Anda di halaman 1dari 8

SURAT PERSETUJUAN / PENOLAKAN MEDIS KHUSUS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ……………………………………………….. (L/P)*

Umur / Tgl. Lahir : ………………………………………………..

Alamat : ………………………………………………..

Telphone : ………………………………………………..

Menyatakan dengan sesungguhnya dari *saya sendiri/*sebagai orang


tua/*suami/*istri/*anak/*wali dari :

Nama : ……………………………………………….. (L/P)*

Umur / Tgl. Lahir : ………………………………………………..

Dengan ini menyatakan SETUJU / MENOLAK untuk dilakukan Tindakan


Medis berupa……………………………………………………………………

Dari penjelasan yang diberikan, telah saya mengerti segala hal yang
berhubungan dengan penyakit tersebut, serta tindakan medis yang akan
dilakukan dan kemungkinana pasca tindakan yang dapat terjadi sesuai
penjelasan yang diberikan.

Bogor,………………….20……

Dokter / Pelaksana, Yang membuat pernyataan,

Ttd ttd

(……………………) (…………………………..)

*Coret yang tidak perlu


INFORMED CONSENT

Informasi dalam lingkup medis, ternyata sangat penting. Meski tidak semua
pasien menghendaki penjelasan yang sejelas-jelasnya, akurat dan lengkap tahap
demi tahap perawatan, tapi langkah penjelasan untuk era saat ini justru
diharuskan.

Bagi pasien yang menolak penjelasan bisa diminta untuk menandatangani surat
penolakan penjelasan perawatan, namun dokter atau dokter gigi tetap memberi
kesempatan bila suatu saat pasien berubah pendapat.

Kenapa hal ini begitu penting? Sebab tidak semua kejadian dalam pengobatan
berlangsung exactly just the way we want to. Dunia kedokteran tidak 2+2=4.
Tidak ada kepastian dan garansi dalam dunia kedokteran karena setiap kasus
bagaikan teori permutasi kombinasi. Latar belakang setiap orang berbeda, latar
belakang kesehatan berbeda, derajat pengobatan yang diberikan berbeda, reaksi
tubuh terhadap sesuatu berbeda.

Jadi manalah mungkin seorang dokter dan dokter gigi yang juga manusia dapat
memenuhi dengan sempurna seluruh kriteria kasus yang ada, sedangkan setiap
orang sudah pasti having their own limit.

Oleh karena itu selain untuk menjaga kemungkinan ‘terlantar’nya pasien oleh
dokter atau dokter gigi yang mempunyai pasien banyak, atau ‘terlantar’nya
dokter atau dokter gigi karena harus menghadapi tuntutan hanya karena tidak
mengkomunikasikan kemungkinan penyakit maka dibuatlah suatu surat
perjanjian hitam di atas putih. Ini yang disebut sebagai inform consent.

Seperti apakah surat inform consent itu?

Intinya inform consent merupakan surat yang menyatakan bahwa pasien


diberitahu perihal penyakit yang dideritanya, kerugian maupun keuntungan dari
alternatif perawatan dan pengobatan yang akan diberikan, penjelasan mengenai
biaya yang harus dibayar dan pilihan-pilihan lain yang memungkinkan untuk
mengatasi penyakitnya.

Jadi pada dasarnya semua pasien berhak mendapatkan penjelasan sejelas-


jelasnya dari dokter dan dokter gigi yang merawat, langsung dari dokternya atau
dari brosur yang dokter dan dokter gigi berikan. Pertanyaan bisa diajukan untuk
melengkapi hal-hal yang belum jelas, atau bisa diberi penjelasan tambahan oleh
asisten atau perawat dokter dan dokter gigi.

Perawatan apa saja yang butuh inform consent?

Semua perawatan yang membutuhkan tindakan, bisa dimintakan inform


consent. Contohnya dalam kedokteran gigi Perawatan Saluran Akar atau
Pencabutan Gigi. Dalam perawatan gigi anak, yang menandatangani surat
persetujuan adalah orang tua atau wali.

Informed Consent

Informed consent adalah :

Bukti tertulis tentang persetujuan terhadap prosedur klinik suatu metode


kontrasepsi yang akan dilakukan pada klien.

Harus ditandatangani oleh klien sendiri atau walinya apabila akibat kondisi
tertentu klien tidak dapat melakukan hal tersebut.

Persetujuan diminta apabila prosedur klinik mengandung risiko terhadap


keselamatan klien (baik yang terduga atau tak terduga sebelumnya).

