Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ester Mariachristy Sorongan

NIM : 711341120009
Prodi/ Sem : DIII Gizi/ 4
Kisah Hidup Soekirman Sang Ahli Gizi
Dokter Soekirman adalah salah satu tokoh Ilmu Gizi Indonesia. Soekirman lahir di
Bojonegoro pada tanggal 2 Agustus 1936. Anak pensiunan polisi ini menyelesaikan SD di sekolah
darurat ketika kedaulatan Republik Indonesia sudah diakui oleh Belanda pada tahun 1949.
Soekirman kemudian melanjutkan pendidikan menengahnya di Surabaya. Saat SMA ia mengenal
kekristenan melalui Young Men Christians Association (YMCA) karena ia ikut kegiatan
bulutangkis kelompok ini. Soekirman tertarik dengan cara hidup teman-teman remajanya yang
memeluk Agama Kristen dan kemudian mantab memilih Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru
Selamat. Teman SMP dan SMA Wapres Try Sutrisno ini dibabtis di Gereja Kristen Jawa Jalan
Diponegoro Jakarta.
Setamat SMA Soekirman melanjutkan pendidikan ke Akademi Gizi di Bogor. Setamat
dari pendidikan sebagai ahli gizi, ia mendapat penempatan tugas pertama di Tanah Aceh.
Awalnya ia ragu karena ia adalah seorang pemuda Kristen. Tetapi ternyata penugasan di Aceh
adalah awal dari kecermelangan karirnya di bidang gizi. Perannya sebagai ahli gizi diterima
dengan baik oleh para pejabat di Aceh. Soekirman bahkan mendapat tugas memberi penyuluhan
gizi kepada masyarakat Aceh melalui RRI. Selain sebagai awal karir, Aceh juga memberi
pelajaran tentang Pancasila yang sesungguhnya kepadanya. Ternyata seorang Kristen diterima
dengan baik dan bahkan bisa merayakan Natal di Provinsi yang mayositas penduduknya
beragama Islam tersebut.
Selepas dari Aceh, pemuda yang suka menari ini melanjutkan kuliah di Universitas
Indonesia. Ia berhasil lulus sebagai Sarjana Kesehatan Masyarakat pada tahun 1969. Nasip baik
terus menaungi suami Sri Wahjoe. Kekasihnya ini dinikahinya saat ia cuti dari pekerjaan di Aceh.
Soekirman mendapat kesempatan belajar Columbia University di bidang public health
nutrition selama 6 bulan. Kemampuan berbahasa Inggris didapatnya dari kelompok belajar bahasa
Inggris saat ia masih SMA.
Keterlibatannya dalam penelitian program gizi yang didanai oleh USAID membawanya
kepada gelar Master dari Cornell University.
Sebagai seorang yang sangat paham dengan persoalan gizi masyarakat, maka Soekirman
diminta untuk membantu BAPPENAS. Kariernya di Bappenas diawali sebagai staf perencanaan
biasa tanpa eselon sampai menjadi Deputi Kepala Bappenas di bidang sosial budaya (1988-1993)
dan Deputi Kepala Bappenas bidang pengembangan SDM (1993-1996). Soekirman berhasil
membawa siu gizi dalam rancangan pembangunan nasional. Berbagai program gizi muncul dalam
rencana pembangunan sejak tahun 1970 sampai tahun 1990.
Selain berkarir di Bappenas, Soekirman juga sangat aktif di Persatuan Ahli Gizi Indonesia
(PERSAGI). Selepas dari Bappenas, Soekirman mengabdi di Institute Pertanian Bogor.
Sebelumnya ia sempat menjadi senior research fellow di Bank Dunia di Washington selama 6
bulan. Waktu yang singkat di Washington ini dipakainya untuk memperbaharui pengetahuannya
tentang gizi masyarakat. Soekirman menjabat sebagai Guru Besar Penuh di Departemen Gizi
Masyarakat di IPB. Selain membagi ilmunya di IPB, Soekirman juga berbagi ilmu gizi di
Universitas Kristen Indonesia (UKI) dan Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta.
Kehidupan Soekirman tidak hanya diwarnai oleh ilmu gizi. Soekirman juga sangat
bertumbuh dalam iman Kristen. Di masa tuanya Soekirman menjadi Ketua Lembaga Sekolah
Tinggi Teologi (STT) Jakarta. Pernikahannya yang tidak membuahkan anak tidak membuat
kehidupan rumah tangganya goncang. Kasih diantara Soekirman dan Sri Wahjoe tetap mesra.
Mereka berkesempatan untuk mendidik anak-anak angkatnya sehingga berhasil dalam
kehidupannya.
Para sejawatnya, seperti Prof. Dr. dr. Razak Thaha, M.Sc., Prof. Dr. Muhilal dan dr.
Endang L. Achadi, MPH, D.PH menjuluki Soekirman sebagai orang yang tepat di Bappenas.
Sebab Soekirman mampu membawa permasalahan gizi bangsa menjadi perhatian oleh negara.
Pengakuan akan peran Soekirman dalam pengembangan gizi masyarakat tidak hanya diakui oleh
sejawatnya dari dalam negeri, tetapi juga rekan kerjanya dari manca negara. Prof. Dr. M. C.
Latham dari Cornell University dan Prof. Dr. Robert Tilden dari Michigan University mengakui
Soekirman sebagai orang gigih dalam mengembangkan ilmu gizi dan program-program
penanganan masalah gizi masyarakat.
Soekirman adalah contoh sukses orang beriman. Kepasrahannya kepada Allahnya
membawa ketekunan dan tanggungjawab dalam pekerjaannya. Dan Allah membuatnya berhasil.

Anda mungkin juga menyukai