Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN

TUGAS MATAKULIAH TUGAS 3

Nama Mahasiswa : SUTRISONGOKLASMANULLANG……………..

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 030677881…………………………………………

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4408/ HUKUM ISLAM DANACARA PERADILAN


AGAMA

Kode/Nama UPBJJ : UPBJJ PONTIANAK…………….

Masa Ujian : 2021/22.1 (2021.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. A. Pada hukum islam semua anggota keluarga, termasuk istri siri dan anak-anak yang
dihasilkan dari pernikahan siri memperoleh bagian warisan. Namun untuk hukum perdata,
istri dan anak siri tidak mendapat bagian warisan
:
B. adapun pembagian warisan menurut hukum islam adalah sebagai berikut:

1. Istri/Janda:

• Pembagian warisan jika ibu meninggal dan tidak memiliki anak/cucu memperoleh ¼
bagian.
• Jika memiliki anak/cucu memperoleh 1/8 bagian.

Anak Perempuan:

• Sendirian, tidak memiliki anak/cucu memperoleh ½ bagian.


• Dua atau anak perempuan tidak ada anak atau cucu laki-laki memperoleh 2/3 bagian.

Anak Laki-Laki:

• Sendirian atau bersama anak/cucu lain (lakilaki atau perempuan) mendapatkan sisa
seluruh harta setelah dibagi pembagian lain.

Keterangan : Pembagian harta warisan antara laki-laki dan perempuan ialah 2 : 1

2. Ketentuan mengenai waris dalam KUH Perdata diatur dalam Bab XII Buku II KUH
Perdata. Pasal 832 KUH Perdata menyatakan:
Menurut undang-undang, yang berhak menjadi ahli waris ialah keluarga sedarah, baik
yang sah menurut undang-undang maupun yang di luar perkawinan, dan suami atau
isteri yang hidup terlama, menurut peraturan-peraturan berikut ini. Dengan demikian,
Ahmad yang merawat Hermawan berdasarkan asa tersebut berhak menerima waisan
yang diberikan oleh Hermawan bila dibandingkan dengan anak-anaknya selain itu, surat
warisan merupakan pegangan hukum yang kuat atas gugatan tersebut

3. A. Mediasi merupakan cara penyelesaian sengketa secara damai yang tepat, efektif, dan
dapat membuka akses yang lebih luas kepada para pihak untuk memperoleh penyelesaian
yang memuaskan serta berkeadilan.Perdamaian merupakan cara terbaik dalam
menyelesaikan persengketaan di antara pihak berperkara. Dengan perdamaian, maka
pihak-pihak berperkara dapat menjajaki suatu resolusi yang saling menguntungkan satu
sama lain. Ini dikarenakan, dalam perdamaian, yang ditekankan bukanlah aspek hukum
semata, namun bagaimana kedua belah pihak tetap dapat memperoleh manfaat yang
sebesar-besarnya dari pilihan-pilihan yang mereka sepakati
B. Mediasii sebagai instrument untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap keadilan
sekaligus implementasi asas penyelenggaraan peradilan yang sederhana, cepat, dan
berbiaya ringan. Ketentuan hukum acara perdata yang berlaku, Pasal 154 Reglemen
Hukum Acara untuk daerah luar jawa dan Madura (Reglement Tot Regeling Van Het
Rechtwezen In De Gewesten Buiten Java En Madura, Staatsblaad 1927:227) dan Pasal
130 Reglemen Indonesia yang diperbaharui (Het Herziene Inlandsch Reglement, Staatsblaad 1941:
44)
C. Mediator adalah hakim atau pihak lain yang memiliki sertifikat mediator sebagai pihak
netral yang membantu para pihak dalam proses perundingan guna mencari berbagai
kemungkinan penyelesaian sengketa tanpa menggunakan cara memutus atau
memaksakan sebuah penyelesaian. Ketentuan mengenai prosedur mediasi dalam
Peraturan Mahkamah Agung berlaku dalam proses berperkara di Pengadilan baik dalam
lingkungan peradilan umum maupun peradilan agama. Setiap hakim, mediator, para pihak
dan/atau kuasa hukum wajib mengikuti prosedur penyelesaian sengketa melalui mediasi.
Hakim pemeriksa perkara dalam pertimbangan putusan wajib menyebutkan bahwa perkara
telah diupayakan perdamaian melalui mediasi dengan menyebutkan nama mediator.
Hakim pemeriksa perkara yang tidak memerintahkan para pihak untuk menempuh mediasi
sehingga para pihak tidak melakukan mediasi telah melanggar ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai mediasi di Pengadilan.

Anda mungkin juga menyukai