan nilai a
air yang terbuang lebih banyak yang
rendah dan b tinggi menunjukkan warna
kuning cerah (Rosmisari, 2006).

5
J. Ilmu dan Teknologi Pangan, Vol. 5 No. 1 Th. 2017

mengakibatkan kadar air beras analog pati Sianidin dan peonidin merupakan
sagu ini rendah. antosianidin utama pada ubi jalar ungu
(Jiao et al., 2012). Kedua antosianidin
Kadar antosianin beras analog tersebut merupakan senyawa yang
Hasil pengujiaan kadar antosianin berkontribusi besar terhadap aktivitas
beras analog mengalami penurunan kadar antioksidan. Berdasarkan struktur
dari F2-F7, atau dari konsentrasi ubi ungu molekulnya, terdapat jenis antosianin yang
45-20%. Kadar antosianin tertinggi lebih stabil daripada lainnya yaitu
terdapat pada beras analog F2, sedangkan antosianin dalam bentuk terasetilasi.
terendah terdapat pada F7. Hal ini sesuai Menurut penelitian Giusti dan Wrolstad
karena peningkatan konsentrasi sagu, atau (2003), kandungan antosianin pada ubi
penurunan konsentrasi ubi jalar ungu jalar ungu merupakan jenis antosianin
menyebabkan terjadinya penurunan kadar terasetilasi yaitu sianidin dan peonidin
antosianin dalam beras analog. Menurut yang terasetilasi dengan satu atau dua
analisa statistik, kadar antosianin beras asam sinamat yang larut dalam pelarut
analog F1-F7 sangat berbeda nyata polar seperti air, etanol, metanol serta
(p<0,05). Kecuali, kadar antosianin F3 dan stabil pada kondisi asam (Leimena, 2008).
F4 yang secara statistik tidak berbeda
nyata (p>0,05). Aktivitas antioksidan beras analog
Metode total antioksidan digunakan
12 untuk menguji aktivitas antioksidan beras
f
Kadar Antosianin (mg/mL)

10 e d d
analog yang dibuat. Pemilihan metode ini
dilakukan karena metode ini dapat
8 c
b menghitung total antioksidan dari suatu
6
sampel dalam media berair. Total
4 a antioksidan beras analog mengalami
2 penurunan dari F2-F7, atau formulasi beras
0 analog dengan konsentrasi ubi ungu yang
F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 mengalami penurunan dari 45% sampai
Sampel Beras Analog 20%. Total antioksidan tertinggi terdapat
pada beras analog F2, sedangkan terendah
Gambar 1. Potensi antioksidan beras terdapat pada F7. Hal ini sesuai karena
analog tepung sagu baruk dan peningkatan konsentrasi sagu, atau
tepung ubi jalar ungu. penurunan konsentrasi ubi jalar ungu yang
Keterangan : Data merupakan rerata dari 2 menyebabkan terjadi penurunan total
ulangan. Simbol yang sama menunjukkan antioksidan. Menurut analisa statistik, total
tidak terdapat beda nyata antar perlakuan antioksidan beras analog F1-F7 sangat
(p>0,05) berbeda nyata (p<0,05). Kecuali, kadar
antosianin F1 dan F3 yang secara statistik
Selain sebagai pewarna, kandungan tidak berbeda nyata (p>0,05) (Gambar 2).
antosianin pada ubi jalar ungu juga
memiliki keuntungan bagi kesehatan
seperti antimutagenik, antidiabetes
(Terahara et al., 2004), memiliki aktivitas
antikarsinogenik (Katsube et al., 2003),
serta sebagai antioksidan. Antosianin
secara umum terdiri dari struktur dasar
aglikon (antosianidin), dan gugusan glikon
(gula), namun terkadang juga memiliki
gugusan asil (MacDougall et. al., 2002).

