Anda di halaman 1dari 6

Nama : Annisa Salsabila Priyambudi

Nim : D31200345

Gol : A

Mata Kuliah : Tataniaga Pertanian

ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI DUSUN


TAENO NEGERI RUMAH TIGA KECAMATAN TELUK AMBON KOTA AMBON

1. Pengertian Bawang Merah


Bawang merah (Allium cepa L. var. Aggregatum adalah salah satu bumbu masak
utama dunia yang berasal dari Iran, Pakistan, dan pegunungan-pegunungan di sebelah
utaranya, tetapi kemudian menyebar ke berbagai penjuru dunia, baik sub-tropis maupun
tropis. Wujudnya berupa umbi yang dapat dimakan mentah, untuk bumbu masak, acar,
obat tradisional, kulit umbinya dapat dijadikan zat pewarna dan daunnya dapat pula
digunakan untuk campuran sayur. Tanaman penghasilnya disebut dengan nama sama.
Bawang merah saat ini dianggap sebagai sebuah varietas dari spesies Allium cepa,
spesies yang memuat sejumlah besar varietas bawang yang dikenal dengan nama kolektif
bawang bombai.
2. Macam – macam Bawang Merah

1.Bawang merah Bima Brebes (Brebes)

 Masa panen : 60 hari


 Jumlah/ha : 10 ton
 Ciri-ciri : daunnya hijau silindris berlubang, umbinya lonjong berwarna merah
muda dan bercincin kecil pada leher cakramnya

2. Bawang Medan (Samosir)

 Masa panen : 70 hari


 Jumlah/ha : 7 ton
 Ciri-ciri : mudah berbunga, bunganya keputihan, daunnya hijau berbentuk
silindris dan pada bagian tengahnya terdapat lubang, umbinya berwarna merah
bulat, sedangkan pada ujungnya berwarna merah dan berbentuk meruncing, 1
rumpun ada 6- 12 anakan

3. Bawang merah Sumenep (Madura)

 Masa panen : 70 hari


 Jumlah/ha : 12 ton
 Ciri-ciri : umbinya berwarna kuning pucat atau merah muda kekuningan pucat,
memiliki garis lurus, umbinya berbentuk bulat panjang

4. Bawang merah Maja Cipanas (Cipanas)

 Masa panen : 60 hari


 Jumlah/ha : 11 ton
 Ciri-ciri : daunnya berbentuk silindris hijau tua, berlubang, umbinya berwarna
merah tua, berkeriput, berbentuk bulat gepeng, dalam 1 rumpun ada 6-12
anakan

5. Bawang merah Keling (Majalengka)

 Masa panen : 70 hari


 Jumlah/ha : 8 ton
 Ciri-ciri : daunnya berbentuk silindris hijau, berlubang, umbinya berwarna
merah muda, keriput, berbentuk bulat gepeng, 1 rumpun terdapat 7-13 anakan

6. Bawang merah Ampenan (Bali)

 Masa panen : 70 hari


 Jumlah/ha : 9-12 ton
 Ciri-ciri : daunnya berbentuk silindris hijau, berlubang, umbinya berwarna
merah muda, lonjong, dalam 1 rumpun ada 10 anakan

7. Bawang merah Banteng (Tangerang)

 Masa panen : 60-70 hari


 Jumlah/ha : 10 ton
 Ciri-ciri : umbi bulat berwarna merah cemerlang, susunan daginnya kompak
dengan aroma yang harum

8. Bawang merah Kuning

 Masa panen : 70 hari


 Jumlah/ha : 7 ton
 Ciri-ciri : daunnya berbentuk silindris hijau tua, berlubang, umbinya bulat besar
berwarna merah merona

9. Bawang merah Timor (Timor Timur)

 Masa panen : 60-70 hari


 Jumlah/ha : 9-12 ton
 Ciri-ciri : daunnya berbentuk silindris hijau tua, berlubang, umbinya berwarna
merah tua, dalam 1 rumpun ada 6-12 anakan

10. Bawang merah Lampung (Lampung)

 Masa panen : 60 hari


 Jumlah/ha : 8-10 ton
 Ciri-ciri : 1 rumpun terdapat 10-15 anakan, memiliki umbi berwarna merah tua
berbentuk bulat

11. Bawang merah Lokal (Gurgur, Bali Ijo, Sri Sakate, Jaksana, Ashali, Jawa, Betawi)
 Masa panen : 60-80 hari
 Jumlah/ha : +/- 9 ton

12. Bawang merah Impor (Bangkok, Filipina, dan Australia)

 Masa panen : 60-70 hari


 Jumlah/ha : 15 ton
 Ciri-ciri : 1 rumpun terdapat lebih dari 10 anakan, umbi berbentuk bulat, besar
dan berwarna merah memikat, waktu penyimpanan relatif lebih lama

13. Bawang Nganjuk (Varietas Unggul, persilangan dari bawang lokal)

 Masa panen : 52 hari


 Jumlah/ha : 12 ton
 Ciri-ciri : bentuk bawangnya bulat dengan aromanya yang enak

3. Produksi bawang merah di dusun Taeno Negeri rumah tiga kecamatan teluk Ambon kota
Ambon
Pemasaran bawang merah yang cepat dan dapat menguntungkan
petani,memerlukan saluran pemasaran yang tepat (Nurida, 2017). Pemasaran bawang
merah menjadi salah satu faktor penentu pendapatan petani, faktor-faktor yang
mempengaruhi pendapatan diantaranya luas lahan, harga benih, harga pupuk,
harga insektisida, harga fungisida dan upah tenaga kerja. Pemasaran bawang
merah pada daerah sentra produksi di Kabupaten Bantul, DIY untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat Bantul (subtitusi impor) dan diluar daerah (perdagangan
antar daerah) (Lawalata, 2013). Pemasaran bawang merah yang telah dipanen,
dijual kepada pedagang pengumpul yang ada dilokasi penelitian. Jumlah
pedagang pengumpul yang ada di Dusun Taeno berjumlah 5 orang dan kadang
petani langsung menjual kepada konsumen akhir. Tiga model saluran pemasaran
Dusun Taeno Negeri Rumahtiga kecamatan Teluk Ambon dapat dilihat pada
Gambar 1.
LEMBAGA HARGA/KG
PEMASARAN
PETANI :
- Harga Jual Rp. 25.900
PEDAGANG :
- Harga Beli Rp. 23.000
- Biaya Kemasan Rp. 99
- Biaya Bongkar-Muat Rp. 398
- Biaya Transportasi Rp. 199
- TC Pemasaran Rp. 696
- Margin Keuntungan Rp. 2.204
- Margin Total Rp. 2.900
PABRIK/KONSUMEN :
- Harga Beli Rp. 25.900
Total Margin Pemasaran Rp. 1.900

4. Kesimpulan
Kesimpulannya adalah pemasaran di dusun Taeno Negeri rumah tiga kecamatan
teluk Ambon kota menggunakan saluran pemasaran 1. Dimana dari petani langsung di
jual kepada agen atau pedagang besar yang kemudian pedagang atau age tersebut
langsung menjualnya kepada pabrik sebagai konsumen. Total margin penjualan pada
saluran pemasaran di atas adalah Rp. 1.900
5. Sumber
https://ojs.unpatti.ac.id/index.php/agrilan/article/view/325

Anda mungkin juga menyukai