Mknusieksi
Stase Keperawatan Jiwa
Dosen Pembimbing
Xjeyusue2
Ek`k 2 Eurwkmyufie
EL@ 2 487;8;<8
VK 4848/484;
1
Lembar Pengesahan
Nama : Nurwahyudin
NIM : 20310190
Program Studi : Profesi Ners
Judul : Laporan Pendahuluan Halusinasi
Telah diperiksa dan diterima sebagai bagian dari tugas yang diperlukan untuk Stase
Keperawatan Jiwa pada Program Studi Profesi Ners STIKes Yogyakarta.
Ditetapkan di : Yogyakarta
Tanggal 23 Mei 2021
Pembimbing
Kata Pengantar
2
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul Laporan Pendahuluan Halusinasi ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan adalah untuk memenuhi tugas pada Stase
Keperawatan Jiwa Program Profesi Ners STIKes Yogyakarta. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Halusinasi bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Yafi Sabila Rosyad S.Kep., Ns., M.
Kep. Selaku Pembimbing pada stase keperawatan jiwa yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.
Saya menyadari, laporan pendahuluan yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan laporan pendahuluan ini.
Penulis
Daftar Isi
Hal
Gover................................................................................................................ ;
Lembar pengesahan........................................................................................
Kata pengantar...............................................................................................
Daftar Isi..........................................................................................................
Dab I Konsep Dasar
1) Pengertian.............................................................................................
2) Rentang respon.....................................................................................
3) Iactor penyebab....................................................................................
6) Tanda dan gejala...................................................................................
5) Proses terjadinya...................................................................................
9) Mekanisme koping................................................................................
3) Prinsip tindakan keperawatan...............................................................
b. Tahap kerja.....................................................................................
c. Tahap terminasi..............................................................................
Daftar Pustaka
DKD I
6
Konsep Dasar
;) Pengertian
5
f. Halusinasi sinestetik
Gangguan stimulus yang ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah
mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine.
4) Tentang respon
Adapun Rentang respon halusinasi menurut Stuart, 2016 dapat dilihat pada gambar
berikut :
Adaptif Maladaptif
Respon adaptif adalah respon yang dapat diterima oleh norma-norma social budaya yang
berlaku. Dengan kata lain individu tersebut dalam batas normal, jika menghadapi suatu
masalah akan dapat memecahkan masalah tersebut. Respon adaptif meliputi:
1. Pikiran logis adalah pandangan yang mengarah pada kenyataan.
2. Persepsi akurat adalah pandangan yang tepat pada kenyataan.
3. Emosi konsisten dengan pengalaman yaitu perasaan yang timbul dari pengalaman
ahli.
4. Perilaku sosial adalah sikap dan tingkah laku yang masih dalam batas kewajaran.
5. Hubungan sosial adalah proses suatu interaksi dengan orang lain dan
lingkungan. Respon psikososial meliputi:
a. Proses pikir terganggu adalah proses pikir yang menimbulkan gangguan.
b. Ilusi adalah miss interprestasi atau penilaian yang salah tentang penerapan yang
c. benar-benar terjadi (objek nyata) karena rangsangan panca indera.
d. Emosi berlebihan atau berkurang.
e. Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi batas kewajaran.
f. Menarik diri yaitu percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain.
Respon maladaptif adalah respon individu dalam menyelesaikan masalah yang
menyimpang dari norma-norma sosial budaya dan lingkungan. Adapun respon
maladaptif ini meliputi:
a. Kelainan pikiran adalah keyakinan yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak
diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan kenyataan sosial.
b. Halusinasi merupakan persepsi sensori yang salah atau persepsi eksternal yang tidak
realita atau tidak ada.
c. Kerusakan proses emosi adalah perubahan sesuatu yang timbul dari hati.
d. Perilaku tidak terorganisir merupakan suatu perilaku yang tidak teratur.
e. Isolasi sosial adalah kondisi kesendirian yang dialami oleh individu dan diterima
sebagai ketentuan oleh orang lain dan sebagai suatu kecelakaan yang negatif
mengancam.
7) Iagtor penyebab
Menurut Yosep (2018) terdapat dua factor penyebab halusinasi, yaitu:
a. Faktor presdisposisi
;. Faktor Perkembangan
Tugas perkembangan klien yang terganggu misalnya rendahnya kontrol dan
kehangatan keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri sejak kecil,
mudah frustasi, hilang percaya diri, dan lebih rentan terhadap stress.
4. Faktor Sosiokultural
Seseorang yang merasa tidak diterima lingkungan sejak bayi sehingga akan
merasa disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada lingkungannya
7. Faktor Biokimia
Hal ini berpengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Adanya stress yang
berlebihan dialami seseorang maka di dalam tubuh akan dihasilkan suatu zat yang
bersifat halusiogenik neurokimia. Akibat stress berkepanjangan menyebabkan
teraktivasinya neurotransmitter otak,misalnya terjadi ketidakseimbangan
acetylchoin dan dopamine.
6. Faktor Psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus pada
penyalahgunaan zat adiktif. Hal ini berpengaruh pada ketidakmampuan klien
mengambil keputusan tegas, klien lebih suka memilih kesenangan sesaat dan lari
dari alam nyata menuju alam hayal.
5. Faktor Genetik dan Pola Asuh
Penelitian Menunjukan bahwa anak sehat yang diasuh oleh orangtua skizofrenia
cenderung mengalami skizofrenia . Hasil studi menunjukkan bahwa faktor
2. Dimensi Emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak dapat diatasi.
Halusinasi dapat berupa perintah memasa dan menakutkan. Klien tida sanggup
menentang sehingga klien berbuat sesuatu terhadap ketakutan tersebut.
3. Dimensi Intelektual
Dalam hal ini klien dengan halusinasi mengalami penurunan fungsi ego. Awalnya
halusinasi merupakan usaha dari ego sendiri untuk melawan impuls yang
menekan,namun menimbulkan kewaspadaan yang dapat mengambil seluruh
perhatian klien dan tak jarang akan mengontrol semua perilaku klien.
4. Dimensi Sosial
Klien mengalami gangguan interaksi sosialdi dalam fase awal dan comforting
menganggap bahwa bersosialisasi nyata sangat membahayakan. Klien halusinasi
lebih asyik dengan halusinasinya seolah-olah itu tempat untuk bersosialisasi.
5. Dimensi Spiritual
Klien halusinasi dalam spiritual mulai dengan kehampaan hidup, rutinitas tidak
bermakna, dan hilangnya aktivitas beribadah. Klien halusinasi dalam setiap
bangun merasa hampa dan tidak jelas tujuan hidupnya.
d. Disorientasi
e. Tidak mampu atau kurang konsentrasi
f. Cepat berubah pikiran
g. Alur pikiran kacau
h. Respon yang tidak sesuai
i. Menarik diri
j. Sering melamun
5) Proses terjadinya
Menurut stuart dan laraia dalam Prabowo, 2017 menunjukan tahapan terjadinya
halusinasi terdiri dari 4 fase dan setiap fase mempunyai karakteristik yang berbeda yaitu:
a. Fase I
Pasien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas, kesepian, dan takut serta
mencoba untuk berfokus pada pkiran yang menyenangkan untuk meredakan ansietas
disini pasien tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai, gerakan mata cepat,dan asyik
sendiri.
b. Fase II
Pengalaman sensori menjijikan dan menakutkan. Pasien mulai lepas kendali dan
mencoba jaga jarak dengan sumber yang dipersepsikan sehingga timbul peningkatan
tanda-tanda vital.
c. Fase III
Pasien menghentikan perlawanan halusinasi dan menyerah pada halusinasi. Disini
pasien sukar berhubungan dengan orang lain, tidak mampu mematuhi perintah dari
orang lain, dan kondisi sangat menegangkan terutama berhubungan dengan orang
lain.
d. Fase IV
Pengalaman sensori menjadi mengancam jika pasien mengikuti perintah halusinasi.
Disini terjadi perilaku kekerasan, agitasi, menarik diri dan tidak mampu berespon
terhadap perintah yang kompleks dan tidak mampu berespon lebih dari 1 orang.
6) Mekanisme koping
Menurut Dalami dkk (2020) mekanisme koping adalah perilaku yang mewakili upaya
untuk melindungi diri sendiri dari pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan
menjauhi polusi, sumber infeksi, gas beracun dan lain-lain. Sedangkan reaksi
psikologis individu menunjukan perilaku apatis, mengisolasi diri, tidak berminat,
sering disertai rasa takut dan bermusuhan..
e. Jika klien bertanya, nyatakan sederhana bahwa anda tidak mengalami stimulus yang
sama.
f. Bantu klien mengobservasi dan menjelaskan pikiran, perasaan dan tindakan yang
berhubungan dengan halusinasi (saat ini maupun yang lalu).
g. Bantu klien identifikasi hubungan antara halusinasi dan kebutuhan yang
direfleksikannya.
h. Sarankan dan kuatkan penggunaan hubungan interpersonal dalam memenuhi
kebutuhan. Identifikasi cara gejala-gejala psikosis lainnya.
BAB 2
Asuhan Keperawatan Teoritis
1) Pengkajian
a) Identitas
Identitas pasien meliputi umur, jnis kelamin, status perkawinan, agama, alamat,
pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk, penanggung jawab.
b) Alasan masuk
Pada umumnya klien dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
dibawa kerumah sakit jiwa karena keluarga merasa tidak mampu merawat klien,
keluarga merasa terganggu karena perilaku klien dan gejala yang tidak normal yang
dilakukan klien seperti mengarahkan telinga pada sumber tertentu, berbicara atau
tertawa sendiri, marah-marah tanpa sebab, dan klien biasanya sering menutup
telinganya, sehingga keluarga berinisiatif membawa klien kerumah sakit jiwa.
c) Factor predisposisi
Adanya riwayat halusinasi sebelumnya, pernah mengalami gangguan jiwa pada
masa lalu, karena pada umumnya apabila klien dengan gangguan persepsi sensori :
halusinasi pendengaran walaupun sebelumnya pernah mendapat perawatan di rumah
sakit jiwa, tetapi pengobatan yang dilakukan masih meninggalkan gejala sisa,
sehingga klien kurang dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Gejala sisa ini
disebabkan akibat trauma yang dialami klien, gejala ini cenderung timbul apabila
klien mengalami penolakan didalam keluarga atau lingkungan sekitarnya.
d) Fisik
Adanya gangguan fisik atau penyakit termasuk gangguan pertumbuhan dan
perkembangan.
e) Psikososial
1. Genogram
Biasanya menggambarkan garis keturunan keluarga pasien, apakah ada keluarga
pasien yang mengalami gangguan jiwa seperti yang dialami pasien.
2. Konsep diri
a. Citra Tubuh
Pada umumnya klien dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi
pendengaran tidak ada keluhan mengenai persepsi klien terhadap tubuhnya,
seperti bagian tubuh yang tidak disukai.
b. Identitas diri
Pada umumnya klien dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi
pendengaran merupakan anggota dari suatu masyarakat dan keluarga. tetapi
karena klien mengalami gangguan jiwa dengan gangguan persepsi sensori :
halusinasi pendengaran maka interaksi klien dengan keluarga maupun
masyarakat tidak efektif sehingga klien merasa tidak puas akan status
sering marah-marah , bicara kasar, melempar atau memukul orang lain, sehingga
klien tidak pernah berkunjung kerumah tetangga dan klien tidak pernah mengikuti
kegiatan yang ada dilingkungan masyarakat.
g) Spiritual
a. Nilai keyakinan
Pada umumnya klien dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
tampak menyakini agama yang dianutnya
dengan dibuktikan melakukan ibadah sesuai dengan keyakinannya.
b. Kegiatan ibadah
11. Memori
Memiliki memori yang konfabulasi. Memori konfabulasi merupakan
pembicaraan yang tidak sesuai dengan kenyataan (memasukkan cerita yang tidak
benar yang bertujuan untuk menutupi gangguan yang dialaminya).
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Tidak mampu berkonsentrasi, klien tidak dapat menjelaskan kembali
3) Pohon masalah
20
3. Katakan bahwa perawat percaya klien mengalami hal tersebut, namun
perawat sendiri tidak mengalaminya ( dengan nada bersahabat tanpa menuduh atau
menghakimi)
4. Katakan bahwa ada klien lain yang mengalami hal yang sama.
5. Katakan bahwa perawat akan membantu klien
2.3 Jika klien tidak sedang berhalusinasi klarifikasi tentang adanya pengalaman halusinasi,
diskusikan dengan klien :
1. Isi, waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi ( pagi, siang, sore, malam atau sering dan
kadang — kadang )
2. Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan halusinasi
2.4 Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan
jika terjadi halusinasi dan beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya.
2.3. Diskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk mengatasi perasaan tersebut.
2.4. Diskusikan tentang dampak yang akan dialaminya bila klien menikmati halusinasinya.
20
TUK 3 : 3.1. Setelah 1x interaksi klien 3.1. Identifikasi bersama klien cara atau
Klien dapat menyebutkan tindakan yang tindakan yang dilakukan jika terjadi
mengontrol biasanya dilakukan untuk halusinasi (tidur, marah, menyibukan diri
halusinasinya mengendalikan halusinasinya dll)
3.2. Setelah 1x interaksi klien
3.2. Diskusikan cara yang digunakan klien,
menyebutkan cara baru
mengontrol halusinasi Jika cara yang digunakan adaptif
beri pujian.
3.3. Setelah 1x interaksi klien dapat Jika cara yang digunakan maladaptif
memilih dan memperagakan diskusikan kerugian cara tersebut
cara mengatasi halusinasi 3.3. Diskusikan cara baru untuk memutus/
(dengar/lihat/penghidu/raba/kec mengontrol timbulnya halusinasi :
21
TUK 4 : 4.1. Setelah 1x pertemuan 4.1 Buat kontrak dengan keluarga untuk
Klien dapat dukungan keluarga, keluarga pertemuan ( waktu, tempat dan topik
dari keluarga dalam menyatakan setuju untuk )
mengontrol mengikuti pertemuan dengan 4.2 Diskusikan dengan keluarga ( pada
halusinasinya perawat saat pertemuan keluarga/ kunjungan
4.2. Setelah 1x interaksi keluarga rumah)
menyebutkan pengertian, tanda n. Pengertian halusinasi
dan gejala, proses terjadinya o. Tanda dan gejala halusinasi
halusinasi dan tindakan untuk p. Proses terjadinya halusinasi
mengendali kan halusinasi q. Cara yang dapat dilakukan klien dan
keluarga untuk memutus halusinasi
r. Obat- obatan halusinasi
s. Cara merawat anggota keluarga yang
halusinasi di rumah ( beri kegiatan,
jangan biarkan sendiri, makan bersama,
bepergian bersama, memantau obat —
obatan dan cara pemberiannya untuk
mengatasi halusinasi )
t. Beri informasi waktu kontrol ke rumah
sakit dan bagaimana cara mencari
bantuan jika halusinasi tidak tidak dapat
diatasi di rumah
22