Anda di halaman 1dari 7

Cerita Bhagavata Purana dan Nilai – nilainya

Asal-musal digubahnya Bhagavata Purana

Sri Vyasa sedang bermeditasi di tepian suci sungai Sarasvati. Hatinya gundah ketika itu.
Beliau sedang merasa tidak puas dan (oleh karenya pula) tidak damai. Beliau berkata dalam
hatinya, "Aku telah melaksanakan Brahmacharya dengan ketat. Aku telah dengan tulus dan
tekun mempelajari Veda-Veda, memuja para bijak, orang-orang suci dan api-api suci. Aku
telah mematuhi perintah-perintah para orang-orang suci. Akupun telah menjelaskan makna
Veda-Veda dalam Mahabharata di dalam mana Dharma dan pengetahuan lainnya dapat
dimengerti dengan jelas dan mudah oleh para wanita, para Sudra dan yang lainnya. Namun
masih saja tugasku terrasa belum sepenuhnya rampung."

Persis pada momen seperti ini muncullah Rshi Narada di hadapan Sri Vyasa. Narada berkata,
"Engkau telah mengetahui sepenuhnya semua yang dapat diketahui. Engkau telah
menggubah Mahabharata yang sempurna itu, yang berisikan semuanya. Mengapa gerangan
engkau masih merasa resah dan tidak puas?".

Sri Vyasa berkata, "Hamba sependapat dengan apa yang Rshi katakan. Namun tetap saja
hati hamba tak puas. Hamba mohon petunjuk dari Paduka, Rshi Agung yang lahir dari
Brahma Sendiri, yang memiliki pengetahuan yang tak terbatas."

Narada bersabda: "O...Muni Agung! Engkau telah membabarkan Dharma dan pengetahuan
lainnya, namun engkau belum menuangkan keagungan dari Vasudeva. Saya pikir atas alasan
inilah, Hyang Widhi belum menganugerahkan kepuasan. Oleh karenanya, O...manusia yang
teranugerahi! Gubahlah berbagai tindakan-tindakan luhur dari Sri Krishna, dengan demikian,
semua manusia bisa mencapai emansipasi akhir, dengan memahaminya. Semestaraya ini
juga adalah aspek dari Hyang Bhagavan, karena ia adalah ciptaan, peliharaan dan leburan-
Nya. Engkau sendiri mengetahuinya demikian. Namun engkau baru memperlihatkan kepada
yang lainnya hanya sebahagian dari Kebenaran ini. Oleh karenanya, O…. Pendeta Suci!
Kidungkanlah keagungan dari Hari yang hadir dimana-mana; hanya dengan memahaminya,
para bijak mencapai akhir dari pertanyaan-pertanyaannya. Hanya para bijaklah yang
memahami ini dengan baik, bukan yang lainnya, para bijak yang tak akan mengalami
kesengsaraan berulang-ulang dalam samudera Samsara."

Nah...sejak itulah Sri Vyasa menggubah Srimad Bhagavata, dan mencapai kedamaian hati
yang sempurna. Beliau kemudian mengajarkan semua ini kepada putranya, Rshi Suka.
Purana terpopuler yang menawan hati

Kitab-kitab Purana mempunyai suatu posisi yang unik dalam sejarah literatur-literatur
religius umat Hindu. Mereka berisikan tambang pengetahuan dan informasi tentang semua
topik-topik filosofis dan religius. Sruti atau Veda-Veda tak bisa dimengerti dengan mudah
oleh orang kebanyakan atau awam. Oleh karenanyalah, Vedavyasa, yang penuh welas-asih,
menyusun delapan-belas Purana demi kemanfaatan umat manusia, dan menjelaskan
kebenaran yang halus serta hal-hal mendalam dari Sruti, dalam suatu cara yang mudah
dimengerti. Mereka benar-benar merupakan suatu encyclopaedia dari agama dan etika
Hindu.

Kitab-kitab Purana berisikan fable-fabel, dongeng-dongeng segar dan sederhana, ajaran


filsafat, ajaran agama, mithos dan legenda. Seorang pembaca Barat akan dengan mudah
menerima baik ajaran maupun nilai-nilai yang terkandung di dalam kitab-kitab Purana ini,
hanya dengan membicarakannya, dengan menggunakan metode-metode yang digunakan
oleh para Rshi-rshi Hindu dalam menanamkan ajaran-ajaran kebenaran dari filsafat dan
agama. Bidang tugas dari kitab-kitab Purana adalah, mempopulerkan kebenaran-kebenaran
Vedik melalui narasi-narasi, kisah-kisah dan anekdot-anekdot.

Bhagavata merupakan penuntun praktis bagi semua. Ia mengajarkan bahwa hanya realisasi-
Tuhan sajalah yang dapat memberikan perlindungan dan penyelamatan bagi manusia, serta
menunjukkan jalan guna mencapai Kesadaran Tuhan. Ia mengajarkan bahwa hanya Tuhan-
lah yang ada, dan realisasi-Tuhan adalah segalanya dan juga semua-akhir dari kehidupan. Ia
mengajari kita untuk menyadari bahwa Tuhan ada dimana-mana dan selalu hadir dalam
setiap situasi dalam kehidupan ini. Ia benar-benar sebuah kitab yang mengagumkan. Tak
pelak lagi, ia merupakan satu lagi harta-karun bagi umat manusia.

Bhagavata merupakan pelipur lara dalam kehidupan. Ia unik dalam keindahan dan daya
tariknya, unik dalam gaya bahasa dan filsafatnya. Ia adalah sebuah rumah harta-karun dari
pengetahuan ilahi. Suatu pembelajaran terhadap kitab ini menginspirasikan kesujudan,
pengetahuan yang tahan lama dan Vairagya. Keagungan Hyang Vasudeva diuraikan dengan
rinci di dalam kitab ini.

Vyasa yang agung mengajarkannya kepada putranya, Suka. Ada banyak ulasan atau
komentar terhadap kitab ini. Ulasan dari Sridhara Swami paling termasyur di antaranya
serta paling dipercaya "authoritative"-nya.
Srimad Bhagavata terpopular dan paling agung di antara Purana-Purana. Ia dipegang dengan
penghormatan yang sangat tinggi oleh penganut Vaishnava di seluruh bahagian India. Ia
merupakan suatu karya monumental di antara karya-karya pemujaan, yang merefleksikan
kemegahan dan kebanggaan dari susastra Sanskrit. Vyasa sendiri mengatakan bahwa,
Srimad Bhagavata adalah saripati dari karya raksasa Mahabharata dan ia adalah buah
petikan dari keseluruhan literatur Vedik.

Ia merupakan kitab yang paling digandrungi oleh para pendeta dan guru-guru religius Hindu.
Kitab ini disembahyangi pada semua rumah-rumah umat Hindu di India. Ia dikutip oleh para
Pandit, Sadhu dan Sannyasin di seluruh India.

Jnana, Bhakti dan Karma diposisikan pada tempat-tempat terhormat dalam kitab ini. Karma
diperuntukkan bagi mereka yang sangat terikat pada tubuh dan dunia ini. Jnana
diperuntukkan bagi mereka yang tak terikat dan tidak berpihak (Virakta). Bhakti
diperuntukkan, baik bagi mereka yang sangat terikat pun sangat tak terikat, serta yang
berada diantaranya. Ia mengajarkan segala sesuatu tentang Bhagavata Dharma atau Agama
Kasih.

Semua yang dapat memulai kebangkitan inspirasi dalam Agama Hindu, dalam filsafat Hindu
dan dalam budaya Hindu, dapat ditemukan di dalam Bhagavata. Kebenaran-kebenaran
tinggi dari agama dan filsafat serta prinsip-prinsip etika tertinggi dijelaskan dengan sangat
indah di dalam kitab yang mengagumkan serta unik ini.

Kisah-kisah menarik dimaksudkan untuk dapat digunakan oleh para Rshi-rshi dan pendeta-
pendeta Hindu untuk mengajarkan tentang moralitas, filsafat dan agama. Sang pujangga
telah menggunakan metode khusus disini. Kisah-kisah dan anekdot-anekdotnya menuntun
dan menambatkan pikiran pada kebenaran-kebenaran agama. Mereka ibarat tablet-tablet
salut gula. Mereka memberi manfaat dengan cara menyajikan pertunjukkan yang memikat
bagi orang-orang dengan pemikiran yang tak berkembang (the people of undeveloped
minds). Terjemahan terhadap kitab hebat ini ke dalam bahasa asing tak akan pernah
berhasil untuk membawa juga daya tarik dan keindahan dari yang asli, betapa terpelajar,
trampil dan kuatpun si penterjemahnya.

Bhagavata terdiri dari delapan belas ribu sloka, tiga ratus tiga puluh dua bab dalam sebelas
Skandha. Kitab ini dinamai Bhagavata karena ia membicarakan Keagungan Hyang Bhagavan
atau Hyang Vishnu. Ia memang merupakan satu dari kitab-kitab suci Hindu yang paling
authoritative. Ia merupakan karya yang menyandang reputasi besar di India. Ia memberi
pelatihan langsung, dan dengan kuat mempengaruhi pandangan dan perasaan orang-orang.
Ia menempati suatu tempat yang khusus di hati umat Hindu; ia mengandung esensi dari
semua Purana-Purana. Hanya di dalam Bhagavata Purana-lah sejarah alam semesta secara
sistematis dipaparkan.

Sri Krishna adalah figur sentral dalam kitab unik ini. Bhagavata mengajarkan jalan pemujaan
yang terkait juga dengan Jnana (Bhaktiytikta-Jnana). Ia tidak memisahkan begitu saja
pengetahuan sejati dari rasa kesujudan. Ia mengajarkan bahwa Jnana amat sangat
membantu didalam pencapaian sempurna. Di dalam Bhagavata, 'tongkat' Bhakti dipadukan
dengan 'obat mujarab' Jnana.

Ajaran-ajaran yang dianugerahkan oleh Sri Krishna kepada Uddhava pada malam
Keberangkatan Beliau dari alam fana ini, amat sangat mengagumkan. Sri Krishna
menghapuskan semua keragu-raguan Uddhava, sahabat-Nya, siswa utama yang adalah
pemimpin dari suku Yadava itu. Beliau memberinya perintah-perintah dalam beraneka-
ragam topik. Namun satu catatan yang terpenting adalah: "Saksikanlah Aku dalam
segalanya. Serahkan dirimu kepada-Ku. Lakukan semua tindakan dalam rangka memuja-Ku.
Putuskan semua kemelekatan. Punyailah bhakti yang teguh terhadap-Ku. Nyanyikanlah
keagungan-Ku."

Bhagavata Dharma, seperti yang diajarkan oleh sembilan orang suci kepada Raja Nimi di
awal dari sebelas Skandha, sungguh melembutkan hati dan mengaduk jiwa. Skandha
kesepuluh mengandung Lila-lila dari Tuhan. Olah raga dan masa muda, kegembiraan dan
keceriaan dari masa kanak-kanak Sri Krishna, Kumara Lila, Brindavan Lila, Mathura Lila,
Dwaraka Lila, Kurukshetra Lila dan Prabhasa Lila dipaparkan dalam Skandha ini. Ia sendiri
terdiri dari 90 bab. (Namun hati-hatilah) Skandha kesepuluh ini tak dapat dimengerti (atau
bisa disalah-mengertikan) oleh mereka yang hatinya masih dipenuhi oleh hawa-nafsu serta
tendensi-tendensi kenafsuan. Aspek si pencinta dan yang dicintai, yang dapat ditemukan
dalam setiap agama, tidak mampu ditangkap oleh orang-orang yang terbenam dalam di
dalam kehidupan duniawi. Skandha kesepuluh ini berisikan curahan hati atau ekspresi-
ekspresi dari cinta-kasih yang membayangi hati dari jiwa manusia, ketika ia terbebas dari
kekotoran batin. Ketika kekotoran batin dihilangkan, dan hati sepenuhnya murni, jiwa
manusia secara alamiah terbenam atau tertarik kepada Tuhan, dan pada akhirnya tercerap
ke dalam-Nya.

Bhagavata memaparkan beraneka macam meditasi agar sesuai bagi berbagai tipe penekun.
Seorang pemula, dianjurkan untuk bermeditasi kepada Virat Purusha. Ia harus memandang
bahwa seluruh semesta sebagai tubuh Tuhan. Ini dipaparkan di dalam Skandha kedua. Di
dalam Skandha yang sama —dan juga Skanda ketiga— dipaparkan meditasi terhadap wujud
Tuhan di dalam hati, serta pada berbagai bahagian tubuh-Nya, dimulai dari kaki-Nya. Di
dalam Skandha kesebelas meditasi ditujukan pada padma hati dengan tiga lapisan
—pertama Agni, kedua Surya, dan ketiga Chandra— yang satu di atas yang lainnya,
dipaparkan. Dalam Skandha yang sama juga, manusia diperintahkan untuk bermeditasi pada
wujud Sri Krishna terlebih dahulu, dan selanjutnya menambatkan pikirannya pada Akasha,
dan akhirnya untuk menyatukannya dalam Para-Brahman.

Bhagavata Saptaha dibiasakan di seluruh India. Pada kesempatan ini, Bhagavata secara
keseluruhan diceritrakan selama tujuh hari. Ini memberikan kesempatan baik untuk dapat
mendengarkan dan memahami seluruh Bhagavata. Menyelenggarakan Saptaha di rumah
sekali setiap tahun, sangat menunjang kebahagiaan dan kesejahteraan kalian. Kalian
sepantasnyalah memiliki sebuah salinan dari Srimad Bhagavata di rumah kalian masing-
masing.
Nilai – nilai pada Bhagavata Purana

Nilai Filosofi: Turunnya avatara Visnu kedunia dan memberikan ajaran dari
kitab suci Veda serta menyelamatkan dharma dan memeranghi adharma;
Visnu memberikan nasehat kepada rsi Durvasa untuk meminta maaf kepada
raja Ambarisa; Keturunan raja Sagara melakukan tapasyha untuk menurunkan
sungai Gangga kebumi demi menyelamatkan 60 ribu putra raja Sagar.
Nilai Etika: Kekejaman Asvattama membunuh janin yang tdak berdosa yang
bahkan belum lahir kedunia; Amarah Rsi Durwasa ketika mengetahui raja
Ambarisa meminum seteguk air untuk berbuka puasa khusus yang dijalaninya;
Dewa Indra mencuri kuda persembahan yang akan digunakan sebagai upacara
Asvameda oleh raja Sagara; 60 ribu putra raja Sagara menuduh rsi Kapila
mencuri kuda, sehingga mereka semua menjadi abu berkat amarah rsi Kapila.
Nilai Upacara: Vaivasvata Manu melakukan upacra untuk mendapatkan anak,
sehingga lahirlah Ila; Raja Ambarisa melakukan upacara khusus yakni puasa
selama 3 hari dan 3 malam; Upacara Asvameda yang dilakukan oleh raja Sagara
dengan mempersembahkan kuda sebagai korban suci.
TUGAS AGAMA

KADEK MAHAVIRA WISESA (15/X MIA 7)


KADEK RISMA DWI ANGGARA SANGGING (16/X MIA 7)

TAHUN AJARAN 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai