Anda di halaman 1dari 18

PERAN AYAH DALAM PEMBENTUKAN KONSEP DIRI PADA

REMAJA PUTRI

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian syarat Dalam Memperoleh
Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan Oleh :
Pralayar Fanny Fadesti
F 100090047

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
PERAN AYAH DALAM PEMBENTUKAN KONSEP DIRI PADA
REMAJA PUTRI

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian syarat Dalam Memperoleh
Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan Oleh :
Pralayar Fanny Fadesti
F 100090047

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

ii
PERAN AYAH DALAM PEMBENTUKAN KONSEP DIRI PADA
REMAJA PUTRI

Diajukan Oleh :

Pralayar Fanny Fadesti


F 100090047

Telah disetujui untuk dipertahankan


di depan Dewan Penguji

Pembimbing

Dra. Partini, M.Si Tanggal 25 September 2015

iii
PERA}I AYAII DALAM PEMBENTUI(A}.I KONSEP DIRI PADA REMA.IA
PUTRI

Yang diajukan oleh :

Pralayar Fanny Fadesti


F 100090047
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Padatanggal
06 Oktober 2015
dan dinyatakan telatr memenuhi syarat

Penguji Utama

rha.Partini,M.si @
Penguji Pendamping I

Setiyo Ptrwanto, S.Psi, M.si


Penguji Pendamping II

Santi Sulandari, S.Psi, M.Ger


Penguji Pendamping Itr

tv
PERAN AYAH DALAM PEMBENTUKAN KONSEP DIRI PADA
REMAJA PUTRI

Pralayar Fanny Fadesti


Dra. Partini, M.si

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta


pralayarfanny@gmail.com

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran ayah


dalam pembentukan konsep diri pada remaja putri. Jumlah informan penelitian ini
adalah enam orang remaja putri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan metode pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi dan
dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa peran ayah dalam
pembentukan konsep diri remaja putri sangat besar. Dalam aspek pertahanan diri
menjelaskan bahwa remaja putri menyimpan keburukan karena inisiatif diri
sendiri. Akan tetapi ketika ayah mencoba untuk bersikap terbuka, para remaja
putri siap untuk membuka dirinya. Aspek penghargaan diri menjelaskan jika
selama ayah mendukung dan menerima julukan-julukan yang positif, para remaja
putri akan menerima julukan tersebut dan membiarkan julukan tersebut melekat
pada dirinya. Aspek integrasi diri menjelaskan bahwa penerimaan ayah terhadap
diri remaja putri memiliki pengaruh yang cukup besar dan mampu membuat para
remaja putri terbuka mengenai kehidupan sosial dan rencana masa depan mereka.
Aspek penghargaan diri menjelaskan bahwa ayah memiliki andil besar dalam
bagaimana para remaja putri menilai diri dan menerima penilaian dari lingkungan.