Persetujuan tindakan medik (Informed Consent) berisi tentang kebutuhan


reproduksi klien, informed choice, dan prosedur klinik yang akan dilakukan;
ada penjelasan tentang risiko dalam melakukan prosedur klinik tersebut; standar
prosedur yang akan dilakukan dan upaya untuk menghindarkan risiko; klien
menyatakan mengerti tentang semua informasi tersebut diatas dan secara sadar
memberikan persetujuannya.

Informed consent juga dilakukan pada pasangannya dengan alasan sebagai


berikut :

Aspek hukum, hanya saksi yang mengetahui bahwa pasangannya secara sadar
telah memberikan persetujuan terhadap tindakan medik.

Suami tidak dapat menggantikan posisi istrinya untuk memberikan persetujuan


(atau sebaliknya) kecuali pada kondisi khusus / tertentu.

Secara kultural (Indonesia) suami selalu menjadi penentu dalam memberikan


persetujuan tetapi secara hukum, hal tersebut hanya merupakan persetujuan
terhadap konsekuensi biaya dan pemahaman risiko (yang telah dijelaskan
sebelumnya) yang mungkin timbul dari prosedur klinik yang akan dilakukan.

a. Informed choise sebagai pencegahan konflik etik

Dalam pencegahan konflik etik dikenal ada empat butir yang urutannya adalah
sebagai bertikut :

1 Informed consent

Disini informed consen merupakan suatu dialok antara bidan dengan pasien
yang didasari keterbukaan dan pikiran dengan suatu penandatanganan formulir.

2 Negoisasi

Berlangsungnya tawar menawar dengan jalan berunding untuk menbangun atau


menerima guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak atau lebih.
Dalam pihak ini kesepakatan yang ingin dicapai adalah antara bidan dengan
klien atau walinya.

3 Persuasi

Ajakan yang diberikan bidan kepada seorang klien dengan cara memberikan
alasan yang meyakinkan klien tersebut.

4 Komite etik

Sekelompok orang yang diberikan tugas tertentu. Segala keputusan yang


diawali tidak bisa hanya oleh satu individuan saja tetapi harus berdasarkan
organisasi yang dia miliki. Misalnya bidan mempunyai suatu organisasi yaitu
IBI. Informed choise merupakan butir yang paling penting kalau informed
consent gagal maka butir selanjutnya baru dipergunakan secara berurutan sesuai
dengan kebutuhan.

b. Dimensi Informed consent

Dalam proses informed consent terdapat dua dimensi yang tercakup


didalamnya, yaitu:

1 Dimensi yang menyangkut hukum

Dalam hal ini inforcement consent merupakan perlindungan bagi ps terhadap


bidan yang berprilaki memaksakan kehendak. Proses informed choise sudah
memuat:
a. Keterbukaan informasi dari bidan terhadap pasien

b. Informasi tersebut harus dimengerti pasien

c. Memberikan kesempatan kepada pasien untum memberikan kesempatan yang


terbaik

2 Dimensi yang menyangkut etik.

Dari proses informed consent terkandung nilai – nilai etik sebagai berikut:

a. Menghargai kemandirian / ototnomi pasien

b. Tidak melakukan intervensi melainkan membantu pasien bila dibutuhkan


atau diminati sesuai dari informasi yang telah diberikan

c. Bidan menggali keingginan pasien baik yang dirasakan secara subjektif


maupun sebagai hasil pemikiran yang rasional.

INFORMED CHOICE

• Pengertian

Informed choice berarti membuat pilihan setelah mendapatkan penjelasan


tentang alternatif asuhan yang akan dialaminya. Pilihan (choice) dari
persetujuan (consen) perrsetujuan penting dari sudut pandang Bidan, karena itu
berhubungan dengan aspek hukum yang memberikan otoritas untuk semua
prosedure yang akan diberikan oleh Bidan. Sedangkan pilihan (choice) lebih
penting dari sudut pandang wanita ( sebagai konsumen penerima jasa asuhan
kebidanan ) yang memberikan pemahaman masalah yang sesungguhnya ini
adalah aspek etika dalam hubungan dengan otonomi pribadi berarti menentukan
sendiri

Hak dan keinginan wanita harus dihormati. Tujuanya adalah untuk mendorong
wanita memilih asuhanya. Peran bidan tidak hanya membuat keputusan dalam
manajemen asuhan kebidanan tetapi juga menjamin bahwa hak wanita untuk
memilih asuhanya dan keinginan terpenuhi. Ini sesuai dengan Kode Etik
Internasional Bidan yang dinyatakan oleh ICM 1993 “Bidan harus menghormati
hak wanita setelah mendapatkan penjelasan dan mendorong wanita untuk
menerima tanggungjawab untuk hasil dari pilihanya”.

Informed (mendapatkan penjelasan) disini maksudnya “informasi yang


lengkapsudah diberikan dan dimengerti oleh wanita itu menyangkut risiko,
manfaat, keuntungan, hasil yang mungkin dapat diharapkan dari setiap
pilihanya”.

Choice (pilihan) berarti ada alternatif lain, dan dari satu pilihan dan wanita itu
mengeri perbedaannya, sehingga dia dapat menentukan mana yang disukai atau
sesuai da kebutuhannya. Dari riwayat yang sudah lama belangsung, petugas
kesehatan termasuk bidan sungkan untuk membagikan informasi maupun

membuat keputusan bersama klien. Ini bertentangan dengan aspek hukum dan
untuk sikap profesionalisme yang wajib dan bersusah payah untuk menjelaskan
kepada klien semua kemungkinan pilihan tindakan dan hasil yang diharapkan
dari setiap pilihan.

Dinegara manapun ada hambatan dalam memberdayakan wanita mengenai


pelaksanaan informed choice ini, misalnya sangat kurang informasi yang
diperoleh ketika wanita mulai hamil dan ada prasangka bahwa wanita sendiri
enggan mengambil tanggung jawab untuk membuat keputusan yang sulit dalam
kehamilan maupun persalinan. Dari hasil penelitian yang prnah dilakukan
menunjukkan bahwa wanita ingin membuat pilihan atau informasi yang lengkap
agar wanita dapat membuat keputusan, tetapi untuk sebagian besar masih sulit
karena berbagai alasan, misalnya alasan sosial ekonomi, kurangnya pendidikan
dan masalah kesetan, kesulitan bahasa dan pemahaman sistem kesehatan yang
tersedia.

• Rekomendasi

1. Bidan harus terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam


berbagai aspek kehidupan dapat membuat klinis secara teoritis agar dapat
memberikan pelayanan yang aman dan memuaskan kliennya.

2. Bidan wajib memberikan informasi secara rinci dan jujur dalam bentuk dapat
oleh siwanita dengan menggunakan media altematif dan penterjemah kalau
perlu, begitu juga tatap muka langsung.

3. Bidan dan petugas ks lain perlu belajar untuk membantu wanita melatih diri
dalam menggunakan haknya dan menerima tanggung jawab untuk keputusan
yang mereka ambil sendiri. Ini tidak hanya dapat diterima secara etika tetapi
juga melegakan para persona; kesehatan. Memberikan jaminan bahwa wanita
itu sudah diberikan informasi yang lengkap tentang implikasi dari keputusan
mereka telah memenuhi tanggung jawab moral mereka

4. Dengam memfokuskan asuhan yang berpusat pada wanita dan berdasarkan


fakta, diharapkan bahwa konflik dapat ditekan serendah mungkin
kompetensinya dalan memberikan pelayanan yang aman. Apabila ada
pertentangan maka pertimbangan keamanan bagi ibu, janin dan sipenolong
haras rnenjadi prioritas, dan diadakan negoisasi secara terbuka.

5. Tidak perlu takut akan konflik tetapi menganggapnya sebagai suatu


kesempatan untuk saling memberi dan mungkin suatu penilaian ulang yang
objektif, bermitrapda wanita dan sistem asuhan dan suatu tekanan positif
terhadap perubahan

• Bentuk asuhan yang ada dalam asuhan kebidanan

Ada beberapa jenis pelayanan kebidanan yang dapat dipilih oleh oasien, antara
lain:

1 Gaya bentuk pemeriksaan antenatal dan pemeriksaan laboratorium /


screenting antenatal

2 Tempat melahirkan (rumah, polindes, RB, RSB, atau RS), dan kelas
perawatan di RS.

3 Masuk kamar bersalin pada tahap awal persalinan

4 Pendampingan waktu melahirkan

5 Klisma dan cukur daerah pubis

6 metode monitor denyut jantung janin.

7 Percepatan persalinan/augmentasi

8 Diet selama proses persalinan

9 Mobilisasi selama proses persalinan

10 Pemakaian obat penghilang sakit

11 Pemecahan ketuban secara rutin


12 Posisi ketika melahirkan

13 Episiotomi

14 Penolong persalinan

15 keterlibatan suami waktu bersalin/kelahiran, misalnya pemotongan tali pusat.

16 Cara memberikan minuman bayi

17 Metode pengontrolan kesuburan

Semua di tentukan bidan atas nama atau dengan alasan demi kepentingan
pasien. Dalam memberikan pelayanan kebidanan, Bidan harus mengukur

Anda mungkin juga menyukai