Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Seminar Intelektual Muda #1, Inovasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi Dan Seni Dalam Perencanaan dan

Perancangan Lingkungan Terbangun ,11 April 2019, hal:368-373, ISBN : 978-623-91368-0-2, FTSP, Universitas Trisakti.
RIZKY WIBOWO SANTOSO PUTRO

ANALISIS LIFE CYCLE COST PADA GREEN BUILDING


PERINGKAT PLATINUM DI INDONESIA

LIFE CYCLE COST ANALYSIS OF PLATINUM RATING


GREEN BUILDING IN INDONESIA

Rizky Wibowo Santoso Putro *1, Raflis2


3
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Trisakti, Jakarta
*e-mail: 1rizkywbsp@gmail.com

ABSTRAK
Saat ini, pemanasan global semakin terasa dengan meningkatnya pembangunan gedung yang tidak
ramah lingkungan. Green Building merupakan salahsatu solusi untuk mengurangi pemanasan global.
Tetapi untuk membangun sebuah green building tidaklah murah. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui Life Cycle Cost pada Green Building. Dengan menggunakan Present Worth Method
pada tingkat suku bunga (i) = 6 % dan periode analisis (n) = 17 tahun maka diperoleh Life Cycle Cost
dari Alamanda Tower sebesar Rp 1.554.041.286.554. Dengan memasukkan Nilai Sisa sebesar Rp
282.281.574.483, total Life Cycle Cost menjadi sebesar Rp 1.271.759.712.070.
Kata kunci : Green Building, Life Cycle Cost, Present Worth Method

ABSTRACT

At present, global warming is increasingly felt with the increasing construction of buildings that are
not environmentally friendly. Green Building is one of the solution to reduce global warming. But to
build a green building isn’t cheap. Therefore, this study aims to determine the Life Cycle Cost on the
Green Building. By using the Present Worth Method at the interest rate (i) = 6% and the analysis
period (n) = 17 years, the Life Cycle Cost obtained from Alamanda Tower is Rp 1.554.041.286.554.
By entering the Residual Cost of Rp 282.281.574.483, the total Life Cycle Cost is Rp
1.271.759.712.070.
Keywords: Green Building, Life Cycle Cost, Present Worth Method

A. PENDAHULUAN yang memperhatikan pada lingkungan sekitar


Bangunan gedung merupakan penyumbang bangunan itu dibangun (Ahn, 2010; Nilashi et
emisi gas rumah kaca terbesar di bumi, 30-40% al., 2015).
seluruh emisi CO2 yang ada didunia berasal dari Inilah mengapa konsep green building
sektor bangunan (Green Building Council dianggap sebagai salah satu solusi untuk
Indonesia, 2009), jika dibiarkan terus menerus mengurangi kerusakan lingkungan, mengatasi
maka dapat menimbulkan masalah yang lebih krisis energi serta meminimalkan emisi karbon
serius dikemudian hari. Oleh karena itu, yang menjadi penyebab utama global warming.
diperlukan upaya untuk mengatasi pemanasan Maka dapat disimpulkan konsep ini merupakan
global, dengan cara membangun bangunan solusi dari pesatnya industrialisasi pada
berkelanjutan yang ramah lingkungan salah berbagai bidang, termasuk pada sektor
satunya yaitu bangunan hijau (The United konstruksi.
Environmental Protection Agency, 2010) Untuk mengadopsi konsep bangunan hijau
Green building juga dapat disebut sebagai banyak pertimbangan yang harus diperhatikan
bangunan berkelanjutan karena konsepnya yang salah satunya biaya untuk membuat sebuah
memperhatikan lingkungan sekitar agar dapat bangunan berkonsep green building. Inilah
menjadi bangunan yang digunakan untuk yang menyebabkan mengapa masih banyak
dimasa yang akan datang tidak hanya saat ini, investor yang tidak mengadopsi konsep
namun untuk membangun sebuah green bangunan hijau karena biayanya lebih mahal di
building harus memenuhi kriteria tersendiri banding bangunan konvensional (Richardson
368
Prosiding Seminar Intelektual Muda #1, Inovasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi Dan Seni Dalam Perencanaan dan
Perancangan Lingkungan Terbangun ,11 April 2019, hal:368-373, ISBN : 978-623-91368-0-2, FTSP, Universitas Trisakti.
RIZKY WIBOWO SANTOSO PUTRO

dan Lynes, 2007). Sehingga tujuan penelitian B. METODE DAN KONSEP


ini adalah untuk menghitung Life Cycle Cost PENELITIAN
pada Gedung Alamanda Tower yang dimana Metode yang digunakan untuk mencapai
bangunan tersebut berkonsep green building tujuan tersebut, ialah Metode Nilai Sekarang
dan berkategori platinum. (Present Worth Method), yaitu dengan
Adapun beberapa penelitian terdahulu yang mengkonversikan semua aliran kas menjadi
juga berkaitan dengan Green Building dan Life nilai sekarang (P) dan dijumlahkan sehingga P
Cycle Cost, diantaranya [10], [23], [5]. Tetapi yg diperoleh ialah nilai netto.
terdapat perbedaan dengan penelitian penulis B.1 Variabel Penelitian
saat ini, yaitu green building yang digunakan Dalam penelitian ini variabel yang akan
sebagai objek penelitian berada di Indonesia digunakan untuk mendapatkan Life Cycle Cost
sedangkan penelitian terdahulu berada diluar pada Alamanda Tower antara lain: Biaya Awal
Indonesia. Hal itulah yang melatarbelakangi (Initial Cost), Biaya Energi (Energy Cost),
penelitian ini. Biaya Penggantian (Replacement Cost), Biaya
Operasional dan Pemeliharaan (Operation &
A.1 Green Building Maintenance Cost), Nilai Sisa (Residual Cost),
Menurut Zaid dan Kiani (2016) dalam dan Umur Siklus dari gedung tersebut.
penelitian “Are green offices better than B.2 Analisis Sensitivitas
conventional?” istilah "hijau" pada bangunan Analisis sensitivitas dilakukan untuk
berkonsep green building mengacu pada memeriksa pilihan discount rate dan
bagaimana ramah lingkungan bangunan, dalam pengaruhnya terhadap hasil Analisis Life Cycle
hal desain, teknik, dan teknologi yang Cost.
digunakan dalam bangunan.
A.2 Life Cycle Cost C. HASIL PENELITIAN DAN
Menurut Ugarelli (2010) dalam jurnal "The PEMBAHASAN
Role of Cost Breakdown Structure in Life Cycle C.1 Cost Breakdown Structure
Cost Model" pada tahun 2015, life cycle cost Pengkategorian Life Cycle Cost pada Tugas
merupakan teknik yang memungkinkan Akhir ini dapat dilihat pada Gambar D.1,
penilaian biaya secara komparatif untuk dibuat dimana biaya-biaya yang akan dihitung dibagi
selama periode waktu tertentu, dengan menjadi empat kategori biaya, yaitu Biaya
mempertimbangkan dalam hal investasi modal Awal, Biaya Energi, Biaya Operasional dan
awal dan biaya operasional masa depan. Perawatan, serta Biaya Penggantian.
Kelly dan Male (1993) ; Ashworth dan Hogg
(2007) mengatakan bahwa Life Cycle Cost
(LCC) mengevaluasi berbagai elemen biaya,
khususnya bahan dan komponen yang
digunakan, seperti energi, konsumsi air, dan
kinerja keseluruhan aset.
LCC tersusun dari biaya awal, biaya
perawatan dan operasional, biaya perubahan
dan penggantian serta nilai sisa.
LCC= C + M + O + R – S
A.3 Cost Breakdown Structure
Dalam jurnal berjudul "The Role of Cost
Breakdown Structure in Life Cycle Cost Model"
pada tahun 2015, Cost breakdown structure
menggambarkan semua biaya yang muncul
dalam setiap fase dari Life Cycle Cost dan
tujuannya adalah untuk mengidentifikasi,
menentukan, dan mengatur semua elemen biaya
yang akan diperhitungkan dalam biaya siklus
hidup (Langdon, 2010). Cost breakdown
structure membantu dalam memperkirakan
biaya siklus hidup Gambar C.1 Cost Breakdown Structure(Mengadopsi
Trixy Firsani et al, 2012; Suzaini M Zaid et al, 2016)
369
Prosiding Seminar Intelektual Muda #1, Inovasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi Dan Seni Dalam Perencanaan dan
Perancangan Lingkungan Terbangun ,11 April 2019, hal:368-373, ISBN : 978-623-91368-0-2, FTSP, Universitas Trisakti.
RIZKY WIBOWO SANTOSO PUTRO

Tabel 3 Estimasi Biaya Awal


C.2 Biaya Awal (Initial Cost)
Biaya Awal (Initial Cost) terdiri dari biaya
konstruksi, biaya perencanaan, biaya
administrasi, jasa profesi, biaya perabot, dan
biaya lain-lain.
Biaya konstruksi pada penelitian ini dapat
dilihat pada Tabel 1. Adapun penjelasan
perhitungan estimasi sebagai berikut : C.3 Biaya Energi (Energy Cost)
1. Estimasi harga lahan didasarkan pada Biaya Energi terdiri dari biaya penggunaan
harga lahan di Jalan TB Simatupang, Jakarta listrik dan biaya penggunaan air dapat dilihat
Selatan yang dimana rata - rata bangunan pada Tabel 4 dan Tabel 5.
disana merupakan gedung perkantoran, yaitu
Rp. 30.000.000 /m2 . Dikalikan dengan Tabel 4 Estimasi Biaya Penggunaan Listrik
luasan lahan pada Alamanda Tower, yaitu
10.979 m2.
2. Biaya Bangunan untuk Alamanda Tower
dengan total luas bangunan 52.275m2 adalah
sebesar Rp. 455.292.862.070
3. Biaya peralatan tetap yang berupa sistem
tata udara, transportasi vertikal, sistem
pencegahan dan penanggulangan bahaya
kebakaran diestimasikan sebesar 5% dari
biaya bangunan, mengingat fungsi dari
Alamanda Tower merupakan Office
Building.
4.Total biaya diperoleh dengan mengalikan
volume dengan biaya per unitnya lalu
dijumlahkan.
Tabel 1 Estimasi Biaya Konstruksi Tabel 5 Estimasi Biaya Penggunaan Air

Perhitungan biaya jasa profesi, biaya


perabot, biaya administrasi, dan biaya lain –
lain dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Estimasi Biaya Jasa Profesi, Biaya
Perabot, Biaya Administrasi

C.4 Biaya Penggantian (Replacement Cost)


Keseluruhan biaya pada Initial Cost dapat Biaya penggantian pada objek penelitian ini
dilihat pada Tabel 3. memiliki umur penggunaan selama 17 tahun.
Dengan demikian komponen-komponen yang
memiliki usia rencana dibawah 17 tahun harus
mengalami penggantian.
Total estimasi dari biaya penggantian dapat
dilihat pada Tabel 6.

370
Prosiding Seminar Intelektual Muda #1, Inovasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi Dan Seni Dalam Perencanaan dan
Perancangan Lingkungan Terbangun ,11 April 2019, hal:368-373, ISBN : 978-623-91368-0-2, FTSP, Universitas Trisakti.
RIZKY WIBOWO SANTOSO PUTRO

sekarang atau Present Worth. Perhitungan


Tabel 6 Estimasi Biaya Penggantian besarnya Present Worth Method menggunakan
biaya-biaya yang sudah dihitung sebelumnya
dengan:
1. Tingkat suku bunga (i) : 6%
2. Periode Analisis (n) : 17 tahun
3. Present Time : 2018

Untuk menghitung analisis life cycle cost


harus mengubah semua biaya menjadi nilai
sekarang, dikarenakan biaya yang terdapat di
kategori Initial Cost terjadi di awal
pembangunan maka tidak terpengaruh oleh time
value of money, sedangkan pada biaya lain
seperti Energy Cost dan Replacement Cost yang
C.5 Biaya Operasional dan Pemeliharaan terpengaruh oleh time value of money harus
(Operational and Maintenance Cost) dijadikan ke nilai sekarang karena memiliki
Dalam buku Juwana, S (2005), Besar biaya usia rencana untuk dilakukan penggantian.
operasional secara sederhana dapat Karena sebelumnya sudah menghitung biaya
diperhitungkan sekitar 25% dari jumlah yang dimana merupakan nilai annual / tahunan
penerimaan: maka dapat menghitung nilai sekarang dari
O = 0,25R Energy Cost, serta sudah diketahui tingkat suku
bunga berdasarkan bank indonesia di akhir
dimana R adalah Penerimaan didasarkan tahun 2018. Untuk menghitung Energy Cost
pada pendapatan dari luas lantai produktif menggunakan rumus nilai sekarang seri
(Lnetto) dengan mempertimbangkan faktor pembayaran (equal - payment - series present -
bangunan kekosongan gedung: amount formula).
Untuk biaya penggantian atau replacement
R = 12 x Lnetto x n x r x (1 - v) cost menggunakan rumus nilai sekarang
pembayaran tunggal (single - payment present -
dimana: n = jumlah lantai yang disewakan amount formula). Karena biaya yang
r = nilai sewa minimum per m2 per dikeluarkan pada replacement cost merupakan
bulan biaya masa datang (F) yang dikeluarkan pada
tahun ke-n.
v = faktor kekosongan gedung
Kemudian semua biaya dijadikan Present
(minimum : v = 20%) Worth lalu dijumlahkan untuk mendapatkan
Dari jumlah ini, alokasi untuk biaya Life Cycle Cost dari Alamanda Tower.
pengelolaan bangunan (BO) sebesar 6% dari O,
sedang sisanya sebesar 94% dari O digunakan C.7 LCC Modelling
untuk biaya pemeliharaan/perawatan bangunan LCC Modelling dibuat untuk
(BM). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada memperlihatkan presentase dari tiap kategori
Tabel 7. biaya didalam Life Cycle Cost. LCC Modelling
Tabel 7 Estimasi Biaya Operasional dan
dibagi menjadi dua, tanpa nilai sisa dan dengan
Pemelihara
nilai sisa. Lebih jelasnya dapat dilihat pada pie
chart dalam Gambar C.2 dan C.3.

Tabel 8 LCC Modelling tanpa nilai sisa

C.6 Analisis Life Cycle Cost


Pada tahap ini semua nilai yang memiliki
usia rencana harus dikonversikan menjadi nilai
371
Prosiding Seminar Intelektual Muda #1, Inovasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi Dan Seni Dalam Perencanaan dan
Perancangan Lingkungan Terbangun ,11 April 2019, hal:368-373, ISBN : 978-623-91368-0-2, FTSP, Universitas Trisakti.
RIZKY WIBOWO SANTOSO PUTRO

Gambar C.2 LCC Modelling tanpa nilai sisa


Gambar C.4 Grafik sensitivitas LCC terhadap
Tabel 9 LCC Modelling dengan nilai sisa perubahan i

D. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang
telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka
dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut :
1. Kategori biaya yang terdapat pada Alamanda
Tower terdiri dari biaya awal,biaya energi,
biaya operasional dan pemeliharaan, dan biaya
penggantian.
2. Dengan menggunakan Present Worth
Method pada tingkat suku bunga (i)=6% dan
periode analisis (n)=17 tahun maka diperoleh
Life Cycle Cost dari Alamanda Tower sebesar
Rp 1.554.041.286.554.
3. Jika memperhitungkan nilai sisa sebesar Rp
282.281.574.483 maka diperoleh LCC sebesar
Rp 1.271.759.712.070.

REFERENSI
Gambar C.3 LCC Modelling dengan nilai sisa
1.Aos, S., Phipps, P., Barnoski, R., & Lieb, R.
(2001). T HE COMPARATIVE COSTS AND
C.8 Analisis Sensitivitas BENEFITS © Washington State Institute for
Analisis sensitivitas ini merupakan Public Policy. Analysis, (May), 1–180.
perubahan Life Cycle Cost terhadap tingkat
suku bunga (i) dengan rentang ± 30 %. 2.Barringer, P. (2003). A Life Cycle Cost Summary.
Analisis sensitivitas dilakukan untuk Perth : Maintenance Engineering Society of
memeriksa pilihan discount rate dan Australia.
pengaruhnya terhadap hasil Analisis Life Cycle
Cost. Hasil perhitungan sensitivitas dimasukkan 3.Dunk, A. S. (n.d.). ASSESSING THE
CONTRIBUTION OF PRODUCT LIFE
dalam Tabel 10 dan diberikan juga grafik hasil CYCLE COST ANALYSIS , CUSTOMER
Analisis sensitivitas pada Gambar C.4. INVOLVEMENT , AND COST
Tabel 10 Sensitivitas LCC terhadap perubahan i MANAGEMENT TO THE COMPETITIVE
ADVANTAGE OF FIRMS. Advances in
Management Accounting (Vol. 20). Emerald
Group Publishing Ltd.
https://doi.org/10.1108/S1474-
7871(2012)0000020008

4.Firsani, T., & Utomo, C. (2012). Analisa Life


Cycle Cost pada Green Building Diamond
Building Malaysia. Teknik ITS, 1(September
(2012)), D34–D38.
5.Gallinger, G.W., & Poe, J.B. (1995). Essentials of
Finance An Integrated Approach. New Jersey
372
Prosiding Seminar Intelektual Muda #1, Inovasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi Dan Seni Dalam Perencanaan dan
Perancangan Lingkungan Terbangun ,11 April 2019, hal:368-373, ISBN : 978-623-91368-0-2, FTSP, Universitas Trisakti.
RIZKY WIBOWO SANTOSO PUTRO

