FINAL ASSIGNMENT
Wijawiyata Management 85
PPM Manajemen
Jakarta, 2021
LATAR BELAKANG
Perkembangan maskapai penerbangan pada saat ini cukup tinggi, sehingga persaingan
untuk mendapatkan pelanggan semakin tinggi juga. Kondisi ini beriringan dengan kondisi
ekonomi Indonesia yang terus tumbuh, sehingga pertumbuhan jumlah penumpang angkutan
udara juga ikut tumbuh sebesar 15,9 persen tepatnya di atas angka 6 persen. Hal tersebut
akan menjadi tantangan bagi industri maskapai penerbangan pada saat ini. Hal tersebut
menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan kinerjanya dan untuk memenangkan
persaingan tersebut perusahaan perlu mencari strategi. Rasio keuangan merupakan suatu alat
untuk menganalisis dan mengukur kinerja perusahaan dengan menggunakan data-data
keuangan perusahaan tersebut.
PT AirAsia Indonesia Tbk yang sebelumnya dikenal dengan nama PT Rimau Multi Putra
Pratama Tbk (RMPP) adalah perusahaan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
PT AirAsia Indonesia Tbk melalui entitas anak PT Indonesia AirAsia (IAA) merupakan
perusahaan yang bergerak pada bidang usaha penerbangan komersial berjadwal. Sebagai
perusahaan jasa penerbangan, Perseroan memiliki 1 (satu) kantor pusat dan mengoperasikan
17 kantor pelayanan dan penjualan yang tersebar di seluruh kota-kota besar di Indonesia.
Perseroan senantiasa berkomitmen untuk memberikan pelayanan memuaskan kepada seluruh
pelanggan dan para mitranya.
Air asia dinobatkan sebagai maskapai penerbangan berbiaya rendah (low cost carrier/LCC)
terbaik didunia pada gelaran world travel award (WTA). Air asiamendapatkan suara terbanyak
dari para wisatawan dan eksekutif industri dengan menyisihkan maskapai LCC dunia lainnya
seperti soutwest airlines, jetblue, ryanair, dan kandidat lain.
Air asia merupakan salah satu maskapai yang menerapkan strategi cost lidership, bahkan
maskapai ini sangat terkenal dikawasan asia sebagai maskapai yang menerapkan low cost
carriers. Strategi ini diterapkan karena adanya beberapa faktor pendukung, salah satunya agar
merebut pangsa pasar indonesia dan menjadi maskapai yang bisa mendapatkan hati
masyarakat.
PEMBAHASAN
A. Analisis Horizontal
Analisis Horizontal adalah teknik analisis laporan keuangan yang dilakukan dengan cara
menyajikan laporan keuangan secara horizontal dan membandingkan antara satu dengan
yang lain, dengan menunjukkan informasi keuangan atau data lainnya baik dalam rupiah
atau dalam unit. Tujuan analisis perbandingan ini adalah untuk mengetahui
perubahanperubahan berupa kenaikan atau penurunan akun-akun laporan keuangan atau
data lainnya dalam dua atau lebih periode yang dibandingkan.
Tabel Analisis Horizontal Laporan posisi keuangan PT AIR ASIA INDONESIA TBK
Horizontal Analysis
Aset
Aset lancar
Ekuitas -
Ekuitas (definisi modal) yang dapat
diatribusikan kepada pemilikentitas
induk Modal saham-nilai nominal
Rp250 persaham Modal dasar -
40.000.000.000 saham di
tempatkan dan disetorkan penuh
10.685.124.441 saham 2,671,281,110,250 2,671,281,110,250 - 0%
Tabel. Analisis Horizontal laporan laba rugi PT AIR ASIA INDONESIA TBK
Horizontal Analysis
6,032,361,683,637 4,821,822,298,645
PENGHASILAN KOMPERHENSIF
LAIN TAHUN BERJALAN, SETELAH
PAJAK 14,227,554,902 57,616,179,048 (43,388,624,146) -75%
Pada Tabel Analisis Horizontal Laporan laba rugi PT AIR ASIA INDONESIA TBK
diketahui Pendapatan usaha PT AIR ASIA INDONESIA TBK tahun 2019 meningkata
sebesar 58% dari tahun sebelumnya dan peningkatan Beban usaha sebesar 29% dari
tahun sebelumnya, Pertumbuhan pendapatan ini didorong oleh peningkatan jumlah
penumpang sebesar 52% dan kondisi pasar yang lebih baik, terlihat dari RASK yang
meningkat 11% dibandingkan tahun 2018. Kapasitas kursi tumbuh 49% seiring
dengan penambahan jumlah pesawat sebanyak 4 unit, dengan total armada hingga
akhir 2019 sebanyak 28 unit. Sebagai perbandingan, Perseroan mengoperasikan 24
pesawat pada tahun 2018 termasuk 8 pesawat milik Indonesia AirAsia Extra (“IAAX”)
yang dialihkan pengoperasiannya pada akhir 2018. Secara keseluruhan, bisnis
berkembang secara signifikan selama tahun buku 2019 dengan penambahan 14 rute
baru yang terdiri dari 9 rute domestik dan 5 internasional.
Dari sisi biaya, jumlah biaya bahan bakar meningkat 35%, seiring dengan
perkembangan bisnis. Harga rata-rata bahan bakar di tahun 2019 adalah USD 77 per
barel, lebih rendah 10% dibandingkan tahun 2018. Biaya lainnya seperti sewa
pesawat naik 45% dibanding tahun sebelumnya seiring dengan pertambahan jumlah
armada, sementara biaya tenaga kerja hanya naik 7% sejalan dengan keberhasilan
Perseroan mengelola strategi efisiensi biaya. Biaya pemasaran turun 3% sejalan
dengan pengalihan upaya pemasaran dari konvensional ke online dan digital.
Depresiasi sebesar 24% terjadi akibat kegiatan sale-and-leaseback 2 unit pesawat
yang dilakukan pada tahun 2019 yang berdampak pada pengurangan jumlah aset
tetap.
A. Trend Analysis
Trend atau tendensi atau posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang
dinyatakan dalam persentase (Trend Percentage Analysis), adalah suatu metode atau
teknik analisis untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah
menunjukkantendensi tetap, naik atau bahkan turun.
Grafik. Analisis Trend Laporan laba Rugi PT AIR ASIA INDONESIA TBK
8000%
7000%
6000%
5000%
Reveneu/Net sales
4000%
3000% Cost of sales
2000%
1000%
0%
2015 2016 2017 2018 2019
B. Analisa Vertikal
Analisis Vertikal (Statis). Metode analisis vertikal (statis) adalah metode analisis
yang dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan pada satu periode
tertentu dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya pada
laporan keuangan yang sama. Disebut Metode Statis karena metode ini hanya
membandingkan pos-pos laporan keuangan pada periode yang sama. Analisis Vertikal
menitikberatkan pada hubungan finansial antar pos-pos laporan keuangan satu
periode. Dalam analisis vertikal terhadap neraca, masing-masing pos aktiva dinyatakan
sebagai persen dari total aktiva. Masing-masing pos kewajiban dan ekuitas pemilik
dinyatakan sebaga persen dari total kewajiban dan ekuitas pemilik. Dalam analisis
vertikal terhadap laporan laba-rugi, masing-masing pos dinyatakan sebagai persen dari
total pendapatan atau penghasilan.Teknik analisis yang dapat digunakan antara lain :
Tabel analisis Vertikal Commonsize Laporan posisi Keuangan PT AIR ASIA INDONESIA
TBK
Vertikal Analysis
Disajikan dalam Rupiah, 31 Desember 2019 31 Desember 2018 Common size
2019 2018
Aset
Aset lancar
Berdasarkan pengukuran pada tabel diatas dapat dilihat pada sisi aktiva
komposisi aset lancar tahun 2019 mengalami peningkatan dari 16% menjadi 36% yang
didasari oleh peningkatan Komposisi uang kas, piutang relasi dan uang dibayar dimuka.
Hal ini disebakan oleh peningkatan jumlah penumpang sebesar 52% dan kondisi pasar
yang lebih baik, terlihat dari RASK yang meningkat 11% dibandingkan tahun 2018.
Kapasitas kursi tumbuh 49% seiring dengan penambahan jumlah pesawat sebanyak 4
unit, dengan total armada hingga akhir 2019 sebanyak 28 unit.
Pada sisi liabilitas jangka pendek tahun 2019 mengalami kenaikan yang
disebabkan peningkatan pad akun utang usaha, pendapatan di terima dimuka dan
biaya yang masih harus dibayar. Hal ini mengindikasikan pengunaan liabilitas
perusahaan untuk biaya operasional perusahaan.
Tabel. Analisis Common Size Laporan Laba Rugi PT AIR ASIA INDONESIA TBK
Vertikal Analysis
Disajikan dalam Rupiah, 31 Desember 2019 31 Desember 2018 Common size
2019 2018
6,032,361,683,637 4,821,822,298,645
Berdasarkan perhhitungan dari data diatas pada tahun 2019, beban pokok
mengalami penurunan, kenaikan ini dapat menyebabkan laba bruto mengalami
kenaikan untuk kedepanya, sedangkan penurunan beban yang terjadi setelah laba
bruto dan pajak penghasilan dapat meningkatkan net profit .karena penurunan beban
beban ini net profit naik -21% menjadi -2% hal ini merupakan kenaikan yang signifikan.
C. Analisa Rasio
A. Liquidity and Efficiency
Analisis Liquidity and efficiency menggambarkan kemampuan perusahaan unu
menyelesaikan kewajiaban jangka pendek dan menghasilkan pendapatan secara
efisien. Analisis Likuiditas ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal
kerja yaitu aset lancar dan liabilitas lancar. Rasio yang di gunakan dalam menganalisa
likuiditas adalah :
1. Modal kerja(Working Capital)
Dapat dilihat dari modal kerja perusahaan dengan cara mengurangi aset lancar
dengan liabiltas jangka pendek. Hal ini, merupakan pengukuran penting untuk semua
jenis bisnis. Modal kerja positif menujukan bahwa perusahaan akan memiliki aset yang
cukup untuk diubah menjadi uang tunai dalam 1 tahun yang dapat di gunakan untuk
membayar kewajiban saat ini. Dalam hal ini perusahaan penerbangan di Asia Tenggara
memiliki modal kerja bernilai negatif yang artinya perushaan-perushaan ini tidak
memiliki aset yang cukup yang dapat diubah menjadi uang yang tunai dalam 1 tahun
untuk membayar kewajiabanya saat ini. PT Air Asia Indonesia TBK memiliki nilai modal
kerja paling tinggi artinya PT Air Asia Indonesia TBK memiliki kemampuan untuk
menutupi kewajiban saat ini yang lebih baik.
3. Acid-Test Ratio
Acid-test ratio merupakan pengukuran yang lebih ketat di bandngkan dengan
rasio lancar. Rasio ini menggambarkan kempuan aset cepat dalam menutupi kewajiban
saat ini. Yang dimaksud dengan aset cepat adalah uang tunai, investasi jangka pendek,
piutang berjalan dan wasel baya. Biasanya rasio ini juga memiliki nilai perbanding yang
lebih rendah di banding rasio lancar. Hal di karenakan pengurangan pembilang yang
dilakukan untuk mengurangi aset perusahaan yang memiliki jangka waktu untuk di
ubah menjadi uang tunai. Karena penting untuk melihat seberapa cepat sebuha
perusahaan untuk mengubah persediannya menjadi uang tunai.