Kata kunci: Peran ayah, konsep diri, remaja

v
PENDAHULUAN Menurut teori tentang konsep
Masa remaja adalah masa diri terdapat tiga faktor yang
transisi antara masa kanak-kanak dan berpengaruh terhadap pembentukan
masa dewasa yang melibatkan konsep diri, yaitu: peran orang tua,
perubahan biologis, kognitif dan peran faktor sosial, dan peran faktor
sosioemosional. Perubahan ini belajar. Dari ketiga faktor tersebut
mengubah pandangan seseorang faktor peran orang tua merupakan
terhadap dirinya menjadi lebih faktor yang paling utama dalam
kompleks, terorganisir, dan pembentukan konsep diri pada anak.
konsisten. Konsep diri pada remaja Sanjungan, senyuman, pujian, dan
berubah menjadi lebih terstruktur penghargaan akan menyebabkan
(Rath, 2012). Menurut Mead penilaian positif terhadap diri anak,
(Pudjigjoyanti, 1998) konsep diri sedangkan ejekan, cemoohan, dan
merupakan produk sosial yang hardikan akan menyebabkan
dibentuk melalui pengalaman- penilaian negatif terhadap dirinya
pengalaman psikologis. Pengalaman- (Pudjijogyanti, 1998).
pengalaman psikologis ini Kondisi keluarga yang baik
merupakan hasil eksplorasi individu merupakan faktor penting dalam
terhadap lingkungan fisik dan pembentukan konsep diri anak.
refleksi dari dirinya yang diterima Kondisi keluarga yang demikian
dari orang-orang penting dapat membuat anak menjadi lebih
disekitarnya. Sedangkan menurut percaya dalam membentuk aspek
Hurlock (2012), konsep diri dalam dirinya, karena mereka
khususnya konsep diri primer mempunyai model yang dapat
didasarkan pada pengalaman anak di dipercaya.
rumah dan dibentuk dari berbagai Berdasarkan uraian diatas,
konsep terpisah, yang masing- dalam pembentukan konsep diri anak
masing merupakan hasil dari dibutuhkan keselarasan peran kedua
pengalaman dengan anggota orang tua, bukan hanya sekedar ibu
keluarga yang lain. yang berperan aktif terhadap
pengasuhan dan pembentukan

1
konsep diri anak, tetapi ayah juga Anak yang ayahnya ikut serta
harus berperan serta didalamnya. dan tertarik dalam pengasuhan akan
Ayah turut memberikan kontribusi memiliki konsep diri yang baik,
penting bagi perkembangan anak. kemampuan sosial dan kognitif
Pengalaman yang dialami bersama yang baik, serta kepercayaan diri
dengan ayah, akan mempengaruhi yang tinggi, dan sebaliknya anak
seorang anak hingga dewasa yang ayahnya tidak ikut serta dalam
nantinya. Peran dan perilaku hal pengasuhan akan memiliki
pengasuhan ayah mempengaruhi konsep diri tidak sebaik anak yang
perkembangan serta kesejahteraan ayahnya turut serta dalam hal
anak dan masa transisi menuju pengasuhan.
remaja (Cabrera, 2000). Konsep diri sangat penting
Bagi sebagian remaja, bagi individu karena terbentuk dari
terutama remaja putri, ayah masa kanak-kanak. Ketika
merupakan sosok idola, segala hal menginjak remaja, orang yang
yang mereka lakukan semata hanya memiliki konsep diri yang baik akan
untuk mendapatkan perhatian dari mampu menerima kritik dan saran
ayahnya, akan tetapi ayah selalu dari orang lain mengenai keburukan
mengutamakan pekerjaannya atau kekurangan yang mereka miliki.
daripada meluangkan waktu untuk Tujuan penelitian ini adalah
bermain atau sekedar mengobrol untuk mengetahui peran ayah dalam
dengan putrinya. Sehingga tak jarang pembentukan konsep diri pada
ketika ayah ingin berbicara dengan remaja putri.
anak perempuannya mengenai
banyak hal yang terjadi di saat usia TINJAUAN PUSTAKA
anaknya menginjak masa remaja, Konsep Diri
alih-alih meluangkan waktu untuk Chaplin (2001) mengatakan
menyampaikan maksud dan bahwa self concept adalah evaluasi
tujuannya, sang ayah lebih memilih individu mengenai diri sendiri,
untuk mengatakannya melalui penilaian atau penaksiran mengenai
perantara ibu. diri sendiri oleh individu yang

2
bersangkutan. Konsep diri (self sifatnya hierarkis, yang paling dasar
concept) menurut Rogers (Lisa, terbentuk adalah konsep diri primer,
2011) adalah bagian sadar dari ruang baru kemudian terbentuk konsep diri
fenomenal yang disadari dan sekunder. Konsep diri primer
disimbolisasikan, dimana “aku“ terbentuk berdasarkan pengalaman
merupakan pusat referensi setiap anak di rumah yang masing-masing
pengalaman. Konsep diri merupakan merupakan hasil dari pengalamannya
bagian inti dari pengalaman individu dengan anggota keluarga lain,
yang secara perlahan dibedakan dan sedangkan konsep diri sekunder
disimbolisasikan sebagai bayangan terbentuk berdasarkan pergaulan
tentang diri yang mengatakan “apa anak dengan orang diluar rumah.
dan siapa aku sebenarnya“ dan “apa Konsep diri sekunder berhubungan
yang sebenarnya harus saya dengan bagaimana anak melihat
perbuat“. dirinya melalui kacamata orang lain.
Aspek-aspek Konsep Diri Faktor-faktor yang
Hurlock (2012) Mempengaruhi Konsep Diri
mengemukakan bahwa konsep diri Menurut Pudjijogyanti (1998)
memiliki dua aspek, yaitu: aspek ada beberapa faktor yang
fisik, dan aspek psikologis. mempengaruhi konsep diri, yaitu :
Sedangkan Fitts (1971) membagi citra fisik, jenis kelamin, perilaku
konsep diri menjadi empat aspek orang tua, dan faktor sosial. Argyle
diri. Aspek-aspek dari diri (self) (Handry dan Heyes, 1989)
tersebut menurut Fitts adalah sebagai berpendapat bahwa terbentuknya
berikut: aspek pertahanan diri (self konsep diri dipengaruhi oleh
defensiveness), aspek penghargaan beberapa faktor, antara lain: reaksi
diri (self esteem), aspek integrasi diri dari orang lain, perbandingan dengan
(self integration), dan aspek orang lain, peranan seseorang, dan
kepercayaan diri (self confidence). identifikasi terhadap orang lain.
Perkembangan Konsep Diri
Hurlock (2012) mengatakan
bahwa perkembangan konsep diri

3
Pembentukan Konsep Diri Remaja (early adolescent), remaja madya
Putri (middle adolescent), dan remaja
Menurut Hurlock (2012) akhir (late adolescent).
yang dimaksud dengan masa remaja Menurut Widyastuti (2009)
adalah masa transisi ketika individu berdasarkan sifat atau ciri-ciri
berubah secara fisik dan psikologis perkembangannya, remaja dibagi
dari anak-anak menuju dewasa. menjadi tiga tahap yaitu : Masa
Papalia, Olds, dan Feldman (2009) remaja awal (10-12 tahun), Masa
menyatakan bahwa masa remaja remaja tengah (13-15 tahun), dan
merupakan peralihan masa Masa remaja akhir (16-19 tahun).
perkembangan yang berlangsung Konsep Diri Remaja
sejak usia 10 atau 11 tahun atau Berdasarkan teori yang
bahkan lebih awal sampai masa dikemukakan Papalia (2009), pada
remaja akhir pada kisaran usia dua usia remaja akhir perkembangan
puluhan awal serta melibatkan konsep diri pada akhirnya akan mulai
perubahan besar dalam aspek fisik, menetap dan stabil. Pada masa
psikososial, dan kognitif yang saling tersebut konsep diri mulai sulit
berkaitan. berubah, karena konsep mengenai
Tahap-tahap Perkembangan diri yang dibentuknya sudah relatif
Remaja menetap dan lebih stabil dari pada
Masa remaja memiliki masa remaja awal. Dusek & Flaherty
beberapa klasifikasi atau tahapan- (dalam Bracken, 1996) mengatakan
tahapan berdasarkan batasan usia dan hal yang sama bahwa konsep diri
perkembangannya. Menurut Kartono selama masa remaja akhir akan
(2001) dapat dibagi menjadi 3, yaitu berkembang dengan stabil dan
: remaja awal (12-15 tahun), remaja meskipun dapat terjadi peningkatan,
pertengahan (15-18 tahun), dan namun terjadi secara bertahap atau
remaja akhir (18-21 tahun). Dalam perlahan.
proses penyesuaian diri menuju
kedewasaan, ada 3 tahap
perkembangan remaja: remaja awal

4
Konsep Diri Positif dan Konsep memahami kenyataan yang
Diri Negatif bermacam-macam tentang dirinya
Konsep diri memiliki tiga sendiri. Mengenai pengharapan diri,
dimensi yaitu pengetahuan, orang yang memiliki konsep diri
pengharapan, dan evaluasi. Menurut positif akan menyusun tujuan-tujuan
Calhoun (1990) ada dua jenis konsep yang sesuai dengan kemampuannya
diri negatif. Pertama, pandangan secara lebih realistis (Hurlock,
seseorang terhadap dirinya tidak 2012).
teratur. Ia tidak memiliki kestabilan Pembentukan Konsep Diri Pada
dan keutuhan diri. Tipe kedua dari Remaja Putri
konsep diri negatif merupakan Papalia (2009) mengatakan
kebalikan dari yang pertama, yaitu konsep diri mulai terbentuk selama
konsep diri yang terlalu stabil dan masa "middle childhood" (pada usia
terlalu teratur, dengan kata lain, 6-12 tahun atau pertengahan masa
kaku. Pada kedua tipe konsep diri kanak-kanak). Pada masa puber
negatif, informasi baru mengenai (kira-kira 11-15 tahun) perlakuan
dirinya menjadi penyebab kecemasan orang lain sangat mempengaruhi
dan rasa ancaman pada dirinya. konsep diri yang dapat menimbulkan
Tidak satupun dari kedua konsep diri sikap negatif atau positif terhadap
negatif bervariasi dalam menyerap diri sendiri. Anak yang
berbagai informasi mengenai dirinya. mengembangkan konsep diri kurang
Sedangkan dasar dari konsep baik pada masa kanak-kanak, di
diri positif adalah adanya masa puber ini cenderung
penerimaan diri. Tidak seperti halnya menguatkan konsep tersebut dengan
konsep diri negatif, konsep diri yang perilakunya bukan memperbaikinya
positif bersifat stabil dan bervariasi. (Santrock, 2012).
Konsep diri ini meliputi informasi Dalam pembentukan konsep
baik yang positif maupun yang diri anak dibutuhkan keselarasan
negatif tentang dirinya, sehingga peran kedua orang tua, bukan hanya
orang yang memiliki konsep diri sekedar ibu yang berperan aktif
positif dapat menerima dan terhadap pengasuhan dan

5
pembentukan konsep diri anak, tetapi secara signifikan mempengaruhi
ayah juga harus berperan serta di penyesuaian diri remaja
dalam pengasuhan anak. Hubungan (Veneziano,2000), dan memainkan
sang ayah kepada ibunya atau orang peranan penting bagi pembentukan
lain akan menjadi panduannya dalam konsep diri dan harga diri (Culp,
membina hubungan dengan lawan 2000). Secara keseluruhan
jenisnya ketika dia tumbuh dewasa kehangatan yang ditunjukkan oleh
(Walker, 2012). ayah akan berpengaruh besar bagi
Peran Ayah dalam Pembentukan kesehatan dan kesejahteraan
Konsep Diri Remaja Putri psikologis anak, dan meminimalkan
Palkovits (2002) masalah perilaku yang terjadi pada
menyimpulkan keterlibatan ayah anak (Rohner & Veneziano,2001).
dalam pengasuhan anak memiliki Peran serta perilaku
beberapa definisi, diantaranya yaitu: pengasuhan ayah mempengaruhi
terlibat dengan seluruh aktivitas yang perkembangan serta kesejahteraan
dilakukan oleh anak, melakukan anak dan masa transisi menuju
kontak dengan anak, dan dukungan remaja (Cabrera, 2000). Peran ayah
finansial kepada anak. Keterlibatan menjadi sangat penting dikarenakan
dalam pengasuhan juga diartikan seorang remaja putri membutuhkan
sebagai seberapa besar usaha yang ayah sebagai teman bicara, memberi
dilakukan oleh seorang ayah dalam nasehat tentang suatu hal, sebagai
berpikir, merencanakan, merasakan, tempat bersandar, sebagai tempat
memperhatikan, memantau, belajar bagaimana cara untuk
mengevaluasi, dan berhubungan dengan orang lain dan
mengkhawatirkan anaknya. bagaimana merencanakan masa
Keterlibatan ayah dalam depannya.
kehidupan anak berkorelasi positif Peran ayah sangat penting
dengan kepuasan hidup anak, dalam perkembangan remaja putri
kebahagiaan (Flouri,2005) dan namun untuk dapat menjalankan
rendahnya pengalaman depresi peran tersebut tidaklah mudah,
(Dubowits, 2001). Penerimaan ayah menurut McGolerick (2012) kondisi

6
tersebut dikarenakan pada masa ini pembentukan konsep diri remaja
sebagai seorang remaja putri yang putri adalah bagaimana peranan
terus tumbuh dan berkembang, masa seorang ayah dalam pembentukan
remaja akan menjadi masa yang dan perkembangan konsep diri pada
paling rumit. Menurut Walker (2012) anak perempuannya yang sedang
selain berperan dalam perkembangan menginjak masa remaja.
konsep diri anak tentang penilaian Penelitian ini di lakukan di
terhadap dirinya, ayah juga sangat Boyolali. Informan penelitian ini
berpengaruh terhadap hubungan anak dipilih secara purposive sampling.
dengan lawan jenis yang merupakan Informan dalam penelitian ini adalah
hal yang wajar dialami oleh para remaja yang berjenis kelamin
remaja. perempuan, berusia 16 – 19 tahun,
Menurut McGolerick (2012) yang sebagian besar konsep dirinya
keterlibatan seorang ayah dalam dipengaruhi oleh ayah dan sedang
kehidupan putrinya adalah unsur mengikuti pendidikan di Sekolah
penting dalam pengembangan diri Menengah Akhir (SMA) atau
seorang remaja putri. Unsur-unsur Perguruan Tinggi (PT).
positif dari “pikiran sehat” pola asuh Metode pengumpulan yang
ayah dapat membantu mendukung digunakan dalam penelitian ini
citra diri putri mereka dan menekan adalah wawancara, dan observasi,
kemungkinan rendah diri. Dalam proses pengambilan data
tersebut, data harus valid dan
METODE PENELITIAN reliabel. Adapun pengertian dari uji
Metode penelitian yang alat ukur tersebut, yaitu: validitas
digunakan dalam penelitian ini alat ukur dan reliabilitas alat ukur.
adalah metode penelitian kualitatif. Teknik analisis data yang digunakan
Gejala penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah analisis
adalah peran ayah dalam data kualitatif. Analisis data yang
pembentukan konsep diri pada digunakan dalam penelitian ini
remaja putri. Definisi operasional adalah: membuat transkip verbatim
tentang peran ayah dalam wawancara, mencari kategori,

7
mendeskripsikan kategori, dan dipilih berdasarkan kriteria yang
pembahasan hasil penelitian. telah ditetapkan untuk melakukan
wawancara dalam penelitian ini.
HASIL PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada bulan
Persiapan Penelitian Juni 2014 hingga bulan Oktober
Penelitian ini dilakukan pada 2014 dengan informan penelitian
siswi-siswi kelas XII SMA Negeri 1 berjumlah 6 orang. Sebelum
Teras pada bulan Juni hingga melakukan penelitian, peneliti
Oktober 2014. SMA Negeri 1 Teras menyebar angket tertutup terlebih
memiliki kegiatan belajar mengajar dahulu dengan tujuan mendapatkan
setiap hari Senin sampai hari Sabtu gambaran informan berdasarkan
yang di mulai pada pukul 07.00 WIB karakteristik yang telah ditetapkan.
sampai pada pukul 13.30 WIB. Di Alat pengumpul data berupa angket
luar kegiatan belajar mengajar, SMA tertutup telah disebarkan kepada 100
Negeri 1 Teras juga memiliki orang siswi kelas XII SMA Negeri 1
berbagai kegiatan ekstra kurikuler Teras pada tanggal 12 Juni 2014.
diantaranya Pramuka, OSIS, Yang kemudian dianalisis
Paskibraka, Pencak Silat, dan secara garis besar dapat diketahui
Karawitan. Selain itu ada berbagai bahwa 56% mengaku menyimpan
fasilitas penunjang kegiatan belajar keburukan agar tidak diketahui orang
mengajar antara lain Laboratorium lain, 71% selalu mengingat julukan-
IPA, Laboratorium Komputer, julukan yang diberikan orang lain
Laboratorium Musik, UKS, atas kelebihan-kelebihan yang
Perpustakaan, Ruang Seni, Koperasi, dimilikinya, 96% merasa bahwa
dan banyak lagi. dirinya adalah bagian dari
Sebelum melakukan keluarganya saat ini, 57% mengaku
penelitian, peneliti melakukan survey puas dengan apa yang dimilikinya
ke sekolah, setelah berkoordinasi saat ini. Dan diketahui bahwa
dengan Waka Kesiswaan, peneliti sebanyak 45% mengaku bahwa
memberikan kuesioner kepada para dirinya menjadi seperti saat ini tidak
siswi perempuan untuk selanjutnya lepas dari pengaruh Ayah dan Ibu,

8
34% tidak lepas dari pengaruh Ibu ekspresi wajah, dan emosi-emosi,
saja, 6% tidak lepas dari pengaruh perasaan yang menyertai subyek
Ayah saja, dan lainnya 15%. Adapun disela-sela proses wawancara.
lainnya terdiri dari 4% dipengaruhi Observasi ini bukan merupakan
oleh ayah, ibu dan kakak, 2% metode pengumpulan data yang
dipengaruhi ibu dan teman-teman, utama, melainkan hanya sebagai
2% dipengaruhi kakek, ayah, ibu dan pendukung data yang diperoleh
teman-teman, 2% dipengaruhi oleh melalui wawancara.
teman-teman saja, 1% dipengaruhi Hasil Penelitian
oleh nenek saja, 1% dipengaruhi oleh Data dari penelitian ini di
ibu dan kakak, 1% dipengaruhi oleh dapatkan dari dua metode
ayah, ibu, dan teman-teman, 1% pengambilan data, yaitu wawancara.
dipengaruhi oleh nenek, kakek, ayah
serta ibu, dan 1% lainnya hanya Pembahasan Umum
dipengaruhi oleh kakak saja. Ayah memiliki peran yang
Dari angket tertutup tersebut mendalam dalam kehidupan anak-
maka diambil 6 informan untuk anaknya terutama anak-anak
diwawancara lebih mendalam sesuai perempuannya yang menginjak usia
dengan karakteristik subyek yaitu remaja. Data di lapangan
remaja yang berjenis kelamin menunjukkan bahwa dari 100 orang
perempuan, berusia 16 – 19 tahun, responden hanya 6% diantaranya
yang sebagian besar konsep dirinya yang perkembangan konsep dirinya
dipengaruhi oleh ayah dan sedang dipengaruhi oleh ayah, selebihnya
mengikuti pendidikan di Sekolah 40% di pengaruhi oleh ayah dan ibu,
Menengah Akhir (SMA) atau 31% dipengaruhi oleh ibu,
Perguruan Tinggi (PT). Peneliti sedangkan 23% lainnya di pengaruhi
melakukan wawancara dengan oleh lainnya seperti kakek, nenek,
subyek di tempat tinggal peneliti. kakak, dan teman sebaya.
Pengumpulan data dengan observasi Uraian dalam sub bab
dilakukan terhadap subyek mengenai pembahasan dalam penelitian ini
perilaku-perilaku, bahasa tubuh, terdiri dari 4 bagian, yaitu:

9
1. Aspek Pertahanan Diri positif, ayah akan meyakinkan
Dalam hal pertahanan diri, informan untuk menerimanya
subyek memiliki beragam cara dan merasa senang akan julukan
untuk mempertahankan dirinya yang diberikan, akan tetapi jika
dari lingkungan sekitarnya. julukan yang diberikan bersifat
Meskipun beragam cara yang negatif, maka ayah akan
digunakan, akan tetapi mereka memintan informan untuk
memiliki kontrol yang cukup dari melupakan dan tidak memikirkan
orang tua terutama ayah karena julukan yang diberikan.
tidak semua hal yang mereka 3. Aspek Integrasi Diri
lakukan cukup hanya dengan Ayah memiliki peran yang cukup
melalui proses belajar dari dalam besar dalam pembentukan konsep
keluarga. Selain itu ada beberapa diri remaja putrinya baik dalam
subyek yang tidak berusaha hal merencanakan masa
menyembunyikan keburukannya depannya maupun dalam
dari lingkungan. Mereka terbiasa hubungannya dengan lawan
untuk menerima kritik dan saran jenis. Untuk masalah study, sang
yang di lontarkan oleh orang lain. ayah selalu mendukung mereka
2. Aspek Penghargaan Diri dengan menggunakan
Pada masa puber perlakuan orang memberikan motivasi ketika
lain sangat mempengaruhi mereka membutuhkan, hingga
konsep diri yang dapat memberikan hadiah atau
menimbulkan sikap negatif atau mengabulkan permintaan mereka
positif terhadap diri sendiri. jika mereka mendapat nilai yang
Dalam beberapa pernyataan yang cukup memuaskan. Menurut
diutarakan oleh informan, peran subyek, pengaruh ayah sangat
ayah sangat besar dalam besar dalam perkembangan anak
penerimaan akan julukan-julukan untuk membentuk kepribadian
yang melekat pada diri mereka. anak melalui pengalaman masa
Ayah memberi nasihat-nasihat kecil yang dihabiskan bersama
dan jika julukan tersebut bersifat dengan ayah. Hal tersebut

10
membuat ayah menjadi sosok memiliki sifat terbuka, mereka juga
idola dan panutan oleh anak- siap untuk membuka diri mereka.
anaknya. Remaja putri yang memiliki julukan-
4. Aspek Kepercayaan Diri julukan yang positif akan cenderung
Berdasarkan hasil wawancara, mengingat julukan tersebut. Dan
mereka sangat puas dengan apa ayah akan meminta para remaja putri
yang mereka miliki karena ini untuk mengingat julukan-julukan
mereka merasa sangat bersyukur yang memotivasi mereka dan
dengan apa yang mereka miliki melupakan serta mengabaikan
saat ini dikarenakan tidak semua julukan yang dirasa negatif.
orang seberuntung mereka. Penerimaan ayah akan memberi
Subyek mengaku jika tidak ada pengaruh yang cukup besar pada diri
salahnya melihat apa yang orang remaja putri. Sikap ayah yang
lain miliki. Subyek mengaku terbuka dan demokratis mampu
menilai diri mereka sendiri membuat para remaja putri terbuka
dengan melihat bagaimana orang mengenai kehidupan sosialnya dan
lain menilai diri mereka. Peran rencana masa depan mereka. Remaja
ayah sangat besar bagi mereka putri sebagian besar menilai diri
untuk menilai bagaimana diri mereka dari lingkungan sekitar dan
mereka saat ini, nasihat dan memiliki dampak cukup besar bagi
saran-saran yang diberikan ayah diri mereka sehingga ayah berperan
mampu membuat mereka untuk memberi nasihat agar mereka
termotivasi untuk menjadi bisa menjadi pribadi yang lebih baik.
pribadi yang lebih baik. Saran
1. Kepada ayah, mengingat
PENUTUP pentingnya peran ayah dalam
Kesimpulan pembentukan konsep diri pada
Remaja putri remaja putri, sebaiknya para
menyembunyikan keburukan yang orang tua membagi peran mereka
dimilikinya karena inisiatifnya secara seimbang. Ayah pun harus
sendiri. Akan tetapi ketika ayah mulai mengamati dan turun

11
tangan dalam perkembangan dapat memberikan efek konsep
anak-anaknya terutama pada diri yang positif pada remaja
anak perempuan mereka yang putri.
menginjak usia remaja. Ayah DAFTAR PUSTAKA
bisa meluangkan sedikit Cabrera, N., Tamis-Lemonda, C.,
waktunya yang tersita dengan Bradley, R., Hofferth, S.
& Lamb, M. 2000.
pekerjaannya untuk bergaul dan Fatherhood in the 21st
berbicara dengan anak-anaknya, Century. Child
Development, 71, 127-136.
dan berusaha untuk mengerti
serta memahami bagaimana Flouri, E. 2005. Fathering and child
outcomes. West Sussex,
dunia mereka. England: John Wiley &
2. Kepada remaja putri untuk lebih Sons Ltd.
memperhatikan peran orang
Fitts, W, H. 1971. The Self Concept
tuanya terutama ayah. and Self Actualization.
Tennesee: Social and
3. Bagi peneliti lain untuk meneliti
Rehabilitation Service.
fenomena-fenomena serupa
terkait peran orang tua, misalnya Handry, M & Heyes, S. 1989.
Pengantar Psikologi.
bagaimana konsep diri anak yang Jakarta: Erlangga.
kedua orangtuanya turun
Hartwell-Walker, M. 2012.
langsung dalam pengasuhan Daughters Need Fathers,
anak, bagaimana konsep diri Too. Psych Central.
http://psychcentral.com/lib
anak yang hanya ibunya saja /daughters-need-fathers-
yang turun langsung dalam too/00012520, diakses
pada 14 Februari 2014
pengasuhan, dan bagaimana pada pukul 17.36 WIB..
konsep diri anak yang orang tua,
Hurlock, E.H. 2012. Psikologi
bahkan kakek dan neneknya
Perkembangan : Suatu
turun langsung dalam Pendekatan Sepanjang
Rentang kehidupan.
pengasuhan anak. Dari data-data
Terjemahan oleh
yang di peroleh di lapangan, bisa Istiwidayanti &
Soedjarwo. 2012. Jakarta:
dijadikan perbandingan
Erlangga.
bagaimana dan peran siapa yang

12
Kartono, K. 2001. Psikologi Anak. Rath, Sangeeta, & Nanda, Sumitra.
Bandung: Alumni. 2012. Self Concept: A
Psychosocial Study on
Lisa, Warda. 2011. Perkembangan Adolescent. Zenith
Moral remaja (Modul). International Journal of
Universitas Gunadarma Multidisciplinary
(tidak diterbitkan). Research. Vol.2 Issue 5
May 2012.
McGolerick, Elizabeth Weiss. 2012.
The importance of the Santrock, J.W. 2012. Life Span
father-daughter Development:
relationship. Perkembangan masa
http://www.sheknows.com Hidup edisi Ketigabelas
/parenting/articles/821928/ Jilid 1. Terjemahan oleh
the-importance-of-the- Benedictine Widyasita.
father-daughter- 2012. Jakarta: Erlangga.
relationship, di akses pada
11 Mei 2014 pada pukul Veneziano, R.A. 2000. Perceived
19.05 WIB.. paternal and maternal
acceptance and rural
Papalia, E.D., Olds, S.W., Feldman, African American and
R.D. 2009. Human European American
Development. Jakarta: youths’ psychological
Salemba Humanika. adjustment. Journal of
Marriage and Family, 62
Pudjijogyanti, C. R. 1998. Konsep (1), 123-132.
Diri dalam Pendidikan.
Jakarta: Arcan. Widyastuti, Yani dkk . 2009.
Kesehatan Reproduksi.
Yogyakarta: Fitramaya.

13

Anda mungkin juga menyukai