Anda di halaman 1dari 1

BURUNG RANGKONG: SANG PENYEBAR BIJI SEJATI

Hutan Tumpang Pitu Di Wilayah Konsesi PT Bumi Suksesindo menjadi habitat bagi burung rangkong.
Di Hutan ini masih ditemukan 3 jenis burung rangkong yang mendiami Pulau Jawa yakni: Kangkareng
perut putih (Anthracoceros albirotris), Rangkong badak (Bucheros rinoceros) dan Julang emas (Rhyticetos
undulatus).

CIRI UMUM
Burung yang memilikki postur besar, umumnya berbulu hitam, coklat atau putih dan
memilikki paruh yang besar-melengkung, panjang dan ringan. Terdapat pula struktur
tambahan di bagian atas paruh; balung atau casque.

PAKAN
Julang Emas (Rhycticeros undulatus)
Burung rangkong mendapatkan sumber pakannya 90% berasal dar buah-buahan sehingga
dikenal satwa frugivora. Buah-buahan yang menjadi sumber pakan; yang biasa diambil di
pohon dan bukan di tanah, dikelompokkan dalam tiga jenis: drupaceus (buah berdaging)
yang banyak mengandung lemak, husked (buah berkulit keras) dan fig (ficus) yang banyak
mengandung air, karbohidrat, protein, dan kalsium. Selain itu, jenis buah bergetah juga
dikonsumsi pada masa berbiak sebagai material penutup sarang.

PERILAKU UNIK BERSARANG


Perilaku burung rangkong yang masuk dalam suku Bucerotidae itu sangat unik ketika sedang bersarang.
Rangkong betina yang mengerami telur akan mengurung diri di dalam pohon yang ditutup lumpur
dengan sedikit lubang untuk makanan dari burung jantan dan membuang kotoran. Kemudian, rangkong
betina akan menggugurkan bulunya yang difungsikan sebagai penghangat telur.
Beberapa jenis rangkong akan melakukan pergantian bulu (moulting) pada masa awal mengerami telur
yang kemudian akan tumbuh kembali pada saat keluar dari sarang. Saat telur sudah menetas, burung
betina memecahkan penutup sarang dan menutupnya kembali hingga burung muda siap terbang.
Rangkong memilih pohon berdiameter ≥ 45 cm dan mencari lubang yang berada di ketinggian 20-50
Jantan meter di atas permukaan tanah. Namun, ada beberapa jenis yang mempunyai syarat khusus. Seperti
rangkong gading yang membutuhkan bonggol atau dahan besar di dekat lubang sarang, sebagai pijakan

KEBERADAAN RANGKONG DI HUTAN


Kehadiran rangkong di alam erat kaitannya dengan kelestarian hutan. Dengan daya jelajah yang mencapai
hampir 100 kilo meter per segi, membuat rangkong menjadi penyebar biji yang efektif di hutan. Biji-biji tersebut
tersebar melalui sisa makanan atau dari kotorannya karena sistem pencernaan rangkong tidak merusak biji
buah.
Rangkong Badak (Buceros rhinoceros) Keberdaan rangkong di hutan akan mencerminkan kondisi hutan yang masih sehat serta menandakan masih
adanya pepohonan besar di wilayah tersebut. Hal ini karena rangkong membutuhkan beragam pohon buah
sebagai pakan dan pohon besar yang berlubang untuk bersarang. Dengan begitu, pohon-pohon yang
berpostur besar ini pastinya berada di hutan yang masih bagus. Dengan kata lain, menjaga kelestarian
rangkong di alam itu berarti juga menjaga hutan.

ANCAMAN RANGKONG
Keunikan dan keistimewaan burung keluarga rangkong ini berujung bencana bagi burung rangkong. Tingginya
Betina perburuan, perdagangan, serta menipisnya hutan sebagai habitat rangkong, berdampak buruk bagi
perkembangan burung berparuh besar ini. Padahal menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan No.106 Tahun 2018 (P106), semua jenis rangkong telah dilindungi dan terancam punah.

Kangkareng Perut-putih (Anthracoceros albirostris)

Anda mungkin juga menyukai