: Prentice-Hall Inc. 18.Sacks, A., Nisbet, A., Ross, J., Harinarain, N.,
Sacks, A., Nisbet, A., … Harinarain, N.
6.Greenship, P. P., Tools, G. R., Kriteria, R., & (2014). Life cycle cost analysis : a case study
Tolok, D. A. N. (2014). GREENSHIP of Lincoln on the Lake.
RATING TOOLS GREENSHIP untuk https://doi.org/10.1108/17260531211241202
BANGUNAN BARU, 2014(April 2013).
7.Harris, D. (2017). Life-cycle cost analysis 19.Senthil Kumaran, D., Ong, S. K., Tan, R. B. H.,
(LCCA): a comparison of commercial & Nee, A. Y. C. (2001). Environmental life
flooring. cycle cost analysis of products. Environmental
Management and Health, 12(3), 260–276.
8.Helgeson, J. F., & Lippiatt, B. C. (2009). https://doi.org/10.1108/09566160110392335
Multidisciplinary life cycle metrics and tools 20.Shankar, A., Mohamed, K., Sami, A. E. T.,
for green buildings. Integrated Environmental Shankar, A., Mohamed, K., & Sami, A. E. T.
Assessment and Management, 5(3), 390–398. (2010). Suitability of life cycle cost analysis
https://doi.org/10.1897/IEAM_2008-069.1 (LCCA) as asset management tools for
institutional buildings.
9.Hossaini, N., Hewage, K., & Sadiq, R. (2015). 21.Sumardi, D. (2015). Analisis Life Cycle Cost
Spatial life cycle sustainability assessment: A Pada Bangunan Rumah Susun Sederhana
conceptual framework for net-zero buildings. Sewa Di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Clean Technologies and Environmental Analisis Pemilihan Supplier Mebel Dengan
Policy, 17(8), 2243–2253. Menggunakan Analytic Network Processs
https://doi.org/10.1007/s10098-015-0959-0 (ANP).
https://doi.org/10.1016/j.jcis.2010.12.048
10.Hui, O. C., & Mohammed, A. H. (2015). The role
of cost breakdown structure in life cycle cost 22.Yudiana, F. E. (2013). DIMENSI WAKTU
model. Jurnal Teknologi, 74(2), 117–121. DALAM ANALISIS TIME VALUE OF
https://doi.org/10.11113/jt.v74.4531 MONEY DAN ECONOMIC VALUE OF
11.Iskandar, A., Alifen, R. S., & Budiman, J. (n.d.). TIME.
STUDI KOMPARASI LIFE CYCLE COST
PADA GEDUNG APARTEMEN, 1–8. 23.Zaid, S. M., Kiani Rad, A., & Zainon, N. (2017).
Are green offices better than conventional?:
12.Juwana, J.S. (2005). Panduan Sistem Bangunan Measuring operational energy consumption
Tinggi. Jakarta : Erlangga and carbon impact of green office in Malaysia.
13.Kalengkongan, G. (2013). Tingkat Suku Bunga Facilities, 35(11–12), 622–637.
dan Inflasi Pengaruhnya terhadap Return on https://doi.org/10.1108/F-06-2016-0063
Asset (ROA) pada Industri Perbankan yang Go
Public di Bursa Efek Indonesia. Jurnal EMBA,
1(4), 737-747.

14.Kamagi, G. P. (2013). Analisis Life Cycle Cost


Pada Pembangunan Gedung (Studi Kasus :
Proyek Bangunan Rukan Bahu Mall Manado).
Sipil Statik, 1(8), 549–556.
https://doi.org/ISSN: 2337-6732

15.Kshirsagar, A.S., Mohamed, A.E.G., & Tariq,


S.A. (2010). Suitability of Life Cycle Cost
Analysis (LCCA) as asset management tools
for institutional buildings. Journal of Facilities
Management, 8(3), 162- 178

16.McLaney, E. (2006). Business Finance Theory


and Practice. London : Pearson Education
Limited.

17.Poerbo, H. (1998). Tekno Ekonomi Bangunan


Bertingkat Banyak : Dasar - Dasar Studi
Kelayakan Proyek Perkantoran, Perhotelan,
Rumah Sakit, Apartemen (Cetakan Ketiga).
Jakarta : Djambatan.

373

Anda mungkin juga menyukai