Jawaban Uts Sri Hartati
Jawaban Uts Sri Hartati
SOAL UTS
NAMA:Sri Hartati
NIM:201110102
KELAS:5 HKI/C
Jawaban
1.)Menurut saya dari beberapa yang saya baca tentang pengertian peradilan agama
Bahwa peradilan agama adalah bertujuan untuk mempertegas kedudukan dan kekuasaan peradilan agama
sebagai kekuasaan kehakiman sesuai dengan UU No. 14 Th. 1970 Menciptakan kesatuan hukum peradilan
agama khususnya terkait perkara kewarisan. Menciptakan kesatuan hukum peradilan agama Putusan PA tidak
lagi dikukuhkan (executoir verklaaring) oleh PN
Peradilan agama juga berwenang memeriksa memutus, dan menyelesaikan perkara ditingkat pertama antara
orang-orang yang beragama Islam di bidang:
a. perkawinan;
b. waris;
c. wasiat;
d. hibah;
e. wakaf;
f. zakat;
g. infaq;
h. shadaqah; dan
i. ekonomi syari’ah.
2.) A.assas umum di peradilan agama
-.asas kewenangan mengadili tidak meliputi sengketa hak milik
Mahkamah Agung memutus pada tingkat pertama dan terakhir semua sengketa tentang kewenangan
mengadili :
o antara Pengadilan di lingkungan Peradilan yang satu dengan Pengadilan di Lingkungan
Peradilan yang lain;
o antara dua Pengadilan yang ada dalam daerah hukum Pengadilan Tingkat Banding yang
berlainan dari Lingkungan Peradilan yang sama;
o antara dua Pengadilan Tingkat Banding di Lingkungan Peradilan yang sama atau antara
lingkungan Peradilan yang berlainan.
Sengketa tentang kewenangan mengadili terjadi :
jika 2 (dua) Pengadilan atau lebih menyatakan berwenang mengadili perkara yang sama;
jika 2 (dua) Pengadilan atau lebih menyatakan tidak berwenang mengadili perkara yang
sama
menjadi masalah ketika hakim menunggu perkara diajukan sebab pihak-pihak yang menderita kerugian yang
berhak mengambil pilihan hukum atau keputusan dalam menyelesaikan sengketa.
B.asas yang berlaku di peradilan agama dan peradilan umum
-asas hakim pasif Hakim bersifat Pasif
Ruang lingkup pokok sengketa ditentukan oleh para pihak bukan oleh hakim. Hal ini sesuai dengan ketentuan
pasal 118 ayat (1) HIR, pasal 142 ayat (1) R.Bg. Hakim hanya membantu para pencari keadilan dan berusaha
mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk dapat tercapainya peradilan.
Sebaliknya hakim harus aktif dalam memimpin jalannya pesidan- gan, membantu kedua pihak dalam
menemukan kebenaran, tetapi da- lam memeriksa perkara perdata hakim harus bersifat tut wuri. Hakim terikat
pada peristiwa yang diajukan oleh para pihak.
Para pihak dapat secara bebas mengakhiri sendiri sengketa yang telah diajukannya ke muka pengadilan, sedang
hakim tidak dapat menghalang-halanginya. Hal ini dapat berupa perdamaian atau pen- cabutan gugatan. Sesuai
dengan pasal 130 HIR, 154 R.Bg.
Apakah yang bersangkutan akan mengajukan banding ataupun tidak itupun bukan kepentingan daripada hakim
(pasal 6 UU 20 tahun 1947).
Jadi pengertian pasif disinilah adalah hakim tidak memperluas pokok sengketa. Akan tetapi itu semuanya tidak
berarti bahwa ha- kim sama sekali tidak aktif. Selaku pimpinan sidang hakim harus aktif memimpin
pemeriksaan perkara dan tidak merupakan pegawai atau sekedar alat dari pada para pihak, dan harus berusaha
sekeras-keras- nya mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk dapat tercapi
-asas Nebis In Idem adalah perkara dengan obyek, para pihak dan materi pokok perkara yang sama, diputus
oleh pengadilan dan telah berkekuatan hukum tetap baik mengabulkan atau menolak, tidak dapat diperiksa
kembali untuk kedua kalinya. Gugatan yang diajukan seseorang ke pengadilan dan mengandung Ne bis In Idem,
harus dinyatakan oleh hakim bahwa gugatan tersebut tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk Verklaard).
3.) kekuasaan Absolute yang juga disebut kekuasaan kehakiman atribusi (atributie van rechtsmacht) adalah
kewenangan mutlak atau kompetensi absolut suatu pengadilan; kewenangan badan pengadilan di dalam
memeriksa jenis perkara tertentu dan secara mutlak tidak dapat diperiksa oleh badan pengadilan lain (R.
Soeroso, 1994: 6).29
4.)PENCEGAHAN PERKAWINAN
Pencegahan perkawinan adalah usaha untuk membatalkan perkawinan sebelum perkawinan itu berlangsung.
Pencegahan perkawinan itu dapat dilakukan apabila calon suami atau calon istri yang akan melangsungkan
pernikahan berdasarkan hukum islam yang termuat dalam pasal 13 Undang-undang Nomor 1 tahun 1974, yaitu
perkawinan dapat dicegah apabila ada pihak yang tidak memenuhi syarat-syarat melangsungkan perkawinan.
[1] Syarat pencegahan perkawianan dibagi dalam dua segi, yaitu[2]:
1. Syarat Materiil: berkaitan dengan pencatatan perkawinan, akta nikah, dan larangan perkawinan.
Diantaranya yaitu tentang larangan adanya atau dilakukannya suatu perkawinan.
2. Syarat administratif: syarat perkawinan yang melekat pada setiap rukun perkawinan (calon mempelai laki-
laki dan wanita, saksi dan wali) dan pelaksanaan akad nikahnya.
Pencegahan perkawinan ini tidak dibahas secara khusus dalam kitab-kitab fiqih. Namun usaha untuk tidak
terjadinya perkawinan itu dibicarakan secara umum dalam bahasan yang terpisah-pisah.[3] Perkawinan dapat
dilangsungkan jika syarat dan rukunnya sudah terpenuhi serta sudah tidak ada lagi penghalang yang
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
كليــــةالشريعــــة
FAKULTAS SYARIAH
Jl. Jend. Sudirman No. 30 Serang 42118 Telp. 0254-2000323 Fax. 0254-200022 e-mail: syariah@uinbanten.ac.id
3.Gugatan diajukan di salah satu pengadilan tempat tinggal Tergugat jika Tergugat lebih dari satu orang.
4.Gugatan diajukan di salah satu pengadilan yang dipilih/disepakati.
cerai talak
Bahwa berdasarkan UU RI No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama Pasal 66 ayat (1) dan (2) menyatakan ;
Seorang suami yang beragama Islam yang akan menceraikan istrinya mengajukan permohonan kepada
Pengadilan untuk mengadakan sidang guna menyaksikan ikrar talak.
Permohonan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) diajukan kepada Pengadilan yang daerah hukumnya
meliputi tempat kediaman termohon, kecuali apabila termohon dengan sengaja meninggalkan tempat
kediaman yang ditentukan bersama tanpa izin Pemohon.
Bahwa yang dimaksud dengan tempat kediaman adalah alamat atau tempat tinggal termohon dan menurut M.
Yahya Harahap, S.H. dalam Bukunya Hukum Acara Perdata yang dimaksud dengan alamat yaitu; “Menurut
hukum sesuai dengan tata tertib beracara, yang dimaksud dengan alamat meliputi:Alamat kediaman pokok
Bisa juga alamat kediaman tambahanAtau tempat tinggal riil
Pokoknya didasarkan pada asas yang bersangkutan secara nyata bertempat tinggal.”
6..) A.Rekonvensi
Menurut M. Yahya Harahap dalam buku Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan,
Pembuktian, dan Putusan Pengadilan (hal. 468) istilah (gugatan) rekonvensi diatur dalam Pasal 132a HIR yang
maknanya rekonvensi adalah gugatan yang diajukan tergugat sebagai gugatan balasan terhadap gugatan yang
diajukan penggugat kepadanya. Dalam penjelasan Pasal 132a HIR disebutkan, oleh karena bagi tergugat diberi
kesempatan untuk mengajukan gugatan melawan, artinya. untuk menggugat kembali penggugat, maka
tergugat itu tidak perlu mengajukan tuntutan baru, akan tetapi cukup dengan memajukan gugatan pembalasan
itu bersama-sama dengan jawabannya terhadap gugatan lawannya
B.)Konvens
Istilah konvensi sebenarnya merupakan istilah untuk menyebut gugatan awal atau gugatan asli. Istilah ini
memang jarang digunakan dibanding istilah gugatan karena istilah konvensi baru akan dipakai apabila ada
rekonvensi (gugatan balik tergugat kepada penggugat). Di dalam penjelasan Yahya Harahap (hal. 470), Anda
dapat menemukan bahwa ketika penggugat asal (A) digugat balik oleh tergugat (B) maka gugatan A disebut
gugatan konvensi dan gugatan balik B disebut gugatan rekonvensi.
C.Upaya intervensi adalah pihak ketiga yang semula tidak turut sebagai pihak dalam suatu perkara yang sedang
berjalan pada proses pemeriksaannya disidang Pengadilan, menerjunkan diri sebagai pihak (penggugat
intervensi) terutama untuk membela hak dan kepentingannya sendiri, berhadapan penggugat dan tergugat
semula.
7.) Pada dasarnya, jawaban bukanlah suatu kewajiban Tergugat di persidangan, melainkan adalah hak Tergugat
untuk membantah dalil-dalil yang Penggugat sampaikan dalam gugatannya.
Hakikatnya pemberian hak bagi Tergugat mengajukan jawaban ini sesuai dengan asas audi alteram partem
atau auditur et altera pars, yaitu pemberian hak yang sama kepada tergugat untuk mengajukan pembelaan
kepentingannya.
Jadi merujuk pada penjelasan tersebut tidak ada asas yang menyatakan bahwa Tergugat/Turut tergugat tidak
perlu untuk memberikan jawaban atas suatu gugatan. Justru mengajukan jawaban merupakan hak bagi
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
كليــــةالشريعــــة
FAKULTAS SYARIAH
Jl. Jend. Sudirman No. 30 Serang 42118 Telp. 0254-2000323 Fax. 0254-200022 e-mail: syariah@uinbanten.ac.id
Tergugat.
Kemudian mengenai Turut Tergugat, kedudukan Turut Tergugat adalah cukup hadir menjalani proses
persidangan di persidangan dan menerima putusan yang dijatuhkan oleh hakim. Turut Tergugat selama proses
persidangan tidak diwajibkan untuk melakukan sesuatu. Hal ini berlaku pula dalam hal Turut Tergugat
membuat jawaban.
8.contoh surat gugatan
Selasa 01 November 2022
kepada Yth Bapak/ibu ketua pengadilan negri /Agama
ditempat
Dengan hormat:
Bersama surat ini,saya
Nama: Masitoh
umur:29
Alamat: kp.congek da.babakan kec .Pakuhaji kan.tangerang prov.Banten
dalam ini disebut sebagai pihak PENGGUGAT
bermaksud mengajukan permohonan gugatan cerai terhadap
Nama: rifaldI
Umur:32
Alamat: kp cigereng desa Sukasari kec Jayanti kan tangerang prov Banten
dalam hal ini disebut sebagai pihak TERGUGAT
sebagai bahan pertimbangan ,berikut ini adalah beberapa dasar serta alasan diajukan surat permohonan
gugatan cerai
1.pada tanggal 17 Oktober 2012 pihak penggugat dan tergugat telah melangsungkan perkawinan dan tercatat
di kantor urusan agama KUA pengadilan kota tangerang dengan akta kelahiran nomor 123 tertanggal 17
Oktober
2. Selama melangsungkan perkawinan pihak penggugat dan tergugat telah dikaruniai seorang anak perempuan
lahir pada tanggal 6 September 2015 dengan akta kelahiran nomor 167
3. Walaupun tergugat sudah memiliki pekerjaan tetap .namun selama melangsungkan perkawinan pihak
penggugat hanya diberi nafkah batin pada tahun pertama pernikahan saja
4. Pada 12 Februari tahun 2022 tergugat telah melangsungkan kekerasan dalam rumah tangga yang terbukti
dari hasil visum yang di keluarkan oleh pihak kepolisian nomor 24 tanggal 14 Februari tahun 2022
Berdasarkan uraian diatas pihak penggugat memohon kepada majelis hakim yang mengurusi dan memeriksa
perkara ini untuk :
-menerima gugatan dari pihak penggugat
-mengabulkan gugatan pihak penggugat untuk kesehatan
membebankan seluruh biaya perkara ini kepada penggugat
Demikian surat permohonan cerai ini saya ajukan atas perhatian dan dikabulkannya permohonan ini saya
ucapkan banyak Terimakasih
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
كليــــةالشريعــــة
FAKULTAS SYARIAH
Jl. Jend. Sudirman No. 30 Serang 42118 Telp. 0254-2000323 Fax. 0254-200022 e-mail: syariah@uinbanten.ac.id
Hormat saya
Masitoh