Anda di halaman 1dari 2

Nama : Roy Sanova Fatony

Kelas : XI MIA 3
No absen : 27

“Dia yang merubahku”


 
         Menjadi seorang pelajar buktinya tidak selalu menyenangkan, buktinya aku sering kali
merasa jenuh dan bosan dengan semua aktivitas di sekolah, bahkan di titik tertentu aku benar-
benar menyerah. Mungkin inilah yang dinamakan perjuangan untuk meraih masa depan, seperti
kata ayah “jika tidak berani susah maka kelak kita tidak akan bisa merasakan senang”. Tapi
menghadapi kesusahan, rasa bosan, mengendalikan rasa takut, rasa malas itu sangat sulit.
         Dua tahun aku menghadapi tekanan yang begitu berat dan kupikir di tahun ketiga hal sulit
akan sangat memuncak. Tapi ternyata di tahun ketiga ada sesuatu yang membuatku semangat
dan bangkit termotivasi. Ya, di tahun ketiga aku bertemu dengan seseorang yang mampu
membuatku sadar akan pentingnya pendidikan.

“Hai, tumben pagi benar berangkatnya. Biasanya sekalian menutup gerbang tuh!”, cewek
itu menyapaku dengan raut wajah manis dan tidak sedikitpun melirik ku. Aku yang pagi itu
memang sedang kehilangan gairah belajar langsung berlari menarik tangan cewek itu. “Hei, apa
maksud kamu?”, ucapku setengah berteriak.
cewek itu pun memalingkan badan, dan kaget aku dibuatnya terpesona dengan wajah
cantiknya yang bersinar cerah. Sambil tersenyum ala putri kerajaan ia berkata dengan lembut,
“Gak ada maksud apa-apa, cuma sedikit heran saja, selama dua tahun kebelakang baru kali ini
aku melihat cowok judes yang mau berangkat pagi, sudah tobat ya?”, dengan nada sedikit
mengejek.

Kata-kata yang keluar dari mulutnya tersebut benar-benar menyentuh hati, menohok di
relung hati paling dalam. Tak sadar aku pun lemas dan melepaskan tarikan tanganku tadi. Tanpa
banyak berkata ia langsung melanjutkan langkahnya, ia meninggalkan aku sendiri yang berdiri
mematung.
Sejak saat pertemuan itu entah kenapa aku langsung bersemangat berangkat ke sekolah,
yang tadinya malas bangun pagi sekarang menjadi rajin dan selalu berangkat pagi. Yang tadinya
selalu dihukum karena telat sekarang bahkan seringkali berangkat sekolah ketika gerbang baru
dibuka. Sejak saat itu juga sering timbul berbagai perasaan aneh di hati, seperti rasa kagum yang
berlebih, rasa ingin bertemu dengan perempuan itu, dan rasa gembira yang tak beralasan ketika
melihat dia di sekolah.

Ternyata itulah sebuah rasa cinta, kini aku menjadi seorang remaja yang sudah mulai
mengenal cinta. Pelan, dan sangat pelan aku mulai mencuri pandang, memperhatikan setiap
gerak langkah pemuda itu. Sesekali aku berbunga-bunga karena tatapan matanya yang begitu
teduh, begitu memberikan semangat.
Tapi pemuda ini sangat berbeda dengan teman lain yang aku kenal. Ia begitu anggun, dan
lucunya ia juga rajin belajar. tak pernah ku dengar bahwa dia memiliki kekasih atau bermain di
luar rumah untuk kegiatan sekolah. Pernah suatu ketika, karena aku sangat penasaran dengan
sifatnya akhirnya aku memberanikan diri bertanya pada dirinya.
“kenapa sih kamu beda dengan cewek lain, biasanya kan cewek hanya suka
berdandan dan sok akrab dengan cowok-cowok?”
“Jelaslah aku berbeda, aku ini kan cewek baik yang ingin memiliki masa depan
yang sukses!”
“bener?”
Dengan raut muka ku yang seakan tak percaya.
“Eh jangan kau samakan aku dengan yang lain, bukannya sombong, bahkan
ada banyak cowok yang mencoba berpacaran denganku tapi selalu ku tolak.”
Cewek itu menatapku dengan serius.
“woow sungguh pribadi yang benar-benar kuat” ucapku dalam hati. Bagaimanapun aku tak
menampik bahwa aku mengagumi pribadi yang ada pada perempuan ini. Sejak saat itu aku
terpengaruh dengan pola hidup dan gayanya, dan saling mendukung hal positif dengan dia. Aku
jadi semakin rajin, ramah, dan aku juga semakin membuka diri dengan kritik dan saran dari
banyak teman lain.

Seiring berjalannya waktu aku juga makin merasa kalau dia mulai memperhatikanku,
sekarang bukan aku yang menemuinya namun sering dia tiba-tiba muncul di sisiku saat aku
sedang belajar diwaktu istirahat.
Begitulah kejadian di gerbang sekolah beberapa bulan lalu. Kini aku menatap masa depan
dengan begitu tegak, apalagi dengan kehadirannya di sampingku.
Dan kini aku tahu, bahwa tidak semua tentang cinta berujung negative, tapi tinggal
bagaimana kita menjalani cinta itu. Cinta yang saling mendukung demi kebaikan di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai