Anda di halaman 1dari 2

TUGAS TEKNIK PENGELOLAAN LIMBAH PADAT DAN B3

Bagian Ke-1
Nama : Muhamad Sugi Mukti
Asal : Kabupaten Serang

Gambar 1 Tempat sampah Pertigaan Ciparay, Serang organik (biru) dan anorganik (hijau)

(a) (b)
Gambar 2 (a) Isi tempat sampah organic (tidak sesuai) (b) anorganik (sesuai)
Lokasi di Parkiran Indomaret Ciparay, Jalan Raya Karang Bolong, Kp. Ciparay, Kec.
Cinangka, Kab. Serang, Prov. Banten.
“Demi Allah, saya bersaksi bahwa foto-foto yang saya sertakan dalam tulisan ini
merupakan hasil karya saya pribadi.”
Bagian ke-2
Fenomena isi tempat sampah yang tidak sesuai dengan nama tempat sampah
(peruntukkan) tersebut sudah marak dan bukan terjadi akhir-akhir ini saja. Salah satu cara
untuk mendeteksinya ialah dengan memperhatikan para pengepul sampah yang bisa didaur
ulang dengan mereka yang bukan hanya membuka tempat sampah anorganik yang dapat di
daur ulang melainkan juga membuka tempat sampah organic. Hal ini mengindikasikan bahwa
sampah daur ulang juga terdapat pada tempat sampah tersebut. Selain itu, lebih parah lagi
banyak tempat sampah seperti gambar diatas terdapat sampah diluar tempat sampah tersebut,
di bawah atau disampingnya. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat yang masih enggan
untuk memilah sampah sendiri. Tentu sangat merepotkan petugas kebersihan. Terdapat pula di
beberapa sudut kota tidak ada tempat sampah yang memadai sesuai dengan Undang-undang,
padahal Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (UUPS) Pasal
13 mengatur “Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan
khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya wajib menyediakan fasilitas
pemilahan sampah.”
Usaha perbaikan yang dapat dilakukan agar sampah di Indonesia terpilah dan tersimpan
sementara dengan baik adalah dengan memberikan penghargaan seperti kalpataru, baik berupa
material ataupun non material. Selain itu mendirikan UMKM semacam industry kerajinan
tangan dari sampah yang mana bahan baku (sampah) dibeli dari masyarakat, sehingga
masyarakat yang menjual dapat memilah sampah mereka sesuai dengan yang mereka jual
(Putra dan Yuriandala 2010). Selain itu juga dapat mengurangi jumlah sampah serta jenis
sampah yang dibuang. Cara lain ialah dengan membuat regulasi seperti di negara Jerman
dengan nama “Pfandflaschen” atau pengembalian botol dengan jaminan. Pemerintah membuat
pos pengembalian botol bekas dengan jaminan tersebut (biasanya di supermarket atau
minimarket) dan jaminan tersebut dapat ditarik kembali oleh orang yang mengembalikan botol
tersebut. Selain membantu dalam aspek lingkungan, hal tersebut juga sangat membantu dalam
aspek sosial, dimana para gelandangan disana bekerja mengumpulkan botol untuk kemudian
dijual kembali. Negara Jepang juga punya regulasi tersendiri yang baik untuk dicontoh
Indonesia. Disana petugas pengangkut sampah hanya mengangkut sampah yang telah dipilah
dan di tempatkan pada plastic khusus masing-masing jenis sampah. Pemerintah Jepang
mematok harga plastic tersebut relative tinggi sehingga masyarakat ditempatkan pada dua
pilihan. Pilihan pertama ialah menggunakan plastic tersebut yang harganya mahal untuk
diangkut oleh petugas atau membuang sendiri sampah ke TPS secara terpilah (As’ad et al
2019). Tempat sampah yang sesuai juga perlu dipersiapkan, mulai dari dimensi hingga
penempatan yang sesuai dengan kesepakatan. Agar pengangkutan dapat berjalan sesuai dengan
semestinya. Beberapa cara tersebut tentu akan berhasil apabila mendapat dukungan dari kedua
pihak, pemerintah dan masyarakat. Buday-budaya ‘buang sampah’ yang buruk harus
dihilangkan. Hukuman denda bagi masyarakat yang hanya sekadar hitam di atas putih perlu
lebih ditegakkan, bisa dengan membuat satuan khusus pemberantas pembuang sampah. Selain
itu propaganda sosial perlu ditingkatkan untuk mendorong masyarakat dalam memilah sampah
yang dibuang.
Daftar Pustaka
As’ad, N.A., Jinca, M.Y., Kumala, Y. 2019. Konsep Pemilahan Sampah Model Desa
Kamikatsu Jepang di Kota Makassar (Studi Kasus : Kecamatan Mamajang). Jurnal
Wilayah dan Kota Maritim. 7(1): 1 – 10.
Putra, H.P., & Yuriandala, Y. 2010. Studi Pemanfaatan Sampah Plastik Menjadi Produk dan
Jasa Kreatif. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan. 2(1): 21 – 31.
https://www.dw.com/id/pemisahan-dan-pengelolaan-sampah-di-jerman. Diunduh pada 26
Februari 2021 pukul 19:30 WIB.

Anda mungkin juga menyukai