t u re n ie s
e Fu mpa
h
T ech ia:C o ENDS
T s
of ndoneANDEM IC TR
n I
i T POS T-P
HO
www.marketeers.com
www.marketeers.com/tv
I N T E R A C T I V E
E A S Y T O
N AV I G A T E
E A S Y T O
R E A D
D O W N L O A D A D O B E T M
A C R O B AT T M
F O R B E T T E R E X P E R I E N C E
Learn More
Marketing 50_21x27,5.pdf 1 01/03/21 22.03
MARKETING 5.0
Technology for
Humanity
IDR 420.000*
bit.ly/POmarketing50
Information
*Exclude Shipping
Order Now
P R O L O G U E
P
erkembangan perusahaan rintisan teknologi
(tech startup) di negara ini semakin pesat. Para
startup ini membentuk sebuah ekosistem
ekonomi digital yang nilainya sangat fantastis.
Sebuah laporan berjudul e-Conomy SEA yang disusun
oleh Google, Temasek, dan Bain & Company menyebutkan
bahwa tahun 2020 lalu ekonomi digital di Indonesia
mencapai US$ 44 miliar atau setara Rp 624,2 triliun.
Artinya ketika pandemi melanda, perkembangan
dunia digital di Indonesia tetap tinggi. Tidak hanya itu,
para startup mampu menemukan momentum dalam
memperkuat fondasi ekosistem yang memungkinkan
mereka bisa berlari cepat pascapandemi.
Memang, tidak bisa disangkal bahwa pandemi sedikit
banyak telah mengganggu ekosistem digital ini. Ada
sebagian startup yang harus berjuang keras untuk
bertahan.
Meski begitu, ada angin segar yang berembus selama
masa pandemi. Para pemain startup mulai menata
model bisnis dan melakukan serangkaian inovasi dalam
beradaptasi dengan pandemi. Lebih dari itu, para startup
yang tersaring oleh badai pandemi ini bisa membentuk
sebuah bisnis yang berkelanjutan dengan menghasilkan
terobosan produk dan layanan. Misalnya, paylater yang
saat ini sedang marak dihadirkan oleh pelaku financial
technology (fintech) startup.
Di sisi lain, pandemi juga menampilkan startup-
startup yang menyediakan layanan untuk pemenuhan
P R O L O G U E
Marketeers Magazine
EightyEight@Kasablanka 8th floor
Jl. Casablanca Raya Kav. 88
Jakarta 12870
Toll Free: 0 800 188 1111
Be hot and young marketeers
with fresh and innovative
marketing ideas.
Update your daily marketing and business
knowledge only on Marketeers TV – YouTube Channel.
CI-EL CORNER
ES
MINUT
IN
Senin – Jumat, 13.00 – 13.00 WIB Senin – Jumat, 13.30 – 14.00 WIB
Sajian best practices pemasaran dari Ulasan seputar praktik pemasaran yang
berbagai merek dan perusahaan dalam mengusung nilai-nilai Creativity, Innovation,
20 menit. Entrepreneurship, dan Leadership.
MI ONLINE
CLASS
SUBSCRIBE
Subscribe
0 5
2 0 2 1 R O A D M A P
Prologue
Roadmap
Creativity
Innovation
Entrepreneurship
Compass
Ekonomi digital Indonesia
berkembang pesat. Indikator-
indikator ekonomi pun membaik
terus. Kepercayaan investor makin
besar. Belum lagi dukungan regulasi,
kesiapan infrastruktur, hingga
ketangkasan para pemain. Saatnya
startup-startup Indonesia berlari
kencang.
Leadership
Momentum
Update
Lifestyle
WEBHK1_MARKETEERS.pdf 1 12/04/21 11.23
H E R M AWA N K A R TA JAYA
M E N GAWA L A N DA D I 2 02 1
After Successful with HK WEBINAR S1 / E1, E2, E3
with Total 3k participants in 2020
S2: E2
8 Apr 2021
S2: E1
S2: E3
THE COMPETITION
THE CORPORATION THE CUSTOMER
IDR 500K for 1 Person IDR 750K for 1 ticket 1 episode &
IDR 2.250K for 5 Persons Hermawan Kartajaya webinar 2020 SPA series
IDR 4.000K for 10 Persons (E1,E2,E3) video playback + 1 Month MarkPlus
IDR 1.000K for Webinar 1,2, & 3 Institute e-Learning Process
BOOK YOUR
KARTU KREDIT
Promocode
TICKET NOW! shop.marketeers.com
BCA50
For further information and corporate package please contact +62 811 1220 0999
Virtual
Studium
Generale Enabling Marketing Excellence
Registration
Learn More
0 5
2 0 2 1 C R E A T I V I T Y
GALUH
CHANDRA
KIRANA
BRANDING IS
BORING?
BERSASTRA
DI DUNIA
PEMASARAN
C R E A T I V I T Y
Best
Sejak awal, saya berpikir bahwa latar belakang
pendidikan bukanlah segalanya untuk menentukan jalan
karier. Bagi saya, kuliah menjadi jalan untuk membentuk
cara berpikir. Kampus menuntut saya berpikir mencari
cara menyelesaikan masalah dengan baik, benar, dan
bijaksana. Termasuk hal-hal yang menyertai masalah
tersebut. Menurut saya, latar belakang seseorang tidaklah
berpengaruh pada pekerjaan. Sejauh bisa berpikir
layaknya comprehensive problem solver dan solution
giver, semua pekerjaan bisa terselesaikan dengan baik.
Itulah alasan saya sangat percaya diri saat
mencemplungkan diri ke bidang pemasaran dan
periklanan. Padahal, latar belakang pendidikan saya
adalah sastra. Saya mengambil jurusan sastra Indonesia
C R E A T I V I T Y
Worst
Karier adalah bagian dari hidup. Perjalanannya tidak
selalu mulus. Pasti ada saja rintangan dan tikungan
tajam. Apalagi, dengan pengalaman cukup panjang, saya
merasakan asam garam dunia pemasaran.
Uniknya, pengalaman buruk saya selalu melekat dengan
apa yang saya sebut sebagai pengalaman terbaik. Momen
terbaik saya dalam berkarier biasanya terkait dengan
inovasi yang tak pernah dilakukan siapa pun sebelumnya.
Jadi, saat mengerjakan inovasi tersebut rasanya sangat
berat. Muncul rasa bingung, takut gagal, dan ragu.
Tak gampang melakukan inovasi. Apalagi ketika saya
belum menemukan contoh untuk dijadikan referensi.
Targetnya mungkin kelihatan jelas. Namun, secara nyata,
semua tampak samar. Saat itulah saya merasa down
hingga timbul pertanyaan apakah saya bisa melanjutkan?
Apakah strategi ini akan berhasil?
Namun, saya tak mau menyerah. Saya berpegang pada
kesadaran bahwa di era startup, yang pertama berinovasi
dan melakukan gerakan benar adalah pemenangnya. Bagi
saya, kegagalan bukanlah akhir segalanya. Saya punya
prinsip it is okay to fail. Kamu boleh menangisi kegagalan
itu seharian, tapi besok harus kembali bangkit, move on,
C R E A T I V I T Y
dan improve.
Sekali lagi, datalah yang menjadi andalan saya. Saya
bersyukur karena selalu tergabung dalam tim yang
berani dan penuh dedikasi dalam inovasi pemasaran.
Tidak hanya bersama perusahaan tempat saya bekerja
sebelumnya, bahkan bersama ShopBack sekarang ini saya
mendapatkan dukungan besar berinovasi. Mereka tidak
mempermasalahkan saya sebagai perempuan. Sebaliknya,
mereka menilai saya sebagai pemimpin yang baik karena
saya perempuan.
QUOTES
Branding is Boring?
Oleh
Ignasius Untung
“
D
esain kok gitu-gitu aja, nggak dinamis.
Bosen ah.” Begitu keluh kesah seorang
teman kerja menanggapi desain merek
kami. Ia menyebutnya membosankan.
Sementara kami menyebutnya konsisten. Sayangnya, baik
yang sependapat dengan teman saya tersebut maupun
yang sependapat dengan saya, banyak yang belum
mengetahui mengapa penampilan merek perlu dibuat
konsisten.
Banyak para desainer dan marketer yang sekadar
mengikuti atasan dan merek-merek besar saja. Lihat saja,
BCA, Telkomsel, Bank Mandiri, dan berbagai merek besar
dalam negeri lainnya memiliki penampilan konsisten.
Warna sama, pemilihan elemen grafis sama, dan desain
template sama. BCA konsisten dengan warna biru dan
bulatan yang memiliki sedikit sudut di keempat sisinya.
Telkomsel konsisten dengan warna merah putih dan
abu-abu di berbagai materi mereknya. Sementara,
Bank Mandiri konsisten mempertahankan pita kuning
keemasan dipadu warna biru tua.
Merek-merek global juga melakukan hal yang sama.
Lihatlah IKEA yang setia dengan warna biru dan kuning
seperti bendera Swedia. Bahkan, desain IKEA dari masa
ke masa selalu konsisten. Tampilannya sederhana dengan
jenis huruf yang sama. Hal sama juga dilakukan oleh Coca-
Cola dengan desain merah. Lebih jauh lagi, lihatlah semua
materi foto yang digunakan Coca-Cola. Nampak seolah-
olah diproduksi oleh fotografer yang sama. Gaya fotografi
dan perlakuannya konsisten. Corak dan tekanan warna
di fotonya cenderung hangat dan momen kebahagiaan
selalu terpancar.
C R E A T I V I T Y
meresponsnya.
Otomatisasi tersebut juga terpicu oleh realitas bahwa
kita butuh bergerak cepat. Ketika informasi berulang
tidak direkam oleh otak, otak kita harus bekerja keras
untuk mempelajarinya agar bisa menentukan langkah
selanjutnya. Dengan demikian, kita akan kehabisan
banyak waktu.
Seorang bayi yang berhadapan dengan singa tidak
tahu bahwa singa berbahaya. Namun, ketika singa
mengaum dengan kencang dan berlari dengan nafsunya
menghampirinya, sang bayi mulai merasa takut.
Anggaplah sang bayi tersebut selamat dan di kemudian
hari bertemu singa yang sama. Tanpa ingatan tentang
singa berbahaya dari perjumpaan terakhir, sulit bagi sang
bayi untuk selamat.
Di sinilah, sistem autopilot berguna bagi kita untuk
bertahan hidup. Kita menangkap berbagai informasi
di sekeliling kita dan membangun database tentang
berbagai macam informasi tersebut. Di masa depan,
informasi diberi arti, baik yang sifatnya pain maupun
pleasure. Hasil dari arti tersebutlah yang membuat kita
bisa mengotomatisasi program pada situasi yang sama
dengan cepat.
QUOTES
2 0 2 1 I N N O V A T I O N
DESTINASI
MENGUBAH
LOKAL
LANSKAP
JADI
LOYALITAS
PRIMADONA
I N N O V A T I O N
Member.id
Mengubah Lanskap
Loyalitas
L
oyalitas pelanggan menjadi salah satu nilai
yang dikejar oleh merek. Ada banyak cara
untuk mewujudkannya. Salah satunya adalah
dengan memberikan reward bagi mereka.
Program loyalitas ini tidak hanya untuk mempertahankan
pelanggan yang sudah ada, melainkan juga untuk
menarik pelanggan baru.
Bentuk pengumpulan reward bisa berupa poin yang
pada jumlah tertentu bisa ditukarkan dengan hadiah
tertentu. Entah itu produk, promo, maupun diskon pada
transaksi selanjutnya. Program-program tersebut jamak
dilakukan oleh merek dan hampir selalu membawa
keberhasilan. Melihat potensi yang besar ini, Marianne
Rumantir merintis startup yang mengelola sistem
keanggotaan tersebut dengan nama Member.id.
Ide tersebut muncul dari pengalamannya sebagai
seorang traveler. Saat tinggal di Amerika Serikat, ia
doyan mengumpulkan poin saat melakukan transaksi
perjalanannya. Poin-poin tersebut ia kumpulkan dan
kemudian ditukarkan dengan hadiah. Kebiasaan ini
membuat perjalanan Marianne lebih menyenangkan.
Selain menghemat ongkos, juga memberi manfaat
lainnya.
“Saya sangat suka mengumpulkan poin dari
penerbangan, hotel, hingga transaksi kartu kredit.
Berkat kebiasaan ini, saya lebih hemat. Teman-teman di
Indonesia sering bertanya cara menikmati liburan dengan
ongkos minum atau bahkan gratis,” ujar Marianne.
Marianne kemudian berpikir untuk mengembangkan
suatu bisnis yang fokus mengelola program loyalitas
tersebut. Ia melihat belum banyak layanan yang khusus
I N N O V A T I O N
Pengembangan Konten
Member.id mengumumkan pendanaan seri A senilai
US$ 1,1 juta (sekitar Rp 15,4 miliar) pada Februari lalu.
I N N O V A T I O N
QUOTES
Hermawan Kartajaya
Founder & Chairman MarkPlus, Inc.
I N N O V A T I O N
Staycation, Penanda
Bangkitnya Pariwisata
Oleh
Gaery Undarsa
S
ebelum COVID-19, industri perjalanan
dan pariwisata menjadi salah satu sektor
terpenting dalam ekonomi dunia. Industri ini
menyumbang 10% dari PDB global dan lebih
dari 320 juta pekerjaan di seluruh dunia. Sejak pandemi
melanda dunia pada awal tahun 2020, sejumlah industri
terkena dampak. Industri pariwisata menjadi yang paling
cepat terkena dampak. Alasannya, pembatasan perjalanan
dan menurunnya travel demand saat terjadi lock down di
sebagian besar negara dunia.
Dikutip dari UNWTO (2020), kedatangan wisatawan
internasional diproyeksikan turun 60 -80% tahun 2020.
Pengeluaran pariwisata kemungkinan tidak akan kembali
ke tingkat sebelum krisis sampai tahun 2024. IATA (2020)
menjelaskan pandemi akan menyebabkan pendapatan
penumpang maskapai penerbangan global turun
hingga sekitar 55% dibanding tahun 2019. Sedangkan
maskapai penerbangan di kawasan Asia Pasifik turun 50%
dibandingkan tahun 2019.
Industri pariwisata di Eropa banyak kehilangan
pendapatan dari sektor ini akibat menghadapi berbagai
aturan dan pedoman keselamatan di seluruh benua. Salah
satu negara yang bertahan menghadapi efek pandemi
dalam sektor pariwisata adalah Italia. Mereka meluncurkan
berbagai kebijakan serta mengalokasikan biaya promosi
untuk travel agent.
Di Indonesia, dampak ini terutama terasa di daerah
tujuan wisata yang selama ini menjadi favorit turis
mancanegara, seperti Bali. Apalagi mata pencaharian
utama masyarakat mayoritas di kedua kawasan
tersebut sangat berkaitan dengan pariwisata. Turunnya
I N N O V A T I O N
Tren Staycation
Belakangan ini, sebuah tren baru untuk berlibur
I N N O V A T I O N
QUOTES
Gaery Undarsa
Co-Founder & Chief Marketing Officer
Tiket.com
Learn More
0 5
2 0 2 1 E N T R E P R E N E U R
DONGKRAK
STORYTELLING KEWIRA-
DAN USAHAAN,
KOLABORASI BENAHI
BIROKRASI
E N T R E P R E N E U R S H I P
Dear Me Beauty
Storytelling dan Kolaborasi
M
eskipun tergolong pendatang baru di
industri kecantikan dalam negeri, Dear
Me Beauty langsung menarik perhatian
konsumen. Merek ini mampu menonjol di
tengah hiruk-pikuk pasar yang diramaikan dengan produk
dan strategi marketing dari pemain kecantikan lain di
Indonesia. Kuncinya terletak pada kreativitas melakukan
kolaborasi dan kemampuan membangun storytelling
dalam setiap journey Dear Me Beauty.
Menariknya, Dear Me Beauty tidak hanya berkolaborasi
dengan merek dari industri lain, tapi juga berkolaborasi
dengan kompetitor di segmen serupa. Ini cara Dear
Me Beauty masuk ke mass market. Partner kolaborasi
terkurasi berdasarkan visi-misi yang sama, yakni people-
powered brand.
Kolaborasi perdana Dear Me Beauty dilakukan bersama
merek biskuit legendaris, Nissin. Lampu hijau dari Nissin
untuk mempercayakan kolaborasi bersama Dear Me
Beauty lantaran keinginan mereka memperluas segmen
pasar. Jika selama ini Nissin lekat dengan segmen
E N T R E P R E N E U R S H I P
QUOTES
Nikita Wiradiputri
CEO Dear Me Beauty.
E N T R E P R E N E U R S H I P
Oleh
Samsul Hadi
I
su kewirausahaan sudah lama menjadi perhatian
pemerintah. Terbukti, di berbagai kementerian
dan lembaga ada bagian yang mengurusi
pengembangan kewirausahaan. Namun tampaknya
Presiden Joko Widodo belum puas dengan kinerja
yang dicapai selama ini di bidang pembangunan
kewirausahaan. Perlu adanya terobosan kebijakan yang
bisa mengakselerasi level kewirausahaan Indonesia agar
tidak semakin tertinggal dibanding dengan negara-
negara lain, khususnya di Asia Tenggara.
Sudah lama di Kementerian Koperasi dan UKM ada
Asisten Deputi Bidang Kewirausahaan. Asdep ini berada
E N T R E P R E N E U R S H I P
R&D PASAR
Wirausaha Muda
Market Enabler yang Inovatif,
PASAR Akselerator Berkelanjutan
Agregator dan Menyerap
Tenaga Kerja
Inkubator Bisnis
BAHAN IDE R&D
IDE (PTN/PTS/BUMN/swasta)
BAKU
E N T R E P R E N E U R S H I P
PREFACE:
Understanding Swoosh – Corona
to SDG
Tahun 2021-2022 merupakan periode bagi perusahaan
untuk mulai bangkit dalam masa Recovery. Tuntutan
bagi perusahaan tahun ini sangat berbeda dengan tahun
2020. Tahun lalu, sudah cukup bagi perusahaan untuk
adaptif saja. Caranya, dengan menanggapi perubahan dan
mengikuti keinginan customer. Fokusnya adalah Relief,
yakni bagaimana bisa survive di masa yang sulit (Figure 1).
Figure 1
WHY:
RUN21RUN
Film Forrest Gump menginspirasi saya dalam seminar
series RUN21RUN. Seperti dalam film tersebut kita
menghadapi berbagai keterbatasan, tetapi di tahun 2021
ini kita harus RUN! (Figure 2). Kita harus memperkuat diri
di seluruh sisi: Rethinking the Competition, Unifying the
Corporation, dan Navigating the Customer.
Figure 2
C O M P A S S
WHAT:
Four Arenas of Competition
Salah satu strategi perang yang terkenal dari Sun
Tzu menjadi inti dari cara memenangkan peperangan
di zaman baru. Yakni, “Kenali diri Anda, kenali musuh,
maka hasil dari ratusan pertempuran tidak akan pernah
mencelakakan Anda.” Kutipan ini menekankan pentingnya
pemahaman terhadap kedua elemen Competitor
dan Company. Anda perlu benar-benar mengetahui
perusahaan seperti apa yang Anda hadapi. Bisa saja Anda
sudah melawan kompetitor baru karena cepatnya proses
transformasi digital.
Pada mulanya, arena terdiri dari perusahaan traditional/
conventional yang bersaing dengan perusahaan
traditional/conventional lainnya. Penguasaan pasar dari
setiap perusahaan menentukan dinamika persaingan.
Salah satu contoh dalam arena persaingan ini adalah
dalam soda wars di antara Coca Cola dan Pepsi Cola,
sebelum masa digitalisasi. Perusahaan startup yang
memiliki pangsa pasar kecil memiliki pilihan strategi yang
terbatas dalam menghadapi perusahaan traditional/
conventional yang jauh lebih besar.
Hal ini berubah dalam kurun waktu cepat. Saat ini,
dengan digitalisasi, startup mampu melakukan disrupsi
yang berpotensi mengubah lanskap persaingan secara
drastis. Pada arena ke-dua startup/digital menghadapi
C O M P A S S
Figure 3
HOW to Win:
Strategies in Four Battle Arena
Hal yang pertama kali perlu Anda lakukan adalah
mengetahui terlebih dahulu posisi dalam arena
pertempuran. Bisa jadi, Anda hanya berada dalam arena
tertentu atau Anda menghadapi persaingan di beberapa
arena sekaligus. Ada empat arena dan setiap arena
C O M P A S S
Figure 4
Figure 5
Figure 6
C O M P A S S
Figure 7
ONWARD OMNI
Strenghten
Build digital capabilities
digital
leadership
Migrate customer to
digital channel
ORIGIN ORGANIC
C O M P A S S
POST:
OMNI World is the Future
Saya melihat masa depan perusahaan startup ada
pada keseimbangan antara offline dan online (OMNI).
Perusahaan yang berawal dari perusahaan startup/digital
yang kemudian menjadi besar seperti Alibaba pada
akhirnya masuk ke bisnis hotel yang secara tradisional
merupakan bisnis yang lebih membutuhkan interaksi
manusia. Konsep hotel masa depan yang ditawarkan
Alibaba kepada customer adalah super hi-tech hotel.
Teknologi terintegrasi dengan seluruh pelayanan hotel.
Misalnya, penggunaan facial recognition sebagai akses
dan pelayanan oleh robot.
Contoh lainnya adalah Amazon yang mengakuisisi
Whole Foods, supermarket yang terkenal dengan
ketersediaan produk bahan makanan organik. Melalui
akusisi ini, Amazon mendapatkan sistem distribusi bahan
makanan, lokasi toko strategis dan dapat melakukan
penyerangan efektif terhadap core business dari Walmart.
Di sini, kita bisa melihat, bagaimanapun perusahaan
digital yang awalnya online murni, pada akhirnya akan
membutuhkan keberadaan offline. Perusahaan harus
mempersiapkan diri untuk masa depan yang OMNI.
C O M P A S S
PREFACE:
Understanding Swoosh – Corona
to SDG
The years of 2021-2022 are a momentum for every company to
start rising in the recovery period. The demands of the company
this year are very different from the previous year. In 2020, it was
enough for companies to be just adaptive. Companies do this by
responding to the aspect of the changes and following the wishes
of the customer. The focus was Relief, which is how companies can
survive in challenging times (Figure 1).
Figure 1
WHY:
RUN21RUN
The Forrest Gump movie has inspired me in the webinar series
RUN21RUN. Just like in the film, we face various limitations,
but in 2021 we have to RUN! (Figure 2). We must strengthen
ourselves on all sides: Rethinking the Competition, Unifying the
Corporation, and Navigating the Customer.
Figure 2
WHAT:
Four Arenas of Competition
One of Sun Tzu’s well-known war strategies is at the heart of
how to win wars in this new age. Namely, “Know yourself, know
the enemy, then the results of hundreds of battles will never harm
you.” This quote emphasizes the importance of understanding the
C O M P A S S
Figure 3
C O M P A S S
HOW to Win:
Strategies in Four Battle Arena
The first thing you need to do is know in advance the position of
your company in the battle arena. It could be that you are only in
a specific arena, or you are facing competition in several areas at
once. There are four areas, and each requires a different strategic
approach (Figure 4).
Figure 4
Figure 5
Figure 6
Figure 7
ONWARD OMNI
Strenghten
Build digital capabilities
digital
leadership
Migrate customer to
digital channel
ORIGIN ORGANIC
C O M P A S S
POST:
OMNI World is the Future
I see the future of startup companies in the balance between
offline and online (OMNI). A company that started as a startup
/ digital company that later became big like Alibaba has finally
entered the hotel business, which traditionally requires more
human interaction. The future hotel concept that Alibaba offers to
customers is a super hi-tech hotel. Technology is integrated with
all hotel services—for example, facial recognition as access and
services by robots.
Another example is Amazon, which acquired Whole Foods, a
supermarket known for its availability of organic grocery products.
Through this acquisition, Amazon obtained a grocery distribution
system, strategic store locations and was able to carry out an
effective attack on Walmart’s core business. However, we can
see that digital companies that were initially purely online will
eventually need an offline presence. Companies must prepare for
the OMNI future.
C O M P A S S
前言:
了解Swoosh – 新冠到可持续发展目标
2021-2022年是每家公司在复苏时期开始崛起的动力。公司今年
的需求与上一年有很大不同。到2020年,公司具有适应性就足够了。
公司通过响应变更方面并遵循客户的意愿来做到这一点。重点是救
济,这是公司如何在困难时期生存的方法(图1)。
今年是公司在技术与人文,营销和金融方面进行投资的动力。公司
必须有勇气进行企业营销并在此期间完成恢复过程。我看到消费者
支出将在2023-2025年恢复。同时,在2023年,我们将面临一个政治
年的挑战。印度尼西亚的伟大时刻将在2025年至2030年,届时出口
额将比进口额更大。
Figure 1
WHY:
RUN21RUN
在线上研讨会系列RUN21RUN中播放的《阿甘正传》启发了我。就
像电影中一样,我们面临各种限制,但是在2021年,我们必须逃跑!
(
C O M P A S S
图2)。我们必须在各个方面加强自己:重新考虑竞争,团结公司和引
导客户。
Figure 2
公司的第一个策略是重新思考竞争。今天,竞争格局的复杂性与
2020年大不相同。
去年,我们看到传统公司试图进行数字化转型以适
应恶劣的条件。今年的适应还不够。公司将发现阅读竞争地图更具
挑战性。为此,我们需要重新定义它,以便我们可以适当地安排我们
的步骤。
第二个是团结公司。在此复苏期间,公司有机会利用势头进行转
型。鉴于未来几年将面临的挑战,加强组织是一个优先事项。麦肯锡
的7-S模型将构成当今组织有效性评估的基础。之后,公司可以评估
政策以确保每个要素都可以应用灵活性策略。
引导客户是战略制定的最后阶段。在营销的基本概念中,公司必须
满足客户的需求。然后,在更深层次上,人们应该能够理解他们的焦
虑和欲望。但是,我认为,公司现在必须指导客户,即永远导航。在正
C O M P A S S
常时期,造成客户选择困惑的原因是他们获得的信息量。在“正常后”
时期,客户收到的信息越来越不稳定,因此公司必须扮演一个指南针
的角色,引导他们实现自己的真实目标。
WHAT:
四个竞技场
孙子的著名战争策略之一是在新时代如何赢得战争的核心。即,
“
知己知彼,百战不殆。
”这句话强调理解竞争对手和公司两个要素的
重要性。您需要知道您正在与哪种公司打交道。但可能是由于快速
的数字化转型过程,您已经在与新的竞争对手抗争。
第一种竞技场是由传统/保守公司竞争与其它的传统/保守公司组
成。每个公司的市场份额决定了竞争的动力。在这个竞争激烈的舞
台上的例子就是可口可乐与百事可乐之间的“苏打战争”
,这是在数
字化时代之前。市场份额小的初创公司在与大型传统/保守公司打交
道时,策略选择有限。
随着时间的流逝,这种情况正在发生变化。
当前,借助数字化,初创
公司可以彻底改变改变竞争格局的潜力。
在第二个领域,初创/数字
公司面对传统/保守公司。
在奈飞(Netflix)开始竞争的那一年,也就
是1997年,百视达(Blockbuster)成为视频租赁业务的市场领导者。
起初,百视达并不认为奈飞是竞争对手。
当时,奈飞具有通过交付服
务提供电影租赁服务的商业模式。
然后,奈飞通过使用在线平台和基
于订阅的模型来改变其策略。
另一方面,由于竞争格局的变化,传统/保守公司无法避免被起诉。
在第三个领域,传统/保守公司与初创/数字公司之间的竞争将决定
数字化转型的方向。
当前,沃尔玛作为零售业务领导者的地位面临来
自亚马逊的激烈竞争。
适应新冠情况促使沃尔玛提供电子商务服务,
并在商店内免费收货。
但是,该策略不足以阻碍亚马逊的发展。
在最后一个舞台上,初创/数字公司面对其他初创/数字公司。最后
的舞台是所有公司都完成其数字化转型的地方。在这个时代会发生
什么?如何赢得比赛?
对我来说,当前最活跃的竞争领域是第二个领域(传统/保守vs.创
C O M P A S S
业/数字)和第三个领域(初创/数字 vs.传统/保守)。今天,大多数公
司都处于这种状态。
(图3)一方面,初创/数字公司正努力面对传统/
保守公司的统治。另一方面,传统/保守公司可能会面临来自初创/数
字公司的严重威胁。
Figure 3
HOW to Win:
四个竞技场的策略
您需要做的第一件事是事先了解您的公司在竞技场上的位置。可
能是您仅处于特定领域,或者您同时面临多个领域的竞争。有四个领
域,每个领域都需要不同的战略方法(图4)。
C O M P A S S
Figure 4
公司可以在第一个竞争领域:传统/保守 vs.传统/保守竞争中使用
Al Ries&Jack Trout在《营销战》
(McGraw Hill,1987)一书中描述的
策略。在控制市场份额方面,公司可以根据公司的规模选择四种营销
策略(图5)。市场领导者最合适的策略是防御策略。目标是保持市场
主导地位。拥有第二和第三市场份额的公司正在实施进攻战略,以增
加市场份额。
在尚未数字化的时代,初创公司可以选择两种策略:侧翼策略和游
击策略。在“侧翼策略”中,公司像伞兵一样进行机动,降落伞降落在
安全区域,然后继续战斗。资源有限的初创公司可以实施“游击战略”
。该策略的本质是掌握一个较小的区域并不断创新。
第二个领域是初创/数字公司 vs. 传统/保守公司。此处的初创公
司战略参考Joshua Gans,Erin L.Scott和Scott Stern(
《哈佛商业评
论》
,2018)。该策略的核心是关于公司创新(对创新的态度)和对竞
争者的行动(对现任者的态度)的决策。初创/数字公司在决定之前需
要行使四种可能的替代策略(图6)。
选择构筑护城河战略的初创/数字公司将确保所产生的创新至关
重要,而不是与之抗衡。同时,选择暴风雨计划的初创/数字公司会优
C O M P A S S
Figure 5
Figure 6
C O M P A S S
先考虑营销流程的速度。这里的创新是持续改进过程的形式。
在第二个轴上,初创/数字公司做出有关协作或竞争的决策。通过
合作,初创/数字公司进入了该行业或当今最重要的参与者。竞争对
手的抵抗力不会太大。但是,由于初创/数字公司是系统的一部分,因
此公司的发展受到限制。选择参加竞争的初创公司,如果成功,将对
行业变革产生更大的影响。
初创/数字公司还需要考虑到传统/保守公司目前在数字化转型过
程中的准备程度不同。这将确定数字化策略。影响传统/传统公司的
数字化转型轨迹的另一件事是客户准备情况。我与菲利普·科特勒
和Iwan Setiawan(Wiley,2021)撰写的《 营销革命5.0:技术到人文
(Marketing 5.0 Technology for Humanity)》一书指导公司根据
当前情况确定最合适的策略(图7)。
最后,当所有公司都是数字化公司时,竞争舞台将是初创/数字公
司与初创/数字公司之间的一场战斗。最重要的是在CI – EL(创造力
创新–企业家领导力)和PI – PM(生产力提高–专业管理)之间取得平
衡。我目前正在《企业家营销》一书中对此进行准备,该书将于2022
年出版。
POST:
OMNI世界是未来
我看到了线下和在线(OMNI)之间平衡的初创公司的未来。阿里巴
巴最初是一家初创/数字公司,发展壮大,最终还进入了酒店业务。
与
传统公司相比有更多的人文互动。阿里巴巴为客户提供的未来酒店
概念是一种高科技酒店。技术已与所有酒店服务集成在一起,例如,
通过机器人将面部识别作为访问和服务。
另一个例子是亚马逊,它收购了全食超市(Whole Food)
,该超市
以其有机杂货产品而闻名。通过这次收购,亚马逊获得了杂货配送
系统,战略性商店位置,并且能够对沃尔玛的核心业务进行有效的攻
击。不过,我们可以看到,最初纯粹是线上的数字公司,最终将需要进
入线下。公司必须为OMNI的未来做好准备。
C O M P A S S
Figure 7
ONWARD OMNI
Strenghten
Build digital capabilities
digital
leadership
Migrate customer to
digital channel
ORIGIN ORGANIC
Scan or tap to
watch video
0 5
2 0 2 1 C O M P A S S
Semakin Diminati
Primadona Baru
Tetap Hati-hati
Memperkuat Ekosistem
Saatnya Ngebut
D
unia startup di Indonesia tampak makin
bergairah. Pandemi yang menghantam
banyak lini industri tidak serta mengguncang
ekosistem startup yang sudah lama
terbangun. Sebaliknya, pandemi justru mendorong
akselerasi digital di banyak bidang. Dan, ini menjadi
peluang bagi para tech startup terus tumbuh.
Menurut laporan e-Conomy SEA dari Google, Temasek,
dan Bain & Company, ekonomi digital di Indonesia secara
keseluruhan mencapai US$ 44 miliar setara Rp 624,2
triliun pada 2020. Angka ini diperkirakan akan melesat tiga
kali lipat pada 2025 dengan nilai sekitar US$ 124 miliar.
Secara umum, pertumbuhan ekonomi internet
Indonesia dalam satu dekade terakhir sangat agresif.
Dengan unicorn-unicorn yang dimilikinya, potensi digital
di Indonesia tak diragukan lagi. Banyak faktor yang
melandasi kepercayaan investor pada ekosistem startup di
Indonesia. Sebut saja pangsa pasar yang besar, dukungan
regulasi, kesiapan infrastruktur, hingga ketangkasan para
pemain.
Rama Mamuaya, CEO DailySocial.id dan Direktur
DS/innovate mengatakan, tahun 2020 yang ditandai
dengan pandemi menjadi momentum bagi perusahaan
teknologi. Tahun 2021 yang digadang-gadang sebagai
tahun pemulihan bisa dijadikan momentum untuk
berlari. Memang, ada sebagian investor yang mengerem
investasinya. Namun, banyak yang bakar duit untuk
pendanaan startup.
“Sebagian investor melihat investasi pada masa ini
lagi murah di mana banyak startup sedang melakukan
fundrising dan membutuhkan kas karena operasional
C O M P A S S
Tren-tren Baru
Kondisi tadi mendorong munculnya tren-tren baru di
ekosistem startup Indonesia. Berangkat dari ini, Redaksi
Marketeers mengangkat sejumlah tren. Masing-masing
tren kami ulas dengan mewawancarai pemain-pemain
terkait tren tersebut.
Menurut Startup Report 2020, Business Resiliency
during the Pandemic yang dirilis oleh DS/innovate,
pertumbuhan bisnis digital selama pandemi nampak
pada sektor-sektor tertentu. Di antaranya, e-commerce,
ride-hailing, fintech, online travel, online media, edutech,
dan healthtech.
Berpijak dari laporan tersebut, Marketeers membahas
delapan tren. Tren pertama terkait dengan pemberdayaan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM). Pandemi
membuat banyak sekali UKM pindah ke digital. Banyak
startup menjadikan ini sebagai peluang untuk digarap.
C O M P A S S
Penetration Growth
Growth (%)
Internet
Penetration 2019
8.9%
73.7% Growth Internet User:
25,5 million
User Population
1.03%
C O M P A S S
Rankings 2020:
Top 100 Emerging Ecosystems, Startup Gnome
#1 Mumbai India
10 10 10 10
#2 Jakarta Indonesia 10 10 10 9
8 10 10 9
#4 Greater Helsinki Finland Europe
10 9 4 10
#5 Guangzhou China
82
Indonesia 20.9
18
Thailand 5
Vietnam 23
4.6
Philippines 12
2.5
Singapore 7
1.9
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
P
asar global dari software as a service (SaaS)
diperkirakan terus tumbuh. Apalagi, efek
pandemi COVID-19 membuat banyak
perusahaan merancang kembali operasional
bisnis mereka dan berusaha pulih dari kesulitan yang
dihadapi selama masa pandemi. Mereka membutuhkan
teknologi yang bisa meningkatkan efisiensi dan efektivitas
bisnis.
Tren SaaS hadir setelah berkembangnya teknologi
cloud. Software disimpan di cloud yang kemudian bisa
diakses oleh konsumen lewat internet. Pemanfaatan
cloud menjadi jawaban atau solusi dari permasalahan
perusahaan yang membutuhkan sistem ringkas dan lebih
mudah.
“Kebutuhan konsumen yang kian kompleks membuat
mereka memerlukan lebih banyak software. Sekitar tujuh
atau delapan tahun lalu, kita hanya punya dua opsi, yaitu
buy or build. Jika membeli, perusahaan harus siap dengan
harga tinggi. Pertama, karena harus mempersiapkan
sistem yang tersentralisasi. Kedua, biaya software atau
lisensinya cukup mahal,” ujar CEO Mekari Suwandi Soh.
Pertumbuhan bisnis SaaS di Indonesia sendiri
sangat pesat, bahkan bisa dibilang sebuah fenomena
transformasi yang unik. Sebelumnya, kebanyakan bisnis di
negara ini memanfaatkan tenaga manusia atau dikerjakan
dengan manual namun kini mulai beralih ke sistem
otomatis. Pekerjaan operasional seputar accounting,
payroll, proses penjualan, sampai data entry kini
dipercayakan pada SaaS.
Selain itu, jika dibandingkan membeli lisensi software,
berlangganan ke penyedia layanan SaaS jauh lebih
C O M P A S S
60.00%
40.00%
20.0%
0.0%
Point of Sales
Web hosting and e-commerce 27.8%
13.9%
Retail
1.4%
Management
Software
15.3%
ERP HRIS
CRM 2.8% 16.7%
2.8%
Email marketing software
1.4%
# of startups # of startups
Startup verticals Key players
analysed with funding
CRM 2 1 Advotics
Total 72 27
Seed 77,8%
Series A 40,7 %
0 5 10 15 20 25
# of SaaS startups
QUOTES
Venny Septiani
Head of Growth Advotics
C O M P A S S
D
unia startup di Indonesia menunjukkan tren
baru yang cukup berbeda dibandingkan
beberapa tahun terakhir. Angin segar
berembus ke sektor kesehatan dan
pendidikan yang kini menjadi primadona baru dalam
bisnis startup berbasis teknologi.
Edtech dan healthtech menjadi dua kategori yang kian
memikat perhatian investor maupun pengguna. Laporan
e-Conomy SEA 2020 yang dirilis oleh Google, Temasek,
bersama Bain & Company menunjukkan, kedua sektor
ini menjadi pendatang baru yang berhasil bertengger di
antara lima sektor lain yang sudah lebih dulu memimpin
dalam beberapa tahun terakhir, seperti e-commerce,
transport and food, online travel, online media, dan
financial services.
Bahkan, education technology (edtech) dan health
tecnology (healthtech) tercatat masuk ke dalam tiga
sektor pemula (nascent sector) yang mengalami
peningkatan pendanaan paling signifikan sepanjang 2019.
Hal ini menunjukkan jika perhatian para investor mulai
beralih ke arah dua sektor yang baru mulai bertumbuh ini.
Pandemi selama setahun lebih juga menjadi pendorong
makin diminatinya layanan pendidikan dan kesehatan
secara daring.
Kehadiran sejumlah startup edtech di Indonesia
memang bukan hal baru. Namun, dengung suara para
pelaku startup edtech semakin jelas terdengar sejak
kebijakan remote learning diberlakukan. Pertumbuhan
jumlah pengguna dan aplikasi edtech yang diunduh
meningkat hingga 200% pada Maret 2020 berdasarkan
temuan EdTech Landscape Survey yang dilakukan oleh
C O M P A S S
Bank Dunia.
Ada beberapa jenis segmentasi kategori yang terdapat
dalam bisnis edtech. Mulai dari language learning, steam
and coding, education financing, skills and jobs, higher
education, management and learning environment,
verification, learning support; tutoring and test prep.
Menilik data Startup Report 2020 yang dirilis oleh DS/
innovate, layanan edtech yang paling banyak digunakan
di Indonesia adalah kursus daring (39,6%), dan e-Learning
(36,6%).
Geliat positif ini dirasakan jelas oleh para pemain,
antara lain Zenius. Per Desember 2020, Zenius memiliki
lebih dari 16 juta pengguna. Angka ini meningkat tiga
kali lipat dibandingkan 2019 dengan monthly active user
(MAU) sebesar satu juta. Alhasil, Zenius berhasil memikat
para investor untuk menyuntikkan dana tambahan ke
perusahaan mereka.
Februari 2020, Zenius mencatatkan pendanaan seri A
sebesar US$ 20 juta dari Northstar Group, Kinesys Group,
dan BeeNext. Di awal tahun, Zenius juga mengumumkan
putaran pendanaan pra-seri B dari Northstar Group,
Kinesys Group, BeeNext, Alpha JWC Ventures, dan
Openspace Ventures.
“Potensi pasar edtech di Indonesia masih sangat besar
karena penetrasi pasar edtech di Indonesia masih sangat
kecil, yaitu sekitar 4% dari jumlah total siswa di Indonesia
yang mencapai 45 juta. Pasar edtech bisa menjadi model
bisnis yang sustainable dengan margin yang sehat,
namun dibutuhkan waktu tidak sebentar untuk mencapai
ke sana,” terang CEO Zenius Rohan Monga.
Pelaku edtech, menurut Rohan, harus berinvestasi pada
C O M P A S S
Fintech
2
0
2016 2017 2018 2019 H1 H2 2019 H1
2019
Healthtech Edtech
1
0.5
0
2016 2017 2018 2019 H1 H2 H1 2016 2017 2018 2019 H1 H2 H1
2019 2019 2020 2019 2019 2020
e-Commerce Transport & Food Online Travel Online Media Financial Services
Marketplaces Transport Flights Advertising Payment
Malls Food Delivery Hotels Gaming Remittance
Direct to Consumer Vacation Rentals Video on Demand Lending
Music on Demand Insurance
Investing
New to this year’s research are two nascent sectors HealthTech EdTech
that have rapidly accelerated due to COVID-19.
Healthtech usage
indexed to January 2020 (pre-lockdown)
has grown by 4X and
has retained its users
post-lockdown 4.5
4.1 4.0
3.8 3.8
2.9
1.0
Laris Manis
Pelaku bisnis startup yang paling menikmati manis
pertumbuhan bisnis dan industri dalam beberapa waktu
terakhir adalah pemain bisnis healthtech. Menilik data
e-Conomy SEA 2020, layanan healthtech berbasis aplikasi
mulai diadopsi secara luas, seiring dengan pertumbuhan
tingkat penetrasi smartphone dan internet seluler. Jumlah
MAU platform healthtech tumbuh empat kali lipat di
masa pre-lockdown (Januari 2020) dan terus bertahan di
masa post-lockdown. Geliat investasi untuk healthtech
startup kian mejanjikan. Pada 2019 saja, Halodoc berhasil
mengumpulkan dana mencapai US$ 100 juta, sementara
Alodokter berkisar US$ 33 juta.
Dalam laporan DS/innovate, CMO Halodoc Dionisius
Nathaniel mengaku, layanan konsultasi daring Halodoc
meningkat hingga enam kali lipat selama paruh pertama
2020.
C O M P A S S
Vertical e-Commerce
Tawarkan Solusi Spesifik
S
udah menjadi pengetahuan umum bahwa
pandemi COVID-19 menjadi akselerator
digitalisasi paling efektif dalam 20 tahun
terakhir. Hampir semua aspek kehidupan
bertransformasi menjadi digital, termasuk belanja. Tidak
heran jika pemain e-commerce di Indonesia mencatat
peningkatan transaksi signifikan sepanjang tahun 2020.
Riset berjudul Navigating Indonesia’s E-Commerce:
COVID-19 Impact & The Rise of Social Commerce yang
dirilis oleh SIRCLO dan Ravenry menemukan bahwa 20%
respondennya melakukan pembelanjaan daring lebih
dari sembilan kali per bulan. Riset yang meneliti 2.987
responden pada Juni 2020 ini juga menemukan fakta bila
perempuan mendominasi sebesar 58% dari responden
yang mengaku sebagai highly-frequent shoppers ini.
E-commerce tercatat sebagai tempat pembelanjaan
daring terbesar dengan 95% responden melakukan
pembelanjaan daringnya melalui platform ini. Hal ini
sejalan dengan temuan riset Google, Temasek, dan
Bain & Company yang berjudul e-Conomy SEA 2020
At Full Velocity: Resilient and racing ahead. Riset ini
mengatakan bahwa e-commerce merupakan pemimpin
sektor ekonomi digital pada tahun 2020 di kawasan Asia
Tenggara, termasuk Indonesia.
Hal ini didorong oleh konsumen yang semakin sering
menghabiskan waktu di rumah akibat pembatasan sosial.
Sebelum COVID-19 melanda, konsumen menghabiskan
waktunya di kanal daring rata-rata 3,7 jam per hari.
Saat pandemi, angka itu naik menjadi 4,7 jam per hari.
Diperkirakan akan bertahan pada rata-rata 4,2 jam per hari
pada masa selanjutnya.
C O M P A S S
172
63%
62
5 38
Understanding Indonesia’s
Consumer Behaviour Amid
Rise of Social Commerce
Survey of 2,987 respondents, June 2020.
Education, % of new digital consumers out of total service consumers (SEA aggregate)
Groceries, and
Lending
of new digital
consumers
Food Delivery
Electronics
Education
Groceries
Apparel
Beauty
Loans
Music
Video
Users moved
(use more than before)
online for Food delivery,
Groceries, Education,
33% 34%
21% 22%
15%
Consumer 12%
5% 5%
Travel electronics
-1%
Personal Clothing Beauty Music Video Education Groceries Food
-13% -13% Loans Streaming Streaming Delivery
C O M P A S S
$ 10m $ 10m $ 4m $ 4m
10
Chilibeli
Series A funding, Series A funding, Pre-Series A funding, Series A funding, Farm-to-table social
March 2020 March 2020 August 2020 November 2018 commerce platform
$ 1.3m Undisclosed
7.5
Seed funding, Pre-Series A funding,
TaniGroup
September 2015 Peer-to-peer lender and
May 2019
e-commerce platform
5
Kedai Sayur
E-commerce platform
connecting farmers with
2.5 vegetable hawkers
eFishery
0 Automated fish and shrimp
Chilibeli TaniGroup Kedai Sayur eFishery feeding system maker
QUOTES
Astri Purnamasari
VP of Corporate Services
TaniHub Group
C O M P A S S
Paylater
Tetap Hati-hati
Persentase Responden
Pengguna Paylater
Menurut Jenis Kelamin
37.44% 62.56%
Laki-laki Perempuan
Persentase Responden
Pengguna Paylater
Peningkatan Pengeluaran
Menurut Usia
Setelah Menggunakan Paylater
7.20%0.70% 0.58% 2.20% 23 - 30 tahun
n=862
5.45% 31 - 40 tahun
41 - 50 tahun
> 51 tahun
Rp 100.000,00
Rp 1.000.000,00/bulan
13.34% Rp 1.000.000,00
51.47%
Rp 5.000.000,00/bulan
Lebih dari Rp
50.000.000,00/bulan
Rp 10.000.000,00
Rp 50.000.000,00/bulan
Persentase Responden
Pengguna Paylater
Menurut Usia
n=1.362
2.20%
7.20%
51.47%
39.13%
23 - 30 tahun
31 - 40 tahun
41 - 50 tahun
> 51 tahun
3.23% 3.08%
10.35% Shopee
Gojek
Tokopedia
Lainnya
52.06% Traveloka
31.28%
Prinsip Kehati-hatian
Di tengah pasar yang bertumbuh, para pemain paylater
harus berhati-hati sekaligus tidak gegabah. Mereka harus
menerapkan prinsip responsible lending. Artinya, kredit
yang diberikan sesuai dengan kemampuan nasabah.
Edukasi dan pengayaan fitur juga dibutuhkan agar
dampak teknologi keuangan lebih besar dan kuat.
