NIM : 0804282126052 KELAS :B MATKUL : ILMU LINGKUNGAN TUGAS RESUME WEBINAR
“HOW INNOVATE FINANCE AND PARTNERSHIP CAN ADVANCE
JURISDICTIONAL SUSTAINABILITY”
Inisiatif Dagang Hijau (Bidang Bisnis)
Pemateri Bapak Nassat Idris (Program Director Dagang Hijau)
Dalam sambutannya pak Nassat menjelaskan bahwa untuk menjalankan program
ini mereka melakukan pendekatan yang disebut sebagai production,protection, and inclution (PPI) yang mengintegrasikan factor pasar, goverment atau tata kelola, network, bisnis, dan investment. Untuk mewujudkan ini mereka melakukan kolaborasi dibawah partform multi step holder dan juga mulai pendekatan multi skill dari tingkat nasional, provinsi hingga kabupaten mereka membangun green growth plan dan mewujudkan sustainable lanscape. Wujud dari sustainable landscape salah satu contohnya ialah jurisdicsi diwilayah aceh tepatnya kabupaten Aceh Timur di mana kabupaten ini menjadi salah satu tempat produksi pamoyo atau kelapa sawit. landscape dibangun melalui multiple kriteria sebuah landscape vision yang berujung pada aksi restorasi, produksi berkelanjutan dan konservasi. Untuk membangun pamoyo ini dperlukan enabling investment, portofolio condition, dan asset investment.
Pak Dr. Amini menjelaskan bagaimana kuburaya berinovasi untuk menggaet
partner-partner untuk bekerjasama dalam membangun kuburaya. Luas kawasan hutan yang ada di kuburaya sekitar 350 hektar. Didalam hutan ada masyarakat yang hidup disana sehingga pemerintah daerah bertanggung jawab terhadap masyarakat yang ada dikawasan hutan tersebut. Dalam meningkatkan kesejahteraan secara kemitraan bekerja dengan KPH, NJO Serta berbagai tingkatan pemerintahan melakukan fasilitasi, penerbitan, perzinan hutan desa dan peningkatan kapasitas LPHD (Lembaga Pengelolaan Hutan Desa) dengan tujuan memberikan akses kepada masyarakat dalam memanfaatkan dan mengolah sumber daya hutan. Oleh karena itu strategi yang digunakan oleh bapak bupati Kuburaya adalah strategi Kepong Bakol. Ini adalah kolaborasi antara instusi pemerintah, NJO, Dan dari pihak swasta melalui upaya penjaringan kemitraan pembangunan dengan mengajak instansi terkait untuk melakukan kegiatan capacity building, yaitu peningkatan kapasitas masyarakat, memberikan pengetahuan kepada masyarakat bagaimana cara bertani dan bertanam dan memanfaatkan wilayah hutan yang ada disekitar. Kemudian dengan meningkatkkan potensi yang ada seperti budidaya kepiting, madu mangrove. Mangrove adalah icon kabupaten kuburaya karena memiliki sekitar 66 jenis dan menurut Dr. Amini jenis mangrove paling banyak ada di kuburaya. Untuk mendukung investasi ini pemerintah melakukan Pokja P3H (Percepatan Pelaksanaan Pertumbuhan Hijau).
BKPM (Bidang Ekonomi)
Pemateri Dr. Indra Darmawan, M.Sc (Senior Ekonomic Advisor)
Dalam sambutannya pak Indra Darmawan menjelaskan bahwa dalam memulihkan
dan mereformasi baik dalam mengakselerasi vaksinasi dan juga ekonomi Indonesia di masa yang akan datang sekitar 5 tahun adalah 441 triliun yang dibutuhkan. Pandemi covid telah memberikan dampak jangka panjang termasuk pembangunan infrastruktur fokus pemerintah pada area yang dibutuhkan seperti perlindungan sosial dan kesehatan dan juga pemulihan ekonomi sebagai prioritas. Oleh karena itu pembiayaan dan pemerintah sangat penting dalam mendekatkan mengenai pembangunan berkelanjutan juga menangani perubahan iklim dan membiayai proyek-proyek yang ada. Ini juga sebagai tujuan 3 aspek untuk mengisi kesenjangan dan juga menciptakan ketangguhan sehingga kita menciptakan beberapa skema dan instrumen yang inovatif untuk pembiayaan. Dalam pembiayaan kreatif mereka mempromosikan penerapan pembiayaan kreatif melalui KBBI, Belanda dan kemitraan pemerintah-swasta dalam juga pembiayaan inframe jadi driver dalam Finance dan membangun menggabungkan pembiayaan dari pemerintah juga swasta. Skema ini diimplementasikan dan pembiayaan antara pemerintah dilakukan dalam PPP ini dan kepada pemerintah swasta serta dukungan lainnya.