Anda di halaman 1dari 63

MANAJEMEN RISIKO TERHADAP PENGIRIMAN BARANG PADA JNE

CABANG BATUSANGKAR

SKRIPSI

Ditulis Sebagai syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (Sarjana Ekonomi)


Jurusan Ekonomi Syariah

Oleh:

FEBI VELAWATI
NIM. 1630403038

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BATUSANGKAR
2020 M/1442 H
ABSTRAK

Febi Velawati, NIM 1630403038. Judul Skripsi: “Manajemen Risiko


Terhadap Pengiriman Barang Pada JNE Cabang Batusangkar”. Jurusan
Ekonomi Syariah Konsentrasi Manajemen Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.
Pokok permasalahan dalam skripsi ini adalah adanya risiko-risiko yang
dialami oleh JNE Cabang Batusangkar seperti, terjadinya keterlambatan dalam
proses pengiriman barang, hilang atau cacatnya barang saat sampai ketangan
penerima. Adapun tujuan pembahasan ini yaitu untuk mengetahui bagaimana
bentuk manajemen risiko terhadap pengiriman barang pada JNE Cabang
Batusangkar.
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan (Field
Research), dengan menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis
data adalah dengan cara reduksi data, model data dan verifikasi atau kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian risiko pengiriman barang yang terjadi pada
JNE Cabang Batusangkar disebabkan oleh faktor alam dan non alam, faktor
pelanggan dan juga faktor persaingan yang mengakibatkan keterlambatan, salah
alamat, rusak atau cacat barang. Untuk memanajemen risiko-risiko yang terjadi
pada saat proses pengiriman barang telah dijelaskan dalam Syarat Standar
Pengiriman (SSP) JNE.

Kata Kunci: Manajemen Risiko, Pengiriman Barang

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
PERSETUJUAN PEMBIMBING
PENGESAHAN TIM PENGUJI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ..................................................................................... 4
C. Rumusan Masalah................................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
E. Manfaat dan Luaran Penelitian ............................................................... 5
F. Definisi Operasional ............................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................................... 7
A. Landasan Teori ....................................................................................... 7
1. Manajemen......................................................................................... 7
2. Risiko ............................................................................................... 16
3. Manajemen Risiko ........................................................................... 24
4. Perusahaan Jasa................................................................................ 29
5. Pengiriman Barang .......................................................................... 30
6. JNE................................................................................................... 32
B. Penelitian Relevan ................................................................................ 32
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 35
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 35
B. Latar dan waktu Penelitian ................................................................... 35
C. Instrumen Penelitian ............................................................................. 36
D. Sumber Data ......................................................................................... 36
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 36
F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 37

ii
G. Teknik Penjamin Keabsahan Data ........................................................ 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 39
A. Gambaran Umum Perusahaan .............................................................. 39
1. Sejarah berdirinya perusahaan JNE (Jalur Nugraha Ekakurir) ........ 39
2. Visi dan Misi JNE (Jalur Nugraha Ekakurir) ................................... 39
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ......................................................... 44
1. Risiko terhadap pengiriman barang yang dialami oleh JNE Cabang
Batusangkar ..................................................................................... 45
2. Kendala yang dihadapi oleh JNE Cabang Batusangkar ................... 48
3. Jumlah pengiriman barang pada JNE .............................................. 50
4. Manajemen risiko terhadap pengiriman barang pada JNE .............. 50
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 52
A. Kesimpulan ........................................................................................... 52
B. Saran ..................................................................................................... 52
DAFTAR KEPUSTAKAAN

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Kategori Keterampilan Katz dan Mintzberg ........................................ 16
Tabel 2. 2 Tingkat ketidakpastian risiko ............................................................... 19
Tabel 2. 3 Matrik Cara Penanggulangan Risiko ................................................... 29
Tabel 3. 1 Rancangan Waktu Penelitian ............................................................... 35

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Seiring perkembangan zaman dan semakin banyaknya kebutuhan
masyarakat terhadap suatu barang dan keterbatasan waktu karena kesibukan
dilain tempat,namun kebutuhan atau kewajiban seseorang tetap harus
dipenuhi sehingga cargo menjadi solusi yang efisien dan penjaminan
pengiriman barang secara resmi seperti JNE, JNT, TiKi, dan perusahaan jasa
pengiriman barang lainnya yang selama ini familiar kita kenal sebagai
pengiriman barang yang unggul dimata konsumennya sehingga beberapa
tahun kebelakang cargo jenis tersebut mendapat kepercayaaan dimata
masyarakat.
Indonesia banyak memiliki perusahaan cargo yang sebelumnya lebih
terkenal pos sebagai tempat pengiriman surat dan barang namun
perkembangn zaman membuat pos sudah sedikit terhimpit oleh perusahaan –
perusahaan swasta yang bergerak dibidsng jasa seperti JNE, JNT, TiKi, dan
perusahaan jasa pengiriman barang lainnya, dikarenakan kurangnya sarana
promosi, pelayanan terkadang kurang cepat dan tepat waktu jika
dibandingkan dengan perusahaan pengiriman barang lainnya. Sehingga
masyarakat lebih memilih untuk melakukan proses pengiriman barang
melalui JNE, JNT, TiKi, dan perusahaan jasa pengiriman barang lainnya
sehingga dapat lebih mudah memantau barang yang dikirim tersebut. Dengan
demikian seluruh perusahaan baik itu perusahaan dagang ataupun perusahaan
jasa harus memiliki manajemen yang baik demi kelancaran perusahaan
tersebut baik internal maupun eksternalnya
Manajemen merupakan suatu kegiatan yang memiliki tujuan
organisasi yang efektif dan efisien melalui proses POAC (Planning,
Organizing, Actuating, Controlinng). Pencapaian tujuan organisasi yang
efektif dan efisien ini mengandung makna bahwa manajer organisasi atau

1
2

perusahaan apapun itu, akan selalu berupaya untuk mencapai berbagai tujuan
akhir yang efektif dan efisien. (Suhardi, 2018: 24)
Pada dasarnya manajemen risiko adalah penerapan fungsi-fungsi
manajemen dalam penanggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh
organisasi atau perusahaan, keluarga dan masyarakat. Jadi manajemen risiko
mencakup kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, memimpin,
mengoordinasi dan mengawasi program penanggulangan risiki.
Manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu metode logis dan
sistematik dalam identifikasi, kuantifikasi, menentukan sikap, serta
melakukan monitor dan pelaporan risiko yang berlangsung pada setiap
aktivitas atau proses. (Triyono, 2019: 8)
Dengan diterapkannya manajemen risiko disuatu perusahaan ada
beberapa manfaat yang akan diperoleh, yaitu:
1. Perusahaan memiliki ukuran kuat sebagai pijakan dalam mengambil setiap
keputusan, sehingga para manajer menjadi lebih berhati-hati dan selalu
menempatkan ukuran-ukuran dalam berbagai keputusan.
2. Mampu memberi arahan bagi suatu perusahaan dalam melihat pengaruh-
pengaruh yang mungkin timbul secara jangka pendek dan jangka panjang.
3. Mendorong para manajer dalam mengambil keputusan untuk selalu
menghindari risiko dan menghindari dari pengaruh terjadinya kerugian
khususnya kerugian dari segi finansial.
4. Memungkinkan perusahaan memperoleh risiko kerugiaan yang minimum.
5. Dengan adanya konsep manajemen risiko yang dirancang secara detail
maka artinya perusahaan telah membangun arahan dan mekanisme secara
berkelanjutan. (Fahmi, 2011: 3)
Perusahaan atau istilah Inggrisnya enterprise terdiri dari satu atau
lebih unit-unit usaha yang disebut pabrik atau bedrijf (Bahasa Belanda).
Pengertian perusahaan disini maksudnya suatau lembaga yang
diorganisasikan dan dijalankan untuk menyediakan barang atau jasa untuk
masyarakat dengan motif atau insentif keuntungan. Selain sebagai suatu
lembaga peusahaan juga merupakan suatu wadah yang diorganisasikan,
3

didirikan dan diterima dalam tata kehidupan masyarakat. (Herujito, 2001:


281)
Pada salah satu JNT yang berada di kota Batusangkar, salah seorang
karyawan menjelaskan bahwa dalam melakukan pengiriman barang kepada
penerima kadang terjadi keterlambatan yang tidak sesuai dengan jadwal,
disebabkan karena kurir yang mengantarkan barang banyak memilih barang-
barang tertentu untuk dikirimkan sehingga barang yang tidak terpilih menjadi
lama untuk sampai kepada penerima barang tersebut. Selanjutnya terjadinya
keterlambatan pengiriman barang terjadi karena barang yang terlalu banyak
menumpuk, sehingga kurir lama dalam proses memilah dan memilih mana
yang akan diantarkan terlebih dahulu. (Wawancara dengan Edo, 21 Juli 2020)
Di TIKI Batusangkar karyawan menjelaskan dalam pengiriman
barang hanya beberapa kali dalam tahun 2020 terjadinya keterlambatan
barang kiriman sampai kepenerima. Hal itu disebabkan karena dampak dari
pandemi covid 19 yang menyebabkan lamanya barang dalam perjalanan.
(Wawancara dengan Anisa, 21 Juli 2020)
Pada kantor pos yang berada di tabek patah salimpaung, salah satu
karyawan mengungkapkan bahwa masalah yang dihadapi oleh pos dalam
proses pengiriman barang saat ini hanya keterlambatan barang sampai pada
tujuan, hal itu dikarenakan sedang terjadinya pandemi covid 19 yang
menyebabkan barang kiriman lama sampai pada tujuan. ( Wawancara dengan
Rahmad, 28 Juli 2020)
Pada kabupaten Tanah Datar khususnya JNE Cabang Batusangkar
yang menjadi tempat pengiriman barang bagi masyarakat sekitar, menurut
beberapa konsumen yang merupakan masyarat sekitar salah satunya ibuk
Misrawati yang penulis tanyakan beliau menuturkan bahwa dalam
mengirimkan barangnya ke Tangerang, Banten barang tersebut ditemukan
rusak namun tidak dapat dipertanggungjawabkan oleh pihak JNE di
Tangerang dan ditemui pada JNE Cabang Batusangkar bahwa kerusakan
dalam pengiriman bukan tanggungjawab perusahaan sehingga kepercayaan
4

konsumen mengurangi loyalitas konsumen dalam menggunakan jasa JNE.


(Wawancara dengan Misrawati, 17 Januari 2020)
Salah satu karyawan JNE Cabang Batusangkar mengungkapkan
bahwa dalam pengiriman barang pernah terdapat kendala yaitu keterlambatan
barang kiriman sampai ke alamat yang dituju pengirim, dan juga adanya
konsumen menanyakan barang yang ia terima tidak rapi. (Wawancara dengan
Nike Ardila, 20 Januari 2020)
Dari masalah yang penulis temui diatas penulis ingin meneliti
bagaimana bentuk manajemen rIsiko pada perusahaan jasa pengiriman barang
khususnya JNE Cabang Batusangkar yang menjadi tempat penulis melakukan
penelitian, karena pada masalah diatas manajemen resiko sangat diperlukan
untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat serta citra perusahaan yang
mana akan menimbulkan loyalitas konsumen sehingga perusahaan JNE
Cabang Batusangkar dapat mempertahankan perusahaannya dalam
persaingan perusahaan cargo yang cukup banyak di Kabupaten Tanah Datar.
Berdasarkan masalah dan fenomena diatas, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai “Manajemen Risiko Terhadap
Pengiriman Barang Pada JNE Cabang Batusangkar”

B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis paparkan,
maka penulis memfokuskan penelitian tentang “Manajemen Risiko Terhadap
Pengiriman Barang Pada JNE Cabang Batusangkar”
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana Manajemen Risiko Terhadap Pengiriman
Barang Pada JNE Cabang Batusanagkar ?”.
5

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana bentuk manajemen risiko terhadap pengiriman barang
pada JNE Cabang Batusangkar.

E. Manfaat dan Luaran Penelitian


1. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-
pihak yang berkepentingan. Secara garis besar penelitian ini berguna bagi:
a. Bagi penulis
Penelitian ini bermanfaat untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam mencapai gelar sarjana pada Jurusan Ekonomi Syariah
Konsentrasi Manajemen Syariah, sebagai sarana untuk menambah
wawasan dan pengetahuan penulis terhadap persoalan yang penulis
angkat, sebagai sarana dan wadah untuk mengaplikasikan segala teori
tentang ekonomi dan bisnis yang diperoleh di perkuliahan dan juga alat
untuk pembahasan materi.
b. Bagi aparatur perusahaan terkait
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan
pertimbangan bagi aparatur perusahaan terkait berkaitan dengan
pengelolaan risiko.
c. Bagi pihak lainnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran
dan pengaplikasian ilmu pengetahuan dibidang manajemen, khususnya
manajemen.
2. Luaran Penelitian
Peneliti mengharapkan agar hasil penelitian ini dapat diterbitkan
sebagai jurnal ilmiah dan juga diseminasikan pada forum seminar sehingga
dapat menjadi bahaan bacaan bagi pembaca.
6

F. Definisi Operasional
Manajemen risiko merupakan penerapan fungsi-fungsi manajemen
dalam penanggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi/
perusahaan, keluarga dan masyarakat. Jadi manajemen risiko mencakup
kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengoordinasi dan
mengawasi program penanggulangan risiko. Manajemen risiko didefinisikan
sebagai suatu metode logis dan sistematik dalam identifikasi, kuantifikasi,
menentuka sikap, menetapkan solusi, serta melakukan monitor dan pelaporan
risiko yang berlangsung pada setiap aktivitas atau proses. (Triyono, 2019: 8-
9)
Manajemen risiko membahas bagaimana perusahaan melakukan
seluruh aktivitas kegiatannya mulai dari planning, organizing, actuating dan
controlling agar terhindar dari kemungkinan-kemungkinan risiko yang akan
terjadi dimasa yang akan datang.
Manajemen risiko yang penulis maksud disini yaitu dapat dilihat
pada risiko operasional, yang mana risiko operasional merupakan risiko yang
disebabkan pada kegiatan operasional yang tidak berjalan dengan lancar.
Risiko operasional meliputi lima hal yaitu kegagalan proses internal
perusahaan, kesalahan sumber daya manusia, kegagalan sistem, kerugian
yang disebabkan kejadian dari luar perusahaan, dan kerugian karena
pelanggaran peraturan dan hokum yang berlaku.
Pengiriman barang merupakan salah satu kegiatan vital dalam
perekonomian. Kegiatan pengiriman tidak dapat berjalan lancar tanpa adanya
jasa angkutan yang bertugas membantu pelaksanaan kegiatan tersebut. Dalam
kegiatan pengiriman banyak sekali rangkaian proses yang dilakukan mulai
barang muat sampai diterima di lokasi tujuan. Proses-proses tersebut antara
lain pencatatan order, perhitungan biaya, pemilihan armada yang sesuai,
pembuatan surat jalan, penerbitan invoice dan pelaporan. Dalam proses
pengiriman, hal yang tidak boleh sampai dilupakan yaitu dokumen
kelengkapan berupa surat jalan.(Sari, 2015: 1)
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori
1. Manajemen
a. Pengertian Manajemen
Manajemen merupakan suatu ilmu atau seni yang membahas
mengenai perencanaan, pengambilan keputusan, pengendalin, dan
kepemimpinan atas segala sumber daya yang dimiliki dan digunakan
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
oleh suatu organisasi atau perusahaan.
Dalam bahasa Inggris istilah manajemen berasal dari kata to
manage yang berarti mengatur. Pengaturan yang dilakukan melalui
proses aktivitas dan diatur berdasarkan urutan dan fungsinya dinamakan
manajemen. Manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan
keinginan yang hendak dicapai atau diinginkan oleh sebuah organisasi,
baik organisasi bisnis, organisasi social, organisasi pemerintah dan
sebagainya (Effendi, 2014: 1)
Para pakar manajemen memberikan penekanan pengertian
namajemen sebagai sebuah disiplin ilmu, sebagai seni dan sebagai
sebuah profesi yang menuntut sebuah keahlian, pengalaman tertentu,
serta perpaduan antara pendidikan, keahlian dan pengalaman. (Rafiie,
2017: 2-4)
1) Mary Parker Follett, Manjemen adalah Seni. Dia menekankan
manajemen sebagai „the art of getting done through peole’.
Manajemen sebagai seni untuk mewujudkan tujuan-tujuan organisasi
dengan menggunakan seni dalam memimpin untuk mempengaruhi
orang lain.
2) Henry Fayol, manajemen adalah pelaksanaan funsi-fungsidan
prinsip-prinsip Manajemen. Henry Fayol yang pertama kali

7
8

mengenal empat fungsi manajemen yang terdiri dari perencanaan,


pengorganisasian, koordinasi, pemimpinan dan pengendalian.
3) Frederick Taylor, memperkenalkan manajemen melalui pendekatan
ilmiah. Frederick Taylor memperkenalkan pendekatan metode ilmiah
dalam pendekatan manajemen. Taylor lebih menitik beratkan pada
efisiensi dengan menggunakan metode ilmiah dalam pengambilan
keputusan manjerial dalam sebuah perusahaan. Taylor percaya
bahwa masalah dalam manajemen dapat diselesaikan dengan
pendekatan logika, rational, dan sistematis.
4) Preter Drucker, manajemen adalah sebuah profesi. Drucker
mengategorikan manajemen sebagai sebuah profesi seperti halnya
profesi kedokteran atau akuntan yang membutuhkan kealian, alat,
metode, dan talenta tertu, serta yang lebih penting perlu dipraktikkan
dilpangan.
5) Pendapat Pakar Manjemen Lainnya Davidson, mendefinisikan
manajemen adalah sekumpulan aktivitas untuk menggerakan sumber
daya dalam sebuah organisasi yaitu human resources, financial
resources dan information resource guna mencapai tujuan organisasi
secara efektif dan efisien.
6) Menurut Haiman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi
untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain serta mengawasi
usaha-usaha individu demi mencapai tujuan tertentu yang telah
ditetapkan
7) Menurut George R.Terry mengatakan manajemen adalah suatu
proses pencapaian tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu
dengan mempergunakan kegiatan orang lain. (Manullang, 2012: 3)
8) Menurut James A.F.Stoner manajemen diartikan sebagai proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan
upaya (usaha-usaha) anggota organisasi dan menggunakan semua
sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. (Pasrizal, 2015: 4)
9

Berdasarkan pemaparan para pakar manajemen tersebut diatas,


dapat disimpulkan manajemen adalah suatu proses untuk mencapai
tujuan tertentu dalam organisasi dengan menggukan pendekatan ilmiah,
seni, keahlian dan pengalaman dengan melalui orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. (Rafiie, 2017: 4)
Manajemen juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian dari
berbagai sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif
dan efisien. Definisi manajemen tersebut dapat dijelaskan lebih lanjut
sebagai berikut:
1) Manajemen merupakan sebuah proses. Artinya, seluruh kegiatan
manajemen yang dijabarkan kedalam empat fungsi manajemen
dilakukan secara berkesinambungan dan semuanya bermuara kepada
pencapaian tujuan perusahaan.
2) Pencapaian tujuan perusahaan dilakukan melalui serangkaian
aktivitas yang dikelompokkan kedalam fungsi-fungsi manajemen
dan mencakup fungsi perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan
dan pengendalian.
3) Pencapaian tujuan dilakukan secara efektif dan efisien. Efektifitas
menunjukkan tercapainya tujuan yang diinginkan melalui
serangkaian tindakan yang dilakukan oleh perusahaan. Sedangkan
efesiensi menunjukkan pencapaian tujuan secara optimal dengan
menggunakan sumber daya yang paling minimal.
4) Pencapaian tujuan perusahaan dilakukan dengan memanfaatkan
sumber daya organisasi yang dimiliki oleh perusahaan. (Solihin,
2010: 4)
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
manajemen merupakan suatu proses dimana bertujuan untuk
mencapai segala hal yang telah direncanakan, diorganisasikan,
dipimpin dan dikendalikan dalam suatu perusahaan atau organisasi
tertentu.
10

b. Prinsip Dasar Manajemen


Untuk menghasilkan kinerja perusahaan agar lebih baik maka
diperlukan prinsip-prinsip dasar manajemen yang dijadikan sebagai
acuan, antara lain: (Manullang, 2012: 106)
1) Perumusan tujuan
Melakukan perumusan tujuan merupakan hal yang sangat
perlu, ini berkaitan dengan visi dan misi dari perusahaan atau
organisasi tersebut kedepannya agar menjadi lebih baik. Tentunya
perumusan ini harus dipikirkan sebaik-baiknya melalui langkah-
langkah atau tahapan-tahapan yang dilakukan termasuk antisipasi
dalam mengatasi risiko yang akan dihadapi.
2) Kesatuan arah
Untuk menjalankan kegiatan-kegiatan dalam perusahaan maka
diperlukan satu tujuan yang sama dan harus diarahkan oleh
pemimpin. Sehingga karyawan yang bekerja pada suatu bagian
hanya bekerja sesuai dengan instruksi dari kepala bagian yang
menjadi atasannya, terhadap apa saja yang akan menjadi bagian
tugasnya.
3) Pembagian kerja dan pendelegasian wewenang
Banyaknya tugas yang harus dikerjakan oleh perusahaan maka
untuk menjadi lebih mudah maka diperlukan adanya pembagian
kerja sehingga menjadi lebih efektif serta lebih cepat terselesaikan.
Tujuan dari pendelegasian wewenang adalah untuk mencapai hasil
akhir sesuai dengan yang diinginkan dengan mendelegasikan
sebagian tugasnya pada bawahan.
4) Koordinasi
Koordinasi merupakan salah satu fungsi manajemen atau
proses mengintegrasikan, menyingkronisasikan dan
menyederhanakan pelaksanaan tugas yang terpisah-pisah secara
terus menerus untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
11

Dengan adanya koordinasi ini, maka diharapkan tidak terjadi


pekerjaan yang tumpang tindih atau diluar perencanaan.
5) Pengawasan
Melaksanakan pengawasan didalam suatu pekerjaan yang
dilakukan maka akan memudahkan pencapaian dari tujuan yang
ingin dicapai, untuk melakukan pengawasan maka pemimpin harus
melakukan dengan berkesinambungan karena hal ini untuk
memastikan adanya kesesuaian antara perencanaan dan dengan
penyelesaian tugas serta melakukan perbaikan dari program
sebelumnya. Serta tujuan dilakukan pengawasan ini untuk
menemukan kelemahan dari program manajemen risiko yang sedang
diterapkan dan juga pengawasan perlu dilakukan setiap tahap agar
mudah diadakan perbaikan jika terjadi penyimpangan.
c. Fungsi Manajemen
1) Perencanaan (planning)
Perencaan merupakan hal yang penting bagi suksesnya sebuah
tujuan, program dan proyek dalam sebuah organisasi. Perencanaan
adalah sebuah proses penyusunan strategi , program, dan aktivitas
penggunaan sumber daya organisasi dimasa yang akan datang.
Perencanaan yang baik adalah setengah dari kesuksesan organisasi.
2) Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasisan adalah proser untuk mengalokasikan sumber
daya dalam departemen dan unit kerja sehingga jelas pembagian
kerja dan tugas masing-masing unit. Pengalokasian kerja dalam
departemen dan unit memungkinkan pelaksanaan kegiatan menjadi
efektif dan efisien. Pengorganisaian bertujuan untuk memudahkan
pelaksanaan kegiatan dalam sebuah organisasi sehingga menjadi
jelas tugas dan tanggung jawab setiap bidang masing-masing.
(Rafiie, 2017: 37-47)
12

3) Pengarahan (Actuating)
Pengarahan/pelaksanaan adalah proses implementasi program
agar bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi/
perusahaan, serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran
dan produktivitas yang tinggi. Kegiatan-kegiatan actuating/directing
ini adalah:
a) Mengimpelmentasikan proses kepemimpinan, pembimbingan dan
pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara
efektif dan efesien dalam pencapaian tujuan
b) Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
c) Menjelaskan pekerjaan yang ditetapkan. (Suhardi, 2018: 32)
4) Pengawasan (Controling)
Pengawasan merukan fungsi manajemen berkaitan dengan
proses dilaksnakan secara terukur untuk memastikan perencanaan,
kepemimpinan mampu mencapai target, sasaran dan tujuan yang
telah ditetapkan dalam organisasi. Oleh karena itu, penegndalian
menjadi penting bagi sebuah organisasi. Kurangnya pengawasan
tehadap organisasi akan berdampak pada rusaknya reputasi dan
kepercayaan masyarakat, konsumen terhadap organisasi tersebut.
(Rafiie, 2017: 48)
d. Tingkatan-tingkatan Manajemen
Dalam sebuah perusahaan terdapat tiga tingkatan manajer yaitu,:
(Sholihin. 2009: 11-12)
1) Top Management merupakan eksekutif tertinggi di perusahaan yang
akan menetapkan tujuan dan strategi perusahaan secara keseluruhan.
Manajemen puncak memiliki berbagai sebutan seperti president
director, managing director, executive dorector, atau chief executive
officer (CEO).
2) Middle Management terdiri dari para manajer yang mengepalai
departemen tertentu seperti departemen keuangan (manajemen
13

keuangan), marketing (manajemen marketing) maupun departemen


produksi (manajemen produksi). Manajer menengah dapat pulal
menjabat sebagai project manager (manajer proyek) yang
bertanggung jawab mengimplementasikan berbagai kebijakan yang
telah dibuat oleh manajemen puncak.
3) Firs-Line Management merupakan manajemen jenjang pertama yang
memimpin karyawan nonmanajer dan berada dibawah pengendalian
manajemen menengah. Termasuk kedalam manajer ini misalnya
supervisor, yang bertanggung jawab terhadap pengawasan berbagai
tugas spesifik sehari-hari yang dilakukan oleh karyawan nonmanajer.
e. Peran-peran dalam Manajemen
Menurut pendapat Henry Minttzl erg, (1973) seorang ahli riset
ilmu manajemen mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang
dimainkan oleh seorang manajer ditempat kerjanya. Peran itu
dikelompokkan kedalam tiga bagian, diantaranya:
1) Peran sebagai hubungan antar pribadi meliputi:
a) Sebagai tokoh atau figurehead. Manajer dianggap sebagai simbol
untuk mempersatukan dalam kegiatan kerjasama tim, manajer
diperlukan untuk menjaga sejumlah kewajiban rutin yang bersifat
legal dan sosial.
b) Sebagai pemimpin atau leader. Bertanggung jawab untuk
memotivasi, mengaktifkan dan mengarahkan para bawahan,
mengisi posisi yang kosong serta melatih untuk tugas-tugas yang
terkait.
c) Sebagai penghubung atau laison. Memelihara dan membina suatu
jaringan kontak luar perusahaan yang berkembang sendiri untuk
memberikan dukungan dan informasi yang akurat.
2) Peran sebagai informasional meliputi:
a) Sebagai pemantau atau monitor. Mencari dan menerima beraneka
ragam informasi yang mutakhir dan terbaru untuk
14

mengembangkan pemahaman yang menyeluruh terhadap


organisasi dan lingkungannya.
b) Sebagai penyebar atau disseminator. Meneruskan informasi yang
diterima dari luar atau dari bawahan kepada seluruh anggota
organisasi yang bersifat faktual.
c) Sebagai juru bicara atau spokesman. Meneruskan informasi
kepada orang luar organisasi
3) Peran sebagai pengambil keputusan meliputi:
a) Sebagai wirausaha atau entrepreneur. Meneliti organisasi dan
lingkungannya untuk mendapatkan peluang dan memprakarsai
“rancangan proyek perbaikan” untuk membawa perubahan.
b) Sebagai pengalokasi sumber daya atau resources allocation.
Bertanggung jawab atas sumber daya organisasi dalam
pelaksanaannya, membuat atau menyetujui semua keputusan yang
menyangkut organisasi.
c) Sebagai pengendali gangguan atau disturbance handler. Peran ini
memiliki fungsi yang cukup penting, yaitu bertanggung jawab
untuk mengambil tindakan perbaikan takkala organisasi
dihadapkan pada gangguan penting.
d) Sebagai juru runding atau negotiator. Bertanggung jawab
mewakili organisasi dalam perundingan-perundingan penting.
(Effendi, 2014: 21-24)
f. Tujuan Manajemen
Berdasarkan sejumlah definisi yang dinyatakan bahwa pencapaian
tujuan merupakan inti dari misi sebuah manajemen. Adapun tujuan dari
manajemen yaitu:
1) Menerapkan dan mengevaluasi strategi yang telah dipilih secara
efektif dan efisien.
2) Mengevaluasi kinerja, meninjau situasi dan membuat berbagai
penyesuaian dan koreksi jika ada penyimpangan dalam implementasi
strategi.
15

3) Selalu mencoba untuk memperbarui strategi yang dirumuskan agar


bisa beradaptasi dengan zaman dan lingkungan eksternal.
4) Selalu meninjau kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang
mungkin akan menimpa organisasi.
5) Melakukan inovasi dan pembauran dalam segala lini dan bidang
aktivitas yang dapat meningkatkan efektifitas kinerja anggota yang
juga berdampak pada tercapainya tujuan dan sasarab organisasi.
g. Manfaat Manajemen
Adapun manfaat manajemen antara lain sebagai berikut:
1) Membantu manajer dan para anggota untuk merancang strategi
melalui pendekatan yang lebih sistematis, rasional dan efektif.
2) Mendapatkan hasil yang maksimal melalui proses yang menyeluruh,
proses tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan fungsi manajemen.
3) Manajemen akan memudahkan untuk menyajikan kerangka kerja
untuk jangka pendek maupun jangka panjang, sehingga target akan
lebih mudah untuk ditentukan.
4) Membantu proses alokasi sumber daya yang efektif.
5) Mendorong tumbuhnya sikap professional dalam diri setiap anggota
organisasi yang diberikan kepercayaan untuk melaksanakan tugas.
(http://www.sayanda.com)
h. Keterampilan Manajemen
Keterampilan manajemen merupakan kemampuan untuk
menggunakan pengetahuan, perilaku dan bakan untuk menyelesaikan
suatu tugas. Keterampilan dipelajari dan dikembangkan melalui
pengalaman, pelatihan dan praktek.
1) Robert Katz mengklasifikasikan keterampilan manajemen atas
keterampilan teknis, hubungan masyarakat dan konseptual.
Keterampilan teknis adalah segala keterampilan untuk membuat
suatu produk atau menyediakan suatu jasa. Keterampilan teknis ini
terutama diperlukan bagi tingkat manajemen lini pertama.
Keterampilan hubungan masyarakatmeliputi hubungan dan interaksi
16

dengan bawahan, rekan sekerja, atasan dan pelanggan atau klien.


Keterampilan konseptual adalah kemampuan manajer untuk
mengorganisasikan dan mengintegrasikan informasi kepemahaman
organisasi yang lebih baik secara keseluruhan. Keterampilan
konseptual terutama penting pada tingkat manajemen eksekutif.
2) Henry Mintzberg memberikan pengklasifikasian yang lebih luas. Ia
memperluas keterampilan hubungan masyarakat kedalam tiga
kategori dan keterampilan konseptual dalam lima kategori.

Tabel 2. 1
Kategori Keterampilan Katz dan Mintzberg
Katz Mintzberg
Teknis (memiliki pengetahuan Teknis (terutama diperlikan pada
yang diperlukan untuk manajemen lini pertama untuk
menyelesaikan pekerjaan) hubungan yang dekat ke operasi)

Hubungan masyarakat Hubungan masyarakat: rekan


(mendengarkan, mengobservasi sekerja kepemimpinan
dan bekerja dengan orang lain pemecahan konflik
secara efektif)

Konseptual (memahami Konseptual:


organisasi sebagai suatu proses informasi pengambilan
keseluruhan dan masa depannya) keputusan alokasi sumber daya
kewirausahaan
introspeksi
Sumber: Anoraga, 2004: 126

2. Risiko
a. Pengertian Risiko
Risiko atau risk adalah sama dengan uncertainty atau
ketidakpastian. Risiko dan ketidakpastian seringkali digunakan dengan
17

arti yang sama, penggunaannya saling dipertukarkan dengan maksud


yang sama atau interchangeably. (Siahaan, 2007: 4)
Kata risiko berasal dari bahasa Arab yang berarti hadiah yang tidak
diharap-harap datangnya dari surge. Risiko adalah sesuatu yang
mengarah pada ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa selama
selang waktu yang mana peristiwa tersebut menyebabkan suatu
kerugian baik itu kerugian kecil yang tidak begitu berarti maupun
kerugian besar yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dari
suatu perusahaan. (Marthin, 2014: 110)
Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang
dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang
merugikan. Risiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui
manajemen risiko. Peran dari manajemen risiko diharapkan dapat
mengantisipasi lingkungan cepat berubah, mengembangkan corporate
governance, mengoptimalkan penyusunan strategic management,
mengamankan sumber daya dan asset yang dimiliki organisasi, dan
mengurangi reactive decision making dari manajemen puncak.
(Vikaliana, 2017: 70)
Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk keadaan ketidakpastian
tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya (future) dengan
keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat
ini. Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert risiko adalah
uncertainty abaut future events. Adapun Joel G. Siegel dan Jae K. Shim
mendifinisikan risiko pada tiga hal:
1) Pertama adalah keadaan yang mengarah kepada sekumpulan hasil
kasus, dimana hasilnya dapat diperoleh dengan kemungkinan yang
telah diketahui oleh pengambil keputusan.
2) Kedua adalah variasi dalam keuntungan, penjualan atau variabel
keuangan lainnya.
18

3) Ketiga adalah kemungkinan dari sebuah masalah keuangan yang


mempengaruhi kinerja operasi perusahaan atau posisi keuangan,
seperti risiko ekonomi, ketidak pastian politik dan masalah industri.
Lebih jauh Joel G. Siegal dan Jae K. Shim menjelaskan pengertian
dari analisis risiko adalah proses pengukuran dan penganalisaan risiko
disatukan dengan keputusan keuangan dan investasi. Sementara itu
David K. Eiteman, Arthur I. Stonehill dan Michael H. Moffett
mengatakan bahwa risiko dasar adalah the mismatching of interest rate
bases for associated assets and liabilities.(Fahmi, 2011: 2)
b. Tipe Risiko
Dari sudut pandang akademisi ada banyak jenis risiko, namun
secara umum risiko itu hanya dikenal dalam dua tipe saja, yaitu:
(Fahmi, 2011: 5-6)
1) Risiko Murni (pure risk) dapat dikelompokan pada tiga tipe risiko
yaitu:
a) Risiko asset fisik. Merupakan risiko yang berakibat timbulnya
kerugian pada asset fisik suatu perusahaan/ organisasi.
b) Risiko karyawan. Merupakan risiko karena apa yang dialami
oleh karyawan yang bekerja diperusahaan/ organisasi tersebut.
c) Risiko legal. Merupakan risiko dalam bidang kontrak yang
mengecewakan atau kontrak tidak berjalan sesuai dengan rencana.
2) Risiko Spekulatif (speculative risk) dapat dikelompokan pada empat
tipe risiko yaitu:
a) Risiko pasar. Merupakan risiko yang terjadi dari pergerakan
harga pasar.
b) Risiko kredit. Merupakan risiko yang terjadi karena counter
party gagal memenuhi kewajibannya kepada perusahaan.
c) Risiko likuiditas. Merupakan risiko karena ketidakmampuan
memenuhi kebutuhan kas.
d) Risiko operasional. Merupakan risiko yang disebabkan pada
kegiatan operasional yang tidak berjalan dengan lancar.
19

c. Risiko dan Kondisi Ketidakpastian


Risiko muncul karena ada kondisi ketidakpastian. Tabel berikut ini
menunjukkan ketidakpastian dengan karakteritiknya:

Tabel 2. 2
Tingkat ketidakpastian risiko
Tingkat Karakteristik Contoh ``
ketidakpastian
`Tidak ada (Pasti) Hasil tidak bisa Hukum alam
diprediksi dengan pasti
Ketidakpastian objektif Hasil bisa diidentifikasi Permainan dadu
dan probabilitas
diketahui
Ketidakpastian Hasil bisa diidentifikasi Kebakaran ,
subjektif tapi probabilitas tidak Kecelakaan mobil,
diketahui Investasi
Sangat tidak pasti Hasil bisa diidentifikasi Eksplorasi angkasa
dan probabilitas tidak
diketahui
Sumber: Buku Manajemen Risiko Karangan Dr. Mamduh M.
Hanafi.
Pada tingkatan pertama, kondisi kepastian sangat tinggi.
Hukum alam merupakan contoh kepastian tersebut. Sebagai contoh kita
bisa memprediksi dengan pasti bahwa dalam satu hari terdapat 24 jam.
Tingkat selanjutnya adalah ketidakpastian objektif, sebagai contohnya
adalah dadu, jika dadu dilempar terdapat enam kemungkinan yang
muncul yaitu angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Bisa dilihat bahwa probabilitas
masing-masing angka hanyalah angka 1 sampai 6.
Tingkatan berikutnya adalah ketidakpastian subjektif, dengan
contoh adalah kecelakaan mobil, identifikasi hasil dan probabilitas
(kemungkinan) yang berkaitan dengan kecelakaan mobil lebih sulit
20

dilakukan. Misalnya aktifitas pergi kepasar dengan mobil, berapa besar


probabilitas mengalami kecelakaan tidak bisa diprediksi.
Tingkatan terakhir adalah kondisi yang sangat tidak pasti,
contohnya dengan melakukan perjalanan keluar angkasa, tidak
diketahui bahwa akan bertemu makhluk asing seperti alien. Sangat sulit
untuk diprediksi dan mengidentifikasinya. (Hanafi, 2016: 1-2)
d. Sumber Risiko
Sumber-sumber risiko dapat diklasifikasikan menjadi:
1) Risiko sosial
Sumber utama risiko sosial adalah masyarakat, artinya tindakan
orang-orang menciptakan kejadian yang menyebabkan
penyimpangan yang merugikan.
2) Risiko fisik
Sumber risiko fisik yang sebagian adalah fenomena alam,
sendangkan lainnya disebabkan kesalahan manusia. Banyak risiko
yang komplek sumbernya tetapi masuk kategori fisik, contohnya:
kebakaran.
3) Risiko ekonomi
Banyak risiko yang dihadapi perusahaan bersifat ekonomi,
contoh-contoh risiko ekonomi adalah inflasi, fluktasi local dan
ketidakstabilan perusahaan individu. Selama periode inflasi, daya
beli uang merosot dan para pensiunan serta merta yang
berpenghasilan tetap tidak mungkin lagi mempertaruhkan tingkat
hidup yang biasa. (Mamduh, 2016: 54)
Dengan mengamati sumber-sumber risiko, dapat memperoleh
gambaran risiko-risiko yang akan muncul dan membahayakan
organisasi. Alternative kategori sumber risiko adalah sebagai
berikut:
a) Konsumen, keluhan dari konsumen yang mengakibatkan
kekecewaan dan tidak lagi membeli produk perusahaan, konsumen
merasa dirugikan dan menuntut perusahaan.
21

b) Supplier (pemasok) tidak dating sesuai dengen yang diharapkan,


terlambat memproduksi barang atau barang yang diproduksi tidak
sesuai dengan yang diharapkan.
c) Pesaing. Pesaing meluncurkan produk baru yang lebih baik,
pesaing menurunkan harga yang bisa mengakibatkan persaingan
harga yang menurunkan tingkat keuntungan perusahaan.
e. Akibat Risiko
Bentuk akibat kerugian terkait risiko yang timbul pada perusahaan
adalah sebagai berikut:
1) Property loss yaitu kerugian yang bersifat materil atau harta benda
terdiri dari:
a) Direct loss adalah kerugian yang dibebankan langsung ke
propertinya. Contoh: memperbaiki kendaraan yang mengalami
kecelakaan.
b) Indirect loss adalah kerugian secara tidak langsung berkaitan
dengan propertinya. Contoh: mobil Derek, polisi dan objek
kecelakaan.
c) Productivity loss adalah kesempatan produktifitas yang hilang.
Contoh: `mobil kecelakaan yang tidak bisa beroperasi karena
harus diperbaiki
2) Liabilities yaitu kerugian karena harus menanggung kerugian orang
lain karena kewajiban (karenan kewajiban liabilities hanya
berbentuk direct loss saja)
3) Personel loss yaitu kerugian karena pada manusia seperti cidera dan
meninggal dunia, terdiri dari:
a) Direct loss seperti keadaan yang harus masuk rumah sakit
b) Indirect loss seperti biaya ambulan, produktifitas dari orang
yang berhubungan dan yang terlibat kecelakaan ikut menurun.
(http://www.dictio.co.id)
22

f. Pengelolaan Risiko
1) Mengidentifikasi/ menentukan terlebih dahulu objektif (tujuan) yang
ingin dicapai dari pengelolaan risiko.
2) Mengidentifikasi kemungkinan terjadinya kerugian atau
mengidentifikasi risiko-risiko ynag dihadapi.
3) Mengevaluasi dan mengukur besarnya kerugian potensial, dimana
yang dievaluasi dan diukur adalah:
a) Besarnya kemungkinan peril yang akan terjadi selama satu
periode tertentu.
b) Besarnya akibat dari kerugian tersebut terhadap kondisi keuangan
perusahaan. ( Triyono, 2019: 13-14)
4) Mencari cara atau kombinasi cara-cara paling baik, paling tepat dan
paling ekonomis untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul
akibat terjadinya suatu peril. Upaya tersebut meliputi:
a) Menghindari kemungkinan terjadinya peril
b) Mengurangi kesempatan terjadinya peril
c) Memindahkan kerugian potensial kepada pihak lain
(mengansuransikan)
d) Menerima dan memikul kerugian yang timbul
5) Mengkoordinir dan mengimpementasikan keputusan-keputusan yang
telah diambil untuk menanggulangi risiko.
6) Mengadministrasikan, memantau dan mengevaluasi semua langkah-
langkah atau strategi yang telah diambil dalam menanggulangi
risiko.
g. Pengendalian Risiko
Ada lima metode yang digunakan untuk mengendalikan risiko,
diantaranya:
1) Menghindari risiko
Salah satu mengendalikan risiko murni adalah menghindari
harta, orang atau kegiatan dari exposure terhadap risiko dengan jalan
yaitu sebagai berikut:
23

a) Menolak memiliki, menerima atau melaksanakan kegiatan itu


walaupun hanya untuk sementara.
b) Menyerahkan kembali risiko yang terlanjur diterima atau segera
menghentikan kegiatan begitu diketahui mengandung risiko. Jadi
menghindarkan risiko juga berarti menghilangkan risiko itu.
(Darmawi, 2016: 77)
2) Pengendalian kerugian
Pengendalian kerugian dijalankan dengan merendahkan chance
untuk terjadinya kerugian dan mengurangi keparahannya jika
kerugian itu memang terjadi.
Kedua tindakan itu dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara:
a) Tindakan pencegahan kerugian atau tindakan pengurangan
kerugian
b) Menurut sebab terjadinya yang akan dikontrol
c) Menurut lokasi dari pada kondisi-kondisi yang akan dikontrol
d) Menuru timing atau waktunya.
3) Pemisahan
Pemisahan adalah menyebarkan harta yang menghadapi risiko
yang sama, menggantikan penempatan dalam satu lokasi.
Maksudnya adalah mengurangi jumlah kerugian untuk satu
peristiwa, dengan menambah banyaknya independent exposure maka
probabilitas kerugian harapkan diperkecil. Jadi memperbaiki
kemampuan perusahaan untuk meramalkan kerugian yang akan
dialami.
4) Kombinasi atau pooling
Kombinasi atau pooling menambahkan banyaknya exposure unit
dalam batas kendali perusahaan yang bersangkutan, dengan tujuan
agar kerugian yang akan dialami lebih dapat diramalkan.
5) Pemindahan risiko
Pemindahan risiko dapat dilakukan dengan tiga cara, antara lain:
24

a) Harta milik atau kegiatan yang dapat menghadapi risiko dapat


dipindahkan kepada pihak lain, baik dinyatakan dengan tegas,
maupun berikut dengan transaksi atau kontrak.
b) Risiko itu sendiri yang dipindahkan.
c) Suatu risk financing transfer menciptakan suatu loos exposure
untuk transfere. Pembatalan perjanjian itu oleh tranfere dapat
dipandang sebagai cara ketiga dalam risk control transfer.
(Darmawi, 2016: 78)

3. Manajemen Risiko
a. Pengertian Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah suatu bidang ilmu yang membahas
tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam
memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan
berbagai pendekatan manajemen secara komprehensif dan sistematis.
(Fahmi, 2011: 2-3)
Manajemen risiko diartikan sebagai rangkaian prosedur dan
metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur,
memantau dan mengendalikan risiko-risiko yang timbul dari kegiatan
usaha. Manajemen risiko organisasi suatu sistem pengelolaan yang
dihadapi oleh organisasi secara komprehensif dengan tujuan
meningkatkan nilai perusahaan. (Sumar‟in, 2012: 109)
Secara umum manajemen risiko adalah pelaksanaan fungsi-fungsi
manajemen dalam menanggulangi risiko, baik dalam kehidupan
organisasi maupun masyarakat. Maksud lain dari manajemen risiko
adalah suatu proses manajerial untuk melihat kemungkinan-
kemungkinan peristiwa atau keadaan yang bersifat mengancam
terhadap pencapaian target atau tujuan perusahaan.
Manajemen risiko merupakan seperangkat kebijakan, prosedur
yang lengkap, yang dipunyai organisasi, untuk mengelola, memonitor
25

dan mengendalikan ekspour organisasi terhadap risiko. (Hanafi, 2016:


18)
Manajemen risiko adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur
risiko, serta membentuk strategi untuk mencegah terjadinya risiko.
Tindakan manajemen risiko diambil perusahaan untuk merespon
bermacam-macam risiko. Dalam melakukan respon risiko yang
dilakukan oleh manajemen risiko adalah dengan cara mencegah dan
memperbaiki. Tindakan mencegah digunakan untuk mengurangi,
menghindari, atau mentransfer risiko pada tahap awal proyek kontruksi.
(Anisa, 2012: 15)
b. Tujuan Manajemen Risiko
Secara umum manajemen risiko digunakan sebagai dasar serta
pedoman berfikir dan bertindak agar perusahaan bisa memprediksikan
bahaya atau kerugian yang mungkin akan dihadapi dengan perhitungan
yang akurat serta pertimbangan yang matang dari berbagai informasi
awal untuk menghindari bahaya serta kerugian.
Secara khusus tujuan dari manajemen risiko adalah:
1) Menyediakan informasi tentang risiko kepada pihak regulator.
2) Meminimalisasi kerugian dari berbagai risiko yang bersifat
uncontrolled tidak dapat diterima.
3) Mengalokasikan dan membatasi risiko.
4) Agar perusahaan tetap hidup dan berjalan dengan perkembangan
yang berkesinambungan.
5) Memberikan rasa aman.
6) Biaya risk manajemen yang efisien dan efektif.
7) Agar pendapatan perusahaan stabil dan wajar, memberikan kepuasan
bagi pemilik dan pihak lain. (Karim, 2008: 255)
c. Manfaat Manajemen Risiko
Manajemen risiko merupakan cara untuk melindungi perusahaan
atau suatu usaha dari setiap kemungkinan yang merugikan. Adapun
manfaat lain dari manajemen risiko adalah:
26

1) Menjamin kelangsungan usaha usaha dengan mrngurangi risiko dari


setiap kegiatan yang mengandung bahaya.
2) Menekan biaya untuk penanggulangan kejadian yang tidak
diinginkan.
3) Menimbulkan rasa aman dikalangan pemegang saham mengenai
kelangsungan dan keamanan investasinya.
4) Meningkatkan pemahanan dan kesadaran mengenai risiko operasi
bagi setiap unsur dalam organisasi dan perusahaan. (Ramli, 2010: 4)
d. Proses Manajemen Risiko
Adapun beberapa proses dalam manajemen risiko pada dasarnya
dilakukan melalui proses-proses sebagai berikut:
1) Identifikasi risiko
Identifikasi risiko dilakukan untuk mengidentifikasi risiko-risiko
apa saja yang dihadapi oleh suatu perusahaan atau organisasi.
Banyak risiko yang akan dihadapi oleh suatu organisasi, mulai dari
risiko penyelewengan oleh karyawan, risiko kejatuhan meteor atau
komet dan lainnya. Ada beberapa teknik untuk mengidentifikasi
risiko, misalnya dengan menelusuri sumber dai risiko sampai
terjadinya peristiwa yang tidak diduga dan merugikan.
Sebagai contoh, kompor ditaruh dekat minyak tanah merupakan
kondisi yang meningkatkan terjadinya kecelakaan, bangunan yang
bisa terbakar merupakan eksposur yang dihadapi perusahaan.
Misalkan terjadi kebakaran, kebakaran merupakan suatu yang
merugikan (peril). Identifikasi semacam ini dilakukan dengan
melihat asal dan sumber risiko sampai terjadinya peristiw yang
merugikan.
2) Evaluasi dan pengukuran risiko
Tujuan evaluasi risiko dan pengukuran risiko adalah untuk
memahami karakteristik risiko-risiko yang muncul dengan lebih baik
serta terukur. Jika memperoleh pemahaman yang telah sesuai, maka
risiko akan lebih mudah untuk dikendalikan dan antisipasi. Ada
27

beberapa teknik untuk mengukur risiko sesuai dengan jenis risiko


yang ada.
Sebagai contohnya dengan memperkirakan probabilitas atau
kemungkinan risiko dari suatu kejadian yang tidak diinginkan
terjadi. Dengan probabilitas tersebut seorang manajer akan berusaha
untuk mengukur risiko-risiko yang akan timbul untuk menghindari
kerugian.
3) Pengelolaan risiko
Setelah analisis dan evalusi risiko, langkah berikutnya adalah
mengelola risiko. Risiko dalam organisasi harus dikelola dengan
bijak, apabila gagal melakukannya maka konsekuensi yang diterima
juga akan menjadi besar dan tidak terkendali. Berikut adalah
langkah-langkah dalam pengelolaan risiko:
a) Penghindaran
Cara paling mudah dan aman untuk mengelola risiko adalah
menghindar. Tetapi cara semacam ini barang kali tidak optimal.
b) Ditahan
Dalam beberapa situasi akan lebih baik jika menghadapi
risiko tersebut (menahan risiko tersebut atau risk retention).
c) Diversifikasi
Diversifikasi berarti menyebar ekposur yang dimiliki
sehingga tidak terkonsentrasi pada satu atau dua eksposur saja.

d) Transfer risiko
Jika perusahaan tidak ingin menanggung risiko tertentu,
maka perusahaan bisa mntransfer risiko tersebut kepada pihak
lain.
e) Pengendalian risiko
Pengendalian risiko dilakukan bertujuan untuk mencegah
atau menurunkan probabilitas (kemungkinan) terjadinya risiko
atau kejadian yang tidak diinginkan.
28

f) Pendanaan risiko
Pendanaan risiko mempunyai arti bagaimana menandai
kerugian-kerugian yang mungkin akan terjadi jika suatu risiko
muncul (Hanafi, 2016: 9-12)
e. Fungsi Pokok Manajemen Risiko
1) Menentukan kerugian potensial
Artinya berupaya untuk menemukan/ mengidentifikasi
seluruh risiko murni yang dihadapi oleh perusahaan, yang meliputi:
a) Kerusakan fisik dari harta kekayaan perusahaan
b) Kehilangan pendapatan atau kerugian lainnya akibat
terganggunya operasi perusahaan
c) Kerugian akibat adanya tuntutan hokum dari pihak lain
d) Kerugian-kerugian yang timbul karena: penipuan, tindakan
kriminal, tidak jujurnya karyawan dan sebagainya
e) Kerugian yang timbul akibat “keyman” meninggal dunia, sakit
atau menjadi cacat
2) Mengevaluasi kerugian Potensial
Artinya melakukan evaluasi dan penilaian terhadap semua
kerugian potensial yang dihadapi oleh perushaan. Evaluasi dan
penilaian ini akan meliputi perkiraan mengenai:
a) Besarnya kemungkinan frekuensi terjadinya kerugian, artinya
memperkirakan jumlah kemungkinan terjadinya kerugian
selama suatu periode tertentu atau beberapa kali terjadinya
kerugian tersebut selama suatu periode tertentu.
b) Besarnya kegawatan dari tiap-tiap kerugian, artinya menilai
besarnya kerugian yang diderita yang biasanya dikaitkan dengan
besarnya pengaruh kerugian tersebut, terutama terhadap kondisi
finansial perusahaan
c) Memilih Teknik atau Cara yang tepat untuk menentukan suatu
kombinasi dari teknik-teknik yang tepat guna menanggulangi
kerugian.
29

Tabel 2. 3
Matrik Cara Penanggulangan Risiko
No tipe Frekuensi Kegawatan Penanggulanginya
Exposure kerugian kerugian
1 Rendah Rendah Retensi atau
pengendalian
2 Tinggi Rendah Retensi atau asuransi
atau pengendalian
3 Rendah Tinggi Asuransi atau
pengendalian
4 Tinggi Tinggi Menghindari
Sumber: Triyono, 2019: 13

4. Perusahaan Jasa
a. Pengertian Perusahaan
Perusahaan didefinisikan sebagai suatu uunit organisasi yang
menggunakan berbagai factor-faktor produksi dan menghasilkan barang
dan jasa untuk dijual kepada rumah tangga, perusahaan lain atau
pemerintah dengan berorientasi pada keuntungan. (Pracoyo. 2006: 143)
Perusahaan atau istilah Inggrisnya enterprise terdiri dari satu atau
lebih unit-unit usaha yang disebut pabrik. Pengertian perusahaan disini
maksudnya suatu lembaga yang diorganisasikan dan dijalankan untuk
menyediakan barang atau jasa untuk masyarakat dengan motif atau
insentif keuntungan. Selain sebagai suatu lembaga perusahaan juga
merupakan suatu wadah yang diorganisasikan, didirikan dan diterima
dalam tata kehidupan masyarakat. (Herujito, 2001 : 278)
b. Pengertian Jasa
Menurut Dharmesta (1999) menyebutkan bahwa jasa adalah suatu
kegiatan yang dapat berwujud maupun tidak berwujud yang dilakukan
untuk melayani konsumen. Sedangkan dalam buku Darmadi (2004)
definisi mutu atau kualitas adalah, fungsi dari suatu produk yang
bersangkutan yang dapat memenuhi selera serta kebutuhan konsumen
30

dengan memuaskan sesuai nilai uang yang dikeluarkan. (Yuliana, 2012:


41-42)
c. Karakteristik Jasa
Kotler dan Keller (2006) mengatakan bahwa perusahaan harus
mempertimbangkan empat karakteristik jasa yaitu :
1) Intangibility (tidak berwujudnya jasa) Jasa adalah perbuatan atau
usaha. Jasa bersifat tidak nyata dalam arti tidak dapat disentuh,
dilihat atau dirasakan sampai saat konsumsi.
2) Inseparability (ketidakterpisahan jasa). Maksudnya adalah jasa tidak
dapat dipisahkan dari penyedianya,. Karena pelanggan turut hadir
saat jasa itu diproduksi, interaksi penyedia jasa pelanggan
merupakan sifat khusus dari pemasaran jasa. Baik penyedia jasa
maupun pelanggan akan mempengaruhi hasil jasa.
3) Variability (Keragaman jasa). Kualitas jasa sangat bervariasi
tergantung dari siapa yang memberikan, kapan dan dimana
diberikan.
4) Perishability (tidak tahan lama) Suatu jasa tidak dapat disimpan
untuk penjualan atau pemakaian yang akan datang. Oleh karena itu
perusahaan jasa seringkali merancang strategi agar lebih baik
menyesuaikan permintaan dan penawarannya.

5. Pengiriman Barang
a. Pengertian Pengiriman Barang
Menurut Suyono pengertian freight forwarding (jasa pengiriman
barang) adalah badan usaha yang bertujuan memberikan jasa
pelayanan/pengurusan atau seluruh kegiatan diperlukan bagi
terlaksananya pengiriman, pengangkutan dan penerimaan barang
dengan menggunakan multimodal trasport baik darat, laut dan udara.
(Mujayana, 2016: 2)
Pengiriman barang adalah pihak yang berkepentingan dan secara
langsung terkait dalam perjanjian pengiriman barang, karena
31

berkedudukan sebagai pihak dalam perjanjian. dalam KUHD tidak


terdapat definisi secara umum mengenai pengiriman barang, tetapi
dilihat dari perjanjian pengiriman barang, pengiriman barang adalah
pihak yang mengikatkan diri untuk membayar provisi atas barang yang
dikirim.
b. Subyek Hukum Pengiriman Barang
Subyek hukum adalah pendukung hak dan kewajiban hukum.
subyek hukum pengiriman barang (ekspedisi) adalah pendukung hak
dan kewajiban dalam hubungan hukum pengiriman barang, mereka itu
adalah pengirim, ekspeditur, pengangkut, dan penerima. Pihak-pihak
yang berkepentingan ada yang secara langsung terikat dalam perjanjian
ekspedisi, seperti pengirim dan pengangkut. Ada juga pihak yang tidak
terikat secara langsung dalam perjanjian pengiriman barang, karena
bukan pihak dalam perjanjian melainkan bertindak atas nama atau
bentuk kepentingan pengirim atau sebagai pihak ketiga yang demi
kepentingan pengirim, seperti penerima yang memperoleh hak dalam
perjanjian pengiriman barang. (Hawani, 2010: 19)
c. Penerima Barang
Penerima barang adalah pihak yang dituju oleh pengirim barang,
dapat berbentuk perusahaan atau perorangan yang telah mengadakan
perjanjian jual beli atau hanya kepentingan lainnya, misalnya
kepentingan keluarga, dalam KUHD tidak terdapat definisi secara
umum mengenai penerima barang. Dilihat dari perjanjian pengiriman,
penerima barang adalah pihak yang tidak mengikatkan diri pada
pengangkut, tetapi dapat saja telah mengadakan perjanjian bisns dengan
pengirim barang. (Hawani, 2010: 19)
d. Pengertian Cargo
Cargo adalah setiap barang yang diangkut oleh pesawat udara
selain benda pos, barang kebutuhan pesawat selama penerbangan yang
habis pakai, dan bagasi yang tidak ada pemiliknya atau bagasi yang
salah penanganan. (Permenhub No.53 Thn 2017)
32

6. JNE
JNE merupakan perusahaan dalam bidang kurir ekspres dan
logistik yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Nama resmi adalah Tiki
Jalur Nugraha Ekakurir (Tiki JNE) tetapi namanya telah terkenal dengan
nama JNE. Nama tersebut diambil dari Bahasa Sanskerta yang berarti
"Jalur Nugraha Ekakurir". Perusahaan ini salah satu perusahaan kurir
terbesar di Indonesia.(Hawani, 2010: 16-18)

B. Penelitian Relevan
Skripsi milik Hawani Universitas Lampunga pada tahun 2010 yang
berjudul “Tanggung Jawab PT. Tiki JNE dalam Pengiriman Barang Terhadap
Konsumennya (Studi pada PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir Cab. Bandar
Lampung”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan penelitian
menunjukan bahwa syarat dalam pengiriman barang yaitu dengan cara
mengisi AWB (Air Waybill)/Connot, yaitu form pengisian pengiriman
barang. Sedangkan prosedur dalam pengiriman barang yaitu pemeriksaan
terhadap barang-barang yang akan dikirim. Apabila barang-barang tersebut
layak untuk dikirim, maka pihak JNE akan memproses pengiriman
barang/dokumen tersebut dengan mengeluarkan AWB (Air Waybill) sebagai
dokumen perjanjian pengiriman barang yang ditandatangani oleh kedua belah
pihak. AWB (Air Waybill) tersebut berisikan hak dan kewajiban para pihak.
Tanggung jawab PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir terhadap barang yang
hilang atau rusak yaitu dengan cara mengganti kerugian sebesar 10 kali biaya
pengiriman, kecuali jika PT. Jalur Nugraha Ekakurir dapat membuktikan
secara benar dan jelas bahwa kesalahan tersebut bukan kesalahan dari PT.
Jalur Nugraha Ekakurir, melainkan akibat kelalaian dan kesalahan dari pihak
pengirim barang atau karena terdapat keadaan memaksa yang mengakibatkan
barang muatan tersebut tidak sampai di tangan pihak penerima barang.
Persamaan nya dengan penelitian yang penulis angkat ialah sama-sama
membahas tentang pengelolaan Risiko dan sama-sama menggunakan metode
kualitatif deskriptif. Sedangkan perbedaannya dengan penelitian yang penulis
33

angkat adalah lokasi penelitian yang berbeda serta fokus penelitian nya,
penulis memfokuskan pada kerusakan barang saat pengiriman barang pada
JNE Cabang Batusangkar, sedangkan penelitian yang relevan ini
memfokuskan pada tanggung jawab pengiriman barang.
Skripsi milik Frida Amelia pada tahun 2014 yang berjudul
“Manajemen Risiko pada Perusahaan Jasa Pengiriman Barang (Studi Kasus
PT. Suryagita Nusaraya)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya
pembayaran cicilan/angsuran bermasalah yang terjadi di dalam perusahaan
PT. Suryagita Nusaraya. Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui
prosedur pemberian angsuran/cicilan pada perusahaan PT. Suryagita
Nusaraya, dan bagaimana penerapan manajemen risiko dalam menangani
cicilan/angsuran bermasalah tersebut. Persamaan nya dengan penelitian yang
penulis angkat ialah sama-sama membahas tentang Risiko dan sama-sama
menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sedangkan perbedaannya dengan
penelitian yang penulis angkat adalah lokasi penelitian yang berbeda serta
fokus penelitian nya, penulis memfokuskan pada kerusakan barang pada saat
pengiriman barang pada JNE Cabang Batusangkar, sedangkan penelitian yang
relevan ini memfokuskan pada cicilan atau angsuran yang bermasalah.
Skripsi milik Roesita Widya Hapsari Universitas Islam Indonesia
pada tahun 2018 yang berjudul “Analisis Manajemen Risiko Desain dan
Produksi Dalam Proses New Product Development (NPD) Pada Industri
Fashion”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bertujuan untuk menemukan
dan menganalisis faktor faktor yang menyebabkan masalah dalam desain
pengembangan produst baru dan produksi produk baru di industri busana
muslim di Yogyakarta. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk menentukan
strategi mitigasi yang tepat, sehingga manajemen risiko dapat diterapkan.
Persamaan nya dengan penelitian yang penulis angkat ialah sama-sama
membahas tentang Risiko dan sama-sama menggunakan metode kualitatif
deskriptif. Sedangkan perbedaannya dengan penelitian yang penulis angkat
adalah lokasi penelitian yang berbeda serta fokus penelitian nya, penulis
memfokuskan pada kerusakan barang pada saat pengiriman barang pada JNE
34

Cabang Batusangkar, sedangkan penelitian yang relevan ini memfokuskan


pada keputusan yang efektif untuk membuat strategi mitigasi dalam
pengembangan produk baru terutama dalam industri jilbab.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian lapangan (field research) dengan
menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif.
B. Latar dan waktu Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian langsung keobjek yang dituju
yaitu konsumen yang melakukan pengiriman dan penerimaan barang melalui
JNE Cabang Batusangkar Kabupaten Tanah Datar. Waktu penelitian terlihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 3. 1 Rancangan Waktu Penelitian
No Uraian Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept
1 Survei dan
pengajuan
judul
2 Observasi
awal dan
bimbingan
proposal
3 Seminar
proposal dan
bimbingan
pasca
seminar
4 Penelitian
dan
bimbingan
skripsi
5 Munaqasah
Sumber: Olahan Sendiri

35
36

C. Instrumen Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti langsung menjadi
instrumen kunci atau utama. Sebagai instrumen kunci, peneliti akan
melakukan pengumpulan data, pengecekan keabsahan data dan analisis data.
Instrumen pendukungnya dalam penelitian berupa HP, pedoman wawancara,
alat tulis dan dokumen-dokumen yang dapat digunakan untuk menunjang
hasil penelitian yang peneliti lakukan.
D. Sumber Data
1. Sumber data primer
Sumber data primer yaitu oleh pengelola JNE Cabang Batusangkar
dan konsumen.
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder yaitu sumber data yang diperoleh dari dokumen
pencatatan JNE Cabang Batusangkar atau catatan-catatan serta arsip-arsip
dari JNE Cabang Batusangkar.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data secara terperinci dan baik yang diperlukan
untuk menunjang penelitian ini, penulis menggunakan teknik-teknik
pengumpulan data yang terdiri dari:
1. Wawancara (Interview)
Yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan
tanya jawab. Sambil bertatap muka antara si penanya atau si pewawancara
dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang
dinamakan interview guide (panduan wawancara). Interview dapat
dipandang sebagai metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab
sepihak yang dikerjakan dengan sistematik yang berlandaskan kepada
tujuan penelitian. (Asnawi, 2011. 163).
Selanjutnya dalam wawancara juga menggunakan Snowball
Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data yang pada
awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar (Sugiyono, 2009.
300) metode ini meminta informasi dari sampel pertama untuk
37

mendapatkan sampel berikutnya, demikian secara terus menerus hingga


seluruh kebutuhan sampel penelitian dapat terpenuhi. Wawancara di
tujukan kepada pengelola JNE Cabang Batusangkar, beberapa konsumen
yang melakukan pengiriman barang melalui JNE Cabang Batusangkar.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam
bahan yang berbentuk dokumen. (Juliansyah Noor, 2011, hal. 141) Metode
ini merupakan pengumpulan data yang berasal dari sumber non manusia
(Djam‟an Satori, 2011, hal. 146)

F. Teknik Analisis Data


Penelitian ini menjelaskan tentang pelaksanaan pengelolaan risiko.
Hasil data yang diperoleh dari instrumen penelitian dianalisis secara
deskriptif kualitatif menggunakan model Miles dan Hubermann dalam buku
Emzir (2011: 129) dengan tahapan reduksi data, model data, dan verifikasi
kesimpulan.
1. Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemokusan, penyederhanaan
“data mentah” yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis, dalam
penelitian ini data difokuskan pada manajemen risiko yang dilakukan oleh
JNE Cabang Batusangkar.
2. Model data adalah suatu kumpulan informasi yang tersusun yang
memperbolehkan pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan tindakan
(Emzir, 2011: 131), dalam hal ini informasi dikumpulkan melalui teknik
wawancara. Yang mana wawancara akan dilakukan kepada pengelola JNE
Cabang Batusangkar dan juga konsumen.
3. Verifikasi/penarikan kesimpulan adalah tahapan dimana peneliti mulai
memutuskan apakah “makna” sesuatu, mencatat keteraturan, pola-pola dan
penjelasan (Emzir, 2011: 133), sehingga pada tahap ini informasi yang
telah terkumpul disimpulkan menjadi suatu kriteria yang menggambarkan
Manajemen risiko terhadap pengiriman barang pada JNE Cabang
Batusangkar.
38

G. Teknik Penjamin Keabsahan Data


Demi terjaminnya keakuratan data, maka penulis akan melakukan
keabsahan data melalui uji kredibilitas menggunakan teknik triangulasi.
Triangulasi merupakan salah satu teknik dalam penjamin keabsahan data
untuk mendapatkan temuan dan interpretasi data yang lebih akurat dan
kredibel. Beberapa cara yang dapat digunakan yaitu dengan menggunakan
sumber yang banyak dan menggunakan metode yang berbeda. Penggunaan
sumber yang banyak untuk triangulasi dapat dilakukan dengan mencari
sumber yang lebih banyak dan berbeda dalam informasi yang sama.
Penggunaan metode yang berbeda dapat diartikan bahwa kalau pada
tahap pertama informasi dikumpulkan dengan observasi tentang suatu aspek,
maka berikutnya gunakan lagi metode lain seperti wawancara untuk
mengumpulkan informasi yang sama. (Yusuf, 2014: 395)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan


1. Sejarah berdirinya perusahaan JNE (Jalur Nugraha Ekakurir)
JNE (Jalur Nugraha Ekakurir) adalah suatu perusahaan yang
bergerak dibidang jasa. Perusahaan ini sangat berkembang di Batusangkar.
JNE merupakan salah satu jasa kurir yang terkenal di Indonesia, nama
resminya yaitu PT. Jalur Nugraha Ekakurir yang didirikan pada tanggal
26November 1990 oleh Soeprapto Suparno. Perusahaan ini dirintis sebagai
sebuah divisi dari PT. Citra Van Titipam Kilat (TIKI) yang bergerak dalam
bidang jasa kurir internasional. JNE memulai kegiatan usahanya yang
terpusat pada penanganan kegiatan kepabeanan, impor kiriman barang,
dokumen serta pengantarnya dari luar negri ke Indonesia.
Pada tahun 1991, JNE (Jalur Nugraha Ekakurir) memperluas
jaringan internasional dengan bergabung sebagai anggota asosiasi
perusahaan-perusahaan kurir beberapa Negara Asia (ACCA) yang
bermarkas di Hongkong yang kemudian memberi kesempatan kepada JNE
(Jalur Nugraha Ekakurir) untuk mengembangkan wilayah antaran sampai
keseluruh dunia.
Karena persaingan pasar domestik JNE (Jalur Nugraha Ekakurir)
berusaha memperluas jaringan domestik. Dengan jaringan domestiknya
TIKI dan namanya, JNE (Jalur Nugraha Ekakurir) mendapatkan
keuntungan persaingan dalam pasar domestik.

2. Visi dan Misi JNE (Jalur Nugraha Ekakurir)


Visi:
Menjadikan perusahaan dengan standar Internasional dibidang jasa
distribusi yang mampu melayani kebutuhan segenap lapisan masyarakat
dan dapat diterima sebagai tuan rumah sendiri.

39
40

Misi:
a. Memadukan jasa pengiriman, layanan kepabeanan, perdugaan dan
pendistribusian dalam satu system yang terintegrasi secara efisien,
efektif dan fleksibel.
b. Mendayagunakan jaringan insfrastruktur yang dimiliki sebagai
kontribusi pada proses perputaran roda ekonomi dengan didukung
sumber daya manusia yang professional dan memiliki integritas moral
yang tinggi.
c. Memanfaatkan perkembangan teknologi informasi secara tepat guna
mendorong pertumbuhan usaha yang berkesinambungan dalam rangka
mencapai kesejahteraan karyawan dan senantiasa meningkatkan
tanggung jawab sosial.
1. Produk Layanan JNE (Jalur Nugraha Ekakurir)
a. COD (Cash On Delivery) Retail adalah fitur pembayaran bagi online
seller yang melakukan pengiriman barang dengan menggunakan
layanan JNE. Fitur layanan ini memungkinkan pembeli melakukan
pembayaran langsung melalui kurir setelah serah terima paket
dilakukan. Adapun syarat dan ketentuannya yaitu:
1) Seller mengisi formulir pendaftaran yang tersedia di Sales Counter
JNE.
2) Pada saat pendaftaran Seller melampirkan fotocopy buku tabungan
yang tertera nomor rekening.
3) Seller sudah terdaftar sebagai member JNE Loyalty Card (JLC)
minimal 1 bulan berjalan.
4) Fitur ini berlaku untuk COD barang yang dikirimkan oleh Seller
melalui Sales Counter JNE tempat Seller terdaftar.
5) COD Retail berlaku untuk layanan Reguler, OKE dan JTR.
6) COD Retail diprioritaskan untuk online seller yang berjualan diluar
marketplace.
41

7) Biaya COD hanya dikenakan untuk transaksi pengiriman yang


sukses terkirim dan dibuktikan dengan laporan Proof Of Delivery
(POD) pada sistem JNE.
8) Biaya lain-lain seperti biaya kirim, asuransi, packing, surcharge
(apabila ada) dibayarkan pada saat transaksi pengiriman.
9) Nilai yang JNE bayarkan kepada Seller adalah nilai yang telah
dikurangi biaya COD setelah kiriman sukses.
10) Maksimal nilai atau harga barang dengan layanan COD Retail
adalah Rp 5.000.000,- per transaksi atau alamat.
11) Kiriman wajib diasuransikan apabila harga barang diatas 10 kali
ongkos kirim.
12) Kiriman yang tidak berhasil terkirim akan dikembalikan langsung
ke pihak Seller setelah mendapatkan konfirmasi dari pihak Seller.
13) Alamat pengembalian kiriman undelivery sesuai dengan instruksi
yang diterima dari Seller.
14) Untuk barang dengan status undelivery, apabila tidak ada instruksi
pengembalian barang dari Seller maka berlaku penanganan kiriman
undelivery yang berlaku di JNE.
15) Pembayaran biaya COD dapat menggunakan uang tunai maupun
digital.
b. SS (Super Speed) adalah layanan pengiriman dengan mengutamakan
kecepatan dan penyampaiannya sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan atau disepakati. Ketentuannya adalah:
1) Layanan SS tersedia diwilayah tujuan tertentu melalui moda
transportasi darat maupun udara. Khusus transportasi udara adalah
yang memiliki jadwal penerbangan langsung ke tujuan.
2) Service Level Agreement ( SLA) layanan SS adalah maksimum 24
jam sejak transaksi atau paket dijemput kurir.
3) Pada kondisi tertentu estimasi pengiriman dapat melampaui 24 jam
apabilal ada permintaan khusus dari pelanggan.
42

4) Berlaku garansi uang kembali apabila pengiriman lebih dari 24 jam


atau melampaui permintaan khusus.
5) Pengirim akan menerimam pemberitahuan keberhasilan pengiriman
paket melalui ponsel ke nomor ponsel pengirim yang tercantum pada
resi.
c. PESONA (Pesanan Oleh-oleh Nusantara) merupakan layanan
pengiriman makanan kuliner khas Indonesia tanpa harus pergi kedaerah
asalnya. Pilihan makanan dari beberapa daerah di Indonesia yang
ditawarkan sedah melalui seleksi kelayakan dan masa uji coba selama
hamper setahun sehingga aman untuk dikonsumsi oleh pelanggan.
d. YES (Yakin Esok Sampai) adalah layanan dengan waktu penyampaian
ditujuan keesokan hari termasuk hari Minggu dan hari libur nasional.
Ketentuannya yaitu:
1) Berlaku waktu batas maksimum pengiriman.
2) Penyampaian ke penerima paling lambat jam 23.59 waktu setempat.
3) Berlaku untuk kota-kota yang telah ditentukan.
4) Garansi uang kembali apabila keterlambatan penyampaian barang
disebabkan oleh pihak JNE.
5) Pengirim dapat melacak status pengiriman dan informasi penerimaan
menggunakan JNE airwaybill number melalui website JNE.
e. REG (Reguler) adalah layanan pengiriman keseluruh wilayah
Indonesia, dengan perkiraan waktu penyampaian kiriman 1 sampai 7
hari kerja, tergantung pada zona daerah yang menjadi tujuan
pengiriman. Adapun ketentuannya yaitu:
1) Tidak melayani pengiriman dihari minggu dan libur nasional.
2) Tidak berlaku garansi uang kembali.
3) Pengirim dapat melacak status pengiriman dan informasi penerimaan
menggunakan JNE airwaybill number melalui website JNE.
f. OKE (Ongkos Kirim Ekonomis) adalah layanan pengiriman keseluruh
wilayah Indonesia dengan tarif ekonomis dengan perkiraan waktu
43

penyampaian kiriman lebih lama dari Service Reguler. Tergantung pada


zona daerah yang menjadi tujuan pengiriman.
1) Tidak melayani pengiriman dihari minggu dan libur nasional.
2) Tidak berlaku garansi uang kembali.
g. JLC (JNE Loyalty Card) merupakan program keanggotaan yang
ditujukan kepada pelanggan setia JNE. Pemegang JLC akan
mendapatkan berbagai keuntungan seperti kecepatan layanan, potongan
harga pada saat periode promo, dan hadiah undian yang sangat menarik.
h. Money Remittance adalah layanan pengiriman uang oleh JNE yang
bekerjasama dengan perusahaan kelas dunia bidang pengiriman uang,
western union. Hanya dalam hitungan menit, uang atau dana dapat
dikirim dan diterima melalui jaringan western union di seluruh dunia
termasuk jaringan JNE diseluruh Indonesia. Divisi money remittance
JNE saat ini mampu melayani pengiriman uang 24 jam sepanjang hari.
i. JNE PIPO (JNE Pick-up Point) adalah layanan alternative pelanggan
dalam proses penerimaan kiriman. Dengan JNE PIPO, pengirim dan
penerima dapat memilih cara penyampaian kiriman dengan cara diambil
sendiri di cabang JNE terdekat yang mempunyai layanan PIPO. Enam
langkah menggunakan JNE PIPO antara lain:
1) Memberitahukan kepada petugas cash counter untuk menggunakan
layanan pick-up point.
2) Mengisi data penerima pada resi pengiriman, kemudian memilih
lokasi counter JNE yang tersedia ditempat pengambilan pada kota
tujuan.
3) Menerima bukti pengiriman berupa nomor resi dan pin bersifat
rahasia dari petugas counter tempat pengiriman.
4) Pengirim memberitahukan nomor resi dan pin kepada penerima.
5) Setelah terkirim, penerima bias melakukan pengambilan kiriman di
counter JNE yang sudah ditentukan oleh pengirim dengan
menunjukkan nomor resi dan pin kepada penerima.
6) Menandatangani resi pengiriman sebagai bukti pengambilan.
44

j. JNE @box adalah layanan pengemasan kiriman sesuai persyaratan


pengiriman udara. JNE @box menggunakan bubblepack wrapping
sehingga memungkinkan untuk pengiriman barang pecah belah atau
perangkat elektronik.
k. Diplomat adalah layanan pengiriman barang dan dokumen bernilai
tinggi yang dibawa langsung oleh petugas JNE (hand carry) dengan
mengutamakan kepastian, keamanan dan kecepatan kiriman mulai dari
penjemputan hingga ditangan penerima.
l. JOP (JNE Online Payment) adalah layanan untuk pemesanan atau
pembelian dan pembayaran tiket seperti tiket kereta api dan
pembayaran tagihan seperti tagihan PLN, TELKOM, dan Speedy
melalui JNE. JOP tersediai dibeberapa cabang JNE di Indonesia.
m. JTR (JNE Trucking) adalah layanan pengiriman dalam jumlah besar
dengan menggunakan armada truk melalui darat dan laut dengan harga
yang kompetitif. Adapun ketentuannya yaitu:
1) Minimum berat paket yang dikirimkan adalah 10kg.
2) Berlaku juga untuk pengiriman motor.
3) Berlaku untuk pengiriman nasional.
4) Tidak berlaku garansi uang kembali.

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan


Risiko pada dasarnya tidak terlepas dari kehidupan manusia, adapun
risiko artinya yaitu suatu ketidakpastian yang membahayakan dan
mengandung unsur kerugian pada suatu kejadian. Maka, manusia sebagai
makhluk sosial yang melakukan berbagai kegiatan didalam kehidupan sehari-
harinya akan selalu berhadapan dengan berbagai macam ketidakpastian dari
risiko itu sendiri, dan manusia dituntut harus bisa memanajemen berbagai
risiko yang akan terjadi dalam aktivitasnya. Termasuk juga risiko yang akan
terjadi dalam bidang pelayanan jasa.
45

1. Risiko terhadap pengiriman barang yang dialami oleh JNE Cabang


Batusangkar
Risiko terhadap pengiriman barang yang dialami oleh JNE Cabang
Batusangkar dapat dilihat dari beberapa faktor, diantaranya yaitu:
a. Faktor alam dan non-alam
Faktor alam merupakan faktor yang disebabkan oleh fenomena
alam dan tidak disebabkan oleh campur tangan manusia. Faktor alam
tidak jarang menjadi permasalahan tersendiri bagi organisaisi. Faktor
alam yang dimaksud diantaranya berupa hujan, angin, gelombang laut,
longsor perjalanan. Dari faktor alam tersebut perusahaan harus
memperhatikan kemungkinan-kemungkinan tersebut akan terjadi pada
saat proses pengiriman barang.
Sedangkan faktor non-alam adalah bencana yang diakibatkan oleh
rangkaian peristiwa non-alam, yang antara lain berupa gagal teknologi,
gagal modernisasi, epidemi dan wabah penyakit.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan konsumen atau
pelanggan JNE beliau mengatakan: “pengiriman barang yang dilakukan
saat sekarang ini dimasa pandemi covid 19 membuat barang yang
dikirim menjadi lama sampai ke tujuan, hal ini membuat kurang
nyaman nya dalam melakukan proses pengiriman barang” ( Wawancara
dengan Rahma, 14 Agustus 2020)
Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara dengan karyawan JNE
menjelskan bahwa: “seringnya terjadi keterlambatan pengiriman barang
yaitu disebabkan oleh faktor alam, adapun contoh faktor alam seperti
jalanan ambruk atau longsong, hujan badai diperjalanan (pengiriman
jalur laut atau udara), angin kencang dan faktor-faktor alam lainnya,”
(wawancara dengan Nike Ardila, 15 Agustus 2020)
Wawancara dengan informan selanjutnya, menjelaskan bahwa
dalam periode sekarang ini semenjak terjangkitnya pandemi covid 19
mengakibatkan proses dalam pengiriman terhambat, yang sangat
fatalnya yaitu dengan truck, yang mana truck yang berlajan dari satu
46

kota ke kota lain terjadi banyak pemeriksaan pengangkut dijalan dan


jalanan yang dibuka secara ganjil genap mengakibatkan truck atau
barang kiriman terlambat sampai kealamat yang dituju. (wawancara
dengan Ardi Firmansyah, 19 Agustus 2020)
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dilihat, seringnya
terjadi keterlambatan dalam proses pengiriman disebabkan oleh faktor
alam dan pandemi yang tidak dapat diprediksi atau diperkirakan kapan
akan terjadi.
b. Faktor pelanggan atau konsumen
Pelanggan merupakan konsumen pengguna jasa yang melakukan
kegiatan pembelian ataupun pengguna jasa secara berulang-ulang
dikarenakan kepuasan yang diterimanya dari penjual ataupun penyedia
jasa. Pentingnya seorang pelanggan bagi kelangsungan hidup sebuah
perusahaan. Tujuan utama dari setiap bisnis untuk membuat keuntungan
dan mempertahankan pelanggan. Pelanggan merupakan sumber dari
suatu organisasi dan alasan keberadaannya. Setiap organisasi
memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan, kesejahteraan, gaji
dan pekerjaan tergantung pada mereka.
Berdasarkan wawancara penulis dengan salah seorang konsumen
atau pelanggan, beliau mengatakan: “Sebagai konsumen atau pelanggan
dalam melakukan pengiriman atau penerimaan barang melalui JNE
Cabang Batusangkar merasakan sedikit keluhan bahwasanya sering
terlambat dalam pengantaran atau terlambatnya barang sampai tujuan,
apalagi dalam masa pandemi saat sekarang ini.”.(Wawancara dengan
Asmaidawarti, 12 Agustus 2020)
Berdasarkan wawancara dengan konsumen selanjutnya,
menuturkan bahwa: “walaupun pernah terjadi kendala dalam proses
pengiriman barang namun ia tetap berlangganan dalam melakukan
pengiriman barang pada JNE dibandingkan tempat-tempat pengiriman
barang yang lain. Hal itu disebabkan karena tidak pernah melakukan
47

pengiriman barang pada tempat lain selain pengiriman pada JNE.


(Wawancara dengan Misrawati, 12 Agustus 2020)
Selanjutnya wawancara dengan informan yang lainnya,
mengatakan bahwa disaat melakukan pengiriman barang juga pernah
terjadi keterlambatan penerimaan barang yang disebabkan karena
barang tersebut mengalami salah dalam pengiriman atau salah alamat.
Namun untuk pengiriman selanjutnya ia tetap melakukan pengiriman
melalui JNE dengan alasan tidak mempermasalahkan lagi kejadian yang
sebelumnya. (Wawancara dengan Zelmi, 15 Agustus 2020)
Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pelanggan tetap
berlangganan pada pengiriman barang JNE, meskipun pernah sedikit
kecewa dengan keterlambatan proses pengiriman yang dilakukan oleh
JNE.
c. Faktor persaingan
Pesaing merupakan perusahaan yang menghasilkan atau menjual
barang atau jasa yang sama atau mirip dengan produk yang ditawarkan.
Pesaing suatu perusahaan dapat dikategorikan pesaing yang kuat dan
pesaing yang lemah atau ada pesaing yang dekat yang memiliki produk
sama. Persaingan mengacu pada perjuangan untuk berkompetensi
antara perusahaan-perusahaan dalam sebuah industri guna untuk
mendapatkan atau memperluas pangsa pasar masing-masing. Usaha
tersebut dapat dilakukan melalui desain produk, periklanan, promosi
serta dukungan dari berbagai pihak yang telah menggunakan jasa
pengiriman barang khususnya pada JNE Cabang Batusangkar. Dengan
demikian persaingan tersebut merupakan ancaman yang kuat terhadap
tingkat keuntungan perusahaan.
Berdasarkan wawancara dengan salah seorang karyawan JNE
menjelaskan bahwa: “dalam usaha yang mereka lakukan tidak terlalu
memikirkan dengan bagaimana persaingan yang ada dalam melakukan
jasa pengiriman barang, karena mereka yakin dengan rezeki yang telah
diberikan oleh Allah SWT, dan juga mereka hanya menjalankan
48

peforma kerja dengan baik dan benar. (wawancara dengan Ardi


Firmansyah, 19 Agustus 2020)
Dari wawancara tersebut dapat diketahu bahwa dalam menjalankan
bisnisnya, JNE tidak terlalu memikirkan masalah persaingan karena
mereka yakin dengan peforma kerja menentukan kualitas pelayanan dan
juga yakin akan rezeki sudah ditetapkan oleh Allah SWT.

2. Kendala yang dihadapi oleh JNE Cabang Batusangkar


Didalam proses pengiriman barang yang dilakukan oleh JNE Cabang
Batusangkar sering terjadinya kendala yang tidak terduga dan membuat
terjadinya ketidak nyamanan pengirim atau penerima barang. Adapun
kendala yang sering terjadi dalam proses pengiriman barang tersebut
diantaranya yaitu:
a. Keterlambatan
Keterlambatan merupakan merupakan hal yang sering terjadi
dalam proses pengiriman barang, terutama keterlambatan akibat faktor
alam karena faktor alam sangat susah untuk diprediksi kapan terjadinya.
Selanjutnya keterlambatan juga tidak selalu terjadi karena kelalaian dari
pihak JNE itu sendiri, terkadang keterlambatan pengiriman terjadi
karena pihak ketiga seperti penundaan keberangkatan pesawat.
Contohnya pengiriman barang yang dilakukan dari Batusangkar menuju
Jakarta, dalam pengiriman terdapat pihak ketiga yaitu pesawat terbang,
dan disaat itu terjadi penundaan jam keberangkatan yang
mengakibatkan barang juga terlambat sampai menuju Jakarta.
(wawancara dengan Nike Ardila, 15 Agustus 2020)
Untuk masalah keterlambatan sampainya barang kepada
penerima, pihak JNE akan memberikan penjelasan kepada konsumen
atau pelanggan yang complain terhadap keterlambatan pengiriman
tersebut.
49

b. Salah alamat
Salah alamat merupakan salah satu kendala yang juga dihadapi
dalam proses pengiriman barang, hal ini terjadi karena kesalahan dalam
operasional manajemen yang dilakukan oleh pihak JNE, ketika
terjadinya salah alamat maka barang tersebut akan dikembalikan kepada
pengirim dan akan dilakukan kembali pengiriman kepada penerima
yang semestinya tanpa melakukan pembayaran lagi. (wawancara
dengan Ardi Firmansyah, 19 Agustus 2020)
c. Cacat atau hilang barang
Cacat atau barang hilang juga merupakan suatu kendala yang
terjadi dalam proses pengiriman barang. JNE hanya bertanggung jawab
untuk mengganti kerugian yang dialami pelanggan akibat kerusakan
atau kehilangan dari pengiriman dokumen atau barang oleh JNE
sepanjang kerugian tersebut terjadi ketika barang atau dokumen masih
berada dalam pengawasan JNE, dengan catatan bahwa kerusakan
tersebut semata-mata disebabkan karena kelalaian karyawan atau agen
JNE.
Berdasarkan berbagai faktor dan kendala diatas serta teori dari para
ahli, maka risiko tersebut termasuk kepada risiko operasional. Risiko
operasional merupakan risiko yang timbul karena tidak berfungsinya
sistem internal yang berlaku, kesalahan manusia atau karyawan, kegagalan
sistem dan faktor eksternal seperti bencana alam, demonstrasi besar dan
lainnya. Sumber terjadinya risiko operasional paling luas dibandingkan
risiko lainnya yakni selain bersumber dari kegiatan operasional dan jasa,
akuntansi, sistem teknologi informasi manajemen atau sistem pengelolaan
sumber daya manusia. Adapun contoh dari risiko operasional yang terjadi
pada JNE Cabang Batusangkar ini yaitu:
a. Keterlambatan dalam pengiriman barang sering terjadi karena faktor
alam, yaitu cuaca yang kurang baik, jalanan longsor.
50

b. Kesalahan sistem informasi juga menyebabkan terjadinya masalah


dalam proses pengiriman barang, yaitu bergantungnya pada jaringan
internet yang digunakan.
c. Kesalahan manusia, kesalahan yang terjadi dalam proses pengiriman
barang di JNE bukan selalu sepenuhnya menjadi salah karyawan atau
pihak JNE, dalam proses pengiriman barang terdapat pihak ketiga
untuk sampainya barang ke alamat yang dituju.

3. Jumlah pengiriman barang pada JNE


Hasil wawancara dengan salah satu karyawan, jumlah kiriman barang
pada JNE Cabang Batusangkar rata-rata dalam satu bulan mencapai ±500
paket yang dikirim ke seluruh Indonesia, berbeda dengan suasana hari raya,
baik idul fitri atau idul adha dapat mencapai kiriman barang ±1000 paket
yang dikirim ke seluruh Indonesia. Namun semenjak perhitungan bulan
Maret sampai September sering terjadi kendala berupa keterlambatan barang
sampai ke alamat yang dituju disebabkan oleh dampak dari pandemi
covid19 yang menyebabkan lamanya barang sampai ke alamat tujuan
pengirim. (Wawancara dengan Nike Ardila, 01 Oktober 2020)

4. Manajemen risiko terhadap pengiriman barang pada JNE


Manajemen risiko adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur
risiko, serta membentuk strategi untuk mencegah terjadinya risiko.
Tindakan manajemen risiko diambil perusahaan untuk merespon bermacam-
macam risiko. Dalam melakukan respon risiko yang dilakukan oleh
manajemen risiko adalah dengan cara mencegah dan memperbaiki.
Tindakan mencegah digunakan untuk mengurangi, menghindari, atau
mentransfer risiko pada tahap awal proyek kontruksi.
Berdasarkan wawancara dengan salah seorang karyawan JNE,
mengatakan bahwa manajemen risiko merupakan pelaksanaan fungsi
manajemen dalam menanggulangi risiko, baik dalam kehidupan masyarakat
ataupun dalam usaha yang bertujuan untuk melihat kemungkinan peristiwa
51

yang bersifat mengancam terhadap pencapaian target atau tujuan


perusahaan. (wawancara dengan Ardi Firmansyah, 19 Agustus 2020)
Pada JNE Cabang Batusangkar ia tidak menjalankan semua fungsi-
fungsi manajemen risiko dalam melakukan aktivitas kegiatannya, hanya saja
sebagian dari fungsi manajemen yang terlaksanakan. Seperti halnya
planning, pada JNE Cabang Batusangkar perencanaan yang dilakukan
berupa pembuatan Syarat Standar Pengiriman (SSP), pada organizing di
JNE Cabang Batusangkar karyawan dibagi menjadi beberapa devisi, yang
mana tugas masing-masing devisi dilaksanakan sesuai peforma kerja yang
ditetapkan, selanjutnya actuating atau pelaksanaannya pada proses
pengiriman barang tidak diperhatikan apa saja kemungkinan-kemungkinan
yang akan terjadi selama pengiriman tersebut. Dan terakhir yaitu controlling
dimana pihak JNE Cabang Batusangkar hanya mengontrol karyawan jika
terjadi complain dari pengirim atau penerima barang.
Adapun manajemen risiko pada JNE Cabang Batusangkar yang ia
perhatikan dalam memanajemen risiko-risiko yang terjadi untuk mencegah
atau meminimalisir terjadinya risiko, JNE mengeluarkan Syarat Standar
Pengiriman (SSP). Disaat pelanggan menyerahkan barang atau dokumen
untuk dikirim atau ditransportasikan oleh JNE, para pelanggan dianggap
telah menerima dan setuju dengan syarat-syarat dan kondisi yang menjadi
syarat standar pengiriman JNE.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya
tentang “Manajemen Risiko Terhadap Pengiriman Barang Pada JNE
Cabang Batusangkar”, maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi
penyebab risiko dalam pengiriman barang pada JNE Cabang Batusangkar
memiliki tiga faktor, yaitu faktor alam dan non alam, faktor pelanggan
atau konsumen dan faktor persaingan.Sedangkan kendala dalam proses
pengiriman barang pada JNE Cabang Batusangkar terdapat tiga hal yaitu
keterlambatan pengiriman, salah alamat, dan rusak atau cacatnya barang.
Untuk mencegah atau meminimalisir terjadinya risiko JNE
mengeluarkan Syarat Standar Pengiriman (SSP). Disaat pelanggan
menyerahkan barang atau dokumen untuk dikirim atau ditransportasikan
oleh JNE, para pelanggan dianggap telah menerima dan setuju dengan
syarat-syarat dan kondisi yang menjadi syarat standard pengiriman JNE.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian diatas. Adapun saran yang peneliti
berikan kepada JNE Cabang Batusangkar terhadap manajemen risiko yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Terkait kendala yang sering terjadi dalam proses pengiriman barang,
sebaiknya pihak JNE menjelaskan juga dalam Syarat Standar
Pengiriman (SSP) agar tidak terjadinya lagi ketidaksenangan oleh
pelanggan dalam melakukan pengiriman.
2. Agar tidak terjadi lagi kehilangan atau kecacatan barang kiriman oleh
pihak ketiga, sebaiknya dibuatkan juga surat kerjasama atau perjanjian
antara pihak JNE dengan pihak ketiga, jika terjadi kerusakan oleh pihak

52
ketiga maka sebagian dari tanggungan juga ditanggung oleh pihak
ketiga.

53
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Anisa, Windi Gessy. 2012. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan
Manajemen Risiko. Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas Diponegoro. Semarang
Anindita, K,W. Dampak yang Terjadi pada Perusahaan Apabila Tidak Memiliki
Strategi Manajemen Risiko. http://.dictio.co.id.
Aris,T dan Reni,M 2019. Manajemen Risiko. Jakarta: Budi Utama
Effendi, Usman. 2014. Asas Manajemen. Jakarta: Rajawali Pers.
Herman, Darmawi. 2016. Manajemen Risiko Edisi 2. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Indah,S,P. 2015. Sistem Informasi Administrasi Pengiriman Barang pada PT.
Mindah SejatiTrans guna Mempermudah Pelaporan
Irham,F. 2011. Manajemen Risiko. Bandung: Alfabeta
Ismail,S. 2009. Pengantar Manajemen. Jakarta: Erlangga
Karim, Adi Warman. 2008. Bank Islam Aanalisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada
Mahmud,H,M. 2016. Manajemen Risiko. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Mamduh, 2004. Risiko, Proses Manajemen Risiko dan Enterprise Risk
Managemen. Jurnal Manajemen Risiko
Manullang, M. 2012. Dasar-dasar Manajemen. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Marya,M. 2016. Rancang Bangun Sistem Administrasi Pengiriman Barang
Berbasis Web di PT. Graha Prima Surabaya
Noor,J. 2011. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertai Karya Ilmiah. Jakarta
: Kencana Prenada Media Group.
Pandji,A. 2004. Manajemen Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta
Pasrizal, Himyar. 2015. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Lingkar Media
Pereturan Meteri Perhubungan Republik Indonesia No. PM 53 Tahun 2017
Putra, Michael. Pengertian Manajemen, Tujuan, Fungsi dan Jenis.
http://www.sayanda.com. 02 Maret 2020
Rahmi,Y. 2012. Analisis Pengaruh Strategi Servis Recovery yang Dilakukan
Perbankan Terhadap Kepuasan Nasabah Kota Semarang
Satori,D. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
Soehatman, Ramli. 2010. Manajemen Risiko Dalam Perspektif K3 OHS Risk
Management. Jakarta: Dian Rakyat.

Sumajouw, M. Manajemen Risiko pada Perusahaan Jasa Pelaksana Kontruksi di


Propinsi Papua. Volume 4 No.2

Sumar‟in. 2012. Konsep Kelembagaan Bank Syariah. Yogyakarta: Graha ilmu.

Supriyono, R.A. 2026. Manajemen Risiko. Yogyakarta: Gajah Mada University


Preea Anggota IKAPI.

Vikaliana,R. 2017. Faktor-Faktor Risiko Dalam Perusahaan Jasa Pengiriman


Volume 01, Nomor 01

Yayat,H. 2001. Dasar-dasar Manajemen Risiko. Jakarta: Grasindo


Yusuf, M. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, kualilatif dan Penelitia
Gabungan. Jakarta: Kencana

Anda mungkin juga menyukai