Edward Kilian, Chief Marketing Officer PT Fintek Karya
Nusantara (LinkAja) mengatakan, para pemain saat ini
perlu memerhatikan risk assessment. Pasalnya, produk
pinjaman ini tetap menyimpan risiko gagal bayar. “Untuk
itu, kami sebagai pemain perlu menjalankan prinsip
C O M P A S S
65.61%
42.57% n=538
34.57%
21.93%
17.47%
6.51%
Membiasakan diri Banyak biaya Besaran Keamanan data Belum/tidak tahu Lainnya
untuk berhutang tambahan seperti bunga/biaya pribadi tidak tentang fitur
dan menjadi biaya langganan cicilan tidak jelas terjamin tersebut
konsumtif dan biaya cicilan
QUOTES
Edward Kilian S.
Chief Marketing Officer PT Fintek Karya Nusantara (LinkAja).
C O M P A S S
Property Technology
Lambat Tapi Menjanjikan
Industri properti termasuk tertinggal dalam
pemanfaatan teknologi dibanding industri lainnya.
Seiring berkembangnya property technology,
wajah industri makin berubah. Banyak pemain baru
meramaikan industri ini dengan membawa solusi baru
berbasis digital.
P
roperti merupakan sektor bisnis menjanjikan.
Di banyak negara, sektor ini memberi
kontribusi besar bagi perekonomian sebuah
kawasan. Kasarnya, ketika ada sebuah
pengembangan perumahan, roda perekonomian di
sekitar kawasan tersebut akan berputar.
Di Amerika Serikat misalnya, industri properti
menyumbang US$ 3,5 triliun ke produk domestik bruto
(PDB) negara. Sementara di Asia Tenggara, kontribusi
sektor properti terhadap PDB masing-masing negara,
seperti Singapura mencapai 23,34%, Filipina 21,09%,
Malaysia 20,53%, dan Thailand 8,30%.
Bagaimana dengan Indonesia? Sayangnya, kontribusi
sektor properti pada PDB Indonesia merupakan yang
terendah di kawasan Asia Tenggara, hanya sekitar 2,7%.
Tentunya hal ini sangat mengecewakan. Namun bukan
berarti tidak memiliki potensi tumbuh.
Seiring dengan peningkatan gaya hidup, tumbuhnya
kelas menengah, kesadaran akan hidup sehat, dan
pengembangan infrastruktur, sumbangan sektor properti
pada PDB sebuah negara berpotensi meningkat. Apalagi
pemanfaatan teknologi untuk pencarian properti kian
meningkat. Hal ini juga seiring dengan makin banyaknya
startup yang bergerak di sektor ini.
Property technology (proptech) merupakan teknologi
yang dikembangkan untuk memudahkan penggunanya.
Tidak hanya soal pencarian properti, proptech juga
membantu pemilik properti untuk mengelola aset
mereka.
Ada dua segmen utama proptech, yaitu residential
proptech dan commercial proptech. Residential proptech
C O M P A S S
US$72.9
Thailand 8,30% Singapura 23,34%
in
2019
Malaysia 20,53%
million
Filipina 21,09%
Peluang Besar
Di masa depan, pelaku proptech menghadapi
tantangan besar. Edukasi menjadi salah satu langkah
yang perlu digenjot. Sarah menilai, konsep co-living belum
familiar. Bahkan, banyak yang menganggap konsep itu
sebagai budaya Barat. Padahal, selama puluhan tahun,
masyarakat Indonesia sudah mengenal konsep ini dengan
istilah berbeda.
Industri real estate merupakan salah satu industri yang
terbilang lambat (slow-adopter) dalam pemanfaatan
teknologi. Tren proptech meramaikan industri dengan
peluang-peluang baru.
“Industri proptech terbilang baru di Indonesia. Peluang
untuk berkembang sangat besar. Saat ini, industri
proptech masih didominasi oleh pemain di kategori
brokerage & leasing. Pemain di kategori lainnya masih
memiliki kesempatan berkreasi untuk hal-hal baru,” tutur
Sarah.
Di masa mendatang, peluang berkolaborasi dengan
pengembang properti terbuka lebar. Termasuk dengan
perbankan untuk kredit kepemilikan rumah. “Tidak
menutup kemungkinan perusahaan-perusahaan protech
ini akan menjadi unicorn ke depannya,” pungkas Anggit.
C O M P A S S
QUOTES
Sarah Soewatdy
Co-founder & COO Rukita
C O M P A S S
M
erger dan akuisisi di kalangan startup
merupakan hal biasa. Langkah konsolidasi
ini kerap dilakukan untuk memperkuat
bisnis. Namun, sejak kabar merger yang
akan dilakukan oleh deretan unicorn di Indonesia, isu
ini menjadi perbincangan hangat. Banyak pihak menilai
ekosistem startup makin dinamis lantaran tren merger
tersebut.
Menurut Startup Report 2020, Business Resiliency
during the Pandemic dari DS/innovate, startup exit
merupakan pertanda bahwa ekosistem bisnis berjalan
dengan sehat untuk mendukung keberlangsungan. Dari
sisi startup, akuisisi dan merger menjadi komplementer
yang memperkuat model bisnis. Perusahaan modal
ventura melihatnya sebagai kesempatan memperluas
pembiayaan. Dana dapat dialihkan untuk ekosistem yang
lebih baru dan segar.
Pandemi tidak hanya mengakselerasi transformasi
digital secara global, tapi juga mendorong tren exit para
pemain. DS/innovate mencatat 13 startup melakukan
merger dan akuisisi sepanjang tahun 2020.
Akuisisi dan merger dilakukan oleh startup dari
berbagai sektor. Jika dirunut sejak awal tahun 2020,
layanan media memimpin aksi merger dan akuisisi
dengan bersatunya IndonesiaAir dengan Anterin dan Oto
dengan Carvaganza. Setelahnya, layanan keuangan dan
pendukung bisnis seperti financial technology (fintech)
dan software as a service (SaaS) menjadi sektor yang
paling banyak melakukan merger dan akuisisi. Baru-
baru ini, Warung Pintar sebagai penyedia layanan SaaS
mengakuisisi startup logistik Bizzy Digital. Akuisisi ini
C O M P A S S
5,000 350,000
4,500
300,000
4,000
3,500 250,000
3,000
200,000
2,500
150,000
2,000
1,500 100,000
1,000
50,000
500
0 0
Q1’19 Q2’19 Q3’19 Q4’19 Q1’20 Q2’20 Q3’20 Q4’20
24
24
23
22
20
19
18
16
14
14
12
< 0.5 $ Juta >0.5-3 $ Juta >3-10 $ Juta >10 $ Juta
32
30
27
25
20
20
18
15
10
9
8 8
Tren pascapandemi
Mengacu pada laporan EY Global Capital Confidence
Barometer, selama pandemi COVID-19 melanda Indonesia,
ada 37% perusahaan yang berencana melakukan
merger dan akuisisi. Kurang lebih 13% di antaranya
C O M P A S S
QUOTES
IPO
S
C O M P A S S
Momentum
Sebenarnya, IPO bukanlah hal baru di dunia startup.
Ini menjadi salah satu strategi exit dalam tahapan
perkembangan sebuah perusahaan rintisan seperti halnya
merger dan akuisisi. Startup yang exit menjadi salah satu
indikasi sehat bagi ekosistem dan tentunya mendukung
keberlanjutan. Bagi modal ventura, dana dari exit tersebut
akan diberikan kembali ke ekosistem sebagai investasi
untuk usaha baru. Pilihannya bisa IPO atau merger.
Hal tersebut tak hanya berlaku bagi para unicorn.
Startup yang masih kecil namun mengantongi
persyaratan IPO juga sudah bisa go public. Setahun
lalu, misalnya, di tengah dunia yang masih di fase awal
terdampak pandemi COVID-19, ada dua startup Indonesia
yang melantai di bursa, yakni Pigijo dan Cashlez.
C O M P A S S
Ownership
IPO
Fund
QUOTES
Rama Mamuaya
CEO DailySocial.id dan Director DS/innovate
C O M P A S S
Venture Capital
Tetap Investasi Agar Melesat
Para venture capital melihat pandemi sebagai bentuk
penyaringan untuk startup. Di sisi lain, ini adalah masa
yang tepat untuk berinvestasi karena pandemi juga
menguatkan ekosistem ekonomi digital Indonesia.
3.5bm 3.30bn
2.96bn
2.96bn
3.0bm
2.80bn
2.43bn
2.5bm
2.05bn
2.0bm
1.5bm
1.47bn
0.5bm
0.33bn
0.16bn
0.0bm
2017 2018 2019 2020
Anthony.
Ia menambahkan, GDP Venture juga melakukan top-
up dana. Tujuannya, untuk memastikan startup tersebut
bisa bertahan. Memang, pada kuartal dua tahun lalu
pengucuran dana atau investasi benar-benar berhenti.
“Namun pada kuartal tiga dan empat mulai berjalan
lagi setelah terlihat mana startup yang terdampak dan
yang tidak. Startup yang terdampak juga dibagi lagi.
Terdampak hingga harus tutup dan terdampak namun
bisa tumbuh kembali pascapandemi,” jelasnya.
Bila mengacu pada laporan dari DS/Innovate Startup
Report 2020, bertajuk Business Resiliency During The
Pandemic, pada tahun 2020, jumlah pendanaan ke para
startup nonunicorn mengalami penurunan dibanding
tahun 2019. Namun, untuk unicorn dan secara total
mengalami kenaikan. Sepanjang tahun 2020, ada 113
kesepakatan pengucuran dana dari VC ke para startup
dengan total nilai mencapai US$ 3,3 miliar.
Tren Baru
Beberapa tahun ini dan puncaknya pada tahun 2020,
tren startup-startup yang model bisnisnya memberikan
layanan pada kebutuhan mendasar, seperti pendidikan
dan kesehatan, terus meningkat. Banyak education
technology (edtech) dan health technology (healtech)
startup tumbuh pesat skala bisnisnya, seperti Ruangguru,
Cakap, Halodoc, dan lainnya. Tidak hanya itu, tren vertical
e-commerce atau e-commerce yang hanya menawarkan
satu kategori produk saja terus tumbuh dan semakin
bermunculan.
Menurut Wilson, jenis-jenis startup tersebut memiliki
C O M P A S S
Arah Pendanaan
Melihat fenomena yang terjadi dalam satu tahun
terakhir tidak berarti membuat para funding tiba-tiba
mengubah arah pendanaan ke bidang-bidang yang
bersinar selama pandemi. Sebabnya, pemberian dana
tidak hanya melihat dari satu kondisi saja, namun ada
banyak faktor lain yang menentukan.
Anthony mengatakan GDP Venture tidak melihat
kondisi pandemi ini sebagai titik untuk mengubah misi
yang kemudian membuat strategi pendanaan bergeser.
GDP Venture memiliki misi untuk membangun ekosistem
digital yang membantu meningkatkan PDB Indonesia.
“Selama ini, investasi kami fokus ke para startup founder
yang memiliki misi yang sama dengan kami. Tentunya,
tetap melihat sisi bisnis dari startup yang mereka bangun,”
katanya.
Ia menambahkan, GDP Venture sejak awal selalu
C O M P A S S
QUOTES
Willson Cuaca
Co-founder & Managing Partner East Ventures
0 5
2 0 2 1 L E A D E R S H I P
Dolly Susanto
CMO Hutchison 3 Indonesia
MISSION
To Promote the Strategic Role of
Marketing in Indonesia
VISION
JAKARTA CHIEF MARKETING OFFICER CLUB To become the premiere community for
The Jakarta CMO Club was officiated by the Philip Kotler Marketing Executives who have strong
Center for ASEAN Marketing (PK-CAM) and was established as passion for Marketing in Indonesia
a platform to empower marketing to a higher level beyond
function. Only highly regarded business and marketing leaders TRI-FOUNDERS OF PKCAM
will be invited for its membership. The Jakarta CMO Club was Philip Kotler, Hermawan Kartajaya,
launched on February 25, 2008 Hooi Den Huan
Dolly Susanto
CMO Hutchison 3 Indonesia
Never Get Caught in a Price War
QUOTES
Dolly Susanto
CMO Hutchison 3 Indonesia
0 5
2 0 2 1 M O M E N T U M
JANGAN
SAATNYA
HANYA JUALAN
BERLARI
DARING
STRATEGIC
MARKETEERS
MARKETING
BUTUH ICLUB
FORUM
KESADARAN
LEBIH TINGGI VIRAL DAN
HARUS SALING
RAIH ADVOKASI
TERHUBUNG
WOW BRAND
JAKARTA CMO
FESTIVE DAY
CLUB MENGELOLA
2021
BRAND
SAATNYA SELAYAKNYA
MEMASUKI
BERKOLABO- ASET
ERA BRANDING
RASI
BARU
M O M E N T U M
U
saha mikro, kecil, dan menengah (UKM)
menjadi sorotan di tengah percepatan
pemulihan ekonomi Indonesia
pascapandemi. Data Kementerian Koperasi
dan UKM menyebutkan ada 64 juta UKM di Indonesia.
Artinya, 95% penggerak perekonomian Indonesia adalah
UKM.
Komposisi sangat besar ini menyebabkan UKM
memiliki peranan penting dalam pemulihan ekonomi.
Apalagi banyak pelaku UKM terhubung langsung
dengan konsumen. Sehingga, mampu mendorong
konsumsi masyarakat yang merupakan penggerak roda
perekonomian.
“COVID-19 menyebabkan Produk Domestik Bruto atau
PDB Indonesia terkoreksi hingga minus lebih dari 2%.
Nilai tersebut merupakan angka terendah sejak tahun
1998. Dengan sebagian besar usaha di Indonesia berasal
dari UKM, sektor ini memiliki peran penting dan sentral
dalam pemulihan ekonomi,” ujar Suparno Djasmin,
Ketua Indonesia Marketing Association (IMA) dalam acara
webinar series bertajuk Meningkatkan Daya Saing UKM
di 2021, bulan lalu.
Menurut Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki,
pandemi mendorong UKM melakukan transformasi
digital. Terlebih, potensi ekonomi digital Indonesia yang
cukup besar. Pada tahun 2025, diperkirakan nilainya
mencapai US$ 124 miliar atau setara dengan Rp 1,748
triliun. Untuk itu, pemerintah berupaya agar UKM dalam
negeri naik kelas.
Teten menambahkan, saat ini sudah ada 12 juta UKM
yang telah masuk ke platform online marketplace.
M O M E N T U M
QUOTES
Hermawan Kartajaya
Founder & Chairman MarkPlus, Inc.
M O M E N T U M
T
ahun 2021 merupakan tahun pemulihan bagi
para pelaku bisnis. Namun, di tengah upaya
memperbaiki bisnis, pelaku usaha tidak boleh
melupakan analisis terhadap lanskap industri
secara keseluruhan. Termasuk peta persaingan yang bisa
dijadikan acuan pelaku usaha berinovasi dan memperkuat
positioning-nya.
Hermawan Kartajaya, Founder dan Chairman MarkPlus,
Inc. pada acara HK Webinar Series: #RUN21RUN bulan
lalu menjelaskan, ada empat medan persaingan di dunia
bisnis. Mulai dari tradisional/konvesional vs. tradisional/
konvesional, startup/digital vs. tradisional/konvesional,
M O M E N T U M
QUOTES
Hermawan Kartajaya
Founder & Chairman MarkPlus, Inc.
M O M E N T U M
M O M E N T U M
P
erusahaan dituntut tangkas menghadapi
perubahan. Ketangkasan tersebut juga harus
terlihat dalam strategi pemasaran mereka.
Untuk itu, perusahaan membutuhkan
kapabilitas baru yang progresif. Jacky Mussry, COO
MarkPlus, Inc. & Dean MarkPlus Institute membagi
kapabilitas ini ke dalam tiga kelompok. Dimulai dengan
kemampuan untuk mengelola konsumer, produk, dan
merek.
Menurutnya, perusahaan memerlukan kemampuan
beradaptasi dengan pasar baru di tengah perubahan. Ia
mencontohkan Ansoff Matrix. Matriks ini bisa digunakan
perusahaan untuk mengembangkan pasar, melakukan
diversifikasi, masuk ke pasar baru, dan mengembangkan
produk.
Lalu, marketing ambidexterity yang merupakan
penegasan bahwa tidak hanya bisnis secara umum, tapi
proses pemasaran harus luwes. “Keluwesan ini harus
diukur supaya pemasar tidak terkena penyakit umum,
yaitu terlalu luwes atau terlalu kaku,” ujar Jacky Strategic
Marketing Forum Episode 2 bertajuk Marketing Blindspot.
Namun apa pun konsep yang digunakan, pemasaran
harus memiliki dynamic capability. Kemampuan ini kerap
tidak bisa terbentuk jika perusahaan terlalu kaku. Tidak
hanya itu, kemampuan dinamis ini akan sulit dimiliki jika
perusahaan terlalu resisten, dari sisi sumber daya manusia
maupun strategi bisnis.
Tak jarang, ditemukan kasus bahwa peran marketing
justru semakin tidak strategis untuk perusahaan. Hal ini
disebabkan karena pemasar terlalu fokus pada tactical
marketing. Mereka cenderung fokus pada produk baru
M O M E N T U M
Marketing Blindspot
Marketing blindspot kerap terjadi, tapi tidak disadari
oleh marketer, sehingga cukup berbahaya untuk merek.
M O M E N T U M
QUOTES
Jacky Mussry
COO MarkPlus, Inc. & Dean MarkPlus Institute
M O M E N T U M
P
endidikan vokasi atau kejuruan diklaim bakal
mendukung tenaga-tenaga muda yang
siap terjun di dunia kerja. Pasalnya, program
pendidikan ini lebih menekankan pada
keahlian praktis yang diperlukan di dunia kerja.
Melihat adanya kebutuhan terhadap talenta siap kerja
dan potensinya, MarkPlus, Inc. menggelar riset bertajuk
M O M E N T U M
Menyesuaikan Industri
Peningkatan kualitas talenta yang siap kerja kini
sangat diperhatikan. Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi
(Dirjen Diksi) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) Wikan Sakarinto mengungkapkan,
penting untuk menyesuaikan kurikulum pendidikan
dengan industri. Artinya ada kesesuaian antara dunia
pendidikan dengan dunia kerja.
September lalu, Wikan mengatakan Dirjen Diksi
melakukan penyesuaian dengan menyusun kurikulum
untuk SMK dan vokasi agar ke depannya menjadi lebih
agile, flexible, dan adaptif pada perubahan dunia kerja.
Menurutnya, ada sejumlah poin yang perlu diperhatikan
untuk memastikan pendidikan vokasi bisa menjadi bekal
masuk dunia kerja. Pertama, kebijakan seputar kurikulum
yang tidak bisa disusun sendiri oleh kampus atau SMK.
Penyeragaman ini nantinya akan dilakukan dan disetujui
bersama dengan kelompok industri sebagai penyerap
tenaga kerja. Harapannya, lulusan pendidikan ini bisa
memenuhi kebutuhan industri saat ini dan masa depan.
Kedua, perubahan pola pikir dari pengajar. Tujuannya,
M O M E N T U M
Awareness terhadap
Awareness terhadap Informasi seputar
Awareness terhadap
Informasi seputar
Awareness terhadapSMK Pendidikan
Informasi Tinggi Vokasi
seputar
Informasi seputar SMK Pendidikan Tinggi Vokasi
Apakah Anda mengetahui
Apakah Anda mengetahui SMK?
Pendidikan
Apakah AndaTinggi Vokasi?
mengetahui
Apakah Anda mengetahui SMK?
Pendidikan Tinggi Vokasi?
7,7%
29,4%
7,7%
29,4%
70,6%
92,3%
70,6%
92,3%
QUOTES
Wikan Sakarinto
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud)
M O M E N T U M
Marketeers iClub
Viral dan Raih Advokasi
P
erekonomian mulai menggeliat lagi setelah
terkena dampak pandemi pada tahun 2020.
Sebab itu, tahun 2021 dianggap menjadi masa
yang tepat bagi merek untuk memperkuat
branding pada masa pemulihan ini.
Kondisi pandemi menghadirkan banyak momentum
bagi merek untuk meningkatkan awareness konsumen.
Apalagi, pandemi yang terjadi di Indonesia kerap
dibarengi dengan momentum besar lain yang kerap
menjadi ajang bagi merek untuk memasarkan produknya.
Hal ini pun diperkuat dengan berubahnya perilaku
konsumen sesuai dengan momentum yang sedang
terjadi.
Ardhi Ridwansyah, Chief Operations MarkPlus Institute
dalam acara Marketeers iClub: Streghthen Your Branding
in Recovery Period, April lalu, melansir berita terkini
mengenai strategi merek memanfaatkan momentum
untuk meningkatkan awareness. Di masa pandemi,
terjadi kenaikan konsumsi hiburan tradisional melalui
televisi. Meskipun layanan streaming tercatat naik tinggi,
tapi momentum ini berhasil mengembalikan audiens
untuk menikmati televisi.
“Strategi product placement kembali relevan. Ini
ditandai dengan kembalinya audiens yang menjadikan
televisi sebagai sumber hiburan selama pandemi. Sudah
banyak merek yang membaca peluang ini. Terbukti
dengan menjamurnya produk-produk di acara televisi,
bahkan hingga ke ranah drama Korea Selatan,” katanya.
Product placement sendiri menjadi salah cara yang
dilakukan Mayora untuk mendapatkan awareness
konsumen. Tidak tanggung-tanggung, mereka membawa
M O M E N T U M
QUOTES
Yosanova Savitry
Chief Operation MarkPlus Institute
M O M E N T U M
H
onesty Basyir, CEO PT Bio Farma (Persero)
menganggap pandemi bisa diibaratkan
sebagai chief transformation officer. Peraih
Marketeers of The Year 2020 dari MarkPlus,
Inc, ini menilai bahwa pandemi berhasil mengubah aspek
vital di kehidupan manusia. Semua orang beradaptasi
hingga memunculkan istilah new normal.
Pandemi berkaitan erat dengan kesehatan. Dampak
yang diberikan pandemi kepada industri healthcare
sangat besar. Honesty mengatakan, pandemi memberikan
peluang sekaligus tantangan yang harus dihadapi
perusahaannya. Terlebih statusnya sebagai Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) membuat Bio Farma harus siap
menjadi agen pemberi solusi di tengah pandemi ini.
Sejak pandemi melanda Indonesia, Bio Farma terus
bekerja untuk mengatasi penyebaran virus ini. Perusahaan
plat merah ini bergerak cepat mempersiapkan vaksin,
sehingga bisa segera menghentikan laju penularan virus
COVID-19 di Indonesia.
Hingga kini, Bio Farma berhasil mengamankan lebih dari
70% kebutuhan vaksin secara nasional. Artinya, Bio Farma
sudah pada jalur yang tepat untuk segera membawa
Indonesia keluar dari pandemi. “Mengingat Menteri BUMN
mengatakan untuk membentuk herd immunity, Indonesia
harus bisa memberikan vaksin kepada setidaknya 70% dari
jumlah populasi,” kata Honesty dalam acara Jakarta Chief
Marketing Officer Club yang digelar secara virtual pada
awal April lalu.
Kini, Biofarma tengah menjalankan vaksinasi gelombang
pertama yang berlangsung sejak Januari hingga Juni
2021. Gelombang ini menyasar pihak-pihak rentan tertular,
M O M E N T U M
Kolaborasi
Menyambut keberhasilan vaksinasi yang sedang berjalan,
Honesty mengungkapkan bahwa Bio Farma bersikap
positif dalam masa depan industri farmasi. Perusahaan
ini memiliki prinsip start small, aim big, finish fast dalam
menangani pandemi di Indonesia.
Pertama, connect the dots. Bio Farma tengah
mengupayakan transformasi digital yang sedang
dilakukannya dapat menghubungkan layanan farmasi
dari hulu ke hilir secara optimal. Kedua, generate
business value. Mempercepat inovasi untuk memberikan
solusi kesehatan baik dari sisi produk maupun layanan.
Bersamaan dengan langkah ini, industri farmasi harus
memaksimalkan research and development (R&D) yang
dimilikinya.
“DNA industri farmasi adalah R&D karena industri
kesehatan terus berubah dan berkembang. Jujur, industri
farmasi Indonesia masih tertinggal 10 tahun dari pemain
industri farmasi secara global,” ungkapnya.
Ketiga, create national healthcare ecosystem. Langkah
pertamanya adalah dengan menata ulang peran pemain
industri kesehatan seperti membagi holding menjadi
dua, yaitu holding BUMN Farmasi dan holding BUMN
M O M E N T U M
QUOTES
Honesty Basyir
CEO PT Bio Farma (Persero)
M O M E N T U M
Clara Ermaningtiastuti
S
eiring dengan perkembangan teknologi dan
perubahan perilaku pelanggan, marketing dan
branding memasuki era baru. Paling tidak, ini
yang mengemuka dalam ajang WOW Brand
Festive Day 2021 yang digelar oleh MarkPlus, Inc. pada akhir
Maret lalu. Ajang yang keenam kalinya ini mengusung
tema The Art of Branding in Recovery Period.
Saat ini, kita memasuki era Marketing 5.0 yang diwarnai
dengan berbagai teknologi yang dapat dimanfaatkan
oleh manusia untuk mengoptimalisasikan bisnis mereka,
termasuk dalam hal branding.
Marketing 5.0 berbicara mengenai kombinasi antara
kekuatan teknologi dan manusia atau dikenal dengan
istilah Next Tech (bionik). Teknologi yang maju selalu
mencoba untuk meniru manusia, sebagai contoh
kehadiran sensor tech yang terisnpirasi dari panca indera
manusia atau teknologi robotik yang terinspirasi dari
M O M E N T U M
Hermawan.
Menurutnya, para pemilik merek kemudian perlu
memiliki jiwa kewirausahaan atau entrepreneurship untuk
dapat mengembangkan merek mereka. Terdapat tiga hal
yang harus diperhatikan, yaitu, kejelian melihat peluang,
keberanian mengambil risiko, dan keluwesan berkolaborasi.
Di ajang WOW Brand Festive Day kali ini juga
diumumkan daftar 300 merek yang memiliki tingkat
advokasi baik dari pelanggannya. Penghargaan ini
berdasarkan oleh riset yang dilakukan oleh 3.500 responden
di Jakarta, Tangerang, Bandung, Surabaya, Medan, dan
Makassar. Digelar juga Indonesia Branding Campaign of
The Year 2021 yang diberikan pada merek-merek yang
kreatif dan inovatif selama setahun terakhir ini.
Saatnya memasuki era branding baru. Anda siap?
Awarding
Ceremony
The Inauguration of
Brand for Good
Club 2021 IN RECOVERY PERIOD
Presented by
THANK YOU!
OUR HIGHEST APPRECIATION & GRATITUDE TO
Partners:
Powered by:
Media Partners:
S
etiap hari, kita mungkin mendengar selalu ada
perusahaan baru yang hadir meramaikan dunia
bisnis. Perusahaan-perusahaan baru ini dikenal
dengan sebutan startup atau perusahaan
rintisan. Tapi, nasib startup bisa bermacam-macam. Ada
yang tertatih-tatih dulu baru bisa bertahan. Ada pula
yang baru muncul sebentar kemudian segera lenyap tak
terdengar.
Dilihat dari pertumbuhannya, ada yang bisa tumbuh
cepat karena suntikan uang para investor yang melihat
prospek menjanjikan dari startup tersebut. Namun, ada
pula yang mencoba bertumbuh secara organik dan perlu
waktu cukup lama.
Banyak pakar memberikan seminar tentang
membangun bisnis melalui startup. Seolah-olah, tidak
sulit memulai suatu bisnis dengan mendirikan suatu
perusahaan baru. Namun, mengapa kenyataannya banyak
startup yang gagal?
M O M E N T U M
Tahap-1: Pembentukan
Tahap ini merupakan tahapan yang sangat menentukan
karena peletakan fondasi startup ada pada tahapan ini.
Terlepas apakah sang pendiri dari awal berniat menjadi
seorang entrepreneur atau karena terpaksa itu merupakan
lain hal. Namun, jika memang sudah menceburkan
diri―atau mungkin tercebur―maka tidak ada pilihan
selain bergerak dan memastikan usahanya jalan. Berikut
beberapa hal yang seringkali luput diperhatikan pada tahap
awal pembentukan startup:
Tahap-2: Operasional
Setelah selesai dengan segala kerepotan dalam proses
pendirian suatu startup, tahap selanjutnya adalah mulai
beroperasinya perusahaan baru tersebut. Agar bisa rutin
dan tetap jalan bisnisnya, komitmen tinggi dari pendirinya
dan seluruh tim sangat menentukan. Kerap kita dengar ada
startup yang kadang beroperasi, kadang tidak beroperasi
alias suka-suka saja.
Terlepas dari penyebabnya yang mungkin memang
tidak terhindarkan― seperti yang sering kita amati di
masa pandemi setahun lebih belakangan ini―pemilik
startup tersebut harus bisa mempertahankan eksistensi
perusahaan dan usahanya secara konsisten. Berikut adalah
sejumlah hal yang sering terlewatkan ketika suatu startup
mulai beroperasi.
M O M E N T U M
Lemahnya profesionalisme
Pada awal pembentukan perusahaan, kita seringkali
mengandalkan kekuatan entrepreneurial dan itu sah-
sah saja. Namanya juga baru saja mbabat alas. Namun,
jika kita sudah mulai beroperasi secara rutin, kita perlu
mengimbagi kapabilitas entrepreneurial tersebut dengan
M O M E N T U M
profesionalisme.
Ini seringkali juga mengundang kerutan dari para pelaku
startup karena memandang bahwa profesionalisme itu
adalah urusan perusahaan yang sudah mapan. Ini adalah
pandangan keliru. Profesionalisme untuk startup dapat
dimulai dari hal-hal yang sederhana. Pertama, menerapkan
kedisiplinan dan fokus pada urusan pekerjaan. Kedua,
penegakan dan penerapan etika dalam bekerja. Misalnya,
tidak melakukan pelecehan gender, tidak korupsi, dan
sebagainya. Ketiga, terus membangun kompetensi diri.
Misalnya, belajar dari berbagai sumber termasuk secara
daring.
Profesionalisme juga menyangkut time management
dengan baik, sehingga apa yang dijanjikan kepada mitra
dan pembeli dapat dipenuhi sesuai tenggat waktu yang
disepakati. Profesional bukan berarti kita harus sekadar
kaku mengikuti SOP. Namun, pada sisi lain harus berani
melakukan penyesuaian berbagai parameter jika memang
diperlukan sesuai dengan dinamika pasar.
Tahap-3: Pertumbuhan
Tahap pertumbuhan merupakan tahap yang sangat
berbeda permasalahannya dengan dua tahapan
sebelumnya. Pada tahap ini, suatu startup sudah mulai
meninggalkan “masa balita” dan menjadi perusahaan
yang semakin terinstitusi. Ukuran usahanya mungkin
sudah setara dengan perusahaan menengah. Tantangan
yang dihadapi akan lebih kompleks dan seringkali bersifat
M O M E N T U M
Menyepelekan persaingan
Ada kalanya ketika sudah mulai berkembang dan
merasakan segalanya sudah right on track, perusahaan
merasa cepat berpuas diri atau complacent. Ini adalah
penyakit yang sangat berbahaya karena startup bisa terbius
oleh kesuksesannya sendiri. Padahal, di luar sana para
pesaing, baik yang exisiting maupun pendatang baru, terus
berpacu mencari posisi pasar terbaik.
Berkenaan dengan itu, manajemen startup harus berani
melihat sejauh mana kompetensinya. Kalau sekadar
memiliki kompetensi inti, maka memang masih bisa ikut
M O M E N T U M
Lemahnya pola pikir entrepreneurial Mandeknya kreativitas dan inovasi Mengabaikan perubahan lingkungan makro
Tidak jelasnya visi dan misi Kurang kuatnya kepemimpinan Menyepelekan persaingan
Tidak jelasnya strategi dan taktik Lemahnya profesionalisme Tidak merawat pelanggan
Lemahnya perencanaan dan evaluasi Manajemen yang amburadul Mengabaikan produk dan merek
Kurangnya sumber daya dan kapabilitas Tidak meninjau ulang visi dan misi
Tidak mentransformasikan model bisnis
Orientasi digitalisasi yang lemah
2 0 2 1 I N D U S T R Y U P D A T E
ADVERTISING
SPENDING
P
andemi COVID-19 mendatangkan tantangan
bagi banyak pelaku industri. Meski begitu,
kondisi ini ternyata memberikan peluang bagi
industri media, khususnya televisi (tv). Kondisi
ini sekaligus membuktikan bahwa eksistensi tv belum
habis meski beberapa tahun terakhir cukup terganggu
dengan hadirnya media digital. Padahal, tidak sedikit
orang yang beranggapan bahwa tv akan mati, tergerus
kemajuan teknologi digital berbasis internet.
I N D U S T R Y U P D A T E
Television Digital
Rp 102.9 Trillion Rp 28,5 Trillion
Highest reach (-90%) Increasing Penetration (>50%)
Longest Time Spend (-5hrday) Strong on Engagement (-2hr/day)
Radio Print
Rp 699 Billion Rp 11 Trillion
Region/Tactical content High on Ad Trustworthy
Increased time spend during PSBB Upper Male Segment
*15 National TV, 200 Website, 104 Radio Stations, 148 Print Titles, Gross Rate Card
Sumber: Otis Hahijary di Virtual WOW Brand Festive Day 2021, Kamis (25/3/2021)
QUOTES
Janoe Arijanto
Dentsu Indoesia, Ketua Persatuan Perusahaan Periklanan
Indonesia
I N D U S T R Y U P D A T E
NON
FMCG
19% All Category
Adex Gross Sector Adex Gross (Mio) -%
All Category FMCG FMCG 116.445.674 81,2
Sumber: Otis Hahijary di Virtual WOW Brand Festive Day 2021, Kamis (25/3/2021)
Kampanye Ramadan
Berbeda dibanding periode lainnya, bulan Ramadan
saban tahun menarik perhatian pasar pemasar. Belanja
iklan seringkali mencapai puncaknya ketika pada bulan
Ramadan.
“Belanja iklan di Ramadan sangat tinggi. Para pengiklan
harus saling berebut. Kondisi ini melahirkan tantangan
tersendiri. Setidaknya ada tiga hal yang harus diperhatikan
oleh pengiklan saat masa Ramadan,” ujar Janoe.
I N D U S T R Y U P D A T E
R
amadan menjadi momen yang dinantikan
masyarakat Indonesia yang mayoritas
penduduknya memeluk agama Islam. Setiap
tahunnya, momentum ini menjadi saat yang
tepat bagi merek untuk menggenjot aktivitas pemasaran
dengan berbagai strategi kampanye, iklan, dan program.
Tahun ini, merupakan bulan Ramadan kedua di masa
pandemi COVID-19. Tentunya, para pemasar harus
semakin peka terhadap perubahan perilaku konsumen
dan mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut.
Kilas balik ke tahun lalu, pandemi telah memberikan
dampak yang besar dalam menjalani berbagai aktivitas
keagamaan pada bulan Ramadan. Jika biasanya Ramadan
dirayakan secara kebersamaan lewat ritual-ritualnya,
seperti ibadah sholat tarawih, buka puasa bersama, sahur
on the road, dan kegiatan ibadah lain, tahun lalu semua
ritual tersebut tidak bisa berjalan normal. Ibadah puasa
cenderung dilakukan sendiri atau dengan keluarga di
rumah. Tak urung, kondisi tersebut menyebabkan euforia
I N D U S T R Y U P D A T E
31% 30%
18%
Taraweeh at Afternoon walk Social events/ Mudik/pilgrimage Breaking Fast with Lebaran Shopping Listening to a Sahur Bersama Sending gifts
Mosques before Ifthar gatherings travel Friends preach
pandemi.
Kondisi ini sesuai dengan data Ramadan tahun 2020
yang menunjukkan perubahan perilaku pengeluaran
pada masyarakat Indonesia. Saat itu, terjadi peningkatan
pengeluaran untuk donasi hingga 40%, konsumsi
makanan dan minuman 14%, dan self and family reward
2%, namun terjadi penurunan besar pada berbagi dengan
keluarga atau kerabat hingga -25%, mudik -35%, makan di
restoran atau di luar rumah -46%, dan pariwisata -55%.
Media sosial
adalah aplikasi 77%
online paling
populer pada
bulan Ramadan 52%
yang akan 37%
datang
Adopsi aplikasi online sedang
meningkat dan akan terus
88% Mengatakan, bahwa 16%
23%
34%
mereka akan
bertumbuh. menggunakan
aplikasi media sosial
lebih dari biasanya
pada Ramadan 2021
Aplikasi Aplikasi Aplikasi Aplikasi Aplikasi Aplikasi Aplikasi
media sosial belanja online pengantaran sarana gim mobile video panggilan
makanan transportasi streaming video
40%
2%
Vegetables 63%
Fruits 60%
QUOTES
Rajiv Lamba
Founder & CEO NeuroSensum
I N D U S T R Y U P D A T E
Healthcare
Saatnya Berkolaborasi
S
aat pandemi COVID-19 merebak, banyak
industri terganggu. Kendati demikian, industri
kesehatan menjadi salah satu industri yang
terus bergerak. Bahkan, terpacu berinovasi
memenuhi kebutuhan konsumen.
Perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan
mengalami pertumbuhan signifikan. Riset Isentia
menemukan bahwa industri kesehatan di pasar Asia
Tenggara terus terdorong mengembangkan bisnis
mereka.
Berdasarkan laporan Isentia bertajuk The
Pharmaceutical, Healthcare, and Wellness Landscape
in Southeast Asia, salah satu upaya menonjol yang
dilakukan para pemain di industri kesehatan adalah
kolaborasi. Hal ini tentunya tidak dilakukan semata-mata
mempertahankan bisnis saja, tetapi juga memberikan
layanan yang lebih baik bagi pasien.
Kolaborasi itu tidak hanya dilakukan dalam satu
negara, melainkan dalam cakupan global. Salah
satunya, kolaborasi dalam menemukan vaksin yang
diklaim menjadi game changer pandemi ini. Kolaborasi
tersebut meliputi penelitian, distribusi, hingga perizinan
memproduksi vaksin secara massal.
Vaksinasi masih menjadi sorotan utama masyarakat
dunia. Pasalnya, kehadiran vaksin diyakini mampu
menekan angka penyebaran COVID-19. Diharapkan
membuat kehidupan berangsur normal dan masyarakat
bisa beraktivitas dengan lebih tenang. Meski disiplin
mematuhi protokol kesehatan tetap dipertahankan.
Selain kerja sama untuk vaksin, sejumlah pemain
aktif bergandengan tangan dalam pengadaan obat.
I N D U S T R Y U P D A T E
53
Consumer willing to What provider
receive service virtually executives think
27
of condition
16%
Emergency
< 14% are offering
virtually in 2021
attention
16%
said they are g
< 29% are offering
virtually in 2021 from their phy
Mental/behavioral it is safe to retu
health
e 53%
of consumers reported they are still
worried about going to their doctor
e during the pandemic
27%
said they are getting information
from their physician about when
it is safe to return for care
QUOTES
Christine Fajardo
Country Corporate Affairs Head Novartis Philippines
73%
of provider
executive said
their organizations
are automating
physicians’
administrative tasks
2 0 2 1 L I F E S T Y L E
TWELVE
CHINESE
DINING
MOVIE &
PRODUCT
MUSIC
DUA CITA RASA
DALAM SATU
PIRING
L I F E S T Y L E
Food
K
onsep tempat yang tak biasa menjadi salah
satu daya tarik dari suatu restoran. Hal itu
tampaknya dipahami betul oleh Okuzono
Hospitality Group saat menghadirkan Twelve
Chinese Dining. Restoran dengan tema unik yang berlokasi
di Menteng, Jakarta Pusat ini menawarkan pengalaman
dining dengan suasana kota tua Cina.
Tamu yang datang dibuat takjub dengan setting tempat
dan interior di dalam restoran. Tidak hanya menonjolkan
sisi tradisional saja tetapi lebih dari itu. Twelve Chinese
Dining mengemas tema 12 zodiak Cina (shio) dengan apik
dan cantik di dalam restoran.
Hal tersebut tampak jelas dengan 12 patung besar dari
dewa hewan yang ada di kedua sisi mezzanine. Selain itu,
ada pula lukisan yang menggambarkan hewan-hewan dari
shio tersebut di langit-langit. Tidak berhenti di situ, resto ini
juga memperkuat konsep mereka dengan menghadirkan
hidangan yang dapat dipasangkan dengan cocktail
dan mocktail yang dinamai seperti 12 shio. Beberapa di
antaranya White Rabbit, Red Rooster, dan Tiger Eye untuk
L I F E S T Y L E
Food
HOURS
Monday – Friday: 11:00-21:00
Saturday – Sunday: 10:00-21:00
AVG COST
Rp500.000 for two people (approx.) Without alcohol
L I F E S T Y L E
Product
Dengan semangat Disrupt,
Breakaway, Change the game;
PUMA Running merombak
produknya. Berbekal beragam penelitian
dan pengujian, PUMA berhasil menciptakan
inovasi baru. Inovasi tersebut dirangkum ke
dalam empat gaya kunci yang diberi tajuk
Deviate, Velocity, Liberate, dan Eternity.
L I F E S T Y L E
Product
Black Widow
Sisi Lain
Natasha
Romanoff
Penggemar
seri Marvel
patut bersyukur.
Setelah hampir
setahun
vakum tidak
mengeluarkan
film baru, pada
tahun ini Marvel
kembali mengisi
layar televisi dan
layar lebar dengan jejeran lanjutan serialnya.
Salah satunya adalah Black Widow. Setelah jalan tragis
yang harus dipilih Natasha Romanoff (Scarlett Johansson)
untuk mendapatkan Soul Stone dan mengalahkan Thanos
pada Avengers: Endgame (2019), Ia dihidupkan kembali.
Marvel mengambil plot mundur untuk menceritakan
kisah Natasha Romanoff sebelum bergabung dengan
SHIELD pada film Black Widow. Film ini sekaligus menjadi
film Marvel pertama pada tahun 2021.
Marvel menggandeng sutradara Care Shortland dan
aktor papan atas, seperti Florence Pugh sebagai Yelena
Belova dan David Harbour sebagai Red Guardian. Black
Widow tayang pada Mei ini di bioskop dan Disney+
Hotstar.
L I F E S T Y L E
Movie & Music
Cruella
Emma
Stone Jajal
Peran Baru
Sukses dengan
deretan life
action dari
sejumlah karya
lamanya, tahun
ini Disney
kembali mengisi
musim semi
dengan live
action remake-
nya. Kali ini,
diambil dari kisah dalmatians, namun dari sisi antagonis.
Cruella menceritakan latar belakang tokoh bernama
sama yang memiliki dendam tersendiri terhadap anjing
Dalmatians. Diperankan oleh Emma Stone, Cruella
menjadi ajang aktris pemenang penghargaan Academy
Awards ini menjajal peran antagonis, setelah portofolionya
yang penuh dengan peran protagonis. Tak ayal, film ini
banyak ditunggu.
Disney menggandeng Dana Fox dan Tony McNamara
sebagai penulis naskah serta Craig Gillespie sebagai
sutradara. film ini akan tayang di jaringan bioskop global
pada akhir Mei 2021. Disney juga akan menayangkan film
ini di platform streaming Disney+ Hotstar.
L I F E S T Y L E
Movie & Music
Demi Lovato
Dancing With The Devil...The Art of
Starting Over
Oleh Clara Ermaningtiastuti
Gamaliel
Q1
Oleh Clara Ermaningtiastuti
Justin Bieber
Justice
Oleh Clara Ermaningtiastuti
Gallant
Neptune
Oleh Clara Ermaningtiastuti
STRATEGIC
MARKETING
BATCH 4
KEUNGGULAN PROGRAM
FACULTY MEMBERS FACULTY MEMBERS
FACILITATORS TEAM FACILITATORS TEAM
TOP ACADEMICIANS OF TOP ACADEMICIANS
EXPERIENCED OF OF
CONSULTANTS EXPERIENCED CONSULTANTS OF
SBM-ITB SBM-ITB INC.
MARKPLUS, MARKPLUS, INC.
Merupakan satu-satunya program eksekutif di Dibawakan dalam Bahasa Indonesia oleh tim
Indonesia dalam ranah strategic marketing yang fasilitator yang merupakan paduan antara
aplikatif praktisi dan akademisi berpengalaman
Setiap sesi terdiri dari pemaparan konsep,
Membantu peserta
FACULTYPROF.
MEMBERS untuk memahamiFACILITATORSesensi TEAM FACULTY dan
MEMBERS
pemasaran stratejik pembicaraDR.(H.C.)
tamu,HERMAWAN
sesi diskusi studi kasus, sesi
OF dalam waktu relatif singkat
KUNTORO MANGKUSUBROTO PROF. KUNTORO
DR.(H.C.) MANGKUSUBROTO
HERMAWAN KARTAJAYA KARTAJAYA
TOP ACADEMICIANS EXPERIENCED CONSULTANTS OF TOP ACADEMICIANS OF
Founder andand
Chairman of Founder and Chairman
SBM ITB pembahasan case study Inc.
Founder and Chairman of Founder Chairman SBM-ITB
SBM-ITB MARKPLUS, INC.
School Advisory Council
School Advisory Council SBM ITB of MarkPlus, Inc. of MarkPlus,
Biaya sangat terjangkau dan tidak mengganggu Setiap peserta akan memperoleh sertifikat dari
jam kerja peserta SBM-ITB/MarkPlus Institute (syarat & ketentuan
berlaku)
FACILITATORS TEAM
PROF. KUNTORO MANGKUSUBROTO DR. AGUNG WICAKSONO DR. JACKY MUSSRY PROF. KUNTORO MANGKUSUBROTO
DR. AGUNG WICAKSONO DR.(H.C.) HERMAWAN DR. JACKY
KARTAJAYA MUSSRY
EXPERIENCED CONSULTANTS OF Academic Committee Founder and Chairman of
COO, MarkPlus, Inc.
BEBERAPA FACULTY MEMBER
MARKPLUS, INC.
Founder and Chairman of
Academic Committee Founder and Chairman
COO, MarkPlus, Inc.
School Advisory Council
SBMSBM ITB
ITB Jakarta Campus of MarkPlus,SBM
Inc. ITB MarkPlus
Dean, Jakarta Campus
Institute Dean, MarkPlus Institute School Advisory Council SBM ITB
Selain yang disebutkan di atas, program ini juga melibatkan banyak faculty members lainnya yang pakar dalam bidangnya masing-masing.
IWAN SETIAWAN,PRIYANTONO
MBA RUDITO, PH.D WIBOWO, MBA
SATYA ADITYA SATYA ADITYA WIBOWO, MBA PRIYANTONO RUDITO, PH.D
BIAYA PARTISIPASI
C-Level Marketer Marketing
and ONLINE REGISTRATION:
Practitioner Marketing Practitioner INFORMATION: C-Level Marketer and
RP15.000.000
MarkPlus, Inc. Academia Academia
Learn More
OMNI
CX STRATEGY
Designing The Best Customer-Company Interaction in Contactless Society
Senin - Jumat
21 – 25 Juni 2021
Tuntutan terbesar perusahaan adalah
untuk tetap bisa melayani, menjaga dan
memahami customer. 09.00 – 17.00 WIB
Di sisi lain, customer adalah pihak yang
kompleks dan menerima banyak sekali
informasi dan berpotensi besar untuk
pindah dari layanan perusahaan.
Learn More
Registration
Complete Range Products
2011 - 2020
Tidak Menggunakan PVC
&
Reg. 12.PPLES.06.20
( ORDNER )
6
pilihan warna
6
4
pilihan warna
4 &
Learn More
Learn More