6
J. Ilmu dan Teknologi Pangan, Vol. 5 No. 1 Th. 2017

50 DAFTAR PUSTAKA
Total Antioksidan f
40 e e
d
AOAC. 2005. Official and Tentative
(mg/mL)
30 c
b Methods. American Oil Chemists
20
a Society. Champaign. Illinois.
10
0 Astawan M. 2004. Tetap Sehat dengan
F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 Produk Makanan Olahan. Tiga
Sampel Beras Analog Serangkai. Solo.
Gambar 2. Total antioksidan Beras Astawan M dan Widowati S. 2005.
Analog Evaluasi dan Indeks Glikemik, Ubi
Keterangan : Data merupakan rerata dari 2 Jalar sebagai Dasar Pengembangan
ulangan. Simbol yang sama menunjukkan Pangan Fungsional. Laporan Hasil
tidak terdapat beda nyata antar perlakuan Penelitian RUSNAS Diversifikasi
(p>0,05 Pangan Pokok. IPB. Bogor.
Total antioksidan yang tinggi Bagian Pusat Data Elektronik. Setda Kab.
menunjukkan bahwa beras analog Kepl. Sangihe.
memiliki kemampuan yang tinggi untuk http://www.sangihekab.go.id/
mereduksi Fe3+-(TPTZ) menjadi Fe2+- page/view/105 [25 Nopember 2014].
(TPTZ). Senyawa antioksidan dalam beras
analog memiliki kemampuan untuk Ginting E, Utomo JS, Yulifianti R, Yusuf
mendonorkan elektronnya. Tinggi M. 2011. Potensi ubi jalar ungu
rendahnya kandungan total antioksidan sebagai pangan fungsional. J IPTEK
dalam beras analog tersebut berhubungan Tanaman Pangan. 6:116 - 138.
langsung dengan aktivitasnya sebagai
penyumbang elektron. Data ini didukung Giusti MM dan Wrolstad RE 2003.
oleh kadar antosianin beras analog. Acylated anthocyanins from edible
Kemampuan antioksidan beras analog sources and their applications in
diduga berasal dari antosianin. Susilowati food system: Review. Biochemical
(2010) mengkaji aktivitas antioksidan pada Engineering Journal. 14:217 - 225.
nasi yang disubstitusi ubi jalar. Aktivitas
antioksidan nasi ubi jalar ungu meningkat Halvorsen BL, Holte K, Myhstrad MCW,
dengan penambahan konsentrasi ubi jalar Barikmo I, Hvttum E, Ramberg SF,
ungu. Wolrd AB, Haffner K, Baugerod H,
Andersen LF, Moskaug O, Jacobs Jr
KESIMPULAN DR and Blomhoff. 2002. A
systematic screening of total
Karakteristik fisik warna beras antioxidant in dietary plant. J.
analog mendekati tingkat cerah dan Nutrition. 132: 461- 471.
karakteristik kimia yang mendekati beras
sebenarnya. Beras analog dari sagu baruk Jiao Y, Jiang Y, Zhai W, and Yang Z.
dan ubi jalar ungu mengandung senyawa 2012. Studies on antioxidant
antioksidan dan memiliki aktivitas capacity of anthocyanin extract from
antioksidan. purple sweet potato (Ipomoea
batatas L.). African Journal of
Biotechnology. 11:7046 - 7054.
Katsube N, Iwashita K, Tsushida T,
Yamaki K, Kobori M. 2003.

7
J. Ilmu dan Teknologi Pangan, Vol. 5 No. 1 Th. 2017

Induction of apoptosis in cancer cells Rosmisari, A. 2006. Review: Tepung


by bilberry (Vaccinium myrtillus) Jagung Komposit, Pembuatan dan
and the anthocyanins. J. Agric. Food Pengolahannya. Prosiding Seminar
Chem. 51: 68- 75. Nasional Teknologi Inovatif
Pascapanen Pengembangan
Leimena BB. 2008. Karakterisasi dan Pertanian. BPPPT. Bogor.
Purifikasi Antosianin Pada Buah
Duwet. IPB. Bogor. Slamet B. 2012. IPB Kembangkan Beras
dari Tepung Nonpadi.
Lensun CIJ, Nurali EJN, Langi TM, http://indonesianic.
Kandow JEA. 2013. Pemanfaatan wordpress.com/2012/04/14/ipb-
sagu baruk (Arenga microcarpha) kembangkan-beras-dari-tepung-
dengan ubi jalar ungu (Ipomea nonpadi/
batatas) dalam pembuatan mie
basah. Cocos 3:1 - 8. Susilowati, E. 2010. Kajian Aktivitas
Antioksidan, Serat Pangan dan
MacDougall DB. 2002. Color In Food. Amilosa pada Nasi yang Disubstitusi
CRC Press. Boca Raton. dengan Ubi Jalar Ungu (Ipomea
batatas) sebagai Bahan Makanan
Prior RL, Wu X, Schaich K. 2005. Pokok. [Skripsi]. Universitas Sebelas
Standardized methods for Maret. Surakarta.
determination af antioxidant capacity
and phenolics in food and dietary Terahara N, Konczak I, Ono H, Yoshimoto
supplements. Jurnal of Agricultural M, Yamakawa O. 2004.
and Food Chemistry. 53:4290 - Characterization of acylated
4302. anthocyanins in callus induced from
storage root of purple-fleshed sweet
Purwani E dan Muwakhidah. 2006. Efek potato, Ipomea batatas L. J. Biomed
Berbagai Pengawet Alami Sebagai Biothecnol. 2004:279 - 286.
Pengganti Formalin Terhadap Sifat
Organoleptik Dan Masa Simpan United States Department of Agriculture .
Daging Dan Ikan. Fakultas Ilmu 2009. http://www.usda.gov. [1
Kesehatan Universitas November 2011].
Muhammadiyah. Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai