Anda di halaman 1dari 30

Visi : Pada tahun 2028 menghasilkan Ners yang unggul dalam Asuhan Keperawatan

lanjut usia dengan menerapkan Ilmu dan Teknologi Keperawatan

MAKALAH
“KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP ANAK DALAM PROSES
PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI MASA PANDEMI COVID-19
DALAM UPAYA PENINGKATAN PSIKOSOSIAL PADA DEWASA ”

Program Studi Program Sarjana Terapan dan Program Studi


Pendidikan Profesi Ners Program Profesi

Mata Kuliah Keperawatan Jiwa

Penanggung Jawab Nurhalimah, M.Kep., Ns. Sp.Kep.J


Dosen Pengampu Dra. Endang Banon, M.Kep., Ns., Sp.Kep.J.

Disusun oleh: Kelompok 5

1. Swari Rachmi Rindani P3.73.20.2.19.034


2. SyifaNur Hidayah P3.73.20.2.19.035
3. Syifa Rara Ratnaduhita P3.73.20.2.19.036
4. Tasya Vebi Khairunnisa P3.73.20.2.19.037
5. Triana Nurul Rahma P3.73.20.2.19.039
6. Yahya Mujahid Alafghan P3.73.20.2.19.040

JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan tugas ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
tugas dari mata kuliah Keperawatan Jiwa yang berjudul “Peningkatan Kesehatan Psikososial
Pada Dewasa”
Penulis tentu menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada tugas ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
pembimbing kami Dra. Endang Banon, M.Kep., Ns., Sp.Kep.J. yang telah membimbing
dalam mengerjakan tugas ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bekasi, 5 Januari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Rumusan Fokus Kajian.................................................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................................................2
D. Manfaat Riview/ Kajian Literatur...............................................................................................3
BAB II METODE LITERATUR RIVIEW........................................................................................................4
A. Karakteristik Psikologi Dewasa...................................................................................................4
B. Penyebab Perubahan Psikologi Masa Dewasa........................................................................... 5
C. Cara Mengatasi Kecemasan Pada Masa Dewasa.......................................................................6

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................................................


A. Hasil Review/Kajian Literatur.......................................................................................................
1. Matriks.........................................................................................................................................
2. Peta Literatur............................................................................................................................

B. Pembahasan Hasil Review/Kajian Literatur.................................................................................


C. Keterbatasan Review/Kajian Literatur.........................................................................................
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah dewasa merupakan organism yang telah matang. Masa dewasa biasanya
dimulai dari usia 18 tahun hingga kira-kira usia 40 tahun dan biasanya ditandai dengan
selesainya pertumbuhan pubertas. Pada masa ini, individu akan mengalami suatu
perubahan fisik dan psikologis tertentu bersamaan dengan masalah-masalah penyesuaian
diri dan harapan-harapan terhadap perubahan tersebut.

Pada masa dewasa, dunia sosial dan personal individu menjadi lebih luas dan
kompleks dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Pada masa ini, individu
memasuki peran kehidupan yang lebih luas. Pola tingkah laku sosial orang dewasa
berbeda dalam beberapa hal, dari orang yang lebih muda. Perbedaan-perbedaan tersebut
tidak disebabkan oleh perubahan-perubahan fisik dan kognitif yang berkaitan dengan
penuaan, tetapi, tetapi lebih disebabkan oleh peristiwa-peristiwa kehidupan yang
dihubungkan dengan keluarga dan pekerjaan. Selama periode dewasa ini orang
melibatkan diri secara khusus dalam karir, pernikahan dan hidup berkeluarga dan karena
sebagian dari mereka belum dapat beradaptasi maka dapat menimbulkan kecemasan di
dalam dirinya.

Salah satu penyebab dari kecemasan pada orang dewasa adalah pembelajaran jarak
jauh yang dialami oleh anak mereka pada masa pandemi covid-19. Hal ini menyebabkan
sebagian orang tua terganggu, mengusik pikiran, karena para orang tua belum bisa
beradaptasi dengan pembagaian waktu antara pembelajaran dan pengawasan
pembelajaran anak, kendala dalam penggunaan alat elektronik, stress akibat pendapatan
berkurang sampai kehilangan pekerjaan yang berujung pada kekerasan secara verbal saat
berhadapan dengan anak-anak, maupun kurang harmonis dengan pasangan. Selain itu
frustasi akibat anaknya tidak focus dalam belajar atau merasa bosan belajar sehingga

1
lebih memilih menonton tv atau bermain game yang menimbulkan rasa cemas pada orang
tua.
Kecemasan yang dialami orang tua dapat berdampak bagi psikologisnya tetapi
masih bisa diatasi dengan cara memperbaiki coping individu dan melakukan strategi
manajemen stress dalam diri para orang tua, sehingga mereka dapat mengelola
kecemasan mereka secara efektif.

B. Rumusan Fokus Kajian


1. Bagaimana karakteristik dewasa dan kaitannya dengan rumah tangga dan pengasuhan
anak?
2. Apa penyebab orang tua bisa cemas terhadap anak yang mengikuti PJJ di masa
pandemi covid-19 ?
3. Bagaimana upaya orang tua dalam mengatasi kecemasannya terkait PJJ pada masa
pandemi covid-19?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memperoleh gambaran kajian literatur tentang peningkatan kesehatan psikososial
pada orang dewasa
2. Tujuan Khusus
Memperoleh gambaran tentang :
a. Mengetahui karakteristik psikososial dewasa dan kaitannya dengan rumah tangga
dan pengasuhan anak
b. Mengetahui penyebab orang tua bisa cemas terhadap anak yang mengikuti PJJ di
masa pandemi covid-19
c. Mengetahui Upaya orang tua dalam mengatasi kecemasannya terkait PJJ pada
masa pandemi covid-19
d. Mengetahui dan memahami kajian literatur tentang gambaran kecemasan orang
tua dalam proses pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi covid-19

2
D. Manfaat Review/Kajian Literatur
Dalam melakukan review/ kajian literatur manfaat yang didapat yaitu dapat
menambah wawasan serta mengetahui bagaimana peningkatan kesehatan psikososial
pada orang dewasa yang terjadi di Indonesia. Serta mengetahui dan menambah ilmu
mengenai bagaimana gambaran peningkatan kesehatan psikososial pada orang tua dalam
pembelajaran jarak jauh anak pada masa pandemi covid-19.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Psikososial Dewasa


Psikososial adalah suatu kondisi yang terjadi pada individu yang mencakup aspek
psikis dan sosial atau sebaliknya. Psikososial menunjuk pada hubungan yang dinamis antara
faktor psikis dan sosial, yang saling berinteraksi dan memengaruhi satu sama lain.
Psikososial sendiri berasal dari kata psiko dan sosial. Kata psiko mengacu pada aspek
psikologis dari individu (pikiran, perasaan dan perilaku) sedangkan sosial mengacu pada
hubungan eksternal individu dengan orang-orang di sekitarnya (Pusat Krisis Fakultas
Psikologi UI). Istilah psikososial berarti menyinggung relasi sosial yang mencakup faktor-
faktor psikologis (Chaplin, 2011).
Masa dewasa dimulai pada usia 18 tahun sampai 65 tahun, saat perubahan- perubahan
fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Pada tahap ini
manusia mulai menerima dan memikul tanggung jawab yang lebih berat. Pada tahap ini pula
hubungan intim mulai berlaku dan berkembang. Individu yang tergolong dewasa, memiliki
peran dan tanggung jawab yang tentu saja semakin besar. Individu tidak harus bergantung
secara ekonomis, sosiologis maupun psikologis pada orangtua.
Secara hukum seseorang dikatakan dewasa bila dia sudah menginjak usia 21 tahun
(meski belum menikah) atau sudah menikah (meskipun belum berusia 21 tahun). Di
indonesia batas kedewasaan adalah 21 tahun. Hal ini berarti bahwa usia seseorang sudah
dianggap dewasa dan selanjutnya sudah dianggap sudah mempunyai tanggung jawab
perbutan-perbuatanya. (Monks, 2001) dikatakan oleh Hurlock (1990) bahwa seseorang
dikatakan dewasa bila telah memiliki kekuatan tubuh secara maksimal, siap berproduksi, dan
telah diharapkan telah memiliki kesiapan kognitif, afektif, dan psikomotor, serta dapat
diharapkan memainkan peranya bersama dengan individu-individu lain dalam masyarakat.
Menurut Havighurst (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) tugas perkembangan
dewasa adalah menikah atau membangun suatu keluarga, mengelola rumah tangga, mendidik
4
atau mengasuh anak, memikul tangung jawab sebagai warga negara, membuat hubungan
dengan suatu kelompok sosial tertentu, dan melakukan suatu pekerjaan. Dewasa muda
merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai menjalin hubungan secara intim dengan
lawan jenisnya.
Perkembangan psikososial menurut Erickson (dikutip dalam Hurlock,2003) masa
dewasa berada pada tahap ke-6 yaitu “intimidasi vs isolasi”. Jika seorang dewasa tidak dapat
membuat komitmen personal yang dalam terhadap orang lain, maka mereka akan terisolasi
dan terpaku pada kegiatan dan pikiran sendiri (self absorb). Akan tetapi, mereka juga butuh
kesendirian sebagai upaya merefleksikan kehidupan mereka. Ketika mereka berusaha
menyelesaikan tuntutan saling berlawanan dari intimidasi, kompetisi dan jarak, mereka
mengembangkan pemahaman etis, yang dianggap Erikson sebagai tanda kedewasaan
(Papalia et al., 2009).

B. Pembagian Perkembangan Masa Dewasa


Pembagian perkembangan masa dewasa ada 3, yaitu :
1. Dewasa Awal
Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja. Masa remaja yang ditandai
dengan pencarian identitas diri, pada masa dewasa awal, identitas diri ini didapat sedikit-
demi sedikit sesuai dengan umur kronologis dan mental age-nya.Berbagai masalah juga
muncul dengan bertambahnya umur pada masa dewasa awal. Dewasa awal adalah masa
peralihan dari ketergantungan kemasa mandiri, baik dari segi ekonomi, kebebasan
menentukan diri sendiri, dan pandangan tentang masa depan sudah lebih realistis.
Seseorang yang digolongkan dalam usia dewasa awal berada dalam tahap hubungan
hangat, dekat dan komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Bila gagal
dalam bentuk keintiman maka ia akan mengalami apa yang disebut isolasi (merasa
tersisihkan dari orang lain, kesepian, menyalahkan diri karena berbeda dengan orang
lain). Dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai umur 40.

2. Dewasa Madya
Masa Dewasa Madya adalah masa peralihan dewasa yang berawal dari masa dewasa
muda yang berusia 40-60 tahun. Pada masa dewasa madya, ada aspek-aspek tertentu yang
5
berkembang secara normal, aspek-aspek lainnya berjalan lambat atau berhenti. Bahkan
ada aspek-aspek yang mulai menunjukkan terjadinya kemunduran-kemunduran. Aspek
jasmaniah mulai berjalan lamban, berhenti dan secara berangsur menurun. Aspek- aspek
psikis (intelektual-sosial-emosional-nilai) masih terus berkembang, walaupun tidak dalam
bentuk penambahan atau peningkatan kemampuan tetapi berupa perluasan dan
pematangan kualitas. Pada akhir masa dewasa madya (sekitar usia 40 tahun), kekuatan
aspek- aspek psikis ini pun secara berangsur ada yang mulai menurun, dan penurunannya
cukup drastis pada akhir usia dewasa.

3. Dewasa Akhir
Menurut erikson tahap dewasa akhir memasuki tahap integrity vs despair yaitu
kemampuan perkembangan lansia mengatasi krisis psikososialnya. Banyak stereotip
positif dan negatif yang mampu mempengaruhi kepribadian lansia. Integritas ego penting
dalam menghadapi kehidupan dengan puas dan bahagia. Hal ini berdampak pada
hub.sosial dan produktivitasnya yang puas. Lawannya adalah despair yaitu rasa takut
mati dan hidup terlalu singkat, rasa kekecewaan.
Beberapa cara hadapi krisis dimasa lansia adalah tetap produktif dalam peran sosial,
gaya hidup sehat, dan kesehatan fisik. Akibat perubahan Fisik yang semakin menua maka
perubahan ini akan sangat berpengaruh terhadap peran dan hubungan dirinya dengan
lingkunganya. Dengan semakin lanjut usia seseorang secara berangsur-angsur ia mulai
melepaskan diri dari kehidupan sosialnya karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya.
Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial para lansia menurun, baik secara kualitas
maupun kuantitasnya sehingga hal ini secara perlahan mengakibatkan terjadinya
kehilangan dalam berbagai hal yaitu : kehilangan peran ditengah masyarakat, hambatan
kontak fisik dan berkurangnya komitmen. Menurut Erikson, perkembangan psikososial
masa dewasa akhir ditandai dengan tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif, dan
integritas.

C. Masalah-masalah Psikososial
Masalah-masalah psikososial menurut (Nanda, 2012) yaitu :

1. Berduka
6
2. Keputusasaan
3. Ansietas
4. Ketidakberdayaan
5. Risiko penyimpangan perilaku sehat
6. Gangguan citra tubuh
7. Koping tidak efektif
8. Koping keluarga tidak efektif
9. Sindroma post trauma
10. Penampilan peran tidak efektif
11. HDR situasional

D. Kecemasan
1. Pengertian Kecemasan
Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan
dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek
yang spesifik. Ansietas dialami secara subjektif dan dikomunikasikan secara
interpersonal. Ansietas berbeda dengan rasa takut yang merupakan penilaian intelektual
terhadap sesuatu yang berbahaya. Ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian
tersebut yang penyebabnya tidak diketahui. Sedangkan rasa takut mempunyai penyebab
yang jelas dan dapat dipahami (Stuart, 2007).
Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang sama disertai
respon autonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu),
perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan
isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya bahaya dan
memampukan individu untuk bertindak menghadapi ancaman (Nurarif & Kusuma, 2013).

2. Gejala-gejala Kecemasan
Gejala Somatik :
- keringat berlebih
- sakit kepala/pusing
- hipertensi
7
- takikardia
- sesak
- tidak nafsu makan, mual, diare

Gejala Psikologis :
- sensitif, mudah marah
- insomnia
- mudah lelah
- kurang konsentrasi
- gelisah
- keraguan dan ketakutan

3. Faktor-faktor Kecemasan
a. Faktor Predisposisi
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya kecemasan (Stuart, 2007).
Faktor faktor tersebut antara lain :
- Teori psikoanalitik
Menurut teori psikoanalitik Sigmund Freud, kecemasan timbul karena konflik
antara elemen kepribadian yaitu id(insting) dan super ego (nurani ). Id mewakili
dorongan insting dan impuls primitif seseorang sedang superego mencerminkan
hati nurani seseorang dan dikendalikan norma budayanya. Ego berfungsi
menengahi tuntutan dari dua elememen yang bertentangan dan fungsi kecemasan
adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
- Teori interpersonal
Menurut teori ini kecemasan timbul dari perasan takut terhadap tidak adanya
penerimaan dan penolakan interpersonal. Kecemasan Juga berhubungan dengan
perpisahan dan kehilangan yang menimbulkan kelemahan spesifik.
- Teori behavior
Kecemasan merupakan produk frustrasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu
kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
- Teori perspektif keluarga
8
Kecemasan dapat timbul karena pola interaksi yang tidak adaptif dalam keluarga.
- Teori perspektif biologi
Fungsi biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus
Benzodiapine. Reseptor ini mungkin membantu mengatur kecemasan.
Penghambat asam amino butirik-gamma neuro regulator (GABA) juga mungkin
memainkan peran utama dalam mekanisme biologis berhubungan dengan
kecemasan sebagaimana endomorfin. Selain itu telah dibuktikan bahwa kesehatan
umum seseorang mempunyai akibat nyata sebagai predisposisi terhadap
kecemasan. Kecemasan dapat disertai gangguan fisik dan menurunkan kapasitas
seseorang untuk mengatasi stressor.

b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi adalah factor-faktor yang dapat menjadi pencetus terjadinya
kecemasan (Stuart, 2007). Faktor pencetus tersebut adalah :
- Ancaman terhadap integritas seseorang yang meliputi ketidakmampuan fisiologis
atau menurunnya kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari.
- Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas harga diri
dan fungsi sosial yang terintegrasi dari seseorang.

4. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan farmakologi
Pengobatan untuk anti kecemasan terutama benzodiazepine, obat ini digunakan untuk
jangka pendek dan tidak dianjurkan untuk jangka panjang karena pengobatan ini
menyebabkan toleransi dan ketergantungan. obat anti kecemasan nonbenzodiazepine,
seperti buspiron (Buspar) dan berbagai antidepresan juga digunakan (Isaacs, 2005).

b. Penatalaksanaan non-farmakologi
 Distraksi
Merupakan metode untuk menghilangkan kecemasan dengan cara
mengalihkan perhatian pada hal-hal lain sehingga pasien akan lupa terhadap
cemas yang dialami. Stimulus sensori yang menyenangkan menyebabkan
9
pelepasan endorfin yang bisa menghambat stimulus cemas yang mengakibatkan
lebih sedikit stimuli cemas yang ditransmisikan ke otak (Potter & Perry, 2005).
Salah satu distraksi yang efektif adalah dengan memberikan dukungan
spiritual (membacakan doa sesuai agama dan keyakinannya), sehingga dapat
menurunkan hormon-hormon stressor, mengaktifkan hormon endorfin alami,
meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas
dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah
serta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas
gelombang otak. Laju pernafasan yang lebih dalam atau lebih lambat tersebut
sangat baik menimbulkan ketenangan, kendali emosi, pemikiran yang lebih dalam
dan metabolisme yang lebih baik.

 Relaksasi
Terapi relaksasi yang dilakukan dapat berupa relaksasi, meditasi, relaksasi
imajinasi dan visualisasi serta relaksasi progresif (Isaacs, 2005).

5. Diagnosa Keperawatan
Pada sumber buku yang kami baca berjudul “Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa”
halaman 141, terdapat diagnosa keperawatan pada pasien dengan kecemasan yaitu:
a) Resiko tinggi kekerasan
b) Cemas berat
c) Ganggguan komunikasi verbal

6. Intervensi
a) Cemas Sedang
- Bina hubungan saling percaya
- Bantu klien mengenal dan mengakui rasa cemasnya
- Analisa penyebab dan bagaimana terjadinya masalah (meningkatkan kesadaran).
- Melatih mekanisme koping adaptif
- Tingkatkan relaxasi
b) Cemas Berat dan Panik
10
- Bina hubungan saling percaya
- Meningkatkan kesadaran diri perawat
- Melindungi klien
- Modifikasi lingkungan
- Mendorong aktifitas
- Melaksanakan program terapi

11
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Review / Kajian Literatur


1. Matriks
Tabel 3.1 Review/Kajian literatur tentang karakteristik penelitian yang berkaitan dengan Kecemasan Orang Tua terhadap
Anak dalam Proses Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi
Kriteria subyek
No Sumber Judul Desain Variabel Hasil
penelitian/responden

1. Jurnal Ilmiah Gambaran kualitatif Partisipan dalam Independen: Secara garis besar,
Kecemasan deskriptif penelitian ini berjumlah Kecemasan ketiga subjek sama-
Kependidika
Orang Tua dengan tiga orang dengan rentang Orang tua sama mengalami
n (2021), pendekatan usia 30-40 tahun. Kriteria kekhawatiran ketika
dalam Proses
studi kasus partisipan adalah ibu-ibu Dependen:
8(2), 191-201 Pembelajaran
yang memiliki anak usia mengikuti proses
Jarak Jauh di Proses belajar dari rumah
sekolah dasar. Adapun Pembelajara dampak pandemi ini.
Masa Pandemi
lokasi penelitian ini n Jarak Jauh Subjek RK dan SW
Covid-19 berada di Jombang, di Masa khawatir
Nganjuk, dan Blitar. Pandemi
Pemilihan lokasi Covid-19 karena konsentrasi
disesuaikan dengan anak berkurang,
tempat tinggal peneliti. sedangkan K khawatir
Pengumpulan data pada karena anaknya agak
penelitian ini malas ketika
menggunakan teknik
observasi dan wawancara jam pelajaran tiba.
semi terstruktur. Subjek RK dan K
12
Penelitian ini dilakukan meminta bantuan
selama dua bulan dengan orang lain untuk
frekuensi wawancara membantu ataupun
dengan narasumber
masing-masing sebanyak sebagai koreksi ketika
tiga kali. Adapun analisis mereka menemani
data menggunakan anak-anaknya belajar.
Analisis tematik dengan Berbeda dengan SW
pendekatan Theory yang
Driven (Boyatsiz, 1998) berusaha
mendampingi
anaknya tanpa
bantuan orang lain.

Subjek RK dan SW
tidak mengalami ciri-
ciri khawatir secara
fisik, berbeda dengan
K

yang mengalami
pusing, kepala
berkunang-kunang
hingga mengeluarkan
keringat dingin.

Keseluruhan subjek
juga mengalami
kegelisahan yang
sama ketika anak-
anak mereka akan

13
mengumpulkan tugas
yang diberikan oleh
guru mereka masing-
masing. Ketiga subjek

merasa gelisah
apakah jawaban yang
ditulis oleh anak
mereka masing-
masing adalah

jawaban yang benar.

2. Jurnal Dampak Literature Penelitian ini Independent Secara garis besar,


Biomedik Pembelajaran review menggunakan rancangan : faktor-faktor seperti
(JBM), Jarak Jauh dengan metode literature review tinggal di zona yang
Volume 13, Terhadap identifikasi dengan identifikasi, Kecemasan lebih berisiko untuk
Nomor 1, Kecemasan , evaluasi, evaluasi. Penelitian Orang tua penularan atau berada
Januari - Orang Tua serta menggambarkan 122 dalam kontak yang
April 2021, Murid di Masa interpretasi sampel orang tua yang Dependen: lebih dekat dengan
hlm. 49-57 Pandemi terhadap tidak bisa fokus dalam Proses efek virus, tidak
Covid-19 semua hasil membimbing dalam secara relevan
Pembelajara
penelitian belajar, anaknya kurang mempengaruhi
terkait fokus dalam belajar n Jarak Jauh kesejahteraan orang
topik karena beberapa faktor di Masa tua dan anak-anak,
tertentu. eksternal, di antaranya Orang tua yang
Pandemi
waktu belajar yang tidak melaporkan lebih
konsisten, anaknya Covid-19 bermasalah dalam
mengalami kebosanan mengasuh anak
dengan aktivitas sehari- belajar, menemukan
hari. ruang dan waktu
14
untuk diri mereka
sendiri, pasangan,
anak-anak, dan untuk
kegiatan yang biasa
mereka lakukan
sebelum lockdown,
rentan mengalami
stres.

3. Medical Faktor-faktor Jenis Pengumpulan data Independent Hasil analisis


penelitian penelitian diambil dengan : Kecemasan multivariat
Scope yang Berperan
ialah kuesioner Hamilton orang tua menunjukkan bahwa
Journal terhadap deskriptif Anxiety Rating Scale faktor-faktor yang
(MSJ). 2021; Terjadinya analitik (HARS). Sampel berperan terhadap
dengan penelitian ini ialah 107 Dependent : terjadinya tingkat
Volume 3, Kecemasan desain orang tua anak sekolah kecemasan orang tua
Nomor 1, Orang Tua potong dasar yang memenuhi Proses anak SD di Desa
lintang kriteria inklusi dan pembelajaran Maumbi pada masa
Juli- Anak Sekolah
eksklusi jarak jauh pandemi COVID-19
Desember Dasar di Desa pada anak ialah stresor ekonomi
2021, hlm. Maumbi pada (p=0,021, t hitung = -
2.347, dan β=-0,224)
105-112 Masa Pandemi dan stresor pekerjaan
Covid -19 (p=0,042, t hitung =-
2,055, dan β=-0,197).
Simpulan penelitian
ini ialah faktor-faktor
yang berperan
terhadap terjadinya
kecemasan orang tua
anak sekolah dasar di
15
Desa Maumbi pada
masa pandemi
COVID-19 ialah
stresor ekonomi dan
stresor pekerjaan.

Tabel 3.2 Review/Kajian literatur tentang pasien dengan gangguan jiwa kecemasan orang tua pada sekolah jarak jauh
pada masa pandemi berdasarkan literatur (buku dan jurnal),

No. Judul penelitian/ Penyebab Manifestasi perilaku Etiologi


chapter buku dan
penulis

1. Gambaran Kecemasan Kecemasan orang tua Pada Ibu RK, ia Survei Tanoto Foundation (Adit, 2020)
Orang Tua dalam Proses yang tidak siap khawatir terhadap pada responden orang tua yang memiliki
Pembelajaran Jarak Jauh mendampingi proses anaknya yang tidak anak
di Masa Pandemi Covid- belajar anak, tingkat fokus belajar
19 konsentrasi yang menyebabkan Ibu usia SD/MI dan SLTP/MTs menjelaskan
menurun saat anak memarahi anaknya. tiga masalah utama terkait pembelajaran
belajar, hasil belajar Meminta bantuan jarak jauh
dan capaian orang lain untuk selama pandemi. Pertama, kurang
pemahaman anak menemani anaknya sabarnya orang tua ketika mendampingi
terhadap materi yang agar bisa konsentrasi anak-anak
kurang maksimal, dalam belajar.
serta antusias anak RK mengalami belajar. Kedua, orang tua mengalami
dalam belajar yang kepanikan ketika tahu kesulitan dalam menjelaskan materi
cenderung menurun. anaknya mengalami pelajaran kepada

16
kesulitan saat anak. Ketiga, kesulitan memahami
mengerjakan tugas. materi yang diberikan oleh guru ke
anak.
Pada Ibu SW, ia juga
khawatir anak kurang
focus belajar, mudah
lelah saat menemani
anak belajar,
khawatir anak
mencari/mendapatkan
hal-hal yang kurang
sesuai saat mencari
jawaban di internet.

Pada Ibu K, khawatir


anak malas belajar,
meminta bantuan
orang lain untuk
menemani anaknya
belajar, mudah marah
saat anak malas
belajar, sulit tidur
karena memikirkan
anak yang tak
kunjung paham saat
belajar

2. Dampak Pembelajaran Pandemi COVID-19 Kekhawatiran ini Pada penelitian Spinelli dkk tahun 2020
Jarak Jauh Terhadap ini mengakibatkan berdampak pada menunjukkan orang tua melaporkan

17
Kecemasan Orang Tua seluruh sekolah perubahan suasana lebih bermasalah dalam mengasuh anak
Murid di Masa Pandemi menerapkan hati dan pikiran belajar, menemukan ruang dan waktu
Covid-19. Carissa V. pembelajaran jarak sehingga orang tua untuk diri mereka sendiri, pasangan, dan
Tirajoh, Herdy jauh. Pembelajaran bisa mengeluarkan anakanak. Kegiatan yang biasanya
Munayang, Bernabas H. jarak jauh yang kekerasan verbal mereka lakukan sebelum lockdown akan
R. Kairupan. Jurnal secara tiba-tiba pada anak-anaknya menimbulkan stres yang lebih karena
Biomedik (JBM), membuat orang tua selama lockdown. harus ada penyesuian dengan keadaan
Volume 13, Nomor 1, bahkan anak-anak pandemi.
Januari - April 2021, tidak mempersiapkan
hlm. 49-57 diri dengan baik
akibatnya muncul
masalah-masalah
seperti pembagian
waktu antara
pekerjaan dan
pengawasan anak saat
pembelajaran
berlangsung,
kurangnya
ketersediaan
perangkat elektronik
bahkan konflik
keluarga. Hal tersebut
bisa memicu
kekhawatiran
terutama pada orang
tua.

18
3. Faktor-faktor yang Hasil identifikasinya Merasa cemas dalam Berdasarkan hasil penelitian, stresor
Berperan terhadap mendapatkan bahwa konteks ekonomi ekonomi menjadi faktor yang paling
Terjadinya Kecemasan terjadi peningkatan dimana orang tua berperan terhadap tingkat kecemasan
Orang Tua Anak kecemasan dari diharuskan orang tua dimana didapatkan bahwa 69
Sekolah Dasar di Desa 29,59% meningkat mengeluarkan biaya (64,5%) responden memiliki masalah
Maumbi pada Masa menjadi 36,27%. lebih untuk ekonomi. Hal ini dipengaruhi karena
Pandemi Covid -19 Kecemasan orang tua memenuhi kebutuhan selama masa pandemi pendapatan orang
yang mengurus anak pendidikan anak yang tua menurun atau berkurang dari
usia 5-8 tahun yang dilakukan secara sebelumnya. Selain itu pengeluaran
duduk di bangku daring. Selain itu juga menjadi lebih besar untuk pembelian
kelas 1 dan 2 diakibatkan oleh pulsa dan koneksi internet. Berdasarkan
berhubungan dengan krisis ekonomi terkait hasil penelitian, sebanyak 63 (58,9%)
riwayat kesehatan dengan penutupan responden memiliki masalah pekerjaan.
mental, kehilangan bisnis dan Hal ini disebabkan karena di masa
pekerjaan, dan diberhentikan dari pandemi COVID-19 ini banyak yang
ketegangan keuangan tempat kerja karena terkena pemutusan hubungan kerja
pandemi Covid-19. (PHK), potongan gaji, dan tekanan dari
atasan

Tabel 3.3 Review/Kajian Literatur yang berkaitan dengan Penerapan Prosedur Keperawatan untuk menangani
kecemasan pada orang orang tua berdasarkan sumber literatur (buku dan jurnal)

No Judul Isu Prosedur


penelitian/
chapter buku Pengertian Kriteria Durasi Persiapan Tindakan Evaluasi Faktor
pasien pendukun
19
dan penulis g

1. Kegiatan Coping Seseorang Disesuaika Proses (1) Teknik yang Keluarga


Relaksasi adalah merasakan n dengan kegiatan Menginstruks dapat dan
Sebagai Coping keadaan keadaan kondisi relaksasi ini ikan untuk dilakukan Lingkunga
Stress Di Masa atau kondisi yang pasien berpegang duduk dengan yaitu n
Pandemi seseorang mengkhawat kuat pada posisi yang relaksasi
Covid-19 yang irkan, pengaturan dianggap diharapkan
megalami ancaman pernapasan dapat dapat
stres dan yang muncul serta sugesti membuat membuat
membutuhk kemudian agar dapat nyaman dan kondisi yang
an direspon merasakan santai (dalam baru ini
kemampuan spontan oleh ketenangan ilustrasi dapat
pribadi tubuh. dan duduk dijalani
maupun Ancaman menghilangka bersila) juga dengan lebih
dukungan merupakan n kecemasan. mata terpejam baik lagi.
dari sumber stres, Agar klien sekaligus Tetapi masih
lingkungan respon tubuh merasakan membayangk disayangkan
untuk merupakan rileks di an hal yang bahwa belum
melalui hal stres respon seluruh menyenangka adanya
tersebut (Scheneidrm tubuhnya dari n, penelitian
(Rasmun, an, Ironson ujung kepala yang
2004). & Siegel, hingga ujung (2) mengkaji
Salah satu 2005; kaki, aktivitas Menginstruks secara lebih
coping Lumban relaksasi ini ikan untuk jelas terkait
stress yang Gaol, 2016). dilakukan menerapkan seberapa
dapat dengan rasa efektif dan
dilakukan memberikan bersyukur berpengaruh
semasa sugesti terhadap teknikteknik
nikmat yang
20
pandemi ini kepada klien. telah mengatasi
yaitu Selain itu, diberikan kecemasan
relaksasi. klien juga oleh Tuhan juga stres ini
Relaksasi dituntun YME serta dalam
adalah suatu untuk dapat sikap ikhlas kondisi
kegiatan mengistirahat dan sabar, Covid-19
melemaskan kan pada orang-
pikirannya (3) orang yang
otot-otot
dan Menginstruks terkena
pada tubuh
merasakan ikan untuk dampaknya.
yang
kenyamanan, menarik nafas
berguna
damai, dari hidung
untuk
bahagia atau kemudian
mengurangi
perasaan menahannya
ketegangan
positif dalam 3
yang
lainnya pada hitungan dan
dirasakan
dirinya (Budi, selanjutnya
oleh tubuh
2010).. menghembus
(Sari &
kan nafas
Murtini).
melalui mulut
serta sambal
membayangk
an seolah
beban yang
ada sudah
dilepaskan

2. Strategi Strategi Orang tua Disesuaika Hasil (1) Strategi Jika orang tua Keluarga
Management managemen yang n dengan penelitian ini fisik untuk dapat dan
Stress Orangtua stress pada mendamping kondisi menunjukan relaksasi mengimpleme
21
Selama orang tua i anak dalam pasien. beberapa tubuh (2) ntasikan lingkungan
Mendampingi merupakan pembelajara point yang Strategi manajemen
Anak dalam suatu cara n jarak jauh Jika orang dapat psikologis, stress dengan
Pembelajaran atau muncul tua dapat diterapkan pengelolaan baik, maka
Jarak Jauh tindakan gejala-gejala mengimple sebelum emosi dengan diharapkan
yang stress seperti mentasikan mengimplem cara teknik dapat merubah
dilakukan mudah manajemen entasikan relaksasi dari distress
orangtua marah, stress strategi napas dalam, (stress yang
sebagai emosi dengan manajemen bercerita tidak baik)
upaya mudah naik baik, stress orang kepada teman menjadi
menghindar dan turun, mampu tua, yaitu: atau mencari eustress (stress
i ataupun serta sulit menyesuai dukungan yang baik).
mengurangi menerima kan diri 1) Kenali orang
kemungkina kondisi yang dengan jenis stress terdekat.
n terjadinya baru. kondisi yang dialami
gejala- yang baru orang tua. (3) Strategi
gejala dan kognitif,
stress, mengelola 2) Identifikasi dengan
kondisi stressor berfikir
sehingga (factor
kemampuan tersebut secara positif
dengan penyebab dan
mengelola stress orang
stress dapat baik. melakukan
tua). gaya hidup
dioptimalka
n dengan 3) Mengatur sehat,
terlebih nafas dan (4) Strategi
dahulu pikiran agar manajemen
mengetahui emosi tetap waktu,
penyebab terjaga. menentukan
dan cara langkah atau
22
mengatasin 4) Mulai kegiatan yang
ya bersikap prioritas
tenang secara
berpikir terstruktur,
positif.
(5) Strategi
5) Jalin spiritual,
komunikasi keyakinan
yang baik bahwa setiap
antara anak masalah yang
dengan orang dihadapi
tua. merupakan
takdir dan
6) Kasih ketetapan
sayang dan Allah SWT,
perhatian sehingga
orang tua harus lebih
sangat mendekatkan
penting diri kepada-
diberikan Nya
kepada anak
sejak dini,
oleh karena
itu, orang tua
harus bisa
menjadi
pendengar
yang baik
bagi anaknya.

23
2. Peta Literatur

B. Pembahasan Hasil Review / Kajian Literatur


Hasil analisis yang didapat dari 3 buah jurnal yang memiliki kesamaan terkait kecemasan orang tua terhadap anak dalam
proses pembelajaran jarak jauh di masa pandemi. Pada jurnal 1 yang berjudul “Gambaran Kecemasan Orang Tua dalam Proses
Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid-19” oleh Citra Ayu Kumala Sari, Ali Syahidin Mubarok, Umarok Fatul Isa,
Safitri Dwi Rinjani, & Ma'ri Fatunnafisah 2021 membahas tentang kecemasan orang tua terhadap anak dalam pembelajaran
jarak jauh. Hasil yang didapatkan secara garis besar orang tua sama-sama mengalami kekhawatiran ketika mengikuti proses
belajar dari rumah. Khawatir karena konsentrasi anak berkurang, anak menjadi malas ketika jam pelajaran. Ada beberapa
orang tua yang meminta bantuan orang lain untuk membantu atau menemani anaknya saat belajar, ada juga yang mendampingi
anaknya tanpa bantuan orang lain. Kecemasan yang dialami orang tua beberapa memiliki ciri-ciri secara fisik seperti pusing,
24
keringat dingin, mudah lelah. Selain itu juga orang tua khawatir anak tidak konsentrasi dalam belajar, gelisah saat anak
mendapatkan tugas sekolah, mudah marah saat anak tidak mau belajar.
Pada jurnal 2 yang berjudul “Dampak Pembelajaran Jarak Jauh Terhadap Kecemasan Orang Tua Murid di Masa Pandemi
Covid-19” oleh Carissa V. Tirajoh, Herdy Munayang, Bernabas H. R. Kairupan 2021 menjelaskan bahwa kecemasan orang tua
terhadap anaknya dalam pembelajaran jarak jauh seperti khawatir saat anak tidak fokus dalam belajar, khawatir kesehatan
anak. Selain itu juga PJJ membuat sebagian orang tua khawatir karena belum bisa beradaptasi terhadap pembagian waktu.
Kekhawatiran ini berdampak pada perubahan suasana hati dan pikiran sehingga orang tua bisa mengeluarkan kekerasan verbal
pada anak-anaknya selama lockdown.
Pada jurnal 3 yang berjudul “Faktor-faktor yang Berperan terhadap Terjadinya Kecemasan Orang Tua Anak Sekolah
Dasar di Desa Maumbi pada Masa Pandemi Covid -19” oleh Kristinia M. Tangkuman, Anita E. Dundu, Theresia M. D.
Kaunang menjelaskan bahwa factor ekonomi berperan penting dalam kecemasan yang terjadi pada orang tua dan disaat
pembelajaran jarak jauh ini. Keperluan seperti laptop,hp, dan kuota Internet suatu kewajiban yang harus ditanggung orang tua.
Besarnya tanggungan sangat berbanding terbalik dengan besarnya pemasukan yang ada pada masa pandemic seperti ini.
Kecemasan orang tua dan ketidaksanggupan memenuhi kebutuhan saat pembelajaran jarak jauh juga berpengaruh terhadap
proses belajar anak. Anak menjadi tidak focus dan sering tertinggal pembelajaran karena berbagai kendala.

C. Keterbatasan Review / Kajian Literatur


Keterbatasan dalam penyusunan makalah literature ini, penulis mengalami kesulitan dalam mencari jurnal-jurnal yang
berhubungan dengan judul makalah literature. Terdapat beberapa jurnal yang sesuai dengan judul yang sesuai dengan tema, akan
tetapi beberapa file tersebut tidak dapat diakses. Maka dengan keterbatasan tersebut penulis berusaha dalam menyelesaikannya
dengan baik.

25
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran jarak jauh membuat sebagian orang tua terganggu dan mengusik pikiran karena belum bisa beradaptasi
dengan pembagaian waktu antara pembelajaran dan pengawasan pembelajaran anak, kendala dalam penggunaan alat
elektronik, stress akibat pendapatan berkurang sampai kehilangan pekerjaan yang berujung pada kekerasan secara verbal saat
berhadapan dengan anak-anak, maupun kurang harmonis dengan pasangan. Selain itu frustasi akibat anaknya tidak focus
dalam belajar atau merasa bosan belajar sehingga lebih memilih menonton tv atau bermain game yang menimbulkan rasa
cemas pada orang tua, selain itu juga factor ekonomi berperan penting dalam kecemasan yang terjadi pada orang tua dan disaat
pembelajaran jarak jauh ini dan kecemasan sering kali muncul karena konsentrasi anak berkurang, anak menjadi malas ketika
jam pelajaran. Kecemasan yang dialami orang tua bisa berdampak bagi psikologisnya tetapi masih bisa diatasi dengan cara
memperbaiki coping individu dan melakukan strategi manajemen stress dalam diri para orang tua, sehingga mereka dapat
mengelola kecemasan mereka secara efektif.
B. Saran
Perawat diharapkan dapat memahami cara mengatasi masalah psikososial pada masa dewasa agar dapat mengatasi
kecemasan dengan cara memberikan edukasi dan menjadi fasilitator bagi pasien dewasa dalam mengatasi masalah psikososial
pasien terutama masalah asietas yang dialami pada pasien dewasa, serta dapat mengatasi kekhawatiran dan kecemasan para
orang tua dalam mendidik anak dari rumah pada masa pandemi covid-19.

25
DAFTAR PUSTAKA

Alma Fildzah Aufar, S. T. (2020). Kegiatan Relaksasi Sebagai Coping Stress di Masa Pandemi
Covid-19. Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik, 157-163.
Carissa V. Tirajoh, H. M. (2021). Dampak Pembelajaran Jarak Jauh Terhadap Kecemasan Orang
Tua. Jurnal Biomedik, 13(1), 49-57.
Citra Ayu Kumala Sari, A. S. (2021). Gambaran Kecemasan Orang Tua dalam Proses
Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah Kependidikan, 8(2),
191-201 .
Kristinia M. Tangkuman, A. E. (2021). Faktor-faktor yang Berperan terhadap Terjadinya
Kecemasan Orang Tua. Medical Scope Journal (MSJ), 3(1), 105-112.
Lilik Makrifatul Azizah, I. Z. (2016). BUKU AJAR KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA Teori
dan Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta: Indomedia Pustaka.
Miftahul Jannah, S.R. (2020) Perkembangan Psikososial Usia Dewasa : Tugas Dan Hambatan Pada Usia
Dewasa. Jurnal University Utara Malaysia. 130-140.

Rosidah, N. S. (2021). Strategi Management Stress Orang Tua Selama Mendampingi Anak
dalam Pembelajaran Jarak Jauh. Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling Universitas
Pattimura, Vol 1, No 1, 141-148.

26

Anda mungkin juga menyukai