No Kriteria
1 Diagnosa Keperawatan :
Hipetermi
2 Data Subjektif :
3 Data Objektif :
TTV
- TD: 110/90 mmHg
- N: 82 x/m
- P: 22 x/m
- S: 38,7°C
1
Tampak pucat
Tampak lemah
Tampak terpasang kompres pada dahi
Perawat memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan
Perawat mempersiapkan alat (cairan infus dan infus set sesuai kebutuhan, abocath sesuai dengan ukuran yang
dibutuhkan, perlak dan torniquet, pleste, bengkok, sarung tangan bersih, kapas alkohol)
Menghubungkan cairan infuse dengan selang infuse sehingga tidak ada udara didalamnya kencangkan klem
sampai infuse tidak menetes dan pertahankan kesterilannya sampai pemasangan pada tangan disiapkan.
Menganjurkan klien untuk mengepalkan tangannya lalu mempalpasi dan memastikan tekanan yang akan
ditusuk.
2
menggunakan ibu jari untuk menekan jaringan vena dibawah tusukan.
Memegang abocath pada vena yang akan ditusuk, memastikan masuk lalu menusuk perlahan dengan pasti..
Cuci tangan
Persiapan pasien.
Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan.
3
Posisi pasien tidur terlentang.
Plester/hypafix.
Bengkok.
Kapas alkohol.
c. Tahap Orientasi
4
Berikan salam, cek nama dan nomor RM.
d. Tahap Kerja
Cuci tangan.
Hubungkan cairan infuse dengan selang infuse sehingga tidak ada udara didalamnya kencangkan
klem sampai infuse tidak menetes dan pertahankan kesterilannya sampai pemasangan pada
tangan disiapkan.
Kencangkan torniquet.
Anjurkan klien untuk mengepalkan tangannya palpasi dan pastikan tekanan yang akan ditusuk.
5
Disinfektan menggunakan kapas alkohol, arah melingkar dari dalam keluar lokasi tusukan.
Gunakan ibu jari untuk menekan jaringan dan vena 5 cm dibawah tusukan.
Pegang abocath 30 derajat pada vena yang akan ditusuk, setelah pasti masuk lalu tusuk perlahan
dengan pasti.
Rendahkan posisi abocath tarik jarum dan dorong masuk selang IV.
Atur tetesan infuse sesuai ketentua, pasang stiker yang sudah diberi tanggal.
e. Tahap Terminasi
Evaluasi tindakan.
6
Akhiri kegiatan dan bereskan alat.
Cuci tangan
Dokumentasi (Tanggal, jam dan nama terang dan, respon pasien terhadap prosedur).
5 Dasar Pemikiran:
Pemberian cairan melalui infus dengan memasukan ke dalam vena (pembuluh darah) atau mempertahankan atau
mengganti cairan tubuh yang didasarkan atas status hidrasi pasien, konsentrasi elektrolit, dan kelainan metabolik
yang tidak dapat dipertahankan secara adekuat melalui oral, memberikan keseimbangan as am basa, memperbaiki
volume komponen darah dan memberikan nutrisi saat sistem pencernaan diistirahatkan. Selain pemberian infus pada
pasien yang mengalami pengeluaran cairan, juga dapat dilakukan pada pasien yang mengalami syok, intoksikasi
berat, pra dan pasca bedah, sebelum tranfusi darah, atau pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu. Berbagai
larutan parenteral telah dikembangkan menurut kebutuhan fisiologis berbagai kondisi medis. Terapi cairan intravena
atau infus merupakan salah satu aspek terpenting yang menentukan dalam penanganan dan perawatan pasien.
6 Prinsip Tindakan:
Prinsip pemasangan terapi intravena (infus) memperhatikan prinsip steril, hal ini yang paling penting
dilakukan tindakan untuk mencegah kontaminasi jarum intravena (infus).
Keadaan emergency (misal pada tindakan RJP), yang memungkinkan pemberian obat langsung ke dalam
7
Intra Vena.
Pasien yang mendapat terapi obat dalam dosis besar secara terus-menerus melalui intra vena.
Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya pada operasi besar dengan risiko
perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahkan
pemberian obat).
Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko dehidrasi (kekurangan cairan) dan
syok (mengancam nyawa), sebelum pembuluh darah kolaps (tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang
jalur infus.
8
tidak dehidrasi dan tidak terjadi kekurangan volume cairan.
O:
TTV:
- TD: 98/80 mmHg
- N: 82 x/m
- P: 22 x/m
- S: 36,2 C
A:
9
Masalah keperawatan hipetermi teratasi
P:
10
11