Disusun Oleh :
1. TATING SARININGSIH : 2111000931
2. IIS SUGIHARTI : 2111000934
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
yang berjudul “Pertumbuhan dan Perkembangan Psiko-fisik” untuk menyelesaikan salah satu
tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan Islam dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah
ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih
jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian pertumbuhan dan perkembangan psiko-fisik?
2. Apa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan Psiko-
Fisik?
3. Apa hukum dan tugas-tugas perkembangan?
4. Bagaimana karakteristik pertumbuhan dan perkembangan Psiko-Fisik dalam masing-
masing periode?
5. Jelaskan beberapa problem perkembangan dalam proses pembelajaran siswa?
6. Apa solusi bagi problem perkembangan dalam proses pembelajaran siswa?
C. Tujuan Masalah
Tujuan disusunnya makalah ini adalah :
1
1. Untuk menjelaskan apa pengertian dari pertumbuhan dan perkembangan Psiko-Fisik
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan Psiko-Fisik
3. Untuk mengetahui hukum dan tugas-tugas perkembangan
4. Untuk mengetahui karakteristik pertumbuhan dan perkembangan Psiko-Fisik dalam
masing-masing periode.
5. Untuk mengetahui beberapa problem perkembangan dalam proses pembelajaran siswa.
6. Untuk mengetahui solusi bagi problem perkembangan dalam proses pembelajaran siswa.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
pedagogis. Aliran nativisme hingga kini masih berpengaruh di kalangan beberapa ahli
namun tidak semutlak dulu.
2. Aliran Empirisme
Aliran ini adalah kebalikan dari aliran nativisme dengan tokoh utama John Locke. Doktrin
yang amat terkenal dari aliran ini adalah tabula rasa, sebuah istilah latin yang artinya batu
tulis kosong atau lembaran kosong. Doktrin tabula rasa menekankan arti penting
pengalaman, lingkungan, dan pendidikan dalam arti perkembangan manusia itu semata-
mata bergantung pada ligkungan dan pengalaman pendidikannya, sedangkan bakat dan
pembawaannya sejak lahir dianggap tidak ada pengaruhnya.
3. Aliran Konvergensi
Aliran konvergensi adalah campuran dari aliran nativisme dan empirisme. Aliran ini
menggabungkan arti penting antara hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai
faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Tokoh utama aliran ini
adalah Louis William Stern, seorang filosof dan psikolog dari Jerman. Dalam menentukan
faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia, Stern dan para ahli yang
mengikutinya tidak hanya berpegang pada lingkungan atau pengalaman juga tidak
berpegang pada pembawaan saja, tetapi berpegang pada kedua faktor yang sama
pentingnya itu.[2]
4
2. Hukum Perkembangan dan Pengembangan Diri
Peserta didik mempunyai dorongan dan hasrat untuk mempertahankan diri dari hal-hal yang
negatif, seperti rasa sakit, rasa tidak aman, kematian dan juga kepunahan. Untuk itulah mereka
perlu sandang, pangan, papan, dan juga pendidikan.
Pada anak balita, wujud pertahanan diri itu dapat berupa tangisan, teriakan, maupun lemparan
benda di sekitarnya. Usaha mempertahankan diri ini berlanjut pada usaha memngembangkan diri.
Naluri pengembangan diri pada anak, antara lain dimanifestasikan dalam bentuk bermain dan
mengetahui degala sesuatuyang ada disekitarnya. Selanjutnya pada anak-anak biasanya tampak
keingintahuannya terhadap sesuatu itu berkali-kali. Alhasil, manusia berkembang karena adanya
naluri sejak lahir yang menuntunnya untuk bertahan dan mengembangkan dirinya.
3. Hukum Masa peka
Peka artinya mudah menerima stimulus. Masa peka adalah masa yang tepat yang terdapat
pada diri anak untuk mengembangkan fungsi-fungsi tertentu. Masa peka ini sangat menentukan
cepat atau lambatnya seseorang menerima pelajaran. Artinya jika seorang siswa belum berada
pada masa pekanya untuk mempelajari suatu materi pelajaran, maka materi itu akan sulit diserap
dan diolah oleh memorinya.
Menurut para ahli kedatanganmasa peka ini hanya sekali dan tepat pada waktunya. Sehingga
keterlambatan memanfaatkan masa ini akan menyebabkan kesulitan belajar. Kesulitan ini dapat
diatasi dengan upaya learning (belajar ulang), atau remedial teching tetapi akibatnya proses
penguasaan pelajaran lainnya mungkin akan terganggu.
4. Hukum Keperluan Belajar
Antara perkembangan dan belajar terdapat hubungan yang sangat erat, sehingga dalam hampir
setiap proses perkembangan memerlukan belajar. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
setiap anak biasanya berkembang karena belajar. Keperluan belajar bagi proses perkembangan
terutama perkembangan psikis tidak dapat dihindari. Bahkan kemampuan berjalan yang secara
lahiriah dapat diperkirakan akan muncul dengan sendirinya ternyata masih memerlukan belajar.
Perkembangan ranah cipta, seperti berikir dan memecahkan masalah, dan perkembangan
ranah rasa seperti meyakini kebenaran agama tentu tidak timbul dengan sendirinya pada diri
seseorang, melainkan memerlukan proses belajar. Alhasil, kegiatan belajar dalam segala bentuk
manifestasinya sangat diperlukan untk mendukung proses perkembangannya.
5. Hukum Kesesuaian Anggota Badan
Proses perkembangan fungsi-fungsi organ jasmaniah tidak terjadi tanpa diiringi proses
perkembangan funsi-fungsi rohaniah. Dengan demikian, suatu tahapan perkembangan tidak
terlepas dari tahapan perkembangan lainnya. Misalnya proses perkembangan panca indera yang
tidak terlepas dari perkembangan kemampuan berpikir, bersikap, dan berperasaan. Sama halnya
5
dengan tahapan tahapan yang terjadi dalam suatu ranah baik kognitif, afektif dan psikomotorik
yang saling berpengaruh
6. Hukum Tempo Perkembangan
Setiap orang mempunyai tempo perkembangan masing-masing. Tempo ini biasanya
dikategorikan menjadi tempo cepat, sedang dan lambat. Pada dasarnya tempo cepat, sedang, atau
lambat tidak menunjukkan kualitas perkembangan seorang anak, karena seorang anak tetap akan
mencapai perkembangannya dan hanya waktu yang dibutuhkan mungkin berbeda.
7. Hukum Irama Perkembangan
Selain tempo, dalam perkembangan dikenal pula irama perkembangan atau naik turunnya
proses perkembangan. Pada suatu saat seorang nanak mengalami perkembangan yang tenang,
namun pada saat yang lain dia bisa mengalami perkembangan yang bergejolak. Pada umumnya
seorang anak mengalami dua masa krisis yaitu a) krisis periode 1, terjadi pada usia 2-3 tahun
dengan ciri utama anak menjadi egois. b) krisis periode 2, terjadi pada usia 14-17 tahun, dengan
ciri utama sering membantah atau memberontak untuk mencari jati diri
8. Hukum Rekapitulasi
Hukum ini berasal dari teori rekapitulasi yang berisi doktrin yang menyatakan bahwa proses
perkembangan individu manusia adalah sebuah mikrokosmik yang mencerminkan evolusi
kehidupan jenis makhluk hidup dari tingkat yang paling sederhana ke tingkat yang paling
kompleks. Ada dua aspek yang dikembangkan dalam teri ini yaitu aspek fisik dan aspek psikis.
Rekapitulasi pada dasarnya berarti pengulangan atau ringkasan kehidupan organisme tertentu
yang berlangsung secara evolusioner dalam waktu yang panjang.[3]
Selain dari kedelapan hukum diatas, terdapat pula beberapa huku lain yang mempengaruhi
perkembangan seseorang diantaranya, perkembangan adalah kualitatif, perkembangan sangat
dipengaruhi oleh proses dan hasil dari belajar, usia ikut mempengaruhi perkembangan,
perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan, perkembangan yang lambat dapat
dipercepat, dan perkembangan meliputi proses individualisasi dan integrasi. [4]
6
Dalam rangka memfungsikan tahap-tahap perubahan yang menyertai perkembangannya,
manusia harus belajar melakukan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Keberhasilan pelaksanaan tugas
perkembangan pada suatu fase akan sangat menunjang keberhasilan tugas perkembangan pada
fase-fase berikutnya. Adapun mengenai fase-fase perkembangan dan tugas yang mengiringi fase
tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Robert Havigurst antara lain :
1. Tugas perkembangan fase bayi dan kanak-kanak
Secara kronologis masa bayi berlangsung sejak individu dilahirkan dari rahim ibunya sampai
berusia sekitar satu tahun. Sedangkan masa kanak-kanak adalah masa berikutnya, yaitu pada usia
satu sampai lima atau enam tahun. Perkembangan biologis pada masa ini berlangsung secara
pesat, namun secara sosiologis masih sangat terikat oleh lingkungan keluarga. Tugas
perkembangan pada fase ini meliputi kegiatan belajar sebagai berikut :
• Belajar memakan makanan keras
• Belajar berdiri dan berjalan
• Belajar berbicara
• Belajar mengendalikan pengeluaran benda-benda buangan dari tubuhnya
• Belajar membedakan jenis kelamin
• Mencapai kematangan untuk belajar membaca
• Belajar mengadakan hubungan emosional selain dengan keluarga
• Belajar membedakan hal baik dan hal buruk
2. Tugas perkembangan fase anak-anak
Masa anak-anak berlangsung pada usia 6-12 tahun dengan ciri utama memiliki dorongan
untuk keluar dari rumah dan memasuki kelompok sebaya, keadaan fisik yang memungkinkan
untuk memasuki dunia permainan an pekerjaan yang membutuhkan keterampilan jasmani,
memiliki doronganmental untuk memasuki dunia konsep, logika, simbol, dan komunikasi yang
luas. Adapun tugas perkembangan pada fase ini meliputi kegiatan belajar sebagai berikut :
Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain
Membina sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai seorang individu yang sedang
berkembang
Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya sesuai dengan etika moral
Belajar memainkan peran menurut jenis kelaminnya
Mengembangkan dasar-dasar keterampilan membaca, menukis, dan berhitung
Mengembangkan konnsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
Mengembangkan kata hati, moral dan skala nilai yang selaras dengan keyakinan dan
kebudayaan
Mengembangkan sikap objektif terhadap kelompok maupun lembaga kemasyarakatan
7
Belajar mencapai kebebasan pribadi sehingga menjadi dirinya sendiri yang independen dan
bertaggung jawab
3. Tugas perkembangan fase remaja
Masa remaja menurut sebagian ahli psikologi terdiri atas sub masa perkembangan sebagai
berikut: a) subperkembangan prepuber selama kurang lebih dua tahun sebelum masa puber; b)
subperkembangan puber selama dua setengah sampai tiga setengah tahun; c) subperkembangan
postpuber, yakni saat perkembangan biologis sudah lambat tapi masih terus berkembang pada
bagian organ tertentu, saat ini merupakan akhir masa puber yang mulai menampakkan tanda-
tanda kedewasaan. Proses perkembangan masa remaja pada umumnya berlangsung selama 11
tahun, mulai usia 12-21 pada wanita dan 13-22 tahun pada pria. Adapun tugas perkembangan
pada fase ini meliputi kegiatan belajar sebagai berikut :
a) Mencapai pola hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya yang berbeda jenis
kelamin sesuai dengan keyakinan dan etika moral yang berlaku dalam masyarakat.
b) Mencapai peranan sosial sebagai seorang pria atau wanita selaras dengan tuntutan sosial dan
kultural masyarakatnya.
c) Menerima kesatuan organ tubuh dan menggunnakannya secara efektif.
d) Keinginan menerima dan mencapai tingkah laku sosisal tertentu yang bertanggung jawab di
tengah masyarakat.
e) Mencapai kebebasan emosional dari orangtua dan orang-orang dewasa lainnya dan mulai
menjadi dirinya sendiri.
f) Mempersiapkan diri untuk mencapai karier tertentu dalam kehidupan ekonomi.
g) Mempersiapkan diri untuk memasuki dunia rumah tangga dan berkeluarga.
h) Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman bertingkah laku dan
mengembangkan ideologi untuk keperluan kehidupan kewarganegaraannya.
4. Tugas perkembangan fase dewasa
Masa dewasa awal adalah fase perkembangan saat seorang remaja mulai memasuki masa
dewasa yakni mulai usia 21-40 tahun. Sebelum memasuki masa ini biasanya seorang remaja
berada pada tahap ambang dewasa atau masa remaja akhir yang lazimnya berlangsung sampai usia
21 tahun. Adapun tugas perkembangan pada fase ini meliputi kegiatan belajar sebagai berikut :
Mulai bekerja mencari nafkah, terutama jika tidak melanjutkan karier akademik
Memilih teman atau pasangan hidup berumah tangga
Mulai memasuki kehidupan rumah tangga
Belajar hidup bersama pasangan dalam suasana rumah tangga
Mengelola tempat tinggal untuk keperluan rumah tangga dan keluarganya
8
Membesarkan anak-anak denganmemberikan sandang, pangan, papan, dan pendidikan yang
memadai
Menerima tanggung jawab kewarganegaraan sesuai dengan perundang undangan dan tuntutan
sosial yang berlaku
Menemukan kelompok sosialyang cocok dan menyenangkan.
5. Tugas perkembangan fase setengah baya
Masa setengah baya adalah masa yang berlangsung antara usia 40-60 tahun. Adapun tugas
perkembangan pada fase ini meliputi kegiatan belajar sebagai berikut
Mencapai tanggung jawab sosial dan kewarganegaraan secara lebih dewasa
Membantu anak-anak yang berusia belasan tahun agar berkembang menjadi orang yang
dewasa yang berbahagia dan bertanggung jawab
Mengembangkan aktivitas dan memanfaatkan waktu luang sebaik-baiknya
Menghubungkan diri sedemikian rupa dengan pasangannya sebagai pribadi yag utuh
Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan psikologis yang lazim terjadi
pada masa setengah baya
Mencapai dan dan melaksanakan peenampilan yang memuaskan dalam karier
Menyesuaikan diri dengan perikehidupan orang berusia lanjut.
6. Tugas perkembangan fase usia tua
Masa tua adalah fase terakhir dalam kehidupan manusia. Masa ini berlangsung pada usia 60
tahun sampai akhir hayat. Mereka yang biasanya menginjak usia 60 tahu ke atas biasanya ditandai
oleh perubahan-perubahan kemampuan motorik yang semakin merosot. Adapun tugas
perkembangan pada fase ini meliputi kegiatan belajar sebagai berikut :
o Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan dan kesehatan jasmaniahnya
o Menyesuaikan diri dengan keadaan pensiaun dan berkurangnya income
o Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan
o Membina hubungan yang tegas dengan anggota kelompok seusianya
o Membina pengaturan jasmani agar memuaskan dan sesuai dengan kebutuhan
o Menyesuaikan diri terhadap peranan sosial dengan cara yang luwes.[5]
9
a) Pendapat Kreatschmer
Ia membagi perkembangan anak menjadi 4 (empat) fase:
• Fullug speriode I, umur 0,0-3,0 tahun
• Streckung seperiode I, umur 3,0-7,0 tahun
• Fullug speriode II, unur 7,0-13,0 tahun
• Streckung seperiode II, umur 13,0 tahun keatas
b) Pendapat Aristoteles
Ia merumuskan perkembangan anak dengan tiga fase Perkembangan yakni:
Fase I, umur 0,0-7,0
Fase II, umur 7,0-14,0
Fase III, umur 14,0-21,0
c) Sigmund Freud
Psikologi ini membagi perkembangan anak menjadi 6 (enam) fase yaitu:
Fase oral, umur 0,0-7,0 tahun
Fase anal, umur 1,0-3,0 tahun
Fase falis, umur 3,0-5,0 tahun
Fase latent, umur 5,0-12/13,0 tahun
Fase pubertas, umur 12/13,0-20,0 tahun
Fase genital, umur20 tahun-ke atas
2. Periodesasi berdasarkan Didaktis
Yang dimaksud dari tinjauan ini adalah dari segi keperluan atau materi apa kiranya yang
tepat diberikan kepada anak didik pada masa tertentu, para ahli yang termasuk dalam
kelompok ini adalah : Johan Amos Comenius, Jean Jacques Rousen, dan Charles E.
Skinner
3. Periodesasi berdasarkan Psikologis
Pada bagian ini, para ahli membahas Segala perkembangan jiwa anak, beriorentasi dari
sudut pandang psikologis, mereka tidak lagi mendasarkan pada sudut biologis atau
dedaktis lagi. Sehingga mengembalikan permasalahan kejiwaan dalamlam kedudukannya
yang murni. Tokoh utama pembahasan ini adalah psikolog dari Jerman Oswald Kroh,
yang nantinya diikuti oleh para ahli lainnya baik dari Jerman itu sendiri maupun dari
Negara-negara lain.
11
c. Dari segi sarana dan administrasi Pendidikan
Kekurangan cara untuk pembiayaan pengadaan sarana dan administrasi memang
merupakan keluhan tradisional yang sering kita dengar dibeberapa PTS maupun PTN,
sehingga tak mengherankan jika sarana fisik, seperti perpustakaan, laboratorium,
kekurangan ruang kuliah, maupun fasilitas lain. Merupakan salah satu hambatan dari
kelancaran dan keberhasilan dari pelaksana SKS.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Perkembangan merupakan serangkaian perubahan jasmani manusia menuju ke arah
yang lebih maju dan sempurna.
2. Faktor yang mempengaruhi perkembangan meliputi aliran nativisme, empirisme, dan
konvergensi.
3. Hukum perkembangan meliputi hukum konvergensi, hukum perkembangan dan
pengembangan diri, hukum masa peka, hukum keperluan belajar, hukum kesatuan
anggota badan, hukum tempo perkembangan, hukum irama perkembangan, dan hukum
rekapitulasi.
4. Tugas perkembangan dibagi menurut fase perkembangannya meliputi fase bayi dan
kanak-kanak, fase anak-anak, fase remaja, fase dewasa, fase setengah baya, dan fase
usia tua.
5. Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Psiko-Fisik Dalam Masing-Masing
Periode diantaranya : Periodesasi yang berdasarkan biologis, Periodesasi berdasarkan
Didaktis, dan Periodesasi berdasarkan Psikologis
6. Beberapa Problem Perkembangan Dalam Proses Pembelajaran Siswa atau Mahasiswa :
Masalah di sekolah atau perguruan Tinggi, Masalah sentralisasi, dan Masalah berbagai
segi
7. Solusi Bagi Problem Perkembangan Dalam Proses Pembelajaran Siswa atau Mahasiswa
diantaranya : Menyediakan bimbingan dan penyuluhan bagi mahasiswa, Meningkatkan
kuantitas maupun kualitas pengajar, Sarana dan administrasi Pendidikan
B. Saran
Perkembangan seseorang terutama siswa merupakan hal yang penting untuk diperhatikan
karena akan berpengaruh terhadap pencapaian keberhasilan belajarnya. Tidak hanya dalam hal
belajar, berbagai tugas perkembangan juga patut diperhatikan untuk menjamin keberlanjutan
tugas perkembangan di fase selanjutnya. Dengan adanya hukum dan tugas yang berbeda setiap
fasenya diharapkan orang tua maupun guru dapat memantau dan mengarahkan anak maupun
anak didiknya sesuai tugas dan fasenya untuk menjadi pribadi yang perkembangannya
sempurna.
13
DAFTAR PUSTAKA
Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosda, 2016.
Sudarwan danim dan Khairil. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru. Bandung: Alfabeta,
2014.
Wasty Soemanto. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2012.
http://mangihot.blogspot.com/2016/10/makalah-pengertian-pertumbuhan-dan.html
14