Anda di halaman 1dari 10

A.

KAIDAH PENULISAN SURAT RESMI

1. BAGIAN-BAGIAN SURAT RESMI


Setiap surat resmi, baik berupa surat dinas, surat niaga, maupun surat resmi lainnya pastilah terdiri atas
bagian-bagian atau unsur-unsur surat. Bagian-bagian ini memiliki
kaidah penulisan yang baku. Bagaimana kaidah penulisan bagian-bagian surat itu?
Inilah kaidah penulisan bagian-bagian surat itu:
A. Kepala Surat
Kepala surat sering disebut pula kop surat. Istilah kop surat sebenarnya istilah korespondensi
dalam bahasa Belanda. Kepala surat pada awalnya berisi informasi nama dan alamat lengkap
suatu badan, lembaga, akademi, atau instansi yang membuat surat. Namun, perkembangan
kebudayaan, kepala surat modern memuat informasi-informasi berikut: Lambang(logo), nama
unit organisasi, alamat, nomor telepon(jika ada), nomor kotak pos(jika ada), nomor faksimile(jika
ada), dan alamat kawat(jika ada). Bahkan, jika ada, dapat ditambah nama cabang dan nama
bankir(untuk referensi).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun kepala surat, antara lain:
1. Gunakan jenis, warna, ukuran kertas dan huruf sesuai aturan yang telah
ditentukan pihak yang berwenang.
2. Kepala surat sebaiknya disusun secara lengkap (lambang, nama instansi, alamat,
nomor telepon(jika ada), nomor kotak pos(jika ada), nomor faksimile(jika ada),
alamat kawat(jika ada).
3. Nama instansi ditulis dengan huruf kapital (sesuai aturan yang ada)
4. Huruf awal alamat, kotak pos, alamat kawat(jika ada), faksimile, dan telepon
ditulis dengan huruf kapital kecuali kata tugas, misalnya dan dan dalam.
5. Nama instansi, kata jalan, kata telepon, kata faksimile, dan kata kotak pos jangan
disingkat. Kata telepon jangan disingkat telp. atau tilp. atau tel. dan jangan ditulis
telpon atau tilpon. Kata faksimile jangan disingkat fak. atau faks. atau faksil.
Kata kotak pos jangan disingkat k. pos. Jangan pula digunakan bentuk p.o. box
atau post office box
6. Jangan menggunakan kata cable address untuk menuliskan alamat kawat.
7. Kata telepon dan kotak pos (dan yang lain) diikuti nomor tanpa diikuti tanda titik
dua(:), sedangkan angka yang mengikutinya tidak dipisahkan oleh titik(.) setiap
tiga angka.
8. Dalam alamat jangan disisipi sarana yang dimiliki kantor, misalnya telepon.

Kata P.O. Box, office box, dan cable address tidak boleh digunakan karena kata-kat tersebut
adalah istilah asing yang sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia.Sementara itu, tanda titik
dua(:) dan tanda titik(.) pada butir (7) tidak digunakan dengan alasan angka yang mengikuti
kata telepon maupun kotak pos bukan berupa rincian. Sementara tanda titik(.)tidak perlu karena
angka-angkat pada nomor telepon dan kotak pos bukan merupakan jumlah.
Berikut contoh kepala surat yang baik

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN
DIREKTORAT SEJARAH DAN NILAI TRADISIONAL
BALAI KAJIAN SEJARAH DAN NILAI TRADISIONAL
YOGYAKARTA
Jalan Brigjen Katamso 139, Yogyakarta 55152, Telepon (0274) 373241, 379308
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PUSAT PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BAHASA
BALAI PENELITIAN BAHASA
jalan I Dewa Nyoman Oka 34, Yogyakarta 55224, Telepon 562070, 580667
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

B. Tanggal Surat
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan tanggal surat.
1. Bagian tanggal surat ditulis dua kali kaitan mesin ketik dari garis pemisah kepala surat dengan
bagian surat lainnya.
2. kata tanggal tidak perlu ditulis
3. Nama tempat instansi tidak ditulis karena sudah tercatum pada kepala surat
4. Angka tahun ditulis lengkap. Tujuannya adalah agar suatu ketika tidak terjadi salah penafsiran.
Misalnya, 14 Desember ’o8 dapat berarti 2008, 1008, atau 3008. Nah, agar suatu ketika tidak ditaf-
sirkan keliru, angka tahun ditulis lengkap
5. Nama bulan ditulis dengan huruf.
Nama bulan yang ada adalah Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September,
Oktober, November, dan Desember. Penulisan Februari pakai f bukan P. Begitu juga, penulisan
November pakai v bukan p. Selain itu, penulisan nama bulan tidak boleh disingkat. Misal Januari
disingkat Jan. Nama bulan juga jangan diganti dengan angka Arab atau Romawi. Misal Oktober
diganti X atau 10.
6. Pada akhir baris tidak dibubuhi tanda titik(.)
7. Spasi penulisan tidak dijarang-jarangkan
8. Tidak perlu dibubuhi garis bawah
9. Huruf awal nama bulan ditulis dengan huruf kapital
Contoh:
18 Maret 2008
23 November 2008

C. Nomor Surat
Bagian nomor surat berisi: nomor urut surat yang terbit, kode surat, dan angka tahun jika angka
tahun termasuk ke dalam sistem penomoran.Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Kata yang digunakan adalah nomor, bukan nomer. Kata nomor adalah bentuk baku.
2. Huruf awal kata nomor ditulis dengan huruf kapital
3. Singkatan nomor adalah no. (Ditulis No.)
4. Angka tahun ditulis lengkap. Hal ini jika angka tahun merupakan bagian sistem penomoran.
5. Kata nomor diikuti tanda titik dua(:) tanpa di sela spasi.
6. Penulisan tanda titik dua(:) dengan kata yang mengikutinya bersela satu spasi.
7. Demi kepraktisan, nomor surat dibuat per tahun agar jumlah nomor urut relatif kecil.
8. Pada akhir baris tidak dibubuhkan tanda titik(.)
9. Baris penomoran tidak perlu digarisbawahi.
10. Spasi tidak perlu dijarang-jarangkan.

Contoh penulisannya
Nomor: 160/F8/V/1994
No.: 12/SP/BY/VI/2008
D. Lampiran Surat
Kata lampiran bermakna ’tambahan’. Tambahan itu dapat berupa surat, kertas surat,
fotokopi izasah, fotokopi surat-surat berharga, dan kuitansi. Lampiran adalah sesuatu yang
ditambahkan pada surat yang dikirimkan. Lampiran harus dicantumkan jika surat yang
dikirimkan dilampiri berkas atau surat lain. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan
bagian lampiran:
1. Huruf awal kata lampiran ditulis dengan huruf kapital.
2.Singkatan kata lampiran adalah lamp.
3. Jumlah yang dilampirkan ditulis dengan huruf.
4. jika surat yang dikirimkan tidak dengan lampiran , kata lampiran tidak perlu ditulis.
Namun,
jika dalam format surat sudah ada kata lampiran, bagian itu cukup diisi dengan tanda yang
menyatakan tidak ada surat atau hal lain yang dilampirkan, misalkan dengan mengisi tanda
hubung (-).
5. Pada akhir baris tidak dibubuhkan tanda titik(.)
6. Baris itu tidak dibubuhi garis bawah.
7. Spasinya tidak dijarang-jarangkan
8. Penulisan kata lampiran diikuti tanda titik dua.
9. Antara tanda titik dua dan bentuk yang mendahuluinya tidak disela spasi, sedangkan tanda
titik dua dengan bentuk yang mengikutinya di sela spasi.

Contoh:
Lampiran: Dua berkas
Lampiran: Empat bendel

E. Hal Surat
Hal surat atau perihal surat sering disebut pokok surat. Makna kata ’hal’ sama dengan
’perihal’, yaitu ’perkara’, soal, urusan, peristiwa, dan tentang hal. Yang ditulis pada perihal
surat adalah isi pokok surat yang diterbitkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penulisan hal surat adalah:
1. Huruf awal kata hal atau perihal ditulis dengan huruf kapital.
2. Satuan yang digunakan untuk menyatakan hal atau perihal diusahakan singkat, tetapi jelas.
3. Satuan yang digunakan berkategori nomina/nominal
4. Panjang satuan jangan sampai melebihi separoh kertas.
5. Huruf awal pada kata awal satuan itu ditulis dengan huruf kapital.
6. Kata hal diikuti tanda titik dua tanpa disela spasi
7. Penulisan tanda titik dua (:) dengan bentuk yang mengikutinya disela spasi
8. Pada akhir baris tidak dibubuhkan tanda titik(.) dan barisnya tidak bergaris bawah.
9. Spasinya jangan dijarang-jarangkan.
Contoh-contoh penulisannya
Hal: Permohonan bantuan dana
Perihal: Permohonan izin lomba

Nomor, lampiran, dan perihal surat biasanya disajikan pada baris yang berurutan
secara vertikal dan penulisan bagian-bagian itu diikuti tanda titik dua(:) Agar perwajahan
surat tampak indah dan menarik, penulisan tanda titik dua(:) dapat dilakukan secara lurus
vertikal. Tanda titik dua(:) mengikuti kata yang terpanjang, biasanya kata lampiran.
Perhatikan contoh berikut:
Nomor : 10/SP/SWA/X/2008
Lampiran: Satu bendel
Hal : Panggilan kerja
F. Alamat Tujuan
Alamat tujuan dapat bermakna ’nama orang atau tempat yang menjadi tujuan surat’, ’nama
dan tempat tinggal seseorang’, dan ’adres’. Kata tujuan dapat bermakna ’yang dituju’. Jadi,
pengertian alamat tujuan adalah nama orang atau tempat tinggal yang dituju.
Ada dua jenis alamat surat, yaitu: (1) alamat luar dan (2) alamat dalam.
1. Alamat luar adalah adres yang ditulis pada sampul surat. Adres pada sampul surat
berfungsi
sebagai petunjuk dalam menyampaikan surat kepada orang yang dituju. Hal-hal yang
ditulis
dalam alamat luar, meliputi:
a. satuan Yang terhormat disingkat Yth. Huruf awal kata Yth adalah huruf kapital
b. Kata kepada tidak perlu dicantumkan. Alasannya, kata kepada berfungsi menghubungkan
antarbagian dalam kalimat. Kata ’kepada’ bermakna ’untuk’. Jadi, kata kepada tidak tepat
jika digunakan untuk untuk menunjukkan alamat surat.
c. Sapaan Ibu, Bapak, Saudara dapat digunakan jika diikuti nama orang. Huruf awal kata
sapaan selalu ditulis dengan huruf kapital
d. Gelar akademik dan pangkat dapat dicantumkan jika diikuti nama orang.
e. Jika jabatan seseorang dicantumkan , kata sapaan tidak digunakan agar tidak ada
kerancuan penulisan
f. kata jalan jangan disingkat.
g. kata nomor yang lazim disingkat No. untuk nomor rumah atau bangunan tidak perlu
dituliskan karena merupakan hal yang mubazir.
h. Huruf awal nama kota ditulis dengan huruf kapital
i. Kode pos ditulis setelah penulisan kata kota
j. akhir baris-baris itu jangan dijarang-jarangkan.
Contoh:
Yth. Kepala Balai Penelitian Bahasa
Jalan I Dewa Nyoman Oka 34
Yogyakarta 55224

Yth. Drs Bambang Dwi Sasongko, M.M.


Jalan Brata Sena 44
Yogyakarta

Jika kita mengamati bagian-bagian penulisan alamat surat, ada tiga yaitu
-- baris pertama Yth. ......
-- baris kedua Jalan .....
-- baris ketig (nama kota) .....
Apabila ada surat yang dikirimkan kepada instansi tertentu yang isinya perlu diketahui oleh
kepala bagian atau kepala bidang, atau kepala seksi suatu instansi, pengirim surat harus
mencantumkan kata-kata untuk perhatian (u.p.). Hal ini dilakukan apabila pengurusan
keperluan surat itu perlu diselesaikan bagian atau seksi tersebut.
Perhatikan contoh berikut
Yth. Kepala Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
u.p. Kepala Bidang Bahasa
Jalan Pringgodani 121
Rawamangun Jakarta 132112

Apabila ada surat yang ditujukan kepada seseorang yang alamatnya tidak langsung
kepadanya, dalam alamat tujuan digunakan kata dengan alamat yang lazim disingkat d.a.
Perhatikan contoh berikut:
Yth. Saudara Siti Rohaniah
d.a. Muhammad Ibrahim
Balai Penelitian Bahasa
Jalan I Dewa Nyoman Oka 34
Yogyakarta 55224

2. Alamat dalam adalah adres yang ditulis pada kertas surat. Penulisannya sama dengan alamat luar.
Namun, penulisannya pun boleh lebih singkat. Contoh:
Yth. Kepala Balai Penelitian Bahasa
Jalan I Dewa Nyoman Oka 34
Yogyakarta 55224

atau
Yth. Kepala Balai Penelitian Bahasa
Yogyakarta 55224

G. Salam pembuka
Pencantuman salam pembuka seperti halnya salam penutup, tidaklah wajib. Banyak instansi
yang tidak menggunakannya dalam surat dinas mereka. Namun, pada surat resmi yang berasal dari
perseorangan, kelompok, atau organisasi kemasyarakatan atau niaga, surat biasanya diawali
dengan salam pembuka.
Salam pembuka merupakan sapaan hormat penulis surat sebelum ia mengemukakan
persoalannya. Cara penulisannya adalah
a. Huruf awal kata pertama salam pembuka ditulis dengan huruf kapital, sedangkan kata
berikutnya ditulis dengan huruf kecil.
b. Ditulis di margin kiri, tidak menjorok sebagai alinea baru.
c. Setelah salam pembuka, seperti halnya salam penutup, diikuti dengan tanda baca
koma. Contoh:

Dengan hormat,
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

H. Isi surat
Isi surat atau tubuh surat merupakan wadah untuk menyatakan persoalan yang ingin
disampaikan lewat surat. Isi surat terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian pembuka, bagian isi,
dan penutup. Bagian-bagian ini tidak selalu dituliskan dalam bentuk paragraf.
a. Bagian pembuka
Bagian ini berfungsi sebagai pengantar permasalahan yang ingin disampaikan. Contoh:
a.1) Dengan surat ini saya beri tahukan bahwa pada hari Senin, tanggal 10 Maret
2008 saya sakit.
a.2) Dengan ini kami beri tahukan bahwa pada tanggal 1-20 Oktober 2008 diadakan
penataran penyuluhan bahasa Indonesia.

b. Bagian Isi
Bagian ini merupakan lanjutan bagian pembuka. Bagian ini adalah wadah untuk
menampung isi surat. Jika isi surat itu diawali dengan bagian pembuka , Bagian isi diawali
dengan penghubung antaralinea misalnya: berhubungan dengan hal tersebut di atas;
berkaitan dengan hal tersebut di atas; berkenaan dengan hal tersebut di atas; bertalian
dengan hal tersebut di atas. Perhatikan contoh penggunaan berikut ini:
b.1 berhubungan dengan hal tersebut di atas, saya mohon Bapak atau Ibu agar sudi
mengizinkan saya tidak masuk kantor
b.2 berkaitan dengan hal tersebut di atas, kami beri tahukan bahwa kami menyetujui
pelatihan kerja yang Saudara Lagiman laksanakan. Untuk itu, kami akan membantu
dengan mengirimkan staf ahli guna membantu pelatihan tersebut.
b.3 berkenaan dengan hal tersebut di atas, kami memberi kesempatan Saudara untuk
mengirimkan seorang calon peserta penataran tersebut
b.4 bertalian dengan hal tersebut di atas, kami laporkan bahwa Saudara Amini sampai
saat ini belum mengubah tabiatnya sesudah kami peringatkan. Sebaliknya, saudara
Amini, semakin kerap tidak masuk kantor tanpa ada alasan yang pasti

c. Bagian penutup
Bagian penutup dapat berisi simpulan, ucapan terima kasih, harapan, dan ucapan
selamat. Bagian ini biasanya sangat sederhana. Yang terpenting, hindari penggunaan kata-
kata berlebihan(mubazir). Berikut contoh bagian penutup:
c.1 Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih
c.2 Atas perhatian Saudara, kami mengucapkan terima kasih
c.3 Kami ucapkan terima kasih atas perhatian Saudara
c.4 Kami mengucapkan terima kasih atas perhatian Saudara
c.5 Tugas tersebut di atas harap dilaksanakan dengan baik
c.6 Semoga Anda dapat menikmati cuti Anda
c.7. Surat keterangan ini dibuat untuk pencairan kredit.
Berikut contoh bagian penutup isi surat yang mubazir
c.1 Demikian harap menjadi maklum.
c.2 Demikian harap menjadi periksa.
c.3 Demikian harap maklum dan perhatiannya.
c.4 Demikian dan atas perhatian serta bantuannya tidak lupa kami ucapkan terima kasih.
c.5 Akhirnya sebelum dan sesudahnya kami hanya dapat menghaturkan terima kasih
yang tak terhingga atas bantuan Bapak tersebut.

I. Salam penutup
Pemakaian salam penutup juga sifatnya tidak wajib. Banyak surat dinas pemerintah
yang tidak menggunakannya. Namun, surat resmi yang berasal dari perorangan atau
organisasi kemasyarakatan dan usaha banyak yang memakainya..
Salam penutup ditulis dengan cara berikut:
a. Huruf awal salam penutup ditulis dengan huruf kapital.
b. Bila salam penutup terdiri dari dua unsur, hanya haruf awal unsur yang pertama yang
ditulis dengan huruf kapital.
c. Penulisan penutup diikuti tanda koma.
contoh:
a. Hormat kami,
b. Wassalam,
c. Salam hormat,
d. Salam takzim,

J. Pengirim surat
Sebuah surat resmi atau dinas di Indonesia khususnya, dianggap sah jika
ditandatangani oleh orang yang namanya tercantum sebagai pengirim surat. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam penulisannya adalah:
a. Pengirim surat sebaiknya dilengkapi dengan jati diri kedinasan, yaitu jabatan,
NIP, dan cap dinas/ cap jabatan.
b. Huruf awal setiap setiap unsur nama ditulis dengan huruf kapital jika namanya
terdiri atas dua kata atau lebih.
c. Nama pengirim tidak digarisbawahi, tidak berada di antara tanda kurung.
d. Pada akhir baris tidak dibubuhi tanda titik
e. Akronim NIP tidak bertanda titik
f. Angka NIP tidak bertanda titik setiap tiga angka
Perhatikan contoh berikut:
Baris pertama Kepala, Kepala,
Baris kedua Tanda tangan Tanda tangan
Baris ketiga Nama terang Drs. Suwaji
Baris keempat NIP ......... NIP 12345678

a. Singkatan a.n.
a.n. (atas nama) digunakan oleh subjek surat jika ia menandatangani surat yang
diterbitkan instansinya atas nama pejabat lain, yaitu atasan subjek surat. Dalam hal
ini, surat yang ditandatanganinya tidak harus dikonsultasikan isinya kepada atasan
subjek surat.. Contoh:
a.n. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Inspektur Jenderal,
tanda tangan
Nama terang
NIP .............
b. Singkatan anb.
anb. (atas nama beliau) digunakan jika subjek surat tidak dapat menandatangani
surat yang diterbitkan instansinya karena suatu hal, ia harus menunjuk pejabat yang
dikuasakan menandatangani surat. Dalam hal ini, isi surat harus dikonsultasikan lebih
dahulu kepada subjek surat. Pejabat yang menandatangani harus menggunakan anb.
Contoh:
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
anb.
Sekretaris Jenderal ,
Tanda tangan
Nama terang
NIP .....................

c. Singkatan u.b.
u.b. (untuk beliau) digunakan jika seorang pejabat mendapat pendelegasian
wewenang untuk menandatangani surat dari pejabat atasannya. Pejabat atasan itu berhak
menandatangani surat dengan sebutan atas nama(a.n.) pejabat atasannya karena ia
menerima limpahan wewenangnya. Jika pejabat yang mendapat limpahan wewenang ini
melimpahkan lagi kepada pejabat bawahannya, pejabat ini menandatangani surat dengan
sebutan u.b. Misalkan, Menteri melimpahkan kepada sekretaris Jenderal. Namun,
Sekretaris Jenderal juga melimpahkan lagi ke Kepala Biro Kepegawaian. Contoh:
a.n. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Sekretaris Jenderal
u.b.
Kepala Biro Kepegawaian,
Tanda tangan
Nama terang
NIP ............................

K. Tembusan
Tembusan kadang-kadang juga dituliskan tindasan, c.c (carbon copy, atau BBC
(blind carbon copy) tembusan buta (hanya dipakai untuk keperluan khusus dan bersifat
rahasia). Bagian surat ini menunjukkan adanya orang atau pihak lain yang menerima surat
itu. Jadi, tembusan ini dicantumkan apabila ada orang atau pihak lain yang perlu
mengetahui surat itu. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan tembusan surat:
a. Huruf awal kata tembusan ditulis dengan huruf kapital
b. Tanda titik dua(:) mengikuti kata tembusan jika tembusannya lebih dari satu
c. Bentuk kepada Yth. tidak perlu dicantumkan
d. Yang ditenbusi adalah pejabat atau orangnya, bukan kantornya.
e. Kata arsip atau pertinggal tidak perlu dicantumkan.
f. Di belakang nama yang ditembusi tidak perlu dibumbuhkan ungkapan yang tidak
berfungsi. Misalnya sebagai pelapor
g. Jika yang ditembusi lebih dari satu, pengurutannya dimulai dari pejabat yang
eselonnya tinggi.
Contoh:
Tembusan:
1. Kantor Wilayah Dekdikbud Propinsi DIY
2. Kabag Pemerintahan Kotamadya Yogyakarta

12. Inisial
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam inisial
1. Inisial ditulis di bawah sebelah kiri di bawah bagian tembusan.
2. Biasanya berbentuk singkatan pengonsep dan pengetik surat.
Contoh:
HA

HA adalah singkatan dari Harianto Arbi

Indikator :
5.2 Siswa mampu menulis surat undangan dan memo

A. Surat Undangan
Surat undangan adalah salah satu jenis surat resmi yang isinya mengundang seseorang
atau suatu instansi untuk datang atau ikut dalam suatu kegiatan tertentu yang
diselenggarakan pengundang.
Ciri-ciri surat undangan resmi
1. Menggunakan aturan penulisan surat resmi, baik struktur, ejaan, bahasa, bentuk
surat, maupun aturan yang lain.
2. Biasanya surat undangan tidak mengandung alinea pembuka. Umumnya kalimat
permulaan undangan sudah mengandung isi undangan.
Perhatikan contoh berikut:
a. kami mengharap Saudara untuk menghadiri ceramah tentang seni ukir tradisional
yang kami selenggarakan besok pada
hari : Sabtu,
tanggal : 6 November 2007
pukul : 09.00-14.00
bertempat di Musium Negeri Sonobudoyo, Jalan Trikora 2, Yogyakarta.

b. Dengan ini kami, atas nama Camat-Kepala Wilayah Kecamatan Gondokusumo,


mengundang Bapak pada
hari : Sabtu,
tanggal : 6 November 2007,
pukul : 09.00-14.00,
acara : bertatap muka dengan Bapak Soegiyo, Binmas Kecamatan
Gondokusuman
bertempat di Musium Negeri Sonobudoyo, Jalan Trikora 2, Yogyakarta
c. Dengan hormat kami mengharap kehadiran Bapak besok pada
hari : Sabtu,
tanggal : 6 November 2007,
pukul : 09.00-14.00,
acara : bertatap muka dengan Bapak Soegiyo, Binmas Kecamatan
Gondokusuman,
bertempat di Musium Negeri Sonobudoyo, Jalan Trikora 2, Yogyakarta.

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

SEKOLAH MENENGAH ATAS TUNAS BANGSA 3 YOGYAKARTA


Jalan Semar Mesem 32 Yogyakarta 55224, Telepon(0295) 380007

Nomor : 005 / SMA TB / AM/III / 2008 7 Maret 2008


Hal : Undangan

Yth. Dr Sarwidji Suwandi


Jalan Karang Asem 36
Bantul

Dengan hormat,

Kami mengundang Saudara untuk menghadiri ceramah kebahasaan tentang pragmatik


wacana oleh Dr. Bambang Kaswanti Purwo pada
hari : Senin,
tanggal : 7 Oktober 2007
pukul : 08.30,
bertempat di ruang pertemuan SMA Tunas Bangsa 3 Yogyakarta.
Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Kepala Sekolah
SMA Tunas Bangsa 3 Yogyakarta,

Herman Josep Kuncoro, M.Pd

Anda mungkin juga menyukai