Kelompok 10-Makalah BK (Asas-Asas Bimbingan Dan Konseling)
Kelompok 10-Makalah BK (Asas-Asas Bimbingan Dan Konseling)
Disusun Oleh :
Kelompok 10
1. Dea Aurellia (191444022)
2. Ininda Tamu Ina Wulang (191444025)
3. Filmonia Greslita Bili (191444027)
Dosen Pengampu:
Prias Hayu Pubaning Tyas, M. Pd
Asas kerahasiaan
Asas kerahasiaan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut
dirahasiakannya sejumlah data dan keterangan peserta didik (klien) yang
menjadi sasaran layanan yaitu data atau keterangannya yang tidak boleh dan
tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini guru pembimbing
berkewajiban penuh memiliki dan menjaga semua data dan keterangan itu
sehingga kerahasiaannya benar-benar tejamin (Kurniati, 2018).
Asas kerahasiaan itu digunakan ketika seorang siswa atau klien yang
mempunyai masalah dan seorang guru BK harus dapat merahasiakannya.
Seorang guru BK bertanggung jawab menjaga kerahasiaan atas informasi yang
ia dapat dari klien atau siswanya, untuk menjaga kepercayaan dari siswa atau
klien tersebut. Akan tetapi kerahasiaan tersebut mempunyai batas-batasan
yang harus dipertimbangkan antara kepentingan dari sekolah atau lembaga
pendidikan dan kepentingan dari siswa itu sendiri. Adapun tujuan dari
menjaga asas kerahasian bagi seorang guru BK ialah mempermudah guru BK
mendapatkan kepercayaan dari kliennya, dapat menjaga aib atau keburukan
orang lain sehingga menjadi ladang pahala bagi seorang guru BK.
Siswa yang ingin berkonsultasi kepada guru BK dapat dipengaruhi
oleh cara dari guru itu sendiri dalam memberikan layanan dan menjaga
kerahasiaan masalah siswanya, semakin baik cara yang digunakan dalam
menjaga kerahasiaan terhadap siswanya tersebut maka semakin berhasil pula
guru tersebut dalam membimbing. Namun sebaliknya jika dalam
pelaksanaanya tidak mempunyai cara dalam memberikan layanan dan menjaga
kerahasiaan masalah siswanya maka semakin sulit dalam pencapaian tujuan
dari masalah tersebut (Khairuddin & Jayanti, 2018).
Asas kesukarelaan
Asas kesukarelaan yaitu asas bimbingan dan konseling yang
mengkehendaki adanya kesukarelaaan dan kerelaan peserta didik (klien)
mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukan baginya. Dalam hal
ini guru pembimbing berkewajiban membina dan mengembangkan
kesukarelaan seperti itu (Kurniati, 2018). Dalam hal ini guru pembimbing
berkewajiban membina dan mengembngkan kesukarelaan tersebut. Jika asas
kerahasiaan tertanam dengan baik dalam diri siswa maka bagi mereka yang
mempunyai masalah tidak akan merasa canggung (sukarela) untuk
menceritakan kepada pembimbing dan meminta bimbingan atas masalah yang
dihadapinya. Proses bimbingan dan konseling harus berlangsung atas dasar
kesukarelaan, baik dari pihak si terbimbing maupun pihak konselor.
Contohnya konseling sakit hati karena dikirim oleh waka kesiswaan ke bk,
dalam hal ini konseling masih dalam keadaan terpaksa, dan sebisa mungkin
sebelum proses konseling, konseling ini harus sukarela dulu mau di konseling,
tidak boleh terpaksa. Konselornya pun harus sukarela.
Asas keterbukaan
Asas keterbukaan dalam bimbingan dan konseling mengajarkan siswa
atau klien yang menjadi sasaran kegiatan untuk bersikap terbuka dan tidak
berpura-pura baik di dalam keterangan dan meteri dari luar yang berguna bagi
pengembangan dirinya. Guru pembimbing juga memiliki tugas untuk
mengembangkan keterbukaan siswa atau klien nya saat sedang berkonsultasi
(Shilphy, 2019). Keterbukaan disini juga ditinjau dari dua sisi. Pihak klien
diharapkan mau membuka diri sehingga apa yang ada pada dirinya dapat
diketahui oleh orang lain (konselor). Yang kedua mau membuka diri dalam
arti mau menerima saran dan masukan dari pihak luar. Keterbukaan tercipta
dengan kesediaan konselor menjawab pertanyaan-pertanyaan klien dan
mengungkapkan diri konselor sendiri jika hal itu memang disetujui oleh pihak
klien (Switri, 2019).
Contohnya ada seorang konseli yang memiliki sifat tertutup,sebagai
konselor kita harus dapat mengubah konseling untuk berbicara secara terbuka
dan tidak berpura-pura dalam menceritakan masalah pribadinya
sendiri.sehingga konseli dapat berbicara jujur dan merasa nyaman dalam
menyampaikan masalahnya.
Asas kemandirian
Asas kemandirian yaitu bimbingan dan konseling yang menunjuk pada
tujuan umum bimbingan dan konseling, yaitu : peserta didik (klien) sebagai
sasaran layanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-
individu yagn mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri
dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta
mewujudkan diri sendiri sebagaimana telah diutarakan terdahulu. Guru
Pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan
dan konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian
peserta didik (Yusuf & Nurihsan, 2014).
Asas Kemandirian adalah asas yang menunjukan pada tujuan umum
bimbingan dan konseling yaitu peserta didik sebagai sasaran layanan/kegiatan
bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri,
dengan ciri mengenal diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil
keputusan, mengarahkan, serta mewujudkan diri sendiri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asas bimbingan dan konseling merupakan ketentuan-ketentuan yang harus
diterapkan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling. Pelaksanaan
asas bimbingan konseling di sekolah saat ini yaitu penegakan dan
penumbuhkembangan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah hanya mungkin
dilakukan oleh konselor profesional yang tahu dan mau bekerja, memiliki program
nyata dan dapat dilaksanakan. Penerapan asas bimbingan konseling, akan
memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan kegiatan, sedangkan
pengingkarannya akan dapat menghambat atau bahkan menggagalkan pelaksanaan
serta mengurangi keoptimalam pembelajaran. Bimbingan dan konseling baik sebagai
konsep maupun proses merupakan bagian integral dari program pendidikan di
sekolah. Oleh karena itu, bimbingan dan konseling haruslah dirancang untuk melayani
semua siswa.
DAFTAR PUSTAKA