03 Atika Rahayu Ningsih
03 Atika Rahayu Ningsih
OLEH :
ATIKA RAHAYU NINGSIH
NIM : 14103084015406
7
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
TAHUN 2017
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny. F DENGAN ILEUS
OBSTRUKSI PARSIAL DI RUANG RAWAT INAP BEDAH
WANITA RSUD DR.ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI
TAHUN 2017
OLEH :
ATIKA RAHAYU NINGSIH
NIM : 14103084015406
8
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS PADANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
TAHUN 2017
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang
Program Studi DIII Keperawatan
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2017
V BAB+halaman 96+lampiran 3
Abstrak
Obstruksi usus adalah gangguan pada aliran normal atau suatu blok saluran
usus yang menghambat pasase cairan, flatus dan makanan dapat secara
mekanis atau fungsional yang segera memerlukan pertolongan atau
tindakan. Insiden ileus obstruksi di RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi
tahun 2017 dari bulan Januari sampai Juni jumlah kasus Ileus Obstruksi
sebanyak 80 kasus. Tujuan penulisan laporan ini adalah mampu melakukan
asuhan keperawatan pada klien ileus obstruksi parsial. Hasil laporan kasus
ditemukan data pada Ny. F yaitu Klien mengatakan nyeri dirasakan disekitar
abdomen, Klien mengatakan nyeri yang dirasakan klien seperti ditusuk-
tusuk setiap ingin menggerakkan abdomennya, Klien mengatakan susah
untuk tidur saat malam hari karena nyeri pada bagian abdomen, Klien
mengatakan hanya tidur 4 jam dan sering terbangun karena sakit pada
bagian perut, Klien mengatakan hidungnya terasa sakit karena terpasang
NGT, Klien mengatakan keadaannya cemas karena terpasang infus di
tangan kiri dan kanan, terpasang kateter, cemas dengan keadaannya
sekarang ini karena takut penyakitnya tidak sembuh, Klien mengatakan
selama dia masuk Rumah Sakit belum ada mandi, Klien mengatakan belum
di izinkan ke kamar mandi karena keadaan yang belum memungkinkan.
Hasil pengkajian tersebut didapatkan masalah keperawatan pada Ny. F yaitu
nyeri akut berhubungan dengan kram abdomen sekunder terhadap distensi
dinding usus, defisit perawatan diri berhubungan dengan intoleransi
aktifitas, ansietas berhubungan dengan status kesehatan. Berdasarkan
masalah keperawatan diatas maka disusunlah rencana dan melaksanakan
tindakan keperawatan serta evaluasi yang mengacu pada tujuan dan kriteria
hasil. Ileus obstruksi bisa menyerang semua kalangan masyarakat baik laki-
9
laki maupun perempuan. Oleh karena itu disarankan kepada instansi rumah
sakit untuk melakukan asuhan keperawatan klien dengan ileus obstruksi
parsial secara tepat dan benar.
Abstract
10
Client said as long as he entered Hospital no bath, Clients say they have not
been allowed into the bathroom because of the circumstances that have not
been possible. The result of this study was obtained by nursing problem at
Ny. F that is acute pain associated with secondary abdominal cramps to
bowel wall distention, self-care deficit associated with activity intolerance,
anxiety associated with health status. Based on the above nursing problem,
the plan and conduct the nursing action and evaluation that refers to the
objectives and criteria of the results. Ileus obstruction can attack all circles
of society both men and women. It is therefore advisable to the institution of
the hospital to perform client nursing care with partial and correct parental
obstruction ileus.
BAB I
PENDAHULUAN
aliran normal isi usus sepanjang saluran isi usus. Obstruksi usus dapat
11
ketika isi usus tidak dapat melewati saluran gastrointestinal (Nurarif &
Kusuma,2015).
jalannya isi usus (Sabara, 2007). Setiap tahunnya 1 dari 1000 penduduk
0,13%. Selain itu, laporan data dari Nepal tahun 2007 didapatkan
jumlah penderita ileus obstruktif dan paralitik dari tahun 2005 -2006
lain dan untuk seluruh dunia jumlahnya jauh melebihi 50.000 dalam
setahun. Data dari rumah sakit di Cirebon tahun 2006 tercatat bahwa
sebanyak 3 kasus dari 88 kasus. Selain itu berdasarkan data dari Rumah
12
Sakit Umum Daerah dr Pringadi Medan pada tahun 2007 – 2010
oleh adhesi, Amerika Serikat 75% disebabkan oleh adhesi, India 50%
jalannya isis usus. Sekitar 20% pasien ke rumah sakit datang dengan
keluhan akut abdomen oleh karena obstruksi pada saluran cerna, 80%
makanan ditubuh kita normal, apabila salah satu dari bagian sistem
13
pencernaan kita mengalami gangguan, maka proses pencernaan
gejala yang paling sering muncul adalah tidak dapat BAB (obstipasi)
Pada penyakit Adhesi gejala yang paling sering muncul adalah obstipasi
obstipasi 24 (92,3%).
kasus. Sedangkan pada tahun 2017 dari bulan Januari – Juni jumlah
sebanyak 13 kasus.
14
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Obstruksi
15
obstruksi parsial di ruang rawat inap Bedah Wanita RSUD
2017
16
Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi
pada klien dengan Ileus Obstruksi parsial dan sebagai salah satu
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
17
Obstruksi usus adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang
atau fungsional (Tucker, 1998). Ileus adalah gangguan pasase isi usus
adalah gangguan pada aliran normal atau suatu blok saluran usus yang
18
Gambar.2.1. Sistem saluran pencernaan (Hurd, 2007)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan
yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya
dan lapisan serosa ( Sebelah Luar )Usus halus terdiri dari tiga bagian
yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan
yang nambulir disebut papila vateri. Usus dua belas jari atau
19
terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan
antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus
dengan mesenterium.
20
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan
21
2) Menyerap protein dalam bentuk asam amino.
halus.
anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Usus
besar terdiri :
a. Kolon asenden
b. Kolon transversum
dengan panjang ± 28 cm
c. Kolon desenden
d. Kolon sigmoid
22
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi
seperti Vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.
3. Usus Buntu
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: Caecus, “buta”) dalam istilah
penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini
4. Anus
2.1.3 Etiologi
23
Walaupun predisposisi ileus biasanya terjadi akibat pascabedah
1. Sepsis
chlorpromazine).
4. Infark miokard.
5. Pneumonia
2.1.4 Klasifikasi
24
b) Obstruksi strangulasi yaitu penyumbatan di dalam lumen usus
Menurut etiologinya
Menurut stadiumnya
25
a) Obstruksi sebagian (partisl obstruction) : obstruksi terjadi
26
Faktor risiko lainnya adalah usia lebih muda dari 60 tahun, peritonitis,
pada usus halus dan jarang sekali terjadi pada usus besar.
diikuti 21.25% terjadi dalam waktu 1-5 tahun, 21.25% terjadi dalam
waktu lebih dari 10 tahun dan paling sedikit terjadi dalam waktu 1
27
awalnya menjalani pembedahan di daerah abdomen dibawah kolon
ginekologis.(Ikechebelu,2010).
2.1.6 Patofisiologi
timbul nyeri, kram dan kolik. Distensi dinding usus juga dapat
perforasi, sehingga terjadi pelepasan bakteri dan toksin dari usus yang
28
nekrotik ke dalam peritoneum dan sirkulasi sistem. Pelepasan bakteri
Akumulasi gas dan cairan dalam lumen usus juga dapat menyebabkan
yaitu nyeri akut, pola napas tidak efektif, retensi urine, perubahan
cairan.
29
WOC
30
2.1.7 Manifestasi Klinis
Gejala utama dari ileus obstruksi antara lain nyeri kolik abdomen,
mual, muntah, perut distensi dan tidak bisa buang air besar (obstipasi).
Mual muntah umumnya terjadi pada obstruksi letak tinggi. Bila lokasi
2.1.8 Komplikasi
31
2. Syok hypovolemia terjadi akibat terjadi dehidrasi dan kekurangan
volume cairan.
peritonitis.
karena pembedahan.
1. Labotarorium
32
elektrolit darah, kadar ureum dan kreatinin serta urinalisis harus
ganggrenous. (Moran,2007).
pada obstruksi usus bagian proksimal. Pada foto supine kita dapat
33
memastikan obstruksi usus halus jika didapati gambaran dilatasi
terdapat udara pada kolon, dan adanya multiple air fluid level pada
3. USG abdomen
4. Pemerikan CT-Scan
34
5. Pemeriksaan Radiologi
sumbatan.
ladder sign)
35
Gambaran radiologis ileus obstruktif dibandingkan dengan ileus paralitik:
appearance
c) Pemeriksaan Angiografi
adhesi (Inayah,lin.2004).
36
2.1.10 Penatalaksanaan Medik
1) Monitor :
e. Darm contour
f. Suara usus
b. Lavement
3) Memperbaiki ventilasi :
4) Obat-obatan :
37
5) Tindakan bedah bila :
a. Strangulasi
b. Obstruksi lengkap
c. Hernia inkarserata
bedah. Terapi awal yang dilakukan adalah terapi konservatif, dan dilakukan
mungkin. Penelitian yang dilakukan oleh Franklin yang dimulai pada bulan
Mei tahun 1991 sampai 2001 pada 167 pasien dengan menggunakan
pada semua pasien. Laparoskopi juga berhasil melakukan terapi pada 154
pasien (92,2%) tanpa laparotomi. Komplikasi pada saat operasi dan pasca
aman dan efektif tidak hanya untuk menegakkan diagnosis juga untuk terapi
38
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
(Nursalam, 2011)
a. Identitas
b. Keluhan Utama
39
Mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien mencari
40
Istirahat : Tidak bisa tidur karena nyeri hebat, kembung dan
muntah.
aktivitas.
g. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum
terdengar normal
41
5. Sistem muskuloskeletal: badan lemah, tidak bisa melakukan
muntah
42
2.2.3 Rencana Keperawatan
Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Pain Management 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
dengan kram abdomen keperawatan selama 3x24 jam komprehensif termasuk lokasi,
sekunder terhadap distensi nyeri klien berkurang atau hilang karakteristik, durasi, frekuensi,
43
menggunakan manajemen lampau
kebisingan
nyeri (farmakologi,
44
nonfarmakologi dan inter
personal)
menentukan intervensi
hangat/ dingin
analgetik
14.Tingkatkan istirahat
45
prosedur
pertama kali
46
tergantung tipe dan beratnya nyeri
pertama kali
2 Retensi urinarius Setelah dilakukan tindakan Urunary Retention Care 1. Monitor intake dan output
kandung kemih sekunder dengan kriteria hasil : 3. Monitor derajat distensi bladder
terhadap tekanan pada 1. Kandung kemih kosong 4. Intruksikan pada pasien dan
47
kandung kemih secara penuh keluarga untuk mencatat output
3 Perubahan nutrisi kurang Setelah dilakukan tindakan Nutrition Management 1. Kaji adanya alergi makanan
dari kebutuhan tubuh keperawatan selam 3x24 jam Nutrition Monitoring 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
berhubungan dengan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi menentukan jumlah kalori dan
48
2. Berat badan ideal sesuai 4. Anjurkan klien untuk
dibutuhkan
49
2. Monitor adanya penurunan berat
badan
makan
perubahan pigmentasi
50
cavitas oral
magenta, scarlet
4 Pola nafas tak efektif Setelah dilakukan tindakan Airway Management 1. Buka jalan nafas, guanakan
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam teknik chin lift atau jaw thrust
51
yang paten (klien tidak atau suction
mengoptimalkan keseimbangan.
secret trakea
paten
52
4. Monitor aliran oksigen
hipoventilasi
darah
dan bandingkan
53
6. Monitor kualitas dari nadi
pernapasan
abnormal
kelembaban kulit
54
5. Risiko kekurangan volume Setelah dilakukan tindakan Fluid management 1. Timbang popok/pembalut jika
dengan kehilangan cairan klien terbebas dari resiko 2. Pertahankan catatan intake dan
yang berlebihan sekunder kekurangan volume cairan dengan output yang akurat
55
yang berlebihan 9. Berikan cairan IV pada suhu
ruangan
sesuai output
segar )
56
2.2.4 Implementasi
hasil yang diharapkan dapat tercapai, sehingga terjalin interaksi yang baik
telah ditentukan, pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi
berikutnya.
2.2.5 Evaluasi
48
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yaitu menilai
efektifitas rencana yang telah dibuat, strategi dan pelaksanaan dalam asuhan
akhir dari proses keperawatan jika diperlukan. Tahap akhir dari proses
hasil.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
Agama : Islam
Pendidikan : SD
49
Alamat : Jl. Perwira Lubuk Sikarah, Kota Solok
Penanggung Jawab
Nama : Ny. R
Umur : 28 tahun
sakit sejak 13 hari yang lalu, terasa nyeri di perut. Klien mengatakan
BAB sejak 10 hari yang lalu. Klien juga mengatakan mual muntah
50
P (provokatif): Klien mengatakan timbul nyeri karena klien tidak
ada BAB.
Klien mengatakan susah untuk tidur saat malam hari karena nyeri
pada bagian abdomen, klien hanya tidur 4 jam dan sering terbangun
memungkinkan.
51
Klien mengatakan dahulu pernah menderita penyakit magh. Klien
diderita oleh ibu dan adek laki-laki. klien mengatakan tidak ada
Genogram
X
X X X
52
Kett :
X X : Meninggal
: Perempuan
: Laki – laki
: Tinggal Serumah
: klien
Kesadaran : Composmentis
BB / TB : 55 kg / 155 cm
Tanda Vital :
TD : 110 / 70 mmHg
Nafas : 20 x/i
Nadi : 80 x/i
Suhu : 37,3 c
1. Kepala
Rambut
53
Rambut klien tampak kotor, berminyak, tidak ada ketombe,
Mata
Telinga
Hidung
Lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada lecetan d area
NGT
2. Leher
54
3. Thorak
Paru – paru
dada sama
Jantung
sinistra
dextra
sinistra
55
Murmur (-)
4. Abdomen
Ins: Perut tampak membuncit karena tidak ada BAB, tidak ada
bekas operasi
Aus : Bising usus klien dengan ileus obstruksi parsial tidak ada
5. Punggung
6. Genitalia
7. Integumen
Turgor kulit kering, warna kulit sawo matang, tidak ada jejas, tidak
ada oedema, tidak ada luka, tidak ada luka bakar, capilary refil : 3
detik
8. Esktremitas
Kekuatan otot
5555 5555
56
5555 5555
klien
sebelah kiri
1. MakanandanMinuman
/ Nutrisi
Makan
Nasiputih, Mie Pasien dipuasakan
Menu
instan Tidak ada
Porsi
Belum
57
MakananKesukaan 1 Porsi bolehmemakanmakananbiasa
Pantangan nasiputih
Keluhan 2 gelas/hari
MinumanKesukaan
8 Gelas
Pantangan
Air putih, susu,
tekmanis
Tidakada
2. Eliminasi
( 01:00 – 09:00)
Kuning
58
Warna Kekuningan pesing
Tidak Ada
Kesulitan
3. Istirahat&Tidur
4. Personal Hygiene
keluarga
59
karena klien mengatakan cemas dengan penyakitnya, klien tampak
dan baik, disaat klien sakit sekarang orang yang paling berharga dan
klien dengan keluarga dan tetangga berjalan dengan baik tidak ada
Sebelum klien masuk rumah sakit, klien selalu sholat lima waktu
akan sembuh, klien hanya banyak berdoan kepada tuhan yang maha
esa.
60
Pemeriksaan Laboratorium
W 12.0 – 14.0
W 4.0 – 5.0
W 37.0 – 43.0
- MCV : 83.0 – [ fL ]
- MCH : 29.9 [ pg ]
Fungsi :
endoskopik
61
Obat parenteral
- Ceftriaxone 2 x 200 mg
- OMZ (Omeprazole) 2 x 20 mg
doudenal
lambung
cimetidine, ranitidine
- cetorolac 2 x 2 ml
62
a. Data Subjektif
mandi
b. Data Obyektif
63
11) Badan klien bau
P = provokatif (penyebab)
Q = Quality (kualitas)
menggerakkan abdomennya
R = Radiation (penyebab)
klien bergerak
64
3.1.12 Analisa data
abdomen
Klien mengatakan
65
sering terbangun
bagian perut
Klien mengatakan
DO :
Klien tampak
memegang perutnya
karena sakit
Skala nyeri 5
Dengan penilaian
PQRST :
P= provokatif
(penyebab)
ada BAB
Q= Quality (kualitas)
Nyeri yang
dirasakan klien
seperti ditusuk-
66
menggerakkan
abdomennya
R=Radiation (penyebab)
Nyeri dirasakan
disekitar abdomen
gejala)
bergerak
TTV
TD : 130 / 70
mmHg
pernafasan : 25x/i
67
selama dia masuk
ada mandi
Klien mengatakan
belum di izinkan ke
memungkinkan
DO :
kotor
kusut
Rambut klien
berminyak
mandi
3. DS : Ansietas Status
cemas karena
terpasang infus di
terpasang kateter,
68
Klien mengatakan
cemas dengan
keadaannya sekarang
penyakitnya tidak
sembuh
DO :
kateter
TTV
TD : 130 / 70
mmHg
Nafas : 25 x/i
Suhu : 37,3 c
69
1. Nyeri akut b/d kram abdomen sekunder terhadap distensi dinding
usus
70
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan pada Ny.F
dengan Ileus Obstruksi Parsial di Ruang Rawat Inap Bedah RSUD DR.Achmad Mochtar
4.1 Pengkajian
Berdasarkan tinjauan teoritis tentang pengkajian pada pasien Ileus Obstruksi sesuai
dengan tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus pada pengkajian Ny.F yang berumur 47
Tahun dengan Ileus Obstruksi Parsial. Pasien mengalami perutnya sakit sejak 13 hari
yang lalu, terasa nyeri di perut, klien gelisah dan meringgis apabila nyeri/ sakit datang,
klien mengatakan nyeri yang dirasakan klien hilang timbul, susah untuk tidur saat malam
hari karena nyeri pada bagian abdomen, klien hanya tidur 4 jam dan sering terbangun
karena sakit pada bagian perut, Skala nyeri 5. Klien mengatakan tidak ada kentut, Klien
mengatakan perutnya kembung, tidak ada BAB sejak 10 hari yang lalu. Klien juga
Hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan Obstruksi merupakan suatu pasase yang
terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran isi usus kedepan,
Tanda dan gejala pasien yang menderita ileus obstruksi gejala utama antara lain nyeri
kolik abdomen, mual, muntah, perut distensi dan tidak bisa buang air besar (obstipasi).
Mual muntah umumnya terjadi pada obstruksi letak tinggi. Bila lokasi obstruksi di
71
bagian distal maka gejala yang dominant adalah nyeri abdomen. Distensi abdomen
terjadi bila obstruksi terus berlanjut dan bagian proksimal usus menjadi sangat dilatasi.
Dalam teori dengan kasus Ileus Obstruksi ditemukan diagnosa keperawatan yaitu Nyeri
Hasil pengkajian diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny.F dengan Ileus Obstruksi
adalah
usus
Menurut asumsi penulis ada perbedaan yang spesifik antara teori dengan kasus. Sehingga
dapat disimpulkan diagnosa keperawatan yang tidak ada diteori ditemukan didalam kasus
dinding usus
Dari hasil pengkajian didapatkan perbedaan antara tinjauan teoritis dengan tinjauan
72
kasus, dimana ada 4 masalah keperawatan yang ada didalam tinjauan teoritis tidak ada
Hal ini disebabkan karena tidak adanya data-data dari keluahan pasien yang mendukung
untuk menegakkan masalah keperawatan yang ada didalam tinjauan teoritis ke dalam
tinjauan kasus. Namun ada dua masalah keperawatan yang tidak ada didalam tinjauan
Hal ini disebabkan karena adanya data-data yang mendukung dari keluhan pasien untuk
menegakan masalah keperawatan yang muncul didalam tinjauan kasus pasien ileus
73
Untuk diagnosa Nyeri b/d kram abdomen sekunder terhadap distensi dinding usus
25.Tingkatkan istirahat
26. Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri
27. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali
Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan yang dilaksanakan, yaitu
74
4. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
9. Tingkatkan istirahat
10. Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri
11. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali.
Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan teoritis dengan
Untuk diagnosa Defisit perawatan diri b.d intoleransi aktivitas intervensi yang dilakukan
ada 6 rencana keperawatan yang tidak ada didalam tinjauan teoritis, namun ada muncul
75
Untuk diagnosa Ansietas b.d Status kesehatan aktivitas intervensi yang dilakukan ada 6
rencana keperawatan yang tidak ada didalam tinjauan teoritis, namun ada muncul
4.4 Implementasi
keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan kondisi Ny.F. Diagnosa keperawatan
Nyeri akut b.d kram abdomen sekunder terhadap distensi dinding usus dan implementasi
dari ketidaknyamanan
76
Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan, pertahankan bahu tetap
rileks, dada bagian atas tidak bergerak, dan biarkan rongga perut bergerak
naik
bibir
bibir
8. Tingkatkan istirahat
9. Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
Untuk diagnosa Defisit perawatan diri b.d intoleransi aktivitas dan implementasi yang
77
6. Memberikan dukungan klien untuk mandi mandi / hygine
Untuk diagnosa Ansietas b.d Status kesehatan dan implementasi yang telah dilakukan,
yaitu :
- Istirahat ( tidur )
- Berfikiran positif
4.5 Evaluasi
Setelah dilakukan implementasi selama 3x8 jam dari hari Senin (19 Juni 2017) sampai
hari Rabu (21 Juni 2017), didapatkan hasil bahwa Ny.F mengalami kemajuan dimana
Ny.F merasakan nyeri sudah berkurang dengan skala nteri 4, Ny.F sudah bisa mandi
secara mandiri dan Ny.F sudah tidak cemas lagi dengan kondisinya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
78
Obstruksi usus adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus intstinal
(Nettina, 2001). Obstruksi merupakan suatu pasase yang terjadi ketika ada gangguan yang
menyebabkan terhambatnya aliran isi usus kedepan, tetapi peristaltiknya normal (Reeves,
2001).Obstruksi usus merupakan suatu blok saluran usus yang menghambat pasase
cairan, flatus dan makanan dapat secara mekanis atau fungsional (Tucker, 1998). Ileus
adalah gangguan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya obstruksi usus akut yang
9) Pengkajian asuhan keperawatan pada klien Ny.F dengan ileus obstruksi parsial
diruang rawat inap bedah wanita RSUD Dr. Achmad Mocthar Bukittinggi
tahun 2017 dapat dilakukan dengan baik dan tidak mengalami kesulitan dalam
mengumpulkan data.
10) Pada diagnosa asuhan keperawatan pada pasien dengan Ileus Obstruksi parsial
11) Pada perencanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan Ileus Obstruksi
kasus.
79
12) Pada implementasi asuhan keperawatan pada pasien dengan Ileus Obstruksi
Mochtar Bukittinggi Tahun 2017 hampir semua dapat dilakukan, namun ada
beberapa rencana tindakan yang penulis tidak lakukan tetapi dilakukan oleh
13) Evaluasi asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan pada pasien dengan
Ileus Obstruksi obstruksi parsial di ruang rawat inap Bedah Wanita RSUD
5.2 Saran
1. Bagi Penulis
memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien dengan Ileus Obstruksi
parsial dan sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidkan program studi DIII
Sebagai masukan bagi institusi pendidkan dalam proses belajar mengajar, khususnya
tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi Kasus dan memberikan sumbangan
80
3. Bagi Institusi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan, perawat yang ada dirumah sakit
dengan kram abdomen selama 3x24 jam nyeri klien berkurang komprehensif termasu
sekunder terhadap distensi atau hilang dengan kriteria hasil : durasi, frekuensi, k
81
10. Tanda vital dalam rentang normal hangat/ dingin
36.Tingkatkan istirahat
37.Berikan informasi te
dari prosedur
pemberian analgesik p
2 Defisit perawatan diri b.d Setelah dilakukan asuhan keperawatan 7. Kaji kemampuan untu
fungsi
3 Ansietas b.d Status kesehatan Setelah dilakukan asuhan keperawatan 7. Beri bimbingan an
82
Klien merasa nyaman kembali dengan 12. Ajarkan klien tekn
kondisinya
Tanggal keperawatan
1 Senin , 19 Nyeri akut b.d 08:45 5. Melakukan observasi nyeri secara 11:45 S:
83
terhadap kualitas dan faktor presipitasi
usus ketidaknyamanan
relaksasi
Tarik nafas dalam melalui hidung
84
menguncupkan bibir
3-4 kali
prosedur
pertama kali
aktivitas mandi
kemampuan fungsi O:
mandi/hygine klien kl
11. Memberikan dukungan klien
ku
untuk mandi mandi / hygine.
ra
85
A:
te
P:
- In
- K
- B
- Istirahat ( tidur )
- Berfikiran positif
- Melakukan sholat O:
dipendam
- Berfikiran positif
11:35
6. Memberikan dukungan emosional
wib
- Berikan klien nasehat
- Membatasi kunjungan klien
86
A:
te
P:
- Int
- Me
ant
- Me
stre
- Me
em
Tanggal keperawatan
1 Selasa , 20 Nyeri akut b.d 08:45 1. Lakukan pengkajian nyeri secara 12:00 S:
ketidaknyamanan
87
mencari dan menemukan dukungan O:
menguncupkan bibir
3-4 kali
11:05
88
wib 7. Memberikan analgetik
8. Meningkatkan istirahat
kali
sekitar
- Istirahat ( tidur )
- Berfikiran positif
O:
89
A : Ma
P :Inter
tekn
Tanggal keperawatan
1 Rabu , 21 Nyeri akut b.d 09:00 1. Melakukan pengkajian nyeri secara 12:03 S:
ketidaknyamanan
90
bahu tetap rileks, dada bagian atas
menguncupkan bibir
3-4 kali
11:39
7. Memberian analgetik
wib
OMZ 2x20 mg/hari
8. Meningkatkan istirahat
91
MANUSKRIP
92
Setelah melakukan asuhan
keperawatan pada pasien dengan
PENDAHULUAN Ileus Obstruksi parsial penulis
dapat :
1.5 Latar Belakang 14) Memahami konsep dan asuhan
Ileus adalah gangguan/hambatan pasase keperawatan tentang Ileus
isi usus yang merupakan tanda adanya Obstruksi
osbtruksi usus akut yang segera 15) Mengidentifikasi pengkajian dan
membutuhkan pertolongan atau tindakan data yang menunjang masalah
(Indrayani, 2013). keperawatan pada klien serta
Ileus obstruktif adalah suatu penyumbatan keluarga dengan ileus obstruksi
mekanis pada usus dimana merupakan parsial di ruang rawat inap Bedah
penyumbatan yang sama sekali menutup Wanita RSUD Dr.Achmad Mochtar
atau mengganggu jalannya isi usus Bukittinggi Tahun 2017
(Sabara, 2007). Setiap tahunnya 1 dari 16) Menentukan diagnosa keperawatan
1000 penduduk dari segala usia pada pasien dengan Ileus Obstruksi
didiagnosa ileus (Davidson, 2006). parsial di ruang rawat inap Bedah
Berdasarkan data statistik dibeberapa Wanita RSUD Dr.Achmad Mochtar
negara, salah satunya di Amerika Serikat, Bukittinggi Tahun 2017
kasus ileus obstruktif diperkirakan 17) Merncanakan asuhan keperawatan
memiliki insidensi sebesar 0,13%. Selain pada pasien dengan Ileus Obstruksi
itu, laporan data dari Nepal tahun 2007 obstruksi parsial di ruang rawat
didapatkan jumlah penderita ileus inap Bedah Wanita RSUD
obstruktif dan paralitik dari tahun 2005 - Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi
2006 adalah 1.053 kasus (5,32%), Tahun 2017
sedangkan data di Indonesia tahun 2004 18) Melaksanakan atau dapat
tercatat sekitar 7.024 kasus ileus memberikan suhan keperawatan
obstruktif yang dirawat inap. pada pasien dengan Ileus Obstruksi
1.6 Rumusan Masalah obstruksi parsial di ruang rawat
Berdasarkan latar belakang masalah yang inap Bedah Wanita RSUD
telah diuaraikan di atas, maka penulis Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi
tertarik untuk membuat Laporan Studi Tahun 2017
Kasus dengan judul judul “Asuhan 19) Mengevaluasi asuhan keperawatan
Keperawatan Pada Klien Ny.F Dengan yang telah dilaksanakan pada
Ileus Obstruksi Parsial Di Ruang Rawat pasien dengan Ileus Obstruksi
Inap Bedah Wanita RSUD Dr.Achmad obstruksi parsial di ruang rawat
Mochtar Bukittinggi Tahun 2017” inap Bedah Wanita RSUD
Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi
1.7 Tujuan Tahun 2017
1.7.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan asuhan 20) Melakasanakan pendokumentasian
keperawatan pada pasien dengan keperawatan pada pasien dengan
Ileus Obstruksi parsial penulis dapat Ileus Obstruksi obstruksi parsial di
melaksanakan asuhan keperawatan ruang rawat inap Bedah Wanita
sesuai dengan kewenangan perawat RSUD Dr.Achmad Mochtar
dan standar asuhan keperawatan Bukittinggi Tahun 2017
yang berlaku di ruang bedah RSUD
TINJAUAN PUSTAKA PENDAHULUAN
Dr.Achmad Mucthar Bukittinggi
tahun 2017
2.1 Defenisi Ileus Obstruksi
1.7.2 Tujuan Khusus
93
Obstruksi merupakan suatu pasase yang passage usus terganggu sehingga
terjadi ketika ada gangguan yang akumulasi gas dan cairan dalam lumen
menyebabkan terhambatnya aliran isi usus usus. Adanya akumulasi isi usus dapat
kedepan, tetapi peristaltiknya normal meneyebabkan gangguan absorbsi H2O
(Reeves, 2001).Obstruksi usus merupakan dan elektrolit pada lumen usus yang
suatu blok saluran usus yang menghambat mengakibatkan kehilangan H2O dan
pasase cairan, flatus dan makanan dapat natrium. Selanjutnya akan terjadi
secara mekanis atau fungsional (Tucker, penurunan volume cairan ekstraseluler
1998). sehingga terjadi syok hypovolemik,
penurunan curah jantung, penurunan
2.2 Etiologi perfusi jaringan , hipotensi dan asidosis
Walaupun predisposisi ileus biasanya metabolik.
terjadi akibat pascabedah abdomen, tetapi Akumulasi cairan juga mengakibatkan
ada faktor predisposisi lain yang distensi dinding usus sehingga timbul
mendukung peningkatan resiko terjadinya nyeri, kram dan kolik. Distensi dinding
ileus, di antaranya (Behm, 2003) sebagai usus juga dapat menekan kandung kemih
berikut : sehingga terjadi retensi urine. Retensi
11. Sepsis juga dapat menekan diafragma sehingga
12. Obat-batan (misalnya: opoid, antasid, ventilasi paru terganggu dan
coumarin, amitriptyline, menyebabkan sulit bernapas. Selain itu
chlorpromazine). distensi juga dapat menyebabkan
13. Ganguan elektrolit dan metabolik peningkatan tekanan intralumen.
(misalnya hipokalamia, Selanjutnya terjadi iskemik dinding usus,
hipomagnesemia, hipernatremia, kemudian terjadi nekrosis, rupture dan
anemia, atau hoposmolalitas). perforasi, sehingga terjadi pelepasan
14. Infark miokard. bakteri dan toksin dari usus yang nekrotik
15. Pneumonia ke dalam peritoneum dan sirkulasi sistem.
16. Trauma (misalnya: patah tulang iga, Pelepasan bakteri dan toksin ke
cidera spina). peritoneum akan menyebabkan peritonitis
17. Bilier dan ginjal kolik. septikemia.
18. Cidera kepala dan prosedur bedah
saraf. 2.5 Pemeriksaan penunjang
19. Inflamasi intraabdomen dan 1. Labotarorium
peritonitis. 2. Foto polos abdomen
20. Hematoma retroperitoneal. 3. USG abdomen
4. Pemerikan CT-Scan
.2.3 Manifestasi klinis 5. Pemeriksaan Radiologi
Gejala utama dari ileus obstruksi antara
lain nyeri kolik abdomen, mual, muntah, 2.6 Penatalaksanaan
perut distensi dan tidak bisa buang air 6) Monitor :
besar (obstipasi). Mual muntah umumnya g. Keseimbangan cairan dan elektrolit :
terjadi pada obstruksi letak tinggi. Bila mengoreksi defisit atau kelebihan
lokasi obstruksi di bagian distal maka cairan dan mengganti dengan cairan
gejala yang dominant adalah nyeri intravena.
abdomen. Distensi abdomen terjadi bila h. Tanda-tanda vital : ada kenaikan,
obstruksi terus berlanjut dan bagian berarti ada kemungkinan strangulasi
proksimal usus menjadi sangat dilatasi. atau peritonitis.
i. Pasang kateter urin untuk
2.4 Patofisiologi menghitung balance cairan. Bila
Ileus non mekanis dapat disebabkan oleh urine output berkurang, waspadai
manipulasi organ abdomen , peritonitis, syok.
sepsis, dll, sedang ileus mekanis j. Cairan lambung : ukur dan catat
disebabkan oleh perlengketan neoplasma, warnanya.
hernia, benda asing, volvulus. Adanya k. Darm contour
penyebab tersebut dapat mengakibatkan l. Suara usus
94
7) Dekompresi atas dan bawah : serta menimbulkan penurunan klorida
c. Dekompresi dengan NGT, penderita dan kalium dalam darah (Dermawan,
dipuasakan. dkk.2010.).
d. Lavement
8) Memperbaiki ventilasi : 2.8 Asuhan Keperawatan
d. Posisi Fowler sehingga expansi Pengkajian
diafragma luas. Pengkajian adalah tahap awal dari
e. Menganjurkan penderita bernafas proses keperawatan dan merupakan
melalui hidung dan tidak menelan upaya untuk pengumpulan data secara
udara karena akan menambah lengkap dan sistematis mulai dari
distensi pengumpulan data, identitas dan
f. Menganjurkan bernafas dalam. evaluasi status kesehatan klien.
9) Obat-obatan : (Nursalam, 2011).
c. Antibiotik broadspectrum untuk
bakteri anaerob dan aerob. Diagnosa yang akan muncul
d. Analgesik apabila nyeri. Menurut buku NANDA tahun 2015-
10) Tindakan bedah bila : 2017 dianosa keperawatan yang sering
e. Strangulasi muncul pada klien ileus obstruksi
f. Obstruksi lengkap adalah:
g. Hernia inkarserata 11.Nyeri akut berhubungan dengan
h. Tidak ada perbaikan pada kram abdomen sekunder terhadap
pengobatan konservatif distensi dinding usus
12.Retensi urinarius berhubungan
2.7 Komplikasi dengan obstruksi jalan keluar
9. Peritonitis septicemia adalah suatu kandung kemih sekunder terhadap
keadaan dimana terjadi peradangan tekanan pada kandung kemih
pada selaput rongga perut (peritonium) 13.Perubahan nutrisi kurang dari
yang disebabkan oleh terdapatnya kebutuhan tubuh berhubungan
bakteri dalam darah (bakterimia). dengan muntah
10. Syok hypovolemia terjadi akibat 14.Pola nafas tak efektif
terjadi dehidrasi dan kekurangan berhubungan dengan penurunan
volume cairan. O2 sekunder terhadap tekanan
11. Perforasiusus adalah suatu kondisi pada diafragma
yang ditandai dengan terbentuknya 15.Risiko kekurangan volume cairan
suatu lubang usus yang menyebabkan berhubungan dengan kehilangan
kebococran isi usus kedalam rongga cairan yang berlebihan sekunder
perut, Kebococran ini dapat akibat muntah
meneybabkan peritonitis.
12. Nekrosisusus adalah adanya kematian Rencana asuhan keperawatan
jaringan pada usus. Perencanaan adalah pengembangan
13. Sepsis adalah infeksi berat di dalam strategi untuk mencegah, mengurangi,
darah karena adanaya bakteri. dan mengatasi masalah-masalah yang
14. Abses adalah kondisi medis dimana telah diidentifikasikan dalam diagnosis
terkumpulnya nanah didaerah anus keperawatan. Desain perencanaan
oleh bakteri atau kelenjar yang menggambarkan sejauh mana perawat
tersumbat pada anus. mampu menetapkan cara menyelesaikan
15. Sindroma usus pendek dengan masalah dengan efektif dan efisien
malabsorbsi dan malnutrisi adalah (Rohmah & Walid, 2012).
suatu keadaan dimana tubuh sudah
tidak bisa mengabsorbsi nutrisi karena Implementasi keperawatan
pembedahan. Implemetntasi merupakan tahap
16. Gangguan elektrolit. Trefluk muntah keempat dari proses keperawatan
dapat terjadi akibat distensi abdomen. dimana rencana keperawatan
Muntah mengakibatkan kehilangan dilaksanakan : melaksanakan
ion hidrogen dan kalium dari lambung, intervensi/aktivitasyang telah
95
ditentukan, pada tahap ini perawat siap Saat di lakukan pengkajian pada
untuk melaksanakan intervensi dan tanggal 19 juni 2017 pukul 09:00
aktivitas yang telah dicatat dalam rencan wib klien mengatakan nyeri pada
perawatan klien. abdomen, skala nyeri 5 dengan
penilaian PQRST yaitu :
96
pernah operasi pada abdomen disaat klien sakit sekarang orang yang
sebelumnya, tidak ada riwayat paling berharga dan dapat memberikan
penyakit hipertensi rasa nyaman adalah suami dan anaknya.
Hubungan klien dengan keluarga dan
f. Riwayat Kesehatan Keluarga tetangga berjalan dengan baik tidak ada
Klien mengatakan tidak ada riwayat bertengkaran satu sama lainnya. Klien
penyakit yang sama dengan klien. terdiri dari keluarga yang sederhana,
Klien hanya mengatakan ada riwayat Klien berobat menggunakan BPJS
penyakit magh yang diderita oleh ibu
dan adek laki-laki. klien mengatakan 3.3.7 Data Spritual
tidak ada riwayat penyakit Jantung, Sebelum klien masuk rumah sakit, klien
tidak ada riwayat penyakit hipertensi selalu sholat lima waktu sehari
semalam, klien yakin kepada ALLAH
3.1.2 Pemeriksaan fisik SWT bahwa penyakitnya akan sembuh,
Kesadaran Umum : Sedang klien hanya banyak berdoan kepada
Kesadaran : Composmentis tuhan yang maha esa.
GCS : 15 M=6 V=5
E=4
BB / TB : 55 kg / 155 cm 3.3.8 Data Penunjang
Tanggal 19 juni 2017
Tanda Vital : Pemeriksaan kimia klinik
TD : 110 / 70 mmHg - Kalium: 3.47 mEg/dl
Nafas : 20 x/i ( 3.5 – 5.5 mEg/dl )
Nadi : 80 x/i - Natrium : 142.2 mEg/dl ( 135
Suhu : 37,3 c – 147 mEg/dl )
- Khlorida : 109.9 mEg/dl ( 100
Head to toe – 106 mEg/dl )
Fokus pengkajian Pemeriksaan Laboratorium
Abdomen - HGB : 14.4 [ g/dl ]P 13.0 – 16.0
Ins: Perut tampak membuncit karena W 12.0 – 14.0
tidak ada BAB, tidak ada - RBC : 4.81 [ 10^6/Ul ]
bekas operasi - HCT : 39.9 [ % ]
Aus : Bising usus klien dengan ileus - MCV : 83.0 – [ fL ]
obstruksi parsial tidak ada - MCH : 29.9 [ pg ]
Pl: Terdapat nyeri tekan, skala nyeri - MCHC : 36.1 [g/dL ]
5 - RDW-SD : 34.6 – [ fL]
Pk : Terdengar bunyi Tympani pada - RDW-CV : 11.6 [%]
anterior bawah kiri - WBC : 8.20 [ 10^3/ Ul ]
97
9) Klien mengatakan hidungnya Nyeri dirasakan klien hilang
terasa sakit karena terpasang NGT timbul, nyeri dirasakan saat
10) Klien mengatakan keadaannya klien bergerak
cemas karena terpasang infus di
tangan kiri dan kanan, terpasang 3.4 Diagnosa keperawatan
kateter, cemas dengan keadaannya 1. Nyeri akut b/d kram abdomen
sekarang ini karena takut sekunder terhadap distensi
penyakitnya tidak sembuh dinding usus
11) Klien mengatakan selama dia 2. Defisit perawatan diri b/d
masuk Rumah Sakit belum ada intoleransi aktivitas
mandi 3. Ansietas b/d Status kesehatan
12) Klien mengatakan belum di
izinkan ke kamar mandi karena 3.3 Intervensi keperawatan
keadaan yang belum Intervensi keperawatan dilakukan
memungkinkan selama 3x24 jam
d. Data Obyektif
15) Klien tampak gelisah 3.4 Implementasi keperawatan dan
16) Klien tampak meringis evaluasi
17) Klien tampak memegang perutnya Implementasi dilakukan selama 3 hari
karena sakit dan penulis tidak mengalami
18) Klien tampak memegang kesulitan karena klien kooperatif. Dan
hidungnya karena sakit masalah dapat teratasi dengan baik.
19) Klien tampak cemas, nadi : 110 x/i
pernafasan : 25x/i PEMBAHASAN
20) Klien terpasang NGT
21) Klien tampak letih Asuhan Keperawatan pada Ny.F dengan Ileus
22) Klien tampak kotor Obstruksi Parsial di Ruang Rawat Inap Bedah
23) Rambut klien tampak berminyak RSUD DR.Achmad Mochtar Bukittinggi
24) Rambut klien kusut Tahun 2017 di dapatkan pembahasan sebagai
25) Badan klien bau berikut :
26) Klien tampak tidak segar
27) TTV 19 juni 2017 4.3 Pengkajian
TD : 130 / 70 mmHg Berdasarkan tinjauan teoritis tentang
N : 110 x/i pengkajian pada pasien Ileus Obstruksi
Suhu : 37,3 c sesuai dengan tinjauan teoritis dengan
RR : 22x/i tinjauan kasus pada pengkajian Ny.F yang
28) Skala nyeri 5 berumur 47 Tahun dengan Ileus Obstruksi
Dengan penilaian PQRST : Parsial. Pasien mengalami perutnya sakit
P = provokatif (penyebab) sejak 13 hari yang lalu, terasa nyeri di
Nyeri klien timbul karena perut, klien gelisah dan meringgis apabila
klien tidak ada BAB nyeri/ sakit datang, klien mengatakan
Q = Quality (kualitas) nyeri yang dirasakan klien hilang timbul,
Nyeri yang dirasakan klien susah untuk tidur saat malam hari karena
seperti ditusuk-tusuk setiap nyeri pada bagian abdomen, klien hanya
ingin menggerakkan tidur 4 jam dan sering terbangun karena
abdomennya sakit pada bagian perut, Skala nyeri 5.
R = Radiation (penyebab) Klien mengatakan tidak ada kentut, Klien
Nyeri dirasakan disekitar mengatakan perutnya kembung, tidak ada
abdomen BAB sejak 10 hari yang lalu. Klien juga
S = Severity (tanda dan gejala) mengatakan mual muntah (+), kepala
Klien meringis, skala nyeri 5, pusing.
nyeri dirasakan klien disertai Hal ini sejalan dengan teori yang
nafas dan nadi agak cepat, menyatakan Obstruksi merupakan suatu
klien merasa tidak nyaman pasase yang terjadi ketika ada gangguan
T = time (waktu timbulnya) yang menyebabkan terhambatnya aliran
98
isi usus kedepan, tetapi peristaltiknya tinjauan kasus, dimana ada 4 masalah
normal (Reeves, 2001). keperawatan yang ada didalam tinjauan
Tanda dan gejala pasien yang menderita teoritis tidak ada muncul didalam tinjauan
ileus obstruksi gejala utama antara lain kasus, yaitu :
nyeri kolik abdomen, mual, muntah, perut 5. Retensi urinarius berhubungan
distensi dan tidak bisa buang air besar dengan obstruksi jalan keluar
(obstipasi). Mual muntah umumnya kandung kemih sekunder terhadap
terjadi pada obstruksi letak tinggi. Bila tekanan pada kandung kemih
lokasi obstruksi di bagian distal maka 6. Perubahan nutrisi kurang dari
gejala yang dominant adalah nyeri kebutuhan tubuh berhubungan
abdomen. Distensi abdomen terjadi bila dengan muntah
obstruksi terus berlanjut dan bagian 7. Pola nafas tak efektif berhubungan
proksimal usus menjadi sangat dilatasi. dengan penurunan O2 sekunder
terhadap tekanan pada diafragma
4.4 Diagnosa Keperawatan 8. Risiko kekurangan volume cairan
Dalam teori dengan kasus Ileus Obstruksi berhubungan dengan kehilangan
ditemukan diagnosa keperawatan yaitu cairan yang berlebihan sekunder
Nyeri b/d kram abdomen sekunder akibat muntah.
terhadap distensi dinding usus. Hal ini disebabkan karena tidak adanya
Hasil pengkajian diagnosa keperawatan data-data dari keluahan pasien yang
yang muncul pada Ny.F dengan Ileus mendukung untuk menegakkan masalah
Obstruksi adalah keperawatan yang ada didalam tinjauan
4. Nyeri berhubungan dengan kram teoritis ke dalam tinjauan kasus. Namun
abdomen sekunder terhadap ada dua masalah keperawatan yang
distensi dinding usus tidak ada didalam tinjauan teoritis, tapi
5. Defisit perawatan diri berhubungan ada didalam tinjauan kasus, yaitu :
dengan intoleransi aktivitas 3. Defisit perawatan diri b/d
6. Ansietas b/d Status kesehatan. intoleransi aktivitas
Menurut asumsi penulis ada perbedaan 4. Ansietas b/d Status kesehatan
yang spesifik antara teori dengan kasus. Hal ini disebabkan karena adanya data-
Sehingga dapat disimpulkan diagnosa data yang mendukung dari keluhan pasien
keperawatan yang tidak ada diteori untuk menegakan masalah keperawatan
ditemukan didalam kasus Ileus Obstruksi yang muncul didalam tinjauan kasus
pada Ny.F. pasien ileus obstruksi, namun tidak ada
Sedangkan pada tinjauan teoritis ada 5 muncul didalam tinjauan teoritis.
masalah keperawatan, yaitu :
1. Nyeri akut berhubungan dengan 8.3 Rencana Asuhan Keperawatan
kram abdomen sekunder terhadap
distensi dinding usus Dalam penyusunan rencana keperawatan
2. Retensi urinarius berhubungan penulis menggunakan rencana
dengan obstruksi jalan keluar keperawatan berdasarkan standar NIC-
kandung kemih sekunder terhadap NOC NANDA. Dalam kasus rencana
tekanan pada kandung kemih keperawatan yang muncul diantaranya
3. Perubahan nutrisi kurang dari adalah :
kebutuhan tubuh berhubungan Untuk diagnosa Nyeri b/d kram abdomen
dengan muntah sekunder terhadap distensi dinding usus
4. Pola nafas tak efektif berhubungan dilakukan intervensi Pain Management
dengan penurunan O2 sekunder dan Analgesic Administration yang
terhadap tekanan pada diafragma berdasarkan pada tinjauan teoritis ada 11
5. Risiko kekurangan volume cairan rencana keperawatan, yaitu :
berhubungan dengan kehilangan 39. Lakukan pengkajian nyeri
cairan yang berlebihan sekunder secara komprehensif termasuk
akibat muntah lokasi, karakteristik, durasi,
Dari hasil pengkajian didapatkan frekuensi, kualitas dan faktor
perbedaan antara tinjauan teoritis dengan presipitasi
99
40. Observasi reaksi nonverbal Dari hasil perbandingan antara rencana
dari ketidaknyamanan tindakan menurut tinjauan teoritis dengan
41. Bantu pasien dan keluarga tinjauan kasus sesuai antara teori dengan
untuk mencari dan menemukan kasus ileus obstruksi.
dukungan Untuk diagnosa Defisit perawatan diri b.d
42. Kontrol lingkungan yang intoleransi aktivitas intervensi yang
dapat mempengaruhi nyeri seperti dilakukan ada 6 rencana keperawatan
suhu ruangan, pencahayaan dan yang tidak ada didalam tinjauan teoritis,
kebisingan namun ada muncul didalam tinjauan
43. Kurangi faktor presipitasi kasus, yaitu :
nyeri 13.Kaji kemampuan untuk
melakukan alat bantu
44. Ajarkan tentang teknik non
14.Kaji membrane mukosa oral
farmakologi: napas dala, relaksasi,
dan kebersihan tubuh setiap hari
distraksi, kompres hangat/ dingin
15.Kaji kondisi kulit saat mandi
45. Kolaborasi dalam pemberian
16.Kaji adanya perubahan
analgetik
kemampuan fungsi
46. Tingkatkan istirahat 17.Bantu perawatan diri :
47. Berikan informasi tentang mandi/hygine
nyeri seperti penyebab nyeri, berapa 18.Beri dukungan klien mandi dalam
lama nyeri akan berkurang dan melakukan mandi dan hygine.
antisipasi ketidaknyamanan dari Untuk diagnosa Ansietas b.d Status
prosedur kesehatan aktivitas intervensi yang
48. Monitor vital sign sebelum dan dilakukan ada 6 rencana keperawatan
sesudah pemberian analgesik yang tidak ada didalam tinjauan teoritis,
pertama kali namun ada muncul didalam tinjauan
Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 kasus, yaitu :
rencana keperawatan yang dilaksanakan, 13.Beri bimbingan antisipatif kepada
yaitu : klien
12. Lakukan pengkajian nyeri secara 14.Bantu klien mengurangi stress
komprehensif termasuk lokasi, 15.Berikan dukungan emosional
karakteristik, durasi, frekuensi, 16.Monitor vital sign
kualitas dan faktor presipitasi 17.Kolaborasi dalam pemberian terapi
13. Observasi reaksi nonverbal dari obat
ketidaknyamanan 18.Ajarkan klien teknik relaksasi
14. Bantu pasien dan keluarga untuk
mencari dan menemukan dukungan 8.4 Implementasi
15. Kontrol lingkungan yang dapat Implementasi keperawatan yang
mempengaruhi nyeri seperti suhu dilakukan juga sesuai dengan rencana
ruangan, pencahayaan dan asuhan keperawatan yang telah disusun
kebisingan dan sesuai dengan kondisi Ny.F.
16. Kurangi faktor presipitasi nyeri Diagnosa keperawatan Nyeri akut b.d
17. Ajarkan tentang teknik non kram abdomen sekunder terhadap distensi
farmakologi: napas dala, relaksasi, dinding usus dan implementasi yang
distraksi, kompres hangat/ dingin dilakukan, yaitu :
18. Kolaborasi dalam pemberian 11.Melakukan pengkajian nyeri secara
analgetik komprehensif termasuk lokasi,
19. Tingkatkan istirahat karakteristik, durasi, frekuensi,
20. Berikan informasi tentang nyeri kualitas dan faktor presipitasi,
seperti penyebab nyeri, berapa lama Mengobservasi reaksi nonverbal dari
nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan
ketidaknyamanan dari prosedur 12.Membantu pasien dan keluarga
21. Monitor vital sign sebelum dan untuk mencari dan menemukan
sesudah pemberian analgesik dukungan
pertama kali.
100
13.Mengontrol lingkungan yang dapat sudah berkurang dengan skala nteri 4,
mempengaruhi nyeri seperti suhu Ny.F sudah bisa mandi secara mandiri
ruangan, pencahayaan dan dan Ny.F sudah tidak cemas lagi dengan
kebisingan kondisinya.
14.Mengurangi faktor presipitasi nyeri
15.Mengkaji tipe dan sumber nyeri KESIMPULAN DAN SARAN
untuk menentukan intervensi
16.Mengjarkan tentang teknik relaksasi 5.3 Kesimpulan
17.Berkolaborasi dalam pemberian Obstruksi merupakan suatu pasase yang
analgetik terjadi ketika ada gangguan yang
Ditemukan : OMZ 2x20 mg/hari menyebabkan terhambatnya aliran isi usus
18.Tingkatkan istirahat kedepan, tetapi peristaltiknya normal
19.Berikan informasi tentang nyeri (Reeves, 2001).Obstruksi usus merupakan
seperti penyebab nyeri, berapa suatu blok saluran usus yang menghambat
lama nyeri akan berkurang dan pasase cairan, flatus dan makanan dapat
antisipasi ketidaknyamanan dari secara mekanis atau fungsional (Tucker,
prosedur 1998). Ileus adalah gangguan pasase isi
20. Monitor vital sign sebelum dan usus yang merupakan tanda adanya
sesudah pemberian analgesik obstruksi usus akut yang segera
Untuk diagnosa Defisit perawatan diri b.d memerlukan pertolongan atau tindakan
intoleransi aktivitas dan implementasi (Darmawan, dkk, 2010).
yang telah dilakukan, yaitu : Dari uraian diatas penulis dapat
12.Mengobservasi kemampuan klien mengambil kesimpulan :
untuk melakukan alat bantu 1. Konsep dan asuhan keperawatan
13.Mengobservasi membrane tentang Ileus Obstruksi seperti
mukosa oral dan kebersihan tubuh pengertian, anatomi dan fisiologi,
14.Mengobservasi kondisi kulit saat etiologi, manifestasi klinis,
mandi patofisiologi dan WOC, pemeriksaan
15.Mengobservasi adanya perubahan penunjang, penatalaksanaan dan
kemampuan fungsi komplikasi. Dapat di pahami dengan
16.Membantu perawatan diri : baik oleh penulis maupum pembaca
mandi/hygine klien 2. Pengkajian asuhan keperawatan pada
17.Memberikan dukungan klien klien Ny.F dengan ileus obstruksi
untuk mandi mandi / hygine parsial diruang rawat inap bedah
Untuk diagnosa Ansietas b.d Status wanita RSUD Dr. Achmad Mocthar
kesehatan dan implementasi yang telah Bukittinggi tahun 2017 dapat
dilakukan, yaitu : dilakukan dengan baik dan tidak
7. Memberikan bimbingan mengalami kesulitan dalam
antisipatif cemas kepada klien mengumpulkan data.
dengan cara : 3. Pada diagnosa asuhan keperawatan
- Komunikasi dengan pada pasien dengan Ileus Obstruksi
orang sekitar parsial di ruang rawat inap Bedah
- Istirahat ( tidur ) Wanita RSUD Dr.Achmad Mochtar
- Berfikiran positif Bukittinggi Tahun 2017 dapat
8. Membantu klien mengurangi dirumuskan 3 diagnosa pada tinjauan
stress kasus
9. Memberikan dukungan 4. Pada perencanaan asuhan
emosional keperawatan pada pasien dengan
Ileus Obstruksi parsial di ruang rawat
8.5 Evaluasi inap Bedah Wanita RSUD
Setelah dilakukan implementasi selama Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi
3x8 jam dari hari Senin (19 Juni 2017) Tahun 2017 semua perencanaan
sampai hari Rabu (21 Juni 2017), dapat diterapkan pada tinjauan kasus.
didapatkan hasil bahwa Ny.F mengalami 5. Pada implementasi asuhan
kemajuan dimana Ny.F merasakan nyeri keperawatan pada pasien dengan
101
Ileus Obstruksi obstruksi parsial di the place of conservative treatment. ISRN
ruang rawat inap Bedah Wanita Surg. 2011;1–4.
RSUD Dr.Achmad Mochtar
Bukittinggi Tahun 2017 hampir Behm, B. Dan stollman N. Postoperative
semua dapat dilakukan, namun ada ileus: etiologi dan interventions. Clin
beberapa rencana tindakan yang Gastroenterol Hepatol. 1(2): 71-80/maret
penulis tidak lakukan tetapi 2003
dilakukan oleh perawat ruangan
tersebut Debas HT. Gastrointestinal surgery:
6. Evaluasi asuhan keperawatan yang pathophysiology and management. New
telah dilaksanakan pada pasien York: SpringerVerlag; 2004 : 239 – 54.
dengan Ileus Obstruksi obstruksi
parsial di ruang rawat inap Bedah Franklin Jr, et all. Laparoscopic Diagnosis
Wanita RSUD Dr.Achmad Mochtar and Treatment of Intestinal Obstruction.
Bukittinggi Tahun 2017 dapat Texas Endosurgery Institute, 2003
dilakukan dari 3 diagnosa dan semua
masalah teratasi sebagian. Indrayani MN. Diagnosis dan tatalaksana
ileus obstruksi [Internet]. e-Jurnal Medika
5.4 Saran Udayana. 2013
4. Bagi Penulis
Liakakos T, Thomakos N, Fine P, Dervenis
Memberikan pengetahuan dan C, Young R. Peritoneal adhesions: etiology,
memperkaya pengalaman bagi pathophysiology, and clinical significance.
penulis dalam memberikan dan Recent advances in prevention and
menyusun asuhan keperawatan pada management. Dig Surg [Internet]. 2001
klien dengan Ileus Obstruksi parsial [cited 2015 Mach 20];18(4):260–73.
dan sebagai salah satu syarat Available from:
menyelesaikan pendidkan program http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pu
studi DIII Keperawatan Sekolah bmed/11528133.
Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)
Perintis Padang. Pasaribu N. Karakteristik penderita ileus
obstruktif yang dirawat inap di RSUD dr.
5. Bagi Institusi Pendidikan Pirngadi Medan tahun 2007-2010 [skripsi].
Sebagai masukan bagi institusi Medan. Fakultas Kesehatan Masyarakat
pendidkan dalam proses belajar Universitas Sumatra Utara; 2012.
mengajar, khususnya tentang Karya
Tulis Ilmiah Laporan Studi Kasus Obaid KJ. Intestinal obstruction: etiology,
dan memberikan sumbangan pikiran correlation between pre- JOM FK Volume 2
yang kiranya dapat berguna sebgai No. 2 Oktober 2015 18 operative and
informasi awal. operative diagnosis. . Int J Public Health.
2011; 41–9.
6. Bagi Institusi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan bagi tenaga Shalkow J. Pediatric small-bowel obstruction
kesehatan, perawat yang ada dirumah [on the Internet]. Medscape. 2014 [updated
sakit untuk mengambil langkah- 2014 Oct 14 ; cited 2014 Nov 7]. Available
langkah kebijakan dalam rangka from: http://emedicine.medscape.com/art
upaya peningkatan mutu pelayanan icle/930411-overview#showall
keperawatan klien dengan Ileus
Obstruksi parsial. Sadler, T. Langman’s Medical embryology.
9th ed. Baltimore : Lipincott Williams and
DAFTAR PUSTAKA Wilkins; 2004 : 285-318 24.
Al-Salem AH, Oquaish M. Adhesive
intestinal obstruction in infants and children:
102
103
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY. F DENGAN ILEUS OBSTRUKSI
PARSIAL DIRUANG RAWAT INAP BEDAH WANITA RSUD DR. ACHMAD
MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2017
ATIKA RAHAYU NINGSIH, NS.VERA SESRIANTY,M.KEP
Abstrak
Obstruksi usus adalah gangguan pada aliran normal atau suatu blok saluran usus yang
menghambat pasase cairan, flatus dan makanan dapat secara mekanis atau fungsional yang
segera memerlukan pertolongan atau tindakan. Insiden ileus obstruksi di RSUD Dr.Achmad
Mochtar Bukittinggi tahun 2017 dari bulan Januari sampai Juni jumlah kasus Ileus Obstruksi
sebanyak 80 kasus. Tujuan penulisan laporan ini adalah mampu melakukan asuhan
keperawatan pada klien ileus obstruksi parsial. Hasil laporan kasus ditemukan data pada Ny.
F yaitu Klien mengatakan nyeri dirasakan disekitar abdomen, Klien mengatakan nyeri yang
dirasakan klien seperti ditusuk-tusuk setiap ingin menggerakkan abdomennya, Klien
mengatakan susah untuk tidur saat malam hari karena nyeri pada bagian abdomen, Klien
mengatakan hanya tidur 4 jam dan sering terbangun karena sakit pada bagian perut, Klien
mengatakan hidungnya terasa sakit karena terpasang NGT, Klien mengatakan keadaannya
cemas karena terpasang infus di tangan kiri dan kanan, terpasang kateter, cemas dengan
keadaannya sekarang ini karena takut penyakitnya tidak sembuh, Klien mengatakan selama
dia masuk Rumah Sakit belum ada mandi, Klien mengatakan belum di izinkan ke kamar
mandi karena keadaan yang belum memungkinkan. Hasil pengkajian tersebut didapatkan
masalah keperawatan pada Ny. F yaitu nyeri akut berhubungan dengan kram abdomen
sekunder terhadap distensi dinding usus, defisit perawatan diri berhubungan dengan
intoleransi aktifitas, ansietas berhubungan dengan status kesehatan. Berdasarkan masalah
keperawatan diatas maka disusunlah rencana dan melaksanakan tindakan keperawatan serta
evaluasi yang mengacu pada tujuan dan kriteria hasil. Ileus obstruksi bisa menyerang semua
kalangan masyarakat baik laki-laki maupun perempuan. Oleh karena itu disarankan kepada
instansi rumah sakit untuk melakukan asuhan keperawatan klien dengan ileus obstruksi
parsial secara tepat dan benar.
104
NURSING CARE IN CLIENT NY. F WITH ILEUS PARSIAL OBSTRUCTION IN THE
INFANT ROOM WOMEN SURGERY RSUD DR. ACHMAD MOCHTAR
BUKITTINGGI 2017
ATIKA RAHAYU NINGSIH, NS.VERA SESRIANTY,M.KEP
Abstract
Intestinal obstruction is a disorder of the normal flow or a block of intestinal tract which
inhibits fluid, flammable and food passages can be mechanically or functionally that require
immediate relief or action. The incidence of obstructive ileus at Dr.Achmad Mochtar
Bukittinggi Hospital in 2017 from January to June was 80 cases of Ileus Obstruction. The
purpose of writing this report is to be able to perform nursing care on partial obstruction
ileus clients. The results of case reports found data on Ny. F The client says the pain is felt
around the abdomen, Client said the pain felt by the client as stabbed every want to move his
abdomen, Client said difficult to sleep at night due to pain in the abdomen, Client said only
sleep 4 hours and often woke up due to pain at Stomach, Client said his nose hurt because of
installed NGT, Client said his condition is anxious because of infusion installed in left and
right hand, mounted catheter, worried about his current situation for fear of his illness does
not heal, Client said as long as he entered Hospital no bath, Clients say they have not been
allowed into the bathroom because of the circumstances that have not been possible. The
result of this study was obtained by nursing problem at Ny. F that is acute pain associated
with secondary abdominal cramps to bowel wall distention, self-care deficit associated with
activity intolerance, anxiety associated with health status. Based on the above nursing
problem, the plan and conduct the nursing action and evaluation that refers to the objectives
and criteria of the results. Ileus obstruction can attack all circles of society both men and
women. It is therefore advisable to the institution of the hospital to perform client nursing
care with partial and correct parental obstruction ileus.
105