Anda di halaman 1dari 3

Rangkuman

Ekowisata Mangrove di Maluku Utara dan Pemanfaatan Mangrove secara Ilegal

1. Sofifi

Hutan mangrove Guraping di Kota Sofifi, merupakan destinasi wisata penting di


Maluku Utara dengan keanekaragaman hayati yang tinggi dengan laguna di depannya.
Hutan mangrove ini menjadi biota 16 jenis yang terdiri dari 10 genus mangrove sejati dan
6 jenis tumbuhan yang berasosiasi dengan ekosistem mangrove, yang didominasi
Rizopora apiculata dan Rizopora mucronata. Hutan Mangrove ini juga menjadi tempat
persinggahan jenis burung migran dari belahan bumi utara juga burung endemik Maluku
Utara Hutan mangrove ini baru diresmikan menjadi kawasan wisata penting di Sofifi
pada Senin (18/10/2021) oleh oleh Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba dengan
berbagai sarana dan prasarana wisata seperti pembuatan teras dan papan nama, gapura,
jalan titian, gazebo, menara pantau, halte dan lainnya.
Selain menawarkan pemandangan menarik, kawasan wisata ini juga kaya
keaneragaman hayati. Karena itu selain menjadi tempat wisata umum, juga wisata
edukasi bagi publik. Berada di Desa Guraping Oba Utara hutan mangrove ini telah
ditetapkan menjadi salah satu destinasi wisata penting di ibukota Provinsi Maluku Utara.
Hutan mangrove ini, termasuk areal pemukiman yang telah ditinggalkan, kuburan,
dan sebuah Pulau kecil bernama Sibu, memiliki luas 3.709.507 m² atau 370,9 Ha. Bagian
depan hutan mangrove terjadi penyempitan selebar 116,4 m, membentuk laguna dan
menyerupai telaga. Arus air laut yang masuk dan keluar saat pasang naik dan pasang
surut menambah menariknya panorama dari kawasan ini. Laguna sangat menawan bagi
mereka yang ingin berswafoto. Hutan mangrove ini terbilang kaya keanekaragaman
hayati dari banyaknya jenis mangrove, banyaknya ikan hingga banyaknya jenis burung di
hutan mangrove ini.
Riset yang dilakukan Abdul Muthalib Angkotasan, Dosen Ilmu Kelautan
Universitas Khairun Ternate bersama Husain Marasabessi, Dosen Kehutanan Universitas
Patimura Ambon pada April-Juli 2016, menemukan perairan Guraping dengan kawasan
ekosistem mangrovenya ini sangat baik dikembangkan menjadi ekowisata mangrove.
Dalam pengembangannya, dibutuhkan data dan informasi tentang kondisi ekosistem
mangrove, biota asosiasi dan kondisi ekologi serta aspek hidrooseanografinya. Kedua
peneliti ini menginventarisir jumlah jenisnya kemudian dianalisis kondisi ekologinya
sekaligus menjadi data dan informasi kondisi ekosistem mangrove di perairan Guraping.
Sesuai hasil analisis data yang mereka lakukan, di hutan mangrove ini ditemukan
16 jenis yang terdiri dari 10 jenis mangrove sejati dan 6 jenis tumbuhan yang berasosiasi
dengan ekosistem mangrove. Ekosistem mangrove di Perairan Guraping ini didominasi
oleh jenis Rizopora sp dengan spesies yang dominan ditemukan Rizopora apiculata dan
Rizopora mucronata.
Dua spesies ini, ditemukan di semua lintasan pengamatan. Terdapat pula jenis
jenis mangrove lain yakni Sonaratia alba, Bruguiera gymnorizha, Avicenia marina,
Avicenia alba, Aegyceras floridium, Ceriops decandra, Xilacarpus granatum dan Nypa.
Selain itu ditemukan pula beberapa jenis tumbuhan yang berasosiasi dengan ekosistem
mangrove yakni jenis Pandanus spp, paku-pakuan, kayu baru, pohon aren, Ipomoea pes-
caprae dan pohon sagu.

Jenis burung penghuni mangrove sofifi

Anda mungkin juga menyukai