𝐶𝑎𝑠ℎ + 𝑆ℎ𝑜𝑟𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑚 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 + 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑟𝑒𝑐𝑖𝑒𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒𝑠
𝐴𝑐𝑖𝑑 − 𝑇𝑒𝑠𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘
Tabel. Acid-Test Ratio
Company Current Assets Current Liability Rasio
PT AIRASIA INDONESIA TBK 656.908404954 2,007,253,622,193 0,3
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk 9.012.732.230 45,323,018,146,504 0,2
Singapore Airlines Limited 48,475,547,488,342 77,552,467,386,813 0,6
Vietnam Airlines JSC 6,473,282,034,294 0,3
18,829,372,861,099
Thai Airways International Public 14,449,567,692,307 0,4
Company Limited 38,230,435,919,014
Average 0,4
Tabel analisis Acid-Test Ratio menunjukan bahwa PT. Air Asia Indonesia Tbk
memiliki rasio 0,3 Sedangkan rata-rata rasio perusahaaan penerbangan lain yang 0,4.
Hal ini menunjukan bahwa PT Air Asia Indonesia TBK memiliki kemampuan mengubah
aset menjadi uang tunai untuk membayar kewajiban saat ini dibawah rata rata
perusahaan penerbangan lain di asia tenggara yan dapat kategorikan buruk. Jika di
bandingkan dengan Vietnam Airlines JSC sebagai kompetitor terdekatnya, keduanya
memiliki kemampuan yang sama.
Tabel analisis Account Recievable Turnover Ratio menunjukan bahwa PT. Air
Asia Indonesia Tbk memiliki rasio 35.8. Sedangkan rata-rata rasio perusahaaan pesaing
lainnya 20.2. Hal ini menunjukan bahwa PT Air Asia Indonesia TBK memiliki
kemampuan dan efisiensi perusahaan dalam menagih piutang terbaik diantara
perusahaan lain, semakin tinggi rasio ini akan semakin baik dan menguntungkan.
Dalam hal ini, PT Air Asia Indonesia TBK berhasil menagih piutang 36 kali dalam
setahun yang berarti bahwa perusahaan berhasil mengumpulkan piutang . Efisiensi
yang lebih tinggi juga menguntungkan dari sudut pandang arus kas. Jika sebuah
perusahaan dapat mengumpulkan uang tunai dari pelanggan lebih cepat, itu akan
dapat menggunakan uang tunai itu untuk membayar tagihan dan kewajiban lainnya
lebih cepat.
5. Inventory Turnover
Inventory Turnover Ratio adalah salah satu hal yang perlu diperhatikan jika
memiliki usaha terutama ritel dan grosir. Hal ini karena kadang ada kalanya barang
dagangan tidak terjual sesuai dengan harapan dengan penyebab yang kurang jelas. Hal
ini akan mempengaruhi pergerakan atau perputaran persediaan. Rasio perputaran
persediaan merupakkan salah satu cara untuk mengukur berapa kali persediaan terjual
dalam satu periode. Hal ini nantinya akan memberikan hasil seberapa efektif
persediaan barang yang dikelola. Caranya adalah dengan melakukan perbandingan
harga pokok penjualan dengan persediaan rata-rata dalam satu periode.
𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑜𝑓 𝑔𝑜𝑜𝑑𝑠 𝑠𝑜𝑙𝑑
Inventory Turnover Ratio =
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦
Tabel analisis Inventory Turnover Ratio menunjukan bahwa PT. Air Asia
Indonesia Tbk memiliki rasio 95.1. Hal ini menunjukan bahwa PT Air Asia Indonesia
TBK memiliki kemampuan dan efisiensi perusahaan dalam memutarkan persediaan 95
kali dalam 1 periode. Jika dibandingkan dengan perusahaan lain, PT Air Asia Indonesia
TBK memiliki kemampuan dalam mengelola perputaran persedian yang sangat baik.
Semakin tinggi rasio ini menandakan perusahaan tidak mengeluarkan biaya yang
banyak untuk membeli barang dagangnya dan kemudahan persediaan dapat dijual
sehingga dapat dikonversi menjadi uang tunai. Dengan ini, dapat dilihat PT Air Aisa
Indonesia TBK memiliki tingkat likuiditas dan efesiensi yang baik .
Tabel analisis accounts payable turnover ratio menunjukan bahwa PT. Air Asia
Indonesia Tbk memiliki rasio 5.4. Hal ini menunjukan bahwa PT Air Asia Indonesia TBK
memiliki kemampuan dan efisiensi perusahaan dalam membayar piutang 5.4 kali
dalam 1 periode. Jika dibandingkan dengan perusahaan lain, PT Air Asia Indonesia TBK
memiliki kemampuan dalam mengelola pembayaran piutang yang lebih rendah
bahkan di banding dengan kompetitor terdekatnya.
7. Day’s Sales Uncollected
Days' sales uncollected adalah rasio likuiditas yang digunakan untuk
memperkirakan jumlah hari sebelum piutang akan dikumpulkan. Informasi ini
digunakan oleh kreditor dan pemberi pinjaman untuk menentukan likuiditas jangka
pendek suatu perusahaan. Ini juga dapat digunakan oleh manajemen untuk
memperkirakan efektivitas aktivitas kredit dan penagihannya.
Pada Tabel. Days Sales Uncollected menunjukan Rasio Days Sales Uncollected PT
Air Asia Indonesia TBK yaitu 1.7 yang artinya 2 hari merupakanperkiraan jangka waktu
yang di perlukan untuk menagih piutang. Terlalu tingginya rasio ini menandakan
adanya masalah dengan standar kredit yang melemah atau aktivitas penagihan yang
tidak memadai. Dengan kata lain semakin tinggi nilai rasio ini akan memberikan resiko
tersendat aliran keuangan perusahaan. Dalam Hal ini rasio PT Air Asia Indonesia TBK
memiliki nilai rasio yang lebih baik di banding kompetitor terdekatnya.
Pada Tabel. Days Sales in Inventory menunjukan Days Sales in Inventory PT Air
Asia Indonesia TBK yaitu 3.7 yang artinya 4 hari merupakan perkiraan jangka waktu
yang di perlukan untuk mengelola persedian(bahan baku) agar dapat dijual. Umumnya,
rasio yang lebih rendah lebih disukai karena menunjukkan durasi yang lebih singkat
untuk membersihkan inventaris, meskipun rata-rata DSI bervariasi dari satu industri ke
industri lainnya. Dengan begitu semakin tinggi nilai rasio ini akan memberikan resiko
tersendat aliran keuangan perusahaan. Dalam Hal ini rasio PT Air Asia Indonesia TBK
memiliki nilai rasio yang lebih baik di banding kompetitor terdekatnya.
9. Day’s Purchase in Account Payable
Day’s Purchase in Account Payable adalah rasio keuangan yang menunjukkan
waktu rata-rata (dalam hari) yang dibutuhkan perusahaan untuk membayar tagihan
dan fakturnya kepada kreditor perdagangannya, yang mungkin termasuk pemasok,
vendor, atau pemodal. Rasio biasanya dihitung setiap triwulan atau tahunan, dan
menunjukkan seberapa baik arus kas keluar perusahaan dikelola.
𝐴𝑐𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 𝑃𝑎𝑦𝑎𝑏𝑙𝑒
Days Purchase in Account Payable = 𝑥 365
𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑜𝑓 𝑔𝑜𝑜𝑑𝑠 𝑠𝑜𝑙𝑑
Tabel. Day’s Purchase in Account Payable
Company 𝐀𝐜𝐜𝐨𝐮𝐧𝐭 𝐏𝐚𝐲𝐚𝐛𝐥𝐞 𝐂𝐨𝐬𝐭 𝐨𝐟 𝐠𝐨𝐨𝐝𝐬 𝐬𝐨𝐥𝐝 Ratio
PT AIRASIA INDONESIA TBK 721,251,941,959 5,946,270,411,369 44.3
PT Garuda Indonesia (Persero) 3,675,023,149,112 52,988,703,170,048 25.3
Tbk
Singapore Airlines Limited 32,322,637,388,584 128,040,822,191,723 92.1
Vietnam Airlines JSC 3,005,950,774,509 52,291,805,744,809 21
Thai Airways International 1,959,706,641,571 72,972,561,505,290 9.8
Public Company Limited
Average 38.5
Pada Tabel. Total Asset Turnover menunjukan Rasio Total Asset Turnover PT Air
Asia Indonesia TBK yaitu 2.5. Jika dibandingkan dengan perusahaan pesaingnya rasio
PT Air Asia Indonesia TBK merupakan rasio tertinggi. Semakin tinggi rasio perputaran
aset, semakin efisien perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dari asetnya.
Sebaliknya, jika suatu perusahaan memiliki rasio perputaran aset yang rendah, hal
tersebut menandakan tidak efisien dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan
penjualan. yang artinya PT Air Asia Indonesia TBK memiliki efisensi sangat baik
dibanding kompetitor terdekatnya.
B. Solvency
Rasio Solvabilitas merupakangambaran kemampuan perushaan dalam
membayar kewajiban jangka panjang maupun kewajiban-kewajiban yang apabila
perushaan dilikiudasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos atu sifatnya jangka panjang
seperrti aktiva tetap utang jangka panjang. Adapun yang termasuk rasio solvabilitas
adalah sebagai berikut :
Pada Tabel. Debt and Equty Ratio menunjukan PT Air Asia Indonesia TBK
memiliki perbandinga anatara total liablitas dengan equity. Dimana total liability PT Air
Asia Indonesia TBK lebih tinggi dibanding equitasnya , hal ini menunjukan aset
perusahaan yang dikontribusikan oleh kreditor lebih besar dan menyiratkan lebih
sedikit kesempatan untuk berkembang melalui penggunaan pembiayaan hutang.
Pada Tabel. Debt to Equty Ratio menunjukan PT Air Asia Indonesia TBK memiliki
rasio 11.9. jika dibandingkan dengan rata-rata rasio perusahaan pesaing, maka rasio PT
Air Asia Indonesia TBK lebih tinggi. Biasanya, nilai debt to equity ratio yang optimal
dalam suatu perusahaan adalah sekitar satu kali, dimana jumlah utang sama dengan
jumlah ekuitas. Untuk kebanyakan perusahaan saat ini, debt to equity ratio yang bisa
diterima adalah sekitar 1,5 kali hingga dua kali. Untuk perusahaan yang sudah go
publik, maka debt to equity ratio yang bisa diterima adalah 2 kali atau lebih. Hal ini
menggambarkan PT Air Asia Indonesia TBK tidak mampu menghasilkan dana yang
cukup dalam memenuhi kewajiban utangnya. Namun, nilai debt to equity ratio yang
rendah juga bisa menandakan bahwa pihak perusahaan tidak mampu meningkatkan
keuntungannya secara maksimal.
Pada Tabel. Times Interest Earned Ratio menunjukan PT Air Asia Indonesia
TBK memiliki rasio -1.95. Jika dibandingkan dengan rata-rata rasio perusahaan pesaing,
maka rasio PT Air Asia Indonesia TBK sangat buruk. Hal ini menunjukan PT Air Asia
Indonesia TBK tidak memiliki kemampuan untuk mebayar hutang dan bunganya yang
artinya solvabilitasnya juga buruk.
C. Profitabilty
Rasio Profabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemapuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dari akifitas normal bisnisnya.
1. Profit Margin
Profit margin adalah rasio yang membandingkan keuntungan perusahaan
dengan jumlah total uang yang dihasilkannya. Rasio ini digunakan untuk
memberi analis gambaran tentang stabilitas keuangan perusahaan. Perusahaan
yang menghasilkan keuntungan lebih besar per nilai dari penjualan berarti lebih
efisien. Efisiensi itu membuat perusahaan lebih mungkin bertahan ketika lini
produk tidak memenuhi harapan, atau ketika periode kontraksi ekonomi
menghantam perekonomian yang lebih luas.
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡
Profit Margin =
𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
Tabel. Profit Margin
Company Net Profit Net sales Ratio
PT AIRASIA INDONESIA TBK -
(157,368,618,806) 6,708,800,607,590
0,0235
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk 89,840,426,680 63,614,541,010,696 0,0014
Singapore Airlines Limited 7,584,552,269,642 171,568,962,871,140 0,0460
Vietnam Airlines JSC 1,520,618,492,022 58,864,919,250,068 0,0258
Thai Airways International Public -
(5,618,887,424,954) 86,059,636,110,201
Company Limited 0,0653
Average 0,0035
Pada Tabel. Profit margin menunjukan PT Air Asia Indonesia TBK memiliki rasio
-0,0235. Jika dibandingkan dengan rata-rata rasio perusahaan pesaing, maka rasio PT
Air Asia Indonesia TBK sangat buruk. Hal ini menunjukan PT Air Asia Indonesia TBK
mengalami ketidak stabilan keuangan yang artinya Profitibilitasnya juga buruk.
Pada Tabel. Return on assets menunjukan PT Air Asia Indonesia TBK memiliki
rasio -0,0577. Jika dibandingkan dengan rata-rata rasio perusahaan pesaing, maka
rasio PT Air Asia Indonesia TBK sangat buruk. Hal ini menunjukan PT Air Asia Indonesia
TBK ketidak mampuan modal yang diinvestasikan dalam nilai aktiva secara
keseluruhan untuk bisa menghasilkan keuntungan neto sesudah pajak.
D. Market Prospect’s
Rasio Prospek Pasar digunakan untuk membandingkan harga saham perusahaan
yang diperdagangkan secara publik dengan ukuran keuangan lain seperti pendapatan
dan tingkat dividen. Rasio ini berguna bagi investor untuk memprediksi berapa harga
saham di masa depan berdasarkan pendapatan saat ini dan pengukuran dividen.
1. Price-Earning Ratio
Price Earning Ratio (PER) adalah salah satu ukuran paling dasar dalam
analisis saham secara fundamental. Secara mudahnya, PER adalah ‘perbandingan
antara harga saham dengan laba bersih perusahaan’, dimana harga saham sebuah
emiten dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan oleh emiten tersebut dalam
setahun. Karena yang menjadi fokus perhitungannya adalah laba bersih yang telah
dihasilkan perusahaan, maka dengan mengetahui PER sebuah emiten, kita bisa
mengetahui apakah harga sebuah saham tergolong wajar atau tidak secara real dan
bukannya secara future alias perkiraan.
𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑐𝑜𝑚𝑚𝑜𝑛 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒
Price − Earning Ratio =
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒
Pada Tabel. Price Earning ratio menunjukan PT Air Asia Indonesia TBK memiliki
rasio 1.05. Jika dibandingkan dengan rata-rata rasio perusahaan pesaing, maka rasio PT
Air Asia Indonesia TBK masih dibawah rata-rata bahkan pesaing terdekanya Vietnam
Airlines JSC tertinggal jauh. Hal ini menunjukan PT Air Asia Indonesia TBK memiliki
harga saham yang rendah.
2. Deviden Yield
Rasio Hasil Dividen adalah rasio keuangan yang membandingkan jumlah dividen
tunai yang dibagikan kepada pemegang saham dengan harga saham. Dividen Yield
dinyatakan dengan persentase (%) dan merupakan daya tarik investasi terhadap
saham pada suatu perusahaan . Dividend Yield digunakan oleh investor untuk
menunjukan bagaimana investasi mereka menghasilkan arus kas dalam bentuk dividen
atau kenaikan nilai aset oleh apresiasi saham.
𝐴𝑛𝑛𝑢𝑎𝑙 𝑐𝑎𝑠ℎ 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒
Deviden Yield =
𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒
Pada Tabel. Price Earning ratio menunjukan PT Air Asia Indonesia TBK memiliki
rasio 0. Dan sama halnya dengan perusahaan pesaingnya. Dengan kata lain baik PT Air
Asia Indonesia TBk maupun pesainya belum mebagikan deviden.
KESIMPULAN
• Analisis horizontal pada laporan posisi keuangan tahun 2018-2019 dapat dilihat
bahwa PT Air asia Indonesia mengalami peningkatan nilai aset lancar
106%sedangkan liablitas jangka pendeknya mengalami penurunan sebesar 28%.
Hal ini membuat peningkatan performa Liquiditas dibanding tahun sebelumnya.
Peningkatan Equitassebanyak 125% dan penuruna Liabilitas sebanyak 34% juga
membantuk peningkata performa rasio Solvabilitas.
• Analisis Horizontal pada laporan laba rugi tahun 2019-2018 dapat dilihat bahwa
PT Air asia Indonesia mengalami peningkatan pada pendapatan usaha sebanyak
58% hal ini menyebabkan kenaikan performa liquiditas pada rasiototal aset
turnover dan account receivable turn over. Peningkatan pendapatan usaha ini
didorong oleh oleh peningkatan jumlah penumpang sebesar 52% dan kondisi
pasar yang lebih baik, terlihat dari RASK yang meningkat 11% dibandingkan
tahun 2018.
• Analisis Trend pada laporan laba rugi mencatatkan peningkatan pendapatan
secara terus menerus selam 5 tahun, namun pada tahun 2018 terjadi
peningkatan Cost of sales yang di sebakan melemahnyanilai rupiah dan naiknya
harga avtur yang memnyebab kerugian dana penuruna performa.
• Analisa Vertikal pada laporan posisi keuangan tahun 2018-2019 dapat dilihat
bahwa PT Air asia Indonesia mengalami peningkatan nilai aset lancar dan liabilitas
jangka pendek , sedangakan liabilitas jangka panjang dan aset tidak lancar
mengalami penurunan nilai.
• Analisa Rasio liquiditas PT Air asia Indonesia TBK tidak dapat menutupi
kewajiaban jangka pendeknya. Dan performa liquiditynya masih dibawah rata rata
industri dan kompetitor terdekatnya. Namun memiliki performa efisensi dalam
menghasilkan pendatan.
• Analisa Rasio Solvabilitas menunjukan PT Air Asia Indonesia TBK tidak dapat
menutupi kebutuha jangka panjang, atau dapat dikatakan aset perusahaan yang
di kontribusikan oleh kreditor lebih besar yang menyiratkan jalanya operasional di
tanggung oleh kewajiban jangka panjang. Performanya di banding denga industri
dan kompetitor terdekatnya masih jauh di bawah.
• Analisa Profitablitas menunjukan PT Air Asia Indonesia tidak mampu
mengahasilkan keuntungan dari aktifitas normanya, bahkan cenderung
mengalami kerugian
• Analisa Market Prospect menunjukan kurang menarik bagi investor dikarenakan
harga saham yang sangat rendah dan deviden yangkecil.
REFRENSI
Slide materi perkuliahan part 17, how to analyze a finacial statement
Bursa Efek Indonesia, Laporan Keuangan Tahunan 2015, 2016, 2017,2018, dan 2019
(diakses di http://www.idx.co.id
https://investor.thaiairways.com/en/downloads/annual-report
https://www.vietnamairlines.com/vn/en/vietnam-airlines/investor-relations/annual-
reports
https://www.singaporeair.com/en_UK/sg/about-us/information-for-investors/annual-
report/
https://finbox.com/IDX:CMPP
https://www.wsj.com/market-data/quotes/ID/XIDX/